Jika kalian membaca ini maka aku harap kalian tidak berhenti ditengah jalan ataupun tertawa sampai tetangga kalian menelepon polisi karena keluhan kegaduhan yang kalian buat dari tawa keras kalian. Aku bahkan heran siapa juga yang mau menulis cerita se-brengsek ini. Jika aku bertemu dengan penulisnya, aku jelas akan mencekiknya karena membuatku sebagai Main Character (Tokoh Utama) di ceritanya ini.
Maksudku seperti ini, dari miliaran orang yang ada di dunia ini kenapa si penulis malah memilih orang yang sangat bejat sepertiku sebagai lakon utama di ceritanya. Seharusnya yang menjadi tokoh utama dalam cerita itu orang yang punya drama keluarga yang rumit, atau seseorang yang punya otak jenius dan berpura-pura menjadi sok lemah sehingga bisa memperpanjang cerita, atau seorang yang memiliki keberuntungan super tinggi yang bahkan memiliki harem yang jumlahnya hampir sama dengan jumlah saraf yang ada di tulang belakang kalian dan masih lebih banyak lagi yang layak untuk di ceritakan dibandingkan dengan kehidupanku yang tergolong kasta bawah paling dasar sampai-sampai tidak bisa lebih rendah lagi.
Sampai sejauh ini kalian masih ingin membaca ceritaku? Baiklah aku beritahu lagi. Cerita ini jangan berharap adegan-adegan yang sering kalian sebut dengan dramatic scene atau epic moment. Kenapa? Karena itu membuang waktuku!!!! Dan jangan berpikir cerita ini sesuai dengan ekspetasi kalian yang dimana toloh utamanya adalah orang yang jenius yang tidak masuk akal atau orang overpower yang mana kalau digame stat nya rata kanan semua. Karakterku di desain berkebalikan dengan dua hal diatas itu. Pintar? Jangankan pintar aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali aku mendapatkan ijazah karena saking seringnya aku tidak lulus dalam jenjang pendidikan. Overpower? bahkan ketika aku berkelahi pun aku masih kalah sekali dua kali. Itu pun berkelahi dengan bocah kampung, kroyokan lagi mainnya.
Kalian masih disini juga untuk membacanya?!! Jujur saja aku bingung menanggapinya. Kalian ini ingin mencoba peduli padaku dengan membaca ceritaku atau ingin membaca ceritaku karena ingin sesuatu yang mengocok perut?! Jika kalian di pilihan pertama maka aku meragukan niat asli kalian. Dan jika kalian membaca cerita ini karena opsi kedua maka kalian sama brengseknya dengan penulis cerita ini.
Tapi tak apa, diopsi mana alasan kalian membaca cerita ini selama kalian bisa memetik hikmah dari ceritaku ini. Karena apa? Semua orang memerlukan namanya belajar, terutama dalam pengalaman karena pengalaman adalah guru terbaik.........Mungkin. Aku hanya mengutip kata kebanyakan orang.
Apa kalian percaya akan adanya karma atau reinkarnasi? Bagi kalian yang tidak percaya maka kalian sama sepertiku....moral kalian sehat. Tapi jika kalian percaya sesuatu dengan reinkarnasi dan karma itu ada, maka kupastikan kalian untuk tahu.....Tidak ada yang lebih menyebalkan selama aku hidup dan matiku dari proses reinkarnasiku dimulai.
Tapi sebelum aku menceritakan kisahku yang dimana aku orang yang ter-reinkarnasi maka aku akan kuceritakan riwayat hidupku. Aku seorang preman dulunya.............
AKU TAHU KALIAN SEDANG TERTAWA, DASAR PARA KUTU BUKU SIALAN!!!!!!!!
