NovelToon NovelToon

THE EXTINCTION OF HUMANS

BAB 1 . PROLOG

Bumi yang kita tempati saat ini sungguh indah nya semua terasa damai dan apa pun telah di sedia kan, Namun seperti nya manusia masih saja merasa kurang ... kurang ... kurang dan kurang hingga manusia melakukan berbagai macam penelitian dan membuahkan sebuah mahakarya yang mampu merubah sistem perputaran roda dunia, Bila sudah seperti itu siapa yang akan menerima imbas dari keegoan manusia?

Kali ini saya akan membawa pembaca masuk kedalam peradaban tahun 2030 di mana jaman sudah berubah manusia pun sudah tidak di fungsi kan lagi, Semua pekerjaan sudah di ambil alih oleh sistem program yang sudah di teliti sejak dahulu kala, Pekerjaan manusia semakin di permudah dan di jaman ini tidak ada yang di kata kan tidak bisa.

Dengan semua kemudahan yang di nikmati manusia sehari-hari membuat manusia semakin lalai dengan kodrat nya sebagai mahkluk sosial yang harus saling berkomunikasi, membantu dan mendukung satu dengan yang lain nya, Dengan muncul nya penemuan sistem robot yang menggantikan kinerja manusia pada umum nya maka mulai terjadilah inflasi di sejumlah daerah sehingga hal tersebut menimbul kan kerusuhan di beberapa wilayah yang terdampak kemajuan jaman sistem program manusia.

Pagi ini di sebuah pinggiran kota tinggal lah beberapa penduduk yang mayoritas sebagai militer dan mereka semua hidup rukun dan tenang di salah satu komplek rumah dinas, Seperti biasa saat hari libur James dan Peter membersihkan halaman rumah masing-masing sambil sesekali mereka melempar candaan sebab rumah dinas mereka berdua berdekatan.

" Jem ... apakah kamu tidak ada niatan melihat expo nanti malam?"

Tanya Peter sambil fokus pandangan nya kepada pohon perdu di hadapan nya.

" Sebenar nya aku ingin sekali pergi kesana tetapi pasti nya kamu tahu bagaimana istri ku,"

Jawab Jemes sambil berdiri di balik pagar tembok pembatas rumah mereka.

" Kalau hal itu sama saja, Istri ku pun demikian tapi apa salah nya kita sesekali melihat kemajuan jaman,"

Ucap Peter diiringi senyum simpul.

" Baik lah nanti kita pergi sama-sama siapa tahu ada penemuan yang lebih mutahir."

Jawab Jemes sambil membalik kan tubuh nya dan melangkah masuk kedalam rumah dinas nya.

Tidak lama kemudian James pun masuk kedalam rumah nya untuk menemui istri nya bukan lain Teresa yang sedang sibuk dengan vacum cleaner nya yang seperti nya macet sehingga menghambat pekerjaan nya pagi ini, Kemudian James pun mencoba membantu membongkar vacum cleaner yang sedang macet namun seperti nya gagal.

" Hal seperti ini yang sering membuat darah ku mendidih, Mengapa tidak ada alat yang bisa membantu pekerjaan rumah ku menjadi lebih mudah!"

Ucap Teresa dengan nada naik satu oktav karena kesal.

" Sebenar nya ada hanya kamu saja yang terbiasa dengan alat ini sayang,"

Jawab Jemes diiringi senyum simpul sambil mengangkat sapu yang ada di samping nya.

" Came on, Kita hidup di jaman apa dan lagi bila aku menggunakan sapu itu pasti berakhir kamu bersin-bersin semalaman,"

Ucap Teresa dengan ekspresi wajah kesal.

" Kalau begitu aku yang membersihkan dapur dan kamu yang selesaikan tugas ini, Jadi semua nya cepat teratasi kan sayang?"

Tanya Jemes sambil menyodorkan sapu kehadapan Teresa diiringi senyum simpul dan kerlingan mata.

" Ok lah kalau begitu, Bila nanti malam kamu bersin-bersin jangan ganggu tidur ku."

Jawab Teresa sambil mengambil sapu dari tangan James lalu melangkah pergi.

