Untuk pertama kalinya aku bangun kembali dengan keadaan badan yang begitu sakit, lalu selang di mana-mana dan lebam pula, mataku begitu silau saat pertama dibuka. Namun karena aku yang berusaha untuk membuka mataku akhirnya terbuka juga yang pertama aku lihat adalah laki-laki kejam itu.
Laki-laki yang telah menabrakku saat aku lari kabur dari rumahnya "bagaimana apakah kau masih ingin kabur dariku" ucapan laki-laki itu dengan tatapan yang begitu menyeramkan dan senyumnya yang begitu sinis padaku. Kenapa begitu menakutkan.
Aku hanya bisa menatapnya saja tanpa berbicara apa-apa hanya itu yang bisa aku lakukan, tak ada lagi aku sebenarnya ingin berteriak namun sulit sekali untuk aku lakukan, tenggorokan ku begitu sakit.
"Sekali lagi kau kabur dari sini aku tak akan melepaskanmu lagi Bella, ingat kau sudah dijual padaku jadi kau sudah menjadi milikku, milik Adipramana ingat itu tubuhmu seluruh hidupmu aku yang punya dan hidup matimu ada di tanganku, persiapkanlah dirimu sebentar lagi kita akan menikah kau akan menjadi istri keduaku dan kita akan mempunyai anak setelah kau memberikan aku anak aku akan melepaskan mu atau mungkin aku akan membunuhmu ya maka persiapkanlah dirimulah dengan cantik dan cepatlah lekas sembuh, aku tidak suka perempuan lemah sepertimu yang apa-apa langsung sakit. ingat jika aku tidak mengizinkan mu untuk kau mati maka kau tak boleh mati"
Laki-laki itu langsung pergi meninggalkanku, aku begitu syok saat mendengar kalau dia akan menikahku, menjadi istri kedua mana mungkin ini bisa terjadi dan siapa yang menjualku kenapa aku bisa dijual pada laki-laki ini, saat aku kabur dari rumah karena mamiku dan kakakku Serena aku tidak menyangka kalau pada akhirnya aku akan dijual.
Siapa yang melakukan ini, apakah mamiku apakah papiku, apakah kakakku Serena kenapa aku bisa terjebak dengan laki-laki seperti dia, aku begitu takut bagaimana ini aku tidak mau menjadi istri kedua aku masih sekolah umurku masih 17 tahun dan aku masih berharap akan menikah dengan Alvaro.
Aku tidak mau menikah dengan laki-laki itu, aku tidak mau bertemu dengan istri pertamanya dia berkata kalau aku istri kedua berarti akan ada istri pertama kan aku tidak mau seperti di film-film, pasti dia akan jahat padaku.
Saat pertama kali aku mendengar namanya aku berusaha mengingat namanya Adipramana yah namanya Adipramana aku harus mengingat-ingatnya aku harus kabur lagi dari sini aku tidak mungkin menjadi istri kedua aku tidak mau terjebak bersama dia, apalagi memberikan seorang anak padanya aku tidak mau sungguh aku ingin pulang dan bertemu dengan papiku, aku ingin meminta maaf pada papi karena aku egois telah pergi begitu saja dari rumah.
Seharusnya aku tidak kabur, seharusnya aku diam saja dengan ocehan mami ataupun Serena seharusnya aku diam saja dan Alvaro bagaimana keadaan dia apakah dia mencariku lalu Rizki, Arzan apa mereka juga mencariku aku sekarang di mana aku ingin pulang.
Siapapun tolong aku, aku ingin keluar dari sini apa ada yang bisa mengeluarkan aku dari sini, apakah Alvaro akan membantuku keluar tapi dia tidak tahu aku di mana seharusnya waktu itu saat aku akan kabur aku menelpon Alvaro saja, ya seharusnya aku melakukan itu tapi sekarang aku tidak berdaya tubuhku saja sekarang penuh dengan selang dan luka-luka seperti ini aku tidak akan mungkin bisa lari untuk hari ini.
