NovelToon NovelToon

Menjadi Wanita Penghibur Di Dunia Novel

Bab 1 - Kecelakaan

...༻⑅༺...

Lova merasa ada sesuatu yang berdengung di telinga. Dia perlahan memegangi kepala. Lalu membuka matanya lebar-lebar.

Lova Angelina, begitulah namanya. Sering dipanggil dengan sebutan Lova. Seorang gadis berparas cantik, cerdas, dan ahli bela diri. Dia juga berasal dari keluarga konglomerat. Lova merupakan putri terpandang dari pasangan pebisnis sukses.

Sejak kecil, Lova terbiasa menjalani hidup dengan baik. Dia gadis yang penurut dan selalu berpakaian rapi. Tetapi sekarang semuanya terasa aneh.

Setelah mengalami kecelakaan, Lova terbangun di tempat asing. Ia benar-benar bingung. Karena secara logika seharusnya dia terbangun di rumah sakit.

Dahi Lova berkerut tatkala menyaksikan dirinya mengenakan gaun minim sepangkal paha. Dia juga berada di sebuah kamar yang asing.

Lova bingung bukan kepalang. Seingatnya, dia baru saja mengalami kecelakaan. Namun keadaan badannya terasa sehat.

Ceklek!

Seorang pria berjanggut mendadak keluar dari kamar mandi. Dia terlihat mengenakan handuk kimono. Tersenyum nakal dengan mata yang jelalatan ke arah Lova.

"Siapa kau?!" timpal Lova.

"A-apa? Siapa kau bilang? Aku adalah pelanggan setiamu setiap hari kamis. Bagaimana bisa kau melupakanku? Kau bilang aku adalah salah satu yang terbaik," ujar pria berjanggut itu. Dia mendekati Lova. Lalu memegangi dagu gadis tersebut.

"Kau bicara apa?" Lova sigap menolak sentuhan pria berjanggut itu. Dia keheranan. Lova tentu tidak mengenal lelaki yang sekarang ada di hadapannya.

"Apa kau sakit, Arlova sayang? Atau kau ingin memberi kejutan untukku?" Pria berjanggut mencoba memegangi jidat Lova.

Lova kembali menepis. Dia juga beringsut mundur untuk menjauh. Lova berusaha keras menutupi pangkal pahanya yang terpampang jelas. Ia juga merasa tidak nyaman dengan gaun bertali spageti yang dikenakannya. Gaun seminim itu bukanlah gaya Lova.

'Kenapa pakaianku seperti pelac-ur?' batin Lova.

"Kau jangan main-main denganku. Aku sudah membayar mahal untuk menghabiskan waktu denganmu malam ini!" ujar si pria berjanggut. Dia hampir membuka ikatan handuk kimononya.

"Kau mau apa?! Jangan coba-coba menyentuhku! Maka aku tidak akan segan-segan memukulmu!" ancam Lova. Dia sama sekali tidak takut. Hal itu dikarenakan dirinya menguasai beberapa ilmu bela diri. Lova mempelajari ilmu bela diri semenjak berusia sepuluh tahun.

"Bwahahaha! Apa kau bilang? Memukulku?" remeh si pria berjanggut. Tertawa sampai membuat perut buncitnya bergerak naik turun.

"Eh, malah ketawa lagi. Aku serius!" geram Lova. Dia selalu benci melihat orang yang meremehkannya. Gadis itu hendak beranjak dari ranjang. Akan tetapi sang pria berjanggut sigap memegangi salah satu kakinya.

Srak!

Apa yang dilakukan pria berjanggut itu sukses membuat gaun Lova sedikit sobek.

"Menarik. Aku suka suara sobekan gaunmu. Membuatku merasa lebih bergairah. Inikah tujuanmu bersikap begini, Arlova sayang?" ucap si pria berjanggut. Pegangannya semakin erat.

"Lepaskan!" Lova berusaha keras memberontak. Dia tidak hanya merasa dilecehkan. Tetapi juga terhina.