Ternyata tidak hanya di rumah Jemes dan Teresa yang mengalami hal seperti itu, Ternyata di beberapa rumah dinas pun mengalami masalah yang sama mengenai kerusakan alat di rumah masing-masing dari mulai vacum cleaner, ac, hingga water liter mengalami kerusakan dan hal itu membuat pagi ini cukup sibuk.

Namun seperti nya tidak dengan keluarga Peter dan Angel sebab di rumah mereka terlihat tenang dan juga tidak terdengar teriakan dari para istri yang mengeluhkan peralatan mereka yang rusak atau pun macet dan hal tersebut membuat tetangga terdekat mereka berdua berfikir apa yang membuat Peter dan Angel tidak seheboh mereka.

" Sebenar nya apa yang sedang mereka ribut kan ya Pa?"

Tanya Angel sambil memotong sayur di dapur.

" Apa lagi kalau bukan masalah sistem di alat rumah tangga mereka yang macet ma,"

Jawab Peter sambil mencuci piring membantu istri nya.

" Terkadang aku suka berpikir Pa, Andaikan mereka selalu saja tergantung dengan semua alat itu lalu bila terjadi perang bagaimana ya Pa?"

Tanya Angel sambil sesekali melirik ke arah suami nya.

" Mungkin mereka tidak akan bisa hidup dengan semua keterbatasan di masa perang Ma,"

Jawab Peter diiringi senyum simpul.

" Pa apakah kamu sudah tahu mengenai penemuan Profesor Alex dan beberapa Profesor yang lain mengenai sistem untuk membantu manusia?"

Tanya Angel sambil meletak kan baskom berisi sayuran di wastafel.

" Tidak tahu, Memang nya sistem seperti apa itu Ma?"

Jawab Peter sambil mengeringkan piring.

Kemudian Angel pun menjelaskan beberapa robot yang di fungsi kan untuk membantu pekerjaan manusia di antara nya untuk bagian gudang, sopir, kasir dan beberapa jenis pekerjaan lain nya, Saat mendengar kan penjelasan Angel yang berdiri mencuci sayuran kala itu Peter hanya terdiam sambil berfikir mengenai nasib manusia yang harus bersaing dengan robot.

Dan bila benar robot akan di gunakan untuk pabrik maka hal itu sangat menguntungkan sebab robot akan bekerja dengan cepat dan juga tidak memiliki rasa lelah dan juga tidak mungkin ada robot yang demo menuntut naik gaji atau pun hal yang lain namun di sisi lain bagaimana dengan nasib karyawan yang sudah tidak di pekerjakan lagi sedangkan hidup masih terus berjalan.

" Pa kamu kenapa kok tiba-tiba diam seperti itu apakah ada masalah?"

Tanya Angel sambil menatap wajah suami nya.

" Tidak apa-apa Ma, Aku baik-baik saja hanya sedang berfikir bagaimana nasib manusia bila benar hal itu terjadi."

Jawab Peter sambil menghela nafas panjang sambil meletak kan kain di meja.

Kemudian Peter pun melangkah kan kaki nya menuju teras rumah nya untuk melihat kesibukan tetangga nya yang semakin ramai dan seperti nya pola pikir mereka sudah ketergantungan dengan semua fasilitas kemajuan jaman yang semua menggunakan serba robot yang sudah terprogram dan sistem yang di terap kan di dalam robot tersebut pasti ada batas waktu tertentu.

Di saat manusia berada di dalam zona nyaman nya pasti lupa dengan semua imbas dari semua yang membuat nya nyaman dan di saat mereka di tuntut untuk keluar dari zona nyaman nya untuk melihat sebuah kenyataan bahwa sesungguh nya semua yang sedang mereka nikmati tersebut ada batas waktu yang sudah terprogram dalam sebuah sistem.

Waktu pun terus berjalan tanpa terasa malam pun tiba dan mereka berempat bukan lain Peter, Angel, James dan Teresa pergi ke expo untuk melihat sebuah pameran yang menawarkan berbagai macam peralatan yang mampu membantu sistem kerja manusia menjadi semakin mudah dan pasti nya di tempat expo itu cukup ramai dengan punjung yang juga ingin melihat kemajuan jaman yang semakin pesat dan apakah mereka semua memiliki pola pikir yang sama dengan Peter dan Angel?

