Rain Winata Anggara, nama yang identik dengan kata hujan dalam bahasa Indonesia, sesuai dengan namanya, Rain memang sangat suka dengan hujan, disaat hujan tiba dia akan bersenandung sembari memainkan gitarnya duduk di teras rumah sambil menatap derasnya hujan.
Hujan seolah menggambarkan tentang dirinya, walaupun sudah jatuh berkali kali ia tetap tak peduli berapa banyak sakit yang ia rasakan, itulah Rain. Yang hanya ingin melihat orang yang ia sayangi bahagia tanpa memperdulikan kebahagiaannya sendiri.
Rain adalah anak ke empat dari tujuh bersaudara, pasangan dari bapak Danu Anggara dan ibu Kirana Ayunisari, kini Rain telah tumbuh menjadi lelaki dewasa yang tau betapa jahatnya kehidupan, harus bertahun tahun lamanya Rain benar benar merelakan sosok pahlawan kesayangannya, yaitu sang Ayah yang telah tiada diumurnya yang ke 50 tahun, waktu itu Rain masih berumur 18 tahun.
Rain dewasa kini telah menginjak umur 22 tahun, dia berkuliah di universitas Jaya dan mengambil jurusan seni musik, karena memang hobinya adalah bernyanyi dan memainkan gitar. Ibunya mengizinkan anak anaknya mengambil apapun jurusan yang mereka suka dalam hal pendidikan.
Walaupun ayahnya adalah seorang pensiunan guru, namun anak anak dari keluarga Anggara tak ada satupun yang menurun sosok sang ayah menjadi seorang guru. Setelah kepergian Danu, Ayu kini menjadi seorang single parents yang kuat dan sabar menghadapi tingkah kenakalan anak anaknya, dia bekerja sebagai karyawati laundry yang tak jauh dari rumahnya, itu ia lakukan untuk menghidupi anak anaknya.
Meskipun anak pertamanya, yang bernama Reza Mahardika Anggara telah bekerja sebagai arsitektur dibali, termasuk dibilang berkecukupan, namun Ayu tak ingin membebankannya pada Reza, selagi dirinya masih kuat untuk bekerja, dia akan bekerja demi menyekolahkan kelima anaknya, dan dua lainnya yang sudah bekerja hanya membantu beberapa untuk biaya sekolah saudara saudaranya.
Rain mempunyai 3 kakak, kakak yang pertama bernama Reza Mahardika Anggara yang berumur 28 tahun namun masih belum juga menikah, dia memiliki postur tubuh persis dengan mendiang ayahnya, tak hanya itu sifatnya pun sama, Reza lah yang selalu memahami dan menenangkan Rain disaat adiknya itu terlihat tidak baik baik saja, Reza sangat mengerti jika Rain duduk diteras dengan didampingi kopi hitam, maka disaat itulah Rain merasa merindukan mendiang ayahnya, yang memiliki kebiasaan duduk diteras rumah sambil meminum kopi hitam.
Tak hanya itu, Rain juga memiliki kebiasaan unik, jika Rain merasa marah atau sedih maka dia akan menyirami bunga bunga yang ada dihalaman rumah, yaitu bunga bunga kesayangan ayah.
Untuk kakak keduanya, dia bernama Abimanyu Mahendra Anggara, yang biasa dipanggil Abim. Abim berumur 25 tahun, lelaki itu masih belum juga lulus kuliah sejak umurnya 21 tahun, Abim memang dikenal paling nakal diantara Anggara bersaudara, lelaki itu seperti tak memiliki tujuan hidup, kuliah yang hanya dibuat main main, tak hanya itu, dia juga sering mempermainkan wanita, berulang kali bergonta ganti pacar.
Dapat diakui, Abim memanglah sangat tampan diantara Anggara bersaudara, wajahnya sangat mirip dengan mendiang Ayah, sifatnya sangat menyenangkan, sosok yang humoris, penuh senyum, suka tertawa dan pandai membuat puisi puisi indah, dia sosok lelaki yang amat romantis dan perhatian, tapi kurangnya hanya satu, dia gampang bosan, si playboy adalah gelar yang melekat padanya sejak SMP. Abim berkuliah di universitas yang sama seperti Rain, namun hanya beda jurusan, Abim memilih jurusan sastra bahasa karena hobinya yang pandai membuat kata kata mutiara.
