NovelToon NovelToon

Menanggung Luka

Bab 1

SATU BULAN BERLALU

Aurel terdiam merenung di balik dinding dekat ruang keluarga. Yang di mana kedua laki-laki berbeda usia sedang berdiskusi rencana pernikahan nya yang akan berlangsung tinggal beberapa hari lagi.

Sedangkan diri nya belum tahu pasti, apakah pernikahan nya itu bisa berlanjut atau tidak.

Tak terasa, Aurel meneteskan air mata nya dalam diam. Dia ingin marah, lalu dengan siapa?

Cincin pertunangan nya baru aja di kirim melalui kurir, dengan alamat Apartemen milik Digo Pratama calon suaminya. Sudah beberapa kali Aurel mendatangi Apartemen itu, Semua nya tidak membuahkan hasil. Belum juga melalui Chat atau panggilan telepon. Tapi semua itu hanya sia-sia.

Bahkan Aurel sendiri belum begitu akrab dengan keluarga besar Digo Pratama. Hanya beberapa kali dia bertemu, itu pun tidak begitu lama.

Aurel bisa di katakan, Kalau Aurel masih seperti orang asing di keluarga Digo. Dia berstatus tunangan nya Digo, hanya Digo yang dia kenal itu pun tidak terlalu dekat.

Dulu, Aurel pikir pertunangan ini tidak serius. Aurel menganggap ini semua hanya pelarian aja. Sedangkan Digo, Aurel pikir hanya merasa bersalah atas kejadian beberapa tahun yang lalu saat di Bali. Bisa di bilang ini semua hanya saling membutuhkan.

Digo membutuhkan kata maaf dari nya, atas beberapa tahun yang lalu. Sedangkan Aurel hanya membutuhkan tempat pelarian aja, saat cinta nya tidak terbalas.

🍂

🍂

🍂

Di sisi yang berbeda, hari ini Digo memutuskan untuk kembali lagi ke Apartemen nya. Dengan langkah yang gontai dia turun dari mobilnya, berlalu akan melangkah masuk menuju unit nya.

Dari arah luar, seorang satpam terburu-buru lari ke arah dirinya berdiri.

''Mas, mas Digo tunggu bentar.!'' Panggil nya dengan jarak jauh.

Hah

Hah

''Mas Digo kemana aja? Lama tidak kesini. Apa Mas Digo sudah tidak lagi ya, tinggal disini.?'' Dengan nafas naik turun.

Kenzo tersenyum tipis, ''Ya, aku kemarin pulang ke rumah orang tua ku, Pak. Dan mulai sekarang aku tinggal lagi di sini.'' Dengan menepuk dua kali pundak satpam tersebut. ''Ya sudah, aku mau masuk dulu.'' Pamit nya berlalu melangkah pergi.

''Tunggu, Mas. '' Dengan menyodorkan kotak kecil berwarna hitam. ''Ini ada kiriman untuk Mas Digo Pratama.'' Membuat Digo menautkan kedua alis nya. ''Dari mana, ? Perasaan ku, aku tidak lagi pesan sesuatu melalui online.''

''Saya kurang tau, Mas Digo. ''

''Ya udah aku masuk dulu, ya. Makasih Untuk ini.'' Memperlihatkan kotak hitam tersebut. Dengan melangkah besar menuju unit Apartemen nya.

Pip

Suara kartu yang di tempelkan di depan pintu Apartemen Digo.

Tanpa ba bi bu lagi, Digo segera membuka kotak berwarna hitam tersebut. Dengan perasaan bercampur aduk telah menyusup di relung hati nya. ''Kenapa perasaan nya sekarang berubah menjadi cemas seperti ini. '' Pikir nya.

DEG

Cincin yang terukir nama nya yang begitu indah di dalam cincin tersebut.

''Aurel, '' Lirih nya, dengan menggenggam cincin itu begitu erat. ''Bukan Ini yang ku ingin kan. Aku butuh berbicara empat mata dengan mu sekarang juga. ''

Brak, Digo menendang sofa di depan nya dengan perasaan yang sulit di jelaskan. ''Aku tidak akan melepaskan mu Aurel Sayang. Kamu hanya menjadi milik aku, hanya milik aku selamanya, hanya aku seorang Digo Pratama. '' Geram nya, hingga mengeluarkan otot-otot merah nya di bagian wajah nya.

Bab 2

MALAM HARI NYA

Digo terdiam diri di dalam mobil nya, hampir satu jam, mobil hitam terpakir apik di bawah pohon besar yang tidak terlalu jauh dari Rumah mewah di sebrang sana.

Dengan sorot mata yang begitu dingin, Digo mengamati seluruh penghuni rumah tersebut. Dia belum cukup yakin, datang ke rumah itu sebagai calon seorang menantu. Digo sadar diri, kalau dia tak layak menjadi imam yang baik untuk Aurel.

Lagi dan lagi perasaan nya tidak bisa di pungkiri, dia terlalu cinta dan sayang kepada Aurel. Takut kehilangan mencuat begitu dalam, ketika mengingat lagi, salah satu cincin pertunangan mereka berdua telah terlepas dari tempat semesti nya.

