“Hari ini rilis perdana anime ‘Pahlawan Nistenia Bersatu Melawan Raja Iblis’ di Bioskop. Bos telah menyetujui cuti yang kuajukan, dan aku bisa segera pergi ke Bioskop agar tidak terlambat menonton anime itu. He-he-he... Netla-Chan... Onii-Chan datang!” Pitung—pegawai kantoran berusia Dua Puluh tahun, tetapi masih jomblo tersebut berteriak memanggil nama karakter gadis Naga cantik—pelayan paling setia mantan Raja Iblis Zagralaas.
Nasib Zagralaas sendiri akan berakhir buruk dalam trailer film anime tersebut, dia malah mati di tangan para Pahlawan yang langsung melambungkan nama mereka di Dunia Nistenia. Selanjutnya para Pahlawan itu memimpin para Kesatria Sihir dan Para Penyihir melawan Raja Iblis Eblirt— Villain atau Penjahat utama yang ingin menguasai seluruh Dunia Nistenia di bawah kekuasaannya.
Pitung berjalan kaki ke halte transjakarta dan beberapa Pemuda langsung tersenyum ke arahnya karena semua yang dikenakan oleh Pitung berbau anime.
Pitung tak malu, karena dari masih duduk di bangku sekolah menengah atas ia telah menjadi Wibu garis keras dan sering mengkhayal berpindah ke Dunia lain——kemudian menjadi Pahlawan di sana. Bahkan dulu saat tawuran dengan SMA sebelah dengan bangga Pitung merapalkan mantera “Magic Explosion” sebelum melempar botol berisi minyak tanah yang ujung botolnya diberi kain—lalu dibakar, kemudian melemparnya ke arah lawan.
Setelah sampai di bioskop, Pitung langsung duduk manis di deretan kursi paling depan sembari mengunyah cemilan Popcorn.
“Kenapa kamu mengkhianati aku, Eblirt? Padahal aku sudah menganggap dirimu sebagai saudaraku sendiri. Namun, kamu malah menyerang diriku dari belakang saat aku sedang melawan para Pahlawan Nistenia itu!” Raja Iblis Zagralaas mengeluh pada Eblirt——yang merupakan salah satu bawahannya paling kuat.
Pitung merasa kasihan pada Raja Iblis Zagralaas itu, walaupun ia adalah Iblis yang merupakan musuh umat manusia——Pitung tetap bersimpati padanya karena Netla Durand melayaninya.
“Sialan kau Eblirt! Aku akan membunuhmu!” Netla Durand menyemburkan bola api yang sangat besar, pepohonan sejauh Tiga Ratus Meter langsung hangus terbakar.
Eblirt menghindari serangan Sihir dari gadis Naga itu, akan tetapi ia langsung mengerutkan keningnya karena Netla telah berubah menjadi Naga dan terbang membawa Raja Iblis Zagralaas.
“Kalian pikir bisa kabur dariku!” teriak Eblirt ingin mengejar. Namun, Lima Pahlawan Nistenia yang nama mereka belum terkenal tiba-tiba muncul. Eblirt berhenti mengejar Netla dan tersenyum ke arah para Pahlawan itu. “Apakah kalian ingin membunuh Raja Iblis Zagralaas? Kalau ia... sebaiknya kalian mengejar Naga itu, karena dia telah membawa Raja Iblis Zagralaas kabur. Ini adalah kesempatan kalian untuk melambungkan nama kalian sebagai Pahlawan Nistenia yang hebat, karena Raja Iblis Zagralaas sedang terluka parah. Namun, bila kalian tidak mengejarnya maka kesempatan untuk membunuhnya tidak akan pernah terwujud lagi, yang ada dia akan melakukan balas dendam pada kalian dengan menghancurkan Dunia Nistenia ini!”
Sudut bibir Eblirt memancarkan seringai tipis, dia sengaja membuat mereka membunuh Raja Iblis Zagralaas agar Iblis-Iblis lain akan mengangkatnya sebagai Raja Iblis yang baru, dan mengobarkan Perang pada Pahlawan Nistenia sebagai aksi balas dendam atas kematian Raja Iblis Zagralaas.
