Dengan Mantap Abi Hanif menjabat tangan calon menantunya tersebut .
“Ananda Reza Abizar El Shirazy bin Alm. Lukman Amar Pratama, Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Putri saya yang bernama Maryam Albatul Rahmah, dengan maskawinnya berupa Seperangkat Alah Sholat, Perhiasan Emas Sebesar 24 Karat , dan Uang Tunai Sebesar Seratus Sembilan puluh Satu Juta, Dua Ratus Dua Puluh Dua Rupiah dibayar Tunai.”
"Saya Terima Nikah Dan Khawinya Maryam Albatul Rahmah Binti Muhammad Hanif Dengan Maskawin Tersebut Dibayar Tunai"
"Bagaimana Saksi , Sah???" Ucap penghulu
SAH
"Sah"
"Sah"
"Sah"
Alhamdulillah .....
Seketika Penghulu Membacakan Doa kepada kedua mempelai.
اَللّٰهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ اٰدَمَ وَحَوَّاءَ وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَسَارَةَ وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ سَيِّدَنَا يُوْسُفَ وَزُلَيْخَاءَ وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَيِّدَتِنَا خَدِيْجَةَ الْكُبْرَى وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ سَيِّدِنَا عَلِيِّ وَسَيِّدَتِنَا فَاطِمَةَ الزَّهْرَاءَ
Allâhumma allif bainahumâ kamâ allafta baina Adam wa Hawwa, wa allif bainahumâ kamâ allafta baina sayyidinâ Ibrâhîm wa Sârah, wa allif bainahumâ kamâ allafta baina sayyidinâ Yûsuf wa Zulaikha, wa allif bainahumâ kamâ allafta baina sayyidinâ Muhammadin shallallâhu ‘alaihi wa sallama wa sayyidatinâ Khadîjatal kubrâ, wa allif bainahumâ kamâ allafta baina sayyidinâ ‘Aly wa sayyidatinâ Fâthimah az-Zahrâ
Artinya: “Ya Allah, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Nabi Adama dan Hawa, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Nabi Ibrahim dan Sarah, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Nabi Yusuf dan Zulaikha, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Baginda Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallama dan Khadijah Al-Kubra, dan rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Ali dan Fathimah Az-Zahra.”
***
Bulir-Bulir Bening Seketika Merembes dari Sudut Mata Maryam tanpa bisa di tahan.
Bagaimana hatinya Tidak Terluka Melihat Kedua Orang tuanya sedang dalam masalah besar, akibat dari ulah sang kakak, yang pergi Begitu saja Meninggalkan Acara Pernikahan, yang akan di selenggarakan Kurang Dari Dua hari lagi.
Persiapan Pernikahan yang akan di gelar dengan Sangat Mewah Telah Sampai pada tahap 99% Tersebut, Harus Batal begitu saja.
Kepergian Kakaknya Bukan Tanpa Alasan, Hal itu dilatar belakangi oleh kondisi Kakaknya yang Tengah Mengandung atau telah berbadan dua, Kepergiannya dengan Seorang Laki-Laki yang Dicintainya, seorang laki-laki yang Telah Menanamkan Benih-benih kehidupan didalam rahim kakaknya, dan merupakan Buah Cinta Mereka berdua.
Seketika hal itu menjadi bumerang bagi Keluarga Maryam, Dimana Pembatalan Sepihak yang di lakukan Oleh Kakaknya Membuat Ancaman Besar Bagi Orang Tua Maryam. Ancaman yang Tidak akan Pernah Maryam bayangkan Sebelumnya.
Dimana Kemarahan Sang CEO berhati dingin, mengetahui jika Calon Istrinya kabur dengan Laki-laki lain yang Telah Mengandung Buah cinta dari hubungan gelap Calon Istri nya dengan Laki-laki lain, Sontak Membuat CEO tersebut meradang dan Menahan Amarah.
Sang CEO yang tidak terima dengan Hal tersebut, Merasa Harga dirinya di injak-injak oleh seorang wanita yang baru saja dia kenal beberapa bulan Sebelumnya, Pertemuan yang di latar belakangi oleh keinginan sang kakek Untuk Menjodohkannya dengan Salah Satu Putri dari sahabatnya. Hal itu Membuatnya meradang dan Berniat Untuk Memberikan Pelajaran yang setimpal kepada Orangtua Maryam, Karena Telah berani Mempermalukan dirinya. Serta dianggapnya telah mencoreng Harga dirinya sebagai Seorang CEO.
