NovelToon NovelToon

KEPENTOK CINTA CEO BRONDONG

Bab 1 Fatira Ayunda

Namaku Fatira Ayunda, sering dipanggil Ayu oleh keluargaku, karena katanya namaku seayu wajahku. Saat ini masa kuliah ku sudah selesai tinggal menunggu wisuda bulan depan. Aku hanya memiliki satu adik perempuan Fania Putri Kusuma namanya, kami lahir dari keluarga yang kurang mampu.

Brakkk!!

"Makanan sampah apa ini yang kau kasih ke aku.. HAH.. !!!. Plakk !! Dasar Istri tak berguna kemana semua Uang mu kenapa makanan Sampah ini kau Masak untuk Suamimu...!" Marah lelaki itu

" Hiks.. hiks.. Uangku udah habis Mas untuk membayar uang perpisahan sekolah Fania". " Aduuuhhh Sakit Massss". Raung Ibuku meminta ampun dari siksaan Lelaki yang di sebutnya Suami itu.

Aku hanya diam saja sembari memegang HP ku yang sedari tadi Merekam Adegan yang membuat hati ku tercabik-cabik itu. Bukan aku tak mau melerai atau membela ibuku, jika itu kulakukan sudah pasti aku juga akan kena imbasnya dan itu akan membuat ibuku semakin merasa bersalah terhadap anak anaknya karena sudah salah memilih pemimpin keluarga.

Hampir setiap hari kejadian seperti ini menjadi makanan ku setiap hari. Kalo gak masalah Makanan, pasti minta Uang untuk Judi.

"Udah Bu kasih aja Bapak uang biar makan di luar" Ucapku. Karena aku kasian dengan Ibuku yg sudah kesakitan.

"NAHHH... BETULL APA KATA ANAKMU !!! SINI SEMUA UANGMU !!!"

Ibu melihatku untuk meminta persetujuanku. Dan aku mengangguk tanda setuju. Beliau segera meraih uang dari kantong daster kusamnya lalu memberikan uang kepada lelaki itu. Dan lelaki itu langsung pergi.

"Ibu gak papa??" Tanyaku. Sebenarnya ini termasuk pertanyaan bodoh menurutku tapi aku juga tak tau harus memberi kekuatan apalagi untuk ibuku. Pernah aku menyuruh ibuku cerai dengan suaminya, tapi kata ibu 'belum saatnya'.

" Ibu nggak papa Mbak, "Lirih ibuku.

" Setelah ini Ibu ikut aja rencana mbak ya ," Pintaku.

" Maaf ya Mbak, Maaf Ibu gagal memberi contoh untuk kalian Hiks.. Hiks.." sesal ibuku

" Ini Bukan salah ibu . Ini semua Takdir bu". ucapku sembari memberi senyuman pahit. "Yaudah Ibu Istirahat aja di kamar mumpung libur jualan Mbak mau ke Kampus dulu ada perlu" ucapku.

Aku menyalakan sepeda motor bututku lalu pergi menuju kampus.

......................

Setelah sampai dikampus aku langsung mencari Dua Curut ku. Siapa lagi kalo bukan Dua Sahabatku Arshella dan Cristian. Aku tak punya teman selain mereka. Hanya mereka yang mau berteman tulus denganku tanpa embel embel kasta atau nebeng kepintaranku.

Bukan sombong aku termasuk mahasiswi yang populer karena wajahku yang cantik sekaligus pintar dan hal beruntungnya aku jadi Asisten Dosen. Gimana gak terkenal??

Kata orang aku termasuk beruntung.

Yah mereka gak salah juga sih karena mereka cuma liat dari Covernya FATIRA AYUNDA tanpa tau isi bacaan didalamnya. Karena yg tau isi nya cuma Dua sahabat Curutku itu.

Brakk!!!

Aku memukul meja kantin tempat sahabatku mengisi perut.

"Uhukk Uhukk !!" Tian tersedak

"Anjiirr Emang gak ada sopan santunnya ni anak satu," ucap Shella sambil memberi minuman kepada Tian.

" Butuh kaca gak bund..?? Gue kayak gini kan titisan elu,," Sewotku

" PETIRRR !!, Lo mau BUNUH Gue!?," marah tian.

" Gak lucu amat mati cuman keselek Bakso, gak bisa viral nanti," kekehku, Sambil memberi Tian minum.

" Tian coba lo rukiyah deh si Petir," ucap shella.

