NovelToon NovelToon

TERJERAT PESONA OM TAMPAN

Tragedi

Hujan rintik-rintik saat itu seolah-olah melambangkan kesunyian dan keheningan jalan menuju ke puncak. Jalan raya yang menanjak nampak sunyi bahkan lalu lalang kendaraan pun tidak begitu kencang. Namun alam sekitar pun terlihat akan menunjukan kalau akan terjadi tragedi yang menyedihkan.  Di tikungan yang cukup tajam, tiba-tiba suara mobil tabrakan terdengar cukup keras menunjukan terjadinya kecelakaan. Tidak berapa lama kemudian suara dentuman mobil meledak, namun sebelum meledak Arya yang lewat mengenali plat mobil tersebut yang merupakan rekan bisnisnya. Arya menghentikan mobilnya dan dengan cekatan langsung berusaha menolong seorang anak yang terbaring di dekat kendaraan tersebut dengan kepala penuh dengan darah. Di lokasi tersebut banyak orang berkerumun melihat kecelakaan tersebut namun tidak ada yang membantu memberi pertolongan.

Arya sangat panik melihat kondisi bocah perempuan yang tidak kunjung sadar, Arya pun tanpa pikir panjang langsung membawa bocah tersebut dalam mobilnya dan melarikannya ke rumah sakit terdekat. Entah mengapa Arya merasa iba dengan bocah tersebut.

 Dan tidak lama kemudian setelah kepergiaan Arya, polisi datang dan mengevakuasi Jenazah papa dan mama Sekar untuk dibawa ke rumah sakit.

Beberapa penduduk mencegahnya, mereka menyarankan untuk menunggu polisi terlebih dahulu. Arya dengan gaya arogantnya tidak menghiraukan beberapa warga yang mencegahnya.

Di dalam pikiran Arya hanya berusaha menyelamatkan gadis kecil tersebut. Arya sudah memeriksanya kalau gadis kecil tersebut hanya pingsan namun lukanya sangaat parah sehingga perlu tindakan medis yang tepat.

Arya melarikan mobilnya dengaan kecepatan kencang tanpa mempedulikan keselamatannya. Bagi Arya keselamatan gadis kecil itu lebih penting. Arya dalam hatipun merasa kalau gadis kecil itu harus diselamatkan. Entahlah Arya juga merasa kalau gadis kecil itu sangat berarti untuknya. Arya juga mengenal gadis kecil itu. Setiap Arya ke rumah gadis kecil itu Sekar selalu bergelayut manja di pangkuannya. Hal itu juga pernah mendapat perhatian dari papanya Sekar. Papanya Sekar memang terkadang membawa putri kecilnya ke kantor jika mamanya repor ada urusan yang tidak bisa ditinggal.

Arya menghela nafasnya dalam-dalam karena tiba-tiba dirinya teringat akan kebaikan almarhum papanya Sekar. Arya berusha menyelamatkan gadis kecil tersebut. Arya sambil mengemudi sesekali melirik sepioon belakang. Gadis kecil yang mungil tergeletak di mobilnya dengan kepala penuh dengan darah. Arya akan memenuhi janjinya tempo dulu, dimana dulu pernah berjanji pada pak Hadi untuk menjaga Sekar jika sewakti-waktu pak Hadi meninggal.

Arya yang tidak tega dengan orang tua Sekar, langsung menelpon asistenya untuk mengurus segala keperluan untuk pemakaman orang tua Sekar.

“Riki tolong segera ke rumah sakit,  urus pemakaman bapak Hadi Pramudia dan istrinya!” perintah Arya kepada asistennya melalui ponselnya.

Setelah menelpon asistennya Arya kembali fokus menyetir dan melajukan kendaraannya dengan sangat kencang.

Dan tidak lama kemudian Arya sampai di UGD dan menggendong Sekar yang penuh dengan darah untuk segera mendapat perawatan.Gadis kecil tersebut masih terdiam dan tidak menunjukan reaksi apa-apa. Setelah sampai di UGD Arya berteriak memanggil dokter jaga untuk segera merawat anak tersebut. Semua tim medis langsung bergerak cepat menagnani Sekar.

