"Alexa sayang, makannya yang banyak. Hari ini 'kan upacara. Mami nggak mau kamu pingsan saat upacara."
Anisa Andromeda Tirta menambahkan nasi untuk Alexa, anak gadis satu-satunya di keluarga Tirta.
"Iya Mami. Tapi, ini kebanyakan," keluh Alexa dengan wajah memelas.
"Ini cuma sedikit pokoknya di makan!" titah dari ratu rumah ini tidak pernah bisa di bantah. Alexa pun terpaksa kembali makan.
Tiga orang pria yang ada di ruang makan, terkekeh melihat raut wajah Alexa yang cemberut kesal.
"Kalian juga, Sena, Tara habiskan makanannya."
"Iya, Mi."
Bimasena dan Bimantara adalah kakak dari Alexa. Mereka kembar identik. umur mereka satu tahun lebih tua dari Alexa.
"Lexa, mau bareng Papi atau Abang kamu?" tanya Arjuna Bharada Tirta, Papi dari Alexa dan si kembar.
"Bareng sama Abang Sena aja."
"Oke, kalau begitu Papi berangkat duluan, ada rapat pagi ini." Arjuna bangkit dari duduknya di ikuti oleh Anisa sang istri, juga oleh Alexa, Sena dan Tara.
Mereka menghampiri Papi mereka untuk mencium punggung tangan sang kepala kelurga.
Setelah itu Arjuna pergi dengan Anisa. Anak-anak kembali duduk dan melanjutkan makan.
"Dek, sampai kapan kamu berpenampilan seperti itu?" tanya Tara pada Alexa.
Bukan tanpa sebab dia bertanya seperti itu. Pasalnya Alexa ini berpakaian ala nerd. Baju yang besar, rok panjang sampai bawah. Bukan hanya pakaian, tetapi juga wajah yang dirubah.
Alexa itu cantik seperti Papinya versi cewek. Mata besar dan bulu mata yang lentik juga lebar, rambut panjang agak coklat mengkilap seperti Mami. Hidung mancung, bibir bawah yang merah seperti Papi. Hampir lupa dia juga ada dua lesung pipi membuatnya bertambah manis.
Namun, kini wajah cantik itu di hiasi kaca mata mata bundar besar, wajah putih mulusnya di beri bintik-bintik merah. Rambut indah itu kini di kepang dua. Gigi putihnya berkawat. Sungguh berubah 180 derajat.
Jika saja mereka tidak tahu ini adalah adiknya, mereka pun tidak akan mau berdekatan dengan gadis ini. Entah apa yang merasuki pikiran adiknya, sehingga merubah penampilan menjadi jelek seperti ini? Di mana-mana cewek itu ingin tampil cantik, bukan?
Mau heran tapi adiknya. Dia memang suka bertindak aneh-aneh.
"Entahlah? Sampai aku bosan aja."
"Alasannya apa, sih Dek?" tanya Sena. Kakak pertama Alexa.
"Abang 'kan tahu?"
"Masa cuma itu doang."
"Iya, itu. Aku nggak mau di ganggu cowok-cowok yang suka deketin aku dan modus, juga cewek-cewek yang sok mau jadi teman aku tapi nyatanya mau modus sama Abang. Manfaatin aku doang. Malas banget ketemu fake friend."
Memang seperti itulah kenyataannya di masa lalu, Alexa. saat dia sekolah di SMP. Mereka yang mengaku teman dan sahabat nyatanya memanfaatkan dirinya untuk mendekati Abang kembarnya.
Selain itu juga mereka ingin terkenal dengan menjadi temannya. Sungguh menyakitkan ketika dia tahu kebenarannya. Karena itu Alexa tidak ingin berteman dengan siapa pun.
Alexa juga meminta kepada orang tua dan kakak kembarnya, agar bersikap seolah mereka tidak saling kenal jika bertemu di sekolah.
Alexa tidak memakai nama besar keluarganya. Semua orang hanya tahu dia Alexa.
"Tapi Abang khawatir dengan penampilan kamu sekarang. Kamu tahu 'kan berpenampilan beda itu kadang suka di bully, di ejek dan di hina." Tara mengatakan kekhawatirannya selama ini. Sudah dua bulan Alexa menjadi siswa dari SMA TiRTA.