Dan kakaknya yang terakhir, bernama Hellena Oktavia Anggara, nama panggilannya adalah Hellen namun jika dirumah oo adalah nama panggilannya, sungguh nama panggilan yang aneh yang diberikan oleh adik adiknya. Hellen telah lulus kuliah 3 bulan yang lalu, kini dia menginjak umur 24 tahun, baru saja lulus dia langsung diterima bekerja di restoran yang tak terlalu high class namun cukup dikenal diarea kota, ia bekerja sebagai juru masak atau biasa disebut koki, memanglah masakan kak Hellen diakui paling enak menurut saudara saudaranya, dia mewarisi sifat ibunya yang suka dan pandai memasak.
Rain juga memiliki 3 adik, adik pertamanya bernama Audrey Yaza Anggara, yang biasa dipanggil Audrey, umurnya 17 tahun, bersekolah di SMA Budaya Bangsa jurusan IPS, gadis itu memiliki sifat yang amat pendiam, jarang sekali Audrey mengobrol bersama saudara saudaranya, biasanya dia hanya berdiam diri di kamarnya sembari membaca novel dan mendengarkan musik, itulah hobi yang selalu ia lakukan, ia sangat membenci kebisingan namun dirumahnya kebisingan selalu ada, yaitu pertengkaran antara saudara saudaranya, rutinitas setiap paginya.
Adik kedua dan ketiganya adalah saudara kembar, lelaki dan perempuan. Mereka bernama Falino Ananda Anggara dan Falina Anindya Anggara, biasanya mereka dipanggil Lino dan Lina, umur mereka 14 tahun, mereka ditinggal ayah disaat umur mereka masih begitu kecil, yaitu disaat umur 10 tahun yang seharusnya masih hangat merasakan kasih sayang seorang ayah, namun takdir berkata lain, anak sekecil itu harus ditinggalkan oleh sosok ayah, namun mereka tak berkecil hati, banyak diluar sana ada yang umurnya lebih kecil dari mereka sudah ditinggal ayah bahkan kedua orangtua.
Mereka sering merasa minder, jika melihat teman temannya diantar jemput oleh ayahnya, namun sering kali mereka berdua menepis rasa minder itu, karena yang mereka pikirkan ayahnya sudah bahagia dialam sana, mereka tidak boleh bersedih lagi, dirumah banyak kakak kakaknya dan ibu yang amat menyayangi mereka, maka mereka harus bersyukur karena masih ada orang yang menyayanginya.
Lino adalah anak ayah Danu yang paling cerdas diantara lainnya, dan yang kedua disusul oleh kak Hellen, Lino sudah memperoleh banyak medali dan piala dalam berbagai lomba dan olimpiade, Kak Reza memasukkannya kedalam seni bela diri taekwondo gunanya untuk melindungi saudari kembarnya disaat sewaktu waktu ada yang menyakitinya, namun kak Reza melarang keras Lino untuk menyalahgunakan kemampuan bela dirinya.
Karena Lino cerdas dan berprestasi, dirinya sudah mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya, bahkan kelak jika ia masuk kedalam universitas pun dia sudah dibiayai oleh negara, terkadang Lina sempat iri pada saudara kembarnya itu atas semua prestasinya, namun dengan kata iri itu membuat Lina termotivasi untuk bersanding jajar seperti saudaranya, ia akan semangat meraih prestasinya.
Lino dan Lina memiliki kepribadian yang sama, mereka sama sama jail, suka tertawa, humoris, dan memiliki semua kesukaan yang sama.
Lino sangat dikenal populer dismp nya berbeda dengan Lina yang sering menjadi bahan bullying, namun Lina tak pernah mengatakannya pada kakak kakaknya termasuk Lino, ia tak ingin mengkhawatirkan keluarganya, para pelaku bullying memang tau kalau Lina adalah saudara kembar Lino namun mereka tetap saja membully gadis imut itu, karena dia lemah, maka sangat memudahkan mereka menjadikan Lina sebagai bahan penindasan.
Keduanya memang berpenampilan sangat berbeda, Falina lebih terlihat culun dengan memakai kacamata dan berponi mangkuk, sedangkan Falino berpenampilan keren dan cool seperti seorang yang populer pada umumnya. Mereka berkulit putih, bermata sipit, banyak yang mengira kalau mereka memiliki darah keturunan Chinese namun nyatanya salah, mereka memang asli orang pribumi, namun entah mengapa wajah mereka berdua lah yang paling berbeda diantara saudara saudaranya.