Tidak lama kemudian jenasah kedua orang tua Sekar tiba di rumah sakit untuk di otopsi. Dan Riki pun juga tiba bersamaan dengan jenasah mereka berdua. Dari pihak kepolisian juga datang untuk meminta keterangan dari Arya yang telah menolong Sekar hinggaa gadis kecil tersebut dilarikan ke rumah sakit.

Arya menjelasaakan apa yang dia lihat ketika mobil yang ditumpanggi rekan bisnisnya tiba-tiba melaju tidak terkendali dan bertabrakan dengan truk yang ada di depannya.

Polisi mencatat semua keterangan yang disampaikan oleh Arya dan untuk urusan lainya dan polisi juga menyampaikan akan menyelidiki kasus tersebut

Sementara itu Riki menyelesaikan seluruh adminitrasi kedua orang tua Sekar dan biaya perawatan Sekar. Setelah semuanya siap Riki pamitan kepada Arya untuk mengurus pemakaman orang tua Sekar. Arya tidak mengikuti prosesi pemakaman kedua orang tua Sekar karena Sekar masih belum sadarkan diri.

Sekar sudah dipindahkan di bagian perawatan, Arya yang sangat kuatir dengan Sekar merawatnya dengan baik. Arya menghela nafasnya panjang, Arya mengingat keceriaan Sekar yang selalu menyambutnya dengan senyuman ketika dirinya beramin ke ruma ayahnya untuk urusan bisnis. Dokter pun menyampaikan hasil diagnosa sementara tentang keadaan Sekar. Menurut dokter, Sekar mengalami trauma yang sangat berat hingga dirinya koma tidak sadarkan diri. Benturan yang keras sangat berpengaruh terhadap pembuluh darahnya.

Sementara itu pemakaman orang tua Sekar dilaksankan dengan baik, asistennya mengurunya dengan baik. Dan yang menyedihkan pihak keluarga Sekar tidak satu pun mau mengurus pemakamannya.

Waktu pun terus bergulir hingga menjelang malam Sekar juga belum menunjukan reaksi apapun, Arya yang berada di rumah sakit tidak tegaa meningalkan Sekar sendirian.

Di sela-sela dirinya memikirkan Sekar tiba-tiba pintu ruangan perawatan Sekar dibuka oleh seseorang tanpa permisi terlebih dahululangsung nyelonong masuk hingga mengejutkan Arya. Orang tersebut memperkenlakan dirinya sebagai pamannya Sekar.

Arya yang mengetahui kalau itu pamanya Sekar langsung memperkenalkan dirinya sebagai rekan kerja papanya Sekar. Arya juga menyampaikan keinginannya untuk membantu Sekar hingga menjadi gadis sukses.

Namun Paman Hendra pun mengatakan agar Arya mengadopsi Sekar saja. “Kenapa tidak langsung diadopsi saja?” tanya paman Hendra tanpa melihat situasi hingga Arya bingung dibuatnya.

“Adopsi? Gila apa, bukankah anda pamannya?” tanya Arya bingung dengan sikap pamannya Sekar. Arya juga marah terhadap Hendra karena begitu tega terhadap Sekar.

Arya sangat marah dengan Hendra yang tidak mau bertanggungjawab dengan keponakannya sesndiri. Arya yang tidak tega dengan Sekar, akhirnya memutuskan akan  mengadopsi Sekar namun tiba-tiba Hendra menyatakan kalau mau adopsi Sekar Arya harus membayarnya. Arya semakin marah terhadap Hendra. Arya yang takut dengan masa depan Sekar akirnya memutuskan untuk mengadosi Sekar melalui pengacaranya dan berniat untuk mengurus harta peninggalan ayahnya Sekar.

