NovelToon NovelToon

My Handsome Teacher

Prolog

Hallo aku Eva Yulianti,

aku suka menulis sejak kelas 6 SD. Sekarang, aku duduk dikelas 2 SMK

dan disini lewat NovelToon aku Ingin mencoba mengekspresikan hoby menulisku lewat Novel singkat ku yang berjudul "My Handsome Teacher"

yang bercerita tentang seorang siswi populer yang jatuh cinta pada guru baru tampan yang menjadi idola para siswi di sekolahnya.

Yoo marii membaca":)

⁄(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)⁄

Grrycia melentangkan tangannya di pinggir lapangan futsal out dor di belakang sekolah, matahari bersinar cukup terik siang itu, tapi Grrycia begitu menikmatinya.

"Grryc, kamu di panggil Pak Andreas tuh!" seru Mona, teman sekelas Grrycia yang tiba-tiba sudah ada saja di hadapannya seperti hantu.

"Mau ngapain?" tanya Grrycia. Acuh.

"Barangkali dia mau mengutarakan isi hatinya tuh padamu, kan lumayan." goda Mona,

Grrycia menatapnya. Jengkel.

"lima menit lagi!" sahutnya setelah beberapa saat.

"Dia nggak bisa nunggu!"

Kali ini Grrycia mendesah. "Emangnya penting?" tanyanya dengan nada tak ramah, semakin jengkel.

"Makannya kamu temuin dia." bujuk Mona susah payah.

Anak ini begitu keras kepala.

Grrycia mengembuskan napas kasar.

Kesal pada guru tampan menyebalkan yang menghianati perasaanya itu.

"Ayo!"

Dengan ogah-ogahan, akhirnya Grrycia mengikuti.

Grrycia Kiana

***

Zeinn Andreas, guru muda tampan yang penuh pesona. Dengan sorot matanya yang tajam, ia justru kian memesona di mata para wanita.

Tingkah angkuh dan sifat dinginnya bahkan tidak mengurangi kesempurnaanya itu. Siapa memang yang sanggup menolak pesonanya?

Bahkan setiap wanita dari berbagai kalangan akan rela melakukan apapun demi mendapat perhatiannya.

sehingga adalah hal yang wajar, jika seorang Grrycia Kiana pun melalukan hal yang sama pada guru tampan itu.

Zeinn Andreas

Note: Pembaca baru pasti banyak keselnya saat baca novel ini yeaa kaan. Boleh hujat asal jangan berenti baca, okey baybeeh😘❤

BACA JUGA CERITAKU YANG LAIN!

My Best Match (Kisah cinta segitiga antara Carramel, Juan dan Abram. Berikut Season 2, kisah Syandu, Araga dan Daren).

My Eternal Enemy (Kisah si judes Alea dan si kalem Arya yang kisah cintanya penuh kejutan dan kebucinan khas anak remaja)

Keyakinan Hati ( Kisah seorang gadis muslimah yang menemukan jodoh tak disangka atas sebuah Keyakinan Hati. Cerita genre religi ini mengajarkan kita, bahwasannya sebuah takdir Tuhan tidak dapat disangka - sangka. Terencana, dan indah dengan caranya)

Bukan Cinta Biasa ( Ini sequel dari My Handsome Teacher, yah. Kisah tentang Zeinn Agyan Geofata Wijaya dalam menemukan cinta sejatinya)

Permainan Sebuah Takdir ( Chat Story ini cuma kisah klasik biasa. Tapi kalo penasaran, silakan baca!🤗💪)

Maybe Mine ( Hmm menurutku dari lima cerita di atas dan enam dengan MHT. Maybe Mine adalah cerita paling beda dengan alur paling menantang. Kalau kalian mau tau cara menghadapi seorang suami yang diam diam memiliki kekasih di luar sana dengan tenang dan elegan. Maybe Mine adalah opsi terbaik🤗)

But, fyi. Untuk beberapa alasan, Maybe Mine pindah ke lapak kuning. Bisa dibaca aja dulu setengahmya di sini, kalo penasaran ntar nyusul ke lapak sebelah😂)

Sekian dan Terimakasyyyh🥰🥰💖

Grrycia Kiana

Grrycia Kiana, siswi kelas 12 Fisika 1.

