Di sebuah ruang tembak pribadi, seorang pemuda sedang fokus mengarah ke titik merah sebagai sasaran, dan...
DORRRR!!!
Pemuda berusia 18 tahun itu tersenyum puas karena tepat sasaran.
Ting...
Pemuda itu menatap ponselnya dan tersenyum lagi,
"Yosh, sudah tiba saatnya," Ujar Pemuda itu bahagia
Pemuda itu menelepon seseorang,
"Hallo, sudah lama tidak berjumpa, Kakak,".
.
.
.
HACHIIIIIIII....
"Aduhhh siapa yang ngomongin aku yak,"
Seorang gadis gendut berusia 18 tahun itu mendengus dan melanjutkan masaknya, hingga seorang pria tua datang,
"Ayah akan keliling jual telur dulu ya, Sera,"
Ujaran Sang Ayah yang bernama Suta itu di balas oleh Sang Gadis yang dipanggil Sera itu,
"EHH?? Ayah gak makan dulu?? Udah matang nih," Sera
"Nanti aja," Balas Suta
"Jangan lama-lama ya, nanti keburu hujan," Sera
Suta hanya membalas "Ya", lalu pergi menggunakan motor bututnya,
"Ahhhh selalu aja, nanti dingin kan gak enak," Keluh Sera
Sera melanjutkan kegiatan sambil tetap mengomel.
.
.
.
Tengah malam, di sebuah club, seorang Pemuda tampan menjadi dj dan tambah memeriahkan suasana bersama teman-temannya.
Saat giliran yang lain tiba, Pemuda itu istirahat sambil berkumpul dengan teman-temannya,
"Wahhh gila lu, cewek-cewek menggila semuanya cuy," Ujar Dion sambil menuang alkohol ke gelasnya
"Oi Dion, lo awas sampai mabuk berat, besok kita masih harus remedial njim," Sarkas Vino
"Tapi emang hebat kan, temen kita ini, dia juara 1 umum di sekolah dan se-Jakarta walau dia sama-sama suka hangout," Dion
"Ahhh gue gak bisa debat anjir, tapi emang bener sih. Oi, gue iri sama lo," Vino
"Lah, lo iri sama orang yang salah, si ganteng kita ini kan emang terlatih untuk jadi number 1," Ujar Reina
Semua teman-temannya menatap Pemuda tampan itu yang hanya diam sedaritadi,
"Kenapa lo diem aja?? Ada apa, Julian?" Tanya Mona
Pemuda tampan bernama Julian itu menatap teman-temannya,
"Guys, gue udah putuskan, ini adalah terakhir kalinya gue bisa nge-dj," Lirih Julian
Krik...
Diam satu club walau alunan musik tetap ada, semua menatap Julian,
"EH? EHH?? EHHH???" Sontak semua
"Why Lian??? Lo itu hampir mirip paru-paru buat club ini anjim," Reina
"Emang kenapa Lian?? Lo emang mau kemana??" Vino
"Gue mau pindah ke Bali dan menetap disana, gue mau ketemu sama Kakak Kembar gue," Jawab Julian
"Lo jadi mau bersatu dengan Keluarga Kandung lo??" Reina
Julian mengangguk,
"Lian, are you crazy?? Mereka bahkan gak peduli sama lo, mereka gak pernah hubungi lo atau mengkhawatirkan lo, untuk apa lo peduli sama mereka. Dan Bali? Keluarga lo itu pasti didaerah terpencil, lo gak mungkin hidup di gubuk kan," Mona
"Mona, tutup mulut lo. Keluarga tetaplah Keluarga, Ayah kandung gue pasti punya alasan kenapa gue di titipkan ke Keluarga Ginanjar, gue gak bisa selamanya hidup terpisah dari Keluarga Kandung gue dan berpangku tangan di Keluarga Ginanjar," Julian
"Tapi-" Mona
"Mona sssttt," Isyarat Vino
"Gue ngerti, lo jangan marah Lian, lo kalau ada yang menjelekkan Keluarga Kandung lo, pasti lo langsung ngamuk, jadi calm down bro," Dion menengahi
"Jadi kapan lo akan pindah??" Reina
"Setelah semua urusan Sekolah di Jakarta selesai, gue juga udah daftar di Kampus dan Jurusan yang sama dengan Kakak kembar gue," Julian
"Kakak kembar, hmmm gue lebih penasaran dengan Kakak kembar lo daripada kehidupan lo nanti di Bali," Dion.
