NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikah Dengan Mantanku Saat Koma

Bab 1 Prolog.

Prolog.

Kehidupan masa lalu memang harus di lupakan. Masa lalu banyak definisinya, masa lalu yang kelam atau masa lalu dengan seorang kekasih.

Sama halnya dengan Ardian Barra Malik Pria yang berusia 27 tahun itu harus memliki kisah percintaan yang sangat rumit. Pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita bernama Melody Citra Fariska yang saat itu masih menduduki bangku SMA.

Sementara Ardian sudah kuliah. Mereka dekat saling mengenal, saling nyaman saling menyayangi dengan usia mereka yang terpaut 5 tahun.

Hubungan itu selesai tanpa ada kejelasan. Ardian melanjutkan kuliah dan mengambil pekerjaan di bidangnya. Sama dengan Melody yang juga memulai kuliahnya. Namun karena tempat tinggal mereka yang 1 kota. Tidak membuat ke-2nya sering kali bertemu setelah berakhirnya hubungan itu.

Melody dan Ardian memang berakhir. Tetapi tidak dengan ke-2 orang tua mereka yang memang sudah saling mengenal dan tidak mungkin juga menyelesaikan hubungan itu.

Ardian yang sudah mempunyai kekasih yang juga sahabatnya sejak saat masih kecil. Hubungan mereka bahkan sudah 4 tahun. Tidak lama putus dari Melody Ardian memang langsung dekat dengan sahabatnya dan itu dan akhirnya jadian dengan teman masa kecilnya itu.

Pasangan itu pun sudah merencanakan pernikahan. Berhubungan hubungan mereka yang sudah lama dan harus di selesaikan di atas pelaminan. Ya mau di bawa kemana kalau tidak kepelaminan.

Ya rencana pernikahan itu sudah di diskusikan. Namun terjadi insiden yang tidak tidak di inginkan. Ardian harus menikah dengan mantan kekasihnya Melody dalam keadaan koma.

************

Ardian berada di dalam kantornya yang sibuk mengurus beberapa pekerjaan yang menumpuk. Ardian terlihat pusing dengan segala pekerjaannya yang setiap hari itu- itu saja yang di temuinya.

Ardian merupakan seorang pengusaha yang menjalankan bisnis keluarganya. Yang pasti bukan hanya Ardian saja yang menjalankan perusahaan keluarganya itu. Ke-2 kakak laki-lakinya juga ikut mengambil alih dalam tugas masing-masing.

Namun Ardian memang orang yang pekerja keras dan wajar saja jika hari ini Ardian kelihatan begitu sibuk dengan banyaknya pekerjaannya.

Dratttt Dratttt Dratttt.

Telponnya berdering membuat Ardian menoleh sebentar ke arah handphonenya yang ternyata Raisa kekasihnya. Ardian langsung mengangkat telpon itu.

" Hallo, Raisa," sahut Ardian.

" Aku cuma ingatin, kita nanti akan ketemu sama WO," ucap Raisa yang menelpon jauh di sana yang ternyata Raisa sibuk memebereskan isi tumpukan kardus yang ada di dalam gudang.

" Ardian kamu kenapa diam, kamu tidak mendengarku?" tanya Raisa heran. Karena tidak ada respon dari Ardian.

" Jam berapa?" tanya Ardian terlihat datar.

" Nanti sore saja. Aku akan share lokasinya, kamu harus datang, ingat ini masalah penting. Aku tidak menerima alasan untuk kamu tidak datang, aku juga tidak mau kalau Bu Rima akan kecewa nanti," ucap Raisa mengingatkan.

" Iya, nanti aku akan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. Setelah itu aku akan menemuimu," sahut Ardian yang menyetujui pertemuan itu.

" Oke, ingat jangan telat," ucap Raisa mengingatkan kekasihnya itu berulang-ulang.

" Iya," sahut Ardian yang langsung menutup telponnya. Raisa juga menutup telponnya.

" Ishhh, Ardian itu kaku banget sih, 4 tahun pacaran. Tidak sekalipun dia memanggilku sayang atau apa gitu. Bahkan menutup telpon dengan jutek, bukannya pakai basa-basi seperti kasih kiss. Tanya sesuatu gitu. Ini malah juteknya minta ampun," oceh Raisa berbicara pada handphone yang sudah mati itu.