Seperti nya tidak, Mayoritas pengunjung yang hadir di tempat expo tersebut hanya menikmati suguhan sistem kemajuan jaman yang tanpa mereka sadari apa yang mereka lihat adalah musuh nya di beberapa waktu mendatang di saat robot-robot yang sudah terpasang sistem di dalam nya mulai bergerak menghancurkan populasi manusia.

Lalu apakah yang akan di lakukan oleh Peter, Jemes, Teresa dan Angel bila hal tersebut terjadi dalam kehidupan nyata, Apakah mereka akan bertahan dengan semua itu atau kah mereka akan menyelamat kan bumi dari serangan semua itu dan mempertahan kan kondisi bumi agar tidak hancur dan mahkluk hidup tetap dalam kondisi aman?

Jangan pernah beranjak dari kisah mereka semua untuk menjalan kan misi penyelamatan bumi dari serangan sistem yang sangat berbahaya untuk populasi mahkluk hidup dan ikuti perjuangan mereka hanya di THE EXTINCTION OF HUMANS.

BAB 2 . ANCAMAN

Sering kali kita mendapat kan ancaman berbentuk apa pun dalam kehidupan ini dan pasti nya apa pun bentuk ancaman itu mampu meresahkan hati kita dan pasti nya akan ada rasa khawatir yang menyiksa jiwa kita meski terkadang ancaman yang kita dapat belum tentu terjadi dalam waktu dekat apakah hal itu akan mampu membuat kita jadi mengalami inscuer yang berlebihan atau kah kita akan memutar otak untuk menemukan jalan keluar nya?

Lalu bagaimana dengan ancaman yang semakin merebak tentang kemajuan pesat yang mampu memusnahkan populasi manusia secara perlahan namun pasti tersebut, Apakah kita sudah memikirkan hal itu bila benar terjadi dan sikap apa yang akan kita ambil bila hal tersebut terjadi di dalam kehidupan ini?

Seperti nya hal tersebut mulai terlintas di dalam benak Peter, Angel, Jemes dan Teresa yang malam itu sedang berjalan-jalan di expo yang memamerkan semua teknologi yang mutakhir di jaman yang serba canggih ini, Lalu apa sebenar nya yang akan mereka lakukan bila hal tersebut terjadi dalam waktu dekat, Malam itu mereka berempat sudah tiba di tempat expo yang sudah dipenuhi oleh pengunjung.

" Pa ... kita parkir di mana, Seperti nya kita terlalu malam datang nya hingga tidak ada lahan parkir yang kosong,"

Ucap Angel dengan pandangan menyebar di area parkir di sebuah mall.

" Benar Ma, Harus nya kita datang kemari lebih cepat agar mendapat kan lahan parkir,"

Jawab Peter sambil mengemudiakan mobil nya perlahan menyusuri sederet mobil.

" Bukan masalah kita terlalu malam atau apa pun tapi yang jadi permasalahan nya kan ini hari pertama expo jadi wajar penuh seperti ini,"

Timpal Jemes sambil bergantian memandang ke arah Angel dan Peter dari bangku belakang.

" Itu di ujung ada tempat yang kosong ...."

Ucap Teresa sambil menunjuk ke arah depan.

Kemudian mobil milik Peter pun segera meluncur menuju area parkir yang kosong, Tidak lama kemudian mereka berempat pun turun dari mobil setelah memarkir dan langkah mereka pun tertuju ke sebuah pintu kaca otomatis yang bertengger di sebuah gedung yang cukup megah dan mewah, Mereka berempat pun segera memasuki gedung tersebut agar bisa segera melihat pameran.

Kondisi di dalam ruangan cukup ramai dan terlihat berbagai jenis robot yang sedang di pamerkan dan para pengunjung pun melihat dengan takjup begitu juga dengan Jemes dan Teresa namun seperti nya tidak dengan Peter dan Angel yang terlihat tidak cukup menikmati suasana saat itu, Terlihat mereka berdua sedang berpikir sesuatu di saat pandangan nya tertuju kepada sebuah robot penyaji makanan.

