NovelToon NovelToon

SANG PENDAKI

TEBING KARANG PANTAI SELATAN

"Brrruuuuk" suara benda jatuh terdengar sangat jelas. Seorang pemuda usia belasan tahun berwajah oval dengan kulit sawo matang jatuh dari ketinggian tebing.

"Gila aku terjatuh lagi," gumamnya dengan mode meringis, sambil memijat mata kakinya yang terkilir dan mulai mengeluarkan darah.

"Aku harus mendapatkan sarang walet yang lebih banyak, untuk bekalku ke kota melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, aku akan mengambil beasiswa itu." katanya dalam hati dengan mode serius.

Sosoknya yang tinggi 170cm, dengan body yang atletis, ditambah wajahnya yang gateng sedikit cuek dan acuh, walau dia mengenakan pakain yang sangat sederhana sungguh masih memikat pandangan gadis-gadis.

"ARYA NUGRAHA" namanya. Karena tekad yang kuat dan kemauan yang keras untuk melanjutkan sekolah kejenjang pendidikan yang lebih tinggi dikota, hampir setiap hari dia naik turun memanjati tebing, dari satu tebing ke tebing yang lain, demi mengumpulkan sarang walet untuk dijual ke pengepul. Sejak kecil pekerjaan itu dia jalani tanpa bosan dan tanpa kenal lelah.

TEBING KARANG PANTAI SELAN saksi biksu perjuangannya. Latar belakang keluarga yang sederhana tidak menyurutkan tekat dan kemauannya yang kuat. Justru memacunya pantang menyerah, hingga membentuk kondisi fisiknya menjadi atleltis yang medekati sempurna dengan sifatnya yang rendah hati.

Sore menjelang petang, kala dia memasuki sebuah rumah sederhana, yang dia tempati bersama kakek dan neneknya. Tempat mereka berlindung dari teriknya mentari dan dinginnya hujan.

"Nek Arya pulang...!?..." serunya ketika dia sampai didepan pintu. Mendengar suara cucu kesayangan pulang nenek Surti membuka pintu menyambut keoulangan sang cucu.

"Kreeeekeeeeeet....." suara pintu terbuka. Sosok nenek usia 60an tahun muncul, mengenakan pakaian sederhana namun masih terlihat jelas jejak kecantikan diusia mudanya, kala pintu sudah terbuka lebar.

"Arya..?.. bukannya besok kamu harus berangkat kekota ? kok kamu masih terus bekerja." ucap sang nenek dengan mode cemas.

"Iya nek..?.. Arya besok berangkat pagi, do'ain ya nek semoga tercapai apa yang Arya cita-citakan selama ini." jawab Arya dengan mode santai.

"Kalau itu pasti nenek do'akan, kamu disana bejar yang rajin dan tetap rendah hati, jangan sombong dan mencari masalah." nasehat nenek Surti dengan mode serius

"Arya mandi dulu ya nek..!?..." kata Arya dengan mode berjalan ke kamar mandi.

"Iya, mandi sana dulu....? selesai mandi kemas-kemas apa saja yang mau kamu bawa besok ke Kota Madya," sahut nenek Surti dengan mode menyuruh.

"Beres nek ? semuanya sudah Arya packing kok nek, besok tinggal berangkat." jawab Arya dengan mode santainya.

"Kriik kriiiik krrrrriiiik," suara jangkrik menambah hening suasana malam.

Didalam bilik kamar yang tak terlalu luas Arya belum bisa memejamkan mata walau sekejab, anggannya melayang memikirkin hari esok yang akan dia jalani.

Karena memang selama hidupnya dia tak pernah meninggalkan kampung halaman, dan esok adalah hari pertama dia memulai perjalanan, menyambut mimpi menggapai cita yang selama ini ia damba. Meninggalkan orang-orang terdekat yang selalu menjaga dan menyayanginya. Walau ada sedikit keraguan dalam hati namun ia bertekad sekuat baja meniggalkan titik aman menyambut hari yang didamba.

"Aku harus bisa, aku harus berani melangkahkan kaki ini, menggapai mimpiku, walau apapun yang akan terjadi," sebuah tekad dalam hati Arya.

Tanpa dia sadari malampun tlah berganti pagi. Diujung timur cakrawala sang Mentari menampakkan diri anggun dengan pijar keemasan menyelimuti bumi. Suara kicau burung merdu saling bersahutan mendendangkan lagu simphoni kehidupan. Dan tetes-tetes embun berkilauan diterpa sinar mentari menambah indah dan asrinya alam pedesaan.