Itulah prolog singkat tentang keluarga Anggara.
~•~
Dipagi hari, suara gemuruh langkah kaki terdengar jelas menuruni tangga, terlihat Lino dan Lina berlarian menuruni anak tangga dengan masih menggunakan piyama yang sama, dibelakangnya diikuti oleh kak Hellen yang sepertinya mengejar si kembar.
"Bunda!!!" teriak keduanya sembari bersembunyi dibalik tubuh kurus bundanya.
"Hellen sudah" ucap sang bunda menghentikan anak perempuannya itu mengejar si kembar.
"Lino dan Lina belum sholat shubuh bunda" jawab kak Hellen alasan dirinya mengejar adik kembarnya.
Bunda menggelengkan kepalanya, "kalau waktunya sholat, segera sholat ya. Jangan diundur undur, ga baik, apalagi waktu shubuh hanya sebentar"
"Iya bunda.." jawab keduanya bersamaan sembari melihat ke arah kak Hellen yang mengejek mereka dengan menjulurkan lidahnya, meledek.
Keduanya pun mengambil air wudhu secara bergantian.
"Habis sholat, sekalian mandi!!" teriak Hellen agar kedua adiknya mendengar, namun si kembar tetap tidak menggubrisnya.
Didapur, 2 perawan bunda Ayu tengah memasak dengan akur, menyiapkan sarapan untuk ibu dan saudara saudaranya, itulah rutinitas yang selalu mereka laksanakan untuk meringankan beban bunda yang selama ini merawat mereka dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
Anak anak anggara telah memiliki tugas rumah masing masing, Hellena dan Audrey bagian dapur, Rain bagian menyapu, Lina dan Lino bagian menyetrika, Abim bagian mengepel, sedangkan mencuci baju adalah bagian bunda, kecuali kak Reza yang tidak memiliki bagian, karena kak Reza yang merantau jauh, diluar kota.
Terdengar kembali suara langkah kaki menuruni tangga, terlihat bunda yang menjewer telinga Rain dan Abim, bunda akan bawel dan galak jika anak anaknya tak kunjung sholat dengan tepat waktu.
"Aww! sakit bunda!"
"Lepasin ya bunda, Abim udah bangun kok, sakit.."
Rintih Abim dan Rain bersamaan, bunda pun melepas jeweran telinga kedua putranya setelah mereka menuruni tangga. Abim pun lebih dulu mengambil air wudhu, sedangkan Rain memilih untuk mengumpulkan nyawanya lebih dulu, duduk dikursi dekat ruang sholat, diruangan itu nampak si kembar yang sedang melaksanakan sholat subuh berjamaah.
Setelah Abim selesai mengambil wudhu, barulah Rain bergantian mengambil wudhu dan melaksanakan sholat subuh berjamaah bersama kakaknya- Rain sebagai imamnya.
Tepat dipukul 06.30 anak anak bunda telah rapi berpakaian seragam, kecuali Rain dan Abim yang notabene nya masih anak kuliahan, bebas memakai baju apa saja dan datang dijadwal yang ditentukan dosen. Mereka pun melaksanakan makan bersama diruang makan, sembari diselingi beberapa obrolan kecil seperti biasa, agar suasana tak terlalu hening.
Meski ada larangan kalau makan jangan bersuara, namun bagi mereka sebuah larangan adalah perintah, tak hanya mengobrol, terkadang mereka juga bercanda tawa hingga ada yang tersedak.
Selesai sarapan, Hellena mengantar ketiga adiknya ke sekolah menggunakan mobilnya, sekalian pergi ke restoran, karena memang sekolah mereka sejalan dengan restoran tempat Hellena bekerja.
"Bunda, Audrey berangkat ya" ucap Audrey sembari mencium punggung tangan bundanya dan tak lupa seperti biasa mengecup pipi kanan dan kiri bundanya.
Audrey tak hanya bersalaman dengan bundanya, dia juga mencium tangan kakak kakaknya, itulah yang Danu dan Ayu ajarkan kepada anak anaknya, bahwa harus sopan, mencium tangan orang yang lebih tua darinya.