Hendra yang culas setelah mengatakan hal tersebut langsung pergi meninggalkan Arya untuk dan tanpa basa-basi memintanya untuk menstransfer sejumlah uang sebagai uang tebusan untuk adopsi Sekar. Arya menggelengkan kepalanya karena tidak percaya kalau di dunia ini ada paman yang tega menjual keponakannya.

Setelah kepergian Hendra, Sekar bangun dari pingsannya. Sekar langsung bertanya tentang keadaan orang tuanya. Awalnya Arya tidak mau menyampaikan namun Sekar mendesaknya hingga akhirnya Arya memberitahu kalau kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Sekar menangis tersdu-sedu dan Arya berusaha menenangkannya hingga akhirnya tertidur pulas bersandar di bahunya. Arya dengan pelan menidurkan kembali Sekar di ranjang rumah sakit.

Tidak lama kemudian Riki asistennya masuk menemuinya dan melaporkan kalau harta orang tua Sekar dikuras habis oleh Hendra bahkan perusahaan aayah Sekar dikuasai oleh Hendra tepat sehari setelah kepergian orang tua Sekar. Arya menghela nafasnya dalam-dalam dn mengumpat tidak jelas tentang Hendra hingga menimbulakan suara berisik dan membangunkan Sekar.

Sekar kembali menangis dan meminta Hendra untuk mengantarnya pulang. Sekar hendak pergi ke makam orang tuanya. Arya yang curiga dengan Hendra yang telah menyebabkan kematian kedua orangtua Sekar berusaha membujuk Sekar agar tidak kembali ke rumahnya. Sekar yang mengenal Arya langsung setuju dengan Arya namun tetaap meintanya mengantar ke makam orang tuanya.

Terimakasih para pembaca yang setia, atas kontribusi anda dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya. Kita terus mengikuti kisahnya ya?

Menyatakan Cinta

Sepuluh tahun berlalu, Sekar tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat cantik. Sekar menghampiri om tampan yang sedang bekerja di ruang kerjanya.

“Om, tampan! Bolehkah Sekar masuk?” tanya Sekar sambil mengendap-endap masuk dan langsung duduk di pangkuan Arya.

“Sekar sayang, kamu sudah dewasa dan remaja! Ayo duduk sendiri sana!” ucap Arya yang mulai risih dengan Sekar.

“Tidak mau, aku maunya duduk di pangkuan om tampan,” ucap Sekar dan terus bergelayut manja di pangkuan Arya. Sekar dengan berani mengalungkan tangannya melingkar di leher Arya. Arya yang sudah mulai memanas berdiri dari duduknya kemudian menggendong Sekar untuk di dudukan di Sofa. Arya menghela nafasnya dalam-dalam saat meletakan Sekar ke sofa badannya terhuyung ke depan hingga menyentuh buah dada milik Sekar yang mulai berisi. Arya yang badannya mulai panas membuat dirinya tidak bisa mengontrol adik kecilnya. Arya berusaha bangkit dan duduk di samping Sekar. Sementara itu Sekar hatinya bergejolak tidak menentu. Dalam hatinya dia berharap Arya jadi kekasihnya.

“Gila…, kenapa aku jatuh cinta dengan om tampan?” gumamnya lirih.

“Sekar ayo katakan apa mau kamu! Om akan turuti segalanya!” ucap Arya tiba-tiba melepas keheningan hingga Sekar terperanjat kaget dari lamunannya.

“Aku minta besok om tampan hadir di acara wisuda aku!” rengek Sekar manja yan sesaat berusaha melupakan gejolak hatinya.

“Baik, besok aku akan menghadirinya! Tapi ingat kamu jangan macam-macam ya?” ucap Arya yang tahu karakter Sekar. Dia tahu Sekar pasti merencanakan sesuatu untuk buat kejutan di event-event tertentu. Sekar memang gadis manja yang selalu dia manjakan sejak kecil. Jadi Sekar terbentuk menjadi gadis manja yang selalu seenaknya sendiri jika menginginkan sesuatu agar tujuannya bisa terwujud.

