Di sinilah sebagian besar siswa dan siswi sekolah menghabiskan waktu jam istirahat mereka di kantin sekolah.
Ada yang menikmati makanannya,ada yang yang bercanda gurau dengan teman-temannya dan ada pula yang bercerita akan perasaannya pada sahabatnya.Seperti empat wanita ini.
"Kenapa lo,tumben banget cuek! Biasanya kalo liat si Fero langsung lo samperin dia?" tanya Mia pada Fani.
"Jangan lo sebut nama dia di depan gw,gw lagi sebel banget sama tuh bocah" jawab Fani dengan wajah kesel.
"Emang si Fero berbuat apa lagi sih?" tanya Vina.
"Tadi tuh gw liat dia jalan sama si Sarah.Manaan mereka berdua dekat banget,kan gw sebagai kekasihnya cemburu gays" jelas Fani sungut seraya mengkerucutkan bibirnya.
Sedangkan Mia yang lagi meminun jus nya pun di buat kaget akan cerita sahabatnya itu.Untungnya dia gak tersedak oleh minumannya.
"Whaatt,,seriusan lo?" tanya Mia heboh dan matanya melirik ke arah Fero dan kawan-kawannya berkumpul.Sedangkan yang di tanya hanya menganggukan kepalanya.
Di antara tiga cewek yang berbincang-bincang itu,ada satu cewek yang tidak tertarik dengan pembicaraan sahabat-sahabatnya itu.Sedari tadi dia hanya memainkan Handphonenya.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan satu cewek yang menarik perhatiannya.
"Kita ke kelas yuk! Males gw lama-lama di sini" ajak Fani pada sahabat-sahabatnya.
"Yukk.." jawab Mia dan Vina bersamaan.
"Kalian duluan ajah,gw pengen ke toilet dulu" ucap Jani.
Ketiga sahabatnya pun balik ke kelasnya.
Setelah selesai ke toilet Jani balik ke kelasnya.Karena terlalu fokus dengan handphone nya dan tidak memperhatikan jalan sehingga terjadilah.
BUGHH. . .
Tubuhnya bertabrakan dengan seseorang di depannya.Untungnya dia bisa mengseimbangkan tubuh mungilnya agar tidak terjatuh.
"Aauuu...Kalo jalan lihat-lihat dong!" ucap Jani dengan wajah kesal.
"Ck,,lo yang jalan gak lihat-lihat salahin gw.Makanya kalo jalan lihat ke depan bukan ke handphone" jelas Revin dingin.
Jani hanya menaikan alisnya sebelah dan mengucapkan "Sorry" dengan wajah datar dan melenggang pergi meninggalkan Revin.
"Sat dah,tuh cewek datar amat sih.Kalah tuh aspal sama wajahnya" gumam Revin seraya tersenyum miring.
Setibanya di dalam kelas Jani langsung gabung dengan sahabat-sahabatnya.
Di karenakan jam setelah istirahat gurunya tidak hadir.Jani pun memilih memainkan games yang ada di handphone nya dan tidak memperdulikan kehebohan yang di buat oleh teman-teman sekelasnya itu.
"Gays nanti balik sekolah kita jalan-jalan ke mall dulu yuk!" ajak Mia pada sahabatnya dengan wajah ceria.
"Boleh banget tuh,udah lama juga kita gx maen ke mall.Pokoknya lo harus ikut ya Jan!" ucap Fani semangat.
"Hmm..." yang di ajak hanya menjawab dengan deheman,tanpa mengalihkan pandangannya dari layar handphone nya.
"Ck,,lo gak bosen apa Jan lihat handphone mulu? Kita ajah yang lihatnya bosen" sungut Mia.
"Betul banget tuh,ntar ge tuh handphone gw buang" timpal Fani.
Ucapannya pun mendapatkan tatapan tajam dari Jani.
"Ya udah sih yang terpenting dia mau ikut.Kalian seperti gak kenal sifat Jani ajah.Dia kan dari dulu memang seperti itu" bela Vina.
"Iya dah tau sama kembarannya mah" cibir Fani.
Di sisi lain ada satu cowok yang selalu memperhatikan empat cewek itu (Ralat) lebih tepatnya pada cewek yang selalu memainkan handphone nya itu.