Siswi populer yang cantik dan juga cerdas. Ia adalah putri semata wayang Bapak Arief Wijaya dan Ibu Deana Wijaya.

Selama hampir tiga tahun duduk di bangku SMA, ia tidak terlalu suka bergaul dengan orang lain.

Ia hanya memiliki satu sahabat yaitu Mona, menurutnya percuma banyak teman jika yang mampu mengertikannya hanya satu orang saja.

Kalau bisa sendiri, mengapa harus membutuhkan orang lain?

Pada dasarnya kita memang hidup saling berdampingan. Tapi tidak semua orang bisa di andalkan bukan?

Tidak semua orang bisa di percaya bukan?

Kurang lebih, begitulah yang Grrycia pikirkan.

"Mama, Grryc berangkat ya." pamit Grrycia sambil berlalu setelah mengambil sepotong roti isi cokelat di atas piring di meja makan.

"Hey, mau kemana? " tanya Mama Dea yang mulai berjalan menghampirinya dari arah dapur sambil membawa segelas susu.

"Sekolah."

Mama Dea mengernyit, bagai heran.

"Grryc, perasaan mama ini hari minggu."

"Iya, tapi Grryc harus ke sekolah, ada acara perpisahan buat Pak Dion." sahut Grrycia sambil berlalu, Mama Dea hanya geleng-geleng kepala. Tersenyum melihat kepergian putri kesayangannya menuju pintu keluar.

*

*

Acara perpisahan untuk Pak Dion sengaja digelar hari minggu karena Pak Dion yang harus berangkat ke luar kota pada sore harinya, sehingga tidak ada waktu untuk membuat acara resmi.

Awalnya tidak akan ada acara perpisahan kecuali hanya ucapan-ucapan singkat melalui pesan whatsapp dalam grup kelas, tapi ketua kelas Grrycia berinisiatif menggelar acara pelepasan Pak Dion agar kepergian guru itu menjadi lebih berkesan.

Grrycia berjalan dengan lesu menyusuri koridor sekolah yang sepi. Sebenarnya, ia malas harus menghadiri acara perpisahan Pak Dion, guru fisika yang dipindah tugaskan itu.

Malah Grrycia senang guru aneh itu pindah. Grrycia tidak suka karna guru berambut klimis itu sering menggodanya,

ditambah kumis hitam tebal dan perut buncitnya yang menonjol. Sambil sesekali menyisir rambutnya yang mengkilat.

Grrycia suka jijik dan pengen muntah melihatnya.

Tapi mau bagaimana lagi, guru yang tidak disukainya itu adalah wali kelasnya. Akhirnya, dengan ogah-ogahan, sebagai siswi yang dipilih menjadi skretaris kelas, Grrycia tetap

harus menghadiri acara perpisahan tersebut

*

*

Grrycia terus berjalan, tapi matanya menangkap pandangan menakjubkan, dimana seorang pria bertubuh semampai diam-diam memasuki Lab Komputer, orang itu tidak dikenal.

Sebelumnya Grrycia tidak pernah melihat orang tersebut. Meskipun Grrycia hanya melihat punggungnya saja, tapi gerak-geriknya cukup mencurigakan dan membuat Grrycia memicingkan mata dengan sorot waspada.

Dia Pasti mau mencuri komputer! Karena ini adalah hari libur. Hanya pikiran itu yang jatuh di benak Grrycia, tapi mengapa harus siang hari seperti ini?

Atau dia adalah petugas yang dipanggil untuk memperbaiki peralatan komputer yang rusak?

Tidak! Tidak! Grrycia menyangkal pikirannya sendiri, ia ingat betul jika semua peralatan komputer dalam keadaan normal. Kemaren Grrycia sudah mengeceknya saat Arvand sang ketua OSIS meminta bantuannya.

Lalu? Dia Siapa? Mau apa?

Grrycia mempercepat langkahnya, lalu memasuki ruang komputer dengan membawa

sapu yang ditemuinya di depan ruang kelas 10 Biologi.

Dengan langkah perlahan ia menghampiri pria mencurigakan yang tengah mengotak-atik komputer itu yang tepat membelakanginya.

Lalu.

Bughh!

Bugh!!!

Grrycia memukul pria itu tanpa ampun, tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara terlebih dahulu atau Grrycia yang bertanya terlebih dahulu sebelum menganiayanya.