Ya itu benar aku adalah preman dulunya. Aku juga seorang gelandangan. Mencopet dan memalaki orang adalah makan sehari-hariku, kardus dan depan toko adalah tempat tidurku. Semua itu kulakukan bukan karena aku suka atau hobi. Tapi untuk bertahan hidup. Dunia tidak selalu indah disetiap mata individu, salah satunya aku.
Aku tahu yang kulakukan itu salah tapi untuk bertahan hidup aku tidak punya pilihan lain selain melakukan kejahatan. Tiba pada suatu hari.......
Aku terpeleset dari kamar mandi umum dan kepala belakangku terbentuk bibir kloset..........
OK ITU CUKUP KONYOL BAHKAN UNTUK UKURAN PREMAN GELANDANGAN SEPERTIKU!!!!
Yah itu benar, aku mati setelah itu. Tamat.
Tidak secepat dan semudah itu ferguso!!! Penderitaanku bahkan belum berhenti sampai di masa hidupku. Aku tiba-tiba berada di sebuah ruangan kosong berwarna putih dengan didepanku berupa singgasana raksasa. Aku bahkan sampai lupa kalau aku ini sudah mati ketika melihat tempat ini. Tiba-tiba sesuatu berpendar di tengah singgasana itu. Apakah bahkan tidak percaya apa yang kulihat atau memang mataku yang salah. Aku melihat wanita cantik berambut putih panjang alami dengan mata yang indah berwarna merah yang membuatku tak bisa berkedip. Wanita itu juga menggunakan gaun berwarna putih dengan jahitan dan pola garis berwarna emas. Kalau dilihat dari penampilannya, umurnya mungkin sekitar 20 tahunan.
"Selamat datang di retakan dimensi, jiwa yang tersesat. Aku duduk di sini untuk menghakimimu!!!"' Seketika sebuah neraca emas raksasa jatuh diantara kami berdua ysng membuatku terkejut sampai-sampai jantungku anjlok ke lutut. Dan saat itu lah proses sidang yang menyebalkan dimulai.
Diatas salah satu tangan neraca terlihat sebuah bulu seperti bulu angsa berwarna putih dan di tangan satunya terdapat sebuah jantung yang entah dari mana asalnya. Bahkan aku tidak habis pikir melihat jantung tersebut masih berdetak.
wanita berambut putih yang ada di depanku secara tiba-tiba memunculkan sebuah gulungan kertas yang bahkan pinggiran kertas tersebut sudah sobek-sobek dengan warna kertasnya yang sama seperti kloset wc yang tidak pernah dibersihkan selama 1 tahun.
Wanita itu membuka gulungan tersebut dan membaca isinya.
"Pria dari dunia Prime, mati karena kepala terbentur ke-ke-kelo.......ssst.....kelo-....set! Hahahahhahahahhahahahahahhahahaha!!!!" Tepat setelah kata kloset disempurnakan olehnya wanita ini tertawa terbahak-bahak. Sepertinya kematianku mengandung unsur suka cita dibandingkan duka. Tapi aku tidak menerima kematianku di hina seperti bahan lawakan seperti yang ada di internet. "Seorang Pria Mati Kejedot Bibir Kloset Dengan Wajah Berlumuran Tinja." Kemudian terdapat fotoku dengan wajahku yang mencium isi kloset wc.
"Hei! Aku bahkan tidak meminta kematian sekonyol ini!" Protesku. Tapi wanita berambut putih itu masih belum tertawa. Parah banget memang....
"Dari semua kematian yang pernah kulihat kaulah yang paling konyol." Kata wanita itu mengusap air matanya karena tertawa terlalu keras.
"Aku yakin di dunia Prime para dokter akan menemukan mayatmu pasti akan tertawa!!!! Hahahahhahahahahahahhahahaha!!!" Hina wanita itu. Sialan! Wajah doang cantik sama imut tapi mulutnya sama kloset wc sama saja!!! Tapi membayangkan para dokter mengotopsi mayatku dalam keadaan menahan tawa membuatku merasa sangat malu.