"Beb ntar pulang sekolah jadi gak?" tanya Aldi dengan nada tinggi.
Dari suaranya yang berisik itu pun mengundang perhatian murid-murid di kelasnya.
Sampai cewek yang dari tadi terfokus dengan layar handphone nya pun melirik ke sumber suara itu.
*DEGG. . *.
Dia menatap mata biru itu,pandangannya pun terkunci dengan pria yang memiliki mata biru itu yang sedang menatap mata coklat miliknya.
Cukup lama mereka bertatapan,sampai salah satu suara yang menyadarkan mereka berdua.
"Jadi beb,nanti kita bertemu di parkiran sekolah ya?" balas Mia dengan suara cemprengnya.
"Oke bebb,," ucap Aldi seraya mengedipkan sebelah mata.
Mendengar percakapan dari pasangan yang hebo itu pun.Membuat seorang Jani menggeleng-gelengkan kepala seraya tersenyum.
Revin yang melihat senyuman yang menurutnya sangat indah,dia pun ikut tersenyum tipis.Sehingga teman-temannya tak bisa melihat senyuman dari seorang Revin.
"Cantik..Ternyata tuh cewek bisa tersenyum juga" -batin Revin senang melihat momen langkah itu.
Pelajaran di sekolah pun telah selesai murid-murid pun berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing.
Mia mengajak teman-temannya untuk berkumpul di parkiran sekolah.
"Gimana beb,,kita langsung berangkat ajah nih?" tanya Aldi pada Mia.
"Ya udah yuk! BTW Vina dan Vino bareng gw di mobilnya Aldi.Sedangkan Fero, Fani dan Jani kalian di mobilnya Revin ya!" ucap Mia pada teman-temannya.
"Eghh,,kenapa gak satu mobil untuk cewek-cewek dan satu mobil lagi untuk cowok-cowok sih! Kalo tau kaya gini mah mendingan gw naik mobil gw sendiri" sungut Fina karena harus semobil dengan Fero.Sedangkan dia lagi kesel sama kekasihnya itu.
Mia hanya memutar mata malas. "Cus ah kita berangkat,keburu ke sorean ini kita" ucap Mia tanpa menjawab perkataan temannya itu.
Fani pun hanya bisa mengikuti teman-temannya masuk ke dalam mobil.
Di dalam mobil Revin. "Oh iya Jan gimana urusan lo sama cowok itu?" tanya Fani kepo.
"Hmm,,cowok yang mana ya?" ucap Jani bingung.
"Ck,,yang waktu itu ngomong sama lo di perpus? Asli tuh cowok keren abis.Kenalin dong Jan sama gw,siapa tau ajah dia mau sama gw!" ucap Fani heboh.Dari perkataannya pun dia mendapatkan jitakkan dari pria yang duduk di sampingnya.
*Pletak. . *.
"Aduh,,sakit bego" ucap Fani marah.
"Lo yang bego.Kalo ngomong asal ajah.Kalo lo sama tuh cowok terus gw mau lo kemanain FANIA PUTRI!!" ucap Fero kesel seraya menekankan nama kekasihnya itu.
"Yaa,,tinggal di kembalikan pada tempatnya" jawab Fani santai.
Fero yang mendengarkan itu pun kesal, "Lo kira gw sampah" ucap Fero seraya menatap tajam ke kekasihnya itu.
Dari pertengkaran sepasang kekasih itu pun dua orang yang ada di kursi depan hanya menyimak.
"Pokoknya nanti lo harus ceritain ya soal cowok itu ke gw!" minta Fani.
"Gak penting" ucap Jani malas seraya menatap pemandangan dari kaca di sebelahnya.
"Jangan di dengerin Jan,udah punya cowok sekeren ini masih ajah melirik ke cowok lain" ucap Fero kesal.Karena kekasihnya itu berani terang-terangan menyukai pria lain.
"Apaan sih lo ikut-ikutan ajah.Kaya sendirinya gak genit ajah sama cewek lain" sungut Fani kesal.
"Lah gw mah gak perlu genit.Tanpa gw genit juga banyak cewek yang ngejar-ngejar gw" ucap Fero dengan pedenya.
*Pletak. . *.
Mendengar ucapan kekasihnya itu pun Fani gak tahan untuk menjitak kepala kekasihnya itu.
