NovelToon NovelToon

Takdir Cinta Lydia

Lydia Emirat

Seorang gadis yang memutuskan untuk meninggalkan kemewahan yang diberikan oleh orangtuanya. Dia memilih tinggal dikosan karena saat dia duduk dibangku SMA teman-temannya mendekatinya hanya karena orangtuanya kaya raya.

Selain itu didasari karena teman masa kecil yang sudah dianggap sebagai kakaknya ditinggalkan oleh kekasihnya karena pria itu miskin. Pacarnya lebih memilih pria lain yang lebih kaya darinya.

Walau rencananya ini ditentang oleh mamanya tapi dia tetap kekeh untuk tinggal sendrian ditempat kos dan hidup sederhana. Apalagi papanya juga mendukung keputusannya.

"Gak mama gak setuju kamu tinggal dikosan?"kata mama Intan.

"Ayolah ma, aku mau cari teman yang benar-benar tulus sama aku tanpa melihat hartaku."kata Lydia.

"Gak mama gak setuju, kamu anak mama sama papa satu-satunya Ly."kata mama Intan.

"Pa, boleh ya tolong bujuk mama please."kata Lydia memohon dengan papanya agar mau membujuk mamanya.

"Ma, biar Lydia mencoba mandiri lagian kalau mama kangen sama dia mama bisa minta dia menginap disini. Lydiakan kuliah disini saja bukannya diluar kota."kata papa Irwan menyetujui keinginan Lydia.

"Apa yang buat kamu yakin mau tinggal dikosan? Kenapa kamu gak tinggal diapartemen aja sih?"kata mama Intan.

"Ma kalau aku tinggal diapartemen ya sama aja bohong dong. Ma aku cuma mau mandiri aja kok gak lebih."kata Lydia yang tetap berusaha untuk membujuk mamanya.

"Apa kamu mau ikuti jejak Hendru yang juga menyembunyikan identitasnya?"kata mama Intan.

"Ya hampir sama kayak kak Hendru tapi kan bedanya aku akan sering mnginap disini kalau libur."kata Lydia.

"Benar ya kamu akan sering pulang kalau gak sibuk?"kata mama Intan mencoba meyakinkan dengan ucapan putrinya ini.

"Iya ma siap."kata Lydia sambil tersenyum.

"Emang kamu sudah ada tempat kosnya Ly?"tanya papa Irwan.

"Sudah pa, nanti aku mau beres-beres apa yang perlu aku bawa. Besok baru aku akan pindah, disana juga sudah lengkap fasilitasnya kamar mandi sama dapurnya sudah ada."kata Lydia.

"Memang kamu bisa masak?"tanya papa Irwan.

"Masak air sama mie aja yang aku bisa."kata Lydia membuat kedua orangtua itu tertawa.

Orangtua Lydia tak tau jika putrinya itu akan mencari pekerjaan paruh waktu. Dia benar-benar ingin hidup mandiri tanpa dibayangi nama besar keluarganya.

Setelah makan malam itu Lydia masuk ke kamarnya untuk beres-beres. Saat sedang beres-beres dia tak sengaja menjatuhkan sebuah foto. Dia langsung melihat dan setelah itu menghera nafas panjang. Dia tak sangka persahabatannya selama 3 tahun berakhir hanya karena mereka hanya memanfaatkan Lydia agar semua keinginan mereka terpenuhi. Lydia memang tak pernah bisa menolak keinginan kedua sahabatnya.

~Flashback on~

Tapi semua itu berakhir saat Lydia tanpa sengaja mendengar percakapan kedua sahabatnya itu dengan teman-temannya yang lain.

"Kamu kok betah sih berteman sama Lydia yang sok cantik itu?"kata temannya.

"Kami tu betah-betahin tau kalau bukan karena dia kaya aku juga gak akan mau berteman dengannya."kata Clara.

"Aku juga terpaksa karena dia suka bantuin aku bayar spp kalau gak berteman dengannya aku gak akan bisa sekolah."kata Ziva.

