"Jangan pernah meninggalkan Aku sayang, jika kamu sudah lulus ya!" pekik lastiur kepada Pardomuan. Ketika sang kekasih telah lulus dari sekolah SMK pariwisata yang lokasinya tidak jauh dari tempat kos-kosan Lastiur.
"Kamu jangan khawatir, jika aku pergi meninggalkanmu untuk mencari pekerjaan di rantau orang, itu hanya untuk hubungan kita. "Aku sangat mencintaimu Sayang!" sahut Pardomuan ketika Ia sudah menerima surat kelulusannya dari pihak sekolah.
Derai air mata mengalir di wajah cantik lastiur. Ia tidak ingin berpisah dengan sang kekasih. Tetapi Pardomuan berusaha untuk meyakinkan lastiur. Kalau Pardomuan akan selalu tetap mencintainya, walaupun ia meninggalkannya untuk mengejar impiannya bekerja di salah satu kapal pesiar ternama.
Pardomuan mengambil keputusan sekolah di SMK pariwisata, berharap jika dirinya bekerja di salah satu kapal pesiar. Dapat membantu Keadaan ekonomi keluarganya. Yang hanya hidup sederhana. Itupun kedua orangtua Pardomuan berusaha untuk menyekolahkan Pardomuan sekolah di kota. Tepatnya di SMK pariwisata. Berharap Pardomuan dapat mencapai impiannya.
Untuk bersekolah di salah satu SMK pariwisata ternama, Pardomuan harus rela hidup berjauhan dengan kedua orang tuanya. dengan hidup apa adanya. Kost di salah satu rumah guru yang mengajar di sekolahnya.
Niat baiknya ingin merubah ekonomi keluarganya yang hanya hidup sederhana di desa, membuat Pardomuan belajar dengan tekun. Itu terlihat jelas dari hasil kerja keras Pardomuan, ia salah satu siswa yang berprestasi di SMK pariwisata tempat Pardomuan dan Lastiur menuntut ilmu.
Tiur yang merupakan adik kelas dari Pardomuan menaruh simpati kepada Pardomuan, atas prestasi-prestasi yang diraih oleh sang kakak kelas. Dipertemukan dengan kepengurusan OSIS, timbul di hati mereka saling mencintai.
Tetapi Pardomuan dan Lastiur selalu memprioritaskan untuk belajar. Keduanya saling bahu membahu untuk memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru di kelas. terkadang jikalau Lastiur tidak memahami PR yang diberikan guru kepadanya, ia selalu meminta bantuan kepada Pardomuan untuk mengajarnya.
Keduanya sama-sama berprestasi di sekolah. Terlihat jelas kepala sekolah dan guru-guru pun menyukai keduanya. Terkadang mereka sering menjadi contoh kepada murid lainnya. Pak Rohdian yang merupakan salah satu guru sekaligus kepala sekolah di SMK pariwisata itu, menaruh simpati kepada Pardomuan dan juga Tiur.
Tidak ada yang mengetahui kalau keduanya memiliki hubungan khusus. guru dan para siswa-siswi atau teman sekelas Tiur dan pardomuan mengetahui hubungan mereka hanya sebatas ketua OSIS dan juga sekretaris OSIS.
Mereka selalu saling membantu untuk dalam urusan sekolah. Membuat nama keduanya dikenal di sekolah. Selain karena berprestasi keduanya jiwa sosial Tiur dan Pardomuan juga cukup besar. Setiap ada kegiatan di sekolah keduanya selalu terlibat.
Kali ini pardomuan bertekad untuk melakukan tes untuk masuk bekerja di kapal pesiar. Ia melakukan itu semua karena Ia mendapat informasi dari alumni yang sekolah di SMK pariwisata. Yang sudah bekerja disana, dapat membangun rumah orangtuanya yang dulu hanya gubuk, sekarang menjadi permanen.
Yang konon katanya, bekerja di sana mendapat upah yang sangat besar yang dapat membantu ekonomi keluarga.
