Hari yang cukup Panas. Kuseka keringat ku yang bercucuran dengan punggung tanganku. Begitu Turun dari Mogeku yang tadi kukendarakan dengan kecepatan maksimal untuk membawa kabur gadis itu dari Plaza.
Aku bukan polisi super diserial India Dum, aku hanyalah seorang detektif biasa yang diutus tuan Jhon untuk mengawasi putri semata wayangnya. Profesiku jadi sia- sia sejak menerima tawaran kerja dari tuan Itu. Tapi entah mengapa setiap ingin mengundurkandiri, aku selalu tak kuasa memutus harapan besar tuan Jhon padaku.
Dan akhir- akhir ini aku juga enggan jauh dari gadis itu.
Sepanjang dalam pengawasanku, baru kali ini ia hampir kedapatan selama menjalani hobby lamanya sebagai seorang kolektor barang- barang yang dianggapnya uniq. Sebenarnya tidak masalah jadi gadis kolektor. Yang jadi masalah ia tidak membayar benda- benda itu. Padahal untuk belanja yang berhubungan dengan pakaian dan buku ia tidak pernah keberatan menggesek Black Cartnya, tapi untuk benda- benda tak cukup penting seperti kaos kaki, jepit rambut atau Bros uniq dan hal kecil lain, ia dengan bangga mendapatkannya dengan mencuri.
Aku sungguh tak habis fikir, kok ada ya perempuan sekaya raya dan secantik dia seorang Cleptomania. " Cik, cantik? Ahh tidak! Mikir apa sih kamu Rajj! Orang yang tiap hari nyusahin kamu kau bilang cantik!" Umpatku kesal bercampur marah pada nona mudaku dan fikiranku sendiri. Setelah Bermandi keringat lari- larian disiang bolong nan terik begini, demi menyelamatkan nona dari kejaran petugas keamanan plaza terbesar di kota ini, hanya karna nekat menyembunyikan Sebelah anting metal saja.
" Lain kali kumohon jangan lakukan lagi ya nona, pliss...Kalau tadi ketangkap dan sempat ada yang liput kan malu, kasihan tuan Jhon dan nona sendiri." Ujarku setelah beberapa detik memejamkan mata menetralisir debaran jantungku setelah kegiatan memacu Andrenalin Barusan.
" Masak baru sekali ini saja terlibat aksi Kolektor cantik ini sudah ngeluh? Ini lagi joroknya minta ampun, keringat dilap pake tangan, ni lap pake sapu tanganku. " Balasnya dengan santai.
" Aku malas make barang curian nona! " protesku memberanikan diri.
" Halah...Bilang aja kamu kebiasaan jorok Om..." Ucapnya sebelum melakukan aksi luar biasa.
Aku kembali memejamkan mata saat jari- jari lentiknya yang lembut menyentuh pelipis dan rambut halus dipipiku ketika ia mengelap wajahku dengan Sapu tangannya. Dan entah setan apa lagi yang menempeli gadis ini, hingga ia berani mengusap daguku, lalu berakhir pada jakunku.
Entah karna aksi balap liar tadi atau karna sentuhan itu yang membuat jantungku kembali berdetak tak karuan, aku tak berani menyimpulkan.
" Ja__ Mulutku terhenti berucap ketika entah benda lembut apa yang menempel sekilas dibibir tebalku. Walau sentuhan itu hanya sekilas, tapi berhasil membuatku seperti tersengat listrik.
" Biasanya para dokter melakukan kejut jantung pada pasien dengan gangguan irama tak normal begini. " Ucapnya terdengar santai dan datar.
" Busyet! " Umpatku dalam hati.
Pelan kubuka mataku, ketika kedua bola mata ini berhasil kubuka, kulihat ia sudah tak ada.
" Dasar pencuri nakal! Kemana Dia? Umpatku kesal bercampur bingung karna aku sudah tidak menemukannya lagi. Belum kelar rasa yang satu sudah berganti rasa yang lain. Inilah yang kurasakan selama setahun ini sejak mendapat tugas jadi penguntit sang putri sejak setahun yang lalu.
" Non Cinta....Non Cinta...Tunggu! "teriakku begitu kedua netraku berhasil menemukan dia sudah terlihat disebrang jalan.