"Berarti kalian berteman dengan Lydia hanya karena hartanya?"kata teman yang lain.

"Iya kamu benar."kata mereka berdua bersamaan.

"Kasian berarti Lydia hanya kalian manfaatkan aja."kata teman yang lain.

"Iya sih tapi mau bagaimana lagi kalau dia miskin aku juga gak mau berteman dengannya lagi."kata Ziva.

Sejak saat itu Lydia menjauh dengan kedua temannya. Dia bertekad akan mencari teman-teman yang tulus dengannya tanpa memandang siapa dirinya.

~Flashback Off~

Keesokan harinya Lydia benar-benar pindah ke kos-kosan. Dia mendapat teman baru dikosan itu namanya Sandra dia juga kuliah dikampus yang sama dengannya hanya saja bedanya Sandra lewat jalur beasiswa.

"Hai namaku sandra kamu siapa?"kata Sandra yang tomboi tapi mudah akrab dengan yang lain karena dia anaknya ceria sama seperti Lydia tapi beda penampilan saja.

"Hai juga namaku Lydia, kamu sudah lama tinggal disini?"kata Lydia.

"Aku baru minggu kemarin tinggal disini."kata Sandra.

"Kamu anak baru juga berarti? Kamu dari mana?"kata Lydia.

"Aku dari Surabaya, kamu sendiri darimana?"kata Sandra.

"Aku dari jogja."kata Lydia yang berbohong dengan Sandra gak mungkin kan dia bilang jika dia juga dari jakarta masak dari jakarta dia malah ngekos. Lagian bukannya dia berbohong memang neneknya ada dijogja sekarang.

"Wah kayaknya kita cocok, oh ya kamu ambil jurusan apa?"kata Sandra.

"Aku ambil manajemen bisnis, kamu sendri ambil apa?"kata Lydia.

"Sama dong berarti kita satu kelas, eh sudah dulu ya kita sambung nanti sekarang aku mau berangkat kerja dulu."kata Sandra.

"Kamu kerja dimana?"kata Lydia yang gak nyangka jika teman barunya ini sudah dapat pekerjaan.

"Aku kerja dicafe dijalan santosa tu kamu tau kan?"kata Sandra.

"Aku gak tau kan aku baru disini."kata Lydia yang pura-pura gak tau padahal sebenarnya dia tau cafe itu.

"Oh ya aku lupa, maaf deh kalau gitu nanti saat ke kampus sekalian aku tunjukin tempat kerjaku."kata Sandra.

"Oh ya San apa ditempat kerjamu masih membutuhkan karyawan lagi aku juga mau ikut kerja kalau ada."kata Lydia.

"Nanti deh aku tanyain tapi kalau gak dicafe tempat aku kerja gak papakan? Misalnya ditoko gitu?"tanya Sandra.

"Iya gak papa asal aku bisa kerja lumayan bisa bantu orangtuaku."kata Lydia.

"Memang orangtua kamu kenapa?"kata Sandra yang ingin tau tetang orangtua Lydia.

"Orangtuaku usahanya sedang mengalami masalah, lagian bapakku kan hanya seorang pedagang."kata Lydia.

"Kamu yang sabar ya, aku akan carikan kamu kerja tapi kamu juga harus usaha sendiri takutnya kalau nunggu aku lama dapatnya"kata Sandra.

"Siap. Udah sana berangkat nanti kamu telat lagi kerjanya."kata Lydia.

"Oh ya, ya sudah aku berangkat dulu"kata Sandra.

Lydia setelah kepergian Sandra langsung saja membereskan barang-barangnya lagi yang sempat tertunda karena dia tinggal berbicara dengan Sandra tadi. Saat Lydia sedang istirahat didepan kamar kosnya ternyata ada seorang perempuan yang menghampirinya.

"Hai aku Ita nama kamu siapa?"kata Ita.