Hal itulah yang membuat Pardomuan bertekad untuk langsung mengejar impiannya bekerja di salah satu kapal pesiar.
"Abang mau berangkat sekarang juga? tanya Tiur kepada Pardomuan, ketika Pardomuan datang menghampiri Tiur ke tempat kosnya.
"Iya sayang, hari ini Abang akan berangkat ke Medan untuk mengikuti tes bekerja di kapal pesiar. Yang sudah aku ceritakan sebelumnya.
"Jadi Abang tega meninggalkanku sendiri di sini?
"Sabar ya Sayang!" ini tidak lama kok. Hanya sementara saja. Kamu yang sabar ya, Abang akan selalu mencintaimu jaga hatimu untuk abang." sahut Pardomuan. Sejujurnya Pardomuan tidak rela meninggalkan sang kekasih begitu saja.
"Nanti kalau sudah Tiba di sana, jangan lupa menghubungiku. "Aku pasti selalu menunggumu bang dan selalu mencintai mu. Jangan pernah menghianati cinta kita ya bang!" selalu berikan kabar ya bang."ucap Tiur sambil memeluk Pardomuan
"Paitte au da hasian, ikon hodo rokkappu. ho do Tondi tondiku. (Tinggu aku sayang, Karan aku mencintaimu dan kamu yang akan menjadi jodohku)" ucap Pardomuan sambil langsung memberikan kecupan hangat di kening Lastiur yang sedari tadi tidak rela ditinggalkan oleh Pardomuan
Tiur menghantarkan Pardomuan hingga ke Terminal. Ketika bus sudah tiba di sana, Pardomuan langsung berpamitan kepada Tiur. Sebelumnya Pardomuan sudah berpamitan kepada kedua orang tuanya di desa. Sebelum ia menemui Tiur.
"Abang pergi ya sayang!" ucap Pardomuan sambil melambaikan tangannya kepada Tiur. Tiur menatap kepergian kekasihnya. Derai air mata mengalir begitu deras di wajah cantiknya. Tetapi ia sadar Pardomuan bersekolah di SMK pariwisata untuk mencapai impiannya.
Membuat Tiur langsung menghapus air matanya begitu saja.
Setelah bus yang membawa Pardomuan berlalu dan hilang dari pandangannya. dengan langkah gontai Tiur menaiki angkutan umum tujuan tempat kosnya dari terminal.
Tiba-tiba teman satu kelas Tiur datang menghampiri Tiur yang kebetulan Kartini juga baru menghantarkan adiknya ke terminal. "Memangnya Pardomuan jadi pergi? tanya Kartini yang merupakan teman satu kelasnya. Tiur mengangguk pelan. Ia serasa tidak bersemangat.
"Aku dengar-dengar Pardomuan pergi ke kota untuk mengikuti tes bekerja di kapal pesiar, Apa itu betul? tanya Kartini penuh selidik. Tiur menganggukkan kepalanya pelan. lalu menatap Kartini dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Sudahlah jangan kamu pikirkan. Nanti juga akan ada pemilihan ketua OSIS ." ucap Kartini yang belum mengetahui sama sekali hubungan keduanya. "Bukan masalah itu, selama ini dia yang menemaniku mengerjakan segalanya. Setiap kali aku tidak memahami pelajaran, dia yang selalu membantuku. Tapi sekarang dia sudah pergi untuk meraih impiannya.
" Kamu jangan sedih. Kan zaman sekarang sudah modern bisa menghubunginya melalui telepon. Zaman sekarang sudah gampang semua. Apalagi di era tahun 2000 begini, pasti sudah gampang. Tetapi jika di era 80-an mungkin kamu sulit berkomunikasi." ujar Kartini terkekeh sambil mengotak-atik ponsel miliknya.
Tiur hanya terdiam. Ia mengingat masa-masa ketika dirinya bersama Pardomuan. Lelaki yang sudah mengajarkannya jatuh cinta. Cinta pertama bagi Lastiur.