"Arya berangkat ya nek..?.." dengan mode melangkah pasti. Dia berangkat memulai sebuah perjalanan. Menuju perjuangan panjang untuk menikmati pahit manisnya kehidupan.

...CREATED, NOV 2021...

...~°• CINK's eL A •°~...

RE-REGISTATION

Dalam sebuah Bus angkutan umum, seorang pemuda tampan bertubuh atletis sedang takjub melihat keluar jendela, menatap gedung-gedung tinggi yang megah mencakar langgit, karena memang ini baru pertama kalinya ia datang ke kota.

Sesampainya diterminal Kota Madya, Aryo bingung menoleh kekiri dan kekanan, dan tak seorangpun yang ia kenal disini. Karena tekatnya yang kuat ia pun tak gentar melangkahkan kaki didunia yang baru ia masuki.

Seorang diri Aryo duduk dihalte menunggu angkutan yang akan membawanya ke SENIOR INTERNATIONAL SCHOOL Kota Baya.

Dia sebenarya juga belum sepenuhnya mengerti kenapa tiba-tiba mendapatkan panggilan masuk kesekolah favorit dan terbesar dikota ini.

Sementara anganya bertanya-tanya tentang semua kejadian itu. Langgkah anggun seorang gadis datang mendekati dan berkata,

"Selamat siang kak..!?.." sapa sigadis dengan mode ramah, dan terdengar merdu ditelinga Arya.

Dengan sedikit terkejut Arya menoleh keasal suara disampingnya. Arya melihat dari atas sampai bawah gadis didepannya. Seorang gadis manis seumurannya, wajah manis dengan mata indah yang dihiasi bulu mata lentik, alis tipis melengkung sungguh enak dipandang mata.

"Selamat siang juga," jawab Aryo dengan mode gugup.

"Mau kemana kak...?.." tanya si gadis dengan mode santai, sambil duduk disebelah Arya.

"SENIOR INTERNATIONAL SCHOOL." jawab Aryo dengan mode cuek bebek.

"Wooouw kita satu tujuan kak, oh iya kenalkan namaku Riani Anggara, aku dari kota Baya," kata si gadis dengan mode senang.

"Hmmmmm baguslah kalau begitu, kita bisa sama-sama, namaku Arya Nugraha, aku dari desa tepatnya dari pesisir Pantai Selatan," jawab Arya dengan mode datar.

Sementara mereka asik berkenalan sebuah angkutan atau tepatnya mikrolet berhenti di tepi jalan samping halte, tempat mereka duduk menunggu.

"Kota Madya-Kota Madya...." seru seseorang dengan mode berteriak.

Setelah saling berpandangan dan saling mengangguk mereka naik keangkutan itu. Sepanjang perjalanan, mereka sibuk mengobrol dan menanyakan segala sesuatu yang memang ingin mereka obrolkan.

"Ngomong-ngomong gimana ceritanya bisa diterima di SENIOR INTERNATIONAL SCHOOL ..?.. lewat jalur apa kak..?.." tanya Ani dengan mode serius.

"Aku gak pernah daftar An..!.. tiba-tiba saja ada tukang pos datang mengantar surat atau tepatnya amplop coklat besar yang berisi surat panggilan masuk sekolah atas namaku, awalnya aku kira salah alamat, namun setelah aku hubungi contak yang tertera, memang itu aku dan bukan orang lain. Kalau kamu sendiri gimana..?.."

"Kalau aku lewat jalur Olah Raga, setelah lewat seleksi panjang dan melelahkan akirnya aku diterima." jawab Ani dengan mode bangga, sambil bicara Ani mengeluarkan kartu hitam dengan list silver ditepinya.

"Ini Ar.. Kartu Tanda Siswa aku, yang berarti aku sudah diterima di sekolah favorit dan terbesar di Kota Madya ini," kata Ani dengan mode sedikit senyuman tersunging dibibir tipisnya yang manis.

Arya melihat kartu ditangan Ani, dan dia mengambil kartunya sendiri dari saku bajunya yang sangat sederhana itu atau bahkan bisa dibilang murahan dan memperlihatkan kartu itu pada Ani.

"Ini punya aku.. cuma kok punyaku list di tepiannya kok emas..?.. Apa ini palsu..?.." kata Arya dengan mode bingung.