" Percuma ilmu yang kupunya dengan gadis aneh ini, aku tak lebih dari seorang penguntit bodoh dibuatnya." Aku kembali mengumpat Ketika ia sudah menaiki Taksi dijalur yang berbeda dan meninggalkanku tanpa merasa berdosa.
" Ditinggal ponakannya ya MR? Makanya kalau jadi paman jangan galak- galak dong!" Sebuah suara campring membuat kupingku kian panas. Walau begitu aku malas menanggapi, karna yang terpenting bagiku saat ini adalah mengikuti nona dan memastikan ia dalam kondisi aman.
Tanpa menoleh aku melangkah menuju motor dan mulai melaju menuju Jalan Besar.
Aku membawa motorku melaju menuju arah sang nona. Entah aku mengejarnya untuk tuan Jhon atau untuk apa kali ini, yang jelas aku tak mau kehilangan jejak.
" Apa mungkin karna Stres menjadi asistennya tuan Jhon untuk Cinta, aku jadi cepat tua ya? " Fikirku sedikit menurunkan laju motor besar kebanggaanku setelah melihat taksi yang membawa nona Cinta tidak jauh dariku.
Tepat beberapa meter didepanku kendaraan itu berhenti. Dahiku mengernyit ketika dia turun dan dengan santai melangkah menuju sebuah pelataran tempat ibadah.
" Mhem...Dasar gadis aneh, ibadah terus, nyuri tak juga berhenti." Tanpa sadar aku kembali mendumal. Aku membawa motorku ketempat parkir bangunan itu.
Beberapa notifikasi pesan mengantri dari ponselku. Kubuka dulu pesan- pesan itu sebelum beranjak menuju tempat bersuci.
Nolong harus ikhlas Om! Bunyi satu pesan yang masih bisa buatku biasa saja. Lalu kubuka pesan berikutnya yang kelihatannya cukup panjang.
Kalau ngak kuat ngundurin diri aja sama papa Om! Bagaimanapun juga kau tetap Penguntit utusan papa yang paling tangguh, yang lainnya paling lama hanya bertahan sebulan, setelah ketahuan dan kudamprat semua pada minta ampun. Untuk bertahan setahun ini kau sudah cukup hebat Om.
Ada satu pesan lagi, kutuntaskan membacanya lagi.
Tapi kalau kau tetap setia untuk tidak ngadu yang macam- macam pada papa mengenai kejadian hari ini, aku akan mentraktirku habis ini, dan berjanji berhenti memanggilmu Penguntit dan Om dekil. 😄😄😄
Entah sudah gila atau apa bibirku melengkungkan senyuman setelah membaca pesan terakhir. Tiba- tiba saja timbul ide dikepalaku. Kuketikkan pesan untuk membalasnya.
Nona keterlaluan hari ini, itu saja tak cukup!Aku pasti akan mengadukan pada Tuan Besar kejadian hari ini dan kembali ketanah air, aku sudah tak kuat lagi berbohong, kecuali nona mau berkencan denganku.
" Ya ampun...Apa yang kau lakukan Rajj..." Gumamku begitu pesan balasan itu terkirim melalui aplikasi hijau. Sebentar kemudian, hatiku diliputi keraguan, hingga kuambil lagi benda pipih yang barusan kusimpan disaku, bermaksud mau menghapus pesan itu sebelum terbaca oleh nona.
Oke, siapa takut!
Deg..
Dadaku kembali berdegup tak karuan. Sampai- sampai kugigit bibir bawahku hingga terasa anyir baru aku tersadar.
Aku cepat- cepat berlari kekamar mandi,semua terasa sesak.
" Semoga saja aku tidak mendapat serangan jantung dadakan diusia 30 tahun." Batinku sembari menatap Wajah didepan Cermin, usai bersih- bersih.
Lalu masih tanpa sadar, kuusap dadaku berkali- kali sembari memejamkan mata.
" Apa kau baik- baik saja Rajj? " Ujar suara seperti kukenal hingga aku membuka mata lebar- lebar.
" Khaidir Ali! kau kah itu? " Tanyaku setengah berteriak.
" Yes! Ali your best friend, Syukurlah kau masih ingat dengan pria tampan ini setelah sepuluh tahun tak jumpa." Ujarnya dengan mengembangkan kedua tangannya.
Aku tanpa ragu menghambur kepelukan teman lamaku itu, istilah orang sekarang besti gitu namanya.