Setelah 10 menit melakukan perjalanan dari terminal ke lokasi tempat kost Tiur. Tiur meminta sang sopir untuk menghentikan angkutan umumnya di sana.
"Pinggir Pak!" teriak lastiur ketika ia sudah melihat gang masuk tempat kosnya.
Sang sopir menghentikan angkutan umum itu lalu Tiur turun dan memberikan uang ongkosnya kepada sang sopir. Kartini juga ikut turun di sana. ya lokasi tempat tinggal Kartini tidak jauh dari tempat Tiur.
Tiur berjalan mendahului Kartini masuk ke lorong gang sembari pikirannya berkelana kemana-mana. "Tunggu Tiur kita bareng jalannya!" teriak Kartini yang melihat Tiur berjalan sendiri.
Tiur membalikkan tubuhnya menatap teman satu kelasnya itu setengah berlari menghampirinya,setelah memberikan ongkosnya."Kamu tega banget sih ninggalin aku begitu saja?" gerutu Kartini. Tiur berusaha mengembangkan Senyumnya. "Maaf aku tidak perhatikan Kalau kamu masih di belakang sahut."Tiur
Bersambung.....
hai hai emak Morata datang lagi nih bawa bacaan yang bagus untuk para readears. yuk kepoin terus cerita ini ya akan ada give away nanti di akhir bulan ini.
JANGAN LUPA TEKAN FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓🙏🙏
Satu bulan sudah berlalu setelah kepergian Pardomuan ke kota untuk mengikuti Test masuk bekerja di salah satu kapal pesiar ternama. Pardomuan salah satu kandidat yang berhasil diterima bekerja di salah satu kapal pesiar tujuan Australia.
Hal itu membuat komunikasi pardomuan dan Tiur pun menjadi terputus.Tiur yang menantikan kabar dari Pardomuan. semakin gelisah karna tak kunjung mendapat kabar dari sang kekasih.
"Kemana kamu bang kok nggak ada kabar darimu? batin Tiur
"Apa kamu sudah melupakan aku?
"Apa kamu sudah berhasil diterima bekerja di sana? gumamnya dalam hati sambil memperhatikan potret nya dengan Pardomuan yang ada di dalam kamar kostnya.
Foto kebersamaannya bersama Pardomuan ketika Pardomuan masih sekolah di SMK.pariwaisata bersama Lastiur. Tiba tiba ketukan pintu terdengar jelas ditelinga Tiur yang terus hanya memandangi Fotonya dengan Pardomuan.
"Masuk!" teriak Tiur dari dalam kamar.
"Eh Regina, kamu ternyata!" ucapnya sambil mempersilahkan Regina masuk kedalam kamar kosnya. "Kamu ada apa? kamu masih mikirin Ka Pardomuan?
Tiur menganggukkan kepalanya. "Kamu jangan kwatir dia ngak bisa ngasih kabar sama kamu karna Pardomuan sudah diterima bekerja di kapal pesiar tujuan Australia." ucap Regina sambil mengotak-atik ponselnya.
Kok kamu bisa tau?
"Pertanyaan kamu aneh. Ya Taulah kan aku satu kampung dengan orangtuanya." sahut regina sambil terkekeh menatap Tiur.
Tiur menganggukkan kepalanya pelan. Ia menghela nafas panjang.
"Kenapa kamu tidak memberitahu aku bang?batin Tiur sambil memperhatikan Foto Pardomuan yang ada di layar ponselnya.
"Oh ya kamu sudah makan belum? yuk masak mie isteri sepertinya enak tuh di masak pedas pedas pakai cabe rawit. " ujar Regina sambil langsung berlalu dari kamar kos Tiur berniat mengambil mie instan miliknya yang Sudah ia beli sebelumnya.
"Nah ini untuk kamu." ucap Regina sambil memberikan semangkok mie instan yang sudah ia masak kepada Tiur.
"Edisi anak kost, jurus paling ampuh jika keuangan sudah mulai menipis. Jadi untuk mengganjal perut dengan memakan mie instan. Ciri khas anak kost Di jalan peleton." ucap Regina sambil tertawa ngakak.