.
.
.
Keesokan paginya, di Bali...
Seperti biasa, Sera melakukan kegiatan seperti biasanya, setelah semuanya selesai, Sera pun memberi makan pada kedua anjingnya, sedangkan Ayahnya sedang duduk di bale bengong,
"Ayah, tanggal 1 nanti anterin ke pasar ya, stok bulanan udah mau habis," Ujar Sera
"Hm ya," Jawab Suta sekenannya
Setelah para anjing Sera selesai makan, Sera berdiri dan merenggangkan badan sedikit,
"Ahhh seandainya aku punya saudara kembar, aku pasti seneng banget karena ada yang bantuin keuangan rumah ini, kita jadi gak perlu terlalu susah," Keluh Sera
Sera pergi ke dapur, dan Ayah Sera, Suta mendengar itu,
"Saudara kembar?? Sera lupa dengan Saudara Kembarnya ya," Bathin Suta.
.
.
.
Beberapa hari kemudian...
Di SMA paling Ternama di Jakarta, Julian sudah mengambil semua yang ia butuhkan setelah dinyatakan lulus.
Julian pergi ke rooftop untuk mengenang masa sekolahnya,
"Setelah ini aku akan kembali ke Keluarga Kandungku setelah sekian lama, dan mungkin aku harus mengajak Keluarga di Bali ke Jakarta, kita bisa hidup bersama di Jakarta," Julian
Julian tersenyum melihat map berisi ijazah dan rapotnya dari paud sampai sekarang,
"Untung Bunda menyimpan semua dengan baik, aku bisa menunjukan ini nanti ke Ayah dan Saudara Kembarku, aku sudah tak sabar, semuanya sudah selesai, aku akan berangkat besok pagi," Julian.
Julian sudah turun dari rooftop, Julian berpapasan dengan seorang cowok Saat muda lainnya,
“Gue denger lo mau kembali ke Keluarga Kandung lo, bener??”
“Kenapa?? Masalah buat lo?? Masih kurang tangan lo yang gue patahin?? Gue peringatkan lo, lo jangan coba-coba menyentuh atau ganggu Keluarga gue lagi, atau gue gak akan diem, ngerti lo, Sean,” Julian
Pemuda bernama Sean itu tersenyum miring, “Cih, anak buangan kayak lo bisa ngancem juga ya, tapi gue gak akan menyerah, bagaimanapun caranya, gue pasti akan hancurin lo sehancur-hancurnya, dendam gue pasti terbalaskan,” Sean
“Ya, selama lo gak ganggu Keluarga gue, gue gak akan peduli apapun yang lo lakukan. Lagipula kita udah lulus, sebaiknya lo mulai belajar untuk dewasa, sikap kekanakan lo yang membuat masalah ini menjadi rumit,” Julian
Julian pergi meninggalkan Sean yang kesal dengan tangan terkepal erat,
“Sialan lo Julian,” Geram Sean.
.
.
.