" Tentu aku masih ingat Li! Selain ingatanku tajam, kau juga tak banyak berubah, bahkan sekarang makin gagah." Balasku setelah kami saling mengurai pelukan.
" Kelamaan melepas rindu dikamar mandi ntar kita bau toilet. Aku sih masih sempat berendam sebelum bertemu calon istri.Kalau kau sepertinya sudah ditunggui tuh! Apa tidak berniat mengenalkannya padaku?"
" Di...dia no__."
" Darling...buruan berangkat lunchnya, lapar bangat nih... sekalian ajak bestinya dong..." Ujar suara lembut nan manja yang berhasil membuatku nyaris berhenti bernafas.
Aku membeku dengan kedua kaki dan lidah berat. Lagi- lagi gadis pencuri ini membuatku benar- benar dalam kondisi berbahaya. Kuraba lagi dadaku karna takut jantungku sudah tidak ada diposisi semula.
" Aku tak peduli kau mau marah atau cemburu Rajj Copri, yang penting kali ini aku takkan sia- siakan kesempatan menjabat tangan halus kekasihmu! " Ucap lantang Ali yang berhasil membangunkanku dari mati suri sejenak.
Dan benar saja seperti yang dia ucapkan, mereka sudah saling berjabat tangan.
" Khaidir Ali, panggil Ali aja."
" Oke! My name Cintami, biasa dipanggil Cinta saja. " Jawabnya tanpa menyebutkan nama besar keluarganya seperti yang biasa ia lakukan ketika berkenalan.
" Pantas sekali pandang langsung jatuh cinta! nama dan orangnya sangat sesuai. You Are Beutiful ladies! Raj pasti kenyang setengah hari hanya dengan memandang wajahmu saja! "
" Tidak!!! " Teriakku kencang, cukup untuk membuat orang - orang didepan bangunan Suci Umat muslim itu menatapku.
" He...he...Jangan posesif gitu dong Rajj, kali ini takkan kutikung lagi, karna aku sudah terlanjur terjerat Cinta CEO sendiri, akhir bulan ini akadnya bakal dilangsungkan." Ujar Ali tanpa dosa.
" Wow...kayaknya pernikahannya bakal spektakuler dong bang. Dapat produk luar atau dalam? "
" Luar dalam sama saja, yang penting statusnya jelas, janda seperti gadis! Ha...ha...ha...
Ha...ha...
Keduanya terbahak, sepertinya mereka juga lupa sedang didepan bangunan Suci.
Keduanya sangat terdengar akrab walau baru berkenalan, untuk menghindari cedera hati yang lebih dalam, cepat - cepat aku melangkah menuju kedalam.
" Titip cintaku sebentar ya. " Ucapku setengah bercanda sebelum menghilang dibalik pintu.
" Aman....Aku jamin Cintamu takkan beralih pandang padaku, karna ia seorang gadis yang bermata Jeli."Kudengar Ali membalas ucapan candaanku, tapi aku tidak membalasnya lagi, aku bergegas melangkah untuk segera menunaikan 4 rakaatku, agar segera bisa membawanya pergi dari Ali.
Hallo Sahabat pembaca....Bagi yang mampir kasih jejak dikarya ini ya dengan cara like,komen fote,faforitkan , give dan bintang yang banyak..
Ketika aku sudah kembali keparkiran, kulihat tinggal dia sendiri duduk diatas motorku.
" Apa dia pergi sebelum aku selesai?" tanyaku sekedar untuk mengatasi kecanggungan yang tiba- tiba merayap dihati.
" Kau belum puas melepas rindu dalam toilet ya, kalau perlu buat janji kencan tinggalkontak aja, dia meninggalkan nomornya kok, bentar aku kirim." Ujarnya menatapku dengan tajam.
" Ada apa dengannya? Seharusnya aku yang kesal, baru kenal saja ia sudah terlihat sangat jinak dengan Ali temanku sang mantan playboy itu." Protesku dalam hati, namun mataku tak dapat kualihkan dari raut wajah indahnya.
" Ali salah besar dengan omongannya, sepertinya melihat wajah nona aku tidak kenyang,malah kelaparan, dan ingin melahap semuanya, terlebih bibir seksi nan merah muda alami itu."
" Rajj! Rajj! Kejedot apa sih kamu, kok seberani itu beratensi nonamu sedang mencemburuimu dan malah berfikiran liar untuk dapat mencicipi bibir gadis berpenampilan tomboy namun berwajah seksi dan Amat indah ini. Ingat Raj, kau tak lebih dari seorang penguntit yang digaji!" Aku kembali berusaha memperingatkan diri sendiri.
