NovelToon NovelToon

Bukan Cinta Biasa

BAB 1

Hari yang telah di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Shinta seorang wanita cantik dan muda itu kini tengah mendengarkan secara nikmat janji manis yang di ucapkan oleh seorang pria tampan yang sedang duduk di sampingnya.

Andika Dwi Kurniawan, telah bersumpah dan berjanji di depan para saksi maupun penghulu. Dan kini Shinta maupun Andika telah sah menjadi sepasang suami istri di mata hukum dan juga agama.

Wanita berparas cantik nan juga seksi itu lantas tersenyum lega, karena ternyata semua rencana yang telah Ia lakukan tidak lah sia-sia untuk mendapatkan seorang pria yang sangat di cintai. Lebih tepatnya mendaptkan apa yang di inginkan nya sejak awal, yaitu mengikat pria itu di dalam pernikahan bersamanya, agar dirinya bisa menggunakan kekuasaan Andika untuk membebaskan sang ayah.

Meskipun dengan cara yang cukup ekstrim, tapi Ia tidak peduli sama sekali, asalkan pria yang Ia cintai itu mau menikah dengannya.

Suara tepuk tangan yang cukup meriah terdengar di telinga kedua pasangan pengantin baru yang saat ini sedang berdiri dan juga berjalan menuju ke arah aula pernikahan, setelah acara akad selesai di laksanakan.

Sore harinya kedua mempelai kembali keluar dengan memakai gaun ataupun jas yang berbeda.

Gaun berwarna putih kebiruan muda itu, sangatlah cantik, dan juga elegan saat di gunakan oleh Shinta. Begitupun juga dengan jas berwarna hitam yang di gunakan oleh Andika, mereka adalah pasangan yang sangat serasi.

Karena memang pesta di adakan dengan tema Garden Party. Membuat suasana pernikahan terasa sangat elegan namun juga terkesan mewah. Selain itu ada banyak tamu Negara yang sangat penting juga di undang ke acara pesta pernikahan ini. Yang tak lain adalah Kepala Negara maupun Wakilnya.

Sehingga tanpa sadar Shinta langsung menyunggingkan sebuah senyuman manis pada bibirnya.

Betapa bangga nya saat ini Ia telah menjadi istri dari seorang Pengacara terkenal dan juga sangat hebat.

Wanita itu tiada habis-habisnya untuk memberikan sebuah senyumam kebahagiaan kepada 2 orang sahabatnya yang saat ini sedang berdiri tak jauh dari sana.

"Ayo kita jalan lagi!" ajak Shinta karena mereka sempat berhenti sejenak.

Langkah kaki kedua pengantin itu, membawa mereka menuju ke arah sebuah tempat duduk yang telah di sediakan.

Setelah beberapa acara terlewati. Mulai dari memotong kue, dansa bahkan bernyanyi bersama. Kini tibalah acara yang di nanti-nantikan akhirnya tiba, yaitu acara lempar bunga milik pengantin wanita.

"1..2..3" suara MC, secara bersamaan dengan bunga pengantin yang di lempar oleh Shinta kini telah melayang di udara.

Seseorang pun berhasil menangkapnya, membuat mereka semua spontan langsung bertepuk tangan.

Dari arah kejauhan Andika terus memantau istrinya itu, yang saat ini sedang bersenang-senang menikmati pesta pernikahan mereka. Membuat sebuah senyuman sinis langsung terbit di bibir pria tampan itu. "Nikmatilah kebahagiaan ini, karena beberapa jam kemudian kau akan ku buat menderita karena telah berani bermain-main dan mengancam ku, Nona Shinta." ucapnya dalam hati dengan penuh penekanan.

Detik berganti..Andika kembali menghisap rokoknya, dan memilih untuk pergi meninggalkan lokasi, karena sebentar lagi bisa di pastikan bahwa acara akan segera berakhir sebelum menjelang malam hari.

...----------------...

"Sayang," panggil Shinta ketika melihat Andika yang baru pulang ke rumah mereka.

Setelah tadinya acara pernikahaan selesai, Andika menyuruh agar istrinya itu pulang sendirian ke rumah miliknya. Dengan alasan bahwa ia sedang ada urusan mendadak.