Lino dan Lina, setelah mencium tangan bundanya, mereka berniat kabur karena malas sekali mencium tangan kakaknya, siapalagi kalau bukan Rain, jika mereka bersalaman dengan Rain, pasti Rain selalu mencium pipi si kembar, membuat si kembar merasa jijik dengan tingkahnya. Si kembar berjalan melenggang pergi seolah tak melihat adanya Rain yang duduk disofa.
"Lino!!!! Lina!!!" teriak Rain saat mendapati kedua adiknya kabur tanpa bersalaman dengannya dulu.
Lino dan Lina bedecak kesal, keduanya pun berjalan mundur ke arah Rain dan mencium punggung tangan kakaknya itu, berniat langsung berlari setelah bersalaman, namun Rain sudah tau lebih dulu kalau kedua adiknya itu menghindari ciuman mautnya, secepat kilat, Rain langsung memeluk kedua adiknya dan mencium kedua pipi gembul mereka.
"Muach! Muach! jangan bandel disekolah" ucap Rain mencium pipi kedua adik kembarnya sembari mencubit hidung mereka. Lino dan Lina pun langsung mengusap kedua pipinya.
"Bau jigong" cibir Lino, mengusap pipinya menggunakan dasinya.
"Iya tuh, bang Rain belum sikatan" balas Lina, kesal.
Rain yang mendengar ocehan adik adiknya, ia hanya terkekeh kecil, hatinya sudah puas setelah mencium pipi kedua adiknya yang begitu menggemaskan itu.
Mangsa Rain kini tinggal dua yaitu Lino dan Lina yang sering ia ciumi, semenjak Audrey masuk SMA, Rain tak lagi menciumnya karena Rain merasa itu tidaklah sopan, karena adik perempuannya itu kini sudah bertumbuh besar, pastinya Audrey akan merasa risih.
****
Rain yang masih bersantai disofa sembari memejamkan matanya tak menyadari akan pesan dari grup WhatsAppnya, mengabarkan ada kelas pagi yang mendadak. Lelaki itu membiarkan handphonenya berdering karena pesan pesan, matanya sangat berat sekali untuk terbuka.
Hingga akhirnya, ia dibangunkan oleh suara Abim yang berteriak ditelinganya. "Woi!!!"
"Eh babi!!" Rain terlonjak kaget, sontak membuat matanya terbuka menatap Abim penuh amarah.
"Apa apaan sih lo bang! ganggu orang lagi tidur aja" oceh Rain dengan memanyunkan bibirnya.
"Liat tuh handphone lo, daritadi banyak yang telfonin elo, berisik tau.."
Rain mengernyit, ia pun langsung mengambil handphone nya yang tergeletak diatas meja, lalu menyalakannya dan melihat isi pesan pesan diwhatsapp. Sontak membuat Rain membulatkan matanya, tanpa basa basi, lelaki itu pun langsung berlari menyaut handuk yang tergantung dijemuran, kemudian masuk kedalam kamar mandi. Abim hanya menggeleng melihat tingkah adiknya.
Selang beberapa menit, Rain telah rapi dengan celana jeans nya, kaos putih dan hem kotak kotak berwarna hijau hitam, tak lupa sepatu hitam putihnya beserta helm bogo kesayangannya telah terpasang dikepalanya, siap menuju ke kampus.
"Bang gue berangkat" ucap Rain sembari mencium punggung tangan kakaknya.
"Ke kampus?" Abim mengernyit mengamati penampilan Rain, sedikit berbeda dari biasanya.
"Iya, emang kenapa?"
"Tas lo mana?" tanya Abim.
Rain yang baru menyadarinya, ia pun menepuk dahinya cukup keras, lalu berlari kembali ke kamarnya untuk mengambil tas beserta buku bukunya, tak lupa parfum khasnya ia semprotkan kembali dilehernya.
"Bunda mana bang?" tanya Rain.
"Nyawa lo belum kumpul ya? bunda udah berangkat kerja lah, liat sekarang udah jam sembilan"
"Emang iya?" Rain pun melirik ke arah tangan kanannya, melihat jam yang memang menunjukkan pukul sembilan lewat lima menit, Rain pun buru buru mengeluarkan motornya dari garasi dan menancapkan gas menuju kampus yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya-- ralat, rumah bundanya.
~•~
Setelah pelajaran selesai, Rain keluar dari ruang kelasnya dengan 2 orang temannya.