“Siap om tampan, aku pasti akan melaksanakannya!” ucapnya manja dan bangkit dari duduknya dan langsung mengecup pipi Arya yang merupakan kebiasaannya sejak kecil jika mengucapkan terimakasih terhadap Arya.

“Cup,” kecupan Sekar mendarat di pipi Arya sehingga membuat Arya panik. Arya sebagai lelaki normal dan dewasa merasakan sensasi yang luar biasa. Dan hal itu pernah diingatkan oleh mamanya ketika dia pindah di rumahnya sendiri mamanya sempat usul agar Sekar jangan dibawa bersamanya. Mamanya mengusulkan agar Sekar tetap tinggal di rumah mamanya, namun Arya mengabaikan peringatan mamanya. Mungkin ini yang dikawatirkan oleh mamanya.

“Gila kenapa tubuh aku reaksi sedemikian rupa, padahal aku sama Santi kekasih aku tidak pernah merasakan sensasi yang luar biasa seperti ini jika ciuman. Apakah hal ini yang dikawatirkan mama, karena bagaimanapun Sekar itu hanya orang lain yang aku adopsi,” gumam Arya lirih sambil mengusap rambutnya berkali-kali dipenuhi rasa gelisah.

“Om, Sakit?” tanya Sekar polos karena tidak mengerti kalau sesungguhnya pikiran Arya sedang bergejolak.

“Eh…, tidak kok!” jawab om Tampan gelagapan dan beranjak pergi meninggalkan Sekar yang bengong memandang kepergian Arya yang keluar dari ruang kerjanya.

Sekar kemudian bersiap diri untuk berangkat ke sekolah. Sekar hari ini mengajak sahabatnya Cindi untuk menyiapkan pesta Kelulusan. Sekar akan mengajak Cindi dan Riki asistennya Arya sekaligus.

Sekar dan Cindi boking tempat untuk perayaan kelulusan mereka. Sekar bahkan membuat beberapa balon yang melambangkan cinta untuk menembak Arya agar jadi kekasihnya.

“Sekar, apa kamu sudah gila? Bukankah itu om kamu sendiri? Kenapa kamu mencintainya?” tanya Cindi bingung dan penasaran.

“Dengarkan aku, om Arya bukan om kandung aku. Aku bisa kok mencintainya bahkan aku bisa menjadi istrinya!” ucap Sekar yang sudah bengong membayangkan menjadi istrinya Arya.

“Plak!” Cindi memukul bahu Sekar hingga dirinya tersadar dari lamunannya.

“Cindi, gila kamu!” bentak Sekar yang jengkel dengan sahabatnya.

“Kamu yang gila, masa iya jatuh cinta sama om yang membesarkan kamu! Tabu tahu!” jelas Cindi mengingatkan.

“Bodho, pokoknya aku cinta sama om tampan!” ucap Sekar yang tidak mau menyerah begitu saja dan langsung menghampiri pelayan restoran dengan konsep yang dimilikinya meminta semua keperluan disiapkan dengan matang.

Setelah semua persiapan sudah dicek dan sesuai dengan keingainanya,  akhirnya mereka berdua pulang ke rumahnya masing-masing.

Hari mulai gelap hingga berganti hari, Sekar tampak senang dengan riasan tipis di wajahnya mulai turun dari kamarnya menuju ruang makan yang sudah ada Arya yang rapi hendak berangkat kerja. Arya nampak bengong dengan pemandangan yang ada di depannya.

“Om, belum berangkat?” tanya Sekar setelah tiba di hadapan Arya. Sekar pun tanpa ragu mencium pipi Arya. Arya semakin blinsatan menahan gejolak yang ada di hatinya tapi dirinya berusaha mengendalikan dirinya karena bagaimanapun Sekar adalah keponakan angkatnya.

“Belum, kamu berangkat dulu. Om, setelah membereskan pekerjaan kantor nanti ke sekolah kamu!” ucap Arya berusaha menenangkan gejolak yang ada di hatinya

“Baik om tampan!” ucap Sekar dan langsung berangkat diantar sopir.