Malamnya, Julian merapikan semua baju-bajunya ke dalam koper dan tas, lalu kedua orang tuanya datang,
"Julian sayang, kamu yakin ingin ke Bali??" Dyana
Julian mengangguk yakin,
"Iya Bunda, aku udah lulus SMA berarti aku udah dewasa, aku tak bisa terlalu lama menunggu Keluarga Kandungku," Julian
"Kamu memang keras kepala Julian," Hans
"Papa, Papa tau sendiri sifatku. Bunda jangan khawatir, jika Bunda merindukanku saat liburan semester, aku akan kembali ke Jakarta sebentar," Julian
Hans memberikan sebuah dompet kartu,
"Gunakan ini sebanyak kamu mau Julian, kamu sudah kami anggap sebagai anak kandung kami sendiri, Papa dengar jika Keluargamu di Bali cukup tidak punya, gunakan ini karena Papa gak mau melihatmu hidup susah," Hans
"Tidak, aku tidak mau merepotkan Papa lagi," Julian
"Jangan keras kepala, ambil ini, jika kamu tetap gak mau, maka anggap saja ini sebagai hadiah untuk Kakak kembarmu, anak usia 18 tahunan sepertimu membutuhkan banyak uang untuk banyak kegiatan kan," Hans
Julian nampak berpikir,
"Julian sayang, ambil saja, Bunda akan sedih jika kamu gak mau nerima," Dyana
"Baiklah, Julian akan menggunakan ini sebijak mungkin," Julian
Julian mengambil dompet kartu yang berisi banyak kartu tabungan serta buku tabungannya,
"Terima kasih Bunda, Papa," Julian
"Anak baik, sekarang selesai kan berkemasmu, dan istirahatlah," Hans
Julian mengangguk, kedua orang tua Julian pun pergi, dan Julian melanjutkan berkemas.
Hoammmmmmm.....
Uapan Sera membuat Sang Ayah menengok,
"Kalau ngantuk tidur aja sana, Ayah hanya nunggu jam 12 malam aja," Suta
"Ahhhh Ayah selalu saja, gak baik tau bergadang, cepet tidur, biar aku juga bisa tidur," Sera
"Anak ini bengkung* sekali," Suta
*Bengkung : Bandel(Susah dibilangin)
"Huh, Ayah lebih bengkungan," Balas Sera sambil menjulurkan lidahnya sebentar
Sera duduk di sofa yang sudah rusak,
"Ayah, nanti aku kuliah sih harus ngekost dong, siapa yang akan ngurus Ayah??" Sera
"Ayah mah gampang, Ayah bisa urus diri sendiri. Kamu harusnya mikirin gimana kamu nantinya, udah gak bisa naik motor," Suta
"Ayah juga gak pernah ngajarin. Beliin sepeda aja kagak, anak kesayangan Ayah aja terus Ayah manjain. Udahlah, males ngomong sama Ayah," Sera yang kesal mendengus lalu pergi.
.
2 hari kemudian... Tepat di Hari Senin...
Sera seperti biasa diantar ke sekolah oleh Suta(Karena masih semester ganjil), Sera juga seperti biasa bermalas-malasan dan bersikap dingin karena sifat introvertnya.
Disekolah Sera yang sedang mengadakan Festival Ulang Tahun Sekolah yang biasanya diadakan setelah libur Semesteran membuat suasana sekolah ramai karena Festival akan diadakan selama 2 minggu sebelum memulai pelajaran akhir semester.
Karena hanya persiapan Festival, banyak murid yang membolos dan ada juga yang tak hadir karena tidak diabsen, Sera yang sebenarnya ingin pulang tapi malas jika harus pulang duluan membuat Sera harus bekerja bersama teman-teman sekelasnya untuk mendekor Kelas.
Saat jam 17.20 WITA tiba, Sera memutuskan pulang lebih akhir(Seharusnya Sera pulang jam 15.30 WITA), Sera menelepon Ayahnya yang memang sudah menelepon sedari jam 15.30, namun Sera beralasan ada ekstrakurikuler yang harus dijalankan.
Sampai rumah, Sera melepas sepatunya sembarangan di ruang tengah rumahnya dan masuk ke kamar, namun saat baru masuk, Sera terkejut melihat kamarnya yang sebelumnya tembok kasar menjadi dinding yang halus bercat putih, ranjang Sera juga berubah yang sebelumnya single bed ukuran 100×200 menjadi ranjang berukuran 180×200, lemari walk in closet juga menjadi lebih rapih karena dilengkapi oleh pelindung baju serta tirai, lemarinya pun menjadi lebih besar dari sebelumnya, serta meja belajar di dekat walk ini closet, bahkan langit-langit kamar Sera juga menjadi putih bersih seperti baru.