" Ingat Raj kau ditugasi menjaga Cinta, bukan untuk mengencaninya." fikiranku menolak keras desakan dikalbu.
Ya, aku hanya seorang penguntit yang ketahuan. Selama ini, Gadis itu selalu berhasil menyingkirkan bodyguard, detektif atau apa saja yang ditugasi menjaganya dan hanya akulah yang bertahan, selainnya memilih minta ampun setelah dihajar oleh gadis jago seni beladiri, berkuda, memanah dan angkat senjata ini. Walau tulang- tulangku nyaris patah karna dipukuli, kala ketahuan menguntitnya setahun yang lalu,tapi dia menerimaku setelah membuat kesepakatan
diam- diam tanpa sepengetahuan papanya. Dan entah untuk alasan apa, hatiku tak mampu menolak semua permintaan perjanjian kerjasama darinya, walau itu kusadari menodai etika tugasku dari tuanku.
" Hei, kok malah bengong, Ayo kita makan sebelum aku mendadak marah lagi, aku barusan kedatangan tamu habis Zuhur, jadi emosinya gampang meledak!" Ucapnya seraya menepuk pundak ku.
" O...pantas nona begitu, dasar memang akunya aja yang kegeeran.." Fikirku sedikit kecewa dalam hati.
" Ayo naik, kali ini biar aku yang bawa! "
" Deg
Jantungku kembali memacu lebih cepat, apalagi memikirkan akan duduk dibelakang dengan memeluk dia, serasa pipisku kembali sesak.
" Mau pergi atau aku akan kembali mencari koleksi baru! " Tanyanya lebih mirip ancaman.
" Ja_ jangan nona...Kasihan tuan, sudah terlalu banyak kita membohonginya, kalau ia tahu ia pasti sangat sedih."
" Kalau begitu naiklah! Kalau kau bisa menunjukkan tempat dan kesan kencan paling indah untukku esok, aku akan memberimu bonus gaji dua kali lipat dengan gaji bulanan yang papa beri. " Ucapnya kemudian mulai menyalakan mesin.
Walau ragu aku naik juga dibelakang punggungnya.
" Pegangan yang erat! " tanpa protes, aku mengalungkan kedua tanganku dipinggang rampingnya begitu posisi dudukku sudah pas.
" Itu baru namanya pintar! " Ucapnya seperti memuji anak TK. Aku hanya membalas dengan senyum smirk.
Motor melaju meninggalkan pelataran Masjid setelah ia memastikan kalau kami sudah memakai helm dengan benar.
Setelah berkendara selama 30 menit lebih karna mesti mutar- mutar- untuk menemukan restaurant yang menyediakan menu makanan halal, aku menarik nafas dalam- dalam, ketika akhirnya bisa juga terbebas dari perjalanan gawat darurat ini. 😅
" Kok wajahnya tegang bangat sih darling, apa
aku bawa motornya kekencangan ya? I Am Sorry honey." Ucapnya santai seraya menggelayutiku manja sebelum menyeretku menuju kedalam restauran ini.
" Sebaiknya nona Cinta bersikap seperti biasa,
kan ngak ada lagi si Alinar." Ujarku menepis pegangan tangannya, aku mencoba sedikit bercanda, walau aku sendiri tak dapat tersenyum dengan candaan itu karna entah lucunya dari mana.
" Apa kau hanya boleh digelayuti oleh teman sejenis saja." balasnya tak terduga, kulihat wajahnya berubah, bahkan ketika pelayan menyambut kami ia hanya diam. Seperti biasa aku memesan ruang makan frivasi karna sudah tahu apa yang non Cinta mau jika makan diluar.
Kami duduk berhadap- hadapan, cukup lama kami saling diam sampai seorang pelayan tiba mengantar menu yang tadi kupesan untuk kami. Aku bahkan sudah hafal makanan yang ia suka dan tidak ia suka.
" Ayo kita mulai makannya nona, kan tadi katanya lapar." Ajakku begitu waitress pria itu pergi dari hadapan kami.
" Cik, kulihat makanannya semua terlihat hambar! Sebaiknya kau antar aku ke pan house ku ya, biar aku masak sendiri." Ucapnya seenaknya.