"Woouw kak Arya..!?.. itu tandanya kamu masuk kelas unggulan, hanya ada 15 siswa setiap angkatan yang punya kartu itu, kamu the best di daerah kamu ya..?!..," kata Ani dengan mode mengelengkan kepala pelan tidak percaya.

Saking asyiknya mereka ngobrol tak terasa mobil angkutan pun berhenti didepan gapura besar dan megah bertuliskan "SENIOR INTERNATIONAL SCHOOL" Kota Madya.

"ALHAMDULILLAH kita sudah sampai An..?!.. yuk turun." kata Arya dengan mode bersyukur, lalu mengajak Ani turun dari mikrolet.

Mereka berdua turun dari mikrolet dan terus berjalan memasuki gerbang. Melewati jalan menuju gedung sekolah yang megah dan terbesar di Kota Madya. Didepan gedung yang luas dan di tanami pohon-pohon perdu terparkir mobil-mobil mewah pengantar siswa baru, Arya mengeleng dan mendesah pelan,

"An... pasti siswa disini dari keluarga menengah keatas ya..?.. Ini dilihat dari mobil-mobil keluarga yang mengantarkan mereka." ucap Arya dengan mode pesimis. Mendengar ucapan Arya, Ani seperti mengerti perasaan Arya.

"Jangan pesimis Ar.. kualitas kita bukan dilihat dari mana kita atau bagaimana tingkat keluarga kita, namun kualitas kita hanya kita yang bisa membuktikannya dan bagaimana kita bisa membuktikan pada dunia tentang kemampuan kita sendiri," jawab Ani dengan mode penuh tekat.

Sambil berbincang mereka teru berjalan dan sampailah mereka didepan gedung penerimaan siswa baru, mereka disambut petugas keamanan didepan pintu.

"Selamat siang,ada yang bisa saya bantu..?!.." sapa petugas dengan mode tegas namun ramah.

"Selamat siang juga pak, kami mau re-registation siswa baru." jawab Arya dengan mode sopan.

"Oh ya.. silakan mari saya antar ke ruang re-registration," jawab petugas dengan tegasnya sabil membawa mereka masuk kedalam gedung, terus menuju pintu sebuah ruangan didalam gedung itu. sesampainya didepan pintu petugas itu mengetuknya.

"Tok... tok... tok..." suara pintu diketuk.

"Masuk.." suara perempuan dari dalam ruangan. Mendengar suara dari dalam ruangan ber Ac dan dengan fasilitas nomer satu, sang petugas mendorong pintu perlahan hingga pintu terbuka sepenuhnya. Di dalam ruangan itu telah berdiri seorang wanita anggun mengenakan setelan pakaian kantor yang modis. Arya dan Ani masuk kedalam ruangan itu. Dan setelah dekat wanita itu mempersilahkan mereka duduk.

"Silahkan duduk, dan coba lihat kartu hitam yang sudah kita kirim pada kalian...?..." pinta wanita dengan mode sopan namun pandangan wanita itu sedikit merendahkan Arya.

Arya mengambil kartu siswa black goldnya dari saku bajunya yang murahan itu dan memberikan pada petugas wanita diseberang meja, mata Arya melihat sekilas dada besar kencang di balik baju kantor yang modis, disana juga ada papan nama dada tersemat indah dengan desain hitam elegan bertulis NURUL AINI dengan tinta emas.

"Ini Bu.." kata Arya dengan mode datar.

"Nama saya Nurrul Aini." kata Bu Nurul dengan mode biasa sambil menunjuk papan nama didada besarnya, lalu mengambil kartu milik Arya dan Ani.

"Sebentar saya validasi dulu," kata Bu Nurul dengan mode sedikit terkejut melihat kartu Arya.

Setelah beberapa saat memvalidasi kedua kartu dengan alat yang terhubung dengan komputer bu Nurul berdiri dan berjalan menuju dan masuk kedalam ruangan yang berada di belakang kusri kerja besar mewah, setelah beberapa saat lamanya Bu Nurul keluar membawa dua paperbag coklat besar dan duduk kembali ke kursi kerjanya, lalu satu per satu menyerahkan kembali kartu siswa itu,

"Arya Nugraha.. anda memiliki kartu black gold, yang artinya anda masuk kelas unggulan, dan tempat anda di asrama III. Ini kartu anda dan ini baju seragam dan baju almamater anda." kata Bu Nurrul mulai menggunakan mode sopan, sambil menyerahkan kartu dan paper bag pada Aryo.