" Hmmm, tapi tidak apa-apa. Yang penting sebentar lagi aku akan menikah dengan Ardian yang itu artinya. Dia akan menjadi milikku dan tidak ada wanita yang bisa bersamanya selain aku. Jangan kan panggilan sayang apapun akan aku dapatkan dari Ardian," ucap Raisa yang tersenyum-senyum sendiri yang sudah tidak sabaran menunggu hari pernikahannya itu.

Raisa kembali memeberes-bereskan beberapa tumpukan buku-buku di dalam kardus itu. Namun Raisa menghentikan tangannya saat tidak sengaja memegang sesuatu yang berupa album foto.

" Album apa ini. Apa ini album keluarga Ardian," gumam Raisa menebak-nebak isi Album yang di temukannya itu.

" Hmmm, siapa tau ada foto masa kecilku di sini," ucap Raisa yang mengeluarkan album itu dengan semangat dan langsung membukanya.

Wajahnya langsung berubah, senyum yang lebar itu sudah hilang saat melihat lembaran album pertama. Di mana terlihat Ardian dan juga seorang wanita yang masih memakai seragam sekolah.

" Melody," lirih Raisa dengan wajahnya yang terlihat tidak suka dan dengan cepat tangannya membuka-buka lembaran demi lembaran lagi yang ternyata sama saja. Semua foto-foto Melody dengan gaya-gaya lucu, dari memakai seragam sekolah sampai pakaian biasa, dari yang sendiri maupun berdua dengan Ardian kekasihnya.

" Dia masih menyimpannya," ucap Raisa tampak kesal dengan penemuan benda itu.

" Apa- apaan Ardian, bisa-bisanya dia menyimpan foto-foto dengan mantannya yang tidak jelas ini. Sudah 4 tahun pacaran dan sekarang mau menikah. Tapi foto-foto ini masih di simpannya. Apa jangan-jangan dia masih ada rasa dengan wanita ini," geram Raisa yang mulai naik darah dengan penemuan barang masa lalu dari kekasihnya.

Jelas Raisa mengenali siapa mantan kekasih dari Ardian. Karena dulu dia yang merupakan sahabat Ardian selalu menjadikannya sebagai teman curhat dan pasti mantan dari Ardian selalu menjadi topik mereka sewaktu dulu.

" Raisa!" suara seorang wanita memanggil Raisa dan dengan cepat Raisa menutup album itu.

" Iya!" sahut Raisa yang langsung berdiri dan menuju pintu.

" Tante Widia," sahut Raisa.

" Kamu sedang apa di dalam?" tanya Widia.

" Lagi beresin gudang Tante. Bosan tidak ada pekerjaan, jadi Raisa beres-beres aja," jawab Raisa dengan wajahnya yang masih kesal.

" Ya sudah, kalau sudah selesai beresin gudang kamu temani Tante ke pasar ya," ucap Widia.

" Iya Tante," jawab Raisa. Widia mengangguk dan langsung pergi.

" Ardian benar-benar keterlaluan. Bisa-bisanya dia masih menyimpan kenangannya dengan Melody. Apa dia tidak menghargaiku sebagai pacarnya," batin Raisa yang masih penuh kekesalan, karena sudah menemukan album berisi mantan dari kekasihnya.

Raisa Andriana. Ke-2 orang tua Raisa sudah meninggal mengalami kecelakaan saat Raisa berusia 12 tahun. Ardian dan Raisa yang sejak dulu berteman karena rumah mereka bertetangga. Orang tua Raisa menitipkan Raisa dan Novi yaitu tantenya adik mama dari Raisa kepada keluarga Ardian.

Widia yang tak lain ibu Ardian menjalankan amanah itu, dia selalu memantau 2 bersaudara itu hingga 2 bersaudara itu dewasa. Dan sejak 5 tahun lalu Raisa dan Novi sudah mulai tinggal bersama mereka karena Raisa dan Novi mengalami insiden yang membuat mereka harus tinggal bersama Widia.

Raisa yang memang mengenal Ardian sejak dulu pasti mengetahui siapa-siapa saja wanita yang dekat dengan Ardian. Termasuk Melody mantan yang sampai detik ini membuatnya cemburu. Padahal Ardian dan Melody tidak melakukan apa-apa. Bertegur sapa pun tidak pernah.