Lalu Shinta pun meng'iyakan permintaan dari Andika. Namun sayangnya dari pukul 6 sore sampai pukul 2 malam, bahkan suaminya itu belum juga pulang. Entah kemana perginya Andika sampai membuat Shinta merasa cemas, namun di pukul ketiga malam, akhirnya pria yang sejak tadi ia tunggu kini pulang juga.

"Kau dari mana saja? Aku sangat cemas, dan sudah menunggu mu sejak tadi." Shinta pun mencoba untuk meraih tangan Andika, namun pria itu langsung menghempaskan nya secara bersamaan. Dengan melayangkan tatapan tidak senang ke arah istrinya tersebut.

" Apa aku ada bertanya? Bukan urusan mu. Enyahlah dari hadapanku!" Setelah kalimat kasar itu terlontar dari mulut Andika, pria itu langsung bergegas pergi meninggalkan Shinta.

"Sayang, sayang dengerkan aku dulu!" pinta wanita itu mencoba untuk mengejar langkah kaki suaminya.

"Kau ingin kemana? Kamar kita ada di sebelah sini!" Tunjuk Shinta ke arah kamar yang ada di samping, ketika melihat suaminya hendak masuk menuju ke arah kamar lain, dan bukan kamar milik pria itu.

"Jangan bilang kita berdua akan tidur pisah ranjang, karena kau menikah dengan ku secara terpaksa?" ucap Shinta lagi, merasa tak percaya dengan sikap Andika yang begitu kekeh untuk tidak menerima kehadirannya sebagai istri yang baru saja sah menikah dengannya.

Seketika Andika lantas langsung berhenti, dan kini sudah beralih dengan memandang tajam ke arah Shinta.

"Apa yang kamu harapkan dari pernikahan ini? Cinta? Malam pertama? Jangan pernah berani meminta suatu hal yang sangat mustahil. Karena aku gak akan pernah sudi menyentuh tubuhmu, apalagi sampai mencintaimu. Camkan itu!" tekan Andika.

BRAK..Suara pintu kamar yang di tutup dengan keras, mampu membuat kedua bola mata Shinta langsung berkedip.

Bukannya menangis, ataupun merasa sedih dengan perkataan dari suaminya itu. Shinta malah tersenyum, dan hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.

"Oke, kita lihat sampai kapan kau akan memegang kata-kata munafik itu. Aku pastikan kau akan menarik semua kata-kata yang barusan kau ucapkan. Dan memilih untuk bertekuk lutut lalu menyatakan cinta setelahnya. Tunggu misi ku selanjutnya Tuan Andika Kurniawan." gumam Shinta dengan menampilkan sebuah senyuman smirk di bibir merah merona nya.

Setelah itu Shinta lantas memilih untuk pergi saja, dan kembali ke kamar utama untuk beristirahat.

Wanita itu lebih memilih untuk duduk di depan cermin rias, lalu mulai memoleskan sebuah handbody pada kulit lengan maupun kakinya.

"Sial, ekspetasi terlalu tinggi untuk pria menyebalkan itu. Jikat tau begini lebih baik aku tidak menunggunya pulang kerumah. Buang-buang waktu saja!" gerutu Shinta merasa sangat kesal.

Karena pasalnya dirinya sudah membayangkan terlebih dahulu bagaimana mesranya mereka saat sedang berada di atas ranjang berdua. Dan kenyataannya, jangankan bermesraan, bahkan untuk melihat wajahnya saja Andika seperti sudah sangat muak.

Membuat Shinta hanya bisa menghela nafas berat di karenakan ternyata Andika tidak terpesona akan kecantikannya.

Jika pria lain akan di buat jatuh cinta hanya dalam hitungan detik, maka berbeda dengan Andika yang memiliki hati sekeras batu. Tentu di butuhkan perjuangan untuk Shinta agar bisa mrngambil hati dari seorang pria yang sangat ia cintai itu.

Apalagi setelah kejadian yang terjadi antara keduanya sebelum pernikahan ini di adakan. Sudah pasti Andika sangat membenci Shinta dan akan selalu menganggap wanita itu sebagai seorang yang tak lebih dari pelacur.