"Plak!!, Emang teman laknat ya lo, lo lupa gue Non Muslim !!" ucap Tian sambil menggeplak kepala Shella.

" CRISTIAN !!,Tangan lo bau Jigong kuman semua rambut gue, Mahal tau perawatannya !!" ucap Shella.

" Halah ntar gue tambahin minyak jelantahmya bu kantin biar jadi Glowing, Siapa tau lo bakalan di lirik jadi iklan sampo ntar,, HAHAHA" lawak Tian.

" CRISTIAN !!, Sumpah ya tangan gue gatel banget pengen jadiin elo Tumbal Proyek!!" marah Shella.

Aku tertawa ngakak melihat kelakuan absurd mereka. Seketika mereka menghentikan debatnya dan saling perpandangan melihatku .

" Tumben," celetuk tian

" Tau tuh kesambet kayaknya " ucap shela sembari mengedikan bahunya.

" Ngapa kalian??,," tanyaku.

" Fatira Ayunda lo sehatkan,??" tanya tian.

" Menurut Loo ?!" ucapku

" Shell Coba deh lo periksa Sapa tau ada paku di kepalanya," suruh tian.

" Aman kok gak ada apa apa yang ada cuma kutu ajaa ". "Hahahahaha" tawa pecah dua sahabatku yang selalu bahagia kalo aku ternistakan.

" Kalian kalo nistain aku nomor satu yaa ," Sewotku

" Ya lagian elu tumben tumbenan gak kayak biasanya, udah kena air muka kanebo lo,,?" tanya Shella

" Biasa juga kayak patung berjalan " celetuk tian

" Gue lagi seneng sekarang " jawabku

" Dapat apa lu,, jackpot besar kayaknya,?" Tanya tian dan langsung di angguki oleh shella.

" Gak ada, Gue cuman liat Bapak gue mukulin ibu gue doang "

" terus lu gak misahin gitu,?" tanya shella.

" Enggaklah ," jawabku.

" Dasar Psikopat ,!!" pekik tian.

" Gue lagi ada rencana dengerin dulu!!,, tawaran lu yang waktu masih berlaku kan??" tanyaku.

" Tawaran yang mana??," beo tian.

" Ck ck yang gue mau ngerjain Skripsi eluu!" ucapku sembari memukul kepala tian.

" LO MAUUU!??? " pekik tian kegirangan.

" Berisik bego" marah shella.

" Mau, asal lo juga mau bantuin Gue ngurus perceraian Ibu gue dan Lo bisa mastiin kalo lelaki tua bangka itu bakalan mendekam seumur hidup di penjara, gue udh kumpulin bukti banyak soalnya " Seringaiku sembari memamerkan Hp.

" Wuihhhh.. Udah tersusun rapi nih kayaknya," ucap Shella.

" Gampang soal itu, apapun yang lo mau bakal terkabul, biar gue telpon pengacara keluarga gue dulu" ucap tian sembari beranjak menelpon.

" Hahhh, Akhirnya lu bisa ambil keputusan bijak juga, " ucap shella. "trus rencana lu kedepan gimana, setelah ibu lu cerai,?"

" Gue Ajak ibu gue pindah , Gue jual rumah yang sekarang terus pindah ke Jakarta," jawabku.

" Gak sayang ama tu rumah,??"

" GAKK, Terlalu banyak kenangan menyakitkan dirumah itu buat ibu gue ," desisku

" Gue dukung Rencana lu !!" ucap shella sambil menepuk punggungku.

Tak berselang lama Cristian datang dengan membawa kabar bahwa pengacara keluarganya mau membantuku. Tentu saja yang membayar Tian karena aku mau membantu dia menyelesaikan skripsinya. Ini bisa dibilang simbiosis mutualisme, Tian butuh aku, aku butuh bantuan dia selagi menguntungkan ya Why Not.

Tian dan Shella itu anak orang kaya mereka dari lahir udah makan dari sendok emas. Mereka kuliah hanya untuk memenuhi kemauan orang tua saja, sangat beda denganku yang kuliah memang untuk mencari pekerjaan dan karir yang lebih baik karena aku harus mencari alurku sendiri.

......................

...----------------...

Seminggu kemudian datang rombongan polisi datang kerumahku untuk melakukan penangkapan terhadap bapak tiriku. Pasti kalian bingungkan? Ya aku bukan anak kandungnya, aku adalah anak dari pernikahan ibuku yang pertama dengan ayahku. Kenapa bisa bercerai? ya itulah salah satu alasanku bertambah benci dengan Spesies yang namanya Laki-Laki. Ayahku kecelakaan dan meninggal di tempat bersama selingkuhannya waktu aku umur kurang dari dua tahun. Wow banget bukan??