" Apa?Tidak, paling ngak untuk sekarang nona Karna perutku sudah takkuat menahan lapar. " tolakku berani.
" Tapi aku sedang tak selera makan Rajj!. " Bentaknya sambil berdiri dan bermaksud ingin pergi, tapi aku sudah tak kuat bersabar dipermainkan gadis ini lagi. Dalam satu kali sentakan kutarik pinggangnya dan kubawa tubuhnya menghadap padaku.
" Kau terlalu berani Rajj Copri! " Bentaknya tatkala aku sudah memeluknya erat.
" Bukankah nona dengar sendiri kukuriuk perutku ini? Tadi nona sudah janji mentraktirku bukan? sudah didepan makanan apa mau kabur pula, tega sekali nona mau membuatku mati kelaparan ya?" Ucapku sedikit memelas.
" Dasar lebay! Masak nunggu satu jam saja sampai mati kelaparan, orang berpuasa sebulan penuh ngak ada yang mati Rajj." Ujarnya seraya berupaya melepaskan diri dari pelukanku.
Mendengar tekanan suaranya melembut, akupun mengendorkan pelukan, kucoba menatap wajah cantik yang begitu dekat didepan mataku. " Kalau begitu Ayo kita makan Honey. " Ucapku dengan menahan senyum.
" Mhem...Oke Darling! " Balasnya spontan. Iapun segera duduk.
" Duduknya bersebelahan saja, biar aku tak hilang selera begitu melihat wajah pas- pasanmu yang menyebalkan itu Darling. " Balasnya sembari menarik kursi kesisi kanannya.
" Cinta...Cinta...ngerayu atau ngina sih? Dasar gadis payah, orang tuanya salah kasih nama kali ya, barangkali namanya cocoknya Heti,Heci atau apa lah. Tapi sepertinya aku lagi yang salah. Bukankah nama merupakan sebuah doa, mungkin orang tuanya berharap anak gadisnya untuk selalu dicintai walau tingkahnya berbeda dengan wanita biasa kali ya? Entahlah... Kalau dari segi fisik, nona sungguh gadis yang sangat pantas untuk dipuja dan dicinta oleh semua."Tiba- tiba saja begitu banyak fikiran memenuhi kepalaku tentang nonaku yang pencuri ini.
" Sudah mengataiku dalam hati! Cepatlah duduk dan makan, kan katanya lapar! " Ujarnya tanpa menoleh padaku. Detik berikutnya kulihat ia sudah fokus mencicipi hidangan makan siangnya.
Akupun duduk dan mulai makan. Suasana jadi hening, hanya sesekali kucuri pandang juga kesamping kiri. Bibirku menyunggingkan senyum tipis. " Sepertinya makanannya
tidak hambar kan nona." Bisikku begitu melihat ia makan dengan lahap.
" Suapi aku..." Balasnya kemudian sembari meletakkan sendok dan garpunya.
" Mampus aku! Sepertinya kau cari masalah lagi Rajj! " Batinku.
" Ta..tapi nona.
" Tak ada tapi- tapian! Ini hukumanmu sudah ngoceh sambil makan Rajj..." Ujarnya seraya menyandarkan kepalanya dibahuku.
" Tidak mau cari masalah lagi dengan jantungmu bukan? Jadi Cepatlah suapi aku biar aku tidak bertindak lebih ekstrem."
Aku mengangguk dengan cepat, dan dengan rasa berkecamuk segera kusuapi dia, karna ternyata aku salah lagi, nona Cinta tadi tidak merasakan bunyi perutku saja saat kupeluk dia, tapi gadis itu mensave denyut jantungku juga dalam memorinya.
Aku berusaha menyuapinya dengan susah payah menahan getar tanganku sendiri sembari terus berdoa dalam hati.
" Aku memang harus segera cek kedokter nona, karna jantungku mungkin saja sedang ada masalah, karna lari sebentar saja tadi aku sudah ngos- ngosan, jaman sekarang semuanya tidak terduga,termasuk penyakit." Balasku mencoba memberi Alibi yang sedikit masuk akal setelah berhasil menyuapinya beberapa sendok.
" Buka mulutmu! Sekarang aku yang gantian menyuapi. " Ujarnya kemudian sembari menarik sendok berisi makanan itu dengan lembut.
" Semua memang tak terduga! Termasuk gadis yang sekarang sudah siap untuk menyuapiku balik.