"Aku Lydia kamu tinggal disebelah mana?"kata Lydia.

"Tu disebelah Sandra, aku dengar kamu tadi cari kerjaan?"kata Ita.

"Iya aku mau cari kerjaan, emang kamu punya lowongan pekerjaan?"kata Lydia.

"Aku ada tapi ditoko lumayanlah gajinya."kata Ita.

"Emang bisa sambil kuliah?"kata Lydia.

"Bisa kamu bisa bilang sama pak manger nanti kalau kamu mau bekerja disana."kata Ita.

"Baiklah apa aja yang aku butuhkan buat ngelamar kerja disana?"kata Lydia.

"Kamu bawa surat lamaran kerja kayak biasanya, kapan kamu mau ngelamar biar bareng sekalian sama aku?"kata Ita.

"Besok bisa kebetulan besok aku belum masuk kampus."kata Lydia.

"Oke besok pagi jam 7 kita berangkat bareng."kata Ita.

"Kamu gak kuliah ta?"kata Lydia.

"Gak, aku masih mau nabung buat kuliah."kata Ita.

"Maaf ya Ta, aku gak bermaksut buat kamu sedih."kata Lydia yang gak enak hati.

"Gak papa kok, sekarang aku mau cari uang dulu buat biaya berobat ibuku."kata Ita.

"Emang Ibu kamu sakit apa Ta?"kata Lydia yang merasa kasian dengan Ita.

"Biasalah penyakitnya orang yang sudah tua Ly, ya sudah kalau kayak gitu aku mau istirahat dulu. Soalnya nanti malam aku harus kerja lagi."kata Ita.

"Kamu kerja dimana kok malam juga?"kata Intan.

"Kalau pagi aku kerja ditoko kalau malam aku kerja diclub malam sebagai clening servies."kata Ita.

"Kamu gak takut malam-malam keluar sendirian?"tanya lydia.

"Takut sih tapi mau bagimana lagi, ini demi ibu dan adikku hanya mereka berdua yang aku miliki."kata Ita.

"Kamu yang sabar ya."kata Lydia.

"Siap sampai ketemu besok pagi."kata Ita sambil berjalan kembali ke kamarnya.

Hari ini Lydia merasa bersyukur karena selama ini dia selalu dipenuhi semua kebutuhannya dari keduaorangtunya tanpa dia bersusah payah mendapatkannya. Dia tak menyangka baru sehari tinggal disini sudah mendapatkan 2 teman yang sangat baik. Semoga saja mereka berdua benar-benar tulus berteman dengannya tak seperti kedua temannya waktu SMA.

Lydia melamar kerja

Keesokan paginya Lydia bangun pagi untuk siap-siap melamar kerja ditempat kerja Ita. Saat dia sedang menunggu Ita bertepatan dengan Sandra yang juga akan berangkat kerja. Dia hari mendapat sihft pagi.

"Pagi San."kata Lydia yang melihat Sandra duluan.

"Pagi Ly, kamu kok sudah rapi mau kemana?"kata Sandra.

"Aku mau melamar kerja ditempat Ita."kata Lydia.

"Emang disana masih cari karyawan?"kata Sandra.

"Masih kemarin saat kamu berangkat kerja dia datang menghampiriku dan menawarkan lowongan pekerjaan."kata Lydia.

"Syukur deh kalau kamu sudah dapat."kata Sandra yang ikut senang.

"Tapikan belum tentu aku diterima disana."kata Lydia.

"Aku doain semoga kamu diterima disana, lagian katanya disana gajinya lumayan."kata Sandra.

"Kalau gitu kenapa kamu gak kerja disana saja?"kata Lydia.

"Aku sudah mendapatkan kerja dicafe baru Ita bilang, mungkin itu bukan resekiku tapi reseki kamu."kata Sandra.

Saat mereka saling mengobrol Ita datang menghampiri mereka. Mereka berdua merasa kasian saat melihat wajah kecapekaan dari Ita tapi mereka sendiri tak bisa membantu apa-apa.