Akhirnya Tiur sudah mulai ikutan tertawa setelah Regina selalu berusaha untuk menghibur Tiur. Kedua sahabat itu pun akhirnya langsung menyantap mie instan masakan Regina. Mie instan masakan Regina benar-benar disukai oleh Tiur. Membuat kedua sahabat itu pun langsung melahap dengan sekejap. Semangkok mie instan ludes tanpa sisa.
****
"Tiur Kamu dipanggil Pak Rohdian di ruang guru."ucap salah satu siswa menghampiri Tiur yang sedang menikmati sarapan paginya di salah satu cafetaria yang ada di sekolah SMK pariwisata itu.
"Memangnya ada apa?
" Kok Pak Rohdian memanggilku?
Heri mengerdikkan bahunya. karena Heri tidak mengetahui apa maksud dan tujuan Pak rudian memanggil Tiur saat itu juga. Tiur menghabiskan sarapan paginya. Istirahat pertama jam biasanya tidur sarapan pagi.
Tiur langsung berlalu meninggalkan cafetaria setelah membayar kepada pengelola cafe.
"Gin aku duluan ya!"
"Eh tunggu kamu mau ke mana?
"Entahlah Pak Rohdian memanggilku ke ruang guru. Mungkin ada sesuatu yang ingin dibicarakan." ucap tidur sambil berlalu meninggalkan Regina di cafe.
Regina mengangguk paham membiarkan Tiur pergi sendiri. Perlahan Tiur menelusuri teras kelas menuju ruang guru.
Tok....
Took.....
Toook ...
"Masuk!" teriak salah satu guru yang duduk di ruang guru.
"Permisi Bu, saya ingin bertemu dengan Pak Rohdian." ya silahkan. Pak Rohdian ada diruang kepala sekolah." ucap madam violina setelah melihat kehadiran Tiur di sana.
Tiur masuk ke ruang Kepala sekolah. Terlihat kepala sekolah sedang sibuk mengutak-atik laptopnya. "Permisi Pak, Apa Bapak memanggil saya? Pak Rohdian mendongakkan kepalanya. Melihat kehadiran Tiur di sana. "Silakan duduk Tiur." ujar Pak Rohdian mempersilahkan Tiur duduk di hadapannya.
"Maaf Pak, Ada apa Bapak memanggil saya?" apa ada sesuatu yang ingin aku kerjakan?" tanya Tiur. Pak rohdian mengembangkan senyumnya mendapat Tiur dengan tatapan penuh arti. Tiur penasaran Apa maksud dari tatapan Pak Rohdian kepadanya.
"Minggu depan kamu magang di salah satu Hotel ternama yang ada di Bali.
" Bali?
"Ya di bali, Jika kamu bersedia memegang di sana selama 6 bulan, Maka besok kamu harus berangkat ke sana.
"Tapi Pak!"tidur tidak melanjutkan kata-katanya.
"Tapi apa?
Tiur bingung mau menjawab apa kepada Pak Rohdian. Ia enggan memberitahu kalau saat ini Tiur tidak memiliki uang untuk ongkos ke Bali. Karena perjalanan menuju Bali cukuplah jauh baginya.
"Saya tidak memiliki uang untuk pergi ke sana Pak!"Tiur akhirnya berterus terang kepada Pak Rohdian.
Pak Rohdian mengembangkan senyumnya. Memangnya siapa yang meminta ongkos darimu? itu semua ditanggung oleh pihak perusahaan. Ucap pak Rohdian kepada Tiur.
"Bapak serius?
"Tidak mungkin saya bercanda sama kamu. jadi persiapkan diri kamu jangan mempermalukan sekolah."ujar Pak Rohdian penuh harap.
Tiur mengangguk paham maksud dan tujuan Pak Rohdian. Ketika Pak Rohdian mengatakan kalau Tiur memiliki peluang diterima bekerja di sana. Setelah Tamat sekolah dari SMK pariwisata, jika dirinya benar-benar melakukan tugasnya dengan baik.