***
Kejadian Bermula dari Persahabatan Ayah Maryam Dengan Kakek Sang CEO, dimana keduanya ingin Mengikat Hubungan Kekeluargaan dengan menjodohkan Salah Satu Putri nya dengan Cucu sang CEO yang telah Berstatus sebagai duda tanpa Anak.
CEO muda yang Berusia 35 Tahun dengan Status duda Tanpa Anak. Memiliki perawakan yang Sempurna, Tinggi 182 cm, Tubuh Atletis, dengan dada bidang, wajah sempurna dengan Mata indah, Hidung Mancung, Rahang yang berbatas tegas , dan Kulit Putih , namun Menyandang Status Duda tanpa anak. Sudah Selama tiga Tahun Menyandang Status duda, Membuat Sang Kakek merasa sedih, dan Berniat Mencarikannya Jodoh.
Selain itu juga karena sang CEO merupakan cucu tunggal, sehingga Meras Perlu untuk Segera memiliki Keturunan, untuk Mewariskan Tahta dan Kekayaan setelahnya.
CEO muda yang memiliki nama Riza Abizar El -Sirazy Tersebut Sebetulnya Tidak Begitu menyetujui Perjodohan itu, namun demi Membuat Hati Kakeknya senang Terpaksa dia juga Menerima perjodohan tersebut.
Kakek Amar, Merupakan Kakek dari Sang CEO yang Berencana Menjodohkan Cucunya Dengan Salah Satu Putri Sahabatnya Yang Bernama Pak Hanif. Sebetulnya dari Perjodohan Tersebut Kakek Amar Lebih memilih Maryam Sebagai Calon Cucu menantunya. Melihat Karakter Maryam dan Kepribadian Yang sangat Baik dari gadis tersebut Membuat Kakek Amar Merasa cocok dan Senang dengan Maryam , Dan Berniat Meminangnya Untuk sang Cucu.
Maryam Albatul Rahmah Begitu Nama yang diberikan Oleh Kedua Orang tuanya, Gadis belia yang berusia 19 tahun Memiliki Karakter yang Baik dan Pesona yang Luar biasa.
Namun hal itu kakek Amar urungkan, Karena alasan Maryam Saat ini masih Berusia 19 Tahun dan Masih duduk di Bangku Kuliah. Tidak Ingin mengganggu Masa depan Maryam, Akhirnya kakek Amar Memilih Mahira atau kakak dari Maryam untuk Menjadi Calon istri dari cucunya.
Mahira Altafu Nisa Seorang Gadis Feminim Yang Pandai Bersolek dan Memiliki Pergaulan Yang sangat Luas, Gadis Berusia 25 tahun yang menjadi Anak Pertama dari Pak Hanif dan Bu Maya.
Diantara Maryam dan Mahira memang memiliki Perbedaan kepribadian Yang sangat Kentara, dimana Mahira Merupakan Gadis Metropolitan yang sangat Menyukai dunia Fashion, Berbeda dengan Maryam Yang Sedari Lulus Sekolah Menengah Pertama Telah dikirim Oleh Orang Tuanya ke sebuah Pondok Pesantren di Daerah Jawa Timur, Hal itu menjadikan Kepribadian Maryam dan Mahira sangat Berbeda.
Selain Itu Maryam merupakan Gadis Lembut yang sangat Menyayangi dan Menghormati orang tuanya, Berbeda dengan Mahira Yang Cenderung Acuh Terlebih Setelah Kuliah, Karena Pergaulan Karakternya Menjadi sangat Berubah dari Ajaran orang tuanya.
***
"Maryam... Tidak Perlu kau menanggung Beban Ayah yang sangat Berat ini nak, jika memang dirimu tidak sanggup Abi tidak akan Memaksa" Ucapan pak Hanif dengan wajah sendu
"Abi akan Merelakan Semuanya, Karena memang Semua yang Abi miliki hanya Titipan dari Allah" Tukas Pak Hanif kemudian.
Maryam hanya memandangi raut wajah kedua orang tuanya dengan tatapan sendu dan Kesedihan yang terlihat jelas.
Bagaimana bisa Maryam mengabaikan Kesedihan dari kedua orang tua nya, orang yang menjadi perantara dirinya lahir ke dunia ini, dan orang yang telah memberikan kasih sayang dan cinta sedari kecil.
