Alya adalah seorang wanita yang masih duduk di bangku kuliah tingkat akhir, Alya wanita sederhana dengan latar belakang orang tua yang pas Pasan, Alya sangat berambisi agar bisa menjadi sarjana, Alya tidak mau bernasib sama seperti orang tuanya yang selalu di rendahkan hanya karena mereka lulusan SD, Alya ingin membuktikan pada mereka yang selalu merendahkan, jika orang seperti mereka bisa menyelesaikan pendidikannya, Alya termasuk mahasiswa yang pintar, sejak duduk di bangku sekolah, Alya selalu mendapatkan peringkat kelas, sampai akhirnya Alya mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di bangku kuliah.
awalnya semua berjalan lancar, Alya bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan uang beasiswa yang ia dapatkan, tapi akhir akhir ini__pikiran Alya terus terbagi, karena ibunya yang berada di kampung sedang tidak baik baik saja, ibunya memerlukan biaya besar untuk pengobatan penyakitnya, di tambah sang ayah yang sekarang tidak bekerja lagi karena pengurangan karyawan di perusahaan yang di tempati sang ayah.
Alya masih memiliki satu orang adik laki-laki yang duduk di bangku sekolah menengah atas, adiknya pun sering mengeluh padanya karena tunggakan sekolahnya, belum lagi banyak nya biaya lain yang di perlukan adiknya.
Alya sebagai anak tertua__pasti yang akan menanggung beban itu semua, Alya terus berkeliling mencari perusahaan yang mau menerimanya bekerja sambil kuliah, tapi sayang__sampai sekarang Alya belum mendapatkan tawaran itu, sampai di mana salah satu dosen di kampus nya tiba tiba menawarkan sesuatu yang tidak masuk akal, Alya di minta menikah dengannya agar ia bisa mendapatkan keturunan, sudah sepuluh tahun dosennya itu menikah __tapi sampai sekarang belum juga mendapatkan keturunan, alya di minta menikah Dengannya kemudian mengandung anak dari sang dosen, dengan imbalan semua biaya pengobatan ibunya dia yang menanggung , juga pendidikan sang adik akan di tanggung sampai masuk ke jenjang perguruan tinggi.
jelas Alya menolak tawaran itu, Alya menganggap ia sama saja menjual diri jika setuju dengan tawaran sang dosen, tapi dosennya itu terus membujuk agar Alya mau menikah dengannya, Alya adalah gadis cantik, baik hati, sopan, dan santun , jelas sang dosen ingin anak dari keturunan yang baik-baik, makanya ia memilih Alya agar bisa mengandung anaknya.
Alya di berikan waktu satu Minggu untuk berpikir, sedangkan di kampung__ Alya terus mendapat telpon dari sang adik mengenai kondisi ibunya yang menurun karena tidak mendapatkan perawatan yang baik
Sampai akhirnya Alya memberanikan diri menemui dosennya lagi untuk membicarakan masalah itu.
"duduk Al" ucap pria tegap, penuh wibawa di hadapan Alya
"Bagaimana Al keputusan kamu, saya harap kamu sudah memutuskan yang terbaik sebelum meminta saya untuk bertemu"
"s_saya__" alya terlalu gugup untuk mengutarakan keinginannya, tangan nya saling bertaut di bawah meja.
""a__apa bapa sungguh sungguh dengan tawaran bapa kemaren, apa bapak tidak akan melanggar janji itu" Alya memberanikan diri menatap wajah sang dosen
"saya sungguh sungguh Alya, apa kamu perlu bukti, saya bisa kirimkan uang untuk pengobatan ibu kamu, baru setelah nya kamu bisa tanda tangan ni surat perjanjian ini" Alya menatap sekilas surat yang di tulis tangan sendiri oleh pria di depannya, surat dengan materai di bawahnya
"boleh saya baca dulu pak, isi perjanjian nya" Rafa mendekatkan kertas perjanjian itu pada Alya
"kamu bisa tambahkan apa yang kamu inginkan "
perjanjian pernikahan
1, alya harus bisa mengandung anak dari Rafa secepatnya mungkin
2, alya tidak boleh menuntut Rafa untuk menjadi suami yang sesungguhnya selain menghabiskan waktu di atas ranjang dan memenuhi kebutuhannya sebagai seorang istri, selama mengandung anak Rafa" Alya meneguk salivanya, agak gelap di bagian kedua ini
3, Jika anak itu telah lahir, Alya tidak boleh menuntut hak apapun sebagai ibunya, alya tidak boleh mengakui sebagai ibu dari anak itu, Alya harus menghilang sejauh mungkin dari kehidupan sang anak
setelah Alya berhasil melahirkan seorang anak maka perjanjian pernikahan selesai, Alya akan di bebaskan dari tugas apapun, dan juga dari tuntutan apapun itu
"5 , Rafa akan menceraikan bercerai alya setelah anak mereka lahir.