"Terima kasih Bu," jawab Arya dengan mode biasa.

"Riani Anggara.. anda memiliki kartu black silver, berarti anda masuk kelas Olah raga, dan anda akan tinggal di asrama II, ini kartu anda dan ini baju seragam dan baju almamater anda." kata Bu Nurrul dengan mode sopan sambil menyerahkan kartu dan paper bag pada Ani.

"Terima kasih Bu," jawab Ani dengan mode hormat.

"Ok, kalau sudah paham dan tidak ada yang perlu ditanyakan lagi, silahkan menuju asrama kalian masing-masing," kata Bu Nurrul dengan mode mempersilahkan.

"Siap..!!.. Dan kami permisi Bu." ucap Arya dan Ani dengan mode bersamaan.

Setelah meninggalkan ruang re-registation mereka berpisah, Ani menuju gedung asrama II dan aku menuju gedung asrama III.

Tata letak bangunan yang rapi, melingkar, mengitari lapangan olah raga yang luas. Ada empat blok asrama yang masing-masing blok punya tiga bangunan lantai lima. Dua blok di sebelah kiri, gedung asrama I dan asrama II Putri , dua blok disebelah kanan, gedung asrama III dan asrama IV Putra. Setiap masing-masing asrama hanya punya satu pintu akses jalan masuk ke dalam gedung, Blok kiri dan kanan dipisahkan oleh jalan menuju gedung sekolah.

Sesampainya di asrama III aku menyerahkan kartu black goldku kepada petugas untuk mengaktifkan kartu, supaya bisa digunakan untuk membuka pintu masuk gedung secara otomatis. Setelah aktif dan dapat kunci kamar 501 dilantai lima Arya langsung pergi ke lantai 5, setelah ketemu kamar 501 Aryo membuka pintu kamar.

Untuk beberapa saat lamanya Aryo hanya berdiri tertegun didepan pintu, sambil memandangi sekeliling kamar yang sangat indah dan luas. Setelah dapat menguasai perasaannya sendiri Aryo masuk dan menutup pintu kamar.

Tak terasa sudah seminggu Aryo berada di SENIOR INTERNATIONAL SCHOOL dan hari ini adalah hari terakir MOS (MASA ORIENTASI SISWA). Dan besok adalah hari penyambutan siswa baru dengan acara perlombaan antar siswa dari semua kelas dan angkatan yang akan dihadiri oleh perwakilan sekolah-sekolah menengah se Kota Madya dan ditutup pada malam harinya dengan pesta api unggun.

...CREATED,NOV 2021...

...~°• CINK's eL A •°~...

...Hidup adalah sebuah lagu, nyanyikan. Hidup adalah permainan, mainkan. Hidup adalah tantangan, hadapilah. Hidup adalah mimpi, wujudkan. Hidup adalah pengorbanan, perjuangkan. Hidup adalah cinta, nikmatilah. [SATHYA SAI BABA]...

SEBUAH AWAL untuk SEBUAH PIJAKAN

Pagi yang cerah saat semua siswa berkumpul di aula utama SENIOR INTERNATIONAL SCHOOL. Hari ini adalah hari penyambutan siswa baru. Setelah serangkaian acara inti selesai semua siswa bubar dan melihat perlombaan yang mereka sukai. Ada pertandingan sepak bola antar sekolah, ada pertandingan seni bela diri ada lomba melukis dan yang tidak kalah menarik lomba panjat dinding antar sekolah se Kota Madya.

Untuk beberapa saat lamanya, dengan penampilan cuek bebeknya Arya berdiri di dekat pintu utama gedung olah raga, karena ia juga masih bingung mau kemana, dan bertepatan saat itu suara gadis yang sudah sangat familiar ditelinga Arya memanggil.

" Kak Arya.. kesini..?.." panggil Ani dengan mode keras. Arya menoleh dan berjalan mendekati tempat Ani berada.

"Ada apa An..?.." suara Arya dengan mode tegas, setelah dekat dengan Ani.

"Aku mau ikut berpartisipasi lomba panjat dinding Kak..?.. Kak Ari pernah lihat panjat dinding belum..?.." kata Ani dengan mode tanya.

"Belum An.. dikampungku gak ada," kata Arya dengan mode menjawab.

