NovelToon NovelToon

DUNIA NOVEL

Satu [ present }

...Episode 01...

" Huaaaa sakit banget! Hiks hiks.. Gigi, kenapa Lo cenat cenut mulu sih?! Hiks.. Sakit tau! Hiks.. awas aja besok gue bawa lo ke dokter gigi, biar dicabut aja sekalian biar mampus! Hiks.. sakit." Raung seorang gadis dalam sebuah kamar sambil memeluk erat guling dan menenggelamkan wajahnya.

Kakinya ia hentakkan ke kasur melampiaskan rasa sakit pada giginya. Dia adalah Giani atau kerap dipanggil Ani.

Ani itu seorang maniak makanan manis, jadi jangan heran kenapa dia bisa sakit gigi. Karena pada dasarnya, dia tidak bisa dicegah memakan makanan manis karena kecintaannya terhadap makanan manis itu.

Jadi sekarang dia tengah berguling guling tak beraturan dikasur miliknya sambil memeluk guling kesayangannya.

Oh jika kalian mengira Ani itu seorang gadis remaja berusia 16 maka kalian benar. Umurnya sudah 16 tahun bulan kemarin, tapi sifatnya masih seperti anak SMP.

Bisa dikatakan Ani itu anak yang manja, wajar saja karena dia adalah anak tunggal kesayangan keluarga Atezz.

Keluarga Atezz memang bukan keluarga besar kaya raya, tapi bisa terbilang keluarga Atezz adalah keluarga ternama. Atezz Company adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti.

Perusahaan ini termasuk perusahaan besar di kotanya, bukan hanya itu keluarga Atezz juga terkenal akan keharmonisan dan kerukunan nya.

Jadi, wajar jika Ani menjadi sosok yang manja dan keras kepala. Hampir setiap keinginannya terpenuhi oleh orang tuanya.

Sudah dua jam sejak dia menangis karena sakit gigi, tapi rasa sakit itu tak kunjung pergi. Ani bangkit dari kasur, penampilan nya tidak bisa dibilang baik. Mata sembab dengan wajah berantakan, baju piyama miliknya sudah kacau dan rambutnya kusut akibat tidak bisa diam.

Ani berjalan menuju nakas, dia menarik laci dan mengambil botol obat yang biasa dia minum untuk meredakan sakit gigi.

" kalo bukan terpaksa mana mau minum pil pait ini! Hiks.. andai gue bisa request sama tuhan, gue mau tubuh yang ga bisa sakit gigi kayak gini!" Ucapnya asal lalu menelan pil dan meminum air. Cerobohnya, dia tidak melihat botol obat itu dan segera membaringkan tubuhnya.

Ani tidak tau bahwa obat yang dia minum itu bukanlah obat sakit gigi, tapi sesuatu yang dapat mengangkat nyawanya.

Sebelum terlelap, Ani merasakan dadanya terasa sesak. Dia mencoba abai namun rasa sakit itu kian menjadi.

" Ugh.. sesek banget! Mommy..." Lirih Ani menekan dadanya tak nyaman.

Ani berusaha mengambil nafas namun semakin lama semakin susah hingga akhirnya kegelapan mengambil segalanya. Dia hanya bisa pasrah, asalkan dia tidak merasakan sakit gigi saja Ani merasa untung.

***

"Em" Ani membalikan tubuhnya tak nyaman. Dengan setengah sadar, Ani meraba pipinya sambil tengkurap.

" Wah sakit giginya hilang! Yess ga usah ke dokter gigi!" Batin Ani kesenangan.

Ani kembali tertidur dengan wajah berseri, tangannya mencari guling kesayangannya namun tidak menemukan guling didekatnya. Dia malah merasakan sesuatu yang keras dan kotak kotak.

" Hmm apa nih? Kok kotak? Kayak roti sobek aja!" Gerutu Ani dalam hati sambil meraba raba sesuatu yang kotak itu.

Dengan mata tertutup Ani mendekati sesuatu yang kotak itu dan mengendus endus benda itu.

" Hmm wangi juga. Apa ya? Mommy taro apaan dikamar gue?" Monolognya dalam hati sambil mengerutkan dahinya. Tapi kemudian dia menegang mendengar ada suara lain.

" berhenti menggoda sayang, ini masih pagi!"