Karena merasa terancam, Lova menendang wajah sang pria berjanggut dengan kaki yang satunya. Sang pria berjanggut sontak mengaduh. Tendangan Lova berhasil membuat hidungnya bercucuran darah. Entah pingsan atau tidak, pria tersebut ambruk ke lantai.

Lova memanfaatkan waktu untuk melarikan diri. Saat tidak sengaja melewati cermin, dia dikejutkan dengan beberapa titik tubuhnya yang lebam. Lova semakin bingung.

"Bukankah aku baru mengalami kecelakaan? Kenapa lukanya terkesan seperti aku baru dipukuli?" gumam Lova.

Lova berpikir sejenak mengenai semua rentetan kejadian setelah kecelakaan. Segalanya benar-benar aneh. Dari mulai pakaian, pria berjanggut tadi, dan tubuhnya yang terdapat lebam.

"Apa aku diculik oleh mafia?" Segala praduga digumamkan Lova. Dia lekas menggeleng tegas dan mencoba berpikir positif. Lova mencoba mengabaikan keanehan itu. Ia segera berlari ke arah pintu.

'Apapun yang menimpaku. Hal terpenting adalah kembali pulang!' pikir Lova sembari membuka pintu.

Mata Lova membulat sempurna. Dia kaget bukan kepalang. Bagaimana tidak? Dia menemukan dirinya berada di lorong yang diterangi lampu temaram. Biasanya tempat seperti itu tersedia di kamar-kamar yang disediakan oleh tempat hiburan malam.

Suara musik perlahan terdengar ke telinga Lova. Terutama ketika dia terus melangkah maju melewati lorong.

Dari arah depan, Lova menyaksikan seorang wanita yang juga terlihat mengenakn gaun minim sepertinya. Dia mengarahkan jari telunjuk ke arah Lova.

"Aku?" Lova heran. Satu tangannya menunjuk ke dada. Kemudian menengok ke belakang. Memastikan apakah ada orang atau tidak di sana. Namun Lova tidak menemukan siapapun. Yang mengartikan bahwa wanita itu memang menyapanya.

"Lova! Kenapa cepat sekali? Apa Tuan Darwin tidak sekuat biasanya lagi?" tegur wanita berkulit kecokelatan tersebut. Raut wajahnya tampak kurang bersahabat. Dia sering disapa dengan panggilan Felly.

"Kau siapa?" Lova justru berbalik tanya.

"Apa aku tidak salah dengar? Apa sekarang kau benar-benar sengaja bersikap seperti idiot?" timpal Felly dengan tatapan menyelidik.

"Felly?" kening Lova mengernyit. Dia memang tidak mengenal Felly. Akan tetapi namanya terdengar tidak asing.

"Maaf. Aku tidak punya kenalan bernama Felly," ujar Lova. Dia buru-buru meninggalkan Felly.

Bersamaan dengan itu, terdengar suara teriakan wanita. Beberapa orang segera berlarian mendatangi wanita yang berteriak tadi. Namun Lova malah terus melajukan langkahnya.

Ternyata alasan wanita tersebut berteriak, karena dia baru memasuki kamar Lova dan pria berjanggut tadi. Dia kaget karena menyaksikan wajah si pria berjanggut dipenuhi darah.

Madam Jessy sebagai germo di tempat hiburan bernama Eden Night itu marah besar. Dia menyuruh anak buahnya untuk mengobati luka pria berjanggut yang bernama Darwin tersebut.

"Mana Lova?! Beraninya dia memperlakukan pelanggan setia kita dengan cara begini!" ujar Madam Jessy dengan mata yang menyalang.

Semua bawahan wanita di dekatnya langsung menundukkan kepala. Madam Jessy memang akan berubah jadi sangat mengerikan ketika sedang marah.

"Semuanya! Cepat cari Lova! Dan bawa dia ke hadapanku!" titah Madam Jessy. Seluruh anak buah lelakinya yang berbadan kekar langsung melaksanakan. Mereka berpencar untuk menemukan Lova.

Sementara itu, Lova tengah memasuki ruang utama tempat hiburan. Di sana dipenuhi oleh banyak sekali orang. Atensinya tertuju ke arah penari striptis yang ada di panggung.