“Bagaimana Graham, apakah kita bisa mempercayai kata-katanya?” tanya Alease Cougar, Penyihir Elf cantik dari negeri Hazel.
Graham Briars yang menjadi Pemimpin Party Pahlawan berpikir sejenak, ia ragu-ragu membuat keputusan.
“Apalagi yang kalian tunggu? Naga itu telah terbang sangat jauh!” Eblirt menakut-nakuti mereka.
“Iblis ini lain kali saja kita taklukkan, kita harus membunuh Raja Iblis Zagralaas lebih dulu sehingga para Iblis akan kocar-kacir karena kehilangan Pemimpin mereka!” desak Bjoglon Redhammer—Kurcaci yang juga Blacksmith nomor satu di Dunia tersebut.
Dia bergabung dengan Party Pahlawan karena fisiknya sangat kuat walaupun tubuhnya cukup pendek dan kecil. Namun, ia adalah Tanker yang sangat kuat dan berhasil menahan serangan Sihir Raja Iblis Zagralaas dengan Tameng anti Sihir buatannya.
“Baiklah, kejar dia!” Graham Briars akhirnya membuat keputusan untuk melenyapkan Raja Iblis Zagralaas lebih dulu.
Pitung terus mengunyah Popcorn-nya dan sudah tidak sabar melihat kepala Raja Iblis Zagralaas akan ditebas oleh Pahlawan seperti dalam trailer film anime tersebut.
“Namun, aku penasaran bagaimana gadis Naga itu akhirnya menjadi tunggangan para Pahlawan Nistenia nantinya!” gumam Pitung terus memasukkan Popcorn ke mulutnya. “Eh?” Pitung panik, karena tak bisa menelan Popcorn yang terlalu banyak di dalam mulutnya.
Pitung segera mengambil minuman bersoda di kantung plastik yang terletak di sebelahnya, kemudian ia menenggak minuman itu sembari memakan Popcorn yang memenuhi mulutnya.
Namun, Pitung malah tersedak dan iapun bertambah panik.
“Tolong aku!” Pitung berseru pada penonton yang ada di sebelahnya, akan tetapi suaranya malah tidak terdengar karena tiba-tiba Netla Durand berteriak histeris—karena Raja Iblis Zagralaas tidak bernapas lagi.
Suara Pitung pun tidak terdengar oleh penonton di sebelahnya, kesadarannya mulai menghilang dan berpikir ia akan segera mati. Padahal ia belum selesai menonton film anime kesukaannya ini, ia bahkan rela menyisihkan gajinya untuk membeli aksesoris bertema gadis Naga itu—walaupun gajinya terbilang sangat kecil dan saat ini juga sedang inflasi tinggi, akan tetapi ia tetap memaksakan diri untuk menontonnya.
“Eh, ternyata aku masih hidup!” gumam Pitung sembari memperhatikan sekitarnya dan ia tercengang kenapa tokoh anime favoritnya ada di hadapannya.
Pitung bertambah bingung, kenapa tangannya juga kelihatan sangat asing dan ada Pedang Hell Of Darkness terbaring di sebelahnya.
Pedang itu adalah milik Raja Iblis Zagralaas yang sebentar lagi lehernya akan ditebas oleh Pahlawan Graham Briars.
“Eh... kenapa aku menjadi Raja Iblis Zagralaas?” Pitung berteriak histeris.
Netla Durand bingung melihat tuannya berteriak histeris begitu, ia malah terlihat seperti orang asing saja. Namun, ia tetap senang karena Raja Iblis Zagralaas masih hidup.
“Yang mulia... ternyata Anda masih hidup!” Netla langsung memeluk Raja Iblis Zagralaas sembari menangis tersedu-sedu.
Namun, Raja Iblis Zagralaas malah terlihat ketakutan dan menjambak lagi rambutnya, sehingga Netla bertambah bingung.