"Tidaaaaakkk!!!!!" Bentakku. Itu tidak mungkin!!!! Itu pasti hanya perasaanku saja.
"Ya ampun, itu tadi cukup menghibur. Tapi tidak hanya kematianmu yang cukup tragis dan konyol. Bahkan semua riwayat hidupmu sama seperti caramu mati. Apa ini?! Kau bahkan memalaki anak SD untuk mendapatkan uang, belum lagi kau juga sering mengintip wanita dewasa yang sedang mandi, bahkan kosakata mau begitu berwarna setiap satu kalimat kau berbicara, kau bahkan kalah berkelahi melawan bocah kampung. Aku heran kenapa orang tuamu mau melahirkanmu saat itu." Kata wanita itu tanpa ada rasa bersalah. Setiap dia menyebutkan semua riwayat hidupku serasa hatiku di tusuk menggunakan pisau tumpul yang jelas lebih menyiksa daripada tombak.
"Dengan nilai karma serendah ini aku bingung harus kuapakan jiwa busukmu ini." Katanya seolah dia peduli dan bersimpati dengan kehidupanku.
"Busuk-busuk seperti ini aku menolong orang tuaku mencari uang, bangsat!!!!" Akhirnya keluar juga kosakata paling berwarnaku.
"Membantu orang tua setidaknya pakai cara yang benar, otak udang!!!! Ya ampun...." Balas bentaknya.
"Dengan ini riwayat hidup yang seperti ini maka tebuslah. Kau akan dihidupkan kembali sebagai anjing hutan. Selama kau hidup sebagai anjing hitam cobalah untuk menyesali kesalahan-kesalahanmu itu." Dengan sangat keras salah satu tangan neraca yang membawa jantung langsung anjlok dengan sangat keras.
"Jantung lebih berat dari bulu?!" Kataku dengan panik.
"Jantung melambangkan hawa nafsu sedangkan bulu putih adalah kemurnian. Maka sudah jelas." Aku mulai panik. Aku selalu mengatai orang dengan sebutan binatang dan dikehidupan selanjutnya aku menjadi binatang itu sendiri. Waduh!!! Berpikir! Berpikir!
"Dengan begini kau tereinkarnasi sebagai..." Sebelum wanita berambut putih menyelesaikan kalimatnya.
"Tunggu!!!!! Kau tadi bilang "setidaknya membantu orangtuaku dengan cara yang benar" kan? Bukankah itu membuktikan masih ada kebaikan dalam hidupku?" Kataku mencoba menegosiasi.
"Tapi nilai karmamu tetap anjlok kan? Jadi apa bedanya?" Katanya tanpa peduli.
"Woi, Bodoh!!! Setidaknya kabulkan satu permintaanku sebelum aku kau ubah menjadi hewan peliharaan woi!!! Jika akhirat itu ada dan adil setidak sekecil apapun niatku untuk berbuat baik seharusnya mendapatkan balasannya juga." Mendengar kalimatku barusan wanita berambut putih itu mengubah raut wajahnya. Seolah memberi pertimbangan. Setelah cukup lama mempertimbangkannya akhirnya dia mengangguk. SIIIIPPP!!!!! ADA KESEMPATAN BALAS DENDAM!!!!!
"Baiklah, apa yang kau inginkan?" Tanyanya.
"Beri aku kekuasaan mutlak atas semua yang kuinginkan! Itu saja." Seketika wajah wanita itu mengeras setelah aku menyebutkan pertanyaanku.
"Tidak bisa. Permintaanmu terlalu tinggi untuk dikabulkan." ******!!!! Aku kira gampang setuju ternyata dia orangnya perhitungan.
"Itu cukup adil kalau kau tetap mengubahku menjadi anjing hutan Woii!!!" Balasku. Wanita ini kemudian mengusap dahinya seolah sehabis melakukan pekerjaan berat.