"APA APAAN INI PAK !! KENAPA SAYA DI TANGKAP!!?.."Raung bapak diriku.

"INI PASTI ULAHMU KAN SIALANN,!!! " tunjuk lelaki itu kepadaku.

" Simpan tenaga mu untuk di penjara nanti BAPAK TIRIKU, Karena neraka Dunia sedang menunggumu," ujarku tersenyum sinis.

"DASAR !! ANAK TAK TAU DIUNTUNG ..!!" marah lelaki itu.

" Aku anggap itu pujian," ucapku sembari melipat tangan di dada.

" Udah pak bawa aja Sampah negara dan kawan kawannya ini ," ucapku.

Kulihat muka Bapak Tiriku sudah merah padam menahan amarah. Tanpa Babibu aku langsung masuk kedalam rumah untuk melihat Ibu dan Adiku yang sekarang masih syok atas kejadian ini.

" Hikss Hikss Mbak" Tangis ibu sembari memanggilku.

"Sestt,, gapapa bu ada Ayu yang bakalan jaga Ibu dan Nia" ucapku sembari memeluk ibu dan adikku.

"Hiks Hiks.. Nia, lega mbak udah gak ada yang mukulin ibu lagi sekarang " ucap adiku.

" Maafin mbak ya Nia, Mbak harus ngelakuin ini untuk kebahagiaan kita, untuk masa depan kita,"

" Buu," panggilku pada ibuku.

" Kita harus cepat beres-beres baju, Kita harus secepatnya pergi dari rumah ini bu, sebelum teman-teman bapak kesini Mereka pasti gak bakalan bikin kita tenang disini," ucapku.

" Kita mau kemana mbak,?" tanya nia.

" Kita pindah ya dek ke Jakarta, Kamu kan udah lulus tinggal nunggu ijazah aja, sedangkan mbak juga tinggal Wisuda aja "Jawabku.

" Terus rumah ini gimana mbak,,?" tanya ibu.

"Maaf bu, Mbak udah minta tolong Tian buat bantu jual rumah ini, dan katanya hari ini ada orang yg udah mau " Ucapku sambil menundukkan kepala, aku takut kalau ibu marah karena bagaimanapun rumah ini merupakan hasil kerja keras ibu.

"Yaudah kalau gitu, ibu percaya mbak pasti udah ngerencanakan hal ini dengan matangkan, ibu ihklas kalo memang ini untuk kebaikan kita bersama," ujar ibu.

" Sekali lagi maafin mbak bu, udah ngambil keputusan tanpa persetujuan ibu," sesalku.

" Iya mbak maafin ibu juga udah buat kalian sengsara ,, hikss,".

" Ibuuu,, Semua ini bukan salah ibu, Stop nyalahin diri sendiri bu," rengekku.

" Mbak bener bu, ibu gak salah"tambah nia.

"Udah bu, Mending kita beres-beres sekarang, kita tata lagi kehidupan kita yang baru bu"ucapku, dan langsung di angguki oleh Nia.

Sebulan kemudian aku mendapat kabar dari pengacara Tian kalo Bapak Tiriku akan di penjara selama Dua Puluh Tahun, aku lega mendengarnya yah walaupun tak sampai seumur hidup. Memang benar kalau Uang berbicara Kelar Dunia.

Bab 2

5 tahun kemudian

Brumm!! Brumm!! Ckittt !!

Seorang wanita sedang memarkirkan motornya, dengan gaya slow motion dia membuka helm Full Face yang dia pakai.

" Pagi neng cantik, Cakep amat neng pagi-pagi," pak sekuriti menyapaku

" Pagi juga pak, Bapak juga ganteng pagi ini, full service ya pak tadi malem?," godaku sambil terkekeh.

"Ahhh.. Si eneng mah tau aja " jawab pak sekuriti tersipu.

" Hahaha, Duluan ya pak" pamitku.

" Sok neng "

Bagiku godaan pak sekuriti tiap pagi adalah mood booster tersendiri bagiku. Anehkan di saat orang lain senang mendapat mood booster dari pasangan sedangkan aku sekuriti aja cukup.

Sesimpel itu?

Ahhh ngomong-ngomong soal lelaki, sampe sekarang aku masih belum percaya sama spesies laki-laki.