“Selamat datang di Dunia Nistenia!”
Tiba-tiba Panel Sistem seperti dalam film-film anime muncul di hadapan Pitung.
[Identitas Pemain: Pitung dan mulai saat ini akan menjadi Mantan Raja Iblis Zagralaas.
Level Pemain: —5
Mana : 0
Skill : Peeping Eyes (Dapat melihat Level orang lain)
Poin : 0
Yang Anda lihat saat ini adalah Demon King System, impian Anda untuk menjadi yang terkuat telah terwujud. Cukup selesaikan Misi dari Sistem, maka Sistem akan memberikan hadiah Poin yang dapat ditukarkan dengan cara melakukan undian berhadiah Peningkatan Level, Pengembalian Skill dan Sihir milik Raja Iblis Zagralaas secara bertahap hingga mencapai puncak kejayaannya.]
Pitung tersenyum bahagia melihat Panel Sistem di hadapannya, air mata kebahagiaan mengalir deras membasahi pipinya. Dia menyangka akan terlantar di Dunia antah-berantah ini dan menjadi karakter sampingan yang hanya muncul sekilas saja, kemudian mati untuk selamanya.
Pitung menyeka air mata Netla Durand, gadis Naga yang merupakan Pelayan paling setia dari mantan Raja Iblis Zagralaas. “Jangan engkau menangis lagi Netlaku... mulai sekarang babang tampan ini akan menjagamu! Eh, tunggu! Kenapa Levelku minus Lima? Kalau begini jangankan melawan Pahlawan, digigit semut saja aku pasti akan mati!” Pitung berteriak histeris sembari memjambak rambutnya sendiri.
Netla mengerutkan keningnya, menduga tuannya sepertinya telah mengalami gangguan jiwa akibat dikudeta oleh Eblirt.
“Yang Mulai... ada apa denganmu?” tanya Netla kembali meneteskan air mata, menatap iba pada Raja Iblis tampan di hadapannya itu.
Pitung tersenyum masam dan berdehem. “Aku baik-baik saja Netla... akan tetapi saat aku mati selama beberapa detik yang lalu, sebenarnya Jiwaku telah terlahir kembali di Dunia bernama Bumi. Dan di sana aku menjalani kehidupan yang hebat lah, akan tetapi walaupun di sana aku menjalani kehidupan yang damai... aku tak mau berlama-lama di sana dan menggunakan Sihir terlarang untuk kembali ke tubuh lamaku ini, makanya sifatku kini berubah total. Mulai sekarang aku akan terlihat seperti orang lain!”
Sebagai Wibu garis keras, Pitung telah menonton cuplikan film dengan adegan seperti ini berkali-kali, di mana jiwa dari Dunia lain bertransmigrasi ke tubuh Protagonis utama. Namun, Pitung sedikit berbeda karena ia malah masuk ke tubuh karakter sampingan yang membuat karakter tokoh utama akan menjadi terkenal.
“Kamu banyak bacot brengsekk! Kenapa tidak biarkan Sistem memberikan penjelasan lebih dulu barulah mengoceh kau bangsattt!” Tiba-tiba Panel Sistem berubah wujud menjadi karakter anime berwajah anak kecil memarahi Pitung.
Pitung tersenyum masam, “Jangan marah begitulah! Aku lagi panik, nih! Gimana coba melawan Pahlawan dengan Level minus Lima?” sahut Pitung dengan suara pelan.
Netla bingung melihat Raja Iblis Zagralaas berbicara sendiri, ini terlalu aneh baginya walaupun Raja Iblis Zagralaas mengatakan Jiwanya sempat menjelajah ke Dunia lain dan kembali lagi dengan sifat yang berbeda dari yang dulu.
Panel Sistem kembali kebentuk semula, yaitu seperti Layar Virtual dalam film-film anime.
[Misi Utama: Rebut kembali Tahta Raja Iblis dari Raja Iblis Eblirt dan kalahkan atau tundukkan Pahlawan Nistenia dalam kurun waktu 30 Tahun.