Sedang kan pengunjung yang berada di robot tersebut riuh sorak sorai menyaksikan pertunjukan tersebut dan terdengar gelak tawa mereka sedang kan Peter dan Angel terlihat cukup serius memperhatikan robot yang sedang melakukan atraksi nya saat itu.

" Apa yang sedang kamu pikir kan, Mengapa ekspresi wajah mu begitu kaku?"

Tanya Jemes yang tiba-tiba sudah beriri di samping Peter.

" Aku hanya sedang berfikir saja bagaimana bila hal itu benar terjadi lalu bagaimana nasib pekerja di restoran?"

Jawab Peter dengan tatapan lurus fokus ke arah robot di hadapan nya.

" Pasti nya manusia tetap bekerja sebab robot itu yang mengoperasikan juga manusia, Tidak mungkin kan robot itu berjalan sendiri?"

Ucap Jemes dengan nada bertanya dan sesekali melihat ke arah Peter.

Saat itu Peter tidak menjawab perkataan dari Jemes sebab pola pikir mereka berdua sangat jauh berbeda sedangkan Angel dan Teresa sedang membicarakan robot yang bertugas untuk membantu pekerjaan rumah tangga dengan kata lain robot tersebut mampu menjadi asisten rumah tangga dan pasti nya hal itu sangat meringankan pekerjaan Ibu rumah tangga yang cukup melelahkan.

Namun ternyata sudut pandang dan pola pikir Angel dan Teresa berbeda untuk menyikapi kemajuan jaman yang berkembang pesat saat ini, Sebab Angel berfikir tidak semua aktifitas kita bisa di gantikan oleh sistem robot sebab bila hal itu terjadi maka akan membawa dampak yang sangat buruk bagi kelangsungan mahkluk hidup utama nya manusia.

Tapi tidak dengan sudut pandang Teresa yang sangat mendukung kemajuan jaman itu akan mempermudah semua aktif nya dalam keseharian dan akan berdampak lebih baik, Sebab bagi Teresa bila ia memiliki asisten rumah tangga yang berwujud robot maka ia bisa berkarir kembali dan urusan rumah bisa teratasi tanpa kendala.

" Andai kan saja harga robot itu terjangkau pasti aku meminta Jemes untuk membeli nya,"

Ucap Teresa sambil menyilangkan kedua lengan nya di dada.

" Kamu yakin ingin memiliki asisten rumah tangga robot itu, Apakah kamu mau posisi mu tergantikan dengan robot?"

Tanya Angel dengan tatapan penuh tanya kepada Teresa yang berdiri di samping nya.

" Tergantikan bagaimana maksud mu, Lagi pula kan itu hanya robot dan sangat tidak mungkin Jemes jatuh cinta kepada robot, Pasti nya aku berfikir hal itu mengurangi angka perselingkuhan di kota ini bukan Angel?"

Jawab Teresa di iringi senyum simpul dan ekspresi santai sambil sesekali melirik ke arah Angel.

" Bukan masalah Jemes selingkuh dengan robot atau apa pun tapi yang aku maksud itu tugas kita sebagai istri itu apa lalu mengapa harus yang mengerjakan tugas dan kewajiban kita itu robot,"

Jelas Angel dengan nada serius mencoba menerangkan maksud kata-kata nya kepada Teresa.

" Angel pleas ya rubah pola pikir mu yang masih berada di jaman urdu, Saat ini kita sudah hidup di jaman modern dan robot-robot itu di ciptakan untuk membantu pekerjaan manusia, ok."

Ucap Teresa sambil melangkah pergi meninggal kan Angel dan berjalan menuju Jemes suami nya.

Apa sebenar nya yang ada di benak Teresa melihat dan menyikapi kemajuan jaman yang semakin pesat ini, Apakah dia akan mengganti suami nya juga dengan robot, Oh Tuhan jamah otak Teresa agar kembali ke kodrat nya sebagai istri.

Bergumam lah dalam hati Angel sambil menghela nafas panjang melihat Teresa dari arah belakang kemudian Angel pun mengikuti langkah kaki Teresa sambil tetap berpikir mengenai sistem yang kata nya untuk mempermudah kinerja manusia namun sesungguh nya adalah mesin penghancur yang cukup mengerikan bagi mahkluk hidup.