"Baiklah terserah. Menghadapi jiwa sepertimu hanya membuang waktuku. Tapi pastikan kau belajar dihlkehidupan yang satu ini." Tubuhku tiba-tiba bersinar dan menyusut. Tiba-tiba aku tidak bisa merasakan tanganku. Aku juga merasakan bahwa aku menambah jumlah kakiku. Tubuhku mulai tumbuh bulu-bulu. Aku juga bisa merasakan kalau ada sesuatu diujung pantatku. Tubuhku berhenti berpendar. Aku kemudian membuka mataku. Ternyata benar aku menjadi anjing hutan dengan bulu berwarna perak.
"Dan ini hak spesial yang kau minta." Tubuhku mengeluarkan semacam energi berwarna putih. Kemudian energi itu memudar dan masuk ke dalam tubuhku. Aku pun tertawa terbahak-bahak bahkan sampai terguling-guling. Tapi aku hanya bisa menjulurkan lidahku dengan tersenyum.
"Guk! Guk! Guk!" Kataku. Bahkan aku sudah tidak bisa berbicara menggunakan bahasa manusia lagi.
"Kenapa? Kau mau tulang?...." Tiba-tiba ditangan wanita itu muncul sebuah tanda seperti tato dan wanita itu sepertinya belum menyadari rencanaku. Ya, tertawalah selagi bisa.
"Kau akan menemukannya di tong sampah di kehidupan keduamu nanti, selamat tinggal." Katanya melambaikan tangannya. Di bawah pijakan kaki muncul semacam lingkaran sihir berwarna merah. Wanita itu mulai kebingungan.
"Eh? tunggu kenapa aku mengeluarkan portal dibawahku juga?!!" Wanita itu mulai panik melihat seperti ada kesalahan teknis dalam prosesnya. Ya itu rencanaku.
"Guk! Guk!" (Aku tidak tahu kalau seorang dewa bisa dibodohi semudah ini hahhahahahahahaha!!!!) Sepertinya dia mulai bisa memahami bahasa anjing.
"Apa yang?!!....Tunggu! Kau menggunakan kekuatan kuasa mutlak yang kuberikan....kau menggunakannya kepadaku?!!" Akhirnya wanita brengsek ini sadar.
"Guk! Guk! Guk!" (Aku yakin para orang mati sebelumku yang kemari pasti ingin membalas dendam kepadamu maka aku mewakili mereka yang telah kau rendahkan! Dengan skenario "seekor anjing menjadi majikan dari seorang wanita cantik yang sombong".) Kataku.
"Kau....Dasar rendahan!" Wanita itu mencoba melemparkan semacam energi ke arahku tapi dia malah terjatuh seperti orang tersandung.
"Guk!" (Jatuhlah!) Perintahku kepada wanita itu.
"Kau tidak akan lepas dari ini, anjing!!!" Bentaknya. Seluruh pandanganku menjadi silau akan cahaya putih.
Ketika aku membuka mataku. Aku melihat banyak sekali pohon-pohon, burung-burung berkicau begitu nyaring ditelingaku, Kupu-kupu yang berterbangan seperti menari. Aku ingin mengulurkan tanganku tapi yang terulur malah kaki depanku. Ternyata benar aku menjadi seekor anjing hutan.
Aku melihat wanita berengsek itu terbaring di depanku. Aku pun berjalan mendekatinya. Ku tepuk pipinya dengan kaki depanku tapi dia tidak kunjung bangun. Karena tidak kunjung bangun aku menggunakan cara para anjing kampung ketika mereka terganggu.
"Guk!" (Bangun woi!!!) Kugigit lengan wanita itu dengan sangat keras menggunakan taringku.
"WUUUUUAAAAAAAAAAAGGGGGGHHHHH!!!!!!!!!!!" Seketika para burung terbang ketakutan mendengar raungan dari seorang wanita ini.
"Guk! Grrrrr...." (Bangun woi! Mau sampai kapan kau akan berbaring di situ?!") Bentakku.
