Happy Reading
❤️❤️❤️❤️❤️
"Loe yakin besok bakal ngajar di SMA Nusa Indah?Loe kan tau murid-murid disana kek gimana?lagian loe ga akan sanggup, Vin." ucap Reno yang sedang bicara dengan pria bernama Kevin dan mereka sedang menikmati sebotol alkohol di pinggir jalan sambil bersandar di depan mobilnya.
"Ah bodo amat lah yang penting gue bisa membuktikan kepada kedua orang tua gue bahwa gue adalah anak yang paling nurut dibanding kan kakak-kakak gue, Ren." ucap Kevin sambil kembali meneguk segelas anggur kedalam mulut nya, mata kedua laki-laki itu mulai memerah karna pengaruh alkohol tersebut.
"Ah lu modus berkedok tulus ternyata yah.hahahah" ucap Reno terkekeh menyindir temannya dan Kevin pun ikut tertawa akan dirinya yang merasa pintar akan ide nya sendiri.
"Emangnya loe beneran yakin mau ngajar disana? Anak-anak nya ga ada yang bisa nurut, satu minggu enam hari sekolah, mereka bisa dalam satu minggu cuma satu kali datang sekolah selebihnya bolos, emang lu sanggup?" tanya Reno lagi.
"Gue gak peduli, yang penting gue ngajar kayak gitu lebih bagus jadi gue gak cape-cape buat ngajar mereka." ucap Kevin dan mereka berdua kembali tertawa terbahak-bahak namun saat mereka berdua sedang menikmati malam santai mereka dengan sebotol anggur tiba-tiba datang seorang wanita lewat di depan mereka dengan membawa satu kantong asoy hitam.
"Hay... manis, mau kemana?" tanya Reno mengeluarkan jurus rayuannya membuat Kevin tersenyum miring melihat tingkah temannya itu.
Namun yang di panggil tidak menyahut sama sekali atau pun membalikan badannya membuat Reno mendengus kesal "jangan jual mahal begitu, Cantik." ucap nya namun lagi-lagi wanita itu tidak merespon.
Kevin pun berdiri dan menghampiri wanita itu "Manis... mau kemana?" tiba-tiba Kevin langsung menggenggam tangan gadis itu membuat wanita itu ketakutan.
"Lepasin,,Duri mau pulang." ucap gadis itu meronta minta dilepasin sedangkan jalanan itu lumayan sepi.
Kevin yang dalam pengaruh alkoholnya tidak memperdulikan rengekkan gadis itu "kau cantik sekali." ucap Kevin lagi sambil memegang pipi gadis itu
"Lepasin." ucap gadis itu matanya sudah memerah menahan air mata yang mau jatuh, betapa ia takut dan cemas .
Kevin langsung menarik gadis itu dan menyandarkan nya di sisi mobil.
"Ya... ini malam milik mu Vin, nikmati lah aku akan tidur saja disini." ucap Reno sudah mulai ngelantur bicaranya dan seketika itu juga Reno teman Kevin pingsan dan terjatuh di lantai sedangkan Kevin tak memperdulikan nya.
"Tolong lepasin saya, saya mau pulang." ucap gadis itu lagi namun dengan cepat Kevin langsung menciumi tengkuk leher gadis itu
"Agghh... lepasin.. lepasin... ihhh... aaggghhh." teriak Duri kaget dan bercampur rasa aneh saat Kevin menjelajahi ceruk leher nya.
"Tolong lepasin saya."Namun saat gadis itu kembali memohon dengan air mata sudah mengalir di pipinya pria itu langsung membungkam mulut Duri dengan bibirnya.
" Ehmmmm.. "gadis itu meronta-ronta saat bibirnya beradu dengan bibir pria yang tidak ia kenal itu, gadis itu benar-benar mengalami malam yang apes, dilecehkan bahkan saat ini pria itu menguasai bibirnya.
" Manis."ucap Kevin yang dipengaruhi alkohol melepaskan bibirnya dari bibir Duri dan merasakan manis dari bibir gadis itu.
Saat Kevin melepaskan bibir nya Duri merasa medapatkan kesempatan untuk kabur dari sana.
Brukkkkk...
Duri langsung menendang perut Kevin dengan dengkul kakinya dan seketika itu juga Kecin kesakitan dan tidak bisa menahan keseimbangan nya dan terjatuh.
"Sialan... awas kau ya." teriak Kevin karna gadis itu berhasil kabur dari dirinya.
Duri kabur dari tempat itu dengan baju yang sudah acak-acak, asoy hitam di tangannya sudah tidak karuan bentuk nya bahkan rambut nya begitu berantakan, air mata tak henti-hentinya mengalir.