Bariton seseorang yang terdengar serak serak basah membuat Ani meneguk ludah kasar.

Matanya langsung terbuka lebar dan mendapati sebuah perut seseorang. Karena terkejut repleks dia bangun dan mendorong orang itu.

" KYAAAAAAA MESUM!! NGAPAIN LO ADA DIKAMAR GUE?!!"

...Bersambung...

...Dalam tahap revisi 🙏...

dua [ last ]

...Episode 02...

" Sayang, tenanglah. Kenapa begitu terkejut?" Ucap seseorang itu yang ternyata laki laki. Ani semakin membola melihat pria itu terlihat telanjang dada.

" Siapa lo? Ngapain lo dikamar gue sambil telanjang gitu? Dasar mesum! Pergi gak?" Pekik Ani mengambil sesuatu yang ada didekatnya dan membabi buta.

Pria itu terlihat kewalahan dan mencoba menenangkan, terbukti dia mencoba menangkap tangan Ani dan ya tertangkap.

Kini Ani tidak bisa menggerakkan tangannya, tak habis akal dia mencoba menendang pria itu menggunakan kakinya. Tapi pikirannya terbaca hingga pria itu menindih kaki Ani menggunakan kakinya.

" Stop, hei! Dengarin aku dulu, bisa?" Bujuk pria itu dengan wajah datar.

Ani menggeleng brutal, dia mencoba melepaskan kungkungan pria itu.

" Lepasin gak? Kalo gak gue bak teriak." Ancam Ani namun dibalasan kekehan ringan.

" Kamu lupa ruangan ini kedap suara?" Ejek pria itu membuat Ani geram.

Sayangnya dia tidak bisa melawan, akhirnya dia terdiam menahan amarah.

" Oke gue diem, lo bisa lepasin kan tangan gue? Kaki lo juga berat tau!" Ketus Ani membuang muka.

Dia baru menyadari mereka terlalu dekat ditambah pria itu sangatlah tampan. Tolong garis bawahi, pria itu sangat TAMPAN. Astaga Ani itu lemah dengan yang namanya makhluk tampan.

" Bagus diamlah seperti itu, kamu tidak perlu marah begitu." Ucap pria itu melepaskan cekalan ditangan Ani. Ani hanya mendengus mendengar perkataan pria itu.

" Jadi kenapa lo bisa ada dikamar gue?" Tanya Ani sewot.

Pria itu terlihat mengerutkan dahinya. " Kamarmu? Kamu tidak salah kan? Kamu masih mabuk?" Mendengar ucapan pria itu membuat Ani segera menatap sekelilingnya.

Oh Gosh!

Dimana ini?

Ani membelalakkan matanya melihat ini bukanlah kamarnya. Sedangkan pria itu hanya tersenyum culas melihat ekspresi Ani.

Ani langsung bangkit dari duduknya dan mengelilingi kamar luas dan mewah itu. Dengan wajah keruhnya dan kening mengerut, dia berjalan menuju pria yang tengah duduk dengan elegan dikasur king size.

" Katakan ini dimana? Lo nyulik gue kan? Apa alasannya?" Tuduh Ani dengan tajam pada pria itu. Jelas dia ingat dirinya tertidur dikasur setelah minum obat pereda sakit gigi.

pria itu tiba tiba tertawa, Ani menatapnya aneh. " Haha, nyulik? Untuk apa aku menculik pacarku sendiri."

" Apa kamu masih marah dengan kejadian kemarin? Baiklah, aku minta maaf, aku berjanji tidak akan melakukannya lagi." Ucap pria itu menatap Ani dengan menyesal.

Untuk satu detik Ani terhenyak, namun sejurus kemudian dia tertawa keras. Bahkan dia sampai terbatuk batuk akibat terlalu puas tertawa.

" Kalo mau bercanda jangan disini. Pacar? Gue punya pacar? Hahahaha!" Wajah pria itu menggelap. Rahangnya mengeras dan tangannya terkepal.

Pria itu bangkit dan berjalan menuju Ani yang masih tertawa. Pria itu berhenti tepat didepan Ani, Ani langsung berhenti tertawa dan menatap pria itu.

" Apa?" Ucap Ani risih ditatap intens oleh pria itu.

