NovelToon NovelToon

Hot DuRen (Duda Keren)

Prolog

Aku SANAYA ANDINI DEWI, umurku 25 tahun, anak pertama dari bapak Hadi Kusnadi dan ibu Retno Rahayu.

Aku saat ini bekerja di WIJAYA GRUP.

Hidupku waktu kecil baik-baik saja sampai pada saat umurku 8tahun ada tetangga baru pindahan dari Solo, namanya bu Denok janda anak 1, anaknya seumuran denganku. Orangnya masyaallah luar biasa nyebelin, kalau mau dilawan takut dosa, tapi kalau di diemin kok makin jadi.

"Hoalah, udah ganti lagi pacarnya Nay, perasaan kemaren bukan itu yang datang kesini"ucap bik Denok.

"Ini temen aku bik, bukan pacar"jawabku.

"Halah, mosok sehh? Gak percaya aku" cibirnya.

Aku hanya menghela nafas dan langsung berlalu , terlalu malas meladeni bik Dhenok yang semakin dijawab semakin nggaknada habisnya , yang ada malah bikin orang emosii.

"Dasar nggak sopan, orang tua lagi ngomong kok nggak di dengerin" ucapnya sinis lalu berlalu masuk ke dalam rumah.

Sabar sabar. Batinku mengelus dada

"Tetangga lo aneh ya Nay, pfft"ucap Given padaku terkekeh.

"Bukan aneh, tapi nyebelin, masak apa-apa dikomentarin mulu nggak berfaedah banget, kesel guee" sungutku "duduk dulu, mau minum apa lu, gue adanya air putih dingin sama air putih anget doang di rumah" tanyaku

"Ck, niat nawarin minum kagak sih lu Nay," Given berdecak dan aku hanya tertawa mendengar jawabannya.

Setelah meletakan minuman es dan mengambil camilan aku dan Given lanjut membahas tentang segala macam ,mulai dari urusan kantor, urusan percintaan dia yang selalu saja berakhir di ghosting sama cewek (dasar nasib lu jelek bgt Giv.haha *ketawa jahat) dan masih banyaknlagilah pokoknya. Setelah itu Given pamit pulang ke rumah.

####

Aku lagi asik dengan laptopku, selain bekerja di sebuah perusahaan, aku juga seorang halu lovers. Haha.

Aku menjadi penulis novel online, untuk menyalurkan kehaluanku yang hakiki, daripada berandai-andai nggak jelas malah jatuhnya dikira gila mending ku tuang dan ku kemas dalam sebuah cerita.

Ndut ada pesan Ndut , suara pesan masuk di HP'ku, ku hentikan kegiatanku dan melihat siapa yang mengiriku pesan.

Rizwan

[yank, minggu depan kerja di Surabaya, minggu besok kencan seharian yuk sebelum aku berangkat.]

Me

[Udah keterima yank? selamat yaa, tapi kok mendadak banget sih berangkatnya, inikan udah hari jumat yank, besok sore kamu ke rumah deh, sekalian minta ijin sama mamah kita camping ke pantai, kamu ajakin si Given aja, nanti aku ajakin si Nuha.]

Rizwan 💓

[Okee yank, yaudah aku besok ke rumah ya, sampai ketemu besok. love you 😘.]

Aku hanya membaca pesan yang di kirim kekasihku. Lalu aku ke kamar sebelah ke kamar Nuha adik perempuan'ku.

"Nuha, besok ikut mbak Naya ya, camping di pantai, temenin mbak, soalnya kalau cuman berdua sama bang Rizwan pasti mamah nggak ngebolehin"ucapku.

"Ya nggak bolehlah mbak, kan bukan mahrom ya ukthy, nanti kalau kebablasan gimana, kalau wanita dan laki-laki berdu-duan nanti yang ketiganya setan " jawabnya

"Lah malah ceramaah, injih ustadzah Nuha, saya juga tau makanya aku ngajakin kamu, gimana mau nggak ?kalau enggak mau aku ajak mbak Septi aja" tanyaku.

"Ya maulah, sekalian cuci mata, pusing bikin soal untuk ulangan anak-anak, butuh refresh otak dulu". Jawab Nuha bersemangat.

Adiku bernama Nuha Azizah Rahma, seorang guru di Madrasah Ibtidaiyah (MI/SD) , dia melanjutkan cita-cita mamah yang tertunda, dia anak kesayangan mamahkulah pokoknya.