"Ya udah kita kesana yuk, sekalian nanti kasih support aku ya..?!.." kata Ani denan mode merengek sambil menggandeng lengan Aryo menuju lapangan tempat diadakan lomba panjat dinding.

Sesampainya ditempat acara mereka berdua mencari tempat duduk yang masih kosong dideretan paling depan tempat itu.

Kala mereka berjalan bergandengan tangan banyak pasang mata memandang iri pada Arya, salah satu keindahan dan kecantikan di sekolah ini mengandeng lengannya. Gadis cantik dan berbody sempurna menggandeng tangan seorang pemuda yang berpenampilan kampungan siapa yang tidak sakit mata..??..

Pandangan Arya tak lepas dari Wall Climbing yang ada didepannya. Dengan seksama melihat dinding yang dipasangi poin-poin ada ranner ada kern mantel terpasang acak, dan ada banyak carabinner tergeletak diatas meja, menambah rasa ingin tahu Arya.

"An.. itu gimana aturan dan cara mainnya..? apa seperti panjat tebing..?" kata Arya dengan mode tanya sedikit penasan.

"Hampir sama, pernah ikut lomba panjat tebing..?.." jawab Ani dengan mode tanya.

"Kalau lomba belum pernah An..? tapi kalo panjat tebing hampir setiap hari di kampung, pekerjaanku pemburu sarang walet liar An..!? jadi aku sudah terbiasa memanjati tebing-tebing curam dan tinggi." jawab Arya dengan mode menyakinkan.

"Oooo gitu ya Kak.. kenapa Kak Aryo gak ikut lomba panjat dinding aja sekarang..?.. siapa tau Kakak bisa menang,pendaftarannya belum ditutup dan sekolahan kita belum punya atlit prianya." seru Ani dengan mode terkejut.

"Aku gag bawa perlengkapan An.. gag tau kalau disini berguna jadi ya..!?.. harness dan sepatu panjatku aku tinggal di kampung." kata Arya dengan mode penyesalan.

"Masalah harness gampang, nanti pakai punya aku, hmmmmm sepatu panjat Kak Arya no berapa..?.." kata Ani dengan mode bersemangat dan sambil mengerutkan kening seolah ingat sesuatu, Ani berdiri dari tempat duduknya dan berkata lagi,

"Sebentar.. Kakak tunggu disini..!?.." dengan mode perintah, dan tanpa menunggu jawaban Arya dia bergegas pergi dari.

Masih dengan ekpresi cueknya Arya menoleh lalu megangguk, perasaan bingung makin menyelimuti dirinya.

"Hmmmmm apa yang akan dilakukan gadis itu...?.." gumam Arya dengan mode tak mengerti.

Pandangan Arya kini kembali tertuju pada wall climbing didepannya, Mengamati dengan seksama dinding yang dipasangi poin-poin dengan pola zig-zag seolah tak beraturan ada ranner terpasang beberapa titik disana, ada juga kernmantel yang terpasang, membuat Arya mengangguk-aggukan kelapa pelan,

"Aku paham sekarang." kata Arya dengan mode serius didalam hati.

"Kak Arya.. ayo ikut aku..!?.." kata Ani dengan mode mengajak, yang tiba-tiba sudah berada disamping Arya.

"Kemana An..?.." kata Arya dengan mode tak mengerti.

"Udah ayoooo..??.." kata Ani dengan mode memaksa, sambil menarik lengan Aryo meninggalkan tempat itu. Dan tanpa banyak pertimbangan Aryo mengikuti ajakan Ani, mereka melangkah menuju ruang ganti. Sesampainya diruang ganti Ani memberikan sebuah kotak pada Arya.

"Kak Arya coba ini.." kata Ani dengan mode perintah. Ani membuka kotak yang dibawanya itu dan memperlihatkan sepatu pajat berwarna coklat elegant pada Arya. Dan Arya melihat sepatu itu sejenek,

"Hmmmm sepatu ini pasti mahal An, aku gag berani mencobanya." desah Arya dengan mode takut.

"Pleace dech Kak.... coba aja dulu sepatu ini, mudah-mudahan pas di kaki Kakak." kata Ani dengan mode membujuk.

"Ya udah kalou maksa, sini aku coba," ucap Arya dengan mode menyerah. Dan Arya meraih sepatu dari tangan Ani, lalu mencoba sepatu panjat yang mahal itu.