Lova berjalan pelan. Sampai pembicaraan dua orang pria membuat langkahnya terhenti.

"Axenia sekarang sedang di masa suram. Semuanya karena Raja Renald yang sedang mengalami sakit parah."

"Iya, aku tahu. Di antara tiga pangeran yang ada, aku berharap Titan atau Finn yang akan menjadi raja selanjutnya. Jangan sampai Pangeran Nathan!"

"Sebenarnya Pangeran Nathan tidak seburuk itu. Aku pikir, dia adalah yang terbaik dibanding kedua saudaranya. Nathan hanya saja, terlalu sering hilang kendali."

Pembicaraan dua lelaki tersebut terdengar jelas di telinga Lova. Dia dapat mendengarnya karena dua lelaki itu bicara cukup lantang.

"Tunggu! Pangeran Nathan? Pangeran Titan? Axenia? Bukankah itu nama-nama yang ada di novel Putri & Tiga Pangeran Axenia? Apa aku..." Mata Lova bergetar. Dia menduga, tetapi sulit untuk percaya.

Bab 2 - Panik

...༻⑅༺...

Lova menggeleng tegas. Berusaha menepis pikiran yang tidak-tidak. Ia tak mau menyimpulkan terlalu cepat.

Untuk memastikan, Lova mencoba bertanya. Dia mencegat salah satu lelaki yang kebetulan berjalan melewatinya.

"Halo, Tuan. Boleh aku bertanya apa nama tempat kita berada sekarang?" tanya Lova.

"Apa kau sengaja berbasa-basi untuk merayuku?" bukannya menjawab lelaki itu justru tergoda dengan Lova. Dia juga terlihat agak sempoyongan.

"Lupakan!" Lova memilih pergi. Jujur saja, perasaannya dirundung rasa panik. Kini tujuan utamanya adalah keluar dari Eden Night secepat mungkin.

Lova berupaya mencari jalan keluar. Dia melangkah secara acak. Sampai akhirnya Lova berhasil menemukan pintu keluar.

"Lihat! Itu dia!" belum sempat Lova beranjak, salah satu lelaki berbadan kekar dekat pintu berseru. Dia dan dua temannya segera berlari ke arah Lova.

Mata Lova membola. Dia merasakan adanya ancaman. Alhasil gadis itu langsung menjauh.

Aksi kejar-kejaran sempat terjadi. Semuanya terhenti ketika Lova membaur ke ruang utama. Di sana gadis itu berusaha bersembunyi di antara orang banyak.

Lova berusaha menemukan jalan keluar lain. Dia memasuki sebuah kamar mewah yang kebetulan kosong. Di sana terdapat jendela yang bisa dilewati.

Sebelum melompat dari jendela, Lova menemukan sebuah kartu tarot yang mendadak muncul. Kartu itu muncul dengan percikan-percikan cahaya kecil. Persis seperti sihir yang sering dilihat Lova di film fantasi.

Pupil mata Lova membesar. Dia juga mengerjap dan memukuli pipinya berulang kali. Memastikan apa yang dilihatnya nyata atau tidak.

"Sakit! Berarti ini benar-benar nyata," ucap Lova. Perlahan dia mengambil karto tarot. Gadis itu memperhatikan dengan baik-baik. Dia mengamati kartu tarot bergambar seorang pria yang memegangi dua tongkat tersebut. Dalam kartu tarot sendiri kartu itu disebut two of wands.

"Aku tidak mengerti. Tapi aku akan mengambil kartu ini. Berjaga-jaga kalau aku benar-benar berada di dunia novel. Mungkin saja kartu ini adalah petunjuk," gumam Lova seraya naik ke atas jendela. Dia sudah siap melompat.

"Berhenti!!!" pekik salah satu lelaki berbadan kekar. Ia baru saja membuka pintu. Sukses memergoki Lova yang baru melompat keluar. Tanpa pikir panjang, lelaki itu dan teman-temannya segera melakukan pengejaran.