Bersambung

Bab 2 Pertengkaran.

Sore hari Ardian dan Raisa akhirnya bertemu di salah satu Restaurant yang di tentukan Raisa. Pelayan Restaurant sedang menghidangkan minuman dan makanan untuk pasangan itu.

" Mana WO nya, kamu bilang dia akan datang?" tanya Ardian melihat arloji di tangannya. Dia sudah buru-buru menyelesaikan pekerjaannya agar tidak telat tetapi nyatanya yang di pentingkan malah tidak datang dengan tepat waktu.

" Sebentar lagi," jawab Raisa ketus.

" Ohhh," sahut Ardian yang juga terlihat biasa saja. Raisa menatap kesal kekasihnya itu yang tampak biasa saja dan Raisa mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

Yang mana ternyata album foto itu yang sengaja di bawanya yang mana Raisa pasti ingin menyelesaikan masalahnya dengan Ardian. Raisa meletakkan album foto itu di atas meja dan menggesernya pada Ardian. Ardian yang minum menggunakan sedotan bingung dengan apa yang di tunjukkan Raisa padanya.

" Apa ini?" tanya Ardian heran.

" Aku yang seharusnya bertanya. Kenapa itu masih kamu simpan," ucap Raisa yang menekan suaranya yang sudah menahan amarahnya sejak tadi.

Ardian tampak tidak mengerti dari pada dia penasaran Ardian langsung membukanya dan Ardian sedikit kaget melihat Album itu yang ternyata banyak foto-foto Melody dan dirinya. Ardian menatap Raisa dengan serius.

" Di mana kamu menemukannya?" tanya Ardian dengan dingin.

" Kamu bertanya lagi kepadaku. Ardian seharusnya aku yang bertanya, kenapa kamu masih menyimpan ini. Aku menemukan ini di dalam gudang dan ya kamu masih menyimpan rapi semuanya. Kamu sadar tidak kita sudah pacaran bertahun-tahun dan sekarang kita mau menikah dan kamu masih menyimpan ini. Masa lalu kamu dengan wanita itu," ucap Raisa marah-marah yang memang sudah tidak tahan sejak tadi.

" Cukup Raisa," gertak Ardian pelan, " jika kamu menemukannya di dalam gudang, itu berarti aku tidak menyimpannya. Kecuali kamu menemukannya di kamarku, dengan rapi. Itu baru aku menyimpannya," tegas Ardian yang membela dirinya.

" Itu sama saja, mau kamu menyimpannya di gudang atau di manapun. Kalau masih ada di rumah itu sama saja. Seharusnya kamu membakar ini. Wanita itu hanya masa lalu kamu. Jadi berhenti memikirkannya," tegas Raisa.

" Kamu jangan berlebihan. Aku tidak pernah memikirkannya. Dan aku menegaskan sama kamu, aku tidak menyimpannya. Jadi cukup jangan memperpanjang masalah dengan apa yang kamu temukan," tegas Ardian.

" Apa kamu bilang memperpanjang masalah. Siapa Ardian yang memperpanjang masalah. Kamu yang selalu mencari masalah. Seharusnya album ini di buang dan di sobek, atau di bakar," geram Raisa menarik Album itu dan ingin menyobeknya dan Ardian menghentikan tangannya membuat Raisa menatap tajam Ardian.

" Kamu menghentikanku?" tanya Raisa dengan suaranya menekan menatap tajam Ardian.

" Ini tempat umum, jadi berhenti melakukan hal yang tidak perlu kamu lakukan!" tegas Ardian.

" Alasan kamu. Bilang aja kamu tidak rela jika aku menghancurkan kenangan kamu dengan dia. Atau jangan-jangan masih banyak benda-benda lain yang masih kamu simpan, kamu memang tidak bisa melupakan wanita itu," sahut Raisa mendengus kasar dengan pikirannya yang semakin buruk pada Aditya.

" Ohhhh, aku curiga, jika sebenarnya kamu masih menyukai wanita itu. Kamu masih mencintainya. Iya kan!" ucap Raisa dengan menekan suaranya menuduh sesuka hatinya.