" Pagi mbak Tira, Cerah banget hari ini? " goda resepsionis.

" Tau nih, Matahari pagi aja insecure sama senyumnya Tira " tambah Dio rekan kerja ku.

" Habis dapat Jackpot soalnya " kekehku.

" Halahh, paling juga abis dapet transferan dari Sugar Daddy " saut Riana .

" Mbak Riana, masih pagi loh ini kok udah panas aja " jawab Dio.

' Wah si Dio cari perkara sama titisan kunti nih' kekeh ku dalam hati.

" Lo, jangan ikut campur ya !! Kok mau sih lo jadi babunya ni Cabe!" marah rania menunjuk diriku.

Jangan tanya ekspresiku gimana, tentu saja tenang karena aku tidak merasa menjadi simpenan om-om tuh. Malah kutampilkan senyum manis paripurna ku biar dia tambah Hareudang wkwkwk.

" Iihh, Mbak Rania cabe kok malah teriak cabe sihh " jawab Dio dengan gaya lemah gemulai.

Dio ini spesies pria bertulang lunak pemirsa makanya aku betah berteman dengan dia, orang nya fair dan asik di ajak ghibah soalnya hehe.

" Diem lo bencong, dasar Radio Rusak ! " maki rania dengan muka merah padam.

" Lebih bagus radio rusak mbak, bisa di benerin dari pada Mbak" tunjuk Dio sambil melihat Riana dari atas kebawah,

" Mbak udah rusak harga diri di tambah rusak otak pula, kerjaan gak ada yang beres makanya kalo nglamar kerja jangan lewat ORANG DALAM DONG!! Gak guna soalnya" jawab Dio.

Aku menutup mulutku sekuat tenaga supaya tak ketawa, tapi ini bener-bener syulit gaess sesulit melupakan reyhan hihihi. Ya kali ada yang lagi Stand Up gak kita ketawain RUGI dong!.

"Hahahaha" akhirnya tawa pecah juga.

Dengan muka merah padam Riana berjalan ke ruangan kerjanya sambil menghentak-hentakkan kaki.

" Anjirr Savage banget temen Gue " Banggaku ke Dio.

" Iyalahh.. Mulut gue udah gatel kalo liat si Kunti mbak, Gue bukan lo ya kalo di hina sama si kunti malah diem aja!" jawab Dio.

" Yah... gimana ya Yo mulut gue cuman satu soalnya" kekehku.

Sebenarnya bukan tak mau aku membalas Riana cuman ya, kayaknya cuman buang-buang waktu ku yang berharga aja deh kayaknya.

" Halah bisa aja lo!! Udah ah yuk gawe" ucap Dio sambil menarik tanganku ke ruangan.

Tiba diruangan kerja ku, aku langsung di sambut dengan tatapan sinis Riana dan Sinta. Entahlah semenjak aku di angkat jadi Asisten Manager mereka seolah mengibarkan bendera perang terus padaku. Maklum lah ya kalo orang pinter mah banyak yang syirik wkwkwk.

" Fatira.. Nanti ikut Meeting bareng Boss ya " perintah bu Dessi atasanku.

" Siap Bu Boss " jawabku semangat empat lima.

" Haha.. Bisa aja kamu " ucap bu Dessi sambil berlalu keruangannya.

" Halahh.. Baru juga jadi Assisten " ucap Sinta.

" Mbak Iri?? " tanyaku menampilkan muka sok polos.

" Gue iri sama Lo? MIMPI!!" sewot Sinta.

" Yah Maaf mbak... sayakan cuma Takut" ucapku sambil menunduk.

" Takut kenapa?? " tanya Dio.

" Takut kalo mbak Sinta gak bisa nyaiingin saya" ucapku sok mendramatis.

"HAHAHAHA" Seketika pecah sudah ketawa mereka.

Di divisiku terdiri Tujuh orang, Aku, Dio, Sinta, Riana dan tiga junior lain. Kami berempat seangkatan jadi lebih akrab ketimbang yang Tiga mereka masih malu-malu kucing, maklum anak baru.

Aku sudah Empat tahun kerja di Wijaya Group, berawal dari coba-coba ehh malah keterima beneran.

" Dahh ah... Gue duluan" ucapku ke Dio.

" Oke.. Salam ya buat Cogan yang ada di ruang meeting" ucap Dio sambil mengedipkan mata.

"Ogah ahh.. Inget lo udah punya Pedang sendiri, Noh apem masih banyak " ucapku sambil melirik Sinta dan Riana.

