NovelToon NovelToon

Menikah Kontrak Dengan BOSS!

Prolog

#Vivi

Hai, hai, hai! Kenalin, namaku Vivi umur 23 tahun, saya anak pertama dari dua bersaudara. Orang tuaku meninggal kecelakaan mobil dan Reva adikku adalah keluarga ku satu satunya yang tersisa dari kecelakaan maut itu, saya bekerja sebagai sekertaris pribadi di salah satu perusahaan Desain ternama di Jakarta.

Kalian tau kan kerjaan sekertaris pribadi. Yap, pastinya selalu berurusan dengan boss yang super jutek dan muka datar itu. Eitsss, tapi jangan salah kata cewek cewek sekantorku justru itulah yang menjadi poin tersediri. Alasan saya kerja di perusahaan ini karna saya butuh biaya pengobatan adikku Reva, dan gaji di sini terbilang cukup tinggi di banding perusahaan lain. Eits, saya belum mendeskripsikan bossku yah ? okedeh saya jelasin. Namanya Rendy pratama willian, umur 28 tahun, pengusaha termudah se Indonesia. Selain menjadi pengusaha kaya, dia juga memiliki wajah yang bisa di katakan sempurnah. Oppa oppa korea mah lewat.

**********

"Kriingggg! kriinggggg!

"Halo."

"Halo, pesan tiket 2 untuk ke Bali jam 10.00 kemudian ke ruanganku "Tuuutt, panggilan di matikan.

Yah begitulah kebiasaan bossku yang tidak memberi kesempatan berkata kata. Saya kemudian memesan tiket pesawat lewat aplikasi android, untung sekarang sudah canggih, pesan tiket aja bisa dengan duduk manis di rumah tidak perlu lagi antri di loket bandara hanya untuk memesan tiket.

Kulihat jam sudah menunjukan pukul 06.20 pagi. saya pun bergegas kekamar mandi melakukan ritualku sambil menyumpahi boss super jutek dan dingin itu, yang selalu memberikan pekerjaan yang super mendadak.

setelah mandi saya mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja rias, mencari aplikasi traveloka dan memesan tiket. saya melirik jam yang sudah menunjukan pukul 08.00, saya bergegas kekantor. sesampainya di kantor saya langsung ke ruangan Bossku.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara dari dalam. "Masuk" Saya membuka pintu kemudian masuk.

Bossku kemudian berdiri menuju pintu.

"Kamu tunggu apa, sekarang kita berangkat, kalau tidak mau ketinggalan pesawat."Ujarnya.

Saya mencerna kata katanya. "Maksud bapak saya harus ikut." Tanyaku.

"Iyah. Manejer Rino lagi ada urusan." Ujar Rendy lagi.

"Saya bisa ambil pakaian dulu pak." ujarku dengan suara pelan.

" Sekertaris Vivi kalau kamu balik mengambil pakaian kita akan terlambat." Tegasnya.

Saya hanya bisa menurut apalagi cara menjawabnya penuh penekanan.

Setelah sampai di Bali Saya langsung memesan kamar hotel VVIP satu dan kamar biasa satu di salah satu hotel berbintang di Bali.

"Saya sudah memesan kamar buat bapak." kataku sopan yah secara dia kan bossku.

"Ingat besok jam 8 kita ada pertemuan sama pengusaha dari jerman. Hari ini kamu bisa jalan jalan melihat sekitar asal jangan sampai hilang dan merepotkanku." Ujar bossku, seperti biasa dia mengatakan tanpa mengubah ekspresi datarnya.

"Iya pak."Jawabku tetap sopan.

Saya kekamar hotel yang sudah di pesan tadi. Kemudian keluar membeli pakaian dan makan, maklumlah tadi pagi tidak sempat makan dan tidak membawa pakaian karna di ajak mendadak menggantikan manajer Rino.

Setelah makan dan berbelanja saya langsung ke hotel berhubung jam sudah menunjukan pukul 19.00.

Sesampainya di hotel saya langsung mandi dan mengganti pakaian.

Bossku menelfon dan mengajak ke restoran hotel tersebut untuk makan malam.

Setelah makan kami pun masing masing kekamar. sesampainya di kamar saya langsung menelfon dokter yang menangani Reva dan menanyakan perkembangan Reva.

"Halo dok." ujar Vivi setelah panggilan telfonnya di jawab.

" Iyah halo, Mba Vivi." ujar dokter yang menangani Reva di seberang telfon.

