"Kamu cantik, kenapa ga ikut casting?" ucap Keiy.
"Aku cuma punya baju kumuh, penjual ikan jadi model rasanya ga mungkin mbak cantik." jelas Luna menatap gadis model, yang pernah ia lihat dibaliho seibu kota.
"Jangan merendah! Aku Keiy. Kita sahabat baru mulai saat ini, aku akan terus menjadi pelangganmu. Kamu tahu kan, aku membeli puluhan ikan dan lobster untuk camer! Alias calon mama mertua." bisik Keiy dengan dua bodyguard di belakangnya, saat dekat dengan Luna Bagaswara si penjual ikan yang sering membantu ayahnya, melayani dengam ramah.
Keiy memberikan enam lembar uang merah, dan pamit begitu saja. Selalu dengan uang tips untuk Luna bersemangat berjualan di pasar.
***
Hingga Sampailah Keiy Di kediaman Camer.
Ketika ia telah sampai di kediaman calon suami. Wanita cantik itu menatap nanar dengan rumah yang amat megah dan bergumam.
"Erico, kamu sudah kaya sejak lahir." tutur Keiy. Dia pun berdiri dan banyak berfikir dalam hatinya.
Jika aku tidak setenar dengan kemampuanku. Apa aku akan berjodoh padamu.
ia pun masuk kedalam rumah mewah berlantai enam. Seluruh asisten dan bodyguard sudah paham siapa wanita yang datang dan mengenalnya.
"Mama, mau pergi kemana sepagi ini?"
"Hello sayang, sudah datang?"
Calon mantu, anak mama yang mama sayangi, Mama ingin mampir ke pasar baru sayang.
Keiy pun menyambar ketika mendapat notif kekasihnya belum sampai di rumah dan akan telat. Lalu menatap kaget ketika seseorang turun dari anak tangga.
"Apa aku boleh ikut Mah?"
Mama maya antusias, ia tersenyum dan mengajaknya. Para asisten dan bodyguard mengikuti dari belakang.
Dalam mobil mewah, Tante Maya yang selalu ia panggil Mama. ia bertanya akan anak tertuanya yang pernah terlibat dan saling mencintai satu wanita yang sama. Meski ia adalah anak yang tak lahir dari rahimnya, ia tak bisa melarangnya karna egois, ambisiusnya tak bisa untuk di hentikan bahkan sang suami pun lelah memperingati.
"Kok diam sih, Keiyra Amora?"
"Ya mah, maaf maksud mama. Ka Triistan ya?"
Heuump! Apa dia masih mengganggumu. Sebab sepertinya tadi ada di rumah. Mama jadi berfikir jika kamu menghindar darinya tadi.
Owh.. tidak mungkin, Mama maya ga boleh tau, Jika tidak kesehatannya pasti akan kambuh lagi karna memikirkan. Ia pun bicara dari hati dan lembut.
"Tidak lagi kok mah."
Dalam hati bergeming ingin sekali berbicara serius, tapi ia takut calon mama mertuanya itu Anfal. Terlebih ia telah bertunangan dengan anak semata wayangnya.
Triistan adalah anak tiri dari istri pertama yang telah tiada. Bahkan ia tak berani bicara pada Erico sang kekasih yang telah menandainya dengan pertunangan secara meriah dan tersorot publik karena ia adalah seleb bertalenta.
Andai aku bisa bicara, tapi aku mulai dari mana. Jika Triis penuh trik, bahkan hingga kini aku masih menyimpan rapat akan obat penenang rasa trauma yang pernah ka Triis lakukan padaku, saat penyekapan setahun lalu.
Sesampainya di pasar baru, sudah hampir setengah jam berlalu Keiy dan mama Maya berkeliling. Mereka bersama amat senang serta menikmati keramaian yang terlihat.
Semua matapun memang memandang wanita bernama Keiy.
Keiy amat berbeda, selain mirip wanita dongeng yang sempurna. Ia terkenal anggun dan ramah serta terkenal di berbagai acara bergengsi.
Ia pun pamit ingin melihat ke ujung penjual ikan segar. Sudah terbiasa membeli lobster segar ditempat langganan, selalu ia memasak bersama calon mama mertuanya itu ketika menunggu kekasihnya tiba. Jika ia datang tiba tiba. Seluruh pengunjung tersenyum dan menghindar agar ia di dahulukan, atau mungkin karena dua bodyguard yang selalu membuntutinya di belakang dan di samping ketika berpisah sejenak dengan Calon mertua.