"Pagi semua."kata Ita.

"Pagi."kata Lydia dan Sandra bersamaan.

"Kamu kerja pagi San?"kata Ita.

"Iya nih, kamu masih kerja diclub malam itu?"tanya Sandra.

"Masihlah lagian hasilnya lumayan tau kerja disana. Kamu sudah siap belum Ly?"kata Ita.

"Aku gugup aku takut kalau gak diterima."kata Lydia bicara jujur jika dia gugup dan tak percaya diri.

"Kamu harus yakin gak boleh gugup, kamu jawab saja apa ditanyakan sama bu manager. Sekalian kamu bilang kalau kamu sedang kuliah."kata Ita.

"Iya biar manager itu berpikir mau menerima atau gak. Ya sudah ayo berangkat daripada telat."kata Sandra.

Mereka akhirnya berangkat bersama, hanya saja dipersimpangan mereka terpisah karena arah tempat kerja mereka berbeda. Lydia yang baru saja sampai depan pintu langsung saja gugup. Dia menghentikan langkahnya Ita yang tau jika Lydia sedang berhenti langsung saja ikut berhenti dan memandang ke belakang.

"Ada apa?"kata Ita.

"Aku gugup."kata Lydia.

"Kalau kamu gugup, coba kamu ingat apa tujuan kamu datang atau kamu ingat kedua orangtuamu. Dengan begitu aku yakin kamu bisa."kata Ita.

Lydia setelah menghera nafas langsung saja masuk ke dalam mengikuti Ita. Ita langsung mengantarkan Lydia ke ruangan managernya.

Tok tok tok

"Siapa?"kata bu Rosa.

"Ini saya bu Ita, saya datang bersama dengn teman saya."kata Ita.

"Oh ya masuk saja Ta."kata bu Rosa.

Kemarin sore setelah berbicara dengan Lydia, Ita langsung memberitau bu Rosa jika hari ini ada temannya yang mau datang untuk melamar pekerjaan. Mereka berdua masuk ke dalam.

"Selamat pagi bu."kata mereka berdua bersamaan.

"Pagi, ini teman kamu Ta?"kata bu Rosa.

"Iya bu ini teman saya yang saya ceritakan semalam. Kenalkan ini teman saya Lydia bu."kata Ita.

"Baiklah kalau begitu kamu bisa kembali bekerja."kata bu Rosa memerintahkan agar Ita kembali bekerja.

Bu Rosa setelah melihat Ita pergi langsung saja memandang Lydia dari atas sampai ke bawah. Dia tak mau salah memilih karyawan karena kearin-kemarin sempat terjadi penculian yang dilakukan oleh karyawannya sendiri.

"Boleh aku liat surat lamaran kamu."kata bu Rosa.

"Oh iya bu, ini surat lamarannya."kata Lydia menyerahkan surat lamaran yang dia bawa.

"Kamu duduk dulu, biar saya periksa dulu berkas kamu."kata bu Rosa.

Lydia langsung duduk didepan bu Rosa, sambil menunggu dia harap-harap cemas apakah bu Rosa menerimanya kerja ditoko ini.

"Kamu baru lulusan kemarin?"kata bu Rosa.

"Iya bu."kata Lydia.

"Kamu belum pernah bekerja selama ini?"kata bu Rosa.

"Saya belum pernah bekerja sebelum ini."kata Lydia.

"Apa kamu siap jika bekerja disini dengan tekanan kerja disini?"kata bu Rosa.

"Saya siap bu tapi saya minta izin apa bisa saya bekerja sambil kuliah bu?"kata Lydia.

"Boleh kalau soal itu kamu diskusikan dengan Ita, Oh ya jam kerja kamu sama Ita beda ya."kata bu Rosa.

"Maksutnya beda gimana ya bu?"kata Lydia.

"Ita kerja disini hanya smapai jam 5 tapi kalau kamu sampai jam 9 karena biasanya toko ini tutup jam segitu."kata bu Rosa.