Di sekolah acara wisuda yang digelar hari ini sangat ramai, bahkan siswa, dan orang tua tampak begitu antusias mengikuti acara wisuda kelulusan. Sekar hyang tergolong anak cerdas sudah di terima di perguruan tinggi negeri ternama di daerah tersebut. Sekar memang multi talenta. Di saat acara penutupan Sekar didaulat mewakili siswa untuk berpidato. Dalam pidatonya Sekar mengucapkan terimakasih terhadap guru, teman dan om Arya yang telah membesarkannya.

“Om Arya terimaksih atas segala kasih sayangnya hingga Sekar bisa menjadi yang terbaik. Om Arya sosok pria yang menjadi panutan Sekar hingga akhir hayat Sekar. Om Arya the best yang merupakan tokoh inspirasi Sekar hingga Sekar bisa sukses dan diterima di perguruan tinggi negeri. I love you om Arya,” ucap Sekar dengan mata penuh harapan.

Arya yang barusan datang, tak kuasa matanya bertemu pandang dengan Sekar dan hatinya berdegup begitu kencang. Sekali lagi Arya mengabaikannya.

Sekar setelah berpidato menghampiri Arya yang duduk di bangku paling depan. Dengan sigap Sekar mengecup pipi Arya seraya mengucapkan terimakasih. Arya juga menyiapkan hadiah untuk Sekar karena bagaimanapun dirinya sudah menganggap Sekar seperti keponakannya sendiri.

“Om, habis ini kita ke restoran. Aku siapkan pesta kecil-kecilan untuk kita. Aku hanya mengundang Cindi dan om Riki” ucap Sekar sambil mengandeng Arya untuk foto bersama. Sekar dengan gayanya yang manja mengabadikan foto mereka berdua. Sementara itu Arya yang dingin mati gaya dihadapan Sekar dan temanya.

Setelah acara foto bersama selesai, mereka berdua pergi menuju restoran. Cindi juga mengikuti mobil mereka dengan senang karena sebentar lagi dirinya akan bertemu dengan Riki pujaan hatinya. Cindi yang beberapa kali bertemu Riki di rumah Sekar sangat mengagumi Riki bahkan diam-diam dirinya mencuri foto Riki yang berada di medsos.

“Sekar, ini acara apa lagi? Bukankah om bilang kalau sebenarnya kantor sedang ada rapat. Jadi om tidak bisa menemanimu lama-lama,” ucap Arya sambil konsentrasi memegang kemudi.

“Sebentar saja om, aku jamin acaranya sangat menarik. Dan perlu om tahu ini acara juga untuk kelangsungan hidup kita berdua?” ucap Sekar yang semakin membuat Arya tidak mengerti. Sekar dengan percaya diri tersenyum optimis kalau acaranya akan berhasil.

Sekar menggandeng Arya menuju restoran dengan tempat khusus satu ruangan. Sementara itu Riki sudah ada di dalam restoran.

“Riki, apa yang kamu lakukan?” tanya Arya begitu tahu kalau Riki juga ikut hadir di acaranya Sekar.

“Itu…., aku …!” jawab Riki tidak melanjutkan omongannya karena dipotong oleh Sekar.

“Om, jangan salahkan om Riki karena aku yang memintanya!” ucap Sekar yang duduk di kursi setelah ditarik ke belakang oleh Arya.

“Ok…, baiklah karena semuanya karena Sekar maka hari ini kamu lolos!” ucap Arya yang mulai duduk dan menikmati makanan yang ada. Cindi juga ikut duduk disampingnya Sekar. Mereka berempat duduk beradapan.

Dan tidak lama mereka menikmati hidangan, Sekar dengan tiba-tiba maju dan menyanyikan lagu : “Lebih Indah” lagu milik Andera.