Dewi itu masih terbaring memegangi tangannya yang barusan kugigit untuk membangunkannya.
"Dasar anjing sialan!!!! Kenapa kau melakukan ini??!!!!" Bentaknya balik sambil memegangi tangannya.
"Guk!" (Itu karena kau tidak......) Dengan cepat dewi sialan itu mencekikku dan mengguncang-ngguncangku seperti boneka percaya.
"Yang satunya!!!! Bisa-bisanya kau menyeretku masuk ke salah satu dunia parallel!!!" Bentaknya kembali. ******! Kalau kau tidak sombong dari awal aku tidak akan mengirimnya bersamaku.
"Guk!" (Lepaskan!) Dengan breaksi kaku, kedua tangan dewi itu melepas cengkramannya dan menjauh. Aku baru ingat kalau aku punya kuasa mutlak dari kekuatan yang dewi brengsek ini. Hoo....
"Cih! Kenapa....?! Kenapa ini..?!!" Keluhnya mencoba mencekikku lagi tapi tubuhnya sepertinya seberat beton. Tangannya mencoba meraih leherku tapi tidak bisa seperti ada yang menariknya.
"Guk! Guk!" (Kau sepertinya lupa, kalau aku punya kekuatan untuk memanipulasi kekuasaan secara mutlak Hehehe.... Bagaimana menurutmu? Sebagai entitas tertinggi yaitu ras dewata menjadi peliharaan dari seekor anjing hutan.) Kataku dengan penuh kesenangan.
"Kau nampak senang ya....meskipun cuma seekor anjing." Katanya. Wah! Masih sempet-sempetnya belagu. Aku mulai menjulurkan lidahku seperti anjing sungguhan. Air liurku mengalir deras tak terhentikan.
"Grrrrrrr..."( Kau masih sempat-sempatnya sombong. Tubuhmu elok juga. Mungkin sebagai manusia jika aku menjilati wajahmu aku tampak tidak bermoral tapi....) Dewi didepanku nampak mulai memahami apa maksudku. Aku mulai mendekatinya dengan perlahan.
Kugoyangkan ekorku dengan gembira.
"Apa?!.....Jangan.....mendekat!" Katanya dengan panik.
"Guk." (Tapi karena aku sudah menjadi anjing hutan maka itu tidak penting lagi. Lagipula itu wajar jika seekor anjing menjilat kan? hehehehe) Dengan perlahan kujilat wajah dewi itu dengan perlahan disekitar dagu, hidung, dan jidatnya. Wajah dewi itu semakin imut ketika menahan gelinya jilatanku.
"Aaaaahh.... Geli....." Bahkan ketika aku menjilati lrher dewi ini wajahnya sudah seperti memerah.
"Guk! Guk!" (Aku akan berhenti ketika kau meminta maaf. Memohonlah. Maka aku akan mempertimbangkannya.) Ancamku. ternyata seperti ini ya rasanya menjilati seorang dewi. Oh takdir!!!!! Terima kasih telah memberiku kesempatan ini!!!!!
"Aaahhh.....Bukankah artinya belum pasti kau akan melepaskanku.....Ahhh....... Terkutuk ka-.....aaahh..." Desahnya. Wuiiihhh mantap!!!! Aku pun mulai menjilati bahunya.
"Guk! Grrrr...." (Harga dirimu yang tinggi sebagai seorang dewi akan hilang mulai detik ini. Kau cukup meminta maaf denganku setelah itu kubiarkan kau pergi.) Janjiku. Dewi ini sudah mulai kelelahan menahan gelinya jilatanku. Aku bahkan heran, Dewi juga bisa merasakan geli ya?
"Baiklah........ Kau menang..... Aku.... minta maaf." Katanya mencoba untuk tidak mendesah.
"Guk!" (Kurang jelas. Ulangi.) Kataku mengoreksi.