Tiba-tiba saja pintu terbuka dan itu adalah kepala pelayan yang waktu itu menemuiku dia adalah Sera, dia menghampiriku dan hanya diam menatapku "apa kataku kau hanya perlu diam dan menuruti apa kata-kata dari tuan Adipramana tapi kay malah pergi begitu saja seharusnya kau diam jangan pergi seperti itu, kau malah membuat dirimu celaka nona "
Aku dengan sekuat tenaga berbicara "aku mau minum" memang aku haus dan aku ingin minum, tapi badanku sangat sulit untuk digerakkan, bahkan untuk digerakkan sedikit pun rasanya sakit sekali.
Sera langsung memberika minuman itu menggunakan sedotan aku dengan pelan-pelan meminumnya, tenggorokanku begitu kering dan sakit berapa lama aku tertidur berapa lama aku meninggalkan teman-temanku, dan juga keluargaku, aku sudah melakukan hal bodoh sampai sampai harus terjebak disini.
"Saya harap nona tidak kembali untuk melarikan diri dari rumah ini, saat nona sudah ada di rumah tuan Adipramana, nona tidak akan bisa keluar lagi, nona akan bisa keluar kalau dia mengizinkan nona untuk keluar jadi lebih baik nona diam saja, jangan membuat ulah saya minta tolong ini untuk kehidupan nona juga, nona hanya perlu menjadi istri keduanya dan memberikan seorang anak untuk mereka berdua untuk nyonya dan tuan setelah itu aku yakin tuan Adipramana akan melepaskan mu "
"Aku masih punya keluarga dan aku tidak mau menjadi istri kedua Sera, aku mempunyai pacar Alvaro aku tidak mau dia kecewa dengan aku yang tiba-tiba saja kembali tapi sudah menjadi istri orang lain aku tidak mau itu terjadi aku tidak mau, apalagi akan menjadi istri kedua pasti papihku akan marah " ucap Bella dengan suara serak
"Kau di hadapan keluargamu teman-temanmu atau pacarmu kau sudah mati, kau sudah tiada jasadmu bahkan sudah dikembalikan ke keluargamu maksudku jasad yang menyerupai tubuhmu, kau dianggap sudah mati oleh orang luar oleh semua orang yang mengenal dirimu, jadi kau tak akan bisa kembali pada mereka "
Bella yang mendengarnya langsung shock, apa dirinya mati tidak dirinya masih hidup dirinya tidak mati. Bella menangis dan tidak bisa menahan air matanya untuk keluar biasanya dirinya selalu bisa mengendalikan dirinya tapi untuk sekarang tidak bisa, dirinya masih hidup dirinya tidak mati.
Kenapa harus seperti ini jalan hidupnya, apakah ini balasan dari Tuhan karena dirinya selalu jahat pada Sani apakah ini balasannya, ya Tuhan jangan kau berikan ujian yang begitu berat padaku, aku masih ingat sekolah aku masih ingin bertemu dengan keluargaku dan juga teman-temanku, tapi kenapa jalan hidupku seperti ini kenapa aku harus dijual dan siapa yang menjual aku kenapa mereka begitu jahat menjualku kepada laki-laki bernama Adipramana kenapa, Tuhan tolong aku, aku ingin keluar dari sini, aku ingin pulang.
Air mataku terus saja keluar namun Sera langsung mengusap air mataku " ingat tuan Adipramana tidak suka dengan perempuan cengeng nona kau harus kuat "
Namun Bella tak mau melakukannya air matanya terus saja keluar, mana ada orang yang akan tegar kalau dirinya dimatikan seperti itu, dan juga dijadikan istri kedua hanya untuk mendapatkan seorang anak.
