NovelToon NovelToon

Re Destruction

Bab 1 - Re Destruction

𝐉𝐮𝐚𝐫𝐚 𝐑𝐢𝐬𝐢𝐧𝐠 𝐒𝐭𝐚𝐫 𝐏𝐞𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐧 𝐒𝐢𝐡𝐢𝐫 𝐒2

Mohon maaf jika bab1-40 kurang baik penulisannya karena ini adalah novel fantasi pertama dan author bersyukur mendapatkan juara rising pedang dan sihir.

Setelah author belajar banyak cara menulis, mulai bab 40 author akan melanjutkan kisah dari novel ini.

Terimakasih dan selamat membaca untuk berpetualang di dunia yang author ciptakan.

Dunia dengan kecanggihan tanpa batas, semua manusia terlarut dalam kesenangannya.

Tanpa aturan, dunia telah melewati jalur kebajikan.

Hubungan tidak senonoh terjadi dimana-mana, dengan harta kekayaan adalah sebuah perintah.

Uang adalah segalanya, tidak peduli siapapun itu.

Menghasilkan dengan cara membunuh pun sudah lumrah adanya.

Semua manusia bersenang-senang dengan tanpa melihat adanya rakyat yang miskin.

"Hei, aku benci melihat pria itu! Tolong enyahkan dia satu minggu saja!"

"Tuan! Saya punya sebuah obat, ini akan membuat seseorang yang meminumnya merasakan koma selama tiga minggu."

"Hei, idemu itu cukup menarik juga!"

"Benar Tuan! Dengan tiga minggu dia koma, maka kesempatan dia hidup pun sangat tidak ada kemungkinan!"

"Bagus! Maka lakukanlah yang terbaik!"

Semua orang bergembira berbeda dengan pemuda yang satunya.

Dia hanya menikmati segelas air putih dan memikirkan hari kedepannya bagaimana dia lalui.

Andai di dunia itu kecerdasan dihargai, dunia yang telah mencapai puncak teknologi sudah tidak menganggap ilmu lebih penting.

Karena segalanya telah ada, hanya perlu menikmati hidup.

Pemuda itu kesal dan marah, tapi dia tidak berani bereaksi karena jika dia marah maka dia akan berhadapan dengan dewa kematian.

Seseorang mengundang dia dengan niat mempekerjakan dirinya.

Pemuda ini senang, akhirnya ada seorang bos besar yang mau menemuinya.

Setelah masuk ke sebuah kamar, pemuda itu menyapu pandangannya dan melihat seorang pria gendut yang sedang duduk diatas wanita yang mengenakan pakaian yang sangat minim.

Tubuhnya terekspos dengan tanpa rasa malu, hal ini memang sudah lumrah di kehidupan modern yang dinyatakan surga dunia ini.

Mereka pun berbincang, pemuda ini diberikan sebuah minuman yang sangatlah mahal, rasanya sangat nikmat kata kebanyakan orang.

Hanya saja pemuda ini belum mengetahuinya, dia pun meminumnya dan merasakan sensasi hangat dan segar yang langsung masuk ke tenggorokan dengan lancar.

Tidak ada perasaan yang tertinggal dari mulut sampai ke tenggorokan, hanya ada rasa manis yang menambah rasa keingintahuan yang menyebabkan ketagihan.

Satu botol penuh minuman itu diminum olehnya, sampai pria didepannya tertawa terbahak-bahak.

"Haha... Bagus! Kamu meminum semuanya! Aku sudah menaruh racun didalamnya, dengan menunggu waktu kamu akan mengalami koma! Setelah itu hanya ada kematian yang menunggumu!" teriak pria itu dengan tawa jahatnya.

Pemuda ini seharusnya sudah tahu, tidak ada seorang pun didunia ini yang dapat dia percayai.

Pemuda ini pun pergi dari bar itu menuju ke pinggiran kota, tempatnya orang miskin hidup.

Tapi, disana juga pemuda itu tidak memiliki rumah ataupun keluarga.

Terus berjalan keluar dari pinggiran kota hingga sampailah disebuah hutan, area yang tidak ditinggali oleh manusia.

Setelah memasuki hutan, pemuda ini tetap berjalan dengan tanpa rasa takut.

"Aku akan mati?" tanya pemuda itu sambil menatap ke atas langit.

Hingga setelah jauhnya perjalanan, tubuhnya mulai merasakan sakit dan panas.