"Baik bu kalau soal itu saya bisa, berarti saya boleh bekerja disini bu?"kata Lydia.

"Iya kamu boleh bekerja disini. Hari ini pun boleh karena karyawannya hanya kamu sama Ita saja gak ada yang lain."kata bu Rosa.

"Terimakasih bu kalau begitu saya permisi bu."kata Lydia.

Lydia setelah diterima kerja langsung saja keluar dari ruangan bu Rosa. Dia menghampiri Ita untuk menanyakan apa aja tugasnya. Dia langsung mengerjakan tugasnya setelah dijelaskan oleh Ita.

"Oh ya Ly kamu nanti saat pulang kerja bisa cek stok barang dan juga uang masuk. Aku yakin bu Rosa menyuruh kamu kerja sampai jam 9."kata Ita.

"Siap nanti sebelum pulang aku akan melaksanakan apa yang kamu katakan tapi kalau ada yang salah besok tolong kasih tau biar aku bisa perbaiki."kata Lydia.

Bu Rosa yang mendengar obrolan dari 2 karyaannya hanya tersenyum. Dia kali ini mendapatkan dua karyawan yang jujur. Dengan begini dia bisa sewaktu-waktu meninggalkan tempat ini untuk mengecek toko yang lain.

Lydia pertama kali kerja langsung disibukkan dengan pekerjaannya. Baru kali ini dia merasakan betapa susahnya bekerja. Lydia malah lebih bersyukur dengan bekerja ini karena selama ini dia tak pernah merasakan betapa susahnya bekerja.

Dia sekarang paham betapa lelah papanya mencari uang untuk memenuhi kebutuhan dia dan mama. Papa juga tak pernah mnegeluh capek kepada anak dan istri. Saat Lydia sedang melamun dikasir ada seorang pria didepan kasir. Lydia yang dipanggil-panggil tak menjawab membuat Ita yang melihat merasa gemas saat temannya sedang melamun.

"Ly...Lydia ada yang mau bayar tu."kata Ita menyadarkan Lydia.

"Eh maaf mas, apa ada lagi yang mau dibeli mas selain ini?"kata Lydia.

"Gak ini saja mbak."kata Rayyan.

"Baiklah."kata Lydia langsung menghitung barang yang dibeli oleh pria didepannya itu.

"Semuanya 45.000 mas."kata Lydia.

"Ini uangnya."kata Rayyan menyerahkan uang 50.000.

"Uangnya 50.000 kembaliannya 5000 ya mas."kata lydia.

"Terimakasih sudah datang ke toko kami."kata Lydia sambil menyerahkan kembalian dan juga resi belanjaan ke Rayyan.

Bu Rosa yang melihat cara pelayanan Lydia sangat puas. Dia gak nyangka kalau Lydia bisa melayani pembeli dengan ramah padahal baru satu kali kerja disana.

"Ly kamu kuliah ambil jurusan apa?"kata bu Rosa yang menghampiri Lydia.

"Saya ambil managemen bisnis bu, ada apa ya?"kata Lydia.

"Pantesan saja kamu bisa cara melayani pembeli dengan baik."kata bu Rosa.

"Ah ibu bisa aja saya juga masih belajar bu."kata Lydia.

Malamnya saat Lydia sedang menutup toko ponselnya berbunyi. Dia menyelesaikan dulu tugasnya mengunci pintu baru setelah itu dia mencari ponselnya yang ada ditasnya. Dia langsung mengangkat panggilan dari mamanya. Baru saja dia mengangkat telepon mamanya sudah bertanya macam-macam.

[Ma kalau mau tanya tu satu-satu bisa gak?]

[Kamu ya daritadi kemana aja mama kirim pesan kok gak diangkat?]

[Ma aku baru pulang kerja, ini lagi jalan ke kosan.]

[Apa kamu kerja?]

[Iya ma, kalau aku gak kerja mana bisa sandiwaraku berhasil.]