Hadiah Misi: Item Pembalik Waktu sehingga Anda bisa kembali ke tubuh Anda di Bumi.
Misi gagal: Anda akan mati! Tubuh yang ada di Bumi akan didiagnosis mati tersedak Popcorn dan dimakamkan dengan layak oleh keluarga Anda.]
Pitung ingin mengutuk Sistem ini, tapi ia urung melakukannya karena tidak ingin dimarahi oleh Sistem seperti yang terjadi beberapa saat yang lalu. Pitung takut Sistem ini akan merajuk dan tidak memberikan misi padanya sehingga ia tidak bisa menaikkan Level-nya, dan musuh-musuh Raja Iblis Zagralaas akan dengan mudah membunuhnya.
Pitung tidak ingin itu terjadi, ia masih ingin hidup damai. Apalagi impiannya untuk masuk ke Dunia Isekai telah terwujud, walaupun bukan sebagai Pahlawan. Namun, ia tetap senang karena berada di sisi karakter gadis Naga favoritnya.
[Untuk misi khusus atau diluar misi utama, tunggulah notifikasi dari Demon King System. Karena sebuah misi itu akan terpicu bila ada bahaya mendekati Mantan Raja Iblis Zagralaas, dan misi juga tidak akan terpicu bila Mantan Raja Iblis Zagralaas dengan sengaja memprovokasi lawan.]
“Woi, Sistem kampret! Apa-apaan ini, sebentar lagi aku akan mati ditebas oleh Pahlawan Nistenia!” umpat Pitung, akan tetapi Panel Sistem langsung menghilang dari hadapannya.
“Yang Mulia?” Netla makin khawatir dengan sikap Raja Iblis Zagralaas yang terlihat makin aneh.
Pitung menoleh ke arah Netla dan berkata, “Maaf Netla... yang kamu lihat barusan ini adalah proses penggabungan Jiwaku ke tubuhku, sehingga ada sedikit penyimpangan Mana Sihir yang mengakibatkan aku malah berbicara sendiri. Namun, aku sudah berhasil mengatasinya! Kita harus segera kabur sejauh mungkin dari sini karena kekuatanku belum pulih kembali!” Pitung berkilah. “Oh ya... panggil saja aku Zagralaas mulai sekarang, karena Aku bukan Raja Iblis lagi.”
Netla Durand hanya mengangguk pelan dan berubah wujud ke bentuk Naga.
“Ayo naik ke punggungku tuan Zagralaas!” seru Netla malah menambah kata tuan pada nama Mantan Raja Iblis tersebut.
Pitung langsung melompat ke punggung Netla dan detak jantungnya berdegup tak karuan karena ini pertama kalinya ia akan terbang dengan menunggangi mahluk fantasi yang fenomenal tersebut.
“Hmm, mulai sekarang Aku adalah Zagralaas mantan Raja Iblis yang akan menjadi Penguasa terhebat di Dunia Nistenia!” gumamnya sembari mengangkat Pedang Hell Of Darkness. “Eblirt dan Pahlawan Nistenia... tunggulah! Aku akan membalaskan penghinaan ini dan membuat kalian bertekuk lutut dihadapanku!” teriaknya.
Netla tersenyum mendengarnya, dia sangat senang Mantan Raja Iblis Zagralaas masih memiliki semangat hidup walaupun kini ia menjadi sangat lemah, dan kejayaan yang ia miliki hilang dalam sekejap saja.
“Ke mana kita akan pergi tuan Zagralaas?” tanya Netla—karena di wilayah selatan adalah negeri Manusia dan sekutunya, sementara di utara dikuasai oleh Iblis, Orc, Goblin dan Beasts.
“Aku tak tahu, terserah kau sajalah!” sahut Pitung, karena ia tidak memiliki pengetahuan tentang Dunia Nistenia dan ingatan Raja Iblis Zagralaas yang lama juga tidak muncul di benaknya, ia sebenarnya adalah mahkluk baru dengan cangkang bekas.