"6.Alya tidak boleh menuntut harta Gono gini"
"7. tidak boleh melibatkan perasaan di dalam pernikahan yang akan mereka jalani "
"8. hubungan rumah tangga mereka harus di sembunyikan untuk menjaga perasaan dari istri sah Rafa, tidak boleh ada yang tau mengenai status mereka, dan jika alya sampai melanggar hal itu maka perjanjian di poin terakhir akan di batal saat itu juga"
"pak di poin ini kenapa Sangat terdengar merugikan saya, bagaimana orang tau tentang kita nanti, apa bapak akan menghapus poin di bagian terkahir meskipun bukan saya penyebab nya" Alya sedikit melayangkan protes pada poin itu, jelas di bagian itu sangat merugikan pihaknya
"saya sudah bilang kamu bisa tulis perjanjian yang kamu inginkan, tapi tidak untuk membantah perjanjian yang saya buat" Alya tidak di beri kesempatan untuk melayangkan protes, keputusan sang dosen sudah bulat, tidak dapat di ganggu gugat
sejauh ini__ isi surat perjanjian itu Hanya di penuhi keinginan dosennya saja, tidak ada keuntungan dari Alya, alya melanjutkan membaca isi suratnya setelah sebelumnya menatap sekilas sang dosen
"semua biaya pengobatan orang tua Alya akan di tanggung oleh Rafa, beserta biaya pendidikan sang adik, Rafa juga akan mengirimkan uang bulanan untuk keperluan orang tua Alya sebesar lima juta perbulan selama Alya masih berstatus sah istri dari Rafa"
sudah Hanya itu isi suratnya, Alya Hanya bisa mengerti di poin yang terakhir di mana poin itu juga yang pertama kali Rafa jelaskan padanya.
"bagaimana Al, apa ada yang mau kamu tambah kan"
Alya menggeleng, ia bingung sendiri apa yang harus di tambahkan di surat perjanjian itu, Alya hanya kurang setuju di bagian kedua dari terakhir, tapi alya tidak di ijinkan untuk mengoreksi apa yang sudah ditulis sang dosen
"kalo begitu bagaimana keputusan kamu Al, kamu bisa tanda tangani surat itu, Jika kamu setuju"
"Bagaimana dengan kuliah saya pak "
"Kamu bisa urus itu sendiri, terserah kamu, ingin lanjutkan kuliah mu atau mengajukan cuti, itu semua bisa kau urus sendiri "
Alya sudah berjanji pada ibunya untuk lulus tepat waktu dan mencari pekerjaan, Alya tidak ingin menunda-nunda kelulusannya, Alya tetap pada pendiriannya untuk lulus tahun depan, dan masalah lain yang akan muncul pasti bisa Alya hadapi nantinya.
Alya mengangguk, dengan tangan bergetar Alya membubuhkan tanda tangan nya di surat perjanjian itu.
Alya memberikan surat beserta pulpen nya pada Rafa untuk melakukan hal yang sama
"Baiklah kita cukupkan sampai di sini pertemuan kita, semua saya yang akan urus , kamu tinggal menunggu apa yang saya perintahkan "
Alya mengangguk, sepeninggal Rafa, Alya meneteskan air matanya, jelas hal itu bukan lah keinginannya tapi keadaan lah yang memaksanya, Alya sudah seperti menjual dirinya sendiri pada pria yang bur uang demi pengobatan sang ibu,
Alya takut orang tuanya murka setelah tau apa yang Alya lakukan di kota, demi keluarganya
"maafin Alya" Alya menangis dengan tangan menutup wajahnya, ingin menyalahkan takdir , Alya pun tau itu semua sudah ketetapan sang maha kuasa, Alya tidak boleh menyalahkan jalan hidup yang sudah di atur untuknya
Alya wanita berusia 21 tahun itu pun akhirnya rela mengorbankan dirinya demi keluarga yang begitu ia kasihi.