Dan kau hadir merubah segalanya

Menjadi lebih indah

Kau bawa cintaku setinggi angkasa

Membuatku merasa sempurna

Dan membuatku utuh tuk menjalani hidup

Berdua denganmu selama-lamanya

Kaulah yang terbaik untukku

Semua tamu melongo mendengar suara merdu Sekar. Dan setelah menyanyi Sekar tiba-tiba mendekati Arya dan menyatakan cintanya.

“Om Arya, maukah om menjadi kekasih Sekar yang selalu membimbing Sekar hingga akhir hayat kita yang memisahkan?” ucap Sekar tiba-tiba dan membuat Arya dan Riki terkejut. Arya tidak membayangkan kalau Sekar berani menyatakan cinta terhadapnya.

“Sekar apa-apan kamu! Itu tidak mungkin Sekar, kamu itu hanya gadis kecilku yang selalu aku manjakan. Kamu hanyalah anak ingusan yang perlu sosok ayah. Pikirkan itu Sekar, kamu seperti ini hanya karena kamu butuh aku sebagai ayahmu!” ucap Arya murka namun tidak membuat Sekar menyerah.

“Aku sudah dewasa om, Aku cinta dan sayang sama om Arya sebagaimana wanita terhadap lelaki dewasa!” ucap Sekar yang berlinang air matanya karena penolakan Arya yang menurutnya itu sangat menyakitkan.

“Tidak Sekar kau salah! Kau jangan menyalah artikan kebaikan aku selama ini. Itu bentuk kasihku sebagai orang tuamu pengganti papa dan mamamu!” ucap Arya murka dan langsung meninggalkan Sekar diikuti oleh Riki asistennya. Riki pun tidak mau mengambil resiko kena amarah Arya karena meninggalkan rapat di perusahaan.

Sekar yang kecewa menangis sesenggukan dan kesal terhadap Arya. Sekar tidak mengira dirinya ditolak mentah-mentah oleh Arya. Sekar sebenarnya merasa yakin kalau Arya memiliki perasaan yang sama terhadapnya.

“Sudahlah Sekar, kamu jangan seperti itu? Aku rasa apa yang disampaikan om Arya itu benar, kalian tidak boleh bersatu. Itu kalau terjadi akan terasa tabu di masyarakat karena dari kecil kamu dibesarkan oleh om Arya,” bujuk Cindi menenangkan sahabatnya.

“Tapi aku merasa om tampan juga suka dan sayang sama aku!” ucap Sekar yang sesenggukan menahan tangisnya.

“Sudahlah Sekar mungkin banyak pertimbangan yang harus dilakukan oleh om Arya. Ayo aku antar pulang sebelum ada paparazi mengintai masalah kalian. Janganlah kau sulitkan om Arya dengan masalahmu ini!” bujuk Cindi yang berhasil menenangkan Sekar kemudian mengantar pulang Sekar.

Terimakasih para pembaca yang setia, atas kontribusi anda dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya. Kita terus mengikuti kisahnya ya?

Usaha Sekar

Arya kembali ke kantor dengan perasaan tidak menentu, dia tidak habis pikir kalau Sekar akan nekad seperti itu. Sekar yang cantik, cerdas dan gadis kecilnya yang selalu manja terhadapnya punya rasa cinta terhadapnya. Arya mondar-mandir memikirkan gadis tersebut hingga Riki asistennya sekaligus sahabatnya datang ke ruangannya tidak diketahuinya.

“Bos, kenapa kamu jadi galau? Tenangkan dulu pikiranmu, baru kita cari solusinya!” ucap Riki yang datang begitu tiba-tiba.

“Sial, kamu tidak tahu sifat Sekar makanya ngomong aja gampang. Sekar itu orangnya tidak pernah menyerah apalagi putus asa! Aku yakin setelah ini dia akan buat ulah lagi,” ucap Arya sambil menghempaskan tubuhnya duduk di kursinya.

“Kau berilah penjelasan, ayah angkat menikahi putri angkatnya itu tabu di mata masyarakat!” ucap Riki berusaha menenangkan bosnya sekaligus sahabatnya.