"Awas ajah lo selingkuhin gw" ancam Fani.
"Gak dong say,kan aku udah punya kamu yang paling cantik dan yang ku sayang" gombal Fero dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Preett..." ucap Fani asal.
Revin dan Jani yang duduk di depan pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala seraya tersenyum,akan tingkah laku sepasang kekasih itu.
Tunggu episode selanjutnya ya 😊😊
Terima kasih untuk kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ku ini.
Setelah selesai membaca tolong tinggalkan like nya yah,untuk cerita aku yang baru ini dan mohon dukungannya juga.
Maaf ya apa bila kata-katanya banyak yang kurang di mengerti.Di karenakan ini pengalaman ku yang pertama 😊😊😊😊
Sedangkan di dalam mobil Aldi. "Beb ntar sampe mall kita makan dulu ya! Gw udah laper nih." ucap Mia pada Aldi.
"Iya bebb,," jawab Aldi seraya mengelus pucuk kepala Mia lembut.
"Kamu udah izin ke ibu kan?" tanya Vino seraya menatap Vina dan tersenyum.
"Udah kok" balas Vina lembut dan di balas anggukan kepala dan senyuman dari Vino.
Pembicaraan antara sepasang kekasih itu pun di dengar oleh teman nya yang sedang duduk di kursi depan.
"Sebenarnya kalian berdua pacaran atau gak sih? Kita kok jarang lihat kalian layak nya orang pacaran ya?" tanya Mia kepo.
Aldi mengernyitkan alisnya dan menengok sekilas karena mendengar ucapan kekasih nya itu.
"Maksudnya gimana beb?" tanya Aldi bingung.
"Yaa gini loh beb,mereka tuh jarang terlihat mesrah.Hubungan mereka tuh gak jelas,di bilang pacaran tapi gak terlihat orang pacaran,di bilang gak pacaran tapi mereka pacaran!" jelas Mia pada Aldi dan di balas dengan anggukan kepala.
"Kalo orang pacaran itu gak harus di lihat dari mesrah nya hubungan atau gak nya. Kalo menurut gw sih pacaran itu komitmen satu untuk selamanya." jelas Vina.
Sedangkan Vino yang duduk di sebelah nya hanya menyimak dan tersenyum mendengar ucapan kekasih nya.
"Tuh beb dengerin apa kata Vina. Pacaran itu komitmen satu untuk selamanya. Jangan seperti si Fero sana sini nemplok. Gak ngehargain perasaan pasangan nya banget." ucap Mia sungut pada Aldi,agar kekasih nya itu gak seperti teman nya.
"Ya gak dong beb. Kan aku udah punya kamu." jawab Aldi dengan cengiran kuda dan mengacak-ngacak rambut kekasih nya gemas.
Sedangkan Vina dan Vano yang mendengar nya hanya menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum akan tingkah laku dari sepasang kekasih yang duduk di kursi depan.
Sampailah mereka di tempat tujuan dan seperti yang Mia bilang tadi. Sebelum mereka jalan-jalan di dalam mall. Mereka memutuskan untuk makan siang dulu.
Setelah mereka selesai makan siang. Mereka memutuskan untuk menonton film bioskop. Selesai menonton film bioskop,mereka berbelanja ke toko pakaian yang ada di dalam mall.
Sedangkan yang lain nya lagi pada asik pilih-pilih pakaian. Lain hal nya dengan wanita yang satu ini,dia lebih asik memainkan handphone nya itu. Seperti biasa ada mata yang selalu memperhatikan dia.
"Lo gak gabung sama mereka pilih-pilih baju juga?" tanya Revin pada Jani seraya menunjuk ke gerombolan teman-teman nya yang lagi pada hebo mempilih-pilih baju. Sedangkan orang yang dari tadi di perhatikan nya selalu sangat asik dengan dunia nya sendiri.
"Gak,," jawab Jani singkat tanpa menoleh ke orang yang mengajaknya bicara.
Revin pun menghembuskan nafas berat.
"Nama gw Revin.!!" ucap Revin tersenyum seraya mengulurkan tangan ke Jani. Karena uluran tangan nya tak kunjung mendapat balasan dari Jani. Dia pun menarik kembali uluran tangan nya.