Misi yang di rencanakan oleh Shinta awalnya adalah untuk mendapatkan cinta dari seorang pengacara. Namun nyatanya pengacara tersebut sama sekali tidak pernah melirik akan keberadaannya. Hingga akhirnya Shinta pun nekat menjebak Andika dengan menggunakan rencana licik yang sudah Ia susun sebelumnya. Yaitu menjebak Andika dengan melakukan one night stand di hotel Morgana pada saat 2 hari yang lalu.

Karna hanya itulah satu-satunya cara untuk mendapatkan Andika, karena kehadirannya yang tidak pernah di anggap. Membuat Shinta sangat lelah untuk berjuang, hingga akhirnya memutuskan mengambil jalan yang instan dan mudah.

Tak lupa setelah berhasil membuat Andika terangsang, mereka pun akhirnya melakukan hubungan sek***s tanpa memiliki ikatan apapun.

Dan mulailah rencana Shinta dengan merekam adegan panas mereka saat sedang di ranjang, dan mengancam Andika, bahwa ia akan menyebarkan video tersebut. Otomatis nama dari seorang pengacara terkenal itu akan langsung tercoreng, dan tentu Andika tidak ingin hal itu terjadi, dan memohon kepada Shinta agar tidak menyebarkan nya kepada publik.

Shinta tentu dengan senang hati menuruti permintaan dari Pak Pengacara, asalkan dengan syarat bahwa mereka berdua harus menikah, dan itu sebagai tanggung jawab dari Andika karena sudah menidurinya. Padahal itu semua dirinya lah yang merancanakan agar semua ini terjadi.

Kesepakatan pun langsung di buat, Andika sudah tidak memiliki pilihan lain, dan harus menikahi Shinta secepat mungkin agar tidak terjadi skandal yang dapat membahayakan reputasi solonya, ataupun keluarga besarnya.

Dan kini semua rencananya telah berhasil 99% untuk mendapatkan Andika. Hanya tinggal menyusun rencana untuk membuat suaminya itu jatuh cinta dan bertekuk lutut kepadanya.

Agar nantinya ia bisa sangat mudah meminta pria itu untuk membebaskan sang ayah dari dalam penjara tahanan. Dengan memanfaatkan uang maupun kekuasaan yang sudah sejak lama di incar.

BAB 2

Keesokan paginya..

Andika keluar dari dalam kamar dengan keadaan sedang memakai handuk saja. Shinta yang melihat akan hal itu hanya bisa memandang punggung suaminya yang saat ini sudah masuk ke dalam kamar utama.

Dirinya bisa menebak jika Andika baru saja selesai mandi, dan pasti ingin mengambil pakaian di kamarnya.

Dan benar saja! Karna tak lama kemudian, pria itu sudah kembali lagi keluar dengan menggunakan sebuah jas berwarna navy. Dan tak lupa dengan asecoris seperti dasi dan juga jam tangan yang semangkin membuat penampilan pria itu bertambah gagah dan juga tampan.

Hingga tanpa sadar sebuah senyuman manis terbit di bibir wanita itu.

Andika yang sedang memperhatikan istrinya, sampai di buat terheran-heran.

"Aduh!" terdengar suara Shinta yang terkejut, akibat keningnya di pukul oleh Andika dengan menggunakan piring yang ada di atas meja makan.

Pria itu berlalu begitu saja dari hadapan Shinta. Dan tidak peduli dengan keadaan istrinya itu yang sedang kesakitan karena ulahnya barusan.

"Sayang, kau tidak makan dulu?" reflek Shinta karena melihat suaminya yang sudah pergi berlalu.

Hingga akhirnya wanita itu berinisiatif ingin membawakan bekal untuk Andika agar pria itu bisa memakannya di jalan.

Buru-buru ia pun langsung mengejar suaminya, berlari dengan membawa sekotak nasi, lengkap dengan sayur dan lauk pauknya.

Sesampainya di parkiran mobil, Shinta langsung saja menyodorkan berkal tersebut ke arah suaminya, membuat Andika seketika langsung mematung tak percaya dengan apa yang di lakukan oleh wanita yang ada di hadapannya ini.

Namun detik berganti, pria itu pun langsung menangkis sekotak nasi yang di pegang oleh Shinta hingga membuat kotak tersebut langsung pecah, dan seluruh isi di dalamnya langsung tumpah berserakan di mana-mana.