“Aku rasa itu tidak mungkin. Kau tahu kan Sekar? Sekar pasti dengan sekuat tenaga ingin mewujudkan keinginannya.

“Ya sudah kamu tunangan saja dengan pacarmu itu! Dan bawa dia pulang ke rumah kamu!” ucap Riki berusaha memberi saran.

“Santi maksud kamu?” tanya Arya kepada sahabatnya sambil mengerutkan alisnya.

“Iya! Memang kamu ada pacar lain selain Santi?” tanya Riki kepada bosnya meskipun ragu.

“Sial! Ngomong jangan asal mangap!” ucap Arya kemudian berpikir sejenak, mungkin saran Riki boleh dia coba karena bagaimanapun dia harus menyiapkan serangan untuk mematahkan rasa cinta Sekar kepadanya.

Sementara itu Sekar yang sudah berada di rumah menangis tersedu-sedu dan mengurung dirinya di dalam kamar. Sekar merasa kecewa karena cintanya ditolak oleh Arya.

“Hik…, hik…, om Arya nyebelin. Masa iya aku yang cantik seperti ini ditolaknya!” gumamnya lirih sambil menghadap cermin yang ada di kamarnya. Sekar duduk sambil sesekali mengusap wajahnya yang bersih dan cantik.

Setelah lelah memandangi wajahnya tiba-tiba dirinya mengambil alat make up di meja riasnya dan mulai merias wajahnya. Kemudian Sekar berdiri dan mengganti pakaiannya dengan rok mini dan tenk top. Sekar berlenggak-lenggok dicermin dengan bodinya yang seksi. Dengan tiba-tiba dia menjentikan jarinya.

“Fix…, aku rasa, aku harus bertindak seperti wanita dewasa dan bisa melayani om tampan dengan baik!” gumam Sekar lirih. Sekar kemudian tersenyum tipis di cermin dan mulai bangkit menuju ke dapur.

Sekar mulai membuat makanan yang disukai oleh Arya kemudian dengan cekatan menyajikannya di meja makan. Sekar tersenyum puas karena masakan yang dia buat hari ini bagus bahkan rasanya cukup bisa menggoyangkan lidahnya.

Setelah semuanya dirasa cukup, Sekar kembali ke kamarnya untuk mandi dan mengganti bajunya dengan dres yang mini dan seksi. Sekar tak lupa kembali membuat make up tipis di wajahnya sehingga terkesan anggun dan tidak norak.

Jam menunjukkan jam 18.30 wib, Arya belum juga pulang. Sekar mulai gelisah dan kembali menuju ruang depan. Sekar mondar-mandir tidak menentu seperti menunggu suaminya yang tidak kunjung pulang.

“Om Arya kemana ya? Jam segini belum pulang juga!” gumamnya lirih dan terus gelisah.

Tidak lama kemudian terdengar suara kendaraan Arya berhenti di depan rumah. Sekar tersenyum puas kemudian melangkah menuju ke depan pintu untuk menyambut Arya.

“Malam om Arya? Sini aku bawakan tasnya!” ucap Sekar yang langsung meminta tas Arya dan bergelayut manja di lengan Arya. Arya hanya diam saja karena itu sudah kebiasaan Sekar seperti itu. Namun sesaat Arya merasa janggal setelah melihat penampilan Sekar yang agak berbeda.

“Sekar, apa yang kamu lakukan? Apakah pantas kamu berpenampilan seperti itu?” tanya Arya kepada Sekar dengan kasar menghentikan Sekar dan menariknya hingga berhadapan dengan dirinya.

“Hik…, hik…, aku sudah 17 tahun. Dan aku hanya ingin merayakan kelulusan aku yang gagal tadi bersama om Arya di rumah!” ucapnya sambil berlinang air matanya.

“Merayakan kelulusan, jangan alasan Sekar! Om tidak suka kamu berbuat seperti itu!” ucap Arya yang sedikit melunak karena tidak tega dengan Sekar.