"Kamu pasti pencuri, 'kan? Atau jangan jangan kamu utusan dari sekolah lain buat sabotase peralatan komputer kami? Huh?"

maki Grrycia, sambil terus memukuli pria itu, pria itu hanya mampu menangkis pukulan Grrycia sesekali.

"Bukan!"

"Saya ..., "

"Saya ...," pria itu menjelaskan tapi Grrycia sama sekali tidak memberinya kesempatan.

"Ayo ngaku! " paksa Grrycia, tanpa ampun.

Pak Adnan yang kebetulan tengah berjalan melewati Lab Komputer langsung masuk saat mendengar keributan.

"Ayo ngaku!" kekeh Grrycia.

"Biar saya jelaskan!"

"Ngaku!"

"Apa apaan ini?" tanya Pak Adnan sambil menangkis sapu yang dipegang oleh Grrycia.

"Grrycia, hentikan! " perintahnya saat gadis itu masih brutal mencoba menyerang mangsanya.

"Grrycia Kiana!" Pak Adnan berseru dengan suara cukup lantang. Cukup untuk membuat Grrycia menghentikan serangannya, kemudian mengatur napasnya yang berantakan.

"Pak, dia pencuri Pak, dia mau sabotase peralatan komputer kita." tuduh Grrycia dengan napasnya yang terengah-engah.

Pak Adnan mengernyitkan dahi, tidak mengerti. "Maksud kamu dia?" tanyanya kemudian sambil menunjuk orang yang menjadi korban amukan Grrycia.

"Iya Pak, memangnya siapa lagi? "

sahut Grrycia, emosi.

"Dia ini Pak Andreas, guru baru di sini!"

tegas Pak Adnan dengan kesal. Juga malu pada Pak Andreas, terlebih melihat penampilan pria itu yang menjadi berantakan karena ulah Grrycia.

"What?"

Spontan Grrycia menganga dan menahan napasnya setelah mendengar ucapan Pak Adnan, lalu melirik pada pria yang menjadi korban salah sangkanya itu, ia tengah merapikan pakaiannya.

Dan di situ Grrycia baru menyadarinya, jika pria yang disangkanya utusan dari sekolah lain itu, yang akan menjadi guru baru di sekolahnya, amat begitu tampan.

"Bù hâoyísi," sahut Grrycia, mengucapkan maaf dalam bahasa mandarin dengan tatapan kikuk pada guru tampan itu.

"Maaf Pak Andreas." sahut Pak Adnan, mewakili anak itu.

"Tidak papa, Pak."

Grrycia meringis dengan senyum kecutnya.

"Grrycia, ayo kamu gabung dengan yang lain!"

sahut Pak Adnan kemudian.

"Iya Pak, kalau begitu saya permisi."

pamit Grrycia dengan perasaan yang masih kikuk.

*

*

Grrycia mengutuki dirinya sendiri mengingat apa yang beberapa saat lalu terjadi. Kali pertama perjumpaannya dengan guru tampan itu sepertinya akan menjadi kenangan buruk mengingat hal gila yang ia lakukan. Tidak berkesan sebagaimana seharusnya terjadi.

Ia mendesah, menggelengkan kepala dan melanjutkan langkah menuju aula sekolah dimana acara perpisahan guru fisikanya akan dilangsungkan di sana, sejenak melupakan apa yang sudah terlanjur terjadi hari ini.

TBC

Think it Over

Setelah acara perpisahan itu selesai, Grrycia pulang dengan menaiki taksi, kebetulan mobilnya sedang berada di bengkel dan sopir di rumah tidak dapat menjemputnya.

"Kemana neng?" tanya sang sopir.

"Jalan angkasa Pak." Grrycia menyahut singkat.

Mobil melaju perlahan, cuaca begitu panas hari itu, sepanas gejolak di hati Grrycia. Gejolak rasa penasaran pada guru baru itu. Entah mengapa, rasanya pertemuan tak terduganya tadi dengan guru baru itu seakan memiliki pengaruh besar dalam hidup Grrycia, dan ini baru akan dimulai. Karena setelah ini, Grrycia yakin ia akan sering bertemu dengan guru tampan itu. Terutama jika ia mengajar di kelas Grrycia nanti.