Ardian tampak kesal dengan tuduhan Raisa dan Ardian langsung menarik album itu dari tangan Raisa. Kemudian berdiri.

" Kamu memang mengajakku bertemu hanya untuk ribut. Seharusnya aku tidak terburu-buru menyelesaikan pekerjaanku. Jika ujung-ujungnya hanya untuk ribut yang tidak jelas seperti ini," ucap Ardian kesal dan hendak pergi.

" Mau kemana kamu?" tanya Raisa menahan tangan Ardian.

" Aku tidak bisa menjadi tontonan orang-orang di sini. Aku masih punya malu tidak sepertimu yang tidak punya malu yang ribut asal-asalan," tegas Ardian dengan melepaskan tangan Raisa dari lengannya.

" Ardian, kita harus bertemu dengan WO," ucap Raisa.

" Kamu saja yang menemuinya, aku sudah tidak mood," sahut Ardian yang langsung memilih pergi.

" Ardian!" panggil Raisa. Namun Ardian tidak peduli dan tetap melanjutkan langkahnya.

" Ishhhh," geram Raisa dengan penuh emosi. Wajahnya begitu memerah yang ditinggalkan begitu saja.

" Dia selalu saja merasa paling benar, sudah tau bersalah. Tapi apa, dia yang pergi, bukannya membujukku, minta maaf dan melakukan sesuatu. Aku yang malah di salahkan. Semua ini gara-gara wanita sialan itu. Dia selalu saja menjadi bumerang dalam hubungan kami," geram Raisa yang sudah ingin mencabik-cabik Melody.

Raisa melihat di sekitarnya yang mana memnag benar kata Ardian kalau mereka sudah menjadi tontongan. penghuni Restaurant itu hanya bertanya-tanya, apa yang terjadi. Ya Raisa memang mencuri perhatian pengunjung Restaurant itu, ya makanya Ardian pergi. Karena masih punya rasa malu tidak dengan Raisa yang tidak punya malu.

*************

Melo Cafe.

Seorang wanita cantik duduk di kasir dengan matanya yang fokus pada tablet dengan jarinya yang memegang pen. Di mana wanita itu tampaknya mencatat-catat dengan rapi yang sepertinya beberapa keperluan yang ingin di belanjakan nya.

" Kak Melody," tiba-tiba seoarang wanita yang memakai seragam sekolah memanggilnya dan langsung berdiri di depannya yang terhalang meja kasir.

" Kamu sudah pulang?" tanya Melody.

" Hmmm, seperti yang kakak lihat," jawab Feby, " Hmmm, oh iya kakak sudah dengar kabar belum?" tanya Feby tiba-tiba dengan wajahnya yang serius.

" Kabar, kabar apa?" tanya Melody yang masih fokus pada tabletnya itu. Namun penasaran dengan kabar yang akan di sampaikan adiknya itu.

" Kakak tau tidak. Kalau kak Ardian akan menikah," sahut Feby membuat Melody berhenti menulis dan melihat kearah Feby sebentar.

" Kakak tau?" tanya Feby dengan menatap kakaknya dengan mengintimidasi.

" Tidak. Kakak tidak tau dan tidak mau tau juga," sahut Melody tampak santai yang memang tidak peduli dengan kata-kata Feby.

" Alah, bohong banget nggak mau tau. Padahal kepo," sahut Feby yang senyum cengengesan. Melody langsung menatap adiknya itu dengan horor.

" Ha-ha-ha-ha-ha, becanda," sahut Feby yang sudah mendapat tatapan horor itu langsung takut. Melody kembali melanjutkan pekerjaannya.

" Lagian kakak sih, masa iya putus dari kak Ardian tidak pernah punya pacar. Kak Ardian aja sudah pacaran berkali-kali," ucap Feby.

" Aku tidak pernah pacaran dengannya jadi kata putus itu tidak ada," sahut Melody dengan dingin.

" Gini, nih kalau wanita sedang sakit hatinya yang paling dalam. Pasti nggak mau ngakuin pacarnya, padahal dulu saling romantisan," sahut Feby yang menggoda kakaknya lagi. Melody sampai harus membuang perlahan napasnya kedepan dan kembali melihat adiknya itu.

" Kamu masih ingin membahasnya di sini?" tanya Melody dengan geram menatap horor adiknya itu. Feby langsung tersenyum dengan rada-rada takut.