Alya akan menikah dengan pria yang usianya jauh di atasnya __usia 35 tahun, Alya tidak pernah memimpikan untuk hidup yang seperti ini,Alya memiliki impian yang tinggi, ia ingin suatu hari nanti akan ada seorang pria yang datang melamar nya, meminta restu kedua orangtuanya, mengikatnya dalam hubungan sakral pernikahan mencintai nya dan hidup bahagia sampai ke surga.
mungkin impian itu harus Alya kubur sedalam mungkin, hidupnya akan hancur sebentar lagi, ia akan menjadi istri dari pria yang jauh dari usianya, pria berwajah datar yang Selalu ia lihat sejak duduk di bangku kuliah semester awal, tapi sekarang pria itu akan menjadi suaminya, pria yang juga sudah memiliki istri, dan demi kebahagiaan istrinya Alya lah yang harus berkorban, dengan mengandung anak dari pria itu rela Alya lakukan.
gadis malang itu menangis di kediaman sederhananya, hari ini pernikahannya dengan sang dosen akan di laksanakan, pernikahan sederhana tapi sah di mata hukum dan agama, tidak ada pesta tidak ada tamu, mereka akan menikah di kantor Agama saja, dengan dress berwarna putih yang Alya miliki kini Alya sudah siap menuju kantor Agama untuk merubah statusnya menjadi menikah.

untuk restu dari orang tua Alya pun sudah di bereskan oleh Rafa, pria itu mendatangi kediaman orang tua Alya untuk meminta ijin menikah putri nya jelas orang tua Alya kaget dan tidak percaya dengan apa yang Rafa katakan, orang tua Alya awalnya tidak bisa merestui apa lagi pria yang akan menikahi putri mereka pria berumur 35 tahun , sangat jauh dari usia anaknya, walaupun Rafa tidak terlihat tua sama sekali, Rafa tidak terlihat seperti usianya sekarang, Rafa terlihat muda juga bugar , kulit Rafa putih bersih, dengan alis yang tebal, Rafa juga memiliki tinggi yang lumayan, dengan rambut yang sedikit panjang membuat tampilan Rafa jauh lebih keren dari perkiraan orang.
Alya tidak ikut saat itu, Alya hanya tidak mampu melihat wajah orang tuanya, bisa bisa Alya akan mengatakan dengan jujur alasan ia menikah dengan dosennya sendiri, karena tidak juga menemukan restu dari orang tua Alya, Rafa akhirnya menghubungi Alya, melalui panggilan telepon dengan suara bergetar Alya meminta ayahnya untuk merestui hubungan mereka karena sebentar lagi mereka akan melaksanakan pernikahan, akhirnya orang tua Alya tidak memiliki alasan lagi untuk menolak lamaran dari Rafa, meski mereka kecewa pada Alya yang tega teganya memikirkan untuk menikah disaat ibunya sedang tidak baik baik saja.
Alya telah sampai lebih dulu di kantor Agama, ia masih menunggu dosennya.
tidak lama akhirnya sang dosen datang __tapi pria itu datang tidak sendiri ada seorang wanita yang memeluk erat lengan pria itu__ya Rafa datang dengan Naila , istrinya

Alya menuguk kasar salivanya menatap dua orang yang saling cinta itu, Rafa dengan tatapan datar sedangkan sang istri menatapnya dengan tatapan sendu. ini baru pertama kali Alya melihat istri sang dosen, ternyata wanita itu sangat cantik dan Soleh pantas saja Rafa begitu setia padanya.