[Misi khusus telah terpicu: Kabur dari Pahlawan Nistenia!
Hadiah: 100 Poin]
Pitung terkejut melihat notifikasi dari Panel Sistem dan menoleh ke belakang.
“Eh, apa itu? Kenapa ada bola api yang melesat ke arah kita?” Pitung berkata dengan gugup, Levelnya masih minus Lima. Kalau terkena bola api itu, maka dirinya akan hangus menjadi debu. “Cepat hindari bola api itu, Netla! Gawat! Para Pahlawan berhasil menyusul kita!” Dia sangat panik.
Netla merasa telah terbang sangat jauh dari lokasi Eblirt yang hampir membunuh Zagralaas, dan saat itu para Pahlawan ini belum muncul. Kenapa mereka bisa melacak keberadaannya? “Jangan-jangan Eblirt memberitahu lokasi kita pada mereka!” gerutunya.
“Eblirt sialan itu, dia belum puas menikamku dari belakang! Kini ia malah memberitahu lokasi kita pada para Pahlawan!” Pitung mengutuk Raja Iblis Eblirt.
Lingkaran Sihir kembali muncul di belakang mereka yang berarti Penyihir Elf, Alease Cougar sedang merapal mantera Sihir.
Tidak seperti Kesatria Sihir yang langsung bisa mengalirkan Mana pada senjata mereka, para Penyihir harus merapal mantera lebih dulu agar Sihir mereka bisa berfungsi.
“Netla... apa kamu tidak bisa terbang lebih cepat lagi? Sepertinya Sihir yang ini sangat mengerikan!” desak Pitung ketakutan melihat lingkaran Sihir yang sangat besar di belakang mereka tersebut.
Dari lingkaran Sihir itu kemudian muncul Sosok Naga yang hanya ada kerangkanya saja, yang menandakan Penyihir Elf itu menggunakan Sihir Pemanggilan Undead (Mayat hidup).
Para Pahlawan Nistenia melompat ke punggung Naga Undead—yang membuat Pitung bertambah panik.
“Pegang yang erat tuan Zagralaas!” seru Netla sembari mengalirkan Mana miliknya lebih banyak pada sayapnya—agar ia bisa menggerakkan sayapnya lebih cepat dari biasanya.
Pitung mengangguk pelan dan mencengkram dengan erat bulu punggung gadis Naga tersebut. Kecepatan terbang Netla tiba-tiba bertambah, ia seperti Jet tempur yang melesat dengan cepat dan memperlebar jarak dengan Naga Undead di belakangnya.
“Apa Panahmu belum bisa menjangkau mereka?” Graham Briars bertanya pada wanita cantik di sebelahnya yang berasal dari keluarga Mill, keluarga Kesatria Sihir yang melahirkan banyak Pahlawan dari generasi ke generasi.
Brigitte Mill menggelengkan kepala. “Mereka terlalu jauh, sepertinya kita tak bisa membunuh Raja Iblis Zagralaas. Namun, aku merasa dia telah kehilangan kekuatannya dan akan segera mati. Mungkin kita lebih baik membunuh bawahannya saja yang paling berpotensi menjadi Raja Iblis selanjutnya!”
Alease Cougar berhenti menerbangkan Naga Undead-nya, karena ia tidak ingin membuang-buang Mana miliknya——sebab menggunakan Naga Undead ini membutuhkan Mana yang cukup besar.
“Iblis tadi mungkin yang akan menjadi Raja Iblis selanjutnya, karena aku merasa kekuatannya tidak jauh berbeda dengan Raja Iblis Zagralaas saat di masa kejayaannya!” kata Bernard Starlight yang merupakan Pengguna Tombak.
“Benar juga, kalau tidak salah dia adalah tangan kanan Raja Iblis Zagralaas, Eblirt!” sahut Graham Briars. “Baiklah! Ayo kita kejar dia!”
Mereka langsung kembali ke tempat mereka bertemu dengan Eblirt. Namun, saat mereka sampai di sana Eblirt telah menghilang.