Saat itu mereka berempat masih berkeliling di expo tersebut untuk melihat satu persatu robot yang sedang melakukan atraksi mempertontonkan kepiawaian dalam mengerjakan tugas nya masing-masing dan pasti nya para pengunjung terkesima dengan atraksi tersebut dan mereka semua tidak berfikir apa imbas dari semua itu.

Sekitar satu jam kemudian terdengar lah bunyi alarem yang cukup nyaring di ruang an tersebut dan para pengunjung mulai merasa bingung dengan situasi tersebut, Ada yang berpikir tanda bahaya dan harus segera pergi meninggalkan ruangan expo namun ada juga yang berpikir akan ada pertunjukan apa lagi dari penyelanggara expo.

Hingga beberapa saat kemudian terdengar informasi dari pengeras suara bahwa ruangan harus segera di kosongkan dalam waktu 10 menit dan pasti nya hal itu membuat semua pengunjung dan pekerja panik berlarian menuju pintu keluar gedung untuk menyelamat kan diri masing-masing tanpa mengetahui dengan pasti apa yang terjadi.

" Ada apa ini dan mengapa harus segera mengosongkan ruangan, Apakah ada ancaman bom?"

Tanya Jemes dengan tatapan menyebar keseluruh ruangan.

" Sudah ayo lekas kita keluar jangan banyak berpikir."

Jawab Peter sambil menggandeng tangan Angel istri nya berjalan menuju pintu keluar.

Maka saat itu berjubal lah pengunjung mengantri di pintu keluar gedung expo dengan tatapan bingung dan bertanya-tanya apa yang sebenar nya terjadi, Beberapa menit kemudian mulai terdengar desing suara letupan senjata yang memberondong kesegala penjuru ruangan saat itu, Sontak pekik teriakan terdengar di ruangan tersebut.

Teriakan tersebut bergema cukup nyaring terdengar di tengah riuh nya teriakan para pengunjung yang ketakutan dan mereka semua pengunjung tidak mengetahui dari mana asal muasal datang nya peluru yang memberondong mereka semua saat itu di tengah kepanikan yang mencekam pintu keluar pun tertutup dan terkunci secara tiba-tiba.

Bisa di pastikan korban jiwa cukup banyak saat itu yang berjatuhan di ruang expo, Dengan sigap Jemes dan Peter berteriak sekuat tenaga memerintahkan para pungunjung untuk tiarap agar tidak menjadi sasaran peluru yang meluncur bebas memberondong seisi ruangan, Bahkan semua italase hancur terkena peluru yang menghantam nya.

" Gila ... siapa yang melakukan semua ini mengapa tiba-tiba ada tembakan hingga banyak berjatuhan korban jiwa?"

Tanya Jemes sambil tiarap dengan tatapan panik.

" Aku juga tidak tahu dari mana asal peluru itu dan kita harus mencari tahu apa yang sebenar nya terjadi sebisa mungkin kita harus menghentikan semua ini,"

Jawab Peter yang berada di samping Jemes dengan nada panik.

" Pa kamu akan pergi kemana?"

Tanya Angel sambil memegang lengan Peter.

" Aku akan mencari sumber tembakan Ma, Kamu dan Teresa tunggu aku di sini jangan pergi kemana-mana sampai aku kembali kemari bersama Jemes,"

Jawab Peter dengan tatapan panik.

" Iya Pa, Kamu hati-hati dan lekas kembali."

Ucap Angel diiringi senyum simpul meski sesungguh nya di hati kecil nya sangat khawatir.

Kemudian Peter dan Jemes juga beberapa orang lain nya berjalan dengan posisi tiarap untuk menghindari berondongan tembakan yang membabi buta ke seluruh ruangan dan bisa di pastikan seisi ruangan pun hancur terkena peluru yang melesat keseluruh penjuru, Peter dan Jemes sesekali duduk di lantai bersembunyi di balik meja yang di atas nya ada italase yang hancur untuk melihat dari mana asal peluru yang melesat.