Melihat Butiran Bening Yang jatuh dengan Hebatnya di kedua sudut Mata Orang tuanya saja membuat Hati Maryam bagai di tusuk duri beribu-ribu kali.
Ancaman dari Tuan Riza sang CEO berhati dingin, Benar-benar membuat Keluarga Maryam sangat terpukul, Diaman Perkebunan Teh dan Pabrik yang selama ini susah payah di Besarkan oleh orang Tuanya Terancam Gulung Tikar. Karena Investasi yang di Tanamkan oleh kakek Amar Berencana dia cabut.
Tuan Riza Hanya Memberinya Pilihan Kepada Keluarga Maryam, dengan Merelakan Perkebunan dan Pabrik yang di milikinya atau Menjadikan Maryam sebagai pengganti Kakaknya. Yaitu Menikah dengan Sang CEO.
"Tidak menjadi masalah bagi Abi Jika memang Abi harus kehilangan Semuanya nak, Sungguh Kebahagiaan Putri Abi lebih Penting daripada Sekedar Harta di dunia" Jelas pak Hanif pada putrinya Maryam.
Mereka hanya memiliki waktu dua hari untuk menentukan, sebelum waktu pernikahan tersebut benar-benar batal. Namun Maryam yang masih dengan Perasaan Sedih dan Bimbang tersebut belum mampu untuk memberikan jawaban pada Ayahnya.
"Maryam meminta waktu untuk sholat istikharah Abi.. Umi..." Ucap Maryam dengan wajah teduh dan Buliran bening menetes di sudut matanya.
Dalam sisa waktu yang hanya dua hari tersebut Maryam mempergunakannya untuk bermunajat kepada Allah SWT. Memohon Petunjuk melalui Istikharah nya.
Sepertiga malam terahir dipergunakan Maryam untuk bersimpuh, menghadap Sang Khalik dengan Isak tangis yang sudah tidak mampu lagi iya bendung, Menyelesaikan Ibadahnya dan di tutup dengan Bacaan Al-Qur'an Yang menyejukkan jiwanya. Hingga sampai pada saat Maryam benar merasa terkantuk- kantuk.
***
"Hentikan...!!! Siapa Kalian, Jangan Berani-beraninya kalian menyentuhku!!!" Ucap Maryam dengan Lantang.
Seketika Maryam di seret dan di bawa masuk kedalam Mobil berwarna hitam dengan 4 orang laki-laki berpakaian serba hitam dan mengenakan penutup kepala.
Maryam di Seret paksa dan di dorong dengan keras menuju sebuah ruangan gelap berukuran 4x4
"Siap kalian..!!! Apa mau kalian??!!! " Jangan berani kalian menyentuhku!! Ucap Maryam dengan Lantang dan keras
Namun Hal itu hanya ditertawakan oleh 4 orang laki-laki tersebut, Laki-laki yang Maryam sendiri tidak mengenalnya.
Dengan Doa dan dzikir yang selalu Maryam Ucapkan Lirih, mampu membuat Keberanian dalam dirinya muncul untuk berkata dengan Lantang kepada 4 laki-laki dihadapannya.
"Tenanglah Cantik,!!! Kami hanya ingin membuatmu merasa bahagia malam ini, Malam yang akan membuatmu bahagia" Ucap salah satu diantara mereka dengan santai.
Salah Satu diantara mereka berusaha membuka Cadar yang di Kenakan Maryam, Namun sekuat tenaga Maryam berontak dan Menggelengkan Kepalanya ke segala Arah
Sebelum laki-laki tersebut dapat membuka cadar Maryam, seketika pintu telah di dobrak dari Luar. Terlihat Seorang Laki-Laki yang mengenakan Setelan Jas berwarna Hitam masuk dan menerobos para penjahat tersebut. Menghajar seluruhnya tanpa rasa ampun.
Mengetahui hal itu Maryam merasa sangat Aman, Allah SWT telah mengirimkan penolong bagi dirinya saat itu juga.
Setelah para penjahat tersebut Tumbang, Laki-laki yang mengenakan stelan jas hitam tersebut Berjalan Ke arah Maryam dan berusaha membuka Ikatan di Tangan dan kaki Maryam, dan setelah ikatan tersebut mampu di buka. Seketika Tangan Maryam di genggam dengan Erat Olehnya, Maryam dan Laki laki tersebut berusaha lari dari tempat itu, Naas Suara tembakan Terdengar
"Dorr!!!!" dan Sepersekian detik laki-laki yang menggenggam tangan Maryam tersebut Tumbang tidak sadarkan diri. Dan seketika Maryam Terjaga...