Di waktu bersamaan dengan kedatangan mereka, Kesatria Sihir berbaju Jirah emas dan menunggang kuda yang berasal dari Kuil Cahaya datang menghampiri Pahlawan Nistenia.
Kesatria Sihir itu langsung membuka gulungan yang ia bawa dan membacakannya, “Pasukan Iblis telah mundur ke utara! Pahlawan Graham Briars, Pahlawan Bernard Starlight, Pahlawan Bjoglon Redhammer, Pahlawan Alease Cougar, dan Pahlawan Brigitte Mill diminta oleh Sage Agung untuk kembali ke ibukota Kerajaan Kinearus untuk mendapatkan penghargaan atas kemenangan Aliansi Keadilan melawan invasi Iblis dari Yang Mulia Raja Eden Briars!”
Pahlawan Nistenia julukan Party Pahlawan dari berbagai tempat di Dunia Nistenia itu langsung menyetujui seruan Sage Agung yang juga Pemimpin tertinggi Kuil Cahaya, aliran kepercayaan di Dunia Nistenia yang menyembah Dewi Cahaya.
Walaupun perang melawan invasi Iblis ini dimenangkan oleh Aliansi Keadilan, Pahlawan Nistenia tetap tidak terlalu bahagia karena mereka gagal membawa Kepala Raja Iblis Zagralaas untuk dipersembahkan pada Yang Mulia Raja Eden Briars——selaku penyandang dana terbesar pada Aliansi Keadilan agar mengusir Iblis dari wilayah selatan.
...***...
[Misi kabur dari Pahlawan Nistenia berhasil. Anda mendapatkan 100 Poin, apakah Anda ingin melakukan undian? Saat ini Anda mendapatkan diskon menarik, hanya dengan 100 Poin—Anda dapat melakukan 10 Kali Undian Demon King System]
Panel Sistem tiba-tiba muncul saat Pitung sedang merasa mual-mual dan kepalanya sangat pusing akibat mabuk, karena saat masih di Bumi dirinya selalu mabuk saat melakukan perjalanan menggunakan Pesawat atau Bus antar kota.
Pitung langsung setuju dengan seruan Sistem tanpa berpikir lebih dulu, sehingga Demon King System melakukan Undian secara otomatis.
[Selamat Anda Naik Level Satu tingkat, sehingga Level Anda saat ini Minus Empat]
[Selamat Anda Naik Level Satu tingkat, sehingga Level Anda saat ini Minus Tiga]
Undian Kelima dari Demon King System tetap mendapatkan hadiah Naik Level Satu tingkat, sehingga Level Pitung menjadi Nol. Empat Undian lainnya juga tetap Naik Level—sehingga Pitung yang sedang lemas akibat mabuk perjalanan langsung mengutuk Demon King System tersebut, karena tidak memberikannya hadiah yang dapat membuatnya kuat secara instan seperti dalam film-film anime.
[Selamat Anda Mendapatkan Skil Demonic Sword Art tingkat rendah. Dapat ditingkatkan bila Anda mendapatkan Skil ini saat melakukan Undian lagi.]
“Suka-suka kaulah Sistem!” gerutu Pitung yang telah memuntahkan isi perutnya, kalau ia tidak naik Level saat ini mungkin dirinya akan mati konyol lagi.
Akan sangat memalukan bila hal itu terjadi, karena saat di Bumi ia mati akibat tersedak Popcorn dan masa ia mati lagi gara-gara mabuk perjalanan.
Netla Durand tiba-tiba menabrak gunung di depannya sehingga Pitung terpental dari punggung gadis Naga itu.
Netla telah kehabisan Mana, sehingga ia tak sanggup lagi terbang setelah menempuh jarak sejauh 5778 Kilometer atau sama dengan jarak Jakarta ke Tokyo, Jepang.
“Alamak... sakit sekali!” Wajah Pitung mencium tanah.