"Gimana keadaan Reva dok,apa dia sudah ada perubahan." Tanya Vivi.

"Keadaannya sudah mulai membaik, hanya saja belum sadar." ujar dokter.

"Oh, kalau ada apa apa langsung kabari saya yah dok." ujar Vivi.

"Iyah, Pasti mba." ujar dokter.

Sambungan telfon pun terputus.

Vivi membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk, dia menatap langit langit dengan tatapan kosong. Entah apa yang di fikirkannya.

********

Yang sudah mampir jangan lupa tinggalkan jejak (like dan komen) yah..

"Terima kasih sudah mampir..

Part 1

#Autor

"Selamat pagi, Pak." Sapa Vivi.

"Pagi." Jawab Rendy singkat.

Vivi dan Rendy langsung ke tempan pertemuan clien.

Setelah sampai mereka membicarakan bisnis proyek desain yang di minta oleh clien.

Akhirnya meeting dan makan siang berjalan dengan lancar. Ini semua berkat vivi yang cakap, dan clien sangat menyukai desain yang di presentasikan oleh vivi. Clien setuju bekerja sama dengan perusahaan desain milik pak Randy.

Vivi menghela nafas lega, meeting berjalan lancar.

Vivi dan Randy langsung ke Hotel, jam menunjukan pukul 03.00. Waktunya kembali ke jakarta.

Sesampainya di bandara jakarta mereka naik taxi dan pak randy mengantar Vivi ke apartemennya.

"Pak Randy tidak mampir." Tawar Vivi sekedar basa basi.

"Tidak usah saya langsung pulang saja." Jawab pak Rendy dengan nada lembut, lalu menyuruh sopir taxi untuk melanjutkan perjalanannya.

Pak Randy bisa berkata lembut juga kalau lagi lelah yah. Tenaganya habis kali terkuras, makanya tidak bisa bentak bentak. Kalau setiap hari Pak Rendi begini terus, kan enak. Ujar Vivi. Sumpah kalau ada yang lewat liat vivi bicara dan senyum senyum sendiri pasti di kiranya streesss. Maklum Vivi kan salah satu penggemar pak Rendy, secara pak Rendy selain tajir di usia mudah kan wajahnya juga cakep. Idaman wanita deh terlepas dari sikap dinginnya yah.

Vivi bergegas masuk di apartemennya setelah taxi yang Rendy tumpangi tidak keliatan lagi.

Setelah selesai mandi Vivi mengambil handpone yang berada dalan tas mini merah maron dan memesan makanan lewat grab food, setelah selesai makan Vivi langsung tidur karna selain lelah besok juga ada meeting jam 08.00, Vivi mengatur jam weker biar tidak kesiangan.

*******

Kriiiinggg. kringgggg.

Alarm weker berbunyi dari tadi, Vivi mengambil jam wekernya melihat ternyata sudah menunjuka pukul 07.20. Vivi Terkejut melihat jam kesayangannya itu ternyata alarmnya dari tadi berbunyi, dasar kebo, dia mengatai dirinya sendiri.

Vivi bergegas mandi, tidak sempat sarapan. Setelah berpakaian langsung buru buru mengunci pintu.

Drrrttt... Drrrtttt....

Vivi melihat ponselnya siapa yang menelfon saat buru buru begini. Tampak nama sekertaris Rara sekaligus temannya di kantor..

"Halo." Ujar Vivi mengangkat telfonnya sambil menawah taxi.

"Kamu di mana?" Tanya Rara tampak cemas.

"Saya lagi di parkiran." Jawab Vivi singkat.

"Cepatlah naik 10 menit lagi kita ada rapat." Ujar Rara sambil menghela nafas lega.

"Aku masih di parkiran apartemen. Lagi mau naik taxi." Ujar Vivi setengah berteriak karena suara mobil.

"Apa ?" Teriak Rara, kamu gila yah. sambungnya.

"Saya tutup telfonnya yah, saya mau naik taxi nih." Ujar Vivi dan memutuskan panggilan telfonnya.

" Bosa lebih cepag sedikit pak. Saya sudah terlambat nih." Ujar Vivi dengan perasaan gelisah.

" Siap Neng, pakai sabuk pengaman biar aman Neng." Ujar sopir taxinya.

Skip

Vivi turun dari taxi dan membayarnya lalu berlari pelan menuju ruangan rapat.

Vivi membuka pintu ruang rapat. Betapa gugup nya Vivi saat semua mata yang ada di ruangan itu tertuju padanya.