"Tidak perlu begitu bu, saya bisa antri kok!"
Keiy merasa tak enak, setiap datang selalu di dahulukan. Ia merasa risih dan tak terbiasa. merekapun menyapa senyum dengan ramah.
Penjualpun langsung menyapanya.
"Seperti biasa ya Nona?" Keiy tersenyum. ia mengangguk dan meminta bodyguard membawanya. Karena 10 kg lobster tak bisa ia bawa sendiri.
Tapi salah satu pandangannya berubah, ia menatap sudut kiri terlihat ramai.
"Ia pun menanyakan ada apa?"
Tapi penjual berkata. Jika seseorang bapak dan anak gadis penjual daging dan ikan segar sedang kesulitan.
"Owh, benarkah?" menohok kaget.
Mereka selalu dihampiri lintah darah yang benar berkuasa di pasar baru ini, tak sedikit para penjual yang berdampak sepi akan terlilit dan sulit membayar. Ketus Seseorang.
"Kasihan sekali." wajah sedih Keiy.
Keiy menghampiri, saat itu ia bergegas mendengarkan pertikaan buruk yang jelas ia lihat dengan sempurna. Berfikir akan mendapat perlakuan dikisah film atau drama. kini ia menyaksikan, menatap nanar dan membulat kesal. Ketika seorang pria paruh baya ingin dipukul. ia pun dengan kilat menghampiri. Ketika berusaha melihat bapak paruh baya dipukul, dengan cekat Keiy berlari menghalang agar pria lintah darat itu berhenti tak melakukan kekerasan.
Auuuw! pekik Keiy kesakitan.
Lehernya terkena pukul sedikit. Dua bodyguard langsung menghampiri dan mencekik kerah leher lintah darat yang berkerah hitam itu.
Kau berani sekali, ini wilayah siapa? Kau tak berhak menyakiti wanita dan orang tua mengerti !! tutur Kosim.
Heiiy.. memang kau siapa, kau tau dia harus diberi pelajaran karna telah behutang dan berbunga. Apa kau ingin melunasinya? tanya kembali lintah darat.
Kosim dan lintah darat masih saling beradu mulut, Keiy menatap pusing akan kegaduhan itu terlebih rasa sakit di pundaknya itu. Lalu ia pun di hampiri seorang wanita dan berkata.
"Harusnya Nona tidak perlu menolong kami!" Gadis itu menghampiri, meminta maaf.
Hei kamu gila, kau melukai Nona kami? tanya seorang bodyguard yang kesal mengenai Nonanya terluka. lintah itupun berbicara sangat lantang.
"Empat puluh juta, apakah kau ingin melunasinya?"
"Heiiy.. kau gila pak. Ayahku hanya meminjam sepuluhan." ketus Luna.
Sehingga semua saling beradu kata membuat Keiy sedikit pusing.
"Kosim bantu saya selesaikanlah semuanya, bantu data bapak ini agar tidak berjualan di posisi tempat yang salah!"
"Tapi nona, maaf saya lancang bagaimana saya membalas kebaikan nona?" Luna gadis belia terkejut.
Keiy tersenyum, dan memberi kartu pada lintah darat itu, dan secarik nomor ponsel pada gadis belia itu. Lalu mereka semuanya meninggalkan tempat kegadahan. Kosim sang bodyguard berbisik. Jika nomor ini tidak boleh disebar, cicil dan hubungi ke nomor itu.
Dua puluh menit Luna dan sang ayah menangis syukur, kebaikan itu membuatnya terlepas dari rasa malu berkepanjangan setiap detik. Ia saling memeluk dan ingin pulang, Lalu merapihkan dagangan yang hampir semua berantakan tak bersisa untuk layak dijual.
"Kita akan pulang Yah. Luna akan mencari cara agar bisa mengembalikan uang Nona tadi!"
Luna terperanjat akan seseorang yang tiba saja datang. Ia mengkerinyitkan raut wajah kebingungan, tak pernah ia lihat sebelumnya. Pria yang amat perfect membuatnya tak bisa berkedip.
Tapi ia terkejut ketika pria itu menutup hidungnya. ia menyempitkan senyum saat sikap angkuh, sombong terlihat. Seolah ia jijik apalagi tak sekali mengedip dirinya. padahal jika sedikit saja Luna di poles ia akan terlihat cantik.