"Bagaimana Adi apa dia sudah mau untuk menikah denganmu aku ingin cepat-cepat mempunyai anak, aku sudah tak sabar Adi"
"Apakah kau yakin untuk aku menikah dengan perempuan itu, apakah kau tidak akan menyesal nantinya kita bisa mengadopsi anak tanpa harus aku menikah dengan perempuan itu, banyak cara yang bisa kita lakukan "
"Aku tidak mau, aku tidak mau mengadopsi anak Adi, aku mau anak darimu aku ingin darah dagingmu aku tidak mau, aku tidak akan menyesal saat kau menikah dengannya aku akan ada di sampingmu dan melihatmu menikah dengan perempuan itu "
"Atau tidak kita meminjam rahimnya saja Ziva aku tidak mau mengkhianatimu, aku sudah pernah janji kan aku tidak akan pernah menduakanmu sampai kapanpun itu"
"Iya aku tahu kau tidak akan menduakanku sampai kapanpun, tapi kita butuh anak kita butuh penerus sedangkan aku tidak bisa memberikanmu anak meskipun kita meminjam rahim perempuan itu tetap saja aku ini perempuan mandul mana bisa aku memberikan anak jadi itulah jalan satu-satunya, saat anak itu lahir kita bisa kan membuang atau membunuhnya perempuan itu. Aku ingin bertemu dengannya sekarang juga"
"Jangan biar aku saja yang bertemu dengannya kau jangan bertemu dengannya, biar aku yang berbicara dengan dia, dia sedikit keras kepala dan dia juga baru sembuh baru siuman, jadi biarkan saja dulu dia beristirahat nanti aku akan menemuinya sambil membawa surat-surat yang sudah aku janjikan padanya sudah sekarang kita istirahat Ziva kau pasti lelah kan sudah berjalan-jalan ke luar negerikan "
"Iya aku lelah Adi tapi aku ingin bertemu sebentar saja dengan perempuan itu, ya aku ingin melihat wajahnya, dari kemarin aku belum pernah melihat wajahnya bahkan saat kau membawanya kemari kau tidak membolehkan aku melihatnya aku ingin melihatnya sekali saja Adi "
Adi hanya bisa menganggukan kepalanya dia tidak bisa menolak kemauan istrinya, baiklah dia akan memperlihatkan istrinya bagaimana perempuan itu, meskipun dirinya seorang mafia, tapi saat berhadapan dengan Ziva perempuan yang sangat dia cintai semuanya lemah dirinya menjadi lemah.
Ziva yang senang langsung mengecup pipi suaminya dia dengan cepat langsung masuk ke dalam kamar itu dan yang pertama kali dia lihat adalah seorang perempuan yang umurnya pasti masih muda, karena dari wajahnya sudah terlihat kalau perempuan ini masih bocah. Ziva yang kaget terus saja mendekati perempuan itu yang masih terbaring dengan air mata yang mengalir dari kedua bola matanya.
"Apakah ini yang akan suamiku nikahi, apakah tak salah seorang bocah "
Bella yang mendengar ada suara langsung mengalihkan pandangannya dan melihat perempuan itu, ya perempuan yang cantik dan dewasa siapa dia apakah dia istrinya dari Adipramana ?
"Apakah kau bisu kau tidak bisa bicara ya makanya suamiku membelimu, makannya kau bisa ada disini "
"Aku bisa bicara aku normal aku tidak punya kekurangan jadi kalau bicara jangan asal bicara saja, kau itu sudah dewasa tapi dari cari bicara mu seperti bocah "ucap Bella dengan kesal
Ziva yang mendengar jawaban Bella langsung menengus anak ini berani sekali mengatakan itu padanya "kau berani padaku, aku ini nyonya rumah di sini sebentar lagi kau harus selalu patuh padaku karena kau akan mengandung anakku dan suamiku"
Bella sedikit mengejek "Kenapa tidak kau saja yang mengandung. Kenapa harus aku kau juga punya rahim kan lalu untuk apa aku menjadi istri kedua kalau suamimu itu mempunyai istri pertama ya hamili saja dirimu, bukan aku, aku pun tak sudi menikah dengan suamimu, aku masih sekolah dan aku punya impian aku tidak mau menikah di usia muda aku masih 17 tahun dan aku tidak berniat untuk menikah dengan suami orang lainnya "
Ziva yang kesal mengambil air putih yang ada di nakas lalu menyiramkannya ke wajah Bella. Bella hanya diam saja menatap perempuan itu dengan bengis enak saja emangnya dirinya akan kalah dengan dia tidak, dia menghina dirinya dia pun akan menghinanya juga.