Dia segera menyeka darah dari sudut bibirnya dan berlari menghampiri Netla Durand yang terbaring di tanah.
“Netla... apakah kau baik-baik saja?” Pitung panik, karena Netla tak bergerak lagi—bahkan tidak bisa berubah wujud ke bentuk Manusia.
Dengan tubuh Naganya yang besar ini maka itu akan menarik perhatian binatang buas yang ada di gunung tersebut.
“Sistem! Apakah ada cara untuk menyelamatkannya? Seperti Pil Penyembuhan dalam cerita kultivator atau Sihir penyembuhan gitu?” Pitung bertanya pada Demon King System.
Namun, tidak ada Panel Sistem yang muncul di hadapannya—yang berarti Sistem merasa pertanyaan itu tidak perlu dijawab karena jawabannya sudah pasti, yaitu tak ada item seperti itu.
Tubuh Netla Durand terus melemah, Pitung yang sedang panik langsung mengumpulkan rumput-rumput liar dan menggilingnya menggunakan batu kemudian menabur rumput itu ke luka-luka ringan pada tubuh Netla Durand.
Matahari tampak menghilang dibalik gunung digantikan dengan malam yang dihiasi bintang-bintang di langit. Pitung tak bisa tidur, ia memegang erat gagang Pedang Hell Of Darkness takut ada binatang buas yang akan menyakiti gadis Naganya.
Namun, semakin larut malam Pitung merasa sangat ngantuk sekali, udara dingin juga membuat tubuhnya menggigil kedinginan.
“Netlaaaaaaaaa!” Pitung terkejut melihat tubuh Netla Durand dikerumuni oleh Serigala dan menggigit tubuhnya yang tidak berdaya tersebut. “Brengsekkkkkk! Menjauh dari Nagaku!” teriak Pitung sembari mengayunkan Pedang Hell Of Darkness secara serampangan.
Netla menitikkan air mata dan berkata, “Cepat kabur tuan Zagralaas! Biarkan saja mereka memakan diriku agar tuan bisa melarikan diri dan memulai hidup baru. Selamat tinggal tuan, Aku mencintaimu!”
“Tidakkkkkkkkkkkk! Aku akan mati bersamamu Netla!” sahut Pitung menebas satu persatu Serigala yang mengerumuni gadis Naga itu.
Gerombolan Serigala itu mengelilingi Pitung dan melompat bersama-sama ke arahnya, sehingga Pitung berteriak kesakitan. Namun, tekadnya untuk melindungi gadis Naganya sangat kuat, sehingga bilah Pedang Hell Of Darkness mengeluarkan Mana korosif berwarna hitam yang langsung membuat gerombolan Serigala itu ketakutan dan mundur beberapa langkah.
“Kalian kabur ke mana setelah mengigit Nagaku hingga terluka parah? Aku akan memotong-motong kalian hingga hancur berkeping-keping!” ancam Pitung mulai menggunakan Skil Demonic Sword Art.
Saat bilah Pedang Hell Of Darkness menyentuh tubuh Serigala itu, maka darah pada tubuh mereka akan mengering diserap oleh Pedang Hell Of Darkness. Namun, Pitung tak menyadari hal itu karena ia terlalu marah akibat Naganya disakiti oleh mereka.
Puluhan Serigala terbelah oleh Pedang Hell Of Darkness, akan tetapi gerombolan Serigala itu makin marah oleh ulahnya, dan seluruh kawanan Serigala segera mengelilinginya.
Karena jumlah mereka terlalu banyak, Pitung pun langsung kewalahan; kakinya digigit oleh salah satu Serigala. Dia segera mengayunkan Pedang Hell Of Darkness ke arah Serigala yang mengigit kakinya itu. Namun, Serigala lain malah mengigit lengannya dan semakin banyak Serigala yang menggigit bagian tubuhnya.
“Tuan Zagralaas!” teriak Netla Durand sembari menangis tersedu-sedu melihat tuannya yang dikerumuni oleh Serigala. “Tidakkkkkkkk!”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!