[Kamu kerja dimana?]

[Aku kerja ditoko sebagai kasir.]

[Lalu kuliah kamu gimana?]

[Aku kerja sambil kuliah ma, tenang aja..]

[Terserah kamu, tapi mama besok mau kesana mama mau tau bagaimana kosan kamu.]

[Gak ma, kalau mama kesini belum apa-apa peyamaran aku terbongkar. Nanti kalau aku libur kerja dan kuliah aku main kesana.]

[Kamu tau sayang rumah sepi tanpa kamu.]

[Mama bikinin aku adik lagi biar rame.]

[Kamu ngomong apa sih Ly, kamu gak ingat kalau mama sama papa sudah tua harusnya kamu yang bikinin cucu kami.]

[Dah deh ma gak usah aneh-aneh deh, aku mau fokus kuliah dulu. Ya sudah ma aku mau mandi dulu habis itu tidur besok aku kuliah.]

[Ya sudah jaga diri kamu disana.]

Lydia setelah mengakhiri panggilan dari mamanya langsung saja pergi masuk ke kamar mandi untuk mandi. Selesai mandi dia langsung berbaring diranjangnya. Sebentar saja dia berbaring Lydia sudah masuk ke alam mimpi.

Pertama kali Lydia masuk kampus

Lydia pagi ini bangun kesiangan karena mungkin kecapekan semalam baru pertama kali dia kerja. Dia bangun dan langsung mandi dengan cepat. Saat dia keluar dari kosan dia berpapasan dengan Sandra ternyata mereka berdua sama-sama telat bangun.

Mereka berdua berjalan cepat untuk mencari angkutan umum yang akan mereka pakai untuk berangkat ke kampus. Kalau pagi begini didalam angkot akan berdesak-desakan. Lydia dan Sandra melindungi barangnya sendiri-sendiri karena mereka tau jika seperti ini biasanya ada tangan nakal yang akan mengambil barang berharga mereka.

Sampai dikampus mereka sudah sangat telat. Mereka memohon pada kakak senior yang berjaga dipintu gerbang agar diizinkan untuk masuk.

"Mau kemana kalian?"tanya kakak senior.

"Kak maaf kami telat, kami boleh masuk ya."kata Sandra yang dianggukin oleh Lydia karena dia tak bisa berbicara karena nafasnya masih ngos-ngosan.

Lydia tak tau jika disana ada Hendru yang sedang memperhatikan mereka daritadi lebih tepatnya pada Lydia. Jefri tau jika temnnya ini sedang memperhatikan kedua gadis itu tapi mereka diam saja.

"Kalian tau kan peraturan ospek kemarin gimana kalau telat? Kalian tak boleh masuk."kata kakak senior.

"Aku mohon kak biarkan kami masuk ke dalam, kakak bisa hukum aku apa aja asal kami berdua boleh masuk."kata Lydia.

"Benar kak, kami mohon."kata Sandra.

Hendru yang gak tega langsung datang menghampiri mereka. Jefri pun juga ikut dibelakangnya.

"Ada apa ini yon?"tanya Hendru yang mendekat mereka.

Lydia yang melihat kalau itu Hendru langsung tersenyum dan memperlihatkan mukanya seperti orang yang sedang memohon. Hendru tak akan tega bila melihat wajah Lydia kayak gitu batinnya.

"Ini mereka berdua telat tapi tetap mau masuk ke dalam padahal sudah aku peringatkan."kata Dion.

"Kak kami mohon izinin kami masuk."kata Lydia dengan suara yang memeras.

"Mukanya gak usah dimeras merasin gitu."kata senior perempuan yang suka dengan Hendru.

Lydia sebal saat ditegur tapi mau bagaimana lagi mereka gak tau jika Hendru dan dirinya saling kenal.

"Kamu mau masuk dek?"kata Hendru.

