"Tolooooongggggg.. tolooooongggggg"
Teriakan minta tolong seseorang yang terdengar hanya sayup-sayup di telinga seorang pria yang saat ini tengah berada di dalam mobil nya..ya pria itu hanya diam meski sayup-sayup dia mendengar teriakan seseorang.
"Arkhhh kenapa harus ada gangguan sih ck..merusak mood ku" ujar nya sambil membuang ponsel nya ke samping kursi pengemudi.
Sementara itu seorang wanita cantik yang usianya sekitar 25 tahunan kini tengah berlari..tak ada lagi alas kaki tak ada lagi pakaian rapih..pakaian nya sudah tak berbentuk lagi setelah berusaha melawan 3 pria kurang ajar yang mencoba melecehkan nya.
"Tolooooongggggg" wanita itu terus berteriak meski keadaan jalanan sangat sepi.
Sampailah dia melihat sebuah mobil yang terparkir di tepi jalan..tanpa pikir panjang lagi dia mendekati mobil itu namun belum sampai dia di samping pintu 3 pria bajingan itu sudah menjegal tangan nya dan menyentak kasar hingga wanita itu terjatuh dengan dahi nya yang menghantam aspal keras jalanan.
"Arkhhhhhhh..ssshh" teriak nya merasakan sakit yang teramat di kepala nya.
"Mau kemana kau cantik..kau sudah membuat kami kewalahan dan kini saat nya kau bertanggung jawab untuk itu..bawa gadis ini kita nikmati ramai-ramai" ujar salah seorang pria yang menjatuhkan wanita itu.
Tanpa mereka sadari di belakang mereka sudah berdiri seorang pria yang aura nya tak main-main..dia hanya melihat sekilas pada gadis yang saat ini tak sadarkan diri karena kepala nya membentur aspal keras itu.
Pria itu hanya membawa sebuah belati berukuran kecil namun ketajaman nya tak bisa di ragukan lagi..pisau itu teramat tajam karena entah sudah berapa nyawa yang dia ambil menggunakan pisau kecil nya itu.
"Apa kalian sudah bermain-main nya?" tanya pria itu dengan tatapan malas nya.
Ketiga bajingan itu menoleh ke belakang dan terkejut melihat seorang pria muda tengah menatap mereka dengan wajah malas bahkan kesan nya enggan meladeni mereka.
"Kau..siapa kau hah..jangan ikut campur dan pergilah" ujar salah seorang pria bertubuh tambun dengan berkacak pinggang di depan pria muda itu.
"Aku.. hoamm aku hanya orang lewat..kalian?" jawab pria itu malas.
"Lebih baik kau pergi..kalian berdua bawa wanita itu ke tempat biasa kita akan pesta di sana" titah pria tambun itu pada kedua rekan nya.
"Siap" jawab kedua rekan nya hendak menyentuh tubuh wanita itu namun sepersekian detik berikut nya kedua nya sudah tak bernyawa lagi.
"Arkhhh" teriakan kedua rekan pria tambun memekik karena leher kedunya sudah tersayat amat dalam oleh pisau kecil nan tajam pria muda itu.
"Kau..apa yang kau lakukan hah?" ujar pria tambun itu geram melihat kedua rekan nya di bunuh dengan begitu cepat nya.
"Yang aku lakukan..tidak ada..apa kau mau mencoba seperti mereka..rasa nya pasti menyenangkan" ujar pria muda itu menyeringai dan sedetik kemudian nyawa pria tambun itu pun raib.
Pria muda itu tak berhenti dengan menyayat mati ketiga pria bajingan itu,namun dia masih asik dengan mengiris kulit mereka dan juga memotong jari-jari mereka..pria muda itu tak puas hanya dengan melihat darah yang menurut nya sedikit dia baru akan puas jika darah korban nya memenuhi baju juga tubuh nya.
Setelah puas pria muda itu melirik pada gadis yang masih tak sadarkan diri itu..dia melihat darah di kening gadis itu entah lah dia jadi tak tega melihat nya dan dia akhirnya memutuskan untuk membawa gadis itu ke rumah pribadi nya.