mereka berjalan mendekati Alya , degup jantung Alya berdetak tidak karuan
"perkenalan nama ku Naila" Naila menyodorkan tangannya pada Alya, dengan sedikit ragu Alya menyambut uluran tangan Naila
"Alya"
"sebentar lagi kamu akan menjadi istri dari suamiku, semoga apa yang sudah kita rencanakan berjalan lancar, di mulai dari pernikahan ini" Alya hanya mengangguk kikuk
"Al, boleh aku minta sesuatu sebelum kalian menikah"
"a__apa itu"
"berjanjilah Al, jangan pernah kamu mencintai suami ku" Naila tersenyum di akhir kalimatnya, sesaat pandangan Alya bertemu dengan Rafa, kemudian ia kembali mengangguk
Naila memeluk wanita yang masih sangat muda di hadapannya itu, umur Naila terpaut 8 tahun depan Alya, tapi Naila masih terlihat muda.
"terimakasih Al"
...
Saya Nikahkan engkau Rafa rasendrye rygye, Bin Antoni rygye dengan ananda Alya Nazia Wafa abqura binti Ali abqura dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar _ _ Tunai"
"Saya terima nikah dan kawinnya Khanza adzkiya abir binti Antoni abir dengan mas kawin tersebut di bayar Tunai"
"Sah"
"Sah"
"Alhamdulillah"
setelah kata sah saling bersaut Ali dari sebrang sana langsung mematikan panggilan nya, Alya pun juga tidak sanggup menatap wajah sang ayah, begitu pula sang ayah
hari ini ia telah sah di peristri dosennya sendiri, hari ini ia bukan lagi wanita lajang, statusnya telah berubah, hari ini ia istri sah di mata hukum dan agama.
Alya mengekor di belakang Rafa dan Naila, Rafa sudah mempersiapkan rumah baru untuk di tempati Alya , sebelumnya Rafa mengantar istrinya pulang dulu sebelum mengantar Alya, bagaimana pun Naila adalah wanita, Rafa tidak ingin Naila melakukan sesuatu yang akan merugikan dirinya, jadilah Rafa tidak pernah berniat memberitahu di mana kediaman istri keduanya.
dari dalam mobil Alya memperhatikan dua sejoli itu, mereka terlihat begitu mesra, Rafa begitu mencintai istrinya, Alya juga terus melihat senyum di wajah tegas Rafa , sangat berbeda dengan Rafa yang ia kenl selama ini, Rafa yang tegas , dengan tatapan dingin
lamunannya buyar setelah Rafa masuk ke dalam mobil
"pindahlah ke kursi dengan Alya"
"tidak usah pak saya di sini aja" Alya belum bisa menyusukan diri di dekat Rafa setelah dah menjadi istrinya
"saya suami kamu Alya, bukan supir kamu, jadi duduklah di sebelah saya bukan di belakang saya"
"i__iya pak" Alya berpindah duduk di samping Rafa, dengan tangan yang sudah berkeringat menahan gugup
"satu lagi mulai dari sekarang kali kita sedang berdua jangan panggil saya bapak, panggil saya mas" Ucap Rafa tanpa menatap lawan bicaranya
"ba__baik pa__mas"
...
setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit, mereka telah sampai di salah satu rumah yang terletak jauh dari pemukiman warga, rumah dengan gaya minimalis, dengan halaman yang luas
Rafa turun lebih dulu di ikuti Alya dengan membawa dua koper besar miliknya tanpa mendapatkan bantuan dari Rafa.
"ini akan menjadi rumah kamu mulai dari sekarang, dan saat kita berpisah pun rumah ini akan tetap menjadi rumah kamu, anggap saja imbalan karena sudah mau membantu saya dan istri saya"
"pak__mas kenapa rumah nya jauh sekali dari kota , jika nanti saya memerlukan sesuatu atau ada perlu bagaimana, saya akan kesulitan jika ada di sini, sebaiknya saya tetap ting__" ucapan Alya terpotong, Rafa lebih dulu memberikan tatapan dingin padanya
"saya tidak mau mengambil reseko jika orang tau hubungan kita, saya akan sering datang berkunjung ke sini, jadi kamu jangan kawatir, saya juga sudah siapkan motor untuk alat transportasi kamu ke kampus "
Alya tidak dapat lagi melawan ia hanya mengangguk dan berjalan lebih dulu dengan kedua kopernya.