Lalu apakah Peter dan Jemes segera mengetahui asal peluru yang melesat menghujani seluruh pengunjung dan apakah mereka berdua mampu menyelamatkan pengunjung yang terjebak di dalam ruangan expo tersebut dan Apa yang sebenar nya terjadi saat ini di gedung mall yang sedang menyelanggarakan expo?

Jangan pernah beranjak dari kisah mereka semua dan temukan semua jawaban nya hanya di THE EXTINCTION OF HUMANS dan jangan pernah bosan untuk selalu dukung author agar semangat nulis nya.

BAB 3 . SUMBER SERANGAN

Segala permasalahan yang kita hadapi pasti ada sumber nya dan kita harus menemukan sumber dari semua permasalahan yang kita hadapi agar kita bisa menghentikan atau mengatasi permasalah tersebut, Kali ini apakah Peter dan Jemes mampu menemukan sumber dari masalah yang terjadi di gedung penyelanggara expo dan apakah mereka mampu menghentikan serangan yang secara mendadak tersebut?

Bagaimana dengan Angel dan Teresa mampukah mereka berdua lepas dari semua permasalah yang saat ini mereka hadapi dan mampu kah mereka berdua membantu pengunjung untuk keluar dari gedung tersebut agar tidak bertambah nya korban jiwa, Tindakan apa yang akan mereka lakukan kali ini agar tidak bertambah jatuh nya korban jiwa, Mari kita tilik bersama aksi mereka berempat dalam misi penyelamatan pengunjung dari serangan yang brutal hingga jatuh nya banyak korban jiwa.

Waktu terus berjalan dan desingan peluru pun masih memberondong ke seluruh penjuru ruangan, Setiap ada pergerakan maka peluru itu pun melesat untuk menghantam apa pun sedangkan saat itu Peter dan Jemes bersembunyi di balik sebuah kotak dengan posisi duduk di lantai dan pasti nya mereka berdua memutar otak bagaimana cara menghentikan semua itu.

Kemudian Peter memberi sebuah isyarat kepada Jemes dari tempat persembunyian nya dengan jari telunjuk menunjuk arah sumber tembakan namun Jemes membalas isyarat itu dengan gelengan kepala dan jari menandakan mereka tidak memiliki senjata untuk melumpuhkan sumber masalah dan hal itu membuat mata Peter terbelalak kepada Jemes.

Sesaat kemudian Peter memutar otak bagaimana cara mendekati sumber masalah dan melumpuhkan nya, Kemudian Jemes menunjuk ke arah belakang Peter dan ke arah belakang diri nya dan memberi isyarat untuk koprol menuju sisi kiri dan kanan mereka sebab di sisi itu terlihat ada senjata tergeletak di lantai lalu ajakan Jemes itu di balas anggukan oleh Peter tanda setuju.

Dan yang terjadi saat mereka melakukan koprol menuju sisi kiri dan kanan tembok mereka kembali di berondong oleh tembakan yang membabi buta sehingga lengan kanan Peter terkena serempet peluru begitu juga dengan Jemes paha kiri nya yang terkena serempet peluru yang menghujani mereka berdua saat melakukan koprol.

Setiba nya di balik tembok mereka berdua mengatur nafas sejenak kemudian mengambil senjata yang tergeletak di lantai serta radio untuk berkomunikasi, Setelah itu mereka berdua bangkit berdiri dan membuka pintu yang terbuat dari besi untuk mencari pintu penghubung keluar gedung namun saat pintu besi di buka terlihat lah pemandangan yang cukup mengerikan.

Bukan lain banyak nya korban jiwa yang berjatuhan di sepanjang lorong sontak Peter terbelalak menyaksikan pemandangan yang cukup mengerikan di sepanjang lorong, Saat Peter mencoba melangkah kan kaki nya menyusuri lorong untuk memastikan apakah ada yang masih hidup tiba-tiba ia di kejutkan oleh suara Jemes dari radio komunikasi yang sedang di pegang Peter.

" Peter bagaimana kondisi di situ apakah kamu baik-baik saja?"

Tanya Jemes dengan nada khawatir.

" Aku baik-baik saja tapi di sini banyak sekali korban jiwa di sepanjang lorong, Bagaimana di situ apakah sama dengan di sini?"