Sedetik kemudian, "Gw Jani" jawab Jani singkat dengan wajah datar,tanpa mengalihkan pandangan nya dari layar handphone nya. Revin pun tersenyum puas karena mendapatkan jawaban dari cewek itu dan bernafas lega.
'*Ckk,,nih cewek bener-bener dah! Gak dimana-mana selalu handphone yang lebih menarik perhatian nya' *-batin Revin kesal.
*Tiing. . *.
Satu notifikasi chat masuk di handphone Jani dan dia langsung membaca nya.
Devan :
Hey Jan..Lagi apa nih!!
Bisa kita bertemu sekarang??
'Read'
Devan :
Di read doang,bales lah bisa ketemuan sekarang gak??
'Read'
Setelah membaca chat itu Jani tidak membalas nya.Dia memilih kembali ke permainan games nya yang tadi sempat tertunda itu.
Drreettt...drreettt...drreettt...
Drreettt...drreettt...drreettt...
Drreettt...drreettt...drreettt...
Lagi asik-asik nya memainkan games. Handphone nya bergetar pertanda ada yang menelphone dia.
"Ckk,,ganggu ajah nih orang." gumam Jani kesal.
Revin yang di sebelah nya mendengar gumaman cewek itu dan melirik nya.
"Hallo" ucap Jani males.
"...??"
"Gak bisa besok ajah ya,gw lagi sibuk nih!" ucap Jani.
"...."
"Mmm..." jawab Jani dingin.
Teman-teman nya pun nyamperin Jani dan Revin setalah mereka selesai membeli pakaian.
"Kalian berdua gak beli baju?" tanya Fani pada Jani dan Revin.
"Gak" jawab Revin dingin. Sedangkan Jani hanya menjawab dengan menggeleng-gelengkan kepala males.
"Udah selesaikan?" tanya Jani datar.
"Udah" jawab Mia tersenyum.
"Ya udah yuk balik." ucap Jani dingin.
Mereka pun berjalan menuju parkiran mobil. Sesampai nya mereka di tempat parkiran mobil.
"BTW ini kita balik lagi ke sekolah kan?" tanya Fani memastikan.
"Kita langsung balik ke rumah ajah deh. Kaki gw udah pegel banget nih!" jawab Mia.
"Lah terus nasib mobil gw sama mobil nya si Jani gimana!? Kan masih di parkiran sekolah." ucap Fani kesal.
"Ya udah selow ajah,tuh mobil gak bakalan hilang say. Kan mobil nya di dalam parkiran sekolah." ucap Fero santai.
"Masalah nya kalo tuh mobil di sekolah. Terus besok gw berangkat sekolah naek apa?" tanya Fani kesal.
"Santai ajah say,kan pacar mu ini punya mobil. Besok pagi aku jemput kamu ke rumah." ucap Fero seraya tersenyum dan mengedipkan sebelah mata nya pada Fani. Sedangkan Fani mengalihkan pandangan nya ke sisi lain karena malas melihat kekasih nya itu.
Mia yang sudah merasa lelah pun mulai kesal karena perdebatan sepasang kekasih itu,membuat dia semakin lelah karena harus berdiri lama.
"Ya udah yuk ah,kaki gw udah pegal banget ini." sungut Mia kesal.
Akhirnya mereka pun masuk ke dalam mobil.
Drreettt...drreettt...drreettt...
Drreettt...drreettt...drreettt...
Drreettt...drreettt...drreettt...
Di perjalanan pulang handphone Jani bergetar pertanda ada yang menelphone nya.
Dia pun menggeser layar yang berwarna hijau.
"Hallo" jawab Jani.
"Lo lagi dimana,jam segini belum sampai rumah?" tanya seseorang di sebrang sana.
"Ini gw lagi di jalan pulang" jawab Jani datar.
"Ya udah GPL. Setengah jam lo belum sampai rumah,gw laporin loh ke mamah" ancam seseorang di sebrang sana.
"Iya,iya,,bawel banget sih lo jadi cowok" ucap Jani kesal.
Panggilan telphone pun dia matikan.
"Siapa Jan? Juna!" tanya Fera pada Jani.
"Hmmm..." jawab Jani dingin.