"Lo mau ga ikut kita nongkrong, ke tempat biasa.." ajak lelaki bermata sipit itu.
"Ga dulu deh, bentar lagi gue latihan soalnya, bahas kelanjutan konser band ulang tahun kampus, emang grup kalian udah persiapannya?" balas Rain.
"Belum sih, santai aja. Masih lama kok, kurang 2 mingguan" jawab lelaki berhidung mancung itu yang berdiri disebelah cowok bermata sipit tadi.
"Yaudah kita duluan ya" ucap lelaki bermata sipit, bernama Felix, sambil bersalaman dengan Rain.
Setelah kepergian kedua temannya, Rain pun berjalan dengan santainya menuju ruang musik, yang ternyata disana masih sepi, entah kemana teman segrupnya kenapa tak kunjung datang, padahal awan sudah mulai gelap, pertanda hujan akan segera turun.
Biasanya, pada saat hujan tiba, Rain akan bernyanyi sembari menatap hujan, namun sepertinya tidak untuk kali ini, ia akan berteduh di dalam ruang musik bersama teman temannya membahas kelanjutan pegelaran band yang akan mereka tampilkan di ulangtahun kampus.
Rain terus menunggu dengan sabar, namun teman temannya belum juga datang, akhirnya lelaki itu pun mencoba menyibukkan diri dengan bermain gitar dan bernyanyi disaat suara rintik hujan mulai terdengar.
Lelaki itu mulai menyanyikan lagu yang dia punya sejuta kenangan antara dirinya dan mendiang ayahnya, lagu yang identik dengan namanya yaitu Rain. Rain mengawalinya dengan tarikan nafas perlahan, satu petikan senar pun mulai terdengar, lalu diiring lah dengan genjrengan senar gitar sesuai dengan nada lagu.
Rinai hujan basahi aku
Temani sepi yang mengendap
Saat aku mengingatmu
Dan semua saat manis itu
Lirik pertama membuatnya kembali ke masa 4 tahun lalu disaat dirinya bersama sang ayah duduk di teras dengan 2 gelas kopi hitam dan pisang goreng buatan bunda, saat itu keduanya sedang dalam pembicaraan yang santai sembari menikmati senja.
Flashback on
Setelah memainkan gitar dan bernyanyi bersama sang ayah, keduanya pun mengobrol, Hujan adalah lagu kesukaan sang ayah, yang selalu dinyanyikan dikala sedang menyendiri di teras rumah.
"Rain kamu penengah, kalau ada kakak atau adikmu yang bertengkar, maka jadilah penyeimbang di antara mereka, jangan hanya memihak satu orang saja, selesaikan permasalahan dengan kepala dingin, jangan sampai membuat persaudaraan kalian terpecah" ucap sang ayah.
Rain mengangguk angguk, kedua bola matanya menatap matahari yang hampir tenggelam, menyuguhkan pemandangan langit jingga yang begitu menawan.
"Jadilah contoh yang baik buat adik adikmu, kalau mereka berbuat salah maka ingatkan tapi jangan menyalahkan, ayah titip mereka sama kamu. Karena, kehidupan didunia ini tidak ada yang kekal Rain, umur tidak ada yang tau, bisa jadi ini terakhir kali ayah duduk berdua sama kamu. Orang orang juga pasti bakalan meninggal, jadi, kalau suatu saat ayah sudah meninggal, jagain bunda sama saudara saudaramu, jadilah penengah yang adil, rukun rukun lah sama saudara saudaramu, kalian punya darah yang sama dari ayah dan bunda, kalian juga dibesarkan di tempat yang sama, kalau kalian menemukan perbedaan pendapat, jangan marah dan langsung pergi begitu saja, selesaikan dengan pelan pelan, marah tidak akan menyelesaikan masalah, paham Rain?”ucap sang ayah panjang lebar.Rain hanya menganggukinya.
Seandainya Rain tau kalau ini terakhir kali mereka duduk bersama, mungkin Rain akan membiarkan mereka mengobrol lebih lama disana, Rain bersedia mendengarkan segala ucapan ayah sepanjang mungkin.
Flashback off
Rain tetap fokus dengan nyanyiannya, matanya terpejam untuk menghayati setiap lirik lagu itu yang seolah menceritakan tentang kenangannya bersama ayahnya 4 tahun lalu.