Tiba-tiba wajah dewi itu yang awalnya imut 180 derajat berubah menjadi gorila yang sedang ngambek.
"Aku minta maaf." Katanya dengan cepat.
"Guk!"(Kurang ikhlas. Ulangi.)
"Aku minta maaf."
"Guk!" (Kurang imut. Ulangi.)
"Aku minta maaf."
"Guk! Guk!" (Nadanya gak benar. Ulangi.)
"AKU MINTA MAAF!!!!! DASAR ANJING BIADAB!!!! AKU SUDAH MEMINTA MAAF SESUAI DENGAN APA YANG KAU MINTA SEKARANG LEPASKAN AKU!!!!" Hardik dewi itu. Buset, mau dewi apa manusia kayaknya cara mereka nyemprot sama saja.
"Grrrrrrr...." (Iya iya. Kau bebas sekarang. Sana pergi hus hus. Kembalilah ke ruangan putih konyolmu itu. Membuang waktuku saja.) Kataku melambai mengusir menggunakan kaki depanku.
"Yang bikin aku kemari juga sia-pa??!!!!!!" balasnya.
Aku pun berjalan menjauh dengan keempat kakiku.
"Aku harap kau tidak mati dalam waktu dekat. Akan sangat merepotkan kalau kau sampai kembali lagi bertemu denganku." Kata sang dewi.
"Guk! Guk! Guk!" (Labih baik aku mati dan tidak bereinkarnasi daripada harus menemui nenek-nenek berwajah gadis.) Balasku. Aku pasti akan disambar menggunakan energi itu lagi dari belakang tapi ternyata tidak. Ketika aku menoleh ke belakang wanita itu sudah menghilang. Terdapat ledakan tadi sebelum aku menoleh.
Baguslah dia lebih memilih menyambar pohon daripada aku. Sekarang, waktunya menjalani hidup sebagai anjing hutan. Setelah berjalan tanpa arah yang kira-kira mungkin sudah 30 menit aku masih saja belum menemukan kota ataupun desa manusia. Tak lama kemudian aku mendengar suara wanita yang seperti sedang berlari. Dan dari suara yang ada di dekatnya seperti suara beruang yang menggeram.
Aku pun mengikuti suara itu. Aku bahkan tidak percaya bisa mendengar suaranya sejauh ini. Sekitar 500 meter lo dari tempatku mendengar. Apakah ini karena aku seekor anjing sehingga aku bisa memiliki pendengaran super. Aku melihat seorang gadis yang umurnya masih 15-16 tahun berambut panjang dikucir kuda. Dan wuuuiihh....Dadanya ukuran berapa itu ?!! Ups maaf.
Memakai pakaian berwarna hijau daun, dan memakai beberapa plat baja di daerah vitalnya. Tunggu?! Apa?!! Bukankah itu pakaian ketika abad pertengahan?? Buat apa wanita itu memakainya. Dan ngapain juga pakai pedang? Wah, aku dah gak paham lagi.
Kalau mau cari mati ya caranya gak gitu-gitu juga lah. Tapi melihat pemandanganku saat ini mengingatkanku dikehidupanku yang sebelumnya. Menggencet seseorang yang lebih lemah untuk bertahan hidup. Begitulah caraku hidup. Aku pun juga pernah digencet. Itu sudah menjadi makanan sehari-hari di kehidupanku, menggencet atau digencet. Yang belum pernah kurasakan adalah menjadi pihak ketiga yaitu penonton.
"Dengan nilai karma serendah ini aku bingung harus kuapakan jiwa busukmu ini." Katanya seolah dia peduli dan bersimpati dengan kehidupanku.
"Busuk-busuk seperti ini aku menolong orang tuaku mencari uang, bangsat!!!!" Akhirnya keluar juga kosakata paling berwarnaku.
"Membantu orang tua setidaknya pakai cara yang benar, otak udang!!!! Ya ampun...." Balas bentaknya.