"Kenapa? hihkss... kenapa?" gadis itu seketika tersungkur di trotoar dan menangis sejadi-jadinya meratapi nasib naas nya malam ini.
"Aku... aku.... aghhhhh.... apa semua ini?" tanya Duri lagi
"Aku kotor,, aku di lecehkan."
Bersambung...
kisah akan di mulai, silakan favoritkan dulu agar tau ya author update 🙏🙏bantu like, komen dan vote karya othor ini ya.
Disini othor akan menceritakan pergaulan bebas seseorang yang semena-mena dan melibatkan seorang gadis yang penakut untuk menjadi pemuas dirinya. bagaimana kisah ini? yuk bantu support othor supaya semangat tiap hari update .
salam hangat.
LUBUKLINGGAU ❤️
Happy Reading
🔴❤️🔴❤️🔴
"Duri, ayo bangun." teriak seorang wanita tua menggedor pintu kamar gadis bernama Duri tersebut, namun yang di panggil tidak juga menujukan dirinya.
"DURI... " teriak nya lagi
"Awas kau ya." ucap wanita itu lagi dan pada akhirnya wanita itu pergi meninggalkan kamar Duri dan melanjutkan membuat gorengan nya untuk di jual di kantin sekolah tempat anak dan keponakan nya itu sekolah.
Duri Pamela, Nama itu sebenarnya indah namun sangat menyakitkan jika satu duri di daun menusuk daging namun duri lain nya kena imbasnya. Ya, gadis itu berusia masuk 18 tahun dan dia duduk di bangku SMA kelas tiga, memiliki sifat pendiam dan penakut membuat Duri jarang mendapatkan pergaulan. dia selalu minder dengan orang-orang atau teman-temannya yang ada di kelas, Duri gadis biasa penampilan pun juga biasa namun wajahnya cantik dan manis, gadis itu begitu kalem sehingga dirinya selalu di perlakuan semena-mena oleh orang lain.
Tinggal dilingkungan kumuh tidak ada orang yang mau seperti itu namun balik lagi jika sudah takdir menentukan nya melawan pun dirasa percuma.
Duri Pamela adalah gadis yatim piatu yang di besarkan oleh bibinya atau bisa dibilang kakak perempuan dari ibunya, sejak usia Duri tiga belas tahun. namun nasib baik tidak pernah ada untuk nya semenjak di tinggal orang tua.
Gadis itu bersekolah di sekolahan elit pun karna bantuan dari pemerintah juga pihak sekolah karna dirinya pun murid berprestasi.
"Hooaaammmmm." setelah semalam gadis itu mengalami hal yang tidak pernah ia bayangkan, dirinya baru tebangun namun bekas menangis dan bengkak dimatanya pun belum juga hilang.
"Jam tujuh pagi?duh.... pasti bibi marah ni sama Duri." ucap gadis itu kaget melihat jam dinding di kamar nya itu.
Gadis itu langsung membereskan kamar nya lalu membuka pintu kamar.
Brak...
pintu yang sudah usang dan sering lepas satu engsel pintu tersebut jadi kalau mau buka atau pun tutup pintu itu harus sedikit lebih keras menghempasnya. Duri langsung berlarian ke arah dapur.
"Huhhhffffsss... Bi.. bibi."panggil gadis itu menarik nafas nya.
" Gak usah bantuin tidur aja sana."ketus Bi Ema kepada Duri
"Maaf bi, Duri telat." ucap gadis itu menunduk kan wajahnya takut dan langsung meminta maaf.
"Ya sudah mandi cepat dan bantuin bibi susun gorengan ini dan ingat uang jajan kau hari ini tidak ada." ucap Bi Ema
Duri hanya bisa pasrah, biasanya dia dapatkan uang jajan sekolah dengan subuh-subuh membantu bibi nya karna hari ini dia telat bangun makan untuk kesekian kalinya gadis itu tidak membawa uang kesekolah.
"Baik Bi." Duri pun hendak jalan masuk kamar mandi namun dari arah kamar sebelah nya itu terbuka.
"Ibu... hoooaaammm."seorang gadis seusia Duri baru keluar dari dalam kamar nya dan bisa dilihat gadis itu pun seperti nya baru bangun tidur.
" Sayang, kau sudah bangun? ayo mandi lah, kau mau sekolah kan?"ucap Bi Ema kepada putrinya yang baru bangun itu.
"Baiklah Bu, nanti tami akan mandi tapi apakah ada sarapan? tami laper." ucap gadis itu sambil menepuk-nepuk perut nya
"Ada telur dadar di atas meja makan, makan lah itu untuk mu nak."ucap Bi ema kepada anak nya itu.
" Oke."