Revin yang sedang menyetir mobil mendengarkan percakapan dua wanita itu. Dan dia bertanya-tanya dalam fikiran nya. "Juna. Siapa lagi tuh cowok.?? Nih cewek banyak juga fans cowok nya.'-batin Revin.
Hayoo...Kira-kira ada yang tau gak nih. Juna itu siapa nya si Jani...???
Pagi harinya selesai bersiap-siap Jani pun keluar kamar dan menuruni tangga menuju ruang makan.
Di meja makan sudah ada Juna yang sedang makan sarapan pagi nya. Jani pun bergabung duduk di meja makan dan mengambil sarapan nya.
"Jun,ke sekolah gw nebeng mobil lo ya!" ucap Jani.
"Lah emang mobil lo kemana kak?" tanya Juna.
"Masih di parkiran sekolah." jawab Jani sambil mengunyah makanan yang ada di dalam mulut nya.
Juna pun hanya membalas dengan ber ohh ria dan mengangguk-angguk kan kepala.
Setelah selesai sarapan,mereka bergegas berangkat ke sekolah.
Membutuh kan waktu setengah jam untuk mereka sampai ke sekolah.
Tiba nya di parkiran sekolah mereka keluar mobil. Juna yang melihat Vino dan Vina baru sampai sekolah juga,dia pun memanggil nya.
"Bang Vino" teriak Juna seraya melambaikan tangan nya.
Vino yang merasa di panggil pun ikut melambai kan tangan nya dan memberi isyarat agar Juna nyamperin mereka.
"Yuk kak" ajak Juna sambil menuntun kakak nya.Jani yang di pegang tangan nya pun hanya mengikuti adik nya.
"Widih ada kemajuan nih,dari si anak kembar ini!" seru Vino menggoda.
"Lah iya tumben banget akur?" tanya Vina heran.
"Iya mobil nya kak Jani masih di parkiran sekolah jadi dia bareng gw. Kalo gak gitu mah mana mau dia bareng sama gw." jawab Juna sambil melirik ke kakak nya.
Jani yang mendengar ucapan adik nya hanya memutar bola mata nya malas.
"Ya udah yuk ke kelas!" ajak Vina.
Mereka pun jalan bareng ke kelas nya.
Gak lama Revin tiba di sekolah dan keluar dari mobil nya lalu berjalan ke kelas nya. Di koridor sekolah ia melihat Jani sedang jalan berdampingan bah kan di rangkul dengan pria di samping nya.
"Siapa tuh cowok? Kok kayanya mereka dekat banget ya??" -gumam Revin.
"Ke kelas lo sono" usir Jani pada Juna seraya melepaskan rangkulan dari adik nya.
"Ya udah bang Vino dan kak Vina gw ke kelas ya. Ntar istirahat kita ketemu di kantin. Bayy..." pamit Juna sambik melambai kan tangan nya. Dan di balas lambaian tangan oleh Vino dan Vina. Lain hal nya dengan Jani,ia hanya sibuk memain kan handphone nya.
Sampai nya mereka di kelas ternyata sudah banyak murid-murid di dalam kelas nya. Ada gerombolan cowok-cowok berlarian ke luar kelas. Jani yang tidak memperhati kan jalan di depan nya pun tertabra dengan salah satu dari cowok itu dan ia terhuyung ke belakang.
Revin yang kebetulan berada di belakang cewek itu pun reflek menangkap ke dalam pelukan nya sehingga cewek itu tidak terjatuh ke bawah.
Degg...degg...degg...
Mata mereka pun bertemu dan bertatapan cukup lama. Sehingga mereka merasakan detak jantung nya yang berpacu begitu cepat seraya orang yang berlari maraton.
"Ciiieeee..." seru murid-murid di kelas nya.
Mendengar seruan dari teman-teman kelas nya mereka pun tersadar dan menjaga jarak.
"Ehemm..Seperti nya akan ada benih-benih cinta nih di antara mereka!" ucap Vino menggoda ke dua teman nya itu.
Jani yang mendengar perkataan Vino pun melirik tajam ke arah Vino. Sedangkan Revin tersenyum tipis di bibir nya. Sangat tipis bahkan teman-teman nya pun tidak melihat senyuman nya itu.
Mereka pun berjalan ke bangku nya masing-masing. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhati kan mereka.