Grrycia memalingkan wajahnya, menatap keluar kaca jendela mobil di sisinya, lalu menyandarkan kepalanya di sana. Rasanya pikirannya butuh istirahat memang, kegiatan hari ini cukup menguras semua tenaga dan pikirannya.

Belum lagi kejadian memalukan tadi dengan pria tampan yang katanya akan menjadi

guru baru di sekolahnya itu. Pikiran Grrycia kembali kalut.

*

*

Begitu tiba di rumah, Grrycia merebahkan tubuhnya di sofa kamarnya setelah tadi mandi dan merapikan diri.

Pikirannya tertuju pada guru baru yang tadi siang ditemuinya.

"Definisi tatap mata sepuluh detik terbayang-bayangnya sepuluh abad." decak Grrycia pada dirinya sendiri.

Pesona guru baru itu benar-benar memikat hati seorang Grrycia. Gadis periang yang acuh tak acuh, sudah dapat dipastikan bahwa ia akan menjadi pusat perhatian para siswi centil di sekolah.

"Ahh harus aku yang dapat memikat hatinya."

Harus!

Begitulah tekad yang dibulatkan seorang Grrycia Kiana Wijaya, sungguh guru tampan itu telah mengacaukan pikirannya. Ini berlebihan memang, tapi tak dapat dipungkiri bahwa pesonanya memang memabukan.

Tapi apakah mungkin jika ia belum memiliki kekasih? Atau bahkan calon istri?

Bagaimana jika nanti Grrycia benar-benar mencintainya dan ternyata dia sudah memiliki kekasih?

Grrycia pusing sendiri, ia mendesah dan mengatur napasnya dengan tenang, itu urusan belakangan, jika memang begitu yang akan terjadi, maka Grrycia harus bisa menerima konskuensinya.

Grrycia harus bisa berlapang dada meski belum tentu Grrycia dapat melakukannya.

Grrycia menggelengkan kepala pasrah, biarlah berjalan sesuai dengan apa yang akan terjadi, toh sudah ada jalannya, toh sudah ada yang mengatur apa pun hasilnya nanti.

Kelak, di masa depan. Grrycia hanya harus mempersiapkan diri saja, untuk kemungkinan-kemungkinan kecil sekali pun yang akan terjadi.

*

*

"Ada apa, sih?"tanya Mama Dea yang heran dengan sikap Grrycia, yang sedari tadi hanya senyum-senyum tak karuan.

Grrycia menghentikan makannya, lalu tersenyum pada Mama Dea yang keheran-heranan.

"Ma, Grryc cantik nggak, sih?" tanya Grrycia, yang seakan kehilangan kepercayan dirinya.

Mama Dea tersenyum.

"Ma, jawab Grryc! Malah senyam-senyum." gerutu Grrycia sambil mengaduk makanannya.

"Ehem, cantik." sahut Mama Dea sambil mengamati Grrycia. Grrycia tersenyum senang, kemudian melanjutkan makannya.

"Si Non tumben nanya begitu, ya Non mah yang paling cantik atuh." Bibi yang sedang beres-beres ikut nimbrung.

Tanpa menyahut, Grrycia hanya tersenyum.

"Di sekolah Grryc ada guru baru." sahut Grrycia kemudian.

Mama Dea manggut-manggut.

"Perempuan apa laki-laki? " tanya Mama Dea, memastikan.

"Laki-laki" Grrycia menyhahut spontan.

"Tampan?" tanya Mama Dea lagi.

"Sangat." Grrycia menyahut lagi. Spontan.

"Ohh, begitu," Mama Dea menyahut dengan senyumnya yang sulit di artikan seolah sedang menggoda Grrycia.

"Mama kenapa? "tanya Grrycia menyelidik.

Mamanya hanya menggeleng, kemudian tersenyum.

Grrycia jadi kikuk.

"Udah ahh, Grrycia mau tidur." sahut Grrycia setelah menyelesaikan makannya dan melegut air putih.

"Hey, baru makan kok langsung tidur!"

seru Mama Dea sedikit berteriak karena Grrycia yang sudah berada di tangga menuju kamarnya.

Grrycia tak menyahut, langsung masuk kamar saja dan Mamanya yang sangat menyayanginya itu hanya tersenyum.

Hafal, jika anak gadisnya itu memang sedang kasmaran, sedang jatuh cinta.

Baiklah. Mama Dea akan mendukungnya.

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!