“AYAHHHH, APA YANG TERJADI DENGAN KAMARKU???!” Sera teriak
Suta datang,
“Aduhh suaramu kencang sekali Sera, ini sebenarnya-“ Suta
“Hai Sera,”
Sera melihat seorang cowok yang tampan dibelakang Ayahnya dan yang sudah memotong pembicaraan Suta, Sera yang pemalu terdiam seperti orang yang dingin, Pemuda itu mendekat ke Sera,
“Sera, aku adalah adik kembarmu, aku Julian,” Ujar Pemuda yang adalah Julian
“Apa?? Adik?? Kembar??” Sera
Sera terdiam, dan-
“Pffft hahahahaha, Ayah, apakah Ayah sedang main drama?? Aku mana punya adik, kembar pula,” Sera tertawa
“Tapi aku sungguh adikmu Sera, apakah kita harus tes dna untuk membuktikannya??” Julian serius
Sera terdiam karena Julian nampak serius,
“Ekhm Sera, maafkan Ayah karena gak pernah cerita, ini memang adalah adik kembarmu Julian, dulu saat Mama meninggal, Ayah meninggalkan Julian di Keluarga Ginanjar karena keuangan kita yang sedang terpuruk saat itu, dan waktu berlalu dengan cepat, 12 tahun berlalu, liat adik laki-lakimu sudah tumbuh menjadi Pemuda yang tampan, Ayah tidak menyangka jika kamu akan melupakan Julian,” Suta
“Sera, kita sudah lama sekali tidak bertemu, aku sangat merindukanmu,” Julian
Julian memeluk Sera, pelukan yang cukup erat dan hangat bagi Sera, Sera hanya bisa diam membeku.
“Sera sepertinya masih terkejut, Julian, kamu adiknya Sera, jadi Ayah mau kamu menjaga Kakakmu ini ya,” Suta
“Baik Ayah, aku akan melakukan segalanya untuk Sera,” Julian
Suta pergi, Sera menatap Julian dan dibalas Julian yang menatapnya, Julian tersenyum, lalu meraih tangan Sera dan mendudukannya di ranjang,
“Sera, kamu tidak perlu formal ataupun takut padaku, kita adalah saudara, jadi perlakukan aku seperti kamu memperlakukan Kak Rini maupun Kak Prayo, aku tidak masalah jika diteriaki atau diomeli, bahkan kamu bisa melampiaskan kekesalanmu padaku, aku akan selalu disampingmu,” Julian
Julian yang berjongkok dihadapan Sera pun berdiri dan memperlihatkan sebuah kalung,
“Aku dari dulu sangat ingin memberikan ini padamu, ini dipakai saat mandi juga gak papa, tidak akan luntur ataupun rusak, kamu suka kan,” Julian
Sera melihat kalung emas yang terlihat sangat cantik karena bertabur permata,
“Kau- tidak masalah punya Kakak sepertiku?? Aku gendut dan gak putih, kau gak malu?” Sera
“Hm? Kenapa harus malu? Aku malah senang punya Kakak sepertimu,” Ujar Julian lalu tersenyum manis
Sera menatap Julian dengan diam, Julian yang menyadari jika Sera masih tak menerimanya hanya bisa tersenyum lalu mencubit lembut pipi Sera,
“Sudahlah, yang terpenting kamu sudah tau kalau kamu punya adik, dan mau apapun kekuranganmu, aku tidak mempermasalahkan hal itu. Sekarang mandilah dan makan dulu, aku mau ajak kamu jalan-jalan keluar, anggap saja perayaan kembalinya aku,” Julian
Sera mengangguk, Julian pergi keluar kamar meninggalkan Sera.
“Aku? Punya Adik??” Bathin Sera masih bingung.
.
Jam 18.30 WITA, Sera dan Julian pun pergi ke luar dengan menggunakan motor Julian,
“Kita akan kemana??” Sera
“Kamu mau kemana?? Tempat apapun yang kamu mau maka kita akan ke sana,” Julian
“Aku jarang keluar, jadi ngak terlalu mengenal daerah disini,” Sera
“Hmmm aku tau satu tempat, kamu mau makan malam disana?? Kamu belum makan tadi kan,” Julian
“Ya boleh,” Sera
Julian diam-diam tersenyum puas.