"Ingat ini baik-baik Alya, kunci pintu selama saya ada di luar, sebentar lagi akan ada satpam yang menjaga di pagar depan kamu tidak perlu kawatir"
pria itu melangkah menjauh tapi sesaat langkah terhenti
"dan satu lagi__bersiap lah untuk malam ini , persiapkan dirimu untuk kesepakatan paling penting di dalam pernikahan kita, saya tidak ingin menunda terlalu lama saya ingin ini semua cepat selesai "kembali ia langkah kan kakinya menjauh, menjauhi wanita yang sudah terduduk bersimpuh di depan pintu.
"10 menit setelah saya pulang kamu sudah siap dengan baju yang sudah saya siapkan, gunakan baju lingerie yang tergantung di dekat jendela"
air matanya tumpah, wanita Malang itu sungguh seperti wanita murahan yang menjual diri demi uang
...
hal pertama kali ia lihat saat masuk kedalam adalah pakaian yang begitu seksi yang di maksud Rafa tadi,

Linge dengan bahan tembus pandang, apa ia__dirinya harus menggunakan pakaian kekurangan bahan itu di hadapan dosennya, bulu kuduk wanita itu berdiri Hanya dengan membayangkan nya saja.
Alya beralih menata pakaian nya ke dalam lemari, ada satu koper penuh pakaiannya sedangkan yang satunya berisi buku dan peralatan nya yang lain
merasa lapar karena seharian bekerja__alya ke dapaur untuk melihat persediaan makanan, pria itu sungguh sudah menyiapkan semuanya, begitu lengkap isi kulkas nya, biasanya Alya Hanya membeli satu menu untuk di makan setiap hari, tapi kali ini ia melihat satu kulkas penuh dengan bahan makanan, belum lagi beberapa Snack yang tersusun rapi di rak bawah
bumbu dapur pun sudah tersusun rapi di tempat nya, dari bumbu cepat saji sampai penyedap rasa yang lain.
Alya memasak untuk dua porsi, Alya sadar__sekarang dia bukan lah lagi wanita lajang , ia telah bersuami, mau bagaimana pun status pernikahannya Alya tetap harus bersikap layaknya seorang istri , salah satunya menyiapkan masakan untuk suaminya, karena tadi Rafa sempat bilang akan pulang kerumahnya setelah mengajar, alya akhirnya juga memasak untuk pria itu.
cukup sederhana, hanya ayam tumis kecap, juga perkedel jagung yang alya buat, selesai makan __Alya bergegas membersihkan diri, takut terlambat seperti apa yang Rafa perintahkan Padanya.
harum aroma vanilla dari sabun yang alya gunakan tercium jelas di seluruh penjuru kamar mandi, alya begitu menikmati aroma sabun nya , wanita itu berendam sambil sesekali memijat area tubuhnya yang begitu nyeri.
ada hampir setengah jam Alya habiskan di kamar mandi, ia keluar dengan perasaan segar, handuk tergulung di atas kepala.
Di dalam benak wanita itu apakah ia__dia harus menggunakan baju menerawang itu, tapi Rafa dengan tegas memintanya untuk menggunakan baju itu.
Alya menyeringai ngeri menatap pakaian yang ia pegang, tapi mau tidak mau Alya harus menggunakan baju itu.
Alya lebih menyeringai ngeri setelah pakaian itu sudah ia pasang ke tubuhnya.
kain baju itu tidak bisa menutupi tubuhnya dengan sempurna, panjangnya hanya satu jengkal setengah, dari pinggang rampingnya, di area atas pun bagian dadanya tidak tertutup dengan sempurna terlihat jelas belahan dada wanita itu.
"astaghfirullah baju apa ini ya tuhan, apa pantas aku menggunakan nya, satu kali hentak baju ini sudah melorot dari tubuh ku"
tanpa Alya sadari Rafa sudah berdiri di ambang pintu memerhatikan nya dari belakang, Rafa pria dewasa yang normal, pria mana yang tidak tertarik setelah melihat wanita yang begitu memikat di hadapannya, alya dengan pakaian tipis menerawang, dengan Sangat jelas dapat ia lihat kulit putih cerah dari wanita yang baru saja sah menjadi istrinya, Rafa tidak menyangka jika Alya bukan hanya cantik tapi juga memiliki tubuh se indah itu, tubuh yang selalu ia tutupi dengan pakaian syar'i.