****
Tiur sudah berada Denpasar Bali bersama Regina.Kebetulan mereka berdua yang terpilih magang disana. "Wah ini ternyata Bali yah." ucap Regina takjub melihat keindahan pulau Dewata Bali. Dengan menggunakan taksi mereka langsung menuju lokasi hotel dimana mereka akan magang.
"Permisi mbak, kami ingin bertemu dengan HRD hotel ini. Kami salah satu sekolah mengenai kejuruan Pariwisata yang ada di Sumatra." ucap Tiur
"Kalian Lastiur dan Regina ya?" ucap resepsionis
"Iya mbak." sahut Regina dan Tiur kompak
"Oh mari saya antara." ujar resepsionis sambil berlalu dari sana menuju ruang kerja HRD uang ada di hotel ternama di Bali.
"Maaf pak, mereka dari SMK yang dari sumatra." ucap resepsionis kepada HRD.
"Tiur dan Regina ya."
"Iya pak!"
Kemudian Pak Jeremi yang merupakan HRD di hotel itupun menjelaskan pekerjaan apa yang harus mereka kerjakan. Dan tempat tinggal mereka selama berada di Bali di fasilitas oleh pihak hotel.
Setelah selesai menjelaskan segalanya, Jeremi membawa Tiur dan Regina ke tempat tinggal mereka selama berada di Bali."Kalian istirahat saja dulu di sini besok baru mulai aktivitas kalian. Seperti yang saya terangkan sebelumnya."ucap pak Jeremi yang merupakan HRD di hotel.
Kebetulan Jeremy merupakan alumni dari SMK pariwisata tempat Tiur dan Regina sekolah. Membuat Jeremy berinisiatif untuk merekrut anak magang dari sekolahnya.
Jeremy meninggalkan Tiur dan Regina disana dan kembali memulai aktivitasnya seperti biasanya.
"Eh dengar dengar Pak Jeremy juga Alumni dari sekolah kita ya!" ucap Regina kepada Tiur.
"Iya aku dengar juga seperti itu." sahut Tiur.
Karena merasa bosan di kamar, Tiur dan Regina keluar berjalan-jalan menelusuri lokasi di mana mereka tinggal saat ini. Tiur dan Regina takjub melihat keindahan pekarangan sekitaran hotel. Salah satu tamu manca negara menghampiri kedua wanita itu. "Excuse me. Can I ask you a favor. I want to go to the restaurant where is it located?" ucap sang tamu mancanegara yang kebetulan berasal dari Canada.
Tiur menjelaskan kepada tamu mancanegara itu di mana keberadaan restoran yang ada di hotel itu. Setelah Tiur mendapat informasi dari Jeremy.
"Thank you for helping me."
"You're welcome. ucap Tiur sambil berlalu dari hadapan Tamu mancanegara.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓🙏
Pagi hari yang indah Jam sudah menunjukkan 05.00 pagi. Matahari mulai terbit di Ufuk timur. Terlihat jelas dari kaca nako kamar yang ditempati oleh kedua wanita itu. Wanita yang ditempatkan magang di salah satu Hotel ternama di pulau Dewata Bali.
Kini Lastiur terbangun dari tidurnya. ingatannya dari Pardomuan sudah mulai dapat menerima, kalau Pardomuan tidak bersama Tiur lagi. Perlahan demi perlahan Tiur sudah mulai hidup seperti biasanya tanpa di bayang bayangi sosok Pardomuan.
Apalagi dengan kesibukannya magang di pulau Dewata Bali membuat Tiur dapat mengalihkan pikirannya dari Pardomuan. Satu keuntungan besar baginya. Ia tidak terlalu mengingat sosok Pardomuan yang tak kunjung memberi kabar kepadanya.
Bahkan memberitahu diterima atau tidaknya bekerja di salah satu kapal pesiar, Pardomuan tidak memberitahunya. Ada rasa kecewa di hati Tiur ketika Tiur mendapat kabar dari salah satu teman kosnya. Yang merupakan satu desa dengan Pardomuan sendiri.