"Dasar perempuan tidak berguna kau saja dijual masih punya harga diri, kau disini hanyalah sebagai budak suamiku kau sudah dijual oleh orang itu dan kau tidak akan bisa keluar dari sini, aku akan berbicara pada suamiku kalau saat kau beres melahirkan anak kami aku akan menyuruh suamiku untuk membunuhmu saja"
"Silakan kau katakan itu pada suamimu, tapi aku tidak akan pernah memberikanmu seorang anak aku tidak akan pernah mau disentuh oleh suamimu sampai kapanpun, aku tidak akan pernah mau aku tidak akan pernah mau disentuh oleh laki-laki yang tidak aku cintai. Kau jangan sombong mentang-mentang kau seorang nyonya di sini aku pun di luar sana bukan orang yang kekurangan uang sampai-sampai harus menjadi istri kedua"
"Kalau kau bukan orang yang susah kenapa dia menjualmu kepada suamiku, Kenapa perempuan itu menjualmu kepadaku kepada suamiku berarti dia membutuhkan uang dan bukan orang berada "
Bella langsung diam kata-kata perempuan itu mengatakan kalau ada seorang perempuan sudah menjualnya, apakah ada salah satu dari keluarganya yang menjual dirinya.
"Ziva apa yang kau katakan cepat keluar dari kamar ini"
Ziva yang mendengar suara suaminya kaget dan langsung menghampirinya "ada apa denganmu, kau mengagetkan ku saja"
"Masuk ke dalam kamarmu sekarang dan jangan pernah masuk lagi kemari dan jangan berbicara yang macam-macam Ziva, cepat pergi ke kamarmu "bentak Adipramana
Bella yang mendengar laki-laki itu membentak istrinya hanya bisa diam saja tiba-tiba laki-laki itu berteriak dengan sangat keras, sampai sampai telinganya sakit.
"Sera kemari "
Dan munculah kepala pelayan itu dengan tergesa gesa "iya tuan maaf saya tadi sedang membuatkan nona Bella bubur"
"Memangnya kau tidak bisa menyuruh yang lain kau jaga dia baik-baik jangan sampai dia kabur lagi dan jangan sampai dia mengatakan sesuatu lagi pada istriku , cepat kau urus dia dan aku tidak mau tahu dia harus lekas sembuh dalam 3 hari karena aku akan segera menikahinya"
"Baik Tuan maafkan saya"
Adipramana langsung pergi meninggalkan kamar itu dan Sera langsung menghampiri Bella, melihat wajah Bella yang basah kuyup, Sera langsung mengusap wajah Bella dan mengambil pakaian ganti lalu mengganti pakaian Bella dengan perlahan-lahan, Bella meringis kesakitan tapi dia menahannya jangan sampai dirinya terlihat lemah di depan siapapun.
"Aku sudah bilang kan kau jangan selalu membantah apa kata-kata dari nyonya dan tuan"
Bella menatap kesal pada Sera "aku bukanlah perempuan lemah dan aku tidak akan pernah diam saat diriku dihina oleh orang lain, jadi kau jangan mengatur diriku meskipun aku akan disiksa oleh mereka berdua aku tidak akan peduli yang terpenting aku sudah puas membela diriku"
"Kau ini perempuan keras kepala ya sama seperti tuan Adipramana
"Jangan samakan aku dengan laki-laki biadab itu"
Sera tak menjawab lagi daripada makin panjang lebih baik diam saja.