Lova menyempatkan diri untuk menyimpan kartu tarot ke dalam bra. Ia segera berlari ke arah yang acak. Tetapi baru beberapa langkah beranjak dari area Eden Night, dia sudah dikepung oleh dua lelaki berbadan kekar.

Langkah Lova terhenti. Dia terpaksa mengangkat tangan ke udara. Di saat para lelaki yang mengepungnya mendekat, Lova mengeluarkan jurus bela diri.

Satu tendangan dan dua tinjuan sukses menumbangkan dua lelaki berbadan kekar. Mereka tidak menyangka Lova bisa melakukan perlawanan.

"Lihat! Siapa yang--"

Bruk!

Perkataan Lova terpotong ketika kepalanya tiba-tiba dipukul dari belakang. Dia langsung pingsan dalam sekejap.

...****************...

Lova membuka mata. Dia memegangi kepala. Lova menyadari kepalanya mengeluarkan darah cukup banyak. Gadis itu merubah posisi menjadi duduk. Ia berupaya mengalahkan rasa pusing yang menyengat.

Parahnya Lova sendirian. Hanya ada cahaya lampu pijar yan menemani.

Lova kali ini menemukan dirinya berada di ruangan kotor dan dipenuhi banyak barang bekas. Lova yakin dirinya sedang berada di gudang.

Lova segera berlari ke pintu. Dia mencoba membuka pintu sekuat tenaga. Nihil, dirinya tidak mampu membuka pintu. Sekarang Lova bisa menyimpulkan bahwa dia sedang dikurung.

"Apa salahku? Kenapa ini bisa terjadi?" Lova mengacak-acak rambut panjangnya dengan frustasi. Ia terduduk menyandar di depan pintu.

Lova menghening dalam sesaat. Dia memikirkan mengenai tempat dirinya berada sekarang. Lova mengeluarkan kartu tarot yang tadi disembunyikan di dalam bra. Ia memandangi kartu itu baik-baik. Mengingat betapa ajaibnya kemunculan kartu bergambar lelaki memegang dua tongkat tersebut.

"Jika aku memang di dunia novel? Aku berperan sebagai siapa?" Lova memiringkan kepala. Dia mengingat bagaimana orang-orang memanggil namanya tadi.

Di mulai dari pria berjanggut yang menyebut nama Arlova. Lalu ada Felly yang jelas-jelas memanggil Lova dengan sebutan namanya sendiri.

"Tunggu. Arlova? Bukankah dia karakter figuran yang dihukum mati itu?" Lova baru ingat cerita novel yang dibacanya. Wajar kalau dia nyaris lupa. Karena karakter Lova hanya muncul dalam tiga pragraf cerita.

Lova menggeleng berkali-kali. Dia tentu tidak mau menjadi karakter Arlova. Wanita PSK sekaligus memiliki nama yang sama dengannya. Lova ingat kalau karakter Arlova akan dihukum mati karena difitnah membunuh Pangeran Nathan.

"Ini pasti tidak nyata. Aku mungkin hanya bermimpi." Lova mencubit bahunya sekuat tenaga. Sekali lagi dia merasakan sakit tiada tara. Lova bahkan tidak sengaja memekik akibat perbuatannya sendiri.

Setelah tidak sengaja berteriak, terdengar langkah kaki yang mendekat ke pintu. Lova lantas menjauh dari depan pintu. Dia kembali menyembunyikan kartu tarot ke dalam bra.

Tak lama kemudian, pintu terbuka. Sosok Madam Jessy muncul di hadapan Lova.

"Apa yang terjadi kepadamu, Sayang? Kenapa kau tiba-tiba menjadi sangat liar? Padahal kau tahu kalau dirimu adalah kesayanganku," tutur Madam Jessy sambil mendekat. Tangannya perlahan memegangi wajah Lova. Ia tersenyum lembut.

Di belakang Madam Jessy, ada tiga wanita PSK lain yang melihat. Mereka semua tampak mempelototi Lova. Menampakan ketidaksukaan secara blak-blakkan. Akan tetapi Lova hanya bisa mengernyitkan kening.