"Tenang saja Bang. Aku bisa jaga diri, nggak akan ada yang bisa bully aku. Kalau cuma ngejek, sih. aku mah cuek aja."
"Kamu kalau ada apa-apa harus cepat-cepat kasih Abang!"
"Siap Bang. Ayo kita berangkat. Aku udah makannya."
Alexa bangun dan di susul oleh kedua abangnya. Mereka bersama pergi keluar.
Di luar ada Anisa, Mami mereka. Dia sedang mengatur tanaman.
"Mi, kami berangkat ya."
"Eh, udah sarapannya. Habis 'kan?"
"Udah, kami berangkat Mi, Assalamualaikum." Mereka pamit setelah mencium punggung tangan Anisa.
"Wa'alaikumsalam, hati- hati."
Alexa berangkat bersama Sena, menaiki motornya, sedangkan Tara, berangkat sendiri menggunakan mobil.
Sebab nanti dia yang akan pulang dengan adiknya. Tara tidak mau Alexa kepanasan.
Setengah jam kemudian Semua sudah hampir sampai di sekolahnya.
"Bang, berhenti!" teriak Alexa.
"Kenapa?"
"Berhenti aja dulu!" Sena pun menepi ke pinggir jalan dan berhenti.
Alexa kemudian turun. "Aku turun di sini aja." Alexa membuka helmnya dan memberikannya pada Sena.
"Udah gih, sono jalan!" Alexa lalu melangkah pergi sebelum ada yang melihatnya bersama Abang Sena.
Bimasena hanya menatap kepergian Alexa. Kemudian dia tersadar dari lamunannya, lantas melajukan motor kembali melewati Alexa yang berjalan di depannya.
Dengan santai Alexa melangkah memasuki gerbang. Dia berjalan dengan menegakkan kepala bukan menunduk seperti nerd biasanya.
Terdengar olehnya bisik-bisik para siswa dan siswi yang menghina dirinya.
"Dih, songong banget mukanya. Pengen gue garuk rasanya."
"Tahu, tuh! Jelek aja belagu."
"Ih, nggak tahu malu. Masuk sekolah sini. Ini kan sekolah elite buat yang good looking bukan yang ngenekin( bikin enek)!"
"Merusak reputasi sekolah aja, sih!"
Di sepanjang dia melangkah kata- kata itu masuk ketelinganya.
Alexa mengumpat di dalam hati.
"Gue apalagi, pengen cakar muka lo!"
"Ngaca kali, kaya lo cakep aja. cih!"
"Ini sekolah bokap gue, lo yang bikin enek."
"Kalian yang merusak reputasi sekolah, dengan bacotan kalian yang nggak berfaedah!"
Alexa lalu masuk ke ke kelasnya. Dia duduk di bangku paling depan. Baru saja dia duduk.
BRAK
Seseorang menggebrak mejanya.
"Hei, cupu mana buku PR gue?" tanya seorang gadis dengan menyentak.
Alexa membuka tasnya, dia mengambil sebuah buku dari dalam tas dan diberikan pada gadis bernama Sania itu.
Sania mengambilnya lalu pergi dengan wajah angkuhnya tanpa mengucapkan terima kasih.
Alexa tersenyum simpul. Dia memang kemarin menerima perintah dari Sania untuk mengerjakan PR nya. Alexa pun menurut tetapi tentu saja dia tidak benar-benar mengerjakannya. Dia mengisinya dengan jawaban yang salah.
Perduli apa jika nanti Sania memarahinya. Sudah dibilang Alexa ini bukan nerd yang bisa dibully.
**Tet
Tet**
Terdengar suara bel berbunyi. Semua siswa berkumpul di lapangan untuk melakukan upacara.
Alexa bergegas mengambil perlengkapan atribut sekolahnya, seperti dasi dan topi. Dia lalu keluar dari kelas.
Brugh.
Seseorang menabraknya saat dia baru keluar dari kelas, hingga Alexa jatuh terduduk.