“Iya, aku hanya membuat hidangan kecil-kecilan untuk kita berdua! Aku memasaknya sendiri, tapi kalau om keberatan tidak masalah, aku akan memberikannya pada mang Akri!” ucapnya sambil berlari meninggalkan Arya menuju ruang makan.

Arya menghela nafasnya kemudian, dengan cepat mengatakan sesuatu kepada Sekar.

“Ok, untuk kali ini saja! Ayo kita makan!” ucap Arya yang berjalan mengikuti Sekar. Namun Sekar sudah terlanjur bad mood, semua makanan yang ada di meja dibersihkan dan dibawanya ke depan hendak diberikan ke mang Akri sopirnya.

“Mau kemana kamu Sekar?” ucap Arya dengan agak marah berusaha menarik lengan Sekar hingga tubuh Sekar menabrak berhadapan dengan dirinya.

“Apa peduli om! Terserah Sekar mau kemana juga kaki-kaki Sekar. Sekar yang menjalaninya!” ucap Sekar dengan wajah menghadap ke arah Arya hingga mereka beradu pandang.

Gerakan Arya yang begitu cepat menarik tubuh Sekar ternyata membuat dirinya menyenggol bagian tubuh Sekar yang menyembul di dadanya. Sekar yang tumbuh dengan gizi yang cukup membuat pengembangannya berbeda dengan gadis seusianya. Tubuhnya nampak montok dan mempesona bisa membuat naluri setiap laki-laki kepanasan untuk berfantasi.

“Sekar maksud om, ayo kita makan bersama! Om juga lapar, duduklah!” ucap Arya pelan setelah berhasil mengendalikan dirinya. Arya dengan pelan menggandeng Sekar duduk kembali di meja makan. Arya dengan cekatan memencet ponselnya hendak memesan makan untuk makan malam mereka berdua.

“Om pesan makanan saja! Om tidak yakin dengan masakan kamu!” ucap Arya meremehkan Sekar. Sekar seperti tertantang dengan perkataan Arya kemudian mengambilkan makanan favorit Arya yang dia masak kemudian menyajikannya kembali untuk Arya.

“Om, jangan pernah meremehkan Sekar! Sekar ini wanita dewasa yang pintar segalanya!” ucap Sekar sambil menyuapi makanan ke mulut Arya. Arya menikmati makanan tersebut dengan lega karena makanan Sekar benar-benar enak.

“Iya…, ya. Ini lumayan. Tapi om juga sudah terlanjur pesan. Pokoknya hari ini kita makan saja. Untuk masalah kamu dan om tetap kita harus kembali ke permasalahan semula dimana kamu dan om hanya sebatas orang tua dan anak!” ucap Arya menyakinkan dan menekankan kepada Sekar agar tidak nekad.

“Aku tau, tapi perasaan aku tidak bisa dimatikan. Bagaimanapun aku tetap ingin bersama om dan menjadi istri om, mendampingi om hingga akhir hayat aku!” ucap Sekar kembali nekad menyampaikan kepada Arya dengan tegas. Arya yang tahu betapa keras kepalanya Sekar,  hanya menghela nafas sambil sesekali memandangi Sekar.

Arya merasa Sekar sudah tidak bisa dikendalikan, jadi percuma saja dia menghentikan niat Sekar.

“Hem…, berarti aku harus melaksanakan rencana semula! Dasar keras kepala!” gumamnya lirih namun masih terdengar oleh Sekar.

“Siapa yang keras kepala om? Bukannya om yang keras kepala. Kalau om tidak keras kepala harusnya om terima Sekar jadi kekasih om,” ucap Sekar tiba-tiba menyampaikan kepada Arya.

“Ya…, terserah kamu. Yang terpenting kamu makan dulu!” ucap Arya sambil makan makanan yang disiapkan oleh sekar.

Terimakasih para pembaca yang setia, atas kontribusi anda dalam memberikan komentar, like, hadiah dan votenya. Kita terus mengikuti kisahnya ya?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!