Perasaan yang begitu tidak enak, lebih baik mati daripada hidup dengan keadaan seperti itu.

Terlihatlah sebuah rumah yang terbuat dari kayu, belum sempat dia memasuki rumah.

Rasa sakitnya kembali muncul, tidak kuat lagi untuk menahannya. Panas dan sakitnya seperti disengat oleh ribuan jenis lebah,kulitnya terasa seperti sedang dilahap oleh ribuan serangga.

"Aku akan mati?"

"Baguslah ..."

"Apanya yang hebat? Kuharap semua manusia seperti kalian dibinasakan!"

"Aku membenci dunia ini!"

"Tidak adakah keadilan?"

"Hanya karena kaya jadi begitu mudahnya mempermainkan nyawa orang lain?"

"Tidak adakah rasa kemanusiaan?"

"Dasar!"

"Dunia sampah!"

Rasanya semakin ditahan semakin sakit, perlahan kesadarannya hilang.

Sampai dikalimat terakhirnya.

"Aku benar-benar ingin melihat kalian semua binasa!"

Seketika kesadarannya hilang, pemuda itu tertidur di depan rumah kayunya.

Gluduk !

Suara auman langit yang begitu besar, tidak ada rasa ketakutan pada setiap orang.

Jika ada petir, ada sebuah teknologi yang mampu menangkalnya.

Tapi kali ini berbeda.

Saat tengah bermain video game, seseorang terkejut melihat layarnya gelap, komputernya mati total.

Semua teknologi tiba-tiba mati total.

Pihak keamanan teknologi, mencair tau penyebab terjadinya listrik yang mati total ini dengan panik.

Karena setelah seratus tahun, dunia teknologi ini tidak mengalami kerusakan karena sistem robot yang bisa memperbaiki teknologi itu sendiri.

Perlahan semua teknologi lenyap seperti dilahap oleh serangga yang sangat kecil namun dengan jumlah yang begitu banyak.

Layaknya sebuah es yang mencair namun tidak ada bekas air yang menetes.

Hilang begitu saja.

Semua orang panik dengan keadaan ini, gedung-gedung tiba-tiba runtuh.

Semua orang panik dan ketakutan, tidak ada satupun orang yang ingat dengan Sang Pencipta.

Hanya ada kalimat "Selamatkan nyawaku dan aku akan memberikan uang yang banyak!" dari setiap orang.

Semua yang ingin mereka gunakan lenyap begitu saja, gedung-gedung pencakar langit hancur total, dari atas ketinggian bangunan itu hancur dan menjatuhkan puing-puing ke bawah dengan kekuatan yang sangat cepat.

Dar !

Semua orang ketakutan menyaksikan kehancuran di setiap gedung, tidak ada yang mengetahui penyebabnya.

Semua orang hanya panik berlarian dengan kemampuan berlarinya yang lemah, pria dan wanita sering melakukan hubungan dimana pun sehingga tidak ada yang memiliki fisik yang sejahtera.

"Apakah ini karma, Bos?"

"Apa yang kau maksud karma, bodoh!"

"Aku pernah mendengar tentang karma Bos, itu adalah hukuman dari perbuatan yang kita lakukan di masa lalu!"

"Lalu, memangnya kenapa kamu jadi membahas karma denganku?"

"Aku mengingatnya karena nama pemuda yang kita racuni itu adalah Karma, Bos!"

"Ini tidak ada hubungannya dengan—" mereka pun tertimpa dengan bangunan yang ada diatas mereka, mereka mati.

Terus-menerus semua bangunan hancur hingga dalam waktu lima jam, semua kota telah rata dengan puing-puing bangunan.

Semua menjadi hening, tidak ada satupun suara.

Hanya ada sebuah kota yang hancur dengan parahnya.

Tidak ada orang yang berteriak, tidak ada kesenangan, tidak ada perbuatan apapun dikota ini.

Kembali kepada pemuda yang bernama Karma, dirinya dililit oleh sejumlah tanaman yang tidak jelas darimana asalnya.

Tanaman itu membungkus Karma layaknya ulat yang berubah menjadi kepompong.

Kegelapan pun muncul didalam pikiran Karma, tidak bisa melihat apapun disana.

"Apakah aku sudah mati?"

Tidak bisa berkata-kata, hanya ada perasaan yang hampa dalam dirinya.

"Kenapa disini sangat gelap?"

Tiga minggu telah berlalu, tumbuhan yang melilit Karma yang membentuk seperti kepompong itu perlahan mengerut dan hancur.