"Jika kau ingin aku mengeluarkanmu dari gudang ini, maka berjanjilah kau tidak akan melakukan hal buruk seperti kemarin malam," ucap Madam Jessy.

"Tidak!" tolak Lova. Menggeleng kuat. "Bagaimanapun caranya, aku akan keluar dari sini!" sambungnya.

Plak!

Sebuah tamparan kuat nan menyakitkan melayang ke wajah Lova. Madam Jessy membuat kepala gadis itu oleng. Sudut bibir Lova bahkan mengeluarkan darah.

"Apa yang terjadi kepadamu, Lova sayang? Kenapa kau lakukan ini pada Madam?" ujar Madam Jessy dengan ekspresi memelas palsu.

Lova mendelik. Dia memegangi sudut bibirnya yang terasa perih. Bukannya meminta ampun, Lova justru memberi tamparan balik.

Plak!

Melihat yang dilakukan Lova, semua orang berseru bersamaan. Baru kali ini ada seorang PSK yang berani menampar Madam Jessy.

"Kurang ajar!" Madam Jessy dibuat geram. Wajahnya memerah padam. "Pegangi tangannya!" perintahnya pada Felly dan kawan-kawan.

Dua tangan Lova dipegangi dengan kuat. Saat itulah dia mendapat tamparan bertubi-tubi di kedua pipinya. Suara geplakan keras menandakan betapa sakitnya tamparan tersebut.

Lova hanya bisa berteriak. Dia juga sesekali berusaha melepaskan diri. Namun apalah daya, tenaganya sudah lemah. Terlebih Lova tidak makan semenjak tadi malam.

"Hentikan, Madam! Kau bisa merusak wajah cantik itu!" suara seorang pria sukses menghentikan serangan tamparan Madam Jessy. Dia tidak lain adalah Jaden. Ketua mafia yang kebetulan berteman baik dengan Madam Jessy.

Lova sudah kewalahan dengan rasa sakit yang diterimanya. Dia melemah dan dibiarkan tersungkur di lantai.

"Aku sudah tidak tahan dengannya!" balas Madam Jessy.

"Tapi jika kau membuat tubuhnya terluka, maka apa yang akan dikatakan Pangeran Nathan nanti? Malam ini adalah jadwalnya kan?" kata Jaden serius.

"Aku sudah berusaha bersikap baik kepadanya. Tapi dia terus melawan. Dia tidak seperti Lova yang sebelumnya kukenal," terang Madam Jessy.

"Madam benar. Aku juga merasa ada yang aneh dengan Lova." Felly ikut masuk ke dalam pembicaraan.

"Oke, kalau begitu. Biarkan aku yang bicara dengannya." Jaden yang sejak tadi berdiri di ambang pintu, melangkah masuk. Dia berhenti di hadapan Lova.

Bab 3 - Bertemu Pangeran Nathan

...༻⑅༺...

Jaden memegangi dagu Lova. Lalu menyampirkan anak-anak rambut yang menempel di wajah gadis itu. Ia memperhatikan wajah Lova baik-baik.

"Lova memang yang paling cantik di antara yang lain," komentar Jaden. Membuat Felly dan yang lain langsung cemberut. Mereka sudah muak mendengar pujian yang dilantunkan orang untuk Lova.

"Kumohon... Tolong aku..." lirih Lova dengan bibir yang bergetar. Menatap nanar kepada Jaden.

"Aku akan menolongmu. Aku akan membawamu ke kamar. Kau bisa istirahat di sana." Jaden menggendong Lova dengan ala bridal. Dia juga tidak lupa menyuruh Madam Jessy untuk menyiapkan makanan dan pakaian bagus.

Jaden meletakkan Lova ke ranjang. Kemudian menutupi badan gadis itu dengan selimut.

"Terima kasih..." ungkap Lova. "Tapi wanita singa itu tidak akan menggangguku lagi kan?" tanya-nya memastikan. Lova membicarakan perihal Madam Jessy. Wanita itu memang berwajah sangar dan memiliki rambut kribo.

"Wanita singa? Maksudmu Madam Jessy?" tebak Jaden. Lova lantas menjawab dengan anggukan.