"Ck.. merepotkan saja" ujar nya sambil mengangkat tubuh gadis itu.
Mark Andrevis Ranvin..pria yang sebenarnya baik hati itu tampak biasa saja jika hanya sekilas kita melihat nya namun di balik itu semua ada luka menganga di hati nya yang sudah bertahun-tahun lamanya dia coba tutup.
Dia bisa menjelma menjadi psychopath jika ada yang mengusik hati nya namun dia juga bisa menjadi pria hangat jika menemukan sumber kehangatan nya.
Sampailah Mark di kediaman nya..dia turun dari mobil nya dan berjalan menuju sisi lain mobil nya..dia membuka pintu mobil nya dan mengangkat tubuh gadis yang dia bantu tadi..tampak tubuh gadis itu dingin apa gadis itu mati..tapi rasa nya tidak mungkin.
"Kau tak mati kan..jangan mati dulu karena kau harus berterimakasih kepada ku" ujar Mark membawa gadis itu ke kamar nya.
Mark membaringkan gadis itu di ranjang milik nya..setelah nya dia mengganti pakaian nya setelah membersihkan diri dan menyuruh pelayan untuk mengganti kan pakaian gadis itu.
Selesai dengan urusan mandi nya Mark keluar dari kamar mandi dengan sudah berpakaian rapih..dia melihat ke arah gadis itu dengan tatapan datar nya..sudah berganti pakaian rupa nya bagus lah.
"Harus ku apakan kau gadis bodoh..aku tidak mengenal mu bahkan aku saja seorang diri selama ini lalu harus ku apakan kau sekarang gadis bodoh huhhh merepotkan saja" ujar nya sambil memandang wajah gadis itu.
Mark duduk di sofa kamar nya..dia tak tau harus apa sekarang.. merawat gadis itu cih dia saja hidup seorang diri sejak remaja lalu bagaimana bisa dia merawat gadis yang tidak tau entah dari mana asal usul nya.
Tok...
Tok...
Tok...
Mark berjalan menuju pintu kamar mau..dia membuka pintu nya dan melihat salah seorang pelayan nya tengah berdiri dengan menundukkan kepalanya.
"Tuan ada dokter Benny di ruang tamu" ujar si pelayan.
"Suruh ke sini" ujar Mark lalu menutup pintu nya lagi.
Pelayan itu menghela nafas panjang memang tuan nya itu kadang mood-nya sedang tak beraturan..kadang baik kadang tiba-tiba dingin huhh sudah lah sebaik nya dia bawa dokter Benny saja sebelum tuan nya ngamuk.
"Dokter Benny mari,tuan meminta anda ke kamar nya" ujar si pelayan menyampaikan pesan dari tuan nya.
"Baiklah" jawab si dokter pasrah.
Sebenar nya dokter itu adalah salah satu teman nya atau bisa di bilang sahabatnya dan juga dokter pribadi yang menangani diri nya jika jiwa psychopath dalam diri nya kambuh lagi seperti tadi saat membunuh ketiga bajingan itu dengan cara memutilasi bahkan menguliti nya.
Tok....
Tok....
Tok...
"Masuk" jawab Mark dari dalam.
Pintu perlahan terbuka tampak lah seorang dokter dengan masih memakai seragam nya lengkap dengan stetoskop yang menggantung di leher nya masuk kedalam kamar Mark.
"Are you ok?" tanya si dokter yang belum menyadari keberadaan seorang gadis di kamar Mark sahabat sekaligus pasien nya.
"Ya" jawab Mark singkat.
"So kenapa kau memanggilku jika kau baik-baik saja dude?" ujar dokter itu kesal karena rasa nya dia hanya di kerjai oleh Mark.
"Yang tidak baik-baik saja dia" ujar Mark menunjuk pada seorang gadis yang tengah terbaring di ranjang besar milik nya.
Pria itu tampak memandangi si wanita yang masih belum sadarkan diri..sekilas senyum kecil terbit dari wajah datar nya..entah apa yang membuat nya tersenyum kecil seperti itu.
"Jadi kau mengira aku yang melakukan hal aneh pada wanita itu?" tanya Mark menunjuk wanita yang masih tak sadarkan diri di ranjang nya.