"Permisi pak, maaf pak terlambat." Ujar Vivi dengan nada pelan sambil memgatur nafasnya yang masih ngos ngosan akibat berlari.

"Kalau gak niat kerja, gak usah kerja." Ujar Rendy dengan nada datar.

"Ngapain bengong di pintu, masuk". Ujar Rendy lagi.

"Iyah pak." Jawab vivi, sembari bergumel apes bener deh, pagi pagi sudah dapat tatapan membunuh dari Bossnya kece tapi sikap dinginnya yang bikin gak tahan.

Akhirnya rapat selesai, pak Rendy langsung keluar ruangan.

"Huuuhhfffttt." Vivi mengeluarkan nafasnya dengan kasar.

"Gila lo yah. Berani beraninya low terlambat di saat ada rapat. Untung sajah pak Randy gak langsung pecat low." Celoteh Rara gemass.

"Sorry, sory, gue kesiangan. Laper nih gue, makan yuk. Gue belum sarapan, habisnya buru buru tadi." Ujar Vivi sembari menarik tangan sohibnya untuk berdiri dari tempat duduknya.

"Ayo, gue juga lapar cuman makan roti doang tadi pagi. Takut terlambat gue." Jawab Rara sembari berdiri dari tempat duduknya mengikuti Vivi yang sudah berjalan duluan.

Sesampainya di kantin.

"Pak pesan nasi lalapan 2." ujar Rara.

"Siap neng." Jawab abang abang penjualnya.

"Ehhh. Lo itu termasuk beruntung tau gak sih." ujar Rara ke vivi.

"Beruntung kenapa ?" Tanya vivi.

"Lo asisten pribadi yang pertama kalinya gak di pecat setelah melakukan kesalahan. Lo tau gak Boss kita itu di siplin dan galaknya minta ampun, dia sering gonta ganti asisten, kesalahan kecilpun dia langsung mecat. Ada yang cuman bertahan 3 hari paling lama sebulan. Lo harus hati hati jangan buat boss marah." ujar Rara menasehati.

"Angkuh banget sih itu orang, jutek, muka tembok, untung gagah. heheehe." ujar Vivi sembari menyunggingkan senyuman tipis.

"Yehhh. Dasar lo yah." ujar Rara sembari melempar sohibnya itu dengan tisu.

Pesanan mereka sudah datang. Rara dan Vivi menyantap hidangan dengan lahap yang ada di hadapannya. Setelah makan mereka berjalan menuju kasir dan membayarnya kemudian kembali ke kantor untuk melanjutkan aktifitas nya di kantor.

*********

Yang sudah mampir jangan lupa tinggalkan jejak (like dan komen ) yah..

"Terima kasih sudah mampir..

Part 2

#Autor

Vivi mempunyai adik, satu satunya keluarga yang di milikinya saat ini. Yah, orang tuanya meninggal kecelakaan mobil dan adiknya masik koma sudah satu bulan lamanya dan belum juga sadarkan diri. Sang adik lah kekuatan satu satunya vivi, dialah alasan Vivi bekerja keras.

Hari ini Vivi menjenguk Reva di rumah sakit. Dia jarang menjenguk sang adik, hanya pada waktu libur baru ada kesempatan. di karena dirinya harus kerja untuk biaya pengobatan Reva yang terbilang mahal bagi kalangan menengah ke bawah.

"Reva, ayo dong sadar jangan tinggalin kakak sendiri." Ujar Vivi sambil terisak karena menangis.

Reva sedikit menggerakkan tangannya, dan itu membuat Vivi mempunyai nyawa kembali, mempunyai semangat baru untuk lebih bekerja keras. Kini jam menunjukan pukul 03.00, Vivi harus pulang karena sebentar malam ada undangan pesta pernikahan.

Drrrrrttt. Drrrrrttttt.

"Halo," ujar Vivi

"Halo, Vi lo jadikan ke acara pernikahan Echa teman SMA kita." ujar Nana sohib Vivi sewaktu masih SMA dulu.

"Iyah, Jadi." Jawab Vivi singkat.

"Gue jemput yah, gue males pergi sendiri. Pacar gue lagi sibuk gak bisa nemenin dan gue tau lo pasti sendiri juga kan." ujar nana menebak.

"Tau aja lo gue masih jomblo." Ujar Vivi

"Eh, dengar dengar kakak Fendi di uandang juga lo. Cinta pertama lo, hehehe." ujar Nana dengan nada menggoda.