" Maafin aku! Aku tau aku salah! Tapi jangan gini ya? Kamu boleh marah, kamu boleh bilang kasar, kamu boleh pukul aku, tapi kamu tetep pacar aku! Pokoknya terserah kamu mau apa, tapi jangan bilang kayak gitu!" Rengek pria itu menggoyangkan kedua tangannya layaknya anak kecil.

Ani melongo, dia tersadar dan langsung mendorong pria itu menjauh. " Siapa sih lo?! Kenal aja engga, ngaku ngaku pacar orang! Gila!" Umpatnya segera keluar dari ruangan yang berisikan pria gila menurutnya.

Gak gila gimana coba kenal aja enggak ngaku ngaku pacar. Begitu keluar dari kamar itu yang dia lihat sebuah ruangan seperti ruang tamu. Ani menduga dia berada disebuah apertement, yang pastinya milik pria gila tadi.

" Tunggu sebentar!" Ani menghentikan langkahnya untuk pergi. Dia meraba bajunya yang berganti menjadi sebuah bathrobe.

Ani memutar ingatannya, yang dia ingat semalam dia memakai piyama. Tapi sekarang sudah berganti, matanya membulat. Tangannya spontan menutup mulutnya tak percaya.

Dia tidak diperkaoskan?

Apa sudah?

Dia sudah tidak suci lagi?

Tiba tiba kepalanya menjadi pening, tubuhnya limbung kebelakang. Sebuah tangan menarik pinggangnya, Ani terkejut. Pria gila itu menahannya tidak jatuh.

" Sayang, kamu tidak apa apa?" Tanya pria itu cemas. Ani menepis tangan pria itu dari pinggangnya.

"Lo?! Katakan apa yang semalam terjadi?!" Sentak Ani menuntut. Pria itu bingung, namun tak urung menjawab.

" Semalam? Semalam kita tidur babe, apa lagi?" Jawabnya, Ani menatapnya selidik.

" Bener cuma tidur?" Pria itu mengangguk yakin. Ani menghela nafas lega.

" Sayang, kamu kenapa sih? " Tanya pria itu menghela nafas. Dia menarik tangan Ani dan menuntunnya untuk duduk di sofa.

" Aluna, aku tau salah karena berbohong sama kamu. Aku memang ga pergi karena urusan keluarga tapi malah keluar sama Anita-" Pria itu menjeda sebentar.

" Tapi kami tidak ada hubungan, kamu harus percaya. Aku juga sudah bilang kalo aku itu cemburu liat kamu deket sama Cakra. Oke, aku tau kalian cuma sahabat. Tapi aku tetep cemburu liat kamu berdua sama dia. Jadi semalam aku berniat pergi untuk meredakan rasa cemburuku dengan pergi dengan Anita. Aku tidak bermaksud selingkuh, aku... Aluna pokoknya kamu harus percaya aku tidak selingkuh." Lanjutnya. Sedangkan Ani terdiam, melihat itu pria itu menggenggam tangan Ani erat.

" Tunggu." Ucap Ani membuat pria itu menatapnya.

" Aluna? Hah, sepertinya lo salah paham deh." Ucap Ani. Pria itu tetap diam menunggu Ani menjelaskan.

" Gue bukan Aluna yang lo maksud. Gue Giani, Giani Revaya Atezz, gue yakin lo tau keluarga Atezz. Jadi sekarang lo anterin gue pulang kerumah gue sebelum bokap gue ngamuk." Lanjut Ani yang dihadiahi tatapan bingung.

" Honey, are you okay?" Bukannya menurut pria itu malah menyentuh dahinya. Ani menepis tangan itu.

" Lo ngerti ga sih gue ngomong apa?!" Karena kesal Ani bahkan sampai membentak pria dihadapannya.

" Kita kerumah sakit aja." Oke, Ani semakin tidak tahan dengan pria didepannya.

" Lo ada ponsel?" Tanya Ani. Pria itu menatap bingung. "Untuk apa?" Ani berdecak.

" Udah siniin aja, bawel banget." Meski bingung pria itu menurutinya. Dia mencari ponselnya dan menyerahkan pada Ani.

Segera Ani menghidupkan ponsel milik pria itu tapi tunggu sebentar!