Kini Tidur menikmati hari-harinya di pulau Dewata Bali. Dan melaksanakan magangnya sesuai yang diminta oleh pihak sekolah dan pihak hotel. Kali ini Regina terbangun lebih awal dibandingkan Tiur.
Regina menghampiri Tiur yang baru bangun dari tidurnya. "Cepat gih kamu mandi nanti kita telat masuk." karena kebetulan tamu hotel begitu padat hari ini. Ini kan weekend!" ujar Regina mengingatkan kepada Tiur Kalau hari ini merupakan hari weekend.
Tiur terperangan. lalu bangkit dari pembaringannya. Menuju ke kamar mandi. berniat untuk membersihkan diri. Setelah selesai melakukan ritual mandinya, kini Tiur langsung mengenakan baju magang yang sudah diberikan oleh pihak hotel kepadanya.
Terlihat Tiur menatap pantulan tubuhnya di cermin yang ada di kamar yang mereka tempati.Rambutnya di ikat ekor kuda, diolesi bedak tipis dan make up seadanya. Make up murah Tau kosmetik murah, yang ia memiliki tidak mengurangi Aura kecantikannya semakin terpancar
Ia melihat pantulan tubuhnya di cermin yang ada di kamar kedua wanita itu. Tiur sudah terlihat cantik dan anggun walaupun mengenakan dinas magang selama melaksanakan magang di hotel itu.
Pengalaman yang begitu berarti buat Tiur dan juga Regina. Mereka merasa bersyukur kalau Tiur dan Regina yang terpilih menjadi kandidat magang di pantai Kuta Bali. "Kamu sudah siap?Ayo kita pergi Sepertinya kita ditempatkan di lokasi berbeda." ucap Regina kepada Tiur.
Kali ini HRD menempatkan keduanya didefinisi berbeda. Tetapi Tiur dan Regina tidak mempermasalahkan hal itu. Mereka akan mengerjakan tugas masing-masing sesuai yang diperintahkan oleh pihak manajemen.
Kali ini Tiur ditempatkan di bagian penerima tamu. Sedangkan Regina ditempatkan di bagian housekeeping. Keduanya menikmati tugas masing-masing. Tidak pernah ada keluhan akan tugas yang mereka kerjakan sehari-hari di hotel itu.
Ketika Tiur bertugas sebagai resepsionis di hotel itu. Tiur mendapat perintah dari atasannya kalau saat ini mereka harus menyambut sang pemilik Hotel.
"Penampilan kamu sudah bagus. Tetapi sepertinya kamu harus lebih dipoles sedikit lagi hari ini. Soalnya pemilik Hotel akan datang hari ini juga. Jadi tolong kamu yang menyambut kedatangan Tuan Alvrons di hotel ini.
Tuan Alvrons merupakan pemilik Hotel tempat tidur dan Regina melaksanakan. Tetapi sepertinya penampilan kamu harus lebih dipoles lagi. Memang sudah cantik dan anggun. Tetapi kamu pasti akan lebih cantik, setelah dirias oleh salon yang ada di lokasi hotel, sang atasan meminta kepada Tiur untuk mengikutinya.
Ikut saya!" perintah sang Atasan kepada Tiur. Tidur mengikuti langkah sang atasan Semetara yang lain mempersiapkan apa yang akan dilakukan ketika penyambutan Untuk Tuan Alvrons.
Tiur merasa bahagia kalau dia salah satu yang terpilih menyambut Sang penguasa hotel. Kini penampilan Tiur sudah semakin sempurna cantik dan anggun setelah mendapatkan riasan dari salah satu salon yang berada di areal hotel itu juga.
"Perfect!" Kamu cantik sekali." puji lelaki yang rada-rada seperti perempuan itu memuji kecantikan yang dimiliki Tiur. Tiur langsung menghampiri sang atasan untuk melakukan tugasnya seperti yang sudah diperintahkan atasan kepadanya.