Jaden tergelak sejenak. Dia tidak bisa membantah ejekan yang diberikan Lova. Selain itu, Jaden juga tidak menepis kalau ada yang aneh dengan gadis tersebut.

'Apa kepalanya terbentur? Mungkin saja dia menderita amnesia tanpa sepengetahuan orang,' duga Jaden dalam hati.

"Bolehkah aku bertanya? Apa kita sekarang berada di tempat yang bernama Axenia?" tanya Lova.

Jaden mengangguk. "Iya, kerajaan Axenia. Memangnya kenapa? Apa kau lupa?" tanggapnya heran.

"Apa ada Pangeran yang bernama Nathan?" Lova memastikan sekali lagi. Dia mengabaikan pertanyaan dari Jaden.

"Iya, dia Pangeran yang sangat menyukaimu. Pangeran Nathan selalu berkunjung ke sini karena dirimu," ujar Jaden.

Kini Lova tidak bisa menolak kenyataan. Sudah jelas dirinya masuk ke dunia novel Putri & Tiga Pangeran Axenia. Lova hanya bisa menelan salivanya sendiri. Tidak tahu harus berbuat apa.

Pintu perlahan terbuka. Felly tampak membawa nampan berisi makanan dan minuman. Sedangkan dibelakangnya ada Cheryl yang membawa pakaian baru untuk Lova.

"Kalian bisa letakkan di atas nakas!" suruh Jaden. Dia, Felly, dan Cheryl segera pergi dari kamar.

Lova merubah posisi menjadi duduk. Dia yang merasa gundah, memutuskan memakan makanan yang ada di atas nampan. Lova menghabiskan semuanya dalam beberapa menit.

"Apa yang harus aku lakukan?" Lova lagi-lagi mengamati kartu tarot yang sempat dia dapatkan kemarin. Dia berpikir untuk mencari seseorang yang bisa mengartikan kartu tarot yang dirinya dapatkan itu.

Lova mencoba membuka pintu. Namun pintunya lagi-lagi terkunci.

"Apa orang-orang di sini pengurung akut? Mereka selalu mengunci orang sendirian di dalam ruangan!" keluh Lova seraya mendengus kasar.

Lova berdecak kesal. Dia memilih ke kamar mandi dan membersihkan diri. Lalu mengenakan pakaian baru yang tadi dibawakan Cheryl.

"Ya ampun. Kenapa gaun pendek begini lagi?" Lova tercengang. Dia lagi-lagi mendapati gaun mini sepangkal paha dan bertali spageti. Hanya warnanya yang berbeda dibanding gaun sebelumnya.

Lova enggan mengenakan pakaian minim lagi. Dia lebih memilih mengenakan pakaian lelaki yang kebetulan ada di lemari.

Bertepatan dengan itu, terdengar ada seseorang yang memutar kunci ke pintu. Sosok tersebut tidak lain adalah Madam Jessy.

"Baju macam apa itu?!" timpal Madam Jessy seraya berkacak pinggang.

"Ini adalah gayaku yang sebenarnya," sahut Lova santai.

"Cepat lepaskan! Dan pakai gaun yang dibawakan Cheryl!" titah Madam Jessy.

"Kalau aku tidak mau?" tantang Lova.

Madam Jessi menarik sudut bibirnya ke atas. Dia memanggil tiga lelaki berbadan kekar untuk datang.

Lova tersenyum singkat. Belum sempat kena serangan, dia segera bergerak lebih dulu. Lova mengambil lampu tidur dan memukulkannya ke wajah Madam Jessy.

Setelah itu, Lova langsung berkelahi dengan lelaki berbadan kekar. Hanya bermodalkan keahlian bela diri yang mumpuni, Lova mampu menumbangkan semua lawannya.

Untuk berjaga-jaga, Lova mengurung Madam Jessy dan tiga lelaki berbadan kekar di kamar. Dia memanfaatkan waktu untuk melarikan diri. Tetapi jalannya harus terhambat karena ada Jaden yang menghalangi.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi pada kepalamu, Lova. Yang pasti aku tidak akan membiarkanmu pergi dari sini." Jaden menempelkan ujung pistol ke jidat Lova. Sisi jahatnya mulai terlihat. Tatapan Jaden sangat tajam. Seolah-olah akan membunuh.