"Ziva apa saja yang kau katakan di sana, apakah kau mengatakan nama seseorang nama orang yang menjual perempuan itu pada kita"
"Tentu saja aku tidak sebodoh itu aku sama sekali tidak mengatakannya, kau jangan khawatir Adi, aku sama sekali tidak mengatakannya aku hanya kesal saja padanya dia begitu berani padaku, kau harus melakukan sesuatu padanya aku tidak suka perempuan itu membantah kata-kataku saat aku menghinanya dia malah menjawabnya dengan lugas aku tidak suka itu "
Adi mendekati istrinya dan memeluknya dari belakang lalu mengecup pipinya dan juga lehernya "aku sudah bilang kan perempuan itu keras kepala dan sepertinya memang dia seseorang yang sulit untuk ditaklukkan dan pemberani juga, aku juga sudah melihat data-datanya bahkan seluk-beluknya memang dia di sekolah adalah orang yang selalu membully teman-temannya jadi tidak salah kalau dia berani padamu"
Siva langsung membalikan badannya menatap suaminya dengan sebal, dirinya tak percaya apa dia seorang pembully suaminya tidak salah membeli seseorang perempuan yang sepertinya akan berbahaya "apakah kau tak salah membeli perempuan itu, kalau kau sudah tahu kalau perempuan itu seorang pembully lalu kenapa kau malah membelinya. Kenapa kau malah membawanya kemari aku sudah bilang kan kau cari perempuan lugu yang bisa kita atur bukannya perempuan bengis seperti dia"
"Itu sangat sulit sayang "sambil memeluk istrinya padahal dalam hatinya Adipramana mengatakan kalau dia mulai tertarik pada Bella, entahlah tertarik dalam hal apa saat pertama kali melihat perempuan itu dari fotonya dia tertarik dengan wajahnya dan juga latar belakangnya apalagi perempuan yang berani dan pantang menyerah.
Sangat cocok untuknya ya meskipun hanya untuk dihamili saja dan melahirkan anaknya, tapi itu akan cocok bersamanya jangan sampai hatinya ini berpaling pada perempuan itu baru juga bertemu beberapa hari sudah seperti ini.
Bahkan saat akan membunuhnya dirinya tidak bisa, malah membunuh perempuan yang satu lagi yang memang akan dipilih olehnya akan yang mana menjadi istrinya nanti tapi pilihannya tetap jatuh pada perempuan itu Bela Banurasmi nama yang begitu cantik seperti orangnya.
"Kenapa kau diam Adi, apakah sekarang kau mulai tertarik pada perempuan itu dan sedang memikirkannya, jawab aku Adi "
Adi langsung sadar dan menatap istrinya "mana mungkin aku tertarik padanya Ziva, aku sangat mencintaimu mana mungkin aku bisa tertarik pada perempuan lain" sambil memegang kedua pipi istrinya dan mencium bibirnya dengan mesra.
Setelah suaminya melepaskan ciuman mereka Ziva mendelikkan matanya "tapi takutnya kau malah nanti mencintai perempuan itu jangan sampai ya aku tidak mau Adi, aku tidak mau benar benar diduakan "
"Ya maka dari itu kau pikir-pikir lagi apa kau benar ingin menikahkan aku dengan perempuan lain"
"Aku sudah yakin aku pernah bilang kan kau untuk menikahi sahabatku saja, agar aku tidak terlalu cemburu tapi kau tidak mau"
"Tentu saja aku tidak mau Ziva dia adalah seorang pelacur aku tidak akan mungkin mau tidur bersamanya, kau jangan aneh-aneh saja ya"
"Kau menghina temanku Adi"
"Memang seperti itu keadaannya lalu aku harus berkata apa, memang temanmu seperti itu aku mengatakan apa adanya"
"Lalu bagaimana denganku aku pun menikah denganmu dalam keadaan tidak perawan kan tapi kau menerimaku "
"Jangan bahas itu aku tidak suka kalau kau sudah membahas tentang itu, sudahlah daripada aku pusing berbicara denganmu lebih baik aku pergi ke ruanganku saja"
Adipramana langsung pergi meninggalkan istrinya dia pergi ke ruangan kerjanya, tapi tiba-tiba berhenti di kamar Bella berada Adi membuka pintu sedikit dan melongok Bella yang sedang disuapi oleh Sera, perempuan itu begitu cantik manis semuanya ada dalam diri perempuan, meskipun sekarang sedang terluka namun itu tak menghalangi kecantikannya.