Rafa menggeleng menghilangkan pikiran liar yang sudah menjalar kemana-mana.
deheman Rafa membuat alya kalang kabut, Alya dengan cepat menutupi tubuhnya dengan selimut.
"kenapa bapak tidak ketok pintu dulu "
"mas__ bukan bapak, saya suami kamu bukan bapak kamu, dan yaa__ kamu istri saya__ dan saya berhak melihat apa yang sedang kamu tutupi itu"
"t__tapi kan setidaknya mas ketuk pintu dulu"
dengan langkah kelewat santai Rafa meletakkan tas nya di atas nakas, ia lepas jas kerja nya, berjalan mendekat ke arah istrinya, semakin maju Rafa melangkah semakin mundur Alya, sampai Alya sudah tidak bisa lagi melangkah mundur karena terhalang tembok di belakang, Rafa menatap dingin pada Alya, satu tangannya membuka lemari yang ada di samping alya, Rafa meraih handuk dari dalam lemari itu.
"bersiap lah" bisik Rafa terdengar ngeri di pendengaran Alya, Rafa menyeringai kemudian berbalik untuk membersihkan diri.
lemas yang sekarang alya rasakan, kakinya seakan kehilangan fungsi untuk berpijak di lantai kamar yang dingin.
"Ibuu tolong" lirih alya
wanita itu duduk dengan cemas di pinggir ranjang, ia menggunakan cardigan untuk menutupi tubuhnya. dari pantulan cermin Alya bisa melihat rafa yang baru saja keluar dari kamar mandi, pria itu menggunakan handuk untuk menutupi pinggang hingga lutut nya.
dengan rambut yang masih basah,Rafa terlihat begitu menawan, sungguh Alya merasa takut sekarang.
"kamu sudah makan Al"
"sudah mas, aku juga sudah masakin kamu , kamu mau makan dulu"
"nggak __saya tadi pulang ke rumah Naila sebelum ke sini"
"ooh"
masih dengan handuk yang melingkar di pinggang, Rafa mendekati Alya yang duduk di depan Nya, Rafa menurunkan cardigan yang Alya gunakan untuk menutupi tubuhnya, Alya hanya bisa pasrah dengan perlakuan Rafa,
"berdiri lah Al" Rafa menatap wanita di hadapannya dari ujung rambut hingga ujung kepala.
"apa kamu punya kekasih Al"
Alya menggeleng dengan kepala tertunduk
"Al kalo saya bicara lihatlah Wajah saya, jangan menunduk seperti itu, saya ada di depan kamu bukan di bawah kamu"
"maaf mas"
"kamu sungguh tidak memiliki kekasih"
lagi lagi wanita yang sudah ketakutan itu hanya bisa mengangguk
"saya hanya ingin pastikan, selama kamu menjadi istri saya tidak boleh ada satupun pria yang mendekati kamu"
"i__iya pak"
Rafa mengusap wajah mulus Alya sensual, alya memejamkan matanya merasakan sentuhan yang baru pertama kali ia rasakan, perlahan tangan Rafa berpindah ke tengkuk sang istri, Rafa mengikis jarak berniat menyatukan bibir mereka, tapi Alya menahan dada bidang pria itu
"t__tung__tunggu dulu pa__mas, aku boleh tanya sesuatu"
"apa" pria itu kesal, hasrat yang sejak tadi ia tahan kini harus kembali di hentikan
"i__utu, a__apa mas sudah mengirimkan uang untuk orang tua ku di kampung "
"Sudah, sesuai apa yang kamu minta, saya mengirimkan uang itu
atas nama bantuan untuk orang tua kamu"
Alya memang sengaja meminta Rafa mengirimkan uang nya di kirim sebagai bantuan saja, orang tua alya begitu kecewa dengan pernikahan yang alya lakukan secara mendadak, sehari sebelum pernikahan __Alya pernah mengirimkan uang untuk orang tuanya tapi mereka mengembalikan uang itu ke rekening Alya, mereka begitu kecewa dengan keputusan sang anak, sampai bantuan dari Alya pun ia tidak ingin terima lagi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!