Duri hanya bisa memperhatikan nya saja, betapa dia tidak beruntung menjalani hidup, betapa malang di saat usia sekolah semua orang ada ibu dan ayah nya sedangkan Duri hanya hidup menumpang dengan bibinya, jangan kan untuk menawarkan makan, untuk jajan sekolah pun Duri harus bekerja terlebih dahulu agar bisa mendapatkan nya.
"Ternyata benar ya patah hati seorang anak perempuan itu adalah di tinggal seseorang yang sangat perhatian dan menyayangi nya yaitu ibu." ucap Duri didalam kamar setelah selesai mandi tadi sambil menatap foto usang milik ibunya.
Bersambung......
Like, komen, dan vote ya 🙏🙏🥰
Flashback 13 tahun yang lalu
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
"Ayo kita balik ke kampung ayah mu, Duri." Wanita cantik tak lagi muda itu menarik tangan putri kecilnya yang masih duduk dibangku sekolah dasar itu untuk pergi berkemas karna mereka akan pergi ke kota suami wanita tua itu
"Tapi bu, Duri masih sekolah dan besok ujian sekolah masih berlanjut,, nanti Duri ga lulus, Duri ga mau Bu." Gadis kecil itu menolak ucapan ibu nya ia tetap kekeuh untuk tidak pergi karna ia masih ujian akhir sekolah dimana nilainya sangat lah penting.
"Awsss.... Sakit Bu.. Agh... Sakit." Duri menjerit karena Ibunya mencubit perut dan pahanya dengan begitu kuat
"jangan menjerit, apa mau Ibu tambah lagi cubitnya hahk?" Ancam ibu kepada gadis kecil itu.
"Ayahmu itu kabur ke kota nya Duri, dia ninggalin kita berdua, Ibu ga sanggup ngidupin kamu sendirian... Ga sanggup Duri. " Ucap Ibu dengan wajah penuh amarah dan sesak di dada nya.
Gadis kecil itu hanya bisa diam dan tanpa sadar bulir airmata menetes membasahi pelupuk matanya antara menahan sakit dicubit ibu nya dan juga menahan sesak bahwa Ayah nya pergi meninggalkan mereka tak pulang-pulang sampai saat ini.
"Tapi Bu... Duri mau sekolah, Duri pengen seperti temen-temen Duri, Duri banyak cita-cita yang belum tercapai Bu, Duri mau jadi dokter, guru dan bos perusahaan Bu." Ucap gadis itu masih menangis mengungkapkan apa yang ingin ia gapai
"kita ini orang susah jadi berhentilah berangan-angan, cukup kakak-kakak mu saja menyusahkan aku, kau tau sampai aku berhutang kemana-mana demi menyekolahkan kakak mu, tapi mereka? Mana? Mereka hanya menghancurkan hidupku dan kau Duri, jangan harap kau bisa kek mereka karna ibu mu ini juga udah ga sanggup biayain hidup kamu."ucap ibu lagi dengan mata memerah seakan teringat dimana ia mati-matian mencari pinjaman uang untuk melunasi uang rentenir karna ulah anaknya yang lain,.
Ia kembali teringat dimana hari suaminya berjanji hanya pergi untuk menghadiri pemakaman terakhir neneknya namun sampai saat ini suaminya gak pulang bahkan tak memberi kabar ataupun mengirim uang sebagai tanggung jawab dan nafkah.
"Cepat kemas pakaian mu seperlunya saja, yang ga kepake tinggalin aja nanti ada kakak kakak mu yang ambil ini barang kita, kita harus pergi ke kampung halaman Ayah mu, biar dia harus tau kamu itu masih tanggung jawab nya." Ucap ibu lagi
Duri hanya bisa diam dan melakukan apa yang diperintahkan oleh Ibu nya, gadis itu masuk kedalam kamar dirinya yang hanya dibatas dengan tripleks oleh ibu nya. Ia membuka tas nya dan melihat isi dalam tas nya dan lagi-lagi gadis itu meneteskan airmata.
"Duri pengen sekolah, tapi takdir Duri berkata lain... Buku mungkin perjalanan kita sampai disini saja ya,Ibu Duri ga mampu biayain Duri sekolah." Gadis itu berbicara dengan bukunya dengan begitu mirisnya.
Duri membuka kotak pinsilnya dan mendapati secarik kertas yang pernah ia tulis dan ia simpan rapi-rapi didalam kota pensilnya dan ternyata itu surat isi nya untuk mengingatkan Duri akan apa yang ia inginkan.
"Duri selalu mengingatnya untuk membeli sendal baru untuk Ayah sama ibu tapi keknya semua itu tidak tercapai karna Duri putus sekolah." Gadis itu langsung merobek kertas itu dan membuangnya.