"Gue tutup telfonnya yah, gue mau siap siap. Lo juga harus siap siap, dandan yang cantik soalnya mau reunian ama cinta pertama lo, hahhaha." ujar Nana bercanda dan menutup telfonnya.

Skip

Saat di pesta Nana ninggalin Vivi, dia asyik ngobrol dengan Rani. Sebenarnya Nana sengaja biar Fendi sama Vivi bisa ngombrol dengan leluasa, hehehe... Nana mau comblangin Fendi sama Vivi, biar Rara dapet gebetan. Soal peka tentang masalah percintaan Nana memang juaranya.

"Hai, apa kabar Vi?" sapa Fendi sembari mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Baik kak, Kak Fendi apa kabar ?" Tanya balik Vivi dan menyambut uluran tangan Fendi.

Makin cakep aja nih kak Fendi. Batin Vivi.

"Kurang baik gak ada kamu." Ujar Fendi menggoda Vivi."Sudah lama yah gak ketemu, makin cantik aja kamu." ujar Fendi ngegombal kali yeh.

"Vivi hanya tersenyum malu malu." Secara yang di hadapannya kan Fendi sang mantan.

Mereka pun berbicara panjang lebar, membahas masa masa SMA dan pengalaman masing masing saat kuliah, tentang pekerjaan dan Fendi juga meminta nomor Whattsap biar komunikasi tetap berjalan. Yah, Vivi sih senang senang saja apalagi Fendi yang minta.

Acara pesta selesai.

"Lo pulang sama siapa Vi?" Tanya Fendi.

"Tadi saya nebeng sama Nana kak, yah pulangnya mau nebeng lagi sama Nana." Jawab Vivi.

"Ehhh. Vi lo diantar ama Fendi aja yah, gue masih ada urusan sama Rani." ujar Nana. Nana sengaja biar Vivi diantar sama Fendi. Padahal Nana udah mau langsung pulang juga, dia hanya beralasan biar sohibnya dapat gebetan.

Kampren nih si Nana, pasti sengaja mau comblangin gue ke Fendi. Tapi bagus juga deh kalau Nana peka gini, dia emang selalu ngertiin perasaan sohibnya yang sudah lama jomblo ini. Batin Vivi.

"Ya sudah Vi, gue antar lo aja. Dari pada naik taxi malam malam begini bahaya loh perempuan malam malam naik taxi." ujar Fendi menawarkan diri.

"Gak repotin nih, lagian gue juga biasa kok naik taxi malam." ujar Vivi.

"Udah gue antar aja yah, udah lama juga kan kita gak ketemu." Ujar Fendi.

Vivi akhirnya mengalah, bukan mengalah sih hanya saja dia sedikit ingin dinpaksa biar kelihatan agak jual mahal gitu, dasar yah si Vivi. Ini mah seperti kata pepatah mundur selangkah untuk maju ke puncak.

Dan sesuai apa yang dia duga, Fendi memaksanya untuk mengantar pulang.

Vivi di antar pulang oleh Fendi. Fendi mengemudi dengan pelan agar bisa berlama lama dengan Vivi, mereka asyik bertukar cerita selama berpisah. Sekitar satu jam berlalu akhirnya mereka sampai di depan apartemen Vivi. Jarak antara apartemen Vivi dengan tempat acara tidak terlalu jauh, sebenarnya setengah jam juga sudah sampai hanya saja Fendi mengendarai mobilnya dengan sangat pelan.

"Gak mampir dulu Fen." ujar Vivi menawarkan.

"Lain kali deh kalau kamu sudah jadi pacar saya lagi, gak enak juga di liat tetangga kamu." Jawab Fendi bercanda.

Wajah Vivi merah merona dengan kata kata Fendi barusan. Ia segera membuka pintu mobil dan turun dari mobil sebelum dirinya tambah gugup. Fendi melihat tingkah Vivi itu malah tertawa, menurutnya Vivii masih sama seperti dulu saat mereka pacaran. Selalu bertingkah lucu dan gugup saat di gombalin.

Setelah mobil Fendi sudah tidak keliatan Vivi pun putar balik badannya dan langsung masuk ke apartemennya. Vivi memegang dadanya yang terasa ingin melompat keluar akibat deg deg kan oleh gombalan receh Fendi.

**********

Yang sudah mampir jangan lupa tinggalkan jejak (like dan komen) yah..

"Terima kasih sudah mampir.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!