***
Maryam tersadar, dan mendapati dirinya tertidur dalam keadaan Duduk bersimpuh diatas sajadah dengan Memeluk Alqur'an yang sebelumnya dia baca, Maryam merasa mimpi yang di alaminya seperti sesuatu yang sangat nyata, bahkan karena rasa takutnya tanpa sadar Maryam meneteskan Air mata.
Tubuh yang sudah penuh dengan peluh-peluh, Butiran keringat berukuran besar membasahi sekujur tubuhnya. seketika Maryam beristigfar, memohon Petunjuk dan Perlindungan dari Allah SWT.
***
[[Mohon dukung Karya saya ya ]]
[[Mohon Berikan Masukan dan Komentar yang dapat Membangun karya saya menjadi Lebih baik ya]]
[[Jangan Lupa Vote nya ☺️🥰🙏]]
Tubuh yang sudah penuh dengan peluh-peluh, Butiran keringat berukuran besar membasahi sekujur tubuhnya. seketika Maryam beristigfar, memohon Petunjuk dan Perlindungan dari Allah SWT.
***
Mendapati dirinya dalam keadaan Tersebut, Maryam bergegas menuju Kamar mandi, yang berada di dalam kamarnya untuk segera berwudhu, Melihat Jam yang Digital di atas meja nya menunjukan pukul 04.15, segera Maryam melaksanakan ibadah sholat Subuh ya dengan khusyuk.
Matahari pagi yang mulai menampakkan Sinarnya, menembus celah-celah jendela kamar Maryam, Seketika membuat Hati Maryam Merasa Bahagia. Dengan memanjatkan doa dan Dzikir pagi Maryam memulai harinya, Perwujudan dari rasa syukur yang di rasakannya atas nikmat sehat yang masih ia rasakan pagi ini.
Tok tok tok
"Ning Maryam" Sapa salah seorang di balik pintu kamar Maryam
"Masuk Bi, Pintunya tidak di kunci" Jawab Maryam kemudian
Seorang wanita Muncul dari balik pintu, guratan di wajah yang terlihat lumayan banyak, menandakan usianya yang tidak lagi muda, Ya. Beliau adalah seseorang yang di pekerjakan oleh pak Hanif di rumahnya Sudah sejak Maryam kecil.
"Ning, Ning Maryam sudah di tunggu Ummi di Taman Belakang" Ucap Wanita tersebut dengan sopan.
"Ohh .. iya bi, terima kasih, sebentar lagi Maryam kesana BI".
Maryam bergegas menyusul dimana umminya berada, dari kejauhan nampak seorang wanita duduk dengan Menggunakan Kerudung berukuran cukup besar, namun tidak menggunakan Cadar, seperti halnya Maryam, terlihat duduk dengan wajah sendu.
Melihat bidadari Surganya termenung, seketika membuat keceriaan Maryam memudar saat itu juga.
"Ummi..." Ucap Maryam pelan dengan usapan lembut di bahu umminya.
"Apa yang sedang ummi pikirkan?? " tanya Maryam kemudian. Dan hanya mendapat respon senyuman dari sang ummi.
*Flashback On*
Sore itu seperti biasa Mahira mengalami Muntah-muntah yang sangat hebat, Sudah beberapa hari terahir Mahira Mengalami hal tersebut, hal itu pun membuat seisi rumah merasa khawatir dengan keadaanya.
Maryam yang mengetahui kakaknya sedang kurang sehat berinisiatif mendatanginya. Setibanya Maryam di kamar Mahira, Maryam segera menanyakan keadaan Mahira.
"Kakak Tidak papa dik... " Ucap Mahira dengan santai
"Tapi kakak sakit, bagaimana kalau kita ke dokter sekarang" Ajak Maryam kemudian, karena merasa khawatir, sebab beberapa hari lagi Mahira akan melangsungkan Pernikahan, dan Tidak ingin kakak nya semakin sakit.
"Sudah lah dik, Kakak baik-baik saja, setelah minum obat Kaka pasti sembuh" Sela Mahira kemudian.
"Baiklah, kalau begitu beristirahatlah ka, " Ucap Maryam Bangkit dari sisi tempat tidur Mahira seraya meninggalkan kamar tersebut.