" Baru saja aku buka mulut ingin protes, ia sudah membungkap mulutku dengan makanan.
Ia terus mengulang melakukan itu dengan anggun, hingga aku terus terpana menatap mahluk indah didepan mataku.
" Makan jangan sambil berkhayal. " Ujarnya cuek sembari terus menyuapiku begitu kunyahanku berhenti.
" Jangan sampai gadis pencuri ini mencuri hatimu juga Rajj, karna ini berbahaya, dan kau harus sadar wujud dan posisimu, kau bukan tipenya, ia hanya memanfaatkan mu saja." Jerit batinku mengingatkan diri. Apalagi aku merasakan sesuatu didalam diriku kembali bergejolak, ketika dia mengusap lembut sisa makanan disudut bibirku dengan tangan halusnya.
Dan baru kali ini aku makan siang dengan tubuh panas diruangan makan super nyaman begini.
Hai Sahabat baca...Jangan lupa kasih masukan yang baik ya dengan cara like, komen, fote, give dan favoritkan karya ini.
Salam Thank you sebelumnya.
" Mulai sekarang jangan panggil nona lagi, panggil saja Cinta ketika kita sedang bersama, itu terdengar lebih baik walau itu bermakna ambigu bagi orang lain yang belum mengenal kita." Ucapnya masih dengan ekspresi biasa yaitu santai dan tanpa dosa setelah menjadikan diriku bulan- bulanannya seharian penuh, saat kami sudah tiba didepan pen house nya menjelang senja ini.
" Kembalilah! Dan jangan beritahu papa apa yang terjadi hari ini."Pesan yang selalu iasampaikan setiap sudah ketahuan padaku dia melakukan perbuatan memalukan itu lagi.
Selama ini aku selalu menjawab dengankata oke. Namun kali ini aku hanya mengangguk saja.Ia tersenyum dengan sangat manis,hingga tak kuasa ku alihkanpandangan sambil baca taausz seperti orang yang hendak mengaji dengan bergumam.
" Hei, Beraninya kau samakan aku dengan setan ya Rajj! " Ujarnya memelototiku.
" Ma...Maksudku bukan itu non..Eh Cin maaf ya.. aku teringat kata nenek senja begini banyak setan berkeliaran, sebaiknya nona cepat masuk." kataku gelagapan.
" Mhem...Ia berdehem sembari memutar badan, akupun turut putar badan dengan maksud cepat berlalu untuk kembali ke pen Houseku. Belum beberapa langkah aku melangkah, terdengar kembali ia memanggil.
" Rajj tunggu!
Dengan terpaksa aku berbalik kembali.
Cup.
Deg. Deg. Deg
Jantungku memompa cepat sekali, takala ia melabuhkan sebuah kecupan hangat dipipiku.
" Terima kasih untuk hari ini." Ucapnya lembut. Sejenak aku terlupa pesan nenekku kalau senja begini tak boleh berkeliaran. Sekarang aku malah menarik gadis yang merupakan nonaku ini lebih dekat kesisiku.
Lap ...
Aku melahap bibir yang sudah lama kukhayalkan itu dibawah temaramnya senja dibawah pohon Ketapang cendana depan pen House.
Cukup lama kami saling *******, hingga ia kemudian mendorong tubuhku dengan lembut, aku sangat heran mengapa sikapnya sangat manis, semanis Cery yang baru saja kucicipi.
" Cepatlah balik Rajj...apa kau lupa kata mendiang nenekmu jika setan senang berseliweran senja hari. Kau tidak menstruasi sepertiku juga kan Rajj... " Ucapnya mengingatkanku dengan suara parau dan nyaris tak terdengar.
Sepanjang setahun dekat dengannya, baru kali ini aku merasakan ia segugup ini, bahkan ia tak menatapku saat bicara. Mungkinkah ini first kiss untuknya? Ah, tidak! mana ada perempuan modern berusia 20 tahun bibirnya masih Suci? Mungkin itu hanya ada dizaman bunda masih gadis dulu. " Batinku.
Kulihat ia masih diam, namun wajahnyamulai terangkat.
" Ma...Maaf Cin...Aku kelepasan." Sesalku seraya mengusap bibir bawahnya yang membengkak karna perbuatanku, sebelum berbalik meninggalkan dia yang sudah membuatku benar - benar menjadi tidak waras hari ini. Aku genggam jemarinya lembut, dan sekali lagi aku terkejut karna dia tidak menepis seperti selama ini.