Adik'ku yang paling bontot alias paling kecil bernama Muhammad Uwais Al-Athaf, dia masih kelas 2 SMA, dia bercita-cita sebagai Arsitek, itupun kalau belum ganti, dulu waktu SD di tanya katanya mau jadi Dokter, waktu SMP di tanya katanya mau jadi Polisi, ya namanya masih labil.

Karena dia anak laki satu-satunya, apapun yang dia mau pasti ayah dan mamah akan turuti.

Bab 1

Pagi ini aku dan Nuha membantu mamah di dapur, sedangkan Althaf ? Jangan tanyakan dimana dia berada, tentu saja masih molor di kamarnya, betapa enaknya jadi anak bontot. Huh

Seteleah membantu mamah, aku menyirami tanaman-tanaman mamah dan menyapu halaman dan juga di teras, ku lirik rumah bik Denok yang sepi dan teras yang masih kotor.

Ceklek

"Hoooaaaaaam, nah anak perawan tuh gitu bangun  pagi-pagi , nyapu, ngepel, masak" ucapnya bik Denok  di teras rumahnya dengan tampilan yang masih acak-acak'an karena bangun tidur.

"Iyaa bik, kan aku anak cantik, baik hati dan tidak sombong" jawabku menaik turunkan alis.

"Heleh, cantik apa'an ? Muka biasa aja gitu, masih cantikan juga desti anak saya" ucapnya mencibir.

"Itukan kata bibi, kalau kata mamah juga pasti cantikan aku bi, terus aku juga rajin bantu si mamah, anak bibi kemana ? Kenapa nggak bantuin bibi nyapu, ngepel, masak gituh?" Pancingku

"Heh, emang kenapa kalau desti nggak bantuin, diakan udah capek kerja, lagian bukan urusan kamu!" Ucapnya berkacak pinggang "udah ah, saya mau masuk rumah aja, males saya ngmong sama kamu, dasar nggak punya adab kalau ngomong sama orang tua, nggak kayak adiknya" ucapnya serayasuk ke dalam rumahnya.

"Sabar, sabar Nay,. Anggap saja angjn lalu". Gerutuku

Aku melanjutkan kegiatanku yang tertunda, setelah selsai aku masuk ke dalam rumah dan mengambil air dingin di dalam kullas.

"Kamu tuh kenapa sib mbak, tiap hari kok berantem terus sama bu Denok, nggak malu sama tetangga yang lain? " tegur mamahku

"Kanaa bukan aku yang mulai mah, bik Denok tuh sukanya bikin perkara, tetangga semua juga udah pada tahu sifat bik Denok itu kayak apa, jadi pasti mereka semua maklumlah" ucapku

"Ya kalau gitu nggak usah di tanggepin dong mbak, diemin aja udah, nanti lama-lama juga capek sendiri" mamah masih menasehatiku.

"Entar dibilang nggak punya sopan, nggak punya adab, nggak tau tata krama, tahu sendirikan mah si bibik kayak apa mulutnya" ucapku menggebu-gebu. Mamah hanya geleng-geleng kepala. Dari dulu memang bik Denok selalu saja mencari masalah dengan semua orang, terutama dengan keluargaku.

Aku dan desti pernah satu sekolah waktu SMA, setiap pengambilan raport bibik pasti menyembunyikan raport Desti tapi selalu melihat raport milik'ku. Lalu bilang "oh, cuman dapet rangking 3 toh, gitu aja jangan bangga" dan mamah pasti hanya tersenyum menanggapinya. Sedangkan aku sudah ingin meledak rasanya, rangking 3 juha udah bagus menuruku, daripada enggak dapat sama sekali seperti anaknya,

Setiap kali aku mau menjawab mamah pasti menataoku dan menggelengkan kepalanya untuk membiarkan saja apa yang bik Denok katakan.

#######

"Ma, nanti aku mau camping di pantai ta mah sama Rizwan, aku ajakin Nuha juga kok mah, soalnya minggu sore Rizwan udah harus berangkat ke Surabaya" ucapku saat semua berkumpul di ruang makan.

"Iyaaa boleh, tapi jangan satu tenda ya mbak," nasihat mamah

"Assiyaaaapppp ndoro" kekehku. Mamah juga ikut terkekeh.

"Enak banget mbak camping di pantai, aku ikut yaa" pinta Althaf

"Kalau kamu ikut yang jaga mamah di rumah siapa tejo" jawabku.

"Isshhh, Al mbak , enak aja nama bagus-bagus di ganti Tejo"sungutnya , aku hanya tertawaa.

"Udah di habisin dulu makannya, jangan berisik" titah sang bunda  ratu.

"Dimana rumah wanita yang bernama Desti itu, dasar ******!!!keluar kamuuu" teriak seseorang di luar rumah,.