"Apakah hanya ada kegelapan disini?"

Tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menyilaukan matanya dan segera membangunkan Karma.

Melihat dirinya yang berada didepan rumahnya, Karma tidak merasa puas.

"Kenapa aku tidak mati?"

Perutnya mulai mengeluarkan suara lapar karena memang benar seperti itu adanya.

Karma berdiri dengan lemahnya masuk ke rumahnya, mencari mie instan yang disimpannya dan mengambilnya.

"Komporku mana? Panciku? Aku yang miskin ini masih ada orang yang lebih miskin dariku? Ini gila!" teriak Karma karena kesal.

Bab 2 - Re Destruction

"Komporku mana? Panciku? Aku yang miskin ini masih ada orang yang lebih miskin dariku? Ini gila!" teriak Karma karena kesal.

Karma pun segera mencari alat yang dapat membantunya untuk memasak mie instan, tapi apalah daya.

"Ini gila! Semua barangku yang terbuat dari besi dicuri? Betapa lebih miskinnya orang itu! Sudahlah! Dia lebih miskin dariku, aku tidak akan mengutuknya!"

Karma pun keluar rumahnya dengan sisa tenaga, meskipun belum makan selama tiga minggu, tetapi karena sedang kesal, energi Karma bertambah.

Karma mencari batu besi di sisi pantai, setelah menemukannya langsung dibuatlah sebuah pisau yang dibentuk dengan cara memahat satu batu besi dengan batu besi lainnya.

Puas dengan hasil pahatannya, Karma pun mencari kayu-kayu dan menyusunnya menjadi tumpukan kayu dengan diatasnya adalah ranting kecil dan daun kering.

Karma mulai menggesek-gesekkan dua buah ranting sehingga mengeluarkan percikan api.

Belum puas dengan hasilnya, Karma lebih cepat dan dengan kekuatan penuh menggeseknya hingga keluarlah api.

Menaruh mie instan didalam sebuah gelas dengan air, membakarnya dengan penuh kehati-hatian.

Bukannya gelas plastik terbakar, tapi karena bantuan air. Gelas plastik itu tidaklah meleleh.

Karma memasak dan menunggu, berbeda dengan kompor pada umumnya. Menggunakan kayu bakar terasa lebih lama, Karma harus bersabar menunggu makan untuk mengisi perutnya yang kelaparan.

Setelah sekian lamanya menunggu, akhirnya bentuk mie pun telah mengembang, menandakan bahwa mie telah matang.

Dengan segera Karma membuka bungkusan yang isinya adalah bumbu mie instan.

Mengaduknya lalu melahapnya dengan rakus.

"Huft! Akhirnya aku bisa makan!"

Satu bungkus mie instan tidak cukup untuk mengisi perutnya, Karma melihat sisa mie instan yang dia punya.

Hanya tersisa tiga bungkus lagi, bagaimana cara mendapatkan mie instan dikemudian hari?

"Sudahlah! Lebih baik aku makan dulu!"

Sisa mie instan langsung dimasaknya kembali dan memakannya hingga habis tanpa sisa.

Karma pun beranjak dari sana dan langsung membuka pakaiannya untuk memulai berenang.

Sangatlah segar, berenang.

Setelah tiga minggu ini akhirnya Karma merasakan rasanya sensasi air laut yang membuat tubuhnya segar kembali.

Hanya sebentar Karma berenang dan mandi, dia memakai kembali pakaiannya.

Berniat untuk mencari uang lagi, untuk mengisi perutnya yang masih lapar, Karma pun pergi ke kota.

Berjalan melewati hutan, terasa sunyi sekali dunia. Tidak seperti biasanya, bahkan suara kicauan burung pun tidak terdengar.

Berjalan lagi, hingga Karma mendapati seorang pria yang telah hancur tubuhnya.

Kepalanya berada jauh dari tubuhnya yang hancur.

"Kenapa? Ada apa ini?"

Karma terkejut melihat sosok mayat didepannya, dengan mayat yang hancur itu. Karma merasakan perasaan yang aneh.

"Kamu!"

"Apakah kamu mau menjadi seperti mereka?"

Kalimat itu terdengar begitu menyeramkan dari seorang yang tidak terlihat oleh pandangan Karma.

Karma berlari menjauh dari sana menuju kota, dia takut seorang psikopat gila itu akan membunuhnya juga.