"Iya kak kami mau masuk boleh ya?"kata Lydia dengan tersenyum senang begitu pun Sandra tak kalah senangnya,

"Ndru kamu apa-apaan sih."kata Riana.

"Memang aku kenapa Ri?"tanya Hendru.

"Kamu mau izini kedua perempuan ini masuk itukan melanggar peraturan."kata Riana.

"Bukannya peraturan itu untuk dilanggar ya?"kata Hendru santai.

Aziz dan Dion bingung dengan sikap Hendru yang lain dari biasanya. Biasanya Hendru tak akan memperhatikan seorang perempuan tapi kali ini beda dengan gadis yang ada didepan mereka berdua.

"Kak kami boleh masukkan?"kata Lydia yang udah gak sabar.

"Gak sabaran amat dek.."kata Hendru sambil tersenyum. Lydia yang melihat senyum itu langsung terdiam dia berharap Hendru tak akan meminta dia melakukan sesuatu yang aneh-aneh.

"Ndru kasian itu senyumnya hilang."kata Aziz yang melihat senyum Lydia hilang.

"Ah masak sih, oh ya aku dengar tadi kamu akan melakukan apapun asal kalian berdua boleh masuk?"tanya Hendru.

"Iya kak kami akan melakukan apapun asal kakak izinin kami masuk."kata Sandra tapi Lydia malah terdiam.

"Kamu gimana masih mau melakukan sesuatu yang kami mau?"tanya Hendru ke Lydia tapi dia malah melamun. Sandra langsung menyenggol lengan Lydia agar anak itu sadar.

"Ah apa kak?"Lydia.

Hendru mendekat dan membisikkan "Apa kamu mau melakukan sesuatu agar kamu bisa masuk?"kata Hendru.

"Iya kak kami berdua akan melakukannya. Tapi syaratnya jangan yang aneh-aneh ya."kata Lydia yang tu bagaimana jahil Hendru.

"Gak aneh kok kalian bersihin toilet yang ada dikampus ini."kata Hendru.

"Ha apa kak?"kata Lydia

"Kalian berdua bersihin toilet yang ada disini sanggup?"kata Hendru.

"Itu gak terlalu berat buat mereka Ndru?"tanya Aziz.

"Gak itu gak berat kok, gimana mau gak?"kata Hendru lagi.

"Baik kak akan kami lakukan."kata Lydia.

"Oke silahkan mulai sekarang, kalian bisa tanya dimana letak toilet ke tukang bersih-bersih."kata Hendru.

"Baik kak."kata mereka berdua bersamaan.

Sebenarnya Hendru gak tega tapi mau bagaimana lagi ini cara dia agar Lydia bisa masuk. Kalau gak gitu pasti dikira kalau Hendru pilih kasih.

"Kamu kenapa ngelihati gadis itu mulu?"kata Dion yang tau jika Hendru matanya tak lepas dari gadis tadi.

"Gak papa, aku heran aja sama mereka berdua kok mau aku suruh bersihin toilet."kata Hendru yang langsung pergi darisana.

1jam kemudian saat Hendru tak melihat Lydia didalam barisan anak-anak baru disana hanya ada Sandra membuat dia khawatir. Hendru langsung berjalan menghampiri Sandra untuk bertanya dimana Lydia.

"He kamu mana teman kamu satu lagi?"kata Hendru.

"Dia ada di uks kak, tadi dia pingsan."kata Sandra.

Hendru langsung pergi kesana untuk menuju uks. Tanpa dia sadari teman-teman lainnya memandang Hendru dengan wajah yang khawatir. Kedua temannya pun ikut penasaran akhirnya mereka berdua mengikuti kemana Hendru pergi dan ternyata dia pergi ke uks.

Didalam uks dia merasa lega karena Lydia baik-baik saja. Dia langsung menghampiri Lydia dan Lydia sendiri hanya tersenyum.

"Kenapa bisa pingsan sih dek?"kata Hendru.

"Tadi aku gak sarapan karena telat bangun."kata Lydia.