Luna membangunkan sang ayah, ia merapihkan dan bergegas untuk pulang, tapi matanya seolah terperanjat saat seseorang bapak separuh baya berbicara.
"Dia adalah Tuan yang sengaja menatap setiap gadis cantik untuk diajak senang selama satu malam!"
Luna menoleh dan merasa ilfill begitu mendengarnya. "What, satu malam pria saiko?"
Jangan dia, wanita itu bau sangat. aku tak tertarik dia pasti busuk dan kampungan! Luna begidik ngeri dan meninggalkan lokasi dengan cepat.
Ia berusaha berfikir positif jika pria saiko itu tidak sedang membicarakannya.
***
Beberapa saat, Triis mendapat foto tempat ramai, ia menatap kegiatan sang mama dan wanita yang ia cintai. ia terkejut menatap wanita bau itu ada terpotret.
"Bon, cari tau mengapa wanitaku bisa terlihat dan terluka sebelum kita sampai lebih awal!"
Ebon sang kepercayaan paham, jika seseorang melukai seujung kuku wanita pujaan yang membuatnya gila.
Sudah pasti ia pasti akan dihukum habis habisan dan akan menemui Nona Keiy diam diam, meski Kosim kepercayaan sang adik tuannya selalu menghalangi dan menjaga.
"Baiklah Tuan Triis, segera saya lakukan!"
Sesampai di kediaman Keiiy menatap nanar, ia menunggu sang kekasih tiba. Mama Maya memintanya meletakan sebuah kardus untuk di buang keluar, ia pun bergegas keluar karena ingin sekali menyambut kekasihnya tiba.
"Biar Aku aja Mah!"
Tapi ketika lima langkah berjalan, menepuk tangan setelah membuang kardus. Keiy lemas saat tangan nya ditarik. Mulutnya kembali dibekap oleh seseorang bertubuh tinggi sepuluh centi dari tingginya yang 167.
Tbc.
Di Kediaman Luna.
Luna sadar diri, kenapa kakaknya selalu berbuat ulah berhutang pada bank keliling. Sehingga Luna saat itu juga, menghubungi kartu nama Keiy Almora.
"Luna, teman kamu bayarin hutang ayah lagi di pasar. 40 juta, gimana kita bayarnya?" ucap ayah Bari.
Uhuuk! Uhuuuk.
"Ayah tenang ya, Luna udah coba hubungi tapi sibuk. Kayaknya lagi kerja, model kan ga bisa pegang ponsel selalu. Ayah tenang aja ya! Biar Luka yang atasi semuanya." senyum Luna, meski ia sendiri pusing dan kebingungan bagaimana membayarnya.
***
Berbeda Hal Denga Keiy.
"Kenapa lakukan seperti ini Triis, bukankah dirimu harusnya bisa mencari wanita lebih baik dariku ?"
"Aku hanya ingin dirimu!"
Tidak mungkin, mana bisa seperti itu. Aku akan menikah dengan adikmu, apa kau lupa Triis?
"Aku ingat, tapi kau tidak bisa menikah. Karena Erico harus menungguku, ada baiknya kau putus dengan adikku. Aku akan seribu kali lipat membahagiakanmu!"
Triis, itu tak bisa. Cinta tak bisa dipaksa, aku tak bisa melakukannya. Ku mohon!
Sluuuurp ... bibir itu terkunci rapat. Rasa debaran itu semakin kuat, aku tak bisa menghindar akan eratan yang membuat aku lelah menahannya.
"Hentikan Triis, stop!" batin Keiy. Kini bibirnya masih terkunci akan kerakusan yang menyergap begitu saja. Kedua tangannya masih di ikat oleh sebuah tali putih, mirip tali sumbu yang tebal, seperti tali untuk menggantung leher.
Erico, apa yang harus aku lakukan, Jika aku ternoda aku akan pergi meninggalkanmu begitu saja! Nafas itu tersenggal, sepuluh menit tanpa jeda. Triis melahap bibir manis yang sedikit terluka itu semakin melebar.
"Owh, tidak baby. Bibirmu terluka berdarah karena aku. I'm Sorry honey."
Tubuh yang bergetar dan panas dingin, ia terjatuh dan menutup matanya pingsan. Triis panik dan memerintahkan seseorang untuk memanggil dokter datang dengan cepat.
Tak menunggu lama, Dokter Terra datang dan memeriksanya.