Terus berlari dengan cepat, Karma terjatuh karena tersandung.

"Heh? Larimu ternyata cukup cepat juga?"

Suara itu muncul lagi, Karma tiba-tiba berubah menjadi dingin. Auranya sedingin es, membuat semua yang berada di sekitarnya akan merasakan kedinginan.

Hanya saja, suara seorang misterius itu tidak dapat dipengaruhi oleh Karma.

Karma berlari dengan cepat, naik ke atas pohon. Tubuhnya sangat atletis, memanjat pohon dengan cara berlari dan melompat.

Setelah sampai di atas pohon, Karma melihat keseluruhan bagian bawah, dia penasaran dengan sosok orang misterius yang mengikutinya.

"Aku disini?"

Suara itu tiba-tiba muncul dari sebelah Karma, Karma melemparkan tinjunya langsung ke sebelahnya dan tidak dapat mengenai apapun.

"Aku disini!, didalam pikiranmu!" seru suara seorang misterius.

Semuanya tiba-tiba menjadi gelap gulita, Karma ditarik ke sebuah tempat yang gelap, dilempar melewati ratusan ribu tahun perjalanan bumi.

Karma menyaksikan sebuah kebenaran.

"Aku tidak mau bersujud kepadanya! Aku hanya akan bersujud hanya kepada anda!"

Seorang yang berteriak itu, memiliki tubuh yang begitu kekar. Tubuhnya mengeluarkan sebuah aura yang sangat suci.

Dia bersujud kepada sosok yang tidak diketahui wujudnya.

Dengan tegas, sosok yang tidak diketahui wujudnya itu memberikan perintah untuk menyingkirkan pria dengan tubuh suci ini.

Semua orang menatap jijik kepada pria tubuh suci ini.

"Lihatlah! Dia diusir! Bukankah dia adalah orang yang setia?"

"Entahlah, mungkin saja ternyata dirinya adalah seorang pengkhianat?"

"Memangnya apa yang dia mampu untuk mengkhianati Sang Pencipta?"

Mendengar kata-kata hinaan dari malaikat lainnya, pria tubuh suci ini tidak merasa kesal.

"Aku adalah seorang yang paling setia! Rajin beribadah! Tapi, hanya karena makhluk yang baru itu! S*ialan!" marah seorang pria dengan tubuh suci ini.

Pria tubuh suci ini dibawa oleh dua pria lainnya yang berbadan besar dengan perlengkapan perang dari emas itu.

Ada sebuah dunia yang terlihat dari atas ketinggian ini, hanya saja jaraknya tidak diketahui.

Kedua pria bertubuh besar itu mendorong pria bertubuh suci ke bawah.

Pria bertubuh suci ini pun jatuh dengan sangat cepat, tidak diketahui berapa lama dia terjatuh.

Dan akhirnya, dia pun sampailah di dunia besar atau juga disebut bumi.

Dunia ini ternyata, hanyalah salah satu dunia yang telah ada. Membuat pria bertubuh suci ini hanya merasa kecewa.

Dari surga, dia diturunkan ke dunia yang seperti butiran debu ini.

Lalu, ada sosok hitam yang berada di belakang pria bertubuh suci ini.

Sosok.hitam itu ternyata sedang menatap Karma, dengan mata yang penuh dendam.

Sosok hitam itu dengan cepat menuju ke arah Karma dengan mengeluarkan gigi taringnya.

"Haa ..." teriak sosok misterius yang hampir sampai di depan Karma.

"Argh!"

Semuanya hilang, Karma ternyata sedang berada di atas sebuah pohon besar.

"Apa yang barusan itu telah terjadi? Rasanya sangat nyata!"

"Dan suara yang menggangguku itu sudah tidak terdengar lagi?" batin Karma bertanya dan langsung loncat untuk menuruni pohon besar ini.

Krak !

Bunyi suara ranting patah membuat Karma berubah menjadi waspada seperti sebelumnya, ternyata hanya sebuah ranting kecil yang patah telah diinjak olehnya.

Karma akhirnya melanjutkan perjalanannya untuk menuju ke kota, agar dia bisa mendapatkan makanan.

Rasanya memang berbeda dari sebelumnya, sepi.

Biasanya, dari luar kota sudah terdengar suara konser yang begitu kencang.

Tapi, kali ini tidak ada satupun suara yang mengganggu telinga Karma.

Saat keluar dari hutan, Karma melihat keadaan yang membuat dirinya takut kembali.