"Bukannya tante akan marah jika kamu gak sarapan?"kata Hendru yang tau jika tante Intan akan marah kalau Lydia tak sarapan karena dia punya penyakit lambung.

"Aku gak tinggal sama mama papa, aku ngekos."kata Lydia yang membuat Hendru menghera nafas berat.

"Kenapa harus ngekos sih dek, kamu ngekos dimana?"kata Hendru.

"Aku ngekos dijalan santosa."kata Lydia tanpa mengatakan apa yang jadi alasannya untuk tinggal sendiri.

"Kamu tau dek, aku gak bisa terus menjaga kamu disini. Aku gak mau mereka semua tau indentitas aku yang sebenarnya."kata Hendru.

"Aku tau kak, aku juga gak mau jika mereka tau jika aku anak papa mama."kata Lydia.

"Kenapa kamu lakuin ini?"kata Hendru.

"Sama kayak kakak."kata Lydia.

Hendru tak bertanya lagi karena dia tau jika Lydia tak akan meberitahu alasannya. Tanpa mereka berdua sadari jika kedua pria itu mendengar percakapan mereka berdua Aziz tau siapa Hendru yang sebenarnya karena dia adalah sepupu Hendru tapi Dion tak tau dan langsung melihat kearah Aziz.

"Nanti aku kasih tau kamu soal Hendru tapi kalau gadis itu aku gak tau."kata Aziz yang jujur jika dia tak kenal dengan Lydia.

"Aku tunggu."kata Dion mereka memutuskan untuk pergi sebelum diketahui oleh Hendru jika mereka mendengar ucapan mereka.

Hendru langsung keluar untuk pergi ke kantin untuk memberikan makanan untuk Lydia. Untung saja tak ada yang melihatnya.

"Nih makan dulu, habis itu minum obat."kata Hendru menyerahkan makanan yang dia beli tadi.

"Makasih kak."kata Lydia.

"Ya sudah aku tinggal dulu, aku gak mau mereka curiga. Nanti pulang biar aku antar pulang sekalian aku mau liat kosan kamu." kata Hendru.

"Gak usah kak, aku pulang sama Sandra saja dia satu kosan sama aku."kata Lydia.

"Ya sudah kalau ada apa-apa bilang sama aku."kata Hendru dan langsung pergi dari uks kembali ke lapangan.

Lydia sendiri langsung makan dan minum obat yang diberikan oleh Hendru. Setelah merasa baikan dia kembali berkumpul dengan anak-anak baru.

"Kamu sudah sehat Ly?"kata Sandra.

"Udah kok maaf ya aku ngerepotin kamu tadi."kata Lydia gak enak dengan Sandra.

"Gak papa kok, kamu memang punya sakit Ly?"tanya Sandra.

"Aku punya asam lambung San dan tadi pagi aku gak sempat makan."kata Lydia.

"Lain kali kamu harus sarapan biar gak kumat lagi dan harus tepat waktu makannya gak boleh telat. Nanti aku juga aka bilang sama Ita agar dia mengingatkan kamu."kata Sandra.

"Makasih ya."kata Lydia.

Mereka kembali fokus dengan pembahasan yang diberikan oleh kakak senior. Tanpa mereka berdua sadari jika Dion dan Aziz memperhatikan mereka. Hendru yang melihat hanya geleng-geleng kepla.

"Gak usah diperhatiin terus nanti suka lo.kata Hendru.

"Takut gue pawangnya galak."kata Aziz.

"Emang kalian tau dia punya pawang?"kata Hendru.

"Aku tau saat diuks tadi dan aku juga terpaksa bongkar identitas kamu ke Dion."kata Aziz membuat Hendru terkejut.

"Tenang aku akan tutup mulut."kata Dion.

"Aku pegang kata-kata kamu."kata Hendru.

Lydia setelah pulang kuliah langsung saja menuju toko untuk bekerja sedangkan Sandra sendiri juga sama pergi ke cafe untuk bekerja.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!