"Awas aja lo nanti" -gumam seseorang itu seraya mengepal kan tangan nya dan berlalu pergi dari tempat dia berdiri tadi.
Bel istirahat sudah berdering,seluruh penghuni kelas berjalan menuju kantin.
Jani yang ingin ke toilet menyuruh sahabat-sahabat nya untuk pergi ke kantin duluan.
Tanpa Jani sadari ada seseorang yang membuntuti nya. Tepat saat Jani keluar dari kamar mandi,tangan nya di tarik kasar oleh seseorang yang ia tidak tahu. Yang Jani sadari kalo orang itu perempuan.
"Lepasin woy!" bentak Jani.
Perempuan yang mencekal tangan Jani melepaskan dengan kasar sambil mendorong tubuh Jani ke tembok.
"Mau lo apa?" tanya Jani dingin.
"Lo masih tanya mau gw apa hah? Gw mau lo jauhin Revin,jangan pernah gw liat lo dekat-dekat lagi sama Revin!" ucap Sarah membentak Jani.
"Emang nya lo siapa nya Revin. Pacar nya? Bukan kan! Jadi lo nggak punya hak untuk nyuruh gw jauhin Revin." ucap Jani datar.
Sarah yang mendengar ucapan Jani,terdiam tak dapat membalas nya. Jani pun tersenyum sinis dan meninggal kan Sarah.
"Hay kak Vina,bang Vino. Gw boleh gabung kan?" tanya Juna.
"Boleh kok duduk aja." jawab Vina. Setelah itu Juna pun duduk.
"Oh ya,kenalin gw Juna kembaran nya kak Jani." ucap Juna memperkenal kan diri nya pada teman-teman kakak nya.
"Gw Aldi dan yang duduk di samping gw ini Mia,cewek gw." ucap Aldi tersenyum.
"Revin" kata Revin singkat.
"Gw Fero dan yang duduk di sebelah gw ini Fani,cewek gw.Dan satu lagi gw adalah cowok paling ganteng di sekolah ini." kata Fero bangga.
"Idih,pede banget lo." cibir Fani.
"Yaelah say,lo tensin amat sih sama gw! Pacarmu yang ini kan emang cowok paling ganteng di sekolah ini." ucap Fero sambil mengedip-ngedip kan sebelah mata nya pada Fani.
"Semerdeka nya lo" balas Fani males.
Dari perdebatan sepasang kekasih itu. Ada seseorang yang merasa puas mendengar berita yang baru saja ia dengar.
"Ternyata yang nama nya Juna itu kembaran nya si Jani toh. Kenapa gw baru tau ya? Masa bodo ah yang terpenting masih ada kesempatan gw untuk bisa mengenal lebih dekat lagi sama tuh cewek." -batin Revin senang.
Nggak lama kemudian Jani pun dateng dan duduk di dekat adik nya.
"Dari mana kak?" tanya Juna.
"Toilet" jawab Jani singkat.
Dari kedatangan nya Jani dari tadi tatapan Revin tak lepas dari Jani. Juna yang melihat tatapan Revin ke kakak nya merasa ada yang aneh.
"Bang Revin pacar nya kak Jani ya?" tanya Juna kepo.
Mendengar ucapan dari adik nya itu,membuat Jani dan Revin bertatapan mata.
"Diam berarti benar ya? Wahh,,bang Revin beruntung banget dong karena bang Revin adalah cowok per...emmm.." ucapan Juna terpotong saat tangan Jani membekap mulut nya.
"Bisa diem nggak" ucap Jani seraya melototin adik nya itu.
Dan karena hal itu membuat Vino melihat ada warna merah di tangan Jani.
"Tangan lo kenapa Jan?" sontak semua mata tertuju pada orang yang di tanya Vino.
Jani pun merasa di perhatikan oleh teman-teman yang duduk di dekat nya.
"Nggak papa" jawab Jani singkat.
Entah hanya perasaan nya saja atau tidak,ia merasa di perhatikan oleh Revin. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari kantin.
"Gw balik kelas dulu ya. Lo kalo udah selesai langsung balik." pamit Jani sekaligus memberitahu kan Juna dan di angguk kan oleh adik nya.
Jani segera beranjak dari duduk nya dan berjalan menjauh dari kantin. Ia berjalan menuju kelas nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!