Jawab Peter dengan nada panik sambil terus berjalan menyusuri lorong.

" Di sini sangat sepi tidak ada satu korban pun dan aku mendengar seperti nya ada suara orang sedang berbicara namun tidak tahu di ruangan sebelah mana sebab begitu banyak ruangan di sini,"

Ucap Jemes dengan sikap waspada melangkah mencari asal suara.

" Baik lah bila begitu, Kamu hati-hati dan selalu waspada jangan sampai salah sasaran."

Jawab Peter dengan pandangan tertuju ke korban jiwa yang cukup banyak di hadapan nya.

Sedangkan di sisi lain ada Angel dan Teresa yang masih tiarap di atas lantai bersama pengunjung yang lain, Saat itu Angel memutar otak bagaimana cara bisa keluar dari gedung itu dan menyelamatkan pengunjung yang lain sebab bagi Angel diri nya tidak mungkin hanya diam saja menunggu suami nya kembali tanpa melakukan sebuah tindakan.

" Sa kita harus segera bertindak agar kita semua bisa keluar dari gedung ini,"

Ucap Angel dengan pandangan fokus ke depan.

" Apa yang bisa kita lakukan dengan kondisi tiarap seperti ini dan lagi pintu otomatis itu terkunci rapat bagaimana cara nya untuk membuka nya?"

Tanya Teresa sambil sesekali menengok ke arah Angel.

" Apakah kamu membawa kartu kredit atau sejenis nya?"

Tanya Angel dengan tatapan serius kearah Teresa.

" Kamu pasti tahu bagaimana watak Jemes suami ku yang kikir itu jadi tidak mungkin aku di beri kepercayaan memiliki kartu kredit."

Jawab Teresa dengan nada kesal mengenang watak suami nya yang bagi nya kikir.

Kemudian Angel pun mencoba bertanya kepada pengunjung yang lain siapa yang membawa kartu kredit atau apa pun sejenis nya, Pasti nya semua orang akan berpikir dengan tatapan bingung saat mendengar pertanyaan Angel sebab untuk apa kartu kredit di kondisi genting seperti itu namun Angel mengetahui bagaimana cara membuka pintu otomatis yang dalam posisi terkunci dengan menggunakan kartu kredit.

Dan tidak lama kemudian ada salah satu dari pengunjung memberikan kartu kredit nya kepada Angel maka dengan sigap ia membalikkan tubuh nya menjadi terlentang di atas lantai dan mencoba mendekati sebuah kotak sensor yang menempel di sisi dinding dengan harapan kartu kredit yang saat ini di pegang nya bisa untuk mematikan sistem sensor pengunci otomatis sebuah pintu.

Apa lagi yang akan di lakukan Angel itu, Pasti dia terlalu banyak nonton film detektif jadi ingin mencoba salah satu akting di film yang dia tonton tapi yang jadi masalah itu aku selama ini lebih suka nonton film drama rumah tangga dan telenovela jadi mana ada kejadian seperti ini di telenovela.

Bergumam lah dalam hati Teresa sambil melihat Angel yang sedang berusaha keras mendekati alat sensor yang tertempel di dinding dengan menggunakan punggung dan kedua kaki nya mendorong tubuh nya di lantai, Saat itu Angel hanya mampu berdoa agar apa yang di lakukan kali ini berhasil dan pintu bisa terbuka.

Tidak membutuhkan waktu lama sampai lah Angel di salah satu dinding di mana sensor pintu itu berada dan sesampai nya Angel di sana mencoba memanggil Teresa untuk membantu nya sebab ternyata mesin sensor tidak hanya satu melainkan ada dua di sisi kanan dan kiri sedangkan jarak nya cukup jauh dan tidak mungkin juga Angel mengerjakan nya seorang diri.

" Sa ... lekas kemari!"

Ucap Angel dengan sedikit tertahan memanggil Teresa yang masih tiarap di lantai.

" Wah ... seperti nya dia ingin segera melihat jenasah ku,"

Jawab Teresa dengan tatapan bingung dan sesekali menggelengkan kepala sambil menunjuk wajah nya sendiri.

" Lekas kemari bantu aku Sa!"