Alis Ani tertaut melihat bayangan wajah dilayar hp. Wajah oval, pipi tirus, mata yang bulat dan terlihat samar berwarna hitam, hidungnya mancung dan bibir tebal. Sangat bukan mencerminkan seorang Atezz.

" Lo punya kaca?" Tanya Ani membuat pria yang sedari tadi menatapnya tersentak.

" Hmm?" Pria itu menaikkan alisnya, sedari tadi dia terlihat kebingungan.

" Cermin, dimana cermin?" Tanya Ani cepat.

" Ah, dikamar ada c-"belum selesai pria itu bicara Ani sudah bangkit.

Masuk kekamar Ani langsung berdiri didepan sebuah lemari besar dan terpampang lah cermin besar.

"AAAAAAA SIAPA ITU?!!"

...Bersambung...

...Dalam tahap revisi 🙏 ...

...jangan lupa tinggalkan jejak ...

tiga [ last ]

...Episode 03...

Ani termenung duduk dikasur, lalu kepalanya mendongkak menatap bayangan pada cermin. Dia menghela nafas panjang. Beberapa menit lalu dia berteriak kaget melihat bayangan dalam cermin yang sangat berbeda dengan dirinya.

Flashback

"AAAAAAA SIAPA ITU?!!"

Teriakan Ani membuat pria yang tengah duduk terlonjak kaget dan berlari menuju kekamar.

Tok tok

" Aluna? Ada apa?"

Ani menutup mulutnya tak percaya. Sosok dalam cermin itu bukanlah dirinya. Tidak ada tubuh mungil yang imut, tidak ada pipi chubby dan mata coklat bulat lucu, rambut coklat kebanggaan dirinya hilang.

Hanya ada gadis tinggi yang langsing, wajah yang terlihat cantik dan seksi, mata merah mengkilat tajam, bibir tebal, dan rambut hitam panjang tergerai. Siapa ini? Jelas itu ada dibenak Ani.

" Gue berubah?! Kok bisa?!" Ani masih syok. Dia mencoba mencerna apa yang terjadi padanya.

Pantas saja pria tadi menganggapnya pacar ternyata dia ada di tubuh orang asing.

Tok tok

" Sayang, kamu baik baik aja kan disana? Aluna! Jawab aku, jangan bikin aku khawatir." Teriakan dari luar memuat Ani tersadar. Dia langsung berjalan dan membuka pintu.

" Katakan nama panjang gue siapa?" Tanya Ani menubruk pria itu dengan memegangi kedua tangan pria itu.

Pria itu tersentak kaget dan menunduk sedikit mendapati wajah ayu milik Ani yang menatapnya memelas. Berdehem kecil lalu dia menjawab.

" Aluna Giselle Wiston. Itu nama kamu." Ani melemaskan tubuhnya untungnya ditahan oleh pria itu.

" Hiks... Kok bisa?" Tangis Ani pecah kala itu. Pria itu kebingungan.

" Hei ada apa? Kenapa hm?" Ani mengangkat pandangannya. Pria itu menatapnya sayu, dia mengerjap pelan.

" Garvan... gue benci lo!" Ucap Ani kemudian membuat pria yang ternyata bernama Garvan terkejut.

Off

Ani menghela nafas entah untuk yang keberapa kalinya. Dia membanting tubuhnya kekasur guna melepas rasa kesal.

" Argghh sialan! Gimana bisa coba gue masuk novel?! Emangnya masuk akal? Udah kayak di novel aja!" Geram Ani memukul mukul angin. Dia berguling tak teratur dikasur karena frustasi.

" Huh, masalahnya kenapa gue jadi adik tirinya si Arthur?! Dia itukan mampus gara gara si Garvan? Terus Aluna itu cocoknya disebut villain, karena suka ngebully Si Vasha terus suka buat onar! Gila aja!" Ucap Ani frustasi.

Dia bangkit dan terduduk. Matanya tiba tiba berbinar seolah mendapatkan ide.

" Apa gue cuma mimpi ya?" Monolog nya. Tangannya spontan memukul pipinya.

Plak

" Awww.. Sakit!" Ringisnya mengusap bekas tamparan yang tidak main main itu.

" Gue tidur lagi kali ya? Tau aja bangun ditubuh gue." Ucapnya dengan senyum merekah.