"Idihhhh... gue gak doyan Kunti ya!! " kesal Dio dengan mata melotot.

Aku hanya tertawa sambil berlalu ke ruangan meeting. Sampai di dalam lift aku langsung memasang wajah dinginku.

" Pagi Fatira... mau keruangan meeting juga ya," tanya pak Burhan manajer Hrd.

Aku hanya menjawab anggukan.

" Wah... sepertinya kita jodoh ya" ucapnya sambil memamerkan gigi emas nya.

'Jodoh Pale lu' pekikku dalem hati.

'Kenapa dari tadi cuma berdua ya allah' dumelku.

" Kamu wangi ya Tira, saya suka" sambil mengendus endus kearahku.

" Pak!! Jangan keterlaluan ya!" geramku.

"Kamu galak ya Tira, tapi saya suka kok yang galak lebih menantang biasanya" ucapnya dengan mata yang terus memindaiku dari atas ke bawah.

'Dasar Tua tua B*ngke, pengen gue tanem ni botak satu kelumpur lapindo' kesalku dalam hati.

Ting!!

Huhhh legaa

Aku langsung berlalu keluar lift. Sesampainya diruangan meeting kami langsung rapat bulanan di Pimpin langsung oleh CEO kami. Dua jam kemudian meeting selesai.

" Fatira Ayunda ikut keruangan saya " perintah pak Pandu Wijaya sang CEO.

"Bu, apa saya buat kesalahan? " tanyaku kepada bu Dessi.

" Udah ikut aja " jawab bu Dessi dengan senyuman yang bikin aku penasaran.

Aku langsung membereskan barang-barangku dan segera berlalu keruangan CEO.

Tok! Tok! Tok!

" Masuk ! " tegas suara dalam ruangan.

" Selamat Siang pak.." sapaku.

" Siang, silahkan duduk Fatira " jawab pak Pandu.

Aku langsung duduk tegang di depan pak Pandu.

'Anjir Deg-degan banget gue' pekikku dalam hati, tapi tetep memampilkan wajah Stay Cool supaya merasa tak terintimidasi karena memang aku tidak merasa punya masalah kecuali sama si Kunti.

" Namamu Fatira Ayunda bukan?" tanya Pak Pandu.

" Benar Pak " jawabku dengan lugas.

" Kamu tau gak kenapa kamu di panggil kesini? " lanjut beliau.

" Tidak pak " masih dengan tenang aku menjawab.

" Boleh juga kamu " ucapnya sambil terkekeh.

Aku menatap bingung Pak Pandu yang tak ku tau apa maksudnya.

" Ehemm.. Jadi begini Fatira saya sudah berdiskusi dengan Bu Dessi selaku atasanmu, mulai besok kamu tidak lagi jadi assitennya" ucap Pak Pandu.

Yang jelas langsung membuatku terkejut.

" Tapi saya tidak membuat kesalahan apapun Pak, kenapa saya di pecat?? " tanyaku.

" Siapa bilang kalo saya memecat kamu?" jawab Pak Pandu.

" Tapi Anda tadi kan -" ucapanku langsung di potong Pak Pandu.

" Kamu saya angkat jadi sekretaris CEO Baru mulai besok " jawab Pak Pandu.

Aku langsung menganga mendengar ucapan Pak Pandu.

'CEO baru siapa kok gue baru ngeuh mau ganti CEO?' batinku.

" Tapi Pak... saya ngerasa kurang Kompeten di bidang ini pak" jawabku masih berusaha menolak tawaran itu.

" Siapa bilang?" tanya Pak Pandu.

" Saya sudah tau kinerja kamu, bahkan Bu Dessi sendiri yang langsung merekomendasikan kamu ke saya " jawab Pak Pandu.

'Bu Dessi BERHIANAT' teriakku tentunya dalam hati.

" Tapi Pak saya merasa ilmu saya gak kesitu" ucapku sambil memelas.

" Pilihan saya gak pernah salah Fatira insting saya kuat ke kamu, Maka dari itu saya gak pernah gagal berbisnis" tegas pak Pandu. Dan itu langsung membuat ku lemas seketika.

" Tapi pak-" lagi lagi omonganku langsung di potong beliau.

Bukan aku gak mau jadi sekretaris, tapi dari dulu aku sudah mengincar posisi Manajer, padahal sebentar lagi impianku bakalan tercapai karena Bu Dessi mau resign karena mau fokus keluarga katanya. Tapi sekarang??