Shinta yang tak percaya seketika langsung di buat melotot sekaligus memandang ke arah Andika dengan tatapan sulit di mengerti.

"Jangan pernah mencoba untuk mengambil hati saya dengan memberikan perhatian-perhatian seperti ini. Kamu pikir dengan begitu rasa benci di dalam hati saya akan berubah menjadi rasa cinta?" tanya Andika kepada Shinta. Sesaat kemudian pria itu langsung menggeleng dan melayangkan tatapan miris.

"Asalkan kamu tau, aku gak butuh di layani oleh pelacur sepertimu." tunjuk Andika ke arah wajah Shinta, dirinya yang sudah terlanjur merasa muak dengan situasi ini. Hingga akhirnya memutuskan untuk segera membuka pintu mobil, dan langsung masuk begitu saja.

Melihat mobil milik Andika telah pergi, tangan Shinta seketika langsung terkepal dengan sendirinyaWanita itu langsung mengambil kembali kotak makannya yang pecah, dan membuangnya ke dalam tong sampah. Shinta pun memilih untuk masuk ke dalam rumah setelah itu.

                          

...----------------...

"Apa? Pagi ini kamu membuat sarapan untuk suamimu?" tanya Helen kepada Shinta. Awalnya ia memang sudah mendengar cerita dari Shinta ketika Andika yang mengabaikan wanita itu begitu saja. Merasa sangat iba dengan keadaan Shinta. Dirinya hanya bisa tersenyum, dan mengelus pelan tangan sahabatnya.

"Aku tau Andika sangat kecewa, dan pasti akan marah disaat ada seorang wanita yang menjebaknya dengan menggunakan cara yang menjijikan seperti itu. Tapi aku melakukan ini semua, karena memiliki sebuah alasan." balas Shinta dengan sesaat membalas pandangan Helen.

Ya, dari awal setelah kejadian tadi pagi. Wanita itu pun langsung memutuskan untuk segera bertemu dengan sahabatnya agar ia bisa menangkan diri. Sekaligus meminta pendapat dari Helen. Dan untungnya Helen selalu ada dan sedia di saat ia sedang membutuhkan tempat curhat.

"Ya aku tau, dan aku sangat mendukungmu atas keputusan ini. Percayalah suatu saat Andika pasti akan mencintaimu, dan mau membantu ayahmu keluar dari dalam penjara. Sesuai dengan keinginanmu sebelumnya."

Dari awal Helen maupun Samudra telah mengetahui rencana Shinta untuk melakukan misi penjebakan kepada Andika hingga akhirnya berunjung pada pernikahan.

Shinta Imanuella adalah seorang pembunuh bayaran, yang memiliki seorang ayah yang juga berprofesi sama sepertinya. Ayah Shinta tertangkap oleh polisi karena sengaja ingin melindungi putrinya itu. Maka membuat Shinta harus menanggung sebuah rasa ketidaknyamanan di saat melihat sang ayah mendekam di penjara, hanya karena ulahnya yang lalai dalam menjalankan misi di kala seseorang memerintahkannya untuk membunuh wanita parubaya yang merupakan Istri dari salah satu pejabat negara.

Pembunuhan berjalan seperti biasanya, dan berhasil menewaskan target. Namun sayang pada saat itu Shinta lupa membersihkan jejak-jejak miliknya yang mampu membuat polisi mengetahui pelaku pembunuhannya. Alhasil Herman ayah dari Shinta yang menyadari akan hal itu, langsung saja berinisiatif ingin menghapus semua hal yang bisa menjadi bukti kriminal tersebut, tapi na'as polisi sudah terlanjur datang dan langsung menangkap Herman untuk segera di adili dalam penjara. Bahkan Herman sempat terancam hukuman mati, tapi Shinta langsung cepat menangani agar hal itu tidak terjadi. Yaitu dengan cara menyuap pihak kepolisian dengan total uang senilai 40 Miliyar.

Uang yang dirinya hasilkan dari pekerjaan kotornya itu telah habis untuk menyelamatkan nyawa sang ayah. Namun sayangnya pada saat itu pihak kepolisian ingkar janji, dan tidak mau membebaskan Herman, sebelum Shinta kembali memberikan mereka uang senilai yang sama. Barulah Herman akan di bebaskan dari penjara.