"Betulkan, kataku..?!.. pas dan cocok banget sepatu itu dikakimu..!?.." kata Ani dengan mode berseru, dan memandangi sepatu panjat yang melekat di kaki Arya.

"Sekarang sana pergi ganti pakaianmu dengan pakaian panjat ini..!!.., aku sudah mendaftarkan Kakak untuk ikut lomba," kata Ani dengan mode memaksa, lalu memberikan kaos panjat dan mendorong Arya masuk bilik ruang ganti. Dengan sangat terpaksa sekali Arya masuk dalam bilik, dan Ani juga bergegas menuju bilik ruang ganti cewek, untuk menganti pakainya juga. Beberapa saat lamanya baru Ani keluar dari bilik yang langsung disambut oleh tatapan takjub mata Arya.

"Sempurna... sungguh sempurna.." gumam Aryo dengan mode terkejut memandang lekat penampilan sang dewi yang berada didepannya. Mengawasi dengan cermat body atletik yang anggun dari ujung rambut sampai ujung kaki, wajahnya yang oval dengan hidung sedikit mancung, bibir tipis merah menggoda, mata biru dengan bulu mata lentik, alis tipis melengkung melengkapi kecantikan kulitnya yang kuning langsat. Leher jenjang berhias kalung mutiara, sungguh pemandangan yang indah. Buah dada kencang membusung di balik balutan pakaian panjat kuning gading yang sedikit ketat, tidak mengurangi kemontokan tubuhnya. Celana panjat hitam press body tidak dapat menyembunyikan bokongnya yang padat, sintal dan montok. Sepatu panjat bermerk kelas atas dengan warna senada yang melengkapi penampilannya sungguh pemandangan yang "SEMPURNA".

Disisi yang lain wajah Ani semburat kemerahan menahan rasa malu diperhatikan cowok ganteng didepannya. Untuk beberapa saat kemudian Ani dapat menguasai dirinya.

"Apa sich.. Kak, ayo berangkat pasti peserta lain sudah disana," kata Ani dengan mode tersipu malu, yang menyadarkan rasa ketakjuban Arya pada dirinya.

"Hmmmmm.... ayooo," balas Arya dengan mode datar, dan melangkah meninggalkan ruang ganti, dengan gerakan reflek Arya mengandeng lengan Ani yang berdiri dengan sedikit malu-malu didekatnya. Merekapun berjalan bergandengan menuju tempat diadakan festival.

Sesampainya di tempat festival ratusan pasang mata menatap iri atas kelakuan mereka berdua. Mengapa tidak iri..??.. Mereka berdua bergandengan tangan erat seolah-olah pasangan kekasih. Sang gadis yang begitu sempurna berbalut busana bermerk kelas atas menunjang penampilannya. Sedang sang pemuda, ganteng dengan body atletis yang sempurna, namun sayang berpakaian biasa tak merk terkesan kampungan. Hingga membuat penampilan mereka bak bumi dan langit. Sementara para penonton, peserta dan dewan juri memperhatikan mereka. Mereka berdua cuek melangkah menuju bangku peserta yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

"Mohon perhatian untuk semua peserta, karena acara kali ini perlombaan persahabatan antar sekolah seKota Madya, jadi peraturan pertandingan untuk mencari juaranya adalah peserta yang mencapai top dan dalam waktu tercepat. Adapun peserta dalam perlombaan panjat dinding kali ini adalah:

SENIOR INTERNATIONAL SCHOOL putra diwakili oleh ARYA NUGRAHA dan putri diwakili oleh RIANI ANGGARA.

SENIOR HIGH SCHOOL PERSADA PERTIWI putra diwakili oleh RANGGA DWI dan putri diwakili oleh DIANALIS OKTAVIANI.

SENIOR HIGH SCHOOL PERMATA PERMAI putra diwakili oleh SAHROZI dan putri diwali oleh PUTRI RINJANI.

SENIOR HIGH SCHOOL SINAR BHAKTI putra diwakili oleh SURYA PUTRA dan putri diwakili oleh DEWI ANJANI.

DHARMA PERMATA VOCATIONAL SCHOOLS putra diwakili oleh RONALD EL FASA dan putri diwakili oleh ANJAR SARI.

SENIOR HIGH SCHOOL MAYANGKARA putra diwakili oleh BHARATA DEWA dan putri diwakil oleh PUTRI LAKSMI.