"Dia hanya perlu istirahat, apa ini istri anda Tuan?"
"Ya, dia akan. Cepat apa yang terjadi padanya?"
Dokter Terra menjelaskan dengan detail, ini resep obat lelahnya. Asam lambungnya kumat. Karena terlalu telat dan tak teratur makan, mohon di perhatikan !
"Baiklah terimakasih." tatapan diam, datar pada dokter itu. Membuat Terra merasa aneh. Begitu menyeramkan. Tapi melihat usia pria itu, tidaklah muda, sedangkan wanita yang ia periksa sangat terlihat muda dan remaja.
***
Kediaman Keiy Amora.
"Om, aku datang ingin menemui keiy. Apa ada dirumah?"
Papa Bagus pun menatap diam kebingungan.
"Keiy belum pulang Erico. Bukankah dia kerumahmu dari siang?" Terdiam mendengar hal tak terduga.
ia segera berkutat dan memerintahkan pada Kosim. Memintanya untuk mencari keiy keberadaan tunangannya itu.
Erico pamit, ia segera mengendarai dan mencari di segala tempat favorite yang biasa ia lalui.
[ Sayang, kamu dimana. Mengapa nomor ponselmu sulit aku hubungi? ] pesan.
Triis menatap diam, ia masih memandang wajah gadis belia yang pernah ia tolong saat usianya masih muda, meski aku jauh dua puluh tiga tahun lebih darimu. Tapi aku cukup matang dan akan membahagiakanmu.
"Mengapa kamu sulit untuk menerimaku, apa kekuranganku. Aku lebih perfect dan kaya dari adikku?" lirih Triis.
Keiy membuka mata, ia bersandar dan bangun di dipan kasur. Lalu menatap dinding mencari sebuah waktu, Jam berapa ini? tapi ia terkejut dan menyentuh bibirnya. Triis membalikan tubuhnya dan menghampirinya.
"Kau mau apa, menjauhlah. Jangan lakukan lagi padaku ku mohon!"
Triis tersenyum manis. Dia membelai pipi wajah wanita dihadapannya itu, meski ditepis dan menghindar. "Sayang, mengapa kamu tidak bisa mencintaiku. Apa kurangnya aku?"
"Karena kau gila, psikopat!"
"Benarkah, tapi aku tak seperti yang kau pikirkan. Ku beri waktu dua minggu, kau putuskan adikku, atau aku akan menghancurkan mahkota itu kembali dengan paksa, agar kau tak bisa mangkir dengan pernikahan kita!"
"Kau sungguh benar gila Triis."
Biarkan saja, balas Triis tersenyum menang, menatap Keiy Amora pasti ia akan menurutinya.
Aku ingin pulang, ku mohon! Triis pun menggapai tangannya kearah tangan Keiy. Ia menepis Triis, tapi menatap wajah pria itu mengkrilitkan alis dengan satu tangan yang dinaikan keatas.
"Kunci itu padanya, jika aku tak melembutkan hati Triis. Aku tak bisa keluar dari gedung ini." batin Keiy. Alhasil ia menyambut tangan kokoh Triis kala itu.
Triis tersenyum menang, ia melewati perbatasan lantai, berdua dengan cahaya yang redup. Jantungnya terasa kencang dan takut. Begitu gugup ia menatap sekeliling yang sedikit gelap ketika melangkah, kini pikirannya meracau jika Triis melakukan sesuatu lagi padanya.
Beberapa saat, Triis menyetir masih menggenggam tangan mulus, indah cantik Keiy. ingin sekali melepas, tapi ia urungkan untuk melembutkan hati Triis, dan mencari cara agar keluar dari jerat paksa cinta yang seharusnya menjadi kaka ipar.
"Kau lapar?"
"Tidak aku hanya ingin pulang!"
Tapi Triis membanting setir dan terdiam hampir menabrak pohon. Keiy membulat akan syok perlakuan Triis.
"Kau ini kenapa sih, bisa tidak jangan selalu memaksa. Perlakuan mu seperti ini aku bisa cepat mati."
Jika kau cepat mati, itu lebih baik. Aku dan adik ku tidak akan bisa memilikimu. Aku tak akan merusaknya, selama dua minggu aku akan perlakukanmu jadi kekasih ku. Aku akan tau posisi di mana keberadaan adikku sampai waktunya tiba.
"Jika aku tak mau bagaimana?" ketus Keiy.