Aku selalu bahagia, saat hujan turun
Karena aku dapat mengenangmu
Untukku sendiri
Tiba tiba setetes air mata turun dipipi Rain ketika menyanyikan lagu tersebut, hingga lagu telah berakhir, tiba tiba suara tepukan dan sorakan terdengar meriah di dalam ruangan membuat Rain terlonjak membuka matanya, ia pun segera menghapus air matanya yang sempat beberapa turun mengalir dipipinya.
Rain tersenyum tipis, melihat teman grup bandnya yang sudah berkumpul di ruangan.
"Yaudah yuk mulai, latihannya.." ucap Rain.
Rain memiliki grup band yang ia namai the daun, dengan anggota 2 laki laki dan 2 perempuan, 2 gitaris, 1 drumer dan 1 vokalis, namun karena Rain memiliki kemampuan vokal yang bagus, ia pun juga ikut bernyanyi untuk beberapa lirik saja. Mereka pun melakukan latihan dengan ditemani suara rintik hujan yang semakin lama semakin deras.
Mereka menampilkan 2 lagu saja yang berjudul, asal kan kau bahagia dan bukti.
2 jam kemudian, latihan selesai, mereka pun memutuskan untuk beristirahat sebentar. Selagi istirahat, Rain membuka handphonenya lebih tepatnya pada aplikasi WhatsApp, ia melihat pesan dari kontak yang ia sematkan paling atas, yang diberi nama Yasminkuuu🌻 dengan emotikon love, secepat kilat ia pun langsung membalas pesan tersebut meski terlambat 2 detik saja.
Yasminkuuu🌻
Kamu dimana?
^^^Anda^^^
^^^Diruang musik, lagi latihan. kenapa sayang?^^^
Yasminkuuu🌻
Aku kesana ya, sambil nunggu hujan reda
^^^Anda^^^
^^^Kamu dimana sekarang?aku samperin kamu kesana ya?^^^
Yasminkuuu🌻
Ga usah Rain, aku bisa sendiri kesana. Aku bukan anak TK yang harus dijaga sepanjang waktu
Membaca pesan terakhir dari sang kekasih, Rain hanya terdiam dan tak membalasnya lagi, ia pun beralih ke story WhatsApp sambil menunggu sang kekasih tiba diruang musik. Rain melihat story WhatsApp milik kekasihnya itu, sebuah tulisan dengan background biru.
Bertuliskan, kini yang tersisa hanyalah kenangan aku dan kamu, yang masih belum bisa aku lupakan sedikitpun, semua tentangmu masih jelas tersimpan dalam ingatanku
Hati Rain merasa seperti disayat, memang sepertinya kekasihnya itu masih belum bisa melupakan mantannya, meski sudah 3 tahun berpacaran dengannya, namun cewek itu masih tak bisa menganggap Rain sebagai pacarnya, ia masih belum bisa membuka hati untuk Rain yang memiliki hati begitu tulus dan setia padanya.
Untuk menghilangkan rasa sakit hatinya, Rain memilih melampiaskannya untuk bernyanyi bersama teman-temannya sambil menunggu hujan reda dan kedatangan mbak pacar.
"Yuk guys lanjut, kita nyanyi bareng sambil nunggu hujan agak reda" ajak Rain dengan wajah sumringahnya, walau sebenarnya hatinya sedang tidak baik saja, namun lelaki itu tetap berusaha menghibur dirinya sendiri dengan musik.
Mereka pun menjawabnya dengan anggukan, dan mulai menyanyikan lagu yang berjudul asal kau bahagia .
Yang, kemarinku melihatmu
Kau bertemu dengannya
Ku rasa sekarang kau masih
Memikirkan tentang dia
Tepat dilirik pertama, Yasmin memasuki ruang musik, melihat kekasihnya yang sedang memainkan musik bersama teman bandnya.Ia pun memilih duduk di kursi sebagai penonton perdana mereka, mendengarkan suara kekasihnya yang begitu merdu.Yasmin tersenyum saat melihat Rain yang fokus memejamkan matanya hingga tak menyadari akan kehadirannya.