Mata Lova membulat sempurna. Sekujur badannya gemetar. Sebab selama seumur hidup, dia belum pernah berhadapan dengan pistol. Ujung senjata api itu terasa sangat dingin.

"Ba-baiklah... Aku tidak akan pergi..." Lova ketakutan. Dia akhirnya memilih mengalah. Jaden segera membawanya kembali ke kamar.

Madam Jessy mengeratkan rahang kesal. Wajahnya tampak lebam gara-gara serangan Lova tadi. Ia melotot ke arah Lova. Begitu pun tiga lelaki berbadan kekar.

"Sudah. Kalian bisa menghukum Lova, setelah kunjungan Pangeran Nathan berakhir. Untuk sekarang, bersabarlah!" ujar Jaden. Madam Jessy memang selalu tunduk kepadanya. Kebanyakan pelanggan yang datang ke Eden Night, karena koneksi yang dimiliki Jaden.

Dengan terpaksa, Lova menuruti apa yang disuruh Madam Jessy. Penjagaan terhadapnya semakin bertambah.

Jaden mempekerjakan dua lelaki berbadan kekar untuk berjaga di depan pintu kamar Lova. Tahu Lova takut dengan pistol, Jaden memberikan senjata itu kepada dua penjaga.

Sekarang Lova tidak bisa kemana-mana. Dia hanya bisa berdiam diri di kamar dalam pengawasan. Lova harus bersiap terhadap pertemuannya dengan Pangeran Nathan nanti malam.

...****************...

Ketika Madam Jessy datang, saat itulah Lova harus pergi dari kamar. Dia harus menemui Pangeran Nathan di kamar khusus dan mewah.

"Masuklah dan tuangkan minuman ke dalam gelas untuk pangeran! Jika kau berani macam-macam, maka Jaden akan menembakkan peluru ke kepalamu!" ancam Madam Jessy dengan nada penuh penekanan.

"Baik, Madam." Lova menjawab malas. Ia segera duduk ke kursi yang telah disediakan. Madam Jessy segera meninggalkannya seorang diri.

Selang sekian menit, pintu kamar terbuka. Sosok lelaki berwajah tampan tampak memasang tatapan sayu. Matanya juga agak memerah. Dia jelas sedang mabuk.

Meskipun begitu, lelaki tersebut masih mampu berjalan lurus. Ia datang bersama dua pengawal berseragam. Jelas kalau lelaki itu adalah Pangeran Nathan.

"Lova... Aku sangat merindukanmu," ungkap Nathan sembari melangkah masuk. Lalu menutup pintu dengan sekali bantingan.

Lova terkesiap. Dia sempat terpaku akan paras rupawan yang dimiliki Nathan. Lelaki itu segera duduk ke dekatnya. Duduk dengan gaya melipat salah satu kaki.

Nathan meletakkan satu tangan ke atas lutut yang terlipat. Gayanya benar-benar tidak seperti seorang pangeran pada umumnya. Dia justru bersikap seperti anggota kerajaan yang kurang ajar.

"Terima kasih. Kau selalu tahu minuman favoritku." Nathan mengambil gelas berisi alkohol yang tadi dituangkan Lova.

"Bukan aku yang memilihnya. Tapi Madam Jessy. Harusnya kau berterima kasih kepadanya," sahut Lova sambil membalas tatapan Nathan. Nada bicaranya terkesan sinis.

Mulut Nathan menganga lebar. Dia sepertinya sangat kaget. "Baru kali ini aku melihatmu bicara begitu kepadaku. Kau bahkan berani menatapku," ucapnya tak percaya. Nathan terkekeh. Lalu mendekatkan wajah.

Lova berusaha menghindar. Tetapi Nathan sigap memegangi wajahnya. Kemudian menyambar bibir Lova dengan ciuman penuh gairah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!