Ketika Tiur sudah berada di lobby hotel, Ia melihat satu unit mobil mewah memasuki area hotel. Dan diiringi beberapa mobil dari belakang."Sepertinya Tuan Alvrons sudah tiba." ucap sang Atasan yang selama ini menjalankan hotel yang milik Tuan Alvrons.
Tiur yang sudah bersiap di sana. Tiur langsung memberi hormat kepada Tuan Alvrons dan memberikan buket bunga yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Senyuman Manis dari Tour membuat Tuan Alvrons mengerutkan keningnya.
Ia sedikit heran melihat sosok Tiur yang baru pertama kali ia lihat di sana. Biasanya ada seorang wanita yang menyambut dirinya seperti yang dilakukan oleh Tiur saat ini.
Tuan Alvrons masuk ke ruang khusus pemilik Hotel. setelah diberikan sambutan oleh petinggi hotel.
Sang Atasan berjalan mengikuti Tuan Alvrons."Siapa wanita yang memberiku buket bunga itu? ucapan Alvrons dengan nada datar.
"Namanya Tiur Tuan!" dia masih anak magang di hotel kita. Apa Tuan tidak menyukai cara penyambutannya? tanya sang direktur kepada tuan alvan.
"Panggil dia ke sini. Saya ingin berbicara dengannya."ucap Tuan Alvrons membuat sang Atasan merasa khawatir kalau tuan alfans tidak menyukai sosok tidur.
Sang atasan berlalu dari hadapan Alvrons sementara beberapa asisten lainnya sudah menunggu di luar ruangan.
"Tiur....., kamu ditunggu tuan Alvrons di dalam."
"Saya?
"Memangnya ada apa ya Pak?
"Saya juga tidak tau. Tapi yang pasti kamu disuruh ke ruangannya. Tapi tolong kamu jangan membuat Tuan Alvrons kesal kepadamu." ucap Sang Manager kepada Tiur.
Deg ....
Jantung Tiur berdebar kencang. Ia kwatir kalau Tuan Alvrons tidak menyukai cara penyambutan yang dilakukan oleh Tiur.
"Dengan perasaan berkecamuk, Tiur melangkah masuk keruang Kerja Tuan Alvrons.
Terlihat beberapa asisten Tuan Alvrons sudah Berjaga di luar ruang kerja Tuan Alvrons.
"Maaf saya mau bertemu dengan Tuan Alvrons.
" Sang asisten langsung membuka pintu dan mempersilahkan Tiur masuk keruang kerja Tuan Alvrons.
"Maaf Tuan, apa anda mencari saya ?" tanya Tiur sambil tertunduk.
"Duduk!" perintah Alvrons sambil menatap Tiur dengan intens.
"Kenapa kamu menunduk seperti Itu? saya tidak pemakan manusia. Jadi kamu jangan kwatir." ucap Alvrons sambil meminta Tiur untuk menatapnya
Tiur mendongakkan kepalanya lalu menatap Tuan Alvrons dengan tatapan penuh arti Tiur begitu terpukau melihat ketampanan yang dimiliki Tuan Alvrons yang terlihat sempurna.
"Tampan juga ini bos." gumam Tiur dalam hati sambil memperhatikan wajah tampan lelaki yang ada dihadapannya.
"Kok bengong? tanya Tuan Alvrons dengan suara agak aneh di dengar Tiur. Karna bahasa pengucapan Tuan Alvrons jika berbahasa Indonesia masih sedikit janggal.
"Tiur mengebangkan senyumnya menatap sang bos dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Ada apa Tuan memanggil saya kesini? apa ada sesuatu yang bisa saya bantu?
"Ya!"
"Apa yang dapat saya bantu Tuan?
"Bantu saya menata Ruangan ini supaya lebih fresh dan saya betah bekerja di ruangan ini." sahut Tuan Alvrons tanpa melihat kearah Tiur sambil menelisik seisi ruang kerjanya ya g terlihat luas, bersih dan rapi.
Bersambung.....
ha hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!