NovelToon NovelToon

JODOH KE-2

Bab 01. Gadis Desa

🌹🌹🌹🌹

Kisah seorang gadis desa yang bernama Senja Ramadhani, umurnya saat ini 18 tahun. Dia baru saja lulus SMK sebulan yang lalu jurusan Tata Busana. Dia dibesarkan dari keluarga sederhana yang ada di daerah Jawa Timur. Bapak dan ibunya adalah seorang buruh tani. Tapi baginya mereka adalah orang tua yang sangat luar biasa. Dia memiliki seorang adik laki-laki yang baru masuk SMK tahun ini, namanya Fajar Ramadhan.

Senja mempunyai seorang kekasih yang bernama Ryan Saputra. Umurnya saat ini 25 tahun. Dia biasa memanggilnya mas Ryan. Pekerjaannya hanya seorang kuli bangunan. Mereka sudah berpacaran selama setahun belakangan ini. Dan mereka berdua memutuskan untuk menikah.

Ya, di desa memang biasanya masih zamannya nikah muda. Bahkan ada yang baru lulus SMP sudah di nikahkan. Padahal umur saja belum memenuhi standard syarat nikah. Alhasil harus sidang bolak-balik ke kantor urusan agama yang ada di pusat kota.

Kata orang-orang desa dari pada anaknya kumpul kebo atau hamil duluan mending di nikahkan saja. Biar terhindar dari fitnah yang nantinya malah akan membuat malu keluarga.

Sebenarnya Ryan adalah sosok laki-laki yang jauh dari kata baik. Sifatnya yang keras dan mau menang sendiri membuat Senja merasa tak nyaman. Dan satu lagi keburukan Ryan, dia seorang pemabuk berat.

Sebelum kenal dengan Ryan, Senja berteman baik dengan sepupunya Ryan. Namanya Faizul Karim, umurnya 23 tahun. Dia biasa memanggilnya dengan sebutan mas Faiz. Faiz adalah pemuda yang Sholeh, santun dan pemalu. Senja awalnya sempat naksir dengannya, katakanlah cinta monyet, hehe.. Mereka sama-sama pemalu. Jika mereka bersama, suasana menjadi sunyi karena keduanya sama-sama terdiam. Hanya sepatah dua patah kata saja yang mereka obrolkan.

Disini Senja merasa hanya dirinya lah yang menyukai Faiz karena Faiz tidak pernah menunjukkan tanda-tanda kalau dia juga menyukai Senja. Jadi Senja memutuskan untuk menerima lamaran dari Ryan. Namun selang sehari setelah lamaran itu, tiba-tiba saja Faiz menyatakan rasa sukanya kepada Senja. Lalu Senja harus bagaimana? Tanggal pernikahannya dengan Ryan sudah ditentukan saat lamaran kemarin. Senja bingung dan dilema, nggak tau harus bagaimana. Hingga Senja memutuskan untuk menolak Faiz.

Entahlah, padahal semua orang sudah mengingatkannya kalau Ryan bukanlah laki-laki yang baik. Tapi Senja seolah buta. Dia memiliki keyakinan bahwa, semua sifat dan sikap buruk Ryan akan berubah seiring dengan berjalannya waktu saat sudah menikah nanti. Namun teryata keyakinannya itu terpatahkan oleh sebuah kenyataan dari pepatah Jawa yang mengatakan, "Watuk ono tambane tapi nak watak kuwi angel tambane!" maksudnya, kalau batuk itu ada obatnya tapi kalau sifat/tabiat (buruk) sulit untuk disembuhkan atau dirubah.

Sikap Ryan lama kelamaan semakin menjadi. Dulu yang sifatnya keras dan suka mabuk-mabukan, kini Ryan menjadi ringan tangan. Apalagi kalau Senja berusaha menasehatinya saat dirinya mabuk, Senja lah yang akan menjadi sasaran empuknya.

*****

Hari berlalu bulan berganti tahun. Tak terasa sudah dua tahun mereka mengarungi bahtera rumah tangga, namun belum juga dikaruniai seorang anak. Berbagai macam cara sudah dilakukan oleh Senja termasuk konsultasi ke dokter. Hasil pemeriksaan kesehatan Senja pun menunjukkan bahwa rahimnya baik-baik saja, tidak perlu ada yang di khawatirkan. Sedangkan Ryan entahlah. Dia tidak pernah mau setiap kali diajak periksa. Jangankan periksa, mengantarkan istrinya saja dia tidak mau. Setiap hari hanya cacian dan makian dari suami dan ibu mertuanya yang didapatkan Senja. Akhirnya ibunya Senja lah yang selalu menemaninya saat periksa kemana pun.