Serasa di khianati, membuat Shinta langsung marah. Namun dirinya juga tidak bisa berbuat apa-apa, selain menyimpan dendam untuk segera membalas perbuatan dari oknum biadab tersebut.

Setelah seluruh uangnya habis tak tersisa, pada saat itu Shinta malah tak sengaja bertemu dengan seorang pengacara terkenal dan juga kaya raya.

Seakan mustahil, karena ini adalah pertama kalinya ia jatuh cinta kepada seorang pria. Yang di mana orang itu tak lain adalah Andika, suaminya sekarang!

...----------------...

Tok..Tok.Tok.. Suara pintu yang di ketuk dari luar. Membuat Shinta langsung berinisiatif untuk membuka kan pintunya.

Seorang wanita cantik dengan penampilan elegan tengah berdiri di hadapannya saat ini.

"Maaf anda siapa?" tanya Shinta.

"Oh, perkenalkan nama saya Rosi Herlambang, pemilik dari perusahaan Beauty Rosi. Dan ya, saya juga adalah tunangannya suami kamu." ucap wanita tersebut dengan sangat angkuh nya bahkan tidak berniat sama sekali untuk menjabat tangan Shinta. Rosi melayangkan tatapan jijik ke arah wanita yang saat ini sedang memperhatikan wajahnya dengan begitu sangat intens.

"Kenapa? Lihat-lihat saya sperti itu. Saya memang cantik, jadi tidak heran sih kenapa Andika cinta sama aku. Dan kamu jangan senang dulu karena sudah menjadi istrinya, karena status saya ini masih menjadi tunangan Andika. Suatu saat saya akan merebut Andika kembali dan menyingkirkan kamu setelah itu. Dasar *******!" Setelah mengatakan kalimat tersebut, Rosi langsung melangkah kan kakinya pergi meninggalkan kediaman rumah milik Andika.

Dirinya hanya bisa tersenyum miris, kala posisi yang seharusnya sebentar lagi akan menjadi istri dari pria yang di cintainya itu, namun sekarang dengan mudahnya telah tersingkirkan oleh kehadiran wanita yang sama sekali tidak tahu malu, dan sudah berani menjebak tunangan nya.

Benar-benar rasanya Rosi sangat ingin menjambak kuat rambut milik Shinta, dan serasa ingin mengajaknya duel. Jika saja tadinya ia tidak ingat dengan pesan dari Andika yang mengatakan bahwa, dirinya jangan pernah coba-coba berani menghajar wanita itu, karena Andika mengatakan bahwa Shinta bukanlah wanita biasa seperti wanita pada umumnya.

"Apa yang berbeda dari wanita sialan itu? Bentukannya sama saja! Andika sengaja mengatakan seperti itu, pasti agar aku tidak ribut dan berkelahi dengannya." gumam Rosi yang setelah itu akhirnya memutuskan untuk segera masuk ke dalam mobilnya.

BAB 3

Sekarang barulah Shinta tau mengapa Andika tidak jatuh kepadanya, dan sangat marah ketika kejadian di hotel Morgana itu terjadi.

Ternyata sosok wanita yang merupakan tunangannya tersebutlah yang menjadi alasan untuk pria itu begitu sangat membencinya.

Karena kedatangan dirinya mereka berdua tidak jadi menikah, dan selain itu ia yakin jikalau Andika pasti sangat mencintai wanita yang bernama Rosi itu.

Sepanjang dirinya melamun untuk menunggu kepulangan dari sang suami. Membuat Shinta menjadi kepikiran. Wanita itu saat ini sedang duduk manis di meja makan, dengan banyaknya hidangan yang telah ia masak untuk Andika sebelumnya.

Tiba-tiba saja suara notifikasi pesan masuk ke dalam handphone nya. Membuat perhatian Shinta langsung teralihkan. Ternyata itu adalah pesan dari Helen.

[Helen: Hy beb, semangat dong jangan cemberut gitu! Ayo usaha lagi, ambil hati suamimu. Aku dukung kamu untuk berubah menjadi lebih baik lagi.]