"Apa yang telah terjadi sebenarnya?" tanya Karma yang kebingungan.

Didepannya hanya ada sebuah kota yang telah hancur, tidak ada kehidupan.

Satu pun suara tidak ada, ternyata dikarekanakan kota yang sudah hancur.

Ini adalah sebuah kehancuran, Karma pun duduk terjatuh melihat kehancuran kota yang ada didepannya.

Bab 3 - Re Destruction

Bangunan-bangunan pencakar langit yang sebelumnya dibangga-banggakan telah runtuh, kesenangan dan kegembiraan telah tiada.

Menyisakan sepi disebuah kota yang telah tamat, hancur dengan kondisi yang menyeramkan.

Hanya ada Karma seorang diri sedang menyaksikan sebuah kehancuran yang telah terjadi.

Dengan rasa penasaran, Karma memutuskan untuk pergi melihat apa yang sebenarnya telah terjadi.

Dengan langkah kaki yang pelan, penuh kewaspadaan Karma berjalan memasuki kota yang hancur.

Tidak ada satu pun suara, benar-benar mengerikan.

Apakah kiamat telah terjadi?

Tidak, ini hanyalah sebuah kehancuran yang kecil. Tidak bisa dikatakan sebuah kiamat. Karena masih ada Karma yang selamat dari peristiwa ini.

Setelah memasuki kota, Karma melihat banyak darah yang sudah kering, mayat-mayat bergelimpangan dimana saja.

Karma mengecek satu persatu mayat itu, mungkin saja akan masih ada seseorang yang bernafas.

Dia tidak mampu jika hidup didalam kota dengan keadaan yang sangat menyeramkan ini.

Terus berjalan, menghirup udara yang penuh dengan bau darah. Membuat Karma ingat dengan bau darah, menjadikan Karma sedikit lebih kuat.

Setelah berjalan-jalan selama satu jam di kota, Karma sudah merasakan dirinya sudah tidak takut dengan kejadian ini.

Bagaimana pun juga, orang yang sudah mati tidak dapat hidup kembali.

Tidak mempunyai keluarga maupun kerabat, Karma tidak tahu apa yang harus dia lakukan mulai dari sekarang.

Apakah harus bunuh diri?

Karma mencoba untuk melompat dari atas puing-puing bangunan pencakar langit yang runtuh.

Dia ingin mencoba melompat dari ketinggian yang cukup membuatnya untuk kehilangan nyawa.

Tapi, dia tidak bisa melakukannya.

Mungkin ada alasan, Karma mendapatkan kehidupan di sebuah kehancuran.

Karma mencoba untuk mendapatkan kembali semangatnya dengan cara menampar pipinya dengan kedua telapak tangannya itu.

"Sadar Karma! Ini adalah perkataanmu! Mereka semua benar sudah binasa! Tapi, untuk apa aku hidup?"

Ingat dengan Karma yang mengutuk, dia menjadi kebingungan, apakah ini adalah dari kutukan Karma? Tidak mungkin bukan?

Karma mencari makanan disebuah supermarket yang telah hancur.

Sangat gelap, tidak bisa melihat apapun, listrik tidak ada.

Untungnya, Karma pernah membaca buku pengetahuan zaman dahulu. Ketika orang-orang menciptakan penerangan menggunakan sebuah obor api.

Karma pun mencari kayu dan ranting, dia melihat ada sebuah tong berisikan bensin. Dia pun menyelupkan ujung kayu di bensin tersebut.

Tinggal membuat api, Karma berusaha menggesek-gesek dua buah kayu seperti sebelumnya.

Setelah tercipta api, membawa obor itu dan masuk kebawah reruntuhan yang didalamnya terdapat sebuah supermarket.

Gelap, dibawah terowongan yang gelap ini pun tidak ada satupun nyamuk atau tikus. Entah bagaimana dengan semut, tidak sempat diperhatikan oleh Karma.

Karma memberanikan diri dengan tetap dalam keadaan yang tenang. Meskipun menyeramkan tapi dia harus melakukannya untuk terus bertahan hidup.

Akhirnya Karma sampai didepan supermarket, hebatnya adalah supermarket itu masih utuh, dua gedung yang bertabrakan mengakibatkan berhentinya gedung.

Sayangnya, karyawan supermarket itu berlari keluar, jika terus berada didalam mereka pasti akan selamat.

Karma memasuki supermarketnya dan mencari keperluannya. Dia tidak mungkin berencana tinggal didalam sini.