Huhh nasip-nasip jadi bawahan ngenes amat.

" Gaji naik Sepuluh kali lipat" Tegas Pak Pandu.

Aku langsung melotot sempurna mendengarnya.

"Se-sepuluh kali lipatt???" tanyaku memastikan.

Dan hanya di jawab anggukan oleh beliau

'GAS LAHH' semangatku.

" Bagaimana Fatira? " tanya Pak Pandu.

" Baik Pak saya bersedia "jawabku mantap.

" Oke, Kamu langsung ke HRD untuk tanda tangan kontrak baru setelah dari sini, Kalau kinerja kamu baik besar kemungkinan kamu juga dapat mobil pribadi yang akan menjadi hak milikmu sendiri" jelas Pak Pandu dan aku langsung bergegas pamit undur diri.

'YES OTEWE SINGLE KAYA RAYA GUE' pekikku dalam hati.

Dengan langkah riang aku langsung bergegas ke ruangan HRD, proses tanda tangan kontrak pun berlangsung cepat karena tidak ada keberadaan Si Botak yang bikin emosi jiwa.

Aku bergegas keruanganku dan membereskan sisa pekerjaanku.

" Lo kenapa di panggil keruangan Pak CEO ??" tanya Dio dengan wajah cemas.

" Gue di pecat dari Assiten Manager " ucapku dengan mimik wajah di buat sesedih mungkin.

" APAA!! "pekik Dio.

" Hahaha... makanya gausah sombong jadi orang! " cibir Sinta.

" Sok sih jadi orang, mungkin atasan udah pada tau kali mbak kalo si centil ini jadi simpanan Om-om" ucap Riana sambil tersenyum sinis.

"Hehh!! Jaga mulut lo ya kunti " maki Dio.

Aku menghela nafas mendengar keributan mereka, ahh aku jadi ngerasa artis sekarang.

huehehe boleh gak sih bahagia di atas keributan orang? wkwkwk.

" Yo.. Gue emang udah di pecat jadi assisten Bu Dessi, Tapi gue mulai besok udah jadi sekretaris anak PAK CEO " ucapku dengan sombong biar makin panas para haters ku.

" WOAAA... lo seriusss??! " pekik Dio dan langsung ku jawab anggukan.

" Week end kita nyalon ya, gue traktir ntar gue jemput " ucap ku sambil mengedipkan mata ke Dio seraya menyunggingkan senyum sombong ku ke dua bubuk cabe itu.

" Wihhhh,, Siapp boss!" ucap Dio sembari meletakan tangan di kepala memberikan hormat padaku.

" Udah ah gue duluan ya? Bye mbak mbak cantik semoga kita gak sering ketemu ya, " ucapku sambil terkekeh karena gemes melihat raut kesal di wajah mereka.

Bab 3

Seorang gadis sedang bersenandung ria serta mondar-mandir sibuk memilih Outfit untuk hari pertama dia bekerja dengan posisi yang berbeda.

Tentu saja hari pertama bekerja harus memperlihatkan hal-hal yang baik dulu bukan.

"Ck.. Ck.. emang gak pernah ngecewain gue lo Fatira Ayunda" ucapkumelihat kaca membanggakan diri sendiri.

" Semangat kerja demi membengkakan tabungan pemirsahhh" teriakku sambil terkekeh.

Dengan langkah semangat aku menghampiri motor ramping kesayanganku setelah memakai hoodie dan sepatu sport.

Jangan tanya kenapa aku memilih motor untuk kekantor karena untuk level perempuan dengan pekerjaan yang mapan pasti tak ada yang mau kecuali macet, jadi tanyakan saja kenapa jalan dijakarta selalu macet.

Dan aku paling malas kalau sudah terkena macet aku lebih memilih menaiki motor trail kesayanganku karena mudah untuk meliuk-liukkan badan motor untuk menghindari kemacetan.

Menurutku lebih baik gonta-ganti baju dari pada menunggu kemacetan.

Kalian sama kayak aku juga nggak sih?

Setelah mengganti outfit dengan pakaian khas anak kantoran dengan langkah penuh percaya diri aku berjalan ke meja tempatku bekerja tentu saja di depan ruang sang CEO.

Sekitar Dua jam menunggu akhirnya nampaklah sang CEO dengan seorang pemuda dengan setelan jas seperti pemimpin pada umumnya.

" Selamat pagi pak " sapaku dengan sedikit membungkukan badan.