***
Pagi hari.
Mengetahui jika beberapa hari terahir, kakaknya selalu mengalami Muntah-muntah, Maryam berinisiatif mendatangi kamar kakaknya dan membawakannya segelas Susu jahe hangat untuknya.
Tok tok tok ...
"Assalamualaikum ka" Ucap Maryam
Tok tok tok ...
"Kak" Ucap Maryam lagi
Tok Tok Tok...
Tidak mendapatkan jawaban dari dalam, Maryam berfikir kakaknya masih tidur, dan berinisiatif membuka pintu kamar kakaknya.
Ceklek..
"Kak, ini Maryam bawakan Susu jahe buat kakak!" Ucap Maryam seraya melangkah masuk kedalam kamar dan meletakkan susu di salah meja yang berada di salah satu sisi tempat tidur kakaknya, Kamar dengan nuansa Serba Pink tersebut menggambarkan sang pemilik yang memiliki kepribadian feminim.
Melihat ke sekeliling kamar, Maryam tidak mendapati kakaknya, berusaha mencari dan Membuka pintu kamar mandi, namun kakaknya tidak juga dia temui, Dan Alangkah Kagetnya Maryam ketika mendapati sepucuk surat yang di tinggalkan Mahira kepada Kedua orang tuanya.
Sebuah surat yang dalam kondisi tidak di lipat, di atasnya terdapat sebuah alat tes kehamilan, yang di sana Tertera dengan jelas dua garis berwarna merah yang berbatas tegas.
Seketika Raut wajah Maryam menjadi pucat pasi, Mata indahnya seketika berembun dan butiran-butiran bening meluncur begitu saja di Pipi putih yang tertutup oleh cadar.
Bergegas Maryam keluar dari kamar kakaknya, dan memberitahukan semuanya kepada Kedua Orang tuanya.
...... Abi.. Umi .. Maafkan Mahira telah membuat hati Abi dan ummi sedih, Mahira telah gagal menjadi Anak kebanggaan Abi dan Umi, Mahira telah gagal dan tidak mampu menjaga kesucian , Mahira tidak ingin lagi menambah Beban Abi dan Ummi, maka dari itu Mahira putuskan Untuk Membatalkan Pernikahan Mahira, Umi dan Abi tidak perlu mencari keberadaan Mahira, dan tidak perlu khawatir karena Mahira saat ini bersama laki-laki yang Mahira cintai ... ...
Begitu isi dari surat yang di tinggalkan oleh kakanya Mahira kepad kedua orangnya.
***
*Flashback Off*
***
"Umi... " Ucap Maryam disertai usapan lembut di punggung Umminya.
Saat ini Bu Maya atau ummi dari Maryam dan Mahira hanya mampu menitihkan Air mata meratapi Nasip kedua putri nya.
Seorang ibu yang merasa gagal dalam mendidik anaknya, sehingga sang anak terjerumus kedalam lembah hitam penuh dosa.
"Umi.. Jangan sedih, Maryam tidak bisa melihat umi seperti ini" ucap Maryam dengan lirih.
Maryam jelas mengetahui betul alasan dibalik kesedihan umminya. Memikirkan Kondisi kakaknya yang hamil tanpa adanya ikatan pernikahan dan saat ini justru pergi meninggalkan keluarga bersama dengan Laki-laki yang tidak berstatus sebagai suaminya.
Belum juga permasalahan selesai, orang tuanya sudah harus di hadapkan dengan kenyataan Perkebunan teh beserta pabriknya terancam gulung tikar.
Bukan meratapi kesedihan karena akan kehilangan seluruh harta dan kekayaan yang selama ini di rintis oleh kedua orang tuanya.
Namun kesedihan yang dirasakan adalah karena, Memikirkan nasib para Pekerja yang selama ini menggantungkan hidupnya dengan bekerja di perkebunan dan pabrik milik Pak Hanif apabila pabrik dan perkebunan tersebut benar-benar gulung tikar.
Bagaimana mereka tidak sangat sedih, Ratusan orang akan Kebingungan Mencari Pekerjaan setelahnya, Mungkin saja juga Akan ada anak-anak yang akan putus sekolah.
Kejadian yang berlangsung sangat cepat tanpa adanya pemberitahuan dan Aba-aba sebelumnya, membuat hati orang tuanya merasa terpukul.
"Maryam... " Ucap ummi memecah keheningan diantara mereka
"Yaa ... Ummi" Jawab Maryam lirih.