Di tengah salah satu destinasi wisata tourist yaitu Ubud, Julian dan Sera berhenti di suatu restoran untuk makan, Sera bingung kenapa mereka turun di restoran dan Julian juga memilih restoran yang terlihat cukup mewah,
"Hei, kau kenapa membawaku kesini??" Sera
"Aku ingin membelikan beberapa makanan untuk Ayah, nanti bisa gak sempat, sekalian kamu isi perut juga kan, makan bakso aja gak bisa buat kenyang banget, sekarang ayo masuk," Julian
Mereka masuk dan duduk di meja kosong, mereka berdua mulai memilih makanan di menu yang diberikan pelayan,
"Sera, kamu mau makan apa??" Julian
"Aku bebas milih??" Sera
Julian mengangguk, "Ya, pesan saja yang kamu mau, kita hari ini akan sibuk berbelanja, aku gak mau kamu sampai kelaparan, jadi pilihlah, kita akan bungkus untuk Ayah dan Kak Rini juga," Julian
Sera melihat-lihat menu, Sera sedikit meringis karena mahalnya harga,
"Kenapa??" Julian bingung
"Harganya berdolar," Sera polos
Julian tersenyum kecil, "Tidak apa, pesan saja yang kamu mau, jangan melihat harga, berapapun harganya asalkan membuatmu senang maka aku akan membayarnya," Julian
"Hmmmm kalau gitu aku mau...." Sera
Sera pun memilih beberapa banyak makanan, Sera menatap Julian,
"Kau mau makan apa??" Sera
"Apa saja boleh, aku gak punya alergi makanan kok," Julian
"Kalau gitu samain aja ya," Sera
Julian berpikir ulang karena Sera memang memesan banyak dan Julian pasti tak bisa menghabiskan semuanya,
"Hmmm aku pesan ini dan ini aja deh, ukuran medium," Julian
"Hm baiklah," Sera
Sera lanjut memilih bahkan sampai yang dibawa pulang.
Setelah makanan datang, Julian tersenyum karena melihat Sera makan dengan lahap,
"Sera, pelan-pelan makannya, nanti kamu tersedak," Julian
Sera terdiam dan mengangguk.
Setelah selesai makan dan membayar, tepat di tempat parkir, Sera melihat bill pembayarannya,
"Oi, ini $1.033,21 itu berapa kalau di rupiahin??" Sera
"Hm?? Ah itu kira-kira 15 juta, kenapa??" Julian
"Kenapa?? Kau tanya kenapa?? Hanya untuk makan sekali dan mengeluarkan uang sebanyak ini?? Hei, motor Ayah kalau dijual saja tidak dapat segini uangnya," Sera
Julian tersenyum, "Sekali-kali makan mewah dan mahal kan gak masalah," Julian
Julian memasang helm ke Sera,
"Sudah jangan bengong aja, ayo naik, keburu malam nanti," Julian
Sera pun menurut dan naik ke motor sport Julian.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju ke sebuah mall terbesar yang ada di Bali yang terletak di daerah Denpasar, saat diparkiran,
“Oi, kenapa kita sampai ke Denpasar?? Ini kan udah jam setengah 9 malam,” Sera
“Ayah udah ijinin kok, lagipula kamu gak mau shopping??” Julian
“Kagak, malam itu waktunya tidur tau,” Sera
Julian terdiam sejenak, “Biasanya para cewek didekat gue selalu minta ini dan itu, tapi Sera berbeda, ahh Kakak memang yang terbaik,” Bathin Julian
“Oi, ayo pulang,” Sera menyadarkan Julian
“Baiklah, tapi kita cari tempat istirahat dulu, tanganku pegal megang stang motor,” Julian
Sera menghela nafas berat, “Baiklah, tapi kali ini aja ya,” Sera
“Baik Kakakku,” Julian
Julian menggandeng tangan Sera dan mereka pun masuk ke mall untuk berkeliling dan melihat-lihat.