Dia langsung bersiap untuk tidur, dia menutup tubuhnya dengan selimut hangat dan mencoba tidur.

5 menit kemudian

" Aishh! Kok ga bisa tidur sih? Ayo dong, untuk kali ini bobo ya?" Sudah kebiasannya jika dirinya susah tidur. Ani menghela nafas, sepertinya memang benar jika dia masuk dunia novel.

Dia bangkit dan mengelilingi kamar bernuansa dark itu. Ruangannya terlihat simple dan rapih. Ani berjalan menuju sebuah balkon. Dia masuk kebalkon dan menatap gedung gedunh tinggi didepannya. Di bawah ada banyak kendaraan yang berlalu lalang dan orang orang yang tengah beraktivitas.

" Mau dibilang novel, mereka terlalu nyata bagi gue!" Gumam Ani pelan.

" Apa gue perlu mati dulu disini biar bisa kembali?" Tiba tiba pikiran itu terlintas di otaknya.

" Tapi gue harus ngapain? Kalo nyakitin diri sendiri ga bisa karena gue takut." Lanjutnya. Matanya terarah pada pembatas balkon.

" Apa gue lompat ya?" Lagi pikiran gila itu datang.

" Tapi dosa ga sih? Tuhan Yesus marah ga ya sama gue?" Ani merasa hati kecilnya menolak pikiran itu.

" Ah, bodo. Yang jelas gue pengen pulang." Seru Ani berjalan menuju ujung. Dia menatap ke bawah yang terlihat sangat tinggi.

" Njir tinggi juga! Kira kira berapa persen kemungkinan gue mati? Gimana kalo gue cuma patah tulang doang? Tapi coba aja dulu." Monolognya.

Kedua tangannya dia rentangkan, kakinya menaiki pembatas dan matanya tertutup.

" Mommy aku datang!" Lirih Ani dengan senyum.

Kaki nya melangkah ke depan dan bersiap untuk terjun bebas.

Sreeettt

Ani merasa dirinya terbang namun.

Grep

Tangannya dicekal seseorang." A-Aluna..." Ani mendongkak mendapati Garvan memegangi tangannya dengan wajah panik dan lega.

" Lepaskan!" Ucap Ani menatap Garvan. Garvan menggeleng kecil dia menatap Aluna sendu. Dia mengeratkan pegangannya karena Ani mencoba melepaskan.

" Aluna aku mohon jangan seperti ini!" Garvan menarik Aluna keatas dengan kekuatannya. Ani yang ditarik mendadak kesal.

Setelah naik buru buru Ani mendorong Garvan dengan marah.

" Kenapa lo narik gue?!" Sentak Ani marah.

" ALUNA!!" Ani tersentak kaget mendengar bentakan dari Garvan. Suara tertahan dan geraman itu membuat Ani takut.

" Lo pikir dengan ngelakuin hal bodoh kayak tadi bikin semuanya selesai?! Gak Aluna enggak!! Lo mikirin gimana nasib keluarga lo kalo semisalkan terjadi sesuatu sama lo?!" Bentak Garvan marah.

Ani menundukkan kepalanya dengan meremas bajunya erat. Seumur hidupnya dia tidak pernah yang namanya dibentak, untuk kali ini dia dibentak oleh seseorang membuat dia ingin sekali menangis namun dia tahan.

" Aluna... Tolong jangan seperti ini lagi!" Lirih Garvan menurunkan nada suara.

Dia menahan rasa yang menggejolak didadanya melihat Sang pacar hendak melakukan percobaan bunuh diri. Dirinya benar benar tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika dia tidak dapat menyelamatkan Aluna nya.

Garvan merasakan rasa sesak di dadanya, dia tau dia bersalah. Garvan tau dirinya brengsek, tapi dia tidak tau Aluna sesakit itu hingga berniat bunuh diri. Garvan semakin merasa sangat bersalah.

Garvan menatap Aluna yang menundukkan kepalanya, dia segera menarik tubuh kecil itu ke dekapannya. Dia menyembunyikan wajahnya diceruk Aluna nya.

" Aku takut na, tolong jangan tinggalin aku." Bisik Garvan dengan serak sambil mengeratkan pelukannya.

Ani sendiri dia terkejut kala dipeluk, la menegang mendengar bisikan yang ada didekat telinganya.

...Bersambung ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!