AL ASHAR ISLAMIC BOARDING SCHOOL putra diwali oleh ACHMAD SOLIHIN dan putri diwakili oleh SITI HAJAR.

NURRUL ILMI ISLAMIC BOARDING SCHOOL putra diwakili oleh MUHAMMAD FIRDAUS dan putri diwakili oleh ISMI NUR AINI.

SENIOR HIGH SCHOOL INSAN MANDIRI putra diwakili oleh RAHARDJA dan putri diwakili oleh CHRISTIANA

TRI MURTI VOCATIONAL SCHOOLS putra diwakili oleh SABDA ALAM, dan putri diwakili oleh ELYA NUGRAHA.

Itulah kesepuluh peserta putra dan putri dari sepuluh perwakilan sekolah yang ada diKota Madya. Dan dengan ini kami nyatakan pertandingan dimulai." suara ketua panitia dari pengeras suara.

"Baiklah pertandingan kita mulai dari peserta putri, untuk kontestan putri harap mempersiapkan diri, dan kita mulai dari nomor satu yakni dari SENIOR INTERNATIONAL SCHOOL, untuk yang mewakili silahkan maju." suara panitia lewat pengeras suara.

"An... giliranmu untuk berjuang, tenang dan yakin setiap langkahmu, aku yakin kamu bisa, selamat berjuang An." ucap Arya menyemangati. Ani berdiri dari tempat duduknya, memakai HARNESSnya dan melangkah pasti dan penuh keyakinan menuju wall climbing. Sesampainya di bawah wall Ani, mengaitkan carabiner pada harnessnya dia bersiap dibawah wall dan tangan kanannya memegang poin mengambil ancang-ancang.

"Ok, yuk bersiap dan mulai..." kata seorang billy sambil memegang cern mantel, mendengar itu Ani mengangguk dan dengan lincah ujung-ujung jemarinya meraih dan terus beralih dari satu poin ke poin yang lainnya, semakin tinggi dan terus memanjat melewati ranner 1 dan seterusnya dengan sukses dan gaya yang lincah memukau penonton. Namun sayang ketika sampai di crux, ujung jari Ani terpeleset dan jatuh. Ani tergantung di carn mantel, rambut pirang sebahunya berkibar tertiup angin. Saat billy dengan perlahan mengulur carnmantel menurunkan Ani, dia laksana dewi yang turun dari langit. Sementara itu Arya menatap tubuh Ani dengan pesonanya. Setelah sampai bawah Ani melepas carrabiner dan langsung pergi, sesampainya didekat Aryo, Ani menghempaskan pantatnya yang padat dan sedikit montok itu ke kursi dengan wajah sedikit cemberut kesal.

"Maafkan Ani kak...?.. Ani gagal mencapai top," kata Ani dengan mode menyesal pada Arya.

"Gak apa-apa An...?.. kamu sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, aku yakin di kesempatan yang akan datang kamu pasti sukses," kata Arya dengan mode menghibur dan menyemangati. Mendengar kata-kata Arya, Ani sedikit terhibur, mereka mulai asyik mengobrol, sesekali Arya mengevaluasi gerakan dan memberi masukan pada Ani bak profesional, mereka seperti tak peduli dengan perlombaan didepan mereka.

"Dan konstestan putri terakhir kali ini dari TRI MURTI VOCATIONAL SCHOOLS diwakili oleeeeehhhh ELYA NUGRAHA" kata seorang panitia lewat pengeras suara. Mendengar itu Arya mengerutkan kening seperti sedang berfikir keras.

"Kok nama belakang gadis itu sama seperti namaku," ucapnya dalam hati, sementara matanya terus mengawasi gadis yang tinggi semampai walau pakaianya sederhana tidak mengurangi keanggunannya tanpa berkedip sampai dibawah wall. Melihat itu Ani menepuk pundak Arya.

"Cantik ya kak.... " ucap Ani membuyarkan angan-angan dalam fikiran Arya.

"Iya..... eeehh maksutku nama belakangnya kok kebetulan mirip namaku ya...?..." jawab Arya, yang terus melihat kearah wall. Memperhatikan kelincahan jemari gadis itu meraih poin demi poin ranner demi ranner hingga.

"SSSRRREET"

Jemari gadis itu terpeleset dari poin yang digapainya dan terjatuh.