Walau Sera meminta pulang, namun Sera yang tak bisa naik motor merasa puas dan senang bisa masuk mall setelah sekian lama,
“Sera, kamu yakin gak mau belanja apa gitu?” Julian
“Ck, aku akan dimarahi Ayah jika membeli barang yang gak berguna, lagipula ini masih pertengahan bulan, aku harus irit belanja,” Sera
Julian menatap Sera, tiba-tiba Julian merangkul Sera,
“Yosh, aku ada disini untukmu, aku akan memberikan semua yang sebelumnya kamu belum miliki,” Julian
“Eh?” Sera terkejut sendiri
Namun Sera dalam terkejutannya hanya bisa diam ditarik pergi oleh Julian memasuki beberapa toko serta toko makanan.
Sera yang hanya bisa diam saat Julian memilihkan pakaian yang terlihat cocok untuk Sera, Sera bahkan bolak balik ruang pas untuk melihat muat atau tidaknya.
Julian juga membelikan Sera pakaian, Julian juga membelikan pakaian untuk Suta, Rini, dan Agus, Julian juga tak lupa membelikan pakaian untuk Kakak Pertama Sera.
Saat Julian sadar Sera sudah lelah berbelanja, Julian melihat toko laptop, Julian membawa Sera ke sana,
“Hei, kenapa kita kemari??” Bisik Sera
“Aku mau beli printer dan laptop, untuk Kuliah nanti, itukan sangat penting, ah sama alat-alat jilid dan laminating aja sekalian,” Julian
Julian pun memilih beberapa jenis laptop dan salah satunya adalah laptop yang bisa diputar 360° dan tipis.
Julian melihat Sera terpukau dan tersenyum tipis, Julian pun membeli laptop yang seharga 2 Nmax itu, dan itu jelas membuat Sera terkejut.
Setelah puas dari toko laptop, Julian mengajak Sera ke sebuah toko ponsel besar, Julian melihat-lihat ponsel disana,
“Oi, kau kan udah punya ponsel, mau beli ponsel lagi??” Sera
“Hm iya, aku ingin menyamakan ponsel kita, tapi di ponselku berisi banyak data, jadi aku akan membelikan untukmu,” Julian
“Aku udah punya 3 ponsel,” Sera
“Aku hanya ingin membelikan ponsel baru untukmu,” Julian
Julian memilih suatu ponsel yang sama dengan ponselnya, setelah Julian membayar ponsel untuk Sera itu, mereka pun pergi dari sana.
“Sekarang pulang??” Julian
Sera diam sejenak,
“Hm?” Julian
“Aku lapar lagi, bisa kita cari makan, lagipula ini baju-bajunya berat, kita istirahat dulu ya,” Sera
“Baiklah, kayaknya ada restoran yang masih buka,” Julian
Mereka pun pergi ke suatu restoran pizza,
“Sejak kapan gue jadi bodoh dan gak peka, bisa-bisanya gue gak tau jika Sera lelah dan lapar, cih gue benar-benar gak becus,” Bathin Julian
“Hei, kau mau makan juga??” Sera menyadarkan Julian
“Ah, ngak, aku mau minum jus aja, rasanya kamu aja yang pilihin,” Julian
“Oke deh,” Sera
Sera memesan yang ia mau dan ada beberapa yang dibawa pulang, Sera yang sedang makan melihat Julian yang menatapnya sedaritadi, Sera menyodorkan pizza ke Julian.