Membaca pesan tersebut membuat Shinta langsung reflek tersenyum.

[Shinta: Tau dari mana aku cemberut?☝]

BRAK!! Tiba-tiba saja suara benda terjatuh terdengar di telinga Shinta, membuat wanita itu spontan menoleh, dan melihat ke arah suaminya yang saat ini baru saja pulang.

Andika berjalan menuju ke arahnya, dan langsung duduk di samping wanita itu.

Dan ternyata suaminya ingin makan, dan sudah mengambil nasi ke dalam piring. Shinta begegas bangkit dan mengambil alih piringnya. Saat ia hendak mengambilkan lauk ayam gulai, tiba-tiba saja Andika berkata.

"Aku tidak suka daging ayam,"

"Lalu?" tanya Shinta karena merasa bingung, jika Andika tidak menyukai daging ayam, lalu pria itu makan dengan apa? Karena dirinya hanya memasak lauk tersebut, dan tidak ada yang lain.

Tadinya ia memang hanya membeli daging ayam, karena berpikir mana mungkin ada manusia yang tidak menyukai olahan makanan yang terbuat dari daging tersebut.

Tapi nyatanya manusia yang tidak menyukai daging ayam ada di dunia ini. Dan itu adalah suaminya sendiri.

"Ambilkan saja sayur!" perintah pria itu kepada Shinta, dan ia pun langsung menurutinya, lalu mengambilkan semangkok sayur untuk Andika.

Namun beberapa detik kemudian...

"Kenapa kau tidak mengambilkan ku lauk pauknya?" marah Andika.

"Hah?" Tentu Shinta langsung di buat kebingungan. "Lauk pauk apa? Bukannya kamu sendiri bilang, kalau kau tidak menyukai daging ayam?" sahut Shinta.

"Ck, dasar bodoh! Aku memang tidak menyukai daging ayam, tapi bukan berarti aku tidak menyukai bagian yang lain." ucap pria itu yang akhirnya langsung mengambil sepotong bagian sayap ayam, dan langsung menaruhnya ke dalam piring makannya sendiri.

Melihat akan hal itu, kini barulah Shinta sadar. Akan maksud dari suaminya itu bahwa Andika tidak menyukai ayam yang bagiannya merupakan daging, seperti dada.

Dan lebih menyukai yang bagian sayap ataupun paha.

"Apa beda nya dengan yang pertama? Tetap saja yang kau ambil itu adalah daging ayam." ledek Shinta di sela-sela melihat Andika makan.

"Tidak kah kau bisa menghargai kesukaan orang lain? Dasar buta!" balas Andika.

"Apa maksudmu?" tanya Shinta yang tidak terima jika pria itu mengatakan dirinya buta.

Andika bangkit dengan membawa piring kotornya, lalu mulai mendekat ke arah Shinta. "Kau bisa melihat bahwa yang ku makan adalah sayap ayam, bukan daging ayam. Jadi, jika mata mu tidak buta, berarti otakmu yang bermasalah." bisiknya tepat di telinga wanita itu.

"Sialan," umpat Shinta.

Wanita itu hanya bisa menatap geram punggung suaminya yang saat ini sedang menuci tangan di wastafel. Setelah itu Andika memilih untuk berlalu masuk menuju ke dalam kamarnya.

Setelah selesai membereskan meja makan, Shinta berniat ingin menyusul suaminya ke dalam kamar. Namun di saat itulah ia baru menyadari jika Andika mengunci pintu kamarnya dari dalam.

"Sayang, sayang!" panggilnya sembari mengetuk-ketuk pintu, agar Andika mau membukakannya.

Tak lama kemudian handphonenya berdering, dan ternyata Andika lah yang sedang menelponnya.

"Hallo, sayang tolong bukakan pintunya! Aku juga ingin masuk, dan tidur. Kenapa kau malah menguncinya?"

Dari dalam kamar, Andika yang sedang rebahan di atas kasur rasanya sangat emosi karena wanita itu malah mengganggunya.

"Tidak, aku tidak mengizinkan mu untuk masuk ke dalam kamarku. Carilah kamar lain, dan kau bisa tidur disana." balas Andika lewat sambungan telpon.