Baiklah, video ciuman panas. Luka bibir kita akan aku kirimkan pada Erico, lakukan jika kamu menolak aku tak segan.
Aku tak perduli, lakukanlah! Triis menggerakan layar ponsel, dan memutar video panas itu. Meski hanya ciuman rakus, ia amat ilfill tapi ia tak ingin melukai Erico dengan video kesalahpahaman.
Lima, empat, tiga, dua, Sa ...
"Baiklah, aku akan menurutimu selama dua minggu penuh!" Keiy menunduk, ia cemas dan kesal. Ada raut wajah sedih ia menatap layar ponsel yang terpampang foto dirinya dengan Erico.
'Lovely, maafkan aku. Aku tak berdaya, semoga kelak kesalahpahamanmu terhadapku. Rasa cinta dan perjuanganmu tidak putus untuk menolongku dari jeratan kakak tirimu ini!' batin.
Triis tersenyum menang, ia melirik dan menyentuh daun telinga Keiyra. Triis ingin mencium kembali. Baginya berdekatan merasa candu tersendiri. Ya tak bisa menyentuh tubuh Aroma wanita yang ia cintai sebelum Keiy mencintainya, ia selalu melampiaskan dan menuntaskan hasrat degan gadis bayaran yang masih suci.
Sudah berapa lama aku bertahan, kenapa kamu sulit aku luluhkan? bisik Triis.
Keiy melemah, ia hanya menangis saat tangan pria yang ia benci menyentuh wajahnya.
Baby... Cuuup... Cuup. Janganlah bersedih kumohon, perlahan kamu harus membuka hati dan mencintaiku. Lepaskan Erico akan ku buat seribu kebahagian untuk hidupmu!
Keiy selalu menepis eratan tangan Triis yang selalu menyentuhnya. Tak lama ia dikejutkan dengan satu mobil dihadapannya.
"Triis, itu mobil Erico. Apa yang harus aku lakukan?" ku mohon jangan buka kaca mobilnya. Titah Keiy.
Triis tersenyum jahat, ia merasa menang dan senjata baginya. "Kau bisa luluh, aku akan menurutimu asalkan setiap aku memintamu datang. Kau harus turuti!"
Tak ada pikiran mesum, Keiy mengiyakan dan saling berjanji untuk tidak melakukan hal lebih. Dia membiarakan Triis masuk untuk merebut hatinya. Janji Triis adalah membuatnya jatuh cinta padanya dan perjanjian Triis pun meminta Keiiy untuk mencari wanita lebih perfect darinya, baru ia akan berhenti mengganggu hubungan terlarang yang tak seharusnya terjadi.
"Ka, buka kaca jendelanya!" Erico mengetuk. ia memang tak bisa melihat dari luar, karena pekat hitam warna kaca mobil itu.
Tak berselang lama Erico mendapat pesan, jika ia sedang melakukan hal tak senonoh. Meminta Erico menyingkir dari hadapan mobilnya jika tak ingin ditabrak!
Erico terdiam beberapa saat, ada rasa gundah tak karuan. Yang ia takut sang kekasih berada dalam ancaman sang kakak. Tapi melihat mobil kakakmya melaju dengan cepat, ia tak bisa berbuat apapun dan berfikir jika sang kakak bersama tunangannya.
Sehingga ia memutuskan untuk pergi kepantai tempat favoritenya. Berharap sang kekasih datang menemuinya jika tak ada di sana.
Keiy sudah tiba di depan rumah, ia masuk dan menatap mobil Triis pergi melaju begitu saja. Tubuhnya terasa lemas, sejak ia ditemani makan secara paksa.
Ketika di kamar ia telah berganti baju dan membersihkan diri. Tapi ia masih menatap bibir yang sedikit robek terluka karna gigitan rakus pria kriminal itu.
"Aaaaaaakh...kenapa juga aku harus terlibat antara kakak dan adik?" Keiy menatap cermin.
ia memutar mata bagaimana bisa keluar dari jeratan Triis. Aku ga mau meninggalkan Erico.
Keiy berganti baju, ia menyelinap pergi keluar dimalam hari dengan sebuah mobil ia kendarai. Meski masih memakai piyama tidur. Keiy pergi ke tempat dimana favoritenya jika sedang bersama Erico.
***
Beberapa jam kemudian, ia menatap nanar dan berteriak ditepi pantai. Dia berdiri tak jauh dari depan mobilnya dan berteriak.