" Pergi, ganti baju kamu. Kakak mau pulang," ucap Melody dengan tegas yang menaikkan 2 alisnya.

Bersambung

Bab 3 Berselisih dengan debaran yang masih ada.

Feby masih terus melihat Melody yang sepertinya masih belum puas jika tidak menggoda Melody.

" Feby, kamu benar-benar masih mau di sini?" tanya Melody lagi.

" Iya kak. Tapi kakak tidak pulang karena galaukan di tinggal mantannya menikah," goda Feby dan Melody sudah merapatkan giginya yang ingin menerkam adiknya itu.

" Iya, iya," sahut Feby yang langsung lari, sebelum di terkam kakaknya. Melody menarik napasnya panjang dan membuangnya perlahan kedepan.

" Apa harus dia mencari-cari tau urusan orang lain, dasar kepo," desis Melody yang kelihatan begitu kesal.

Melody gadis 22 tahun yang tak lain adalah mantan kekasih Ardian. Ya hubungan yang tidak jelas yang berakhir begitu saja. Tetapi nyatanya Ardian sudah melanjutkan hidupnya dengan normal menjalin hubungan dengan wanita lain dan memutuskan untuk menikah dalam waktu dekat.

Sementara Melody yang memang tidak mudah membuka hati untuk orang lain dan sampai detik ini tidak memiliki pria yang special yang seperti di katakan adiknya. Sejak putus dari Ardian tidak sama sekali pernah menjalin hubungan sama sekali. Ya dia memang benar-benar jomblo permanen.

Tidak tau apakah Melody sudah move on atau bagaimana yang jelas dia masih setia menyendiri. Mungkin Melody sibuk menyelesaikan S2 nya dan juga sibuk mengelolah bisnis Restauran Melo Cafe yang sudah memiliki banyak cabang. Jadi urusan Pria mungkin lain kali saja.

***********

Melody berdiri di pinggir jalan yang lurus di zebra kros penyebrangan dengan beberapa orang yang juga sedang berdiri di sekitarnya yang menunggu kendaraan yang masih melintas.

Melody tampak santai berdiri dengan memakai tas kecil yang di sandang di bahu kirinya. Wajahnya pasti sama terlihat dingin. Karena memang Melody wanita yang sangat dingin dan jutek.

Ternyata dari arah yang berlawanan yang ada di sebrang sana. Ardian juga sedang menunggu kendaraan yang masih melintas bersama orang-orang yang ada di sekitarnya. Meski jarak yang cukup jauh. Tetapi tidak mungkin Melody yang menatap lurus kedepan tidak melihat Ardian. Sebaliknya juga dengan Ardian yang menatap lurus pasti juga melihat Melody.

Lampu penyebrangan menyala yang itu artinya para pejalan kaki sudah bisa menyebrang jalan. Dari sisi Melody dan Ardian semua pejalan sama-sama berjalan dengan dengan cepat dan santai saling berpasangan dan sedikit berhimpitan. Tidak terlalu sih. Karena jalanan juga sangat besar.

Duk dak, Duk dak.

Tidak tau itu denyut jantung siapa. Yang jelas langkah Ardian dan Melody semakin dekat. Dia antara banyaknya orang yang menyebrang suara jantung itu tiba-tiba saja berdetak.

Sampai akhirnya Melody dan Ardian berselisih dan sangat bertepatan bersebelahan dan hanya ujung baju mereka yang bersentuhan. Keduanya pasti menyadari, jika berpapasan dengan mantan. Tetapi namanya juga mantan.

Jadi menganggap tidak saling mengenal. Walau tidak bisa bohong masih ada getaran di dalam sana yang tidak bisa di jelaskan. Hal itu jelas membuktikan jika mereka saling membenci. Namun masih ada yang belum terselesaikan.

************

Setelah menaiki bis seperti biasa, Melody juga akhirnya sampai kerumahnya. Rumahnya yang berlantai 2 yang bernuansa minimalis dengan 2 mobil yang terparkir di depan rumah itu. Salah satu mobil Melody. Tadi memang tidak di gunakannya. Karena tadi mobilnya di pakai kakak laki-lakinya menjemput istrinya di Bandung.