"Andika, kau tidak bisa bersikap seperti ini. Karena aku adalah istrimu, dan aku berhak tidur berdua dengan mu. Dan aku juga bisa menuntutmu kapan saja untuk meminta nafkah batin." Shinta langsung terdiam setelah menyadari perkataannya barusan yang menyinggung soal nafkah yang sampai saat ini masih belum di berikan oleh Andika setelah mereka menikah.

Wanita itu langsung saja mematikan sambungan telponnya, berharap agar Andika mengabaikan ucapannya itu.

Namun sayang, nyatanya Andika telah mendengar semuanya, apalagi sewaktu Shinta yang berbicara dengan sangat keras. Membuat Andika hanya bisa menahan tawanya di dalam sana.

Ceklek! Benar saja pintu langsung di buka oleh Andika, dan menampilkan wajah pria itu yang saat ini sedang menatap ke arah wanitanya.

"Kau ingin masuk bukan? Masuklah! Aku akan memberikan nya untuk mu." Tanpa berbasa-basi lagi Andika pun langsung menarik tangan Shinta untuk masuk ke dalam kamar.

BRAK! Suara pintu yang di tutup dengan sangat kuat, hingga menimbulkan suara yang begitu keras.

Keesokan paginya...Shinta dan juga Andika baru saja selesai mandi bersama.

Kedua pasangan pengantin baru itu, kini sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Setelah selesai mengeringkan rambutnya, Shinta pun langsung bangkit dan bergegas ingin membantu suaminya mengenakan baju.

Secara telaten ia memasangkan satu-persatu kancing baju kemeja putih milik Andika, dengan sesekali memandang wajah dingin pria itu.

Di saat sudah selesai, Shinta langsung berjinjit dan hendak menyambar bibir suaminya, namun Andika yang menyadari akan hal itu langsung saja menolak, hingga membuat Shinta menjadi sangat kesal.

"Sayang, kau ingin sarapan dulu?" tanya Shinta. Meskipun ia marah, tetapi dirinya masih menawari untuk melayani pria itu.

"Tidak, aku akan makan di luar."

"Setidaknya hargailah perjuangan istrimu yang bangun sejak pukul 5 pagi untuk membuatkan sarapan." protes Shinta ketika mendengar penolakan dari Andika.

"Sudah ku katakan, jika aku tidak ingin. Maka aku tidak menginginkannya! Kau terlalu pemaksa, dan egois. Wanita keras kepala seperti mu memang tidak pantas untuk di cintai, apalagi di kasihani." bentak Andika yang sudah mulai terpancing emosi.

"Egois? Harusnya kata egois itu lebih tepat di berikan kepada mu. Aku selalu berusaha menjadi istri yang baik untuk mu, tapi bahkan kau pun tak pernah menghargainya. Aku melayani mu dengan senang hati. Dan secara bersamaan kau selalu menolaknya."

"Kau menjebakku dengan cara yang kotor, lalu mengancamku. Bahkan dengan tidak tahu malunya kau menuntutku dan meminta nafkah batin. Sikap seperti itu sudah cukup menjelaskan bahwa kau adalah seorang wanita pelac*ur. Dari sisi mana yang kau sebut sebagai istri yang baik? Bahkan sampai saat ini aku tidak pernah menganggap mu sebagai istriku. Dan mulai saat ini kau adalah pelayan pribadiku, yang akan melayani segala kebutuhan ku, termasuk kebutuhan se*ks." ucap Andika dengan melayangkan tatapan jijik ke arah wanita yang merupakan istri tak di anggap nya itu.

Membuat Shinta merasa sangat tertekan, dan langsung tanpa sadar meneteskan air mata. Sejak beberapa tahun yang lalu, ini lah kali pertamanya Shinta kembali mengeluarkan air mata setelah lamanya air mata itu mengering.

Karena setelah pengkhianatan dari sang ibu, Shinta tidak ingin menjadi wanita yang lemah, dan selalu menahan agar ia tidak menangis. Tapi kenyataannya untuk sekarang, wanita kuat yang tidak lemah itu telah menangis dan kalah karena rasa cintanya kepada seorang pria yang membuat hatinya menjadi sangat sakit atas penghinaan yang terlontar begitu saja dari mulut Andika.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!