Apa kurangnya aku didalam hidupmu
Hingga kau curangi
Katakanlah sekarang bahwa
Kau tak bahagia
Aku punya ragamu tapi tidak hatimu
Yasmin yang mengetahui lirik lagu ini, ia menatap kekasihnya dengan tatapan sendu, ia tau Rain menyanyikan lagu ini untuk menyindir dirinya, dan meluapkan semua isi hatinya. Yasmin menyadarinya jika dia masih belum bisa membuka hati untuk lelaki yang berada di hadapannya, yang benar-benar mencintainya dengan tulus.
Kau tak perlu berbohong
Kau masih menginginkannya
Ku rela kau dengannya
Asal kan kau bahagia
Yasmin menghapus air matanya yang sempat terjatuh, 'maafin aku' batinnya. Untuk mengapresiasi suara merdu kekasihnya itu, Yasmin memberi tepuk tangan yang meriah, membuat Rain tersenyum menatap Yasmin seceria itu, cowok itu pun menaruh gitarnya dan berjalan mendekati kekasihnya.
"Kejutan!!" Yasmin tersenyum, menampilkan penampilan dirinya yang ada sedikit perbedaan.
Rain mengamati Yasmin dari bawah ke atas, seperti ada yang beda.
"oooo rambut kamu ya? tambah cantik ihh" Rain baru menyadarinya, dia mengecup pipi kekasihnya.
Yasmin tertawa kecil seraya membalas kecupan dari Rain.
"Sejak kapan disini? kok aku ga denger kamu buka pintu?" tanya Rain.
"Sejak awal kamu nyanyi, kamu terlalu menghayati sampai ga tau kalo aku masuk kesini" jawab Yasmin sambil tersenyum.
"Maaf ya" gumam Rain sembari menggenggam tangan wanita di depannya.
"Buat apa?" Yasmin mengernyit.
"Karena aku ga tau kalau kamu masuk kesini, harusnya aku nyanyi nungguin kamu datang, apa kamu mau duet sama aku sekarang?"
Yasmin menggeleng kecil, “hujan udah reda, sekarang udah jam dua belas, waktunya kamu sholat dhuhur” ucap Yasmin mengingatkan kekasihnya. Rain langsung menepuk dahinya, ia bahkan lupa kalau sudah saatnya sholat dhuhur.
Cewek berkalung kan salib itu pun menggandeng tangan lelaki berwajah manis nan imut itu keluar ruangan.
"Guys gue duluan ya" seru Rain.
"Iya, Rain!!" jawab mereka hampir bersamaan.
Keduanya pun menuju ke musholla kampus yang jaraknya lumayan memegalkan kaki jika berjalan dari ruang musik. Sesampainya disana, Yasmin menunggu diluar musholla.
“Aku tunggu disini” gumam Yasmin yang hanya diangguki oleh Rain.
Yasmin Lovania Christine adalah cewek berumur 1 tahun lebih muda dari Rain, berumur 23 tahun yang berasal dari jurusan yang berbeda, jurusan kedokteran adalah pilihannya, cewek blasteran Indonesia - Belanda membuat wajahnya terlihat begitu ke bule bulean. Rain dan Yasmin memang beda agama, Rain beragama Islam sedangkan Yasmin beragama Kristen protestan, kepercayaan yang berbeda membuat banyak orang mencibir mereka.
Banyak yang bilang mereka tidak cocok karena beda agama, ada juga yang bilang kalau Rain terlalu cupu untuk Yasmin yang cantik dan populer di kampus. Mungkin mereka iri karena Rain dapat memikat hati sang bunga kampus, kalau dilihat lihat memang sebenarnya Rain dan Yasmin sangat serasi loh.
Meskipun wajah Rain tak setampan kak Abim, tak seimut Falina, kulitnya tak seputih Falino dan tubuhnya tak setinggi kak Reza, namun Rain memiliki wajah yang sedap dipandang, cowok itu memiliki lesung pipi yang membuat aura ketampanannya bertambah, ia tampak manis saat tersenyum, bahkan penampilan yang selalu ber ootd membuat aura selebgramnya terlihat wah, mempesona.
Rain sebenarnya memiliki kanal YouTube yang berisikan cover cover musik yang ia beri nama Rain Anggara, banyak followers yang mengaguminya, tak hanya diyoutube saja di Instagram pun, Rain juga banyak pengikutnya.
Kenyataannya, Rain dan Yasmin memang serasi, sebenarnya Rain famous tapi tak se famous Yasmin yang memang mantan Puteri Cilik Indonesia.
~•~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!