''Aku memang laki-laki bodoh, aaakhh sial, '' Umpat nya seraya memukul stang mobil nya.

Sudah satu jam, Digo masih setia di tempat yang sama dari sebelum nya.

Digo kembali mendorong punggung nya dengan kasar ke sandaran kursi mobil tersebut. Dengan nafas kasar nya, dan di susul mata mulai terpejam, ingatan nya mulai mengingat lagi ucapan Aurel yang memohon kepada nya soal hubungna Ini.

SEKILAS LAMA

Dan untuk hubungan ini, aku, aku harap tidak berakhir sampai di sini, Digo.

Apakah kamu yakin Aurel? Apa kamu lupa? Dari sebelum nya kamu sudah mengulang kata-kata mu ini kepadaku. Dulu kamu bilang juga begitu, tetapi kenyataan nya hasil nya masih sama.

Maaf, beri aku kesempatan lagi untuk memperbaiki sikap ku ini. Mohon Aurel dengan mata berkaca-kaca.

SELESAI

''Kamu tidak salah dengan rasa cemburu kamu kepadaku, memang kenyataan nya aku yang salah. Memberi perhatian kecil kepada orang lain.'' Lirih nya merasa bersalah.

''Maaf, ke depan nya kamu juga akan merasakan itu lagi. Sudah tidak ada jalan lain lagi untuk ku, dan untuk kamu juga selain pernikahan ini terjadi.''

Dret

Dret

''Hmm, ''

''Sekarang kamu di mana, sayang. ''

''Di jalan, ''

''Pulang ke rumah, ''

''Tidak lagi, ''

''Kenapa,? Mama mu tadi menanyakan itu dan juga keberadaan mu ke padaku, loh. Lagi berantem lagi sama Mama kamu. ?''

''Jangan sok peduli dengan ku luna, ini yang kau inginkan.'' Bentak Digo.

''Jangan pernah membentak ku Digo, kau lupa dengan perjanjian kita berdua.''

''Aku tidak lupa, dan kamu juga jangan sampai lupa, kalau perjanjian itu berlaku setelah kamu positif hamil anak ku.'' Sinis Digo,

''Terserah kamu saja Digo, kurang apa sih aku ini, ? Aku tidak menuntut banyak ke kamu, dan apa balasan nya. ?'' Lirih nya menahan tangisan. ''Hiks, hiks kamu tega ke aku Dig.''

Tut

Tut, panggilan terputus sepihak, Luna memang dengan sengaja memutus kan panggilan nya terhadap Digo.

''Jangan lupa, apa tujuan mu mendekati Digo, Luna sayang.'' Mengecup sekilas bibir merah muda milik istri nya.

''Pasti nya, Daddy dari calon anak ku, cup, cup, muach, sana pulang sayang. Ini sudah jam sembilan malam loh.''

''Istri ku berani mengusir ku.'' Goda nya menyentuh kedua bukit kembar nya.

''Ish, tangan Daddy mu nakal sayang,'' Adu nya Luna kepada calon janin di perut nya. Memang itu belum ada kepastian, tetapi mengingat tanggal kesuburan nya . Luna yakin, kalau ada janin yang akan bertumbuh di dalam rahim nya.

Luna Kanaya, adalah gadis cantik dari kalangan bawah. Berusia dua puluh lima tahun, dia sudah menikah siri bersama laki-laki yang usia nya lebih tua dari nya, laki-laki itu bisa di bilang hot Daddy deh poko nya untuk Luna.

Pernikahan nya baru sekitar tiga bulan terjadi, dan di masa pedekati atau menjalin hubungan sudah hampir setahun lebih bersama hot Daddy nya.

🍂

🍂

🍂

''Bodoh amat soal kamu Luna, sebelum ada kepastian, surat perjanjian itu belum berlaku untuk ku.'' Gumam Digo.

Dret

Dret

''Apa lagi, '' Bentak Digo cepat, setelah panggilan nya di terima.

''Sabar bro jangan emosi, aku tau kalau kamu lagi pusing mencari calon istri mu itu.''

''Kalau kamu sudah tau, kenapa kamu menghubungi ku, sialan.''

''Ha, ha ha, halus bro halus. Aku tau dimana calon istrimu itu berada.''

''Jangan main-main dengan ku Bara.'' Digo memperingati sahabat nya itu.

''Ini aku lagi serius Digo, di depan ku ini ada orang yang kamu cari, Aurel Sanjaya putri dari Alex Sanjaya. Itu kan yang kamu cari.?''

''Posisi kamu sekarang di mana. ?''

''Di tengah ************ wanita bro.'' Membuat Digo menahan amarah nya yang sudah berada di ubun-ubun.

''Brengsek, Club mana yang kamu datangi malam ini, Bara sialan.''

Ha aha ha, Bara tertawa keras saat mendengar nada frustasi sahabat nya itu. ''Club XXX, '' Jawab Bara.

Tut

Tut ''Dasar Digo, main di putus aja. ''

Bab 3

Digo mulai melangkah memasuki Club XXX, yang di sebutkan oleh Bara di telepon tadi.