"Ummi tidak bisa lagi memikirkan bagaimana nasib para karyawan kita nak, setelah pabrik dan perkebunan nantinya benar-benar di tutup." dengan nafas berat ummi menceritakan isi hatinya.
"Ummi tidak masalah jika harus kembali hidup susah nak, sejatinya sebelum seperti sekarang, ummi dan Abi hidup dengan pas-pasan , jadi tidak masalah bagi umi jika memang harus kembali seperti dulu" ucap umi kemudian, Maryam hanya mendengarkan setiap ucapan yang di sampaikan umminya dengan tertunduk lemas.
"Tapi bagaimana dengan mereka??" (mereka yang di maksut adalah para karyawan)
Heuhhhhhh.... Terdengar Hembusan nafas berat keluar dari bibir ummi Maya.
"Ummi" Ucap Maryam sopan.
"Yaa, nak ? " Jawab Ummi dengan pandangan yang masih terus fokus ke arah depan.
"Bismillah, InshaAllah Maryam akan menerima tawaran Tuan Riza Ummi" Ucap Maryam pelan, sontak membuat ummi Maya kaget dan mendongakkan kepala, Merasa sangat terkejut hingga kedua bola matanya membulat sempurna.
"Maryam!!!" ucap ummi seketika, hampir tidak percaya mendengarkan penuturan putrinya. Seketika Air mata merembes dengan deras melalui sudut mata Umminya. Bagaimana tidak wanita paru baya itu bersedih melihat Putri bungsunya harus berkorban demi keluarga dan demi orang lain.
***
[[Mohon dukungan untuk karya saya ya]]
[[Mohon maaf jika masih ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan Karya ini, Sehingga Author Memohon dukungan dan Semangatnya dari para reader yaa]]
Terima kasih 🥰🙏
"Maryam!!!" ucap ummi seketika, hampir tidak percaya mendengarkan penuturan putrinya. Seketika Air mata merembes dengan deras melalui sudut mata Umminya. Bagaimana tidak wanita paru baya itu bersedih melihat Putri bungsunya harus berkorban demi keluarga dan demi orang lain.
***
Dengan Tangis yang sudah tidak dapat di tahan ummi Maya memeluk erat putri bungsunya tersebut, Sebagai seorang ibu dia tidak akan pernah rela jika anaknya harus melakukan pengorbanan yang begitu besar di usianya yang masih 19 tahun.
"Ummi.. InshaAllah Maryam ikhlas, sudah ummi ... Maryam mohon ummi jangan menangis lagi" dengan suara lembut Maryam meneguhkan hatinya untuk menyetujui syarat yang di ajukan oleh Tuan Reza sang CEO
Ummi Maya yang tidak dapat berkata-kata lagi hanya mampu memeluk erat putri bungsunya,hal itu ia lakukan untuk menguatkan hatinya.
Mendengar Isak tangis dari istrinya, Abi Hanif mendatangi Keduanya di taman dan menanyakan apa yang terjadi.
Tanpa basa -basi Ummi Maya menceritakan semua perbincangannya bersama dengan Maryam Sebelumnya dengan linangan air mata.
Abi Hanif mendengarkan secara seksama apa yang di sampaikan oleh istrinya, seraya dengan anggukan kepala. Dan Setelah mendengarkan semua cerita dari Istrinya Abi Hanif berkata pada Maryam
"Nak... Jika memang ini sudah menjadi keputusanmu dan sudah dengan keikhlasan hatimu, Abi Akan merasa sangat bahagia, karena dari Pernikahan ini setidaknya Bisa menyelamatkan Nasib para karyawan yang terancam PHK" ucap Abi Hanif pelan menguatkan putrinya.
"Mungkin hatimu akan merasakan luka, menikah dengan seseorang yang sama sekali tidak kamu kenal sebelumnya, namun Abi mohon Niatkan dengan Keikhlasan dari dalam hati mu nak.. Karena Sesungguhnya apa yang Baik menurut Kita belum tentu baik juga menurut Allah, Begitu juga sebaliknya apa yang menurut kita tidak baik Belum tentu juga Menurut Allah Tidak Baik." Ucap Abi Hanif
"Semoga Apa yang kamu lakukan mendapat ridho Allah SWT" Tukas Abi Hanif kemudian
***
Setelah mendengarkan penuturan yang di sampaikan oleh istrinya dan juga Maryam, Abi Hanif segera mengabari Tuan Reza, Sang CEO berhati dingin. Bermaksud Menjelaskan bahwa putri Bungsunya bersedia untuk menikah dengan dirinya.