Melody membuka pintu dan langsung di sambut oleh keponakannya yang masih berusia 3tahun.

" Aunty," anak kecil yang cantik dan imut itu langsung berlari mengejar Melody dan Melody langsung berjongkok dan memeluk keponakannya yang lucu itu.

" Sayang, ya ampun kangen banget, kenapa lama sekali pulangnya," ucap Melody dengan gemas pada keponakan pertamanya itu.

Gadis dan Marsel saling melihat, sama-sama tersenyum. Gadis adalah kakak iparnya yang menikah dengan kakaknya Marshel.

" Chaca tidak boleh pergi lama-lama lagi," ucap Melody menegaskan pada keponakannya itu. Dengan lucunya Chaca meletakkan jarinya di pipinya seoalah sedang berpikir.

" Oke, Tante," sahut Chaca dengan senyum cerianya.

" Isshhh, kamu ini anak siapa sih gemes tau," geram Melody yang sudah ingin menggigit tangan Chaca.

" Eh, eh," sahut Marsel langsung bertindak sebelum adiknya itu benar-benar akan menindas putri satu-satunya itu.

" Jangan macam-macam ya kamu sama anak kakak. Kamu buat sana, biar bisa gigit sendiri anak kamu," ucap Marsel dengan bercandaan. Istrinya sampai menyikukan suaminya itu.

" Kamu ini," tegur Gadis sang istri.

" Issss, sembarangan bicara, mau buat sama siapa," sahut Melody kesal menatap sang kakak kesal.

" Ya, cari pacar dong Melody. Jangan tanya kakak. Nanti kalau kakak jodohin ngambek lagi," sahut Marsel.

" Iya, besok di cari di Indomaret," sahut Melody asal-asalan.

" Kamu keterlaluan masa iya mencari pendamping di indo Maret. Ada-ada aja kamu," sahut Marsel.

" Ya kamu ini suka deh nganguin Melody terus, sudah jangan gangguin dia lagi tegur gadis sang istri.

" Tau nih, nyebelin tau," sahut Melody sewot ya semakin bangga mendapat pembelaan dari kakak iparnya.

" Ayo Chaca, main di kamar aunty," ajak Melody.

" Ada mainan baru?" tanya Chacha.

" Hmmm, ada nggak ya," sahut Melody yang kelihatan berpikir.

" Ada dong," sahut Melody.

" asyik," sahut Chaca dengan bersorak bergembira.

***********

Kediaman Ardian.

Ardian adalah keluarga besar. Ardian anak dari Widia dan juga almarhum Wawan Malik yang sudah tiada saat Ardian berusia 15 tahun.

Rumah mewah yang luas itu tidak hanya di huni oleh Ardian dan sang ibu saja. Tetapi juga di huni keluarga besarnya.

Ardian merupakan anak terakhir dari 4 bersaudara. Di mana kakak pertamanya Bayu yang sudah menikah dengan Mila yang sudah memiliki 2 orang anak Aliya berusia 16 tahun dan Dani berusia 14 tahun.

Sementara untuk anak ke-2 yang juga tinggal di rumah itu yaitu Vivi dan Arya yang di mana Vivi memiliki anak berusia 7 tahun seorang Pria bernama Yogi dan juga bayi yang masih berusia 5 bulan seorang wanita.

Untuk anak ke-3 Ardian memiliki kakak perempuan yang bernama Luna yang mana kakak perempuannya tinggal di Luar Negri. Dan Ardian sendiri anak terakhir

Selain 2 saudaranya yang tinggal di rumah besar itu. Ada juga Shandra, adik dari mamanya yang juga memiliki anak sebaya Ardian bernama Evan Hartono. Di mana sang papa Evan Hartono yang bekerja di Kalimantan. Mama dan papanya sedang LDRan.

Dan pasti Raisa dan Novi tantenya juga tinggal di rumah itu dan pasti beberapa pekerja di rumah yang besar itu. Rumah yang penuh sejarah itu.

Seperti biasa rumah itu tampak rame dengan orang-orang yang berbagai karakter. Ada yang mengobrol dan ada sibuk sendiri. Keramaian di rumah itu. Karena membicarakan persiapan pernikahan Ardian.

Mereka memang akan membahas detail untuk urusan pernikahan anak terakhir di rumah itu.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!