Beberapa saat kemudian dibawah wall gadis itu sudah melangkah kembali menuju tempat duduk peserta. Mata Arya masih terus memperhatikan gadis ayu itu dari atas sampai bawah, wajah yang imut dihiasi hidung sedikit mancung, mata biru yang bening dengan bulu mata panjang melengkung, alis tipis melengkung indah, dagu lancip, rambut hitam ikal maya. Dengan kulit sawo matang bersih sungguh cantik mempesona. Payudara besar sekal tercetak dibalik pakaian panjat sederhananya, Pinggang ramping kontras dengan pinggulnya yang montok. Tanpa Arya sadari Anipun ikut memperhatikan gadis itu.

"Kak Arya...?.. kok wajah gadis itu mirip wajah kakak..?.. cuma versi cewek, apa gadis itu kembaran kakak..?.." tanya Ani tak mengerti.

"Gak tau An..?.. sejak kecil aku diasuh oleh kakek dan nenek aku, dan kedua orang tuaku kerja keluar negeri," jawab Aryo. Saking asyiknya ngobrol mereka tidak memperhatikan lomba, hingga nama Aryo dipanggil.

"Dan untuk kontestan terakhir putra ARYA NUGRAHA perwakilan dari SENIOR INTERNATIONAL SCHOOL, dan apakah dapat mencapai top dengan waktu melampui juara sementara RANGGA DWI dengan waktu 5 menit 23 dekit...?... mari kita lihat. untuk ARYA NUGRAHA saya persilahkan. Mendengar namanya dipanggil Arya berdiri dan melangkah menuju wall, Diujung deretan kursi peserta sepasang mata indah memperhatikan Aryo dari belakang, melihat tatto Naga dan Phoenix mengintip indah dari balik kaos tanpa lengan pemuda itu.

"Hmmmmmm tatto itu seperti sama dengan tatto diperutku, apakah dia kembaranku...? seperti yang dikatakan Bibi..?" gumam Elya dalam hati.

Dengan langkah pasti Aryo melangkah menuju wall tanpa menoleh kebelakang. Dan sesampainya dibawah wall setelah mengatkan carrabiner Arya bersiap untuk memanjat. Setelah aba-aba mulai dari panitia Aryapun mulai memanjat satu per satu poin dia lewati dengan mudah, ujung jarinya degan lincah menari mengapai poin-poin yang lebih tinggi, cengkraman yang kuat dan pijakan ujung kaki yang mantap, mampu lewati semua rintangan hingga akirnya ujung jemarinya menyentuh Top Runner, yang langsung disambut oleh tepuk tangan dan sorak para penonton.

"Berhasil dengan waktu 5 menit 10 detik, selisih waktu 13 detik dari waktu yang dicatatkan oleh RANGGA DWI, itu artinya juara satunya adalah ARYA NUGRAHA. Dan dengan selesainya pemanjatan terakir berarti selesai sudah rangkaian acara siang hari ini," ucap panitia.

"Dengan selesainya acara ini, kami umumkan juara LOMBA PANJAT DINDING ANTAR SISWA se Kota Madya. Untuk peserta putri, Juara tiga diperoleh oleh PUTRI RINJANI, Juara dua di peroleh oleh RIANI ANGGARA dan Juara satu diperoleh oleeehhh ELYA NUGRAHA. Sedangkan untuk peserta putra, juara tiga diperoleh oleh SABDA ALAM, Juara dua diperoleh oleh RANGGA DWI, dan juara satu diperoleh oleh ARYA NUGRAHA, kami segenap dewan juri mengupkan selamat pada para pemenang, semoga ini menjadi SEBUAH AWAL UNTUK MENJADI SEBUAH PIJAKAN menuju kejuaraan-kejuaraan ditingkat yang lebih tinggi dan untuk peserta yang belum berhasil semoga perlombaan hari ini menjadi tolak ukur dan pemacu semangat dan tekat untuk menjadi yang terbaik, dan untuk penyerahan hadiah dan tropy penghargaan dilaksanakan nanti bersaaman dengan pesta api unggun. Demikian pengumuman yang kami sampaikan dan selamat berjumpa di acara pesta api unggun." suara perempuan dari pengeras suara.

...CREATED, NOV 2021...

...~°• CINK's eL A •°~...

..."Seorang pesimis adalah orang yang membuat kesulitan dari peluangnya dan seorang optimis adalah orang yang membuat peluang dari kesulitannya."...

...[HARRY S. TRUMAN]...

...ceritanya masih berlanjut ya gaessss......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!