" Pagi Fatira" ucap Pak Pandu.

" Jadi kenalkan ini anak saya yang akan menggantikan saya " lanjut Pak Pandu memperkenalkan orang yang ada di sampingnya.

Aku hanya melihat sekilas ke arah orang yang di perkenalkan oleh Pak Pandu lalu memperkenalkan diri sebagai bentuk formalitas.

" Ehem.. Selamat pagi pak perkenalkan saya Fatira Ayunda yang akan menjadi sekretaris bapak" .

Sedangkan pemuda itu masih diam mematung memandang lekat memandangku yang ada di depannya.

" Darren " tegur pak Pandu.

" Ohh.. Ehem!! Perkenalkan saya Darren Putra Wijaya, Mohon bantuannya " Ucap lelaki itu sambil menyodorkan tangan.

Dan langsung kubalas disertai senyuman sopan.

" Oke.. silahkan kalian bicara dulu. Saya pamit dulu ya Fatira, saya titip Darren ya tolong ajari dia, kalau dia susah di atur tolong lapor ke saya " ucap Pak Pandu dan berlalu meninggalkan kami.

" Ehem! Lima menit lagi kamu keruangan saya " ucap Darren.

" Baik Pak" jawabku sembari membungkukan badan.

Pov Fatira End

Darren masuk keruangannya dengan ritme jantung yang tak beraturan. Dengan langkah mantap ia langsung duduk di kursi yang akan menemaninya selama ia menjabat menjadi CEO.

' Cewek Kucing ' Gumamnya dalam hati

...----------------...

Falshback

Beberapa bulan yang lalu Darren sedang fokus membangun bisnis Caffenya bersama dua sahabatnya di salah satu daerah di ibu kota.

Darren yang sedang menikmati senja di salah satu ruangan Caffenya di kejutkan oleh seseorang yang hampir menabrak kucing di depan Caffenya.

Ckiittt!! Brukk!!!

Seorang pengendara motor trail oleng hampir menabrak pembatas jalan untuk menghindari kucing yang melintas di pinggir jalan.

Saat yang sama Darren menoleh ke arah orang yang sedang membuka helmnya itu.

Untuk sesaat Darren merasa dunia berhenti berputar sejenak karena ia terpaku oleh gadis pengendara motor tersebut.

sungguh ia tak menyangka jika yang mengendarai motor itu ternyata seorang perempuan.

'Cantik' Gumamku dalam hati melihat gadis yang sedang berbicara dengan seekor kucing itu.

Aku melihat seorang gadis dengan mata bulat dengan dagu terbelah itu tersenyum indah membuat siapa saja akan terpesona olehnya.

'Deg Deg Deg' Darren merasakan jantungnya berdetak tak beraturan. Setelah sekian lama ia tak pernah merasakan perasaan itu lagi terhadap wanita.

" Fikss dia bakalan jadi istri gue suatu saat" gumam Darren sembari tersenyum.

Hari berikutnya Darren selalu menunggu tepat di saat jam ia berjumpa dengan gadis itu di caffe dengan kursi yang sama berharap bertemu dengan view yang membuat ia semangat.

Hari pertama ia melihat gadis itu mampir di depan caffenya untuk memberi makan beberapa kucing jalanan yang memang banyak di daerah itu.

Hal itu membuat Darren semakin kesemsem melihat wanita pujaannya tersebut. Begitu seterusnya sampai pada hari kelima gadis itu tak menampakan dirinya lagi berikut hari hari selanjutnya tak ada penampakan gadis yang di sempat di kaguminya beberapa hari yang lalu.

Flashback off

...----------------...

" Ahh, Akhirnya aku menemukan kamu juga " ucap darren sembari tersenyum.

"Fatira Ayunda nama yang cantik secantik orangnya "

Tok! Tok! Tok!

" Masuk " Teriak Darren sembari memposisikan duduknya tegap supaya terlihat cool.

' Sial kalau gue tau dia yang jadi sekretaris gue bakalan dandan maksimal ' gerutunya dalam hati.

" Permisi pak " ucap Tira sembari melangkah masuk.

" Ini jadwal Pak Darren selama seminggu kedepan tolong dilihat dulu, siapa tau saya perlu menambahkan poin lagi" ucap Tira sambil meletakan map ke atas meja Darren.

" Kenapa kamu terburu-buru sekali" Ucap Darren.

" Maksud Bapak? " tanya Tira kebingungan.

" Apa kamu tidak ingin berbincang-bincang denganku dulu? " Tanya Darren sembari tersenyum paripurna.