"Duri.. Cepetan sore ini kita akan kerumah kakak mu untuk meminjam uang buat ongkos. " ibu berteriak kepada Duri anaknya agar cepat untuk membereskan pakaian gadis itu.
Duri pun dengan tergesa-gesa membereskan barangnya yang memang tidak terlalu banyak itu lalu dengan berlarian menemui ibu nya "Iya bu,Duri sudah siap." Mata gadis kecil yang memerah itu masih bisa terlihat diwajah nya.
"ayo kita berangkat." ibu pun membawa Duri kecil ke rumah kakak perempuan nya yang sudah bersuami di usia terbilang muda.
"Iya Bu." Ucap gadis itu menurut tak ingin melawan akan ucapan ibunya itu.
Akhirnya mereka pun pergi menaiki angkutan umum setelah sampai dirumah anak pertama nya itu, emak sedang berbicara dengan anak juga menantunya anggap lah percakapan orang dewasa dan Duri tidak ingin terlalu ikut campur. Namun sebagaimana Duri kecil yang tidak paham pembicaraan orang dewasa namun ia masih memiliki telinga dimana dirinya mendengarkan perdebatan antara ibu dan kakaknya.
"Nanti udah jauh-jauh ke sana mereka ga anggap ibu seperti menantu atau istri, udahlah bu disini aja.. ibu kerja aja Duri itu masih sekolah." Ucap Zila kakak Duri yang pertama memberikan solusi kepada ibu nya.
"Ayah mu itu punya tanggungjawab kepada ibu dan Duri, Zila.. Aku ini masih istrinya, nggak bisa di kek gini, pokoknya ibu tetep mau berangkat, kalau kau tak ingin kasih uang, aku pinjam aja dengan kau, nanti ada uang aku balikin. " Ucap ibu bersikeras
"Zila, kasihlah ibu uang tuh.. Udah gak papa, nanti kalau udah sampai disana ibu bisa dapatkan jawaban semuanya. Udah gak papa." Ucap Azil suaminya Zila
"Baik mas,"
"Bentar bu, Zila ambil dulu uangnya." Ucap Zila kepada orang tuanya lalu berjalan masuk kedalam kamar mereka.dan tak lama Zila keluar dengan membawakan sejumlah uang yang dibutuhkan ibunya.
"Bu, bagaimana jika Duri ikut kami aja? Kasihan dia kan masih ujian, biar saya saja nanti yang biayain sekolahnya." Ucap Azil membuat Duri yang mendengarkan menyunggingkan kan senyum namun belum sempat Rima atau ibu nya Duri juga, Zila berkata istri dari Azil lebih dulu mendahului perbincangan mereka.
"Udah ga usah, bawa aja Bu,Duri ke kota.. Mas Azil suka bercanda, mak kan tau sendiri Pengeluaran kami tu banyak, udah Duri ikut ibu aja." Ucap Zila sang kakak sambil menatap Duri sekilas, ada raut sedih diwajah gadis kecil itu namun sebisa mungkin ia menyembunyikan kesedihannya.
"Gini banget nasib Duri." Batin gadis kecil itu yang tak bisa berbuat banyak selain menuruti apa yang di perintahkan kepada dirinya.
Dan akhirnya siang itu mereka sudah siap untuk berangkat dan sudah salam perpisahan kedapa kakak Duri yang paling deket dengan dirinya.
Akhirnya Duri dan ibu rima sudah berada di dalam mobil bus yang akan membawa mereka ke kota dimana Ayah Duri sekarang berada, Rima sudah bertekat untuk membawa anaknya dan menyerahkan kepada suaminya, bagi Rima mungkin Duri bisa hidup lebih berkecukupan jika dengan ayah juga keluarga suaminya di bandingkan harus lontong lantung mengikuti dirinya tak tau arah.
Ibu dan anak itu tertidur sangat pulas karna hari pun sudah mulai malam dengan laju bus yang sedang tidak terlalu kencang. Namun saat di tikungan mobil yang di naiki Duri dan ibunya menabrak batu besar
Bruuukkk...
"ahhhh... " semua orang kaget namun seketika dari arah berlawanan ada mobil sedan hitam dengan ugal-ugalan hendak menabrak bus yang ditumpangi ibu dan Duri .
"Minggir.. " Teriak semua orang yang ada di bus namun naas
Ciiiitttt
Braakkk......
mobil bus itu banting stir ke kiri hingga ia menabrak trotoar dan mengakibatkan bus itu terguling dan.
"ahhhhggggg.. "
"Ibu..... "
Bersambung....
Yuk pantengin dulu ya kisah Duri Pamela yang bakal nguras emosi , masuk favorit dulu ya.
Kali ini othor mau belajar nulis kisah sedih gimana gitu ya 🤣😉🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!