"Dengan ini riwayat hidup yang seperti ini maka tebuslah. Kau akan dihidupkan kembali sebagai anjing hutan. Selama kau hidup sebagai anjing hitam cobalah untuk menyesali kesalahan-kesalahanmu itu." Dengan sangat keras salah satu tangan neraca yang membawa jantung langsung anjlok dengan sangat keras.
Tunggu?! Kenapa aku teringat perkataan dewi brengsek itu?!! Wanita di depan mataku benar-benar sudah terluka parah dan aku tidak menolongnya. Bukan karena aku tidak peduli. Tapi entah kenapa setelah mendapatkan tubuh baru ini aku seperti berhenti menjadi manusia secara perlahan. Tidak ada empati, perasaan, atau bahkan emosi dari pemandangan yang kulihat didepan mataku.
Tiba-tiba aku teringat akan perkataan ibuku dirumah sakit.
"Aku tahu kau pasti kesulitan dalam mencari dana biaya rukah sakit. Tapi tidakah sesekali kau mengikuti hati nuranimu untuk egois?" Kata ibuku. Aku bisa melihat wajah ibuku yang wajahnya sudah seperti bunga yang layu.
"Tidak apa-apa. Ibu akan melakukan sesuatu. Tidak apa-apa untuk menuruti keinginan egoismu selama kau tidak menyesal. Lagipula.......Ibu sudah puas." Lanjut ibuku.
Itu yang dikatakan ibu sebelum dia meninggal.
Dengan cepat aku berlari ke depan wanita itu untuk menengahinya dengan beruang yang ada didepannya. Beruang itu juga tampak aneh. Beruang tapi seperti campuran antara robot dan beruang. Beruang itu menggeram dan aku bisa tahu artinya.
"Rrrroooooaaarr!!!!" (Menyingkirlah anjing kecil!!! Kau beruntung jika kau tidak datang untuk melindungi gadis manusia ini!!! Kenapa kau melindunginya???!!!!! Para manusia selalu menjadi yang teratas!!!! Mereka juga menggunakan kulit kita sebagai pakaian mereka! Mereka juga membakar rumah kita!!! Apakah kau paham!! )
"Guk! Guk!" (Memang ironis sebagai anjing hutan aku membelanya... Manusia memang makhluk yang sangat egois dan tidak tahu diri. Tapi selama aku mengikuti hati nuraniku. Maka aku tidak peduli selama aku puas!)
"Guk!" (Jantung! Berhentilah berdetak!) Jika kau bisa mengendalikan seorang dewi dengan mudah maka melawan beruang bisa dibilang bukan masalah. Tiba-tiba beruang itu tumbang dan ternsungkur ke tanah.
Aku yakin wanita di belakangku ini panik dan ketakutan. Aku tidak bisa menyalahkannya. Tapi diluar dugaan wanita ini mencoba mendekatiku secara perlahan.
"Grrrrrrr!!!! Guk!! Guk!!!" Aku mencoba mengusirnya dengan menggonggong. Wanita itu pun tersenyum, membungkuk sebentar, kemudian berlari menjauh dariku.
Aku pun mengikuti bau wanita itu dengan berjalan. Akan berbahaya kalau aku mengejarnya karena dia pasti mengira aku akan memangsanya. Dengan mengikutinya melalui penciuman maka aku mungkin bisa menemukan pemukiman manusia. Setelah 1 jam berjalan aku pun mencium banyak sekali bau manusia. Akhirnya aku sampai. Aku pun mulai berlari karena tidak sabar untuk kesana.
(Heh???) Tidak ada tiang listrik, tidak ada gedung-gedunng tinggi dengan kaca, tidak ada mobil dan motor, tidak ada orang-orang yang menggenggam ponsel smartphone. Sebenarnya aku ini direinkarnasi kemana sih?!!!!!!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!