"Aaaaakh...., semua ini gak adil. Kau adalah Pria brengsek !" teriaknya.
Erico yang tak jauh menoleh, ia kenal akan suara itu dan menghampiri dan berlari menyambutnya.
"Sayang, akhirnya aku telah mencarimu. Kamu dari mana saja?" tanya Erico.
"Lovely, maafkan aku,"
Mereka saling berpeluk erat, sementara tangisan pecah begitu saja tak tertahan jatuh di pelupuk mata Keiiy. Hingga beberapa saat, Erico memandang wajah sang kekasih dengan bingung.
"Sayang, apa yang terjadi. Bibirmu terluka seperti gigitan..?" terdiam saling memandang.
Tbc.
"Aku tadi terjatuh lovely. Maafkan aku tiba saja pulang tanpa pamit, tak menunggumu!"
"Kenapa kamu tidak menunggu sayang?" tutur Erico. Wanita dihadapan yang ia sayangi terdiam, ketika wajahnya menunduk tak berani menatapnya.
"Katakanlah, apa yang kamu khawatirkan?"
Keiy, menatap penuh dalam. Apa keputusannya sudah benar untuk mengatakan mengakhiri hubungan ini dengan matang. Apalagi ia mengirimkan pesan pada Luna, sejam Lalu. Berharap Luna mau menyetujui perjanjian yang telah mereka bicarakan untuk sepakat. Terlebih hutang keluarga Luna telah dibayarkan pada bank keliling oleh Keiy, sebagai uang muka.
"Aku ingin mengatakan... Euum Ak- aku minta maaf lovely. Aku ingin sendiri tak ingin menemuimu!"
"Erico pun menatap serius, kamu bercanda sayang."
Haaah... ia tertawa kecil. Menatap kekasihnya pergi begitu saja.
Sudah lama kita tak bertemu, kini kamu mengatakan hal konyol. Dua bulan lagi kita akan menikah, Papa sedang mencarikan jodoh untuk ka Triis. Sudah pasti ia akan setuju dan tak akan menganggu hubungan kita, hingga kini aman saja bukan. Kakak tak menggoda dan diam menemuimu kan?
"Keiy... berhenti!" teriaknya.
"Lovely, aku minta maaf."
Keiy tunggu! Jangan pergi, ia berlari dan
membuka pintu mobil. Namun Erico menepis dengan tangan kokohnya. Lalu memeluk tunangannya itu, Keiy tak berdaya dan luluh.
Dia tersungkur duduk, namun Erico masih tak melepaskan pelukan itu.
"Aku malu, aku takut hubungan kita tak berjalan dengan baik."
"Katakanlah, apa yang kamu khawatirkan?"
Keiy masih terdiam dan bersandar memeluk tubuh kekasihnya. Tangisan itu tak berhenti. hingga mata itu amat sembab dan terpejam.
Erico menggotongnya dan membuatkan tenda ditepi pantai. Lalu meminta Kosim untuk menjemput mobil tunangannya itu ke bengkel, Karena sengaja memutuskan sesuatu agar Keiy tak bisa pergi dan saat bertanya mobilnya tak bisa berjalan hingga berada di bengkel.
Pagi hari, Keiy merasa dingin. Tubuhnya terasa hangat, dan saat melirik. Keiy terkejut tubuh Erico berada sangat erat memeluknya.
Erico, andai aku bisa berada dalam dekapanmu, Apa aku akan aman dan terlindungi dari dia? batin Keiy.
Erico beberapa saat, mendengar suara kecil kekasihnya itu, ia tau jika terjadi sesuatu tak akan bicara. Keiy kenapa dengan dirimu, jika menanyakan dengan paksa-pun. Pasti bersikeras tetap bungkam.
"Aku harap kamu terbuka padaku sayang!" batin Erico.
ia merapatkan tubuhnya hingga saling berpandangan, Keiy menatap alis dan bibir itu dan menyentuh dengan tangannya. Tak terasa ia menangis kembali, kemarin malam aku telah disentuh oleh Triis. bagaimana bisa aku baik baik saja. Meski ia mengecup bibirku dengan rakus. Aku tak bisa diam begitu saja.
Aku harus pergi ke dokter psikolog, meski harus dengan obat penenang. Karena itu jauh lebih baik bukan, Agar diriku bisa mengimbangi dan tak terlalu takut.
"Sudah bangun sayang?"