Akhir-akhir ini Ryan jarang bekerja, katanya sih lagi sepi. Setiap hari kerjaannya hanya tidur. Kalau malam suka keluar, katanya main sama temannya. Dan baru pulang saat sudah lewat tengah malam. Itupun dalam keadaan mabuk.

Sebenarnya Senja sudah tidak tahan dengan kelakuan suaminya itu. Namun ia mencoba untuk tetap bertahan. Senja hanya takut menjadi beban pikiran kedua orang tuanya, yang nantinya bisa berdampak pada kesehatan ibunya yang sedang tidak baik-baik saja. Ibunya Senja memiliki riwayat penyakit jantung dan juga asam lambung.

Orang tua Senja sebenarnya juga sudah tau dengan kelakuan Ryan kepada anaknya, tapi mereka tidak mau ikut campur dalam rumah tangga anaknya. Mereka selalu memberikan dukungan kepada Senja. Apapun keputusan yang diambil oleh Senja, mereka akan mendukungnya. Bahkan bila suatu hari nanti saat Senja sudah merasa lelah dan mulai menyerah. Mereka akan menerimanya kembali dengan tangan terbuka. Ya begitulah, hanya orang tualah yang menyayangi kita dengan setulus hati.

Hingga suatu hari Senja pingsan kemudian dilarikan ke puskesmas. Dan ternyata Senja dinyatakan hamil empat Minggu. Alhamdulillah tak terasa air matanya mengalir membasahi pipi. Ingin rasanya ia bersujud mengucap syukur. Namun apalah daya, badannya masih terasa lemas karena baru saja tersadar dari pingsan. Seingat Senja tadi dirinya mual-mual, lalu ia berlari ke kamar mandi. Sudah dua hari ini Senja merasa kurang enak badan. Namun saat dirinya keluar dari kamar mandi, tiba-tiba kepalanya pusing dan pandangannya menjadi gelap.

Setelah dua hari di rawat, akhirnya hari ini Senja diperbolehkan pulang. Sikap mertuanya sekarang menjadi sedikit lebih hangat. Sedangkan Ryan suaminya alhamdulillah sudah tidak ringan tangan lagi. Tapi tutur katanya masih seperti biasa, kasar!

Orang tua Senja sebenarnya ingin anaknya itu tinggal bersamanya. Namun Ryan menolaknya. Sedangkan Senja hanya bisa pasrah karena dirinya hanyalah seorang istri yang syurganya ada pada suaminya.

*****

*****

*****

*****

*****

Sumpah gaess emak nyesek banget pas nulis ini 😭😭

Jangan lupa Like Komen dan Votenya, saweran kopi dan bunganya juga boleh ☕☕🌹 Tonton iklannya ya setelah membaca, terimakasih 🙏

Bab 02. Mengharap Perhatianmu

Hari-hari pun berlalu, rasa mual yang dirasakan oleh Senja tak mengenal waktu. Tak peduli pagi, siang atau pun malam. Seperti pagi ini, padahal waktu baru menunjukkan pukul lima pagi. Senja segera beranjak dari atas tempat tidur dan langsung berlari menuju ke kamar mandi.

Hooek.... hooek....

"Ya Allah, sampai kapan seperti ini?" Gumam Senja dalam hati. Dia terduduk di lantai kamar mandi. Tubuhnya terasa lemas, kepala pusing dan pandangannya terasa mengabur. Dipejamkannya matanya sejenak demi mengurai rasa pusing di kepalanya. "Mas," Panggilnya lemah, namun tidak ada jawaban dari Ryan. "Mas Ryan." Panggilnya sekali lagi namun tetap saja tidak ada jawaban dari suaminya. Senja pun memutuskan untuk beranjak seraya berpegangan pada dinding kamar mandi sebagai tumpuan agar dirinya tidak terjatuh.

Saat keluar dari kamar mandi ia melihat suaminya masih tertidur pulas di atas ranjang. Begitulah Ryan kalau sedang tidur, tidak akan terusik oleh suara apapun yang ada di sekitarnya. Bahkan jika terjadi gempa, mungkin dia akan tertimbun reruntuhan bangunan di dalam rumah.

Senja mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang, kemudian ia guncang pelan tubuh suaminya agar terbangun. Namun usahanya itu sia-sia belaka karena sudah berulang kali tapi sama sekali tidak ada respon dari suaminya itu.

"Mas! Mas Ryan." Panggilnya sekali lagi.

"Apa sih?!" Ucap Ryan sambil menepis tangan istrinya dan masih dengan mata terpejam.