Nahloooo siapaaa tuhhh ?

Bab 2

Di depan rumah ku ada ibu-ibu dengan gaya sosialitanya sedang marah-marah. Tubuhnya gempal, kalung dan gelangnya gede banget dengan dandanannya yang menor langsung melihat ke arahku ketika aku berada di teras.

"Kamu yang namanya Desti kan? Dasar nggak tahu diri, apa kamu nggak laku sampai-sampai harus menggoda suami orang, hah!" Teriaknya berkacak pinggang di depan wajahku.

Aku hanya melonggo, pagi-pagi udah kena semprot. Hadeh hmm.

"Maaf ya tante tapi rumah Desti bukan di sini, tuh di sebelah rumah cat ungu" tunjuk'ku pada rumah bu Denok yang ada di sebelah rumahku.

"Oh, yaudah makasih" ucapnya judes.

"Seenggaknya minta maaf dulu napa tante, pagi-pagi udah marah-marah, salah orang pula" aku mendengkus kesal. Dan si tante itu malah acuh tak acuh seolah tak mendengar ucapakanku.

"Dasaaar nyebelin" gerutuku setelah duduk di ruang makan.

"Udah biarin aja mbak, mending siap-siap di cek lagi bawaannya yang mau di bawa pas camping" mamah menasehati.

"Iyaa maa" ucapku.

*

*

*

*

Pukul 3 sore Rizwan sampai di rumahku bersaMa dengan Given, Rizwan meminta izin untuk membawaku camping di pantai, dan mamahpun mngizinkan dan memberi beberapa nasehat untuk kami semua supaya beehati-hati dan tidak melakukan sesuatu yang melanggar norma.

Ku lirik rumah sebelah, sunyi sepi tidak ada tanda-tanda kehidupan, biasanya bik Denok sudah ada di depan merecoki kehidupanku.

"Kamu mau beli camilan dulu nggak sayang, atau mau beli apa dulu gitu di minimarket?" Tanya Rizwan setelah kami semua masuk ke dalam mobil.

"Iya aku mau beli minuman sama camilan, nanti belokan depan ada indoapril mampir dulu" jawabku.

"Lu nggak ngapelin cewek loe Giv?" Tanyaku pada Given yang duduk di depan di samping Rizwan.

"Kagak, lagi nggak punya cewek gue" jawabnya

"Eleh, makanya jangan suka ngardus!!loe mau nitip apa?kamu mau kopi nggak yank?atau mau ikut masuk sekalian" Tanyaku pada Given dan Rizwan saat mobil sudah parkir di depan minimarket.

"Giliran ke gue aja loe nanyanya ketus, kalo sama ayang lu baek-baek ngomongnya"ucapnya mencibirku.

"Berisik loe curut" ucapku meliriknya sinis dan Given hanya berdecak lalu membuang muka.

"Kopi boleh deh yank, gulanya dikit aja ya, aku tunggu di mobil aja" jawab Rizwan

"Oke, yuk dek turun beli dulu" ajak'Ku pada Nuha yang sedari tadi asik mendengarkan musik dengan earphone bluethoot.

Setelah selesai berbelanja, kamipun melanjutkan perjalanan. Sepanjang jalan hanya Given yang bernyanyi teriak-teriak kayak orang kesurupan. Aku pukul kepalanya supaya dia berhenti menyanyi, tapi bukannya berhenti malah semakin kencang suaranya, aku bahkan sampai menutup telingaku. Rizwan hanya geleng-geleng melihat kelakuan ku dan temannya, sedangkan Nuha masih mendengarkan musik tak menghiraukan kami.

Setiba di pantai, ternyata banyak yang sudah mendirikan tenda, dan ada beberapa orang yang menyewaka  tendanya, kamipun bergegas menyewa 2 tenda.

"Masyaallah nikmat manalagi yang kudustakan" ucapku merentangkan tangan seraya menghirup udara segar pantai.

"Alah katrok lu Nay" cibir Given yang berdiri di sebelahku.

"Gue bukan katrok, tapi emang udah lama nggak kepantai ogeb" ucapku seraya menoyor kepalanya .

"Nggak sopan lu sama orang tua, gini-gini gue lebih tua 3tahun dari lu ya Nay"

"Bomat Bodo Amat, tua kok bangga"tukasku menyeringai.

"Udah, kenapa sih berantem mulu, yuk cari makan dulu, di belakang ada resorth kita makan di sana aja" ajak Rizwan.

"Okee" ucapku lalu masuk ke dalam tenda untuk memanggil Nuha yang sedang membereskan bawa'an kami.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!