" Aku pulang dulu ya..." Pamitku pelan.
" Oke " Balasnya pendek.
Aku kembali dengan rasa yang bercampur aduk.
*
*
*
Entah aku sudah kerasukan setan senja, atau sedang demam Cinta, aku tak faham karna aku merasakan tubuhku panas dingin sekembalinya dari kamar mandi. Bahkan ketika menunaikan Tiga rakaat aku tak tahu entah sudah kemana saja.
Untuk kali pertama seorang Rajj Copri shalat dengan fikiran jalan- jalan sejak pertama sudah pandai menjalankan lima waktu dari hasil asli bimbingan bundaku yang memutuskan jadi ibu rumah tangga biasa setelah menikahi Ayahku yang bekerja dikantor kedutaan India diIndonesia 31 tahun yang lalu.
Barusaja aku selesai beribadah yang tah terteriba atau bukan ini, dering telfon genggam yang kutarok diatas nakas membuatku tersadar dari fiikiran yang sedang bertraveling entah sudah kelembah mana. Kulipat memanjang sajadah pembelian Almarhum bunda dan kubuka peci Haji peninggalan Daddy, lalu menggantung keduanya di wall in closed, kemudian segera meraih benda pipih itu.
" Tuan Jhon...Ada apa ia menelfonku duluan, biasanya selalu aku yang menghubunginya dimalam hari. " Fikirku mulai bertambah resah saat melihat nama kontak sipemanggil.
" Hallo... selamat malam...Ada apa Bos..." Ucapku berusaha sesantai mungkin walau tubuhku menggigil begitu telfon kusambungkan.
" Kau sakit Rajj? Suaramu terdengar aneh. " Terdengar ucapan penuh selidik dari sebrang.
" Aku tuan... sepertinya aku agak demam tuan..." Jawabku jujur karna memang aku tahu tuanku seorang yang tidak gampang untuk dibohongi.
" Cepatlah panggil dokter Rajj, dan jangan sampai kejadian tadi siang membuatmu sampai sakit." Ujar tuan yang membuatku nyaris berhenti bernafas.
" Aku sejak minggu kemaren mengutus detektif baru untuk mengawasinya, dan dia sudah melaporkan padaku kalau putriku sudah sangat merepotkan mu hari ini dengan karakter jeleknya itu. Maaf ya Rajj, Raja sudah melaporkan kejadian tadi." Jelas tuan Jhon dengan nada sendu dan menyimpan luka.
" Hei...Kau baik masih ada kan Rajj??? Kok diam?"
" Ya tuan..Aku__ Ucapanku kembali terpotong. Sebenarnya tuan Jhon seorang yang ringan lidah untuk meminta maaf, bahkan pada seorang bawahan sepertiku.Seharusnya aku bersyukur punya Bos sebaik itu. Aku diam bukan karna marah, tapi entah mengapa sepenggal hatiku terasa kecil mendengar tentang detektif baru itu.
" Katakan saja, tak usah takut padaku, bagaimanapun kuasanya aku, aku hanyalah seorang ayah yang merasa gagal." Curhatnya lirih.
" Sa__ Saya hanya sedang berfikir kalau tuan sudah tidak mempercayaiku lagi. " Ucapku tak
kalah sendu dari nada ucapannya di sebrang telfon, aku merasa tubuhku kian melemas, entah mengapa aku merasa tersingkir mendengar ada pria lain yang nama
awalnya sama pula denganku.
" He...he...Kau ini, lihatlah Rajj, andai kau suka telfon Vidio kau pasti sudah melihat ekspresi wajah anehku karna tertawa sambil menangis karna tingkahmu dan dia hari ini. "
Deg...
" Mu dan dia." tuan...tolong jangan lambungkan anganku, aku takut terhempas dan tak kuat bangun lagi..." aku kembali bermonolog.
" Hei Rajj! Kau diam lagi? Apa sakitmu sampai
membuat bibirmu susah bicara?" Cerocosnya terdengar mulai tak sabar.
" Bu..bukan begitu tuan.. Akuhanya sedikit merasa penasaran dan takut tersingkir karna orang baru itu. Tuan juga terdengar kurang baik, maafkan aku yang tak pandai bersimpati."