"Mas, tolong buatkan teh hangat donk. Badan ku lemes mas, baru aja muntah." Pinta Senja pada suaminya. Dirinya benar-benar tidak memiliki tenaga sekedar untuk melangkah keluar kamar.

"Bikin sendiri sana! Gangguin orang tidur saja!" Ryan menepis tangan istrinya sekali lagi kemudian mengambil bantal. Senja pikir bantal itu mau di lemparkan kepadanya karena sudah mengganggu tidur suaminya. Senja sudah mengambil ancang-ancang jarak aman. Namun ternyata bantal itu digunakan Ryan untuk menyumpal telinganya.

"Huuuft!" Senja hanya bisa mengelus dada. Senja pun berniat keluar dari kamar untuk membuat teh manis hangat sendiri. Mulutnya terasa pahit sehabis muntah. Namun saat dirinya baru saja memegang handel pintu, rasa mual yang teramat sangat kembali menyerangnya. Senja pun segera berlari menuju ke kamar mandi.

Hooek.... hooek....

Tubuh Senja tiba-tiba saja meluruh ke lantai dan pandangannya menjadi gelap. Senja tak sadarkan diri di dalam kamar mandi.

*****

Senja mencoba membuka matanya sedikit demi sedikit. Cahaya lampu yang menyilaukan mata lah yang pertama kali dilihatnya. Diputarnya pandangannya itu ke segala arah dan Senja baru menyadari ternyata dirinya sedang berada di dalam kamar dan di atas ranjang. Kok bisa ada di ranjang? siapa yang membawa ku ke sini? mas Ryan kah? Senja mengingat-ingat kejadian saat dirinya tadi mual-mual di kamar mandi dan setelah itu entahlah, Senja tidak ingat lagi apa yang terjadi.

Senja mendengar derit pintu yang di buka. Dia pun langsung mengarahkan pandangannya ke arah sumber suara. Rupanya Ryan yang barusan membuka pintu kamar mandi dan dirinya baru selesai mandi. Dilihatnya jam yang menggantung di dinding kamar dan waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lebih. Astaga! Senja segera beranjak dari tempat tidur.

"Mas nggak kerja?" Tanya Senja memastikan.

"Nggak! Lagi males!" Jawabnya ketus. Kemudian Senja berlalu keluar dari kamar karena biasanya dirinya selalu membantu ibu mertuanya untuk memasak. Namun saat Senja tiba di dapur, ternyata semua masakan sudah terhidang di atas meja makan.

"Mentang-mentang lagi hamil jangan di jadikan alasan buat bermalas-malasan ya." Sindir ibu mertua Senja pedas.

"Maaf Bu." Senja hanya bisa menundukkan kepala. Bu Retno, ibu mertua Senja kemudian pergi berlalu begitu saja dari dapur. Mungkin Bu Retno ingin memanggil pak Agus suaminya alias bapak mertua Senja untuk sarapan.

Apa mas Ryan tidak bilang ke ibu kalau aku tadi sempet pingsan? entahlah.... Senja pun bergegas memanggil suaminya untuk sarapan. Dibukanya pintu kamar, ternyata suaminya sedang memainkan ponselnya sambil merokok.

"Sarapan dulu mas." Ajak Senja namun Ryan hanya melihat istrinya sekilas kemudian fokus kembali pada ponselnya. "Huuuft!" Senja menarik nafasnya pelan. "Bisa nggak mas, kalau merokok jangan di dalam kamar. Kan bisa di teras." Tegur Senja. "Asap rokok tidak baik untuk ibu hamil." Senja mencoba mengingatkan suaminya.

"Cerewet!" Bentak Ryan kemudian berlalu keluar dari kamar. Senja hanya bisa mengelus dada lalu menyusul untuk sarapan.

*****

*****

*****

*****

*****

Emak ngelus dada gaess 😢 Sepertinya nulis cerita ini harus perbanyak istighfar 🤭 Harus punya banyak stok sabar dan juga stok tisu yang banyak 😂 Atau mungkin kanebo bila perlu 🤣🤣

Jangan lupa Like Komen dan Votenya, saweran kopi dan bunganya juga boleh ☕🌹 Tonton iklannya ya setelah membaca, terimakasih 🙏

Bab 03. Ngidam

"Mas, bisa minta tolong?" Senja menghampiri suaminya yang sedang duduk di teras rumah.

"Heeemm." Sahut Ryan tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel yang ada di genggamannya.

"Nanti sore jadwal ku periksa, bisa tolong anterin ke Bu Yani?" Pinta Senja pelan karena takut mendapat bentakan lagi. Bu Yani adalah salah satu bidan yang ada di desa.