Pesan yang di sampaikan oleh Abi Hanif diterima baik oleh Asisten dari Reza Sang CEO berhati dingin. Dan setelahnya pesan tersebut di sampaikan kepada Tuanya.
Sesuai tanggal yang telah di tentukan, Maka Esok hari akan di Gelar Acara pernikahan Antara Reza dan Maryam, Pernikahan yang akan di langsungkan di Salah satu Hotel Bintang lima milik Kakek Amar.
Malam hari di kediaman Abi Hanif , Maryam sedang bersimpuh Di atas sajadahnya memohon Agar hatinya senantiasa teguh dengan apa yang telah menjadi pilihannya dan memohon Keridhoan dari Allah SWT.
Tok !!tok !! tok...!!
Suara pintu yang di ketuk.
Mendengar pintu rumahnya di ketuk Abi Hanif bergegas segera untuk membukakan pintu. setelah pintu di buka alangkah terkejutnya Abi Hanif mendapati seseorang di balik pintu yang berdiri tegap di hadapannya.
Kakek Amar bersama dengan Cucunya datang ke rumah Abi Hanif malam itu.
"Assalamualaikum" Ucap Kakek Amar dengan tenang dan senyum simpul
"Waalaikumsalam kakek , Silahkan masuk kek" Ucap Abi Hanif, dengan membuka pintu rumahnya dengan lebar.
Tak... Tak ...Tak...
Terdengar suara sepatu Reza yang begitu nyaring mengisi keheningan rumah tersebut.
Setelah keduanya dipersilahkan masuk dan duduk diatas sofa ruang tamu, Kemudian Abi Hanif pun mempertanyakan maksut dan tujuan kedatangan kakek Amar ke kediamannya.
Kakek Amar merupakan sosok kakek yang hangat di mata Keluarga dan Orang lain, pribadinya yang tenang dan Sopan santunnya yang tinggi, meski berhadapan dengan orang yang status sosialnya jauh dibawahnya.
"Hanif... " Panggil kakek Amar dengan Nada Bicara khas orang tua.
"Jadi maksut kedatangan kami ini, ingin melamar Putrimu Maryam!!, Untuk menjadi calon istri dari cucuku Reza" Ucap kakek Amar kemudian.
"Sebelumnya kedatangan kami tempo hari untuk melamar Putri pertama mu yang...." Kakek Amar tidak jadi melanjutkan pembicaraanya, Melihat rona wajah Abi Hanif yang seketika padam.
Meski Kakek Amar sangat kecewa dengan Anak Sulung Abi Hanif tak lain adalah Mahira, Yang telah berkhianat kepada cucunya. Namun hal itu tidak membuatnya menjadi pribadi pendendam, dan lantas menyalahkan Abi Hanif. Kakek Amar tetap Berusaha menjaga Perasaan Sahabatnya itu, dengan tidak mengungkit kejadian yang telah berlalu.
"Baik kakek , saya paham maksut kakek, Tunggu sebentar saya akan panggilkan Maryam" Ucap Abi Hanif seraya meninggalkan keduanya di ruang tamu.
Ruang tamu dengan cahaya terang yang penuh di hiasi dengan Tulisan kaligrafi tersebut, membuat setiap orang betah berlama -lama di sana.
Tak berselang lama Asisten Rumah tangga yang Membantu pekerjaan Rumah di kediaman Abi Hanif muncul dengan Nampan berisi Minuman dan beberapa cemilan. Yang sebelumnya telah di berikan instruksi oleh Abi Hanif.
"Silahkan Tuan Besar".. Sapa Asisten rumah tangga tersebut, yang di balas dengan anggukan oleh Kakek Amar.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya yang di tunggu pun datang juga, Maryam bersama Ummi dan Abinya berjalan masuk dan duduk di hadapan Kakek Amar dan Reza.
Maryam yang duduk tepat di hadapan Reza pun merasa sangat gugup. Jantungnya berdetak sangat kencang. Rasa gugupnya ia tutupi dengan meremas jemarinya di balik kerudung besar yang ia kenakan
***
"Bahkan sedikitpun dia tidak melihatku!! Dasar Sombong !! Cihh... Ada apa dibawah !! Kenapa gadis itu Menundukkan wajahnya" Gumam Reza dalam hati
Sejak kedatangan Maryam di ruang tamu, kakek Amar tidak henti-hentinya Tersenyum bahagia. mengingat bahwa Maryam lah yang akan menjadi cucu menantunya. Karena sejatinya Maryam lah yang di inginkan kakek Amar.