"Ya, maafkan aku lovely!"
Katakanlah, kamu ingin sarapan apa. Aku akan mencarinya! Keiy memutar mata, ia melirik kesekeliling dan ia meminta Erico untuk mengajaknya. ia takut tiba saja Triis ada dimanapun. Seolah hidupnya tak tenang bagai di kejar monster dalam mimpi tapi amat nyata.
"Aku ikut denganmu lovely!" Erico tersenyum.
Di perjalanan, Keiy menatap jalan. Benar saja ia melihat mobil Triis dan berdiri di depan mobil dengan sebuah ponsel. Tiba saja ponselnya bergetar dan pesan dari Triis.
Tredtth..Tredeeth.
[ Temui nanti malam jam tujuh! ]
Keiiy, menggigit jari dan menghapusnya dengan cepat. Dia tau betul jika menolak, akan ada hal video yang yang dikirim pada Erico.
"Siapa sayang?"
"Mama meminta untuk ditemani ke salon lovely." sedikit gugup.
Erico tersenyum mengangguk. Lalu mengusap rambut dengan halus, begitu manis perlakuan membuatnya tak ingin kehilangan.
Jika aku berkata jujur, Apa kamu akan percaya. Tipu daya kakakmu selalu bisa membalikan fakta. Aku tak ingin video itu tersebar publik, Jika tidak bukan aku kehilangan reputasi, tapi aku akan kehilangan dirimu juga Erico saat ini!
Tak terasa bulir air mata itu jatuh, ia menutupinya dan menghadap kaca, menghindar dari tatapan Erico yang sedang menyetir. Dan menurunkan posisi duduknya begitu lemas dan lelah.
Erico melirik ketika kekasihnya itu terlihat mengembang, ia menanyakan apa terjadi sesuatu. Tapi ia bilang karena mengantuk, sungguh aneh.
DI RUMAH.
Beberapa jam kemudian, Keiy telah sampai dirumah. Lalu ia pun tersenyum senang, ia mengatakan siang akan ada pemotretan.
Erico pun berkata, jika sempat ia akan mengunjunginya. Namun saat Erico masuk kedalam mobil untuk pulang. Dan meminta Kosim, mencari tau, Apakah tunangannya sedang ada masalah atau tidak!
Kesibukan Erico, sangat padat. Triis selalu membuatnya sibuk keluar kota. Bahkan ia ingin sekali mempunyai waktu sehari dan memberi kejutan bersama sang kekasih.
Hingga ia berinisiatif membuat makan malam di resto mewah nanti malam.
"Bu, Keiy pergi dulu ya?"
"Hati hati nak, jangan telat makan, kamu harus teratur menjaga pola makan!"
"Sibuk boleh tapi sakit percuma tak akan membuatmu lebih baik dan bahagia!" tambah Ayah.
Keiy tersenyum, ia menaikan alis dan membuat kode Ok.
"Tenang saja Ayah. Anakmu ga akan ceroboh."
Setelah pamit, ia naik taksi yang sudah di
pesan lebih dulu. Hingga diperjalanan ia menatap pesan dari Triis.
Hah... membuatku badmood. Cccieh .. kenapa harus muncul pesan teratas namamu sih? Keiy mengetuk ketuk, kaca ponsel berisi pesan Triis dengan kesal.
BEKERJA
Beberapa jam kemudian pemotretan berhasil dan selesai, ia mencari model baju sesuai tema yang telah dipesan sutradara. Ia melakukan sesi pemotretan dan skrip iklan yang ia bintangi. Terlebih ia mempercayai Tala dan Dara sang make up talent, ia pun mengatakan jika esok pagi akan ada tawaran iklan baju tidur mewah.
"Baiklah, Dara. Aku percayakan semuanya padamu, ku harap kegiatan jangan terlalu sibuk ya!" Dara pun membalas Ok dan mengedipkan satu mata.
Menjelang malam, ia kini bersiap untuk pulang. Tiba saja seorang kru memanggilnya, Jika sudah ada yang menunggu nya di ruangan empat privasi khusus!
"Benarkah, baiklah Dara aku pulang lebih dulu. Nah itu pasti Erico."
"Ya, benar. Have fun ya bintang ku." kecup manis pipi mereka mendarat.
Keiy, berjalan penuh kedalam ruangan. Ia terkejut ketika tak ada satupun yang menunggunya.