"Lihat entar aja kalau lagi gak sibuk." Jawab Ryan ketus masih sambil memainkan ponselnya.

Sibuk apa coba, kerjaannya cuma main HP doank!

"Mas," Panggil Senja sekali lagi takut-takut.

"Apa sih Nja! masuk sana. Nanti pingsan lagi di sini ngerepotin orang!" Bentak Ryan karena merasa terganggu.

"Cariin mangga donk mas, kok aku pengen makan mangga sambil di cocol sama kecap." Pinta Senja sambil membayangkan nikmatnya buah mangga yang di cocol dengan kecap.

"Aaaahh!" D3$@h Ryan sambil mengacak rambutnya. Tanpa berbicara apapun Ryan langsung bangkit dari duduknya meninggalkan istrinya yang nampak berkaca-kaca. Senja pun kembali masuk ke dalam rumah.

Tak lama Ryan datang dengan membawa sekantong keresek warna hitam dan menyodorkannya kepada sang istri. Senja yang saat itu sedang menonton TV jadi bingung.

"Apa itu mas?" Tanya Senja pelan.

"Tadi katanya minta mangga." Ucap Ryan setengah gondok.

Akhirnya Senja langsung meraih kantong kresek itu sebelum di lemparkan kepadanya. "Makasih mas. Cup!" Ucap Senja seraya mengecup pipi sebelah kanan suaminya. Kemudian ia berlalu ke dapur untuk mencari kecap.

*****

Hari sudah beranjak sore, Senja di antarkan oleh Ryan periksa pukul empat sore. Ya, memang jadwal periksanya jam empat sore. Karena dari pagi sekitar jam delapan hingga jam tiga sore Bu Yani bertugas di rumah sakit. Jadi, Bu Yani hanya buka praktek di rumah saat pagi sebelum berangkat kerja dan saat sore sepulang dari kerja hingga pukul delapan malam.

"Usia kandungan sudah masuk Minggu ke delapan ya. Tapi kenapa berat badan ibunya masih sama? ini di buku bulan lalu juga empat puluh dua." Bu Yani menjelaskan sekaligus bertanya. "Masih mual Nja?"

"Masih Bu, pagi siang bahkan malam." Jawab Senja mengutarakan keluhannya.

"Memang setiap ibu hamil itu berbeda-beda. Ada yang hanya mual di pagi hari. Ada juga yg seperti kamu. Dan ada juga yang tidak mual. Bahkan ada juga bapaknya si jabang bayi yang mual dan ngidam." Jelas Bu Yani memaparkan. "Makannya gimana?" Tanya Bu Yani lagi yang dijawab Senja dengan gelengan kepala.

"Kadang kalau terasa sangat lapar aku paksa buat makan. Tapi habis itu muntah lagi Bu."

"Gak papa muntah, tapi tetep usahakan makan ya, biar ada asupan gizi yang masuk."

"Baik Bu!"

"Jangan lupa minum susu hamil juga Nja." Tambah Bu Yani. Senja hanya bisa menganggukkan kepala.

"Mas," Senja menghampiri suaminya yang duduk di kursi tunggu. Senja heran, kenapa suaminya itu tidak mau ikut masuk ke dalam. Apa suaminya itu tidak ingin mengetahui kondisi calon anaknya? Apa mas Ryan tidak senang dengan kehamilan ku? Senja segera menepis berbagai prasangka buruk yg ada di kepalanya.

"Sudah?" Tanya Ryan kepada istrinya. Senja hanya menganggukkan kepala. Kemudian Ryan beranjak dan berlalu.

Senja hanya bisa menggelengkan kepala kemudian mengekor di belakangnya. "Mas, anterin ke apotik sekalian ya?" Pinta Senja pada suaminya.

"Mau ngapain? ini udah hampir Maghrib." Jawab Ryan sambil melotot horor.

"Beli susu hamil. Kata Bu Yani di suruh minum susu agar ada asupan gizi yang masuk. Harusnya tadi mas Ryan ikut masuk biar bisa denger sendiri penjelasan Bu Yani." Jelas Senja. Akhirnya mau tak mau Ryan pun mengantarkan istrinya ke apotik untuk membeli susu hamil.

*****

*****

*****

*****

*****

Satu kata buat Ryan, emak pengen getok Ndasmu pake palu 🤭😂😂

Jangan lupa Like Komen dan Votenya, saweran kopi dan bunganya juga boleh ☕☕🌹 Tonton iklannya ya setelah membaca, terimakasih 🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!