"Nak Maryam ... " Ucap kakek
"Iya kek, " jawab Maryam
"Perkenalkan, Ini adalah Reza Cucu Semata wayang kakek" Tukas Kakek Amar kemudian dengan senyum yang selalu terukir di wajah tua nya. dan dibalas dengan anggukan kepala oleh Maryam.
"Jadi maksut kedatangan Kakek saat ini ingin melamarmu untuk menjadi Calon istri Reza, apakah Nak Maryam Bersedia ?" Ucapan kakek Amar dengan tegas, lugas, dan tanpa basa-basi.
Mendengar ucapan kakek Amar tersebut, seketika dada Maryam bergemuruh, antara siap dan tidak dirinya untuk menjadi istri dari sang CEO berhati dingin tersebut. Maryam Beristigfar dalam hati berusaha untuk menguasai ketegangan dan kegelisahan hatinya, dan sesaat kemudian Maryam memberikan jawaban.
"Bismillahirrahmanirrahim, InshaAllah Maryam Bersedia kek" Ucap Maryam kemudian dengan tenang dan senantiasa dengan menundukkan pandangan.
"Alhamdulillah"... Ucap Kakek Amar seketika.
"Cih... Gadis sombong ini mengatakan bersedia menikah denganku, tapi bahkan sama sekali dia tidak memandangku!!!" Batin Reza
"Bagaimana denganmu Reza?" Sergah kakek Amar kemudian, ketika mengetahui bahwa sedari tadi cucunya memperhatikan Maryam.
"Apa ?? , Maksut kakek Bagaimana apanya ? Bukan kah Dia memang pilihan kakek ? apa kakek Masih membutuhkan pendapatku ? " Jawa Reza dengan santai dan terkesan acuh
"Reza!!!" Ucap kakek Amar merasa geram dengan cucuknya.
"Tenang saja kek Reza tidak akan Kabur apa lagi membatalkan Pernikahan ini " Sindir Reza kemudian
"Reza akan menuruti semua keinginan kakek, asal kakek bahagia itu sudah cukup bagi Reza" Ucap Reza dengan Santainya.
Kakek Amar yang melihat tingkah dan ucapan cucunya hanya mampu mendengus, merasa kesal dengannya ucapan yang keluar dari mulutnya.
Melihat Maryam yang hanya menundukkan pandangan sedari tadi, seketika muncul pertanyaan konyol dari pikiran Reza. dengan wajah menyeringai Reza Lantang mengatakan
"Apa di bawah sana ada sesuatu yang lebih menarik dariku?, Dan itu Kain yang menutup wajah mu itu, apa kamu malu memperlihatkan wajahmu, atau Ada Luka di wajahmu ?? " Tanya Reza dengan ketus.
"Reza!!! Jaga Ucapanmu" Tukas Kakek Amar penuh emosi.
Mendengar pertanyaan dari Reza seketika Maryam merasa sangat Tidak nyaman. Begitu juga dengan Abi Hanif dan Ummi Maya Merasa pertanyaan yang di ajukan oleh Resa Sangat Vulgar.
Setelah Maryam mampu menguasai Hatinya , perlahan Maryam menjawab pertanyaan Reza sebelumnya dengan hati-hati dan dengan nada lembut.
"Maaf Sebelumnya jika menurut Tuan Reza ini sesuatu yang aneh, Bukankah sudah seharusnya sebagai umat muslim, kita diharuskan menjaga pandangan kita,!! Terutama terhadap lawan jenis ?"
"Dan lagi, mengenai pakaian yang saya kenakan juga, apakah Tuan Reza mau ... menerima pemberian kue yang sebelumnya telah dibuka bungkusnya oleh orang lain ??Saya rasa Tidak kan ?? " Jawab Maryam dengan tegas dan lugas.
Mendengar Pernyataan yang dilontarkan Maryam, seketika Reza gelagapan.
***
[[Mohon dukungan untuk Karya Saya Ya]]
[[Mohon maaf jika ada Kurang dalam Penulisan ini]]
Terima kasih 🥰🙏☺️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!