"Kalau jalan liat-liat cupu! Masih kurang tuh kacamata?!" Setelah memarahi Alexa, pria itu lalu pergi begitu saja.
"Sialan, rese banget tuh cowok! Dia yang nabrak malah dia yang marah. Minta maaf juga nggak, bantuin bangun nggak, malah pergi gitu aja. Awas lo kalau ketemu lagi!"
Alexa menggerutu kesal. Dia bangun dan menepuk-nepuk rok belakangnya yang kotor. Alexa kemudian berlari ke lapangan.
...----------------...
Upacara pun selesai di laksanakan, semua kembali ke kelas.
Alexa merasa sangat haus, sebelum ke kelas dia pun pergi ke kantin. Ternyata di kantin sudah banyak siswa yang juga sedang jajan.
"Aduh, rame banget. Tapi gue haus." Walaupun malas, Alexa tetap masuk ke dalam kantin untuk membeli minuman dingin.
Setelah dia teriak-teriak dan mendapatkan minuman yang dia mau, Alexa segera ke kelasnya.
Di sudut kantin terlihat kumpulan cowok-cowok sedang duduk menikmati minuman.
"Ja, lo lihat cewek culun itu," ujar cowok tampan bernama Aldi. Semua langsung melihat ke arah gadis yang di tunjuk oleh Aldi, termasuk Raja.
Raja Pradipta salah satu cowok most wanted di SMA TiRTA, si kapten basket yang memukau.
Raja bersahabat dengan Aldi yang juga tampan, dan banyak fans. Berikutnya ada Sena dan juga Tara, si kembar Tirta dan satu lagi Alvin.
Mereka berlima Kebetulan sekelas, selalu bersama ketika sekolah. Semua tampan-tampan dan berprestasi. Baik di bidang akademik ataupun non akademik.
Mereka adalah cowok most wanted di sekolah, tampan tajir, dan pintar sungguh paket komplit.
"Iya, memangnya kenapa?" tanya Raja.
"Bisa nggak lo buat dia jatuh cinta sama lo?" tanya Aldi.
"Dih, ogah. Ngapain gue buat dia jatuh cinta? Kayak nggak ada cewek yang lebih cakep aja."
"Cewek cakep dah biasa. Cewek cupu kan belum pernah. Lagi pula menurut gue, lo nggak akan bisa taklukin dia." Aldi bicara meremehkan.
"Eits, lo meremehkan gue?! Cewek cupu kayak dia, gue kedipin juga pasti langsung klepek-klepek. Tapi gue ogah dia yang untung, gue yang rugi!"
Si kembar diam dan saling lirik. Mereka tersinggung ketika adik kesayangan mereka di hina seperti itu.
Jika saja mereka tidak berjanji pada Alexa untuk tidak saling kenal dan jangan sampai ada yang tahu kalau mereka adik kakak. Pasti mulut si Aldi dan Raja sudah dibuat sobek oleh mereka.
"Kita ke kelas yuk. Sebentar lagi masuk." Sena memilih mengalihkan topik.
"Sebentar, gini aja Ja. Kita taruhan, kali lo bisa jadian sama cewek culun itu dalam sebulan, gue beliin mobil apa yang lo mau. Gimana? Kalau kalah ya sebaliknya, lo beliin gue mobil."
Raja berpikir sebentar. Oke sepertinya menyenangkan, dia juga sedang bosan dan kosong tidak ada pacar.
"Oke, gue terima. Lo lihat saja nggak sampai sebulan dia bakal jadi pacar gue!"
"Belum tentu, walupun dia cupu tapi dia sombong dan angkuh," ucap Alvin.
"Udah, yuk kita ke kelas aja."
Tara jengah, kupingnya panas mendengar sahabatnya menjelek-jelekkan adiknya sendiri. Mau marah, nanti mereka curiga. Apalagi Alvin instingnya dia itu tajam.
"Yuk."
Mereka semua pergi dari kantin.
***
Saat ini waktunya istirahat, sebagian murid berhamburan ke kantin. Sebagian lagi ke lapangan basket, apalagi kaum hawa, mereka sengaja berdiri di pinggir lapangan untuk melihat para most wanted bermain basket.
Alexa, berjalan ingin ke kantin, dia harus melewati pinggir lapangan basket.