" Bukanya tadi sudah pak? "

tanya Tira balik.

" Maksudku apa kamu nggak ingin mengenal saya lebih dulu" jawab Darren masih memperlihatkan senyumnya.

" Oh kalau itu.. silahkan bapak kasih tau saya apa saja yang bapak suka maupun tidak" jawab Tira.

" Bukan itu maksud saya " kesal Darren.

" Apa kamu nggak mau mengenal saya?" tanya Darren masih berlanjut.

" Anda Darren Putra Wijaya anak Pak Pandu Wijaya kan yang akan menjadi atasan saya " Ucap Tira dengan rasa bingung.

"Ck sudah lah! Saya mau pergi dulu saya kesini cuma mau tau orang yg akan memdampingi saya saja"

" Dan sepertinya hari ini sudah cukup" lanjut Darren.

" Loh kan Bapak baru datang " jawab Tira terheran - heran.

" Kan saya boss nya, pokoknya saya ada perlu hari ini reschedule semua jadwal saya hari ini, Saya baru masuk full besok" ucap Darren sembari beranjak .

Tira masih menganga melihat kelakuan boss barunya tersebut.

" Oh ya satu lagi untuk sarapan saya, saya mau kamu yang siapkan sandwich dan susu setiap pagi, harus kamu yang buat gak boleh yang lain" perintah Darren.

'Sekalian gue mau nyicipin masakan calon Istri' kekehnya dalam hati.

" Mana nomor Hp kamu? " ucap Darren sembari meminta Hp ke Tira.

" Biar saya yang catat saja pak" ucap tira segan.

" Ck..ck..ck.. Saya mau nya hp kamu" kukuh Darren.

Dengan berat hati Tira memyerahkan Hp nya ke Darren.

"Hubungi saya kalo Papa nanya saya aneh-aneh ke kamu" ucap Darren sembari memberikan Hp Tira lalu mengacak-acak rambutnya.

" Oh iya, Jangan kamu ganti namanya kalo ketahuan kamu ganti saya hukum kamu" terang Darren sembari mengedipkan matanya ke Tira dan berlalu pergi ysng masih mematung di tempatnya.

'What the hell' pekik Tira dalam hati.

" Apa apaan tu boss satu ngapain dia skinship sama gue, baru juga hari pertama sok akrab banget" gerutu Fatira sembari mengusap - usap tangannya kerambutnya seakan jijik dengan bekas tangan boss nya tadi.

" Dan apa tadi dia bilang gue harus bikinin dia sarapan dengan tangan gue sendiri? Emang sekelas orang kaya kayak dia gak punya Art apa?Huhh!!" kesal tira.

Fatira masih menggerutu tak jelas sampai jam istirahat berlangsung. Sepertinya gadis itu di buat benar-benar kesal oleh boss nya.

Saat ini ia sedang makan siang sendiri sambil menunggu Dio. Dengan perasaaan kesal ia melahap makanan sembari menghentak-hentakan kakinya di bawah meja.

Kantin perusahaan ini ada di lantai Dua sedangkan divisi Dio dan ruangan Tira di lantai Delapan dan Lima belas.

" Fatiraaaa sayang" Teriak Dio heboh.

" Apaan sih berisik tau " dengus Tira.

" Aduh beb Wijaya Group bikin amal apasih sampe ketiban Cogan dua sekaligus hari ini" Ucap Dio lebay

"Cogan" beo Tira.

" Cowok ganteng Tiraaa, astagaaa" ujar Dio sambil menepuk jidat glowingnya.

"Ohh.. Emang siapa?"

" Yaampun kemana aja sih lu hari ini, ini tuh berita TER-HOT sewijaya group Fatiraaa" gemas Dio.

" Ya gue kerja lah" sewot Fatira.

" Sesekali lo tuh harus update tau"

"Eh Btw gimana sih deket sama Boss ganteng?? "tanya Dio.

" Bos ganteng siapa?" tanya tira sambil mengerutkan kening.

"Pak Pandu maksud lo?? "

"Hehhh.. Bego!! Ya Pak Darren lah!!" ucap Dio sembil menampol kepala Tira.

" Aww.. sakitt ****** "

" Makanya tuh kepala jangan kerja mulu otak nya sesekali lirik kek cogan-cogan yang pada mepet lu" sinis Dio.

" Ck ck ck,, Ganteng doang gak bikin gue kaya " jawab Tira berdecak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!