Ucap Angel dengan ekspresi wajah kesal kepada Teresa.

" Bagaimana cara nya aku ke situ sedangkan itu peluru masih saja memberondong di atas kita?"

Tanya Teresa dengan mata terbelalak ke arah Angel.

" Lakukan seperti yang tadi aku lakukan hingga samapai di sini dengan aman,"

Jawab Angel mencoba meyakinkan Teresa yang terlihat semakin panik.

" Jaman dahulu hantu yang ngesot kenapa sekarang jaman makin maju jadi aku yang ngesot, Tapi baik lah demi bisa melihat telenovela lagi ngesot pun aku laku kan."

Ucap Teresa yang mengikuti arahan Angel.

Maka tidak perlu waktu lama tiba lah Teresa di samping Angel dengan posisi sama terlentang di lantai sambil sesekali menutupi wajah mereka dari pecahan kaca yang terkena peluru yang melesat dengan brutal, Mereka berdua diam sejenak sambil mengatur nafas dan setelah itu Angel mulai menjelaskan kepada Teresa apa tugas nya dan apa yang di harus di lakukan Teresa saat Angel memberi isyarat dari sisi sebelah kiri.

" Sa ... kamu jangan tidur, Lekas lihat kemari ke arah tangan ku yang memegang kartu kredit,"

Ucap Angel dengan nada serius.

" Jangan suka berkata jujur bisa tidak lagi pula tidak mungkin aku tidur di lantai seperti ini, Di mana tangan mu Angel kenapa aku tidak melihat nya?"

Tanya Teresa sambil meraba perut Angel tanpa rasa bersalah dan pandangan tetap tertuju ke atap gedung.

" Sa di mana-mana yang di gunakan melihat itu mata bukan tangan, Jadi singkir kan tangan mu dari atas perut ku!"

Jawab Angel dengan nada kesal dengan sikap Teresa.

" Iya juga ya, Ini pasti efek itu tadi aku ngesot jadi otak ku sedikit bergeser, Mana yang harus aku lihat?"

Tanya Teresa sambil memalingkan wajah nya ke arah Angel.

Kemudian segera Angel memberikan arahan kepada Teresa dengan harapan ia paham dengan apa yang di maksud oleh Angel sebab terkadang Teresa mengatakan paham dan berekspresi mengerti namun akhir percakapan ia pasti bertanya lagi apa maksud dari perkataan Angel dan hal itu sudah menjadi kebiasaan Teresa sejak duduk di bangku kuliah sebab Angel dan Teresa satu kampus maka Angel hapal betul watak Teresa.

Di sisi lain ada Jemes yang semakin mendekati sebuah ruangan yang terdengar ada suara orang yang sedang berbincang, Sambil berjalan mengendap dan sesekali melihat ke arah belakang dan depan nya bergantian Jemes mendekati sebuah pintu yang seperti nya asal suara dan setiba nya Jemes di balik pintu itu ia melihat dari balik sebuah kotak kaca yang terpasang di pintu untuk memastikan bahwa di dalam ruangan itu ada manusia yang masih hidup.

Ternyata benar di dalam ruangan itu terlihat ada tiga orang lelaki dan beberapa orang perempuan yang menggunakan baju serba putih dan seperti nya mereka semua adalah seorang profesor dan kondisi di dalam ruangan itu sangat tidak kondusif memang percakapan mereka tidak terdengar jelas namun Jemes bisa memastikan mereka tidak sedang baik-baik saja terlihat dari ekspresi wajah mereka.

Lalu apa yang sebenar nya terjadi di dalam ruangan itu dan siapa para profesor itu apakah mereka adalah sumber masalah nya hingga jatuh banyak korban jiwa saat ini atau kah ada orang lain yang melakukan nya dan apakah Angel dan Teresa berhasil non aktif kan sensor pengunci di pintu otomatis tersebut lalu bagaimana dengan Peter apakah ia menemukan hal lain saat berada di lorong?

Jangan pernah beranjak dari kisah mereka semua dan temukan jawaban nya hanya di THE EXTINCTION OF HUMANS dan jangan pernah bosan untuk selalu dukung author agar semangat nulis nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!