Julian menggeleng, “Kamu aja yang makan, aku masih kenyang,” Julian
Tiba-tiba Julian mendapat pesan di ponselnya,
“Sera, kamu sekolah dimana??” Julian
“Hah? Ah itu, di SMAN 1 *****” Sera
“Apa? Ah- Hahahahaha,” Julian tertawa tiba-tiba
“Eh?? Kenapa??” Sera
“Tidak, aku hanya merasa kalau kamu memang Dewi Fortuna yang memberikan keberuntungan padaku,” Julian
Sera jelas bingung dan Julian sadar itu,
“Kamu akan tau nanti Sera, dan besok, aku ikut bersamamu ke sekolahmu ya, pleaseeee,” Pinta Julian
“Buat apa?? Walaupun Sekolahku masih persiapan Festival, tapi bukan berarti orang asing bisa masuk seenak jidat,” Sera
“Kamu jangan khawatir Sera, aku akan memakai seragamku, jadi anggap saja aku sebagai Perwakilan Sekolahku yang bertamu ke sekolahmu, ayolah Sera,” Julian
“Yaa terserahmu dah,” Sera
“Yess, Sera, kamu memang yang terbaik,” Julian senang
“Tapi kau belum menjelaskan kenapa kau bisa menemukan Ayah,” Sera
“6 bulan yang lalu aku iseng mengscroll sosmed, lalu aku melihat Kak Prayo memosting foto Keluarga, kamu, Ayah, Kak Rini, Kak Prayo dan Ibu Tiri. Postingan itu memang sudah sekitar 8 tahunan, tapi aku memang sih mencari postingan lama karena aku gak mungkin tau wajah Keluarga yang sudah 12 tahun tak bertemu. Aku menghubungi Kak Prayo dan bisa berhubungan lagi, tapi karena aku masa Ujian Akhir, aku gak bisa ke Bali, jadinya baru sekarang aku datang, dan- tadaaa, aku sudah ada disini untuk selamanya, Ayah tidak akan bisa memisahkan kita lagi apapun alasannya,” Julian
Sera sedikit banyak mengerti perkataan Julian, “Jadi mulai sekarang kamu akan tinggal di rumah? Tapi dimana kamu akan tidur??” Sera
“Dikamarmu, saat aku datang, Ayah menyuruhku tidur dikamar Kak Prayo yang paling bagus karena dikiranya aku hanya beberapa hari menginap, tapi ngak, aku akan selamanya bersamamu, setelah berdebat, Ayah pun menyetujui aku sekamar denganmu dan mulai memanggil Kuli untuk ngerombak kamarmu, aku juga ke Kota untuk membeli Furniture, jika kamu memikirkan biaya, tenang saja, aku yang menanggung, lagian Ayah sih, aku bilang gak perlu tapi malah dirombak, untung dengan banyak pekerja, kamarmu jadi dalam waktu kurang dari 10 jam, kamu pulang, kamar dan kamar mandi pun selesai, hebat juga kan,” Julian
Sera mengangguk setuju, “Adikku lebih kaya raya dariku,” Bathin Sera
“Ahhh rasa lelahku tergantikan tau, sebelumnya aku sangat lelah, naik motor dari Pelabuhan ke rumah, lalu sekarang jalan-jalan, tapi itu terbayarkan dengan bersamamu. Sera, mulai sekarang andalkan aku ya, walau aku multitalenta, aku tetap ada kekurangan, jadi kamu harus memenuhi kekuranganku oke?” Julian
Sera yang tak mengerti hanya bisa mengangguk karena Julian terlihat senang, walau Sera sendiri yang tak terbiasa keluar lama dari rumah sedang merasa sangat sakit kepala, namun rasa sakitnya berkurang setelah makan dan melihat Julian yang adalah adik tiba-tibanya senang,
“Sudah jam 10 malam, mallnya akan segera tutup, kita pulang sekarang??’ Julian
“Iya, aku juga udah kenyang, sisa makanannya bungkus saja,” Sera
“Baiklah, aku akan minta pelayan membungkusnya,” Julian
Setelah semua selesai, Julian dan Sera pun pergi ke parkiran motor, Sera pun sangat terkejut saat melibat pemandangan “Kota” saat malam hari,
“Sera, ayo naik, kita pulang,” Julan
Sera mengangguk, “Ya,” Sera
Sera naik ke motor Julian setelah mengambil tas Julian yang berisikan belanjaan mereka(Karena terlalu banyak, setengah pakaian dimasukan kedalam tas Julian).
Saat Sera sudah duduk nyaman, mereka pun kembali ke rumah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!