"Haduh, kenapa bisa tak ada orang. Apa mungkin dia menunggu di parkiran?"
Tepat ia mengambil tas dan membalikan tubuhnya, ia terkejut akan Pria yang tiba saja mengunci. Keiy tau siapa tubuh kokoh itu.
"Triis, sebenarnya mau mu apa, kenapa selalu seperti ini?"
"Ladies, pujaan kau tau. ini sudah pukul delapan malam. Tak ada satupun balasan, dan lewat satu jam. Apa kau sengaja menghindar. Sudah berani menolak, dan kamu menginginkan semuanya hancur?"
Astaga, maaf aku lupa. Aku ga bermaksud Triis. Tak lama sebuah pesan dari Erico. Ia memintanya datang ke apartmentnya. Dan menunggu di gedung teratas. Erico akan tiba satu jam lagi, kelak Kosim akan datang menjemputnya di tempat seperti biasa.
Triis, aku mohon. Maaf aku tak bisa malam ini, Erico sudah menungguku!
Apa kau memohon seperti itu hanya untuk adik ku. Apa kamu berfikir aku akan memberimu pilihan, Tidak. Aku akan berbaik hati.
"Aku akan mengantarmu sampai apartment Beelove, tapi kau harus pergi denganku!"
"Triis. Tapi nanti Erico akan curiga Triis." balas Keiy.
Tangan itu tetap ditarik, ia amat kesal akan sikap pemaksaan Triistan. Tak menunggu lama mereka berada dalam satu mobil, hingga berpuluh menit ia telah mengatakan cerita yang banyak. Tapi satu hal ia tak bisa menolak dan turun dari mobil, karena Erico sudah pasti ada di dekatnya.
Aku akan turun terimakasih sudah mengantar!
Tapi Triis menarik lengan Keiy, ia mengecup rakus kembali bibir itu, baginya terasa candu. Setelah pria di hadapannya itu memberikan sirup dari dalam bibir yang hangat dan memainkan gaya yang terasa panas dan letih.
Keiy terdiam, ia menatap Triis sangat membuatnya tak percaya. Meski memukul mukul tubuh pria itu tapi tetap saja tak di lepas.
"Apa aku harus tetap datang, ketempat tunanganku. Tapi dia berani sekali berbuat tak lazim padaku. Ia harus sadar kalau aku ini, adalah tunangan sang adik. Bagaimana bisa aku menemui Erico dengan keadaan seperti ini."
Tubuhnya gemetar dan sedikit mengigit jari saat melangkah.
"Keluarlah, aku akan melakukan kapanpun tanpa memintanya!"
"Kau pria sakit jiwa." pergi Keiy.
Keiy keluar dari mobil dan membanting pintu ba disuatu tempat, ia menunggu kedatangan Erico. Dan menatap bintang di langit. Lalu merenung apa yang harus ia lakukan, aku tidak sanggup pergi dari hidupmu. Tapi aku bisa apa?!
"Sayang, sudah lama menunggu?"
"Yes, honey lovelyku." Keiy menjawab dengan
gemetar dan terkejut.
Saat Erico merengkuh pinggang Keiyra. Ia menatap nanar, terkejut saat Erico memeluknya, ia mendekatkan kecupan itu. Hingga mendarat di pipi dan berlangsung ke tungku leher dan ranum bibir terakhir. Kita bersama sayang, tidak apa apa bukan. Aku menginginkannya!
Saat Erico menyentuh ranum bibirnya, pandangannya tak bisa disentuh. Keiy membayangkan Triis yang melakukannya dengan rakus dan panik beberapa menit lalu.
"Stop, hentikan!" Keiy berjongkok dan menutup kedua telinganya.
"Sayang, ada apa?" Erico menatap Keiy seperti kejadian yang masih fresh dan trauma.
"Aku tak bisa seperti ini, pergi dari kehidupanku!" gemetar jelas.
Acara makan malam itu menjadi berantakan, Erico menyibakan jasnya dan menutupi tubuh kekasihnya dan memeluk hangat. Agar Keiy tenang.
"Sayang, ceritakanlah apa yang terjadi!"
Akan tetapi Keiy tetap diam dan bungkam. Ia berharap Luna cepat menerima tawarannya sebagai istri pengganti yang berjuang merebut hati kakak iparnya. Keutungan Keiy tak diganggu, dan keuntungan Luna pastinya bahagia dan tidak hidup dengan kesusahan.
Tbc.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!