Raja memegang bola basket, saat dia ingin memasukkan bola ke dalam ring, dia melihat Alexa melintas. Rencana jahil muncul di otaknya. Saatnya dia mulia pendekatan.
Raja melempar bola basket tetapi bukan ke dalam ring, melainkan ke arah Alexa.
BUG
Alhasil bola basket yang berat itu mengenai kepala Alexa.
Kepala Alexa langsung pusing. Apa tadi yang mengenai kepalanya? Dia langsung terjatuh di pinggir lapangan.
Pandangan matanya berkunang-kunang. Si kembar khawatir melihat adiknya, mereka langsung lari melihat keadaan sang adik.
Raja pun ikut berlari.
"De, de, kamu nggak apa-apa?" Suara Sena bertanya lembut. Alvin dan Aldi saling tatap.
"Aku nggak apa-apa sedikit pusing aja, kak."
"Maaf, ya. Tadi gue lemparnya kekencengan pas kebenaran lo lewat. Jadi kena lo."
"Iya, Kak."
Tara sudah mengepalkan tangannya, dia tahu kalau Raja sengaja.
"Ayo, gue anterin lo ke UKS. Lo bisa jalan?"
"Bisa Kak, nggak apa-apa aku ke UKS sendiri aja. Terima kasih Kak."
Alexa berdiri dengan perlahan, sejujurnya kepalanya masih pusing. Tapi dia tidak mau menjadi pusat perhatian.
"Biar gue yang anter!" Sena ingin mengantar adiknya.
"Tidak usah Kak." Alexa tersenyum pada Sena tapi matanya menatap tajam seolah mengatakan, "Jangan macam-macam lo Kak!"
"Udah, gue aja. Gue yang udah bikin dia celaka, gue harus bertanggung jawab. Ayo, lo nggak boleh nolak!" Raja memaksa Aexa.
"Lo mau jalan atau di gendong?"
"Jalan aja Kak." Alexa berjalan pelan ke UKS.
Raja, menuntun Alexa. Lalu dia menoleh pada sahabat-sahabatnya dan tersenyum miring seolah-olah mengatakan kalau dia berhasil mendekati Alexa.
"Bisa aja si Raja siasatnya. Dasar Playboy." Aldi terkekeh. Dia salut dengan ide Raja.
"Tapi cara dia udah nyakitin orang. Itu nggak gentle!" protes Sena.
"Lo, kenapa kelihatan nggak suka Raja deketin cewek culun itu?" tanya Alvin.
Rasanya Sena ingin menonjok setiap kali mereka mengatakan adiknya culun.
"Gue biasa aja. Cuma gue nggak suka aja, kalau caranya nyakitin. Biar begitu, dia juga cewek, manusia yang berhati lembut."
"Oke, masuk akal juga. Tapi biarin aja. Kita lihat aja, bagaimana Raja akan menaklukan si Culun," ucap Alvin.
"Atau bisa jadi justru cewek itu yang akan menaklukan Raja." Tara yang diam sejak tadi tiba-tiba mengatakan sesuatu yang membuat semua menatapnya.
Tara langsung pergi setelah mengatakan itu.
"Maksudnya apa?" tanya Aldi.
"Entahlah, kita ke kelas aja yuk. Biarin aja si Raja PDKT sama si Culun," ucap Aldi.
Aldi, Alvin dan Sena pergi ke kelas, menyusul Tara.
Tara bertemu dengan adik kelasnya. "Dek, bisa minta tolong?"
"Apa Kak?"
"Tolong beliin teh manis hangat, sama nasi goreng, jangan pedas juga roti rasa keju nanti anterin ke UKS buat si Culun ya. Ini dari Raja, dia merasa bersalah. Tapi jangan bilang siapa-siapa, ya."
"Iya, Kak."
Tara memberikan uang seratus ribu rupiah pada adik kelas cowok.
"Ini kembaliannya buat kamu aja, makasih ya."
"Iya, Kak sama-sama." Adik kelas itu kemudian pergi.
Sementara itu, di dalam ruang UKS. Alexa tiduran di atas brankar.