Tapi sayangnya dirinya sudah mempunyai Ziva istri yang sangat begitu dia cintai, mungkin pada awalnya dirinya juga tidak mencintai Ziva karena Ziva tidak perawan, Ya Ziva sudah memberikan keperawanannya pada laki-laki lain, awalnya dirinya tidak sama sekali tahu tapi setelah malam pertama barulah dirinya tahu kalau Ziva tidak perawan.
Ziva adalah anak dari teman ayahnya, dirinya dekat dengan Ziva dan mulai menyukainya karena dia lugu dan manis saja dan sekarang Ziva menyuruh dirinya mencari istri kedua yang lugu sepertinya, oh tidak bisa dirinya tidak akan tertipu lagi dengan perempuan lugu, kita lihat apakah Bela benar perawan perempuan yang keras kepala dan susah diatur ini.
Kita lihat dia apakah dia sama seperti Ziva atau berbeda, memang sekarang dirinya sudah menerima Ziva apa adanya tapi tetap saja selalu saja teringat tentang itu tentang Ziva yang tidak perawan meskipun itu bukan sesuatu yang harus dipermasalahkan olehnya, tapi sebagai laki-laki pasti ingin merasakan bagaimana nikmatnya saat melakukan hubungan dengan istrinya yang belum pernah disentuh oleh laki-laki manapun.
Ya anggap saja dirinya egois karena dirinya pun bukan laki-laki baik tapi tetap saja dirinya ingin perempuan baik dan belum pernah disentuh oleh laki laki lain.
Saat dirinya masih menengok Bella mata mereka bertabrakan, Adi yang tidak mau perempuan itu geer langsung menutup pintunya dan pergi meninggalkan Bella dengan Sera.
"Nona Bella nama kepanjanganmu apa"
"Untuk apa Sera kau bertanya seperti itu"
"Aku hanya ingin lebih mengenalmu saja ya anggap saja kita seperti teman meskipun umur kita begitu beda aku yakin kau masih umur 17 tahunan kan atau 18 tahun karena kau bilang kau masih sekolah dan waktu datang kemari juga kau masih memakai seragam "
"Namaku Bella Banurasmi, aku lahir dari laki-laki hebat bernama papii Rey dan ibuku bernama Reina serta aku mempunyai kakak tiri bernama Serena ibuku saat menikah dengan ayahku dia seorang janda ya begitulah. Apakah kau tahu siapa yang menjualku pada tuanmu itu"
"Namamu cantik Bella Banurasmi sama cantiknya dengan dirimu, aku tidak tahu soal siapa yang menjualmu"
Bella langsung celingak celinguk melihat ke segala arah "apakah di sini ada CCTV"
"Tidak ada Tuan tidak memasangnya"
"Baguslah apakah kau bisa membantuku, aku ingin tahu siapa yang menjualku Sera kau tadi mengatakan kalau kau mau berteman denganku kan, kau bisa kan mencari tahu siapa yang menjual aku pada tuanmu Adipramana aku hanya ingin tahu siapa yang sudah menghianatiku apakah keluargaku temanku atau siapa"
"Mungkin itu akan sedikit sulit dan susah tapi aku sebisa mungkin akan membantumu kalau kau selalu bersikap baik di sini"
"Untuk bersikap baik aku tidak bisa jika ada yang menghina aku, aku akan membalasnya, jika orang itu baik padaku aku akan baik tapi jika orang itu tidak baik padaku maka aku akan lebih tidak baik padanya, aku tidak bisa dibantah Sera karena dari dulu aku tidak pernah diperlakukan seperti ini, jadi bagaimana apakah kau memang benar-benar ingin menjadi temanku jika memang benar kau bantu aku untuk mencari siapa yang telah menjual aku pada laki-laki itu maksudku tuanmu Adipramana"
"Baiklah aku akan mencoba mencarinya tapi aku tidak janji akan menemukannya dengan secepat mungkin"
"Baiklah aku mengerti kau pasti punya batasan"
"Ya begitulah maka segeralah habiskan makananmu agar kau lekas sembuh"
"Lalu aku harus menikah dengan laki-laki tua itu kan "sambung Bella
Sarah malah tersenyum mendengar perkataannya sungguh aneh dia.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!