" Aku sedih dia masih saja mengulang perangai lamanya dan hampir saja ketangkap Rajj...Jika kau tidak segera membawanya kabur, apajadinya reputasi keluarga kami.Tapi kau jangan khawatir! aku sekarang sudah baik dan barusan tersenyum mendengar kau sepertinya cemburu pada detektif baru itu. Padahal aku baru saja memerintahkannya untuk kembali kenegaranya esok pagi. "
" Kenapa dipulangkan tuan? Apa ada yang salah??? " Anak dengan ayah ini sama saja, selalu membuat jantungku makin tak normal saja.
" Kalian juga akan kembali, Cepatlah berobat, begitu kau sembuh kau harus membawanya pulang karna aku akan segera mengatur pernikahan untuknya."
" Apa???
" Hei! Kenapa kau terdengar Syok Rajj? Jangan bilang kalau putriku itu juga sudah mencuri hatimu ya Rajj?."
Aku tak bisa bicara lagi. Tiba- tiba tubuh hku makin menggigil, dan kepalaku terasa berputar- putar, setelah itu aku sudah tak dapat mendengar apapun lagi. Aku hanya merasakan diriku melayang dan dingin yang teramat sangat.
________________
" Aroma karbol terasa menusuk masuk melalui rongga hidungku yang panjang. Sayup- sayup kudengar suara yang kian lama kian mendekat. Kubuka mataku pelan- pelan, yang pertama kulihat adalah seorang pria berwajah Eropa Hindustan yang begitu tampan duduk dikursi disisi pembaringan ku sebelah kanan.
Dahiku mengeriting,sejenak kuedarkan pandanganku sekeliling, kulihat Cinta masuk dengan menenteng kantong kresek.
" Kau sudah sadar Rajj? Syukurlah...Cepat panggil dokternya Rajj muda! " Ujarnya memerintah pria tampan itu yang membuatku
spontan cemberut.
" Hey Tuan! Kau pingsan dan sudah kujagai dan Rajj tampan semalaman.Sadar- sadar bukannya terima kasih malah pasang muka paling jelek dari wajahyang sudah jelas punya kadar ketampanan dibawah rata- rata " Cercanya, lalu dengan santai mengusap mukaku dan menyentil bibir tebal dan gelap yang kupunya.
" Dia tampan kan? Kau cemburu ya darling? Kau harus tau sayang... jika aku dan dia seumuran." Bisiknya dikupingku.
Tidak! Aku tak cemburu, karna kalaupun cemburu itu percuma karna kau akan segera_" Aku tersadar dan terdiam. " Hampir saja keceplosan kau Rajj!." Batinku kemudian.
" Aku akan segera apa Rajj? "
" Tidak! aku salah omong lagi Cin, tadi dalam mimpiku aku mendengar kau disuruh pulang ketanah air." Ujarku mencoba sesantai mungkin agar ia tak menaruh kecurigaan lain.
" He...He...Sepertinya mimpimu nyata MR Black. Aku memang disuruh pulang oleh papa semalam. Bagaimana kalau aku disuruh pulang untuk menikah dengan pria itu??? " Godanya dengan mata memicing sebelah seperti Sangkuni sang raja Gandara diserial Mahabarata yang sedang menghasud para ponakannya dan Raja- raja yang mudah ia pengaruhi.
Deg.
" Tidak! Kau boleh menikah dengan tuan muda dari kerajaan bisnis manapun, aku pasti terima karna itu sepadan denganmu, tapi kalau dengan pria itu tak boleh!." Ujarku dengan nada tinggi.
Ia menatapku penuh selidik. Kemudian tersenyum yang kulihat seperti sebuahejekan.
Hatiku sangat panas habis menatap seringainya, apalagi pria itu datang dengan tersenyum. Hatiku bagai ketumpabon bon cabe level 10. Ternyata tak jauh bedanya aku dengan pangeran Duryudana yang mudah dihasud saat ini hingga detik berikutnya Aku merasakan kepalaku berdeyut lagi. Entah aku kenapa jadi selemah ini. Untunglah dokter datang diwaktu yang tepat.
Kedatangan dokter beserta tim medisnya membuatnya yang kukira masih belum puas mencercaku terdiam. Lalu kemudian meminta dokter memeriksaku dan memberikan pengobatan terbaik.
Kembali aku tercengang dengan karakter nonaku ini. Entah kepribadian macam apa namanya yang ia punya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!