"Kakak, pergi aja. aku nggak apa-apa sendiri."
"Nggak lo kan lagi sakit, harus ada yang nemenin. Kalau lo tiba-tiba pingsan bagaimana?"
"Lebay banget, sih! Emangnya Kakak pikir aku selemah apa, kena bola basket langsung pingsan?"
Raja tidak mengira si Culun akan berkata ketus. Berbeda dengan tadi yang berkata lembut dan terlihat malu.
"Ya 'kan gue cuma takut aja. Namanya juga cewek apalagi kayak lo."
"Kayak gue? Maksudnya kayak gimana ya?" Pandangan mata Alexa, berubah menjadi tajam. Andai bisa mengeluarkan sinar laser, kepala Raja pasti sudah bolong.
Di tatap seperti itu Raja menjadi salah tingkah. Benar kata Alvin. Walupun cupu Alexa ini angkuh dan sombong. Dia tidak lemah.
...----------------...
Ini karya baruku semoga suka ya. Maaf masih banyak typo.
Follow Instagram aku ya. euro10910.
Terima kasih.
Raja masih di UKS menemani Alexa yang di panggilnya si Culun.
"Maksud Kakak, aku kayak gimana?"
"Nggak apa-apa, udah jangan dibahas lagi!"
"Cih, Kakak keluar aja deh!"
"Lo bukannya terima kasih gue temenin, malah ngusir. Kalo cewek lain pasti bahagia banget. Dasar aneh lo!"
"Ye, kok ngegas!"
Terdengar seseorang mengetuk pintu, menyela perdebatan mereka. Dia lalu masuk ke dalam ruangan UKS.
"Maaf, Kak. Saya mau nganterin ini buat si cu ... cewek ini." Siswa laki-laki itu, ingin menyebut Cupu tetapi tidak jadi karena ada kakak kelas.
Siswa itu lalu meletakkan pesanan Tara tadi. "Permisi Kak." Dia bergegas pergi keluar setelah menaruhnya di meja.
"Eh, makasih!" Alexa berteriak pada siswa itu.
"Makan tuh! Biar nggak pusing lagi." Raja berkata dengan ketus.
Alexa, melirik sinis pada Raja. Dia lalu mengambil nasi goreng di meja dan memakannya.
Alexa tahu, siapa yang membelikan makanan ini. Pasti Kakaknya. Dia makan tanpa memperdulikan Raja.
Raja memperhatikan Alexa. Cewek culun ini, sungguh ajaib. Di saat cewek lain senang di dekati olehnya, cewek ini justru terlihat kesal dan tidak suka.
Itu justru menantang buat Raja, dia semakin semangat menaklukkan makhluk angkuh satu ini. Dia tidak memikirkan taruhannya lagi. Baginya ini adalah perang, dan lihat saja dia yang akan memenangkan pertarungan ini.
Cewek culun ini pasti akan tunduk padanya, dan saat itu terjadi, dia akan patahkan hatinya. Biar si Culun angkuh ini tahu diri, dan tidak sombong.
Raja tersenyum membayangkan saat si Culun patah hati.
"Kenapa senyum-senyum Kak? Lo gila?"
"Eh, Culun! Lo ngatain gue gila?"
"Aku bukan culun ya Kak. Namaku Alexa!"
"Gue nggak perduli siapa nama lo! Gue akan tetap panggil lo culun." Alexa menatap Raja nyalang. Raja balas menatap Alexa tajam.
"Selama ini tidak pernah ada yang berani melawan gue. Cuma lo yang ketus sama gue."
"Siapa lo, Kak? Kenapa gue harus takut sama lo?"
"Lo nggak tahu siapa gue?"
"Nggak penting buat tahu siapa Kakak."
"Wah, benar-benar. Ada juga ternyata seorang murid di sekolah TIRTA yang nggak kenal gue." Raja menggelengkan kepala. Alexa melanjutkan makannya, tidak perduli dengan perkataan Raja.
"Kenalin gue Raja Pradipta." Raja mengulurkan tangannya ke hadapan Alexa. Namun Alexa hanya meliriknya sekilas.
Alexa tidak menerima uluran tangan Raja. Dia tetap melanjutkan makannya.