''Brengsek, berani-berani nya kamu datang ke Club malam sendirian. '' Umpat Digo sepanjang melangkah masuk mencari sahabat nya Bara.

Suara dentuman musik cukup keras, mengalun indah seiring dengan tubuh molek kupu-kupu malam di sana merayu banyak nya seorang laki-laki.

Aurel duduk tenang di kursi dekat dengan bar, dengan menyesap segelas Whiskey yang telah di pesan nya tadi.

Sedangkan si Bara pelapor Aurel kepada calon suaminya. Sibuk merayu banyak wanita dengan mulut buaya nya itu.

Aurel meminum lagi pesanan nya sambil menikmati acara Club malam ini.

Setelah melihat keberadaan Bara sahabat nya. Digo segera menghampiri nya dengan langkah kaki besar nya.

''Di mana Aurel, Bar. ?'' Tanya Digo dengan nada tak sabaran ingin cepat tau di mana Aurel sekarang ini.

''Sabar bro, datang-datang langsung ngegas. Tuh di sana.'' Dengan satu jari terangkat menunjuk Aurel Sanjaya berada.

Bisa di lihat, kalau Aurel memilih diam dan menikmati acara Club yang di persembahkan untuk semua orang yang berada di sana.

Dengan sesekali Aurel meminum Whiskey yang berada di gelas nya.

''Dig, Digo ada yang mau kenalan sama kamu nih.?'' Pekik Bara dari dekat bar. Wanita yang di sebut, tersenyum manis menatap seorang Digo Pratama.

''Gak, minat.'' Laki-laki itu merotasikan kedua bola mata nya jengah. Siapa pula yang mau berhubungan dengan wanita malam.? Yang pasti nya barang bekas, sudah banyak yang menjamah tubuh nya. Satu kata untuk Digo, ''Jijik, ''

Bara mencabik acuh, dia kembali melanjutkan aktivitas nya yang sempat tertunda.

Digo tidak langsung menghampiri Aurel berada. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari Aurel berada. Dengan sorot mata yang fokus satu objek di depan sana.

Digo mengingat kembali saat mengikuti Aurel masuk kedalam Club malam seperti ini. Dengan jail nya, dia bisa mencegah Aurel untuk tidak meminum yang berbau alkohol. Dengan kesal nya, Aurel keluar dari Club malam tanpa mencicipi minuman yang di juluki haram dan dosa untuk di minum.

Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sekarang ini sudah menunjukan pukul dua belas malam. Aurel kembali meneguk minuman nya, wanita itu hampir mabuk berat. Dia mau mengambil lagi satu gelas yang berisi Whiskey.

Suara laki-laki yang tidak begitu asing, mulai terdengar di telinga nya.

''Jangan Aurel, kamu sudah mabuk. Aku antar kamu pulang aja ya, sekarang.!'' Membuat Aurel menggeleng kuat.

''Gak-gak aku bisa kok pulang sendiri.'' Tolak Aurel keras, karena Aurel tau itu suara nya milik siapa.?

''Ck, kamu mau nyari mati, ? Nyetir dalam keadaan mabuk.'' Cegah Digo, dengan menahan lengan wanita yang di cintainya itu untuk pergi dari sana.

Aurel tersenyum getir, ''Ya, memang itu yang ku cari, puas loh. Bisa lepas sekarang, aku mau menyusul Mama aku di atas sana. Kamu tau tidak, Mama aku tega ninggalin aku di dunia ini sendirian.'' Ucap Aurel dengan mulai terisak. Digo yang melihat orang yang di sayangi nya menangis. Membuat Digo tak pantas untuk bersanding dengan nya. Yang hanya bisa memberi luka untuk nya.

Aurel yang memilik kesempatan untuk pergi dari sana. Dengan cepat menepis tangan Digo yang berada di lengan nya.

Dengan cepat berlari keluar dari Club malam tersebut. Untuk menuju parkiran mobil nya berada.

Tanpa pikir panjang Digo mengikuti Aurel keluar dari Club tersebut.

''Ok, kamu boleh marah, benci kepadaku. Tetapi untuk sekali ini aja, biar aku antar kamu pulang. Tidak baik untuk menyetir dalam keadaan mabuk seperti ini.'' Mohon Digo lagi.

''Cih, jangan sok peduli dengan ku. Aku bukan mabuk berat, aku masih sanggup untuk menyetir sampai di rumah, minggir. Dan satu lagi jangan mengikuti aku. '' Bentak nya.

''Keras kepala, dengan halus kamu tidak bisa menurut. Terpaksa aku memakai dengan kekerasan.''

Digo merebut kunci mobil milik Aurel, dengan kasar, Digo mendorong Aurel masuk kedalam mobil nya.

Brak.

Dengan cepat Digo mengitari mobil tersebut, dengan melajukan mobil nya dengan ke cepatan tinggi. Untuk menuju Apartemen nya tanpa memperdulikan pekikan, pukulan yang Aurel berikan kepada nya, bentuk protes nya.

...****...

BUTUH SARAN NIH 😘😘😘 Janga lupa tinggalkan like dan komen

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!