Sangat gelap dan menyeramkan.

Karma mengambil pakaian, tas, makanan dan minuman secukupnya agar bisa dia bawa keluar dari reruntuhan ini.

Sebelum keluar, Karma melihat sebuah komik yang sangat dia sukai, dia ingin membelinya dari dulu, hanya saja dia tidak memiliki uang yang cukup.

Dengan membawa komik itu juga keluar, Karma pergi dari sana dan dengan keadaan yang masih utuh, Karma menghela nafas lega karena tidak ada musibah yang datang.

Mencari tempat yang nyaman, Karma pun terus berjalan-jalan hingga sampai ke tengah kota.

Sebelumnya Karma belum sempat ke tengah kota, karena hanya orang yang memiliki uanglah yang bisa masuk ke tengah kota.

Di tengah kota, ternyata kejadiannya lebih parah lagi.

Hanya tersisa sebuah taman yang masih utuh, tidak ada satupun noda darah ditaman itu.

Karena taman itu adalah milik dari seorang yang paling kaya di kota itu.

Karena lokasi yang cukup nyaman, Karma pun mencoba beristirahat disana.

Sebelumnya, Karma memasak mie instan dan kelupaan saat membaca komik, dia pun melupakan mie nya yang sudah matang.

Empat jam berlalu, Karma bangun dari tidurnya melihat mie instan yang sudah habis.

"Apakah aku sudah memakan mie nya tadi? Ini aneh!" gumam Karma kebingungan.

Karma mulai memasak mie instan kembali, ketika menunggu mie instan agar matang. Karma berjalan-jalan di taman sambil melanjutkan komik yang yang dibacanya.

Karena waktunya sudah dipastikan bahwa mie instan sudah matang, Karma berdgas kembali untuk menyantap mie instan tersebut.

Lagi-lagi mie instan yang dimasaknya lenyap begitu saja.

Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah ada yang salah dengan tempat ini?

"Jika aku tidak makan, maka aku bisa mati kelaparan!"

Karma yang baru ingat bahwa dia tadi tidak lupa untuk membawa roti, dia mengeluarkan roti itu dan memakannya.

Ada banyak sekali roti yang dibawanya, tapi Karma hanya memakan dua buah roti saja.

Karma perlu membangun sebuah tenda, untuk menghindari kalanya nanti terjadinya hujan.

Karma pun meninggalkan tasnya dan pergi dari taman itu dan kembali memasuki kota.

Di dalam kota, Karma menemukan sebuah kain di butik yang telah hancur, meskipun agak kotor karena debu, Karma tetap membawa kain itu dengannya.

Mencari benang ataupun tali, Karma mendapatkan keduanya ditempat yang sama.

Saat sedang membawa barang-barang ini, Karma menyadari sesuatu. Sesuatu yang sangat penting hilang di sebuah kota yang begitu besar.

"Mobil? Motor? Hovercraft? Semuanya kemana? Dan ternyata semua teknologi telah lenyap? Ini tidak masuk akal!"

Setelah berpikir beberapa saat, Karma tidak menemukan sebuah panci, kompor dan benda lainnya yang mengandung unsur besi.

Jadi, ternyata unsur besi yang telah mengakibatkan kehancuran ini.

Karma kembali dengan peralatan seadanya untuk membangun sebuah tenda.

Ketika kembali, melihat isi tasnya yang ternyata seluruh roti yang dibawanya telah habis total.

"Apaaa!?" teriak Karma dengan kesal.

Roti yang dia bawa dan cari dengan susah payah, lenyap begitu saja seperti mie yang dimasaknya.

Sebenarnya kenapa semuanya lenyap begitu pun makanannya? Itu membuat Karma marah dan kesal.

"Jika semuanya lenyap kenapa aku tidak ikut dilenyapkan? Ini tidak adil! Membiarkanku! Ah, sudahlah! Aku ingin mati saja!"

Kata-kata Karma negitu jujur dan lantang, teriakannya itu membuat dirinya frustasi untuk melanjutkan kehidupan.

Karma mulai mengangkat kedua tangannya dan mencekik lehernya sendiri.

"Jangan! Jangan! Lakukan itu!"

Terdengar suara teriakan seorang gadis membuat Karma terkejut.

"Ternyata masih ada yang hidup selain aku?" batin Karma mulai damai.

"Aku perintahkan kau jangan bunuh diri!" seru gadis itu memerintah Karma.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!