Raja menarik tangannya kembali. "Makan yang banyak biar cepat sehat."
Alexa mengacuhkannya, nasi goreng sudah tandas kini Alexa minum dan berlanjut makan roti.
Suasana menjadi hening, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Alexa yang sibuk makan. Raja yang sibuk memperhatikan Alexa.
Raja merasa ada yang menarik dari Alexa, entahlah dia hanya tertantang untuk menaklukkan Alexa.
Alexa turun dari brankar, dia sudah merasa lebih baik. "Eh mau ke mana?" tanya Raja.
"Mau ke kelas, lah!" Alexa menjawab dengan ketus.
"Ya udah ayo."
"Aku sendiri aja. Kakak memangnya nggak belajar?" tanya Alexa heran, pasalnya kakak kelasnya ini dari tadi mengikutinya.
"Nggak apa-apa bolos satu mata pelajaran doang. Gue mah udah pinter!"
"Dih, narsis banget." Alexa berlalu pergi meninggalkan Raja.
Namun, Raja mengikuti Alexa. Begitu sampai di depan pintu kelas Alexa, Alexa mengetuk pintu. Ternyata sudah ada guru di dalam kelas.
Terbersit ide jail di kepala. Raja. Dia kemudian bergegas mendekati Alexa yang sedang berbicara pada guru.
"Maaf, Bu. Tadi Alexa nggak sengaja kena bola basket saya. Terus dia pusing jadi Alexa tadi saya bawa ke UKS."
"Oh, ya sudah duduk di bangku kamu Alexa!" Guru itu akhirnya mengizinkan Alexa masuk. Padahal tadi guru itu melarangnya karena tidak percaya pada Alexa.
Alexa kesal, karena gurunya pilih kasih dan lebih percaya pada Raja.
"Sayang, belajar yang rajin ya. Biar pinter. Dah sayang!" Raja berkata dengan lantang. Sontak saja semua memperhatikan Alexa yang sedang melangkah ke bangkunya.
Alexa pun menghentikan langkahnya dan berbalik melihat Raja, matanya memicing tajam.
Wah si Raja ternyata cari masalah dengannya. Dia rupanya ingin mempermalukan dirinya. Lihat saja nanti akan dia balas.
Raja tersenyum manis pada Alexa, dalam hati dia ingin tertawa terbahak melihat mimik Alexa. Rasanya puas sekali mengerjai cewek culun ini.
Alexa membuang muka dan berbalik badan lalu duduk di bangkunya. Bu Guru mendekati Raja.
"Kamu pacaran sama Alexa?"
"Iya, Bu."
"Wah, sayang sekali."
"Sayang kenapa, Bu?"
"Ah, tidak. Sudah sana Jangan ganggu!"
"Baik, Bu. Terima kasih. Titip pacar saya ya, Bu." Raja melirik sekilas pada Alexa yang menatap Raja dengan mata melotot.
Raja tersenyum miring lalu pergi.
Terdengar bisik-bisik teman sekelas Alexa.
"Beneran Kak Raja pacaran ama si Culun?" bisik seorang gadis yang duduk di belakang Alexa, pada temannya. Tentu saja Alexa dapat mendengar dengan jelas.
"Ih, nggak mungkin banget Kak Raja mau sama si muka jelek. Kaya nggak ada cewek lain aja!"
"Tapi tadi kan Kak Raja sendiri yang bilang."
"Dia cuma bercanda nggak mungkin serius."
"Si Culun pasti baper ya." Mereka kemudian tertawa bersama.
Huh dasar tukang gosip, menghina orang seenaknya. Lagipula siapa yang baper? Nggak mungkin Alexa baper. Kayak nggak ada cowok lain aja.
Ini gara-gara ulah Raja. Lihat saja akan dia buat Raja malu nanti.
Mereka mulai belajar dengan serius.
Alexa diam-diam mengirim pesan pada Sena dan Tara.
Gue pengen bunuh teman lo Kak. Si Raja tengil, ngeselin!!! Masa dia bilang gue pacarnya di depan Guru sama teman sekelas!
Alexa lalu mematikan ponselnya dan kembali menyimak pelajaran.
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!