"Ya, jika bukan kau lalu siapa lagi sialan.. sekarang mengaku padaku kau apakan dia?" jawab si dokter dengan mata memicing.
"Ck berapa kali aku harus katakan padamu bodoh..aku tidak mengenal nya kebetulan dia berlari ke samping mobilku saat itu..kau tanya saja dia jika dia sudah sadar" ujar Mark menjelaskan secara ringkas.
"Hey sialan aku belum selesai bicara dengan mu..ck manusia satu ini" panggil si dokter mendengus kesal melihat pasien sekaligus sahabat nya berlalu.
Dokter Benny membenarkan selimut yang melilit tubuh wanita itu..setelah nya dia meninggalkan kamar dan menuju ruang tamu untuk menemui si Mark.
Sampai lah dokter Benny di rumah tamu..dia duduk di samping Mark..Mark menawarkan minuman pada nya namun dokter Benny menolak karena dia masih ada operasi setelah ini.
"Aku pulang dulu..keadaan nya sudah baik-baik saja mungkin dini hari dia akan sadar atau bisa jadi besok..ingat Mark jangan macam-macam dengan wanita itu" ujar dokter Benny berpamitan pada Mark.
"Hm" jawab Mark singkat.
Ingin sekali dokter Benny menyuntik mati si Mark itu.. benar-benar tidak ada jawaban lainnya selain ham hem ham hem yang keluar dari mulut nya itu apa.
"Baiklah..aku pergi" pamit dokter Benny melenggang meninggalkan ruang tamu.
Mark tak lagi membalas ucapan dokter Benny..dia hanya fokus meminum minuman nya..setelah setengah jam kepergian dokter Benny kini Mark kembali ke kamar nya untuk melihat kondisi wanita yang dia bawa.
Ceklek....
Pintu di buka dan Mark masuk kedalam..dia melihat wanita itu masih memejamkan mata nya..Mark perlahan berjalan menuju ranjang dan berdiri di samping wanita itu.
Dia tatap wajah wanita itu dengan tatapan tak terbaca..entah apa yang dia pikir kan hanya dia yang tau.
Setelah nya dia pergi ke sofa kamar nya dan berbaring..meski dia seorang psychopath tapi dia tidak sebejat apa yang orang-orang kira.
Dia masih menghargai orang lain yang tak melakukan kesalahan terhadap nya..tapi jangan salah jika orang itu mengusik atau membuat nya tak nyaman maka dia akan bisa membuat orang itu lupa pernah bernafas di dunia.
#
#
Dini hari sekitar pukul 3 pagi wanita itu terbangun..dia mengerjap menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar tempat nya berbaring.
Tunggu...kasur,kenapa dia bisa di kasur..seingat nya tadi dia tengah di kejar 3 pria brengsek lalu dia di dorong ke jalanan hingga..ah dasar dia tidak mengingat apapun lagi setelah nya.
"Aku dimana..ssshh kepalaku pusing" ujar wanita itu melihat ruangan dimana dia berada.
Kamar dengan nuansa abu-abu dan terkesan maskulin,wanita itu turun dari ranjang karena dia merasakan sesuatu di area terlarang nya..seperti nya dia kedatangan tamu.
Ck sialan kenapa harus hari ini sih.
Memalukan.
"Sialan aku harus bagaimana ini..di sini tidak ada sesiapa pun" ujar nya sambil menggerutu kesal.
Wanita itu berjalan namun netra nya menangkap sesosok tubuh seseorang di sofa kamar itu.
"Siapa dia..apa itu hantu tapi tidak mungkin kan hantu bisa tidur di sofa empuk itu..ck pikiranmu Nelsy" gumam nya sambil menduga-duga.
Perlahan Nelsy mendekat ke arah sofa dimana sesosok tubuh itu masih terlelap..dia semakin mendekat dan akhirnya dia sampai di samping sosok itu.
Pria...ya seorang pria tengah tidur di sofa yang Nelsy kira adalah kamar pria itu sendiri.
"Tuan..tuan" panggil Nelsy menusuk-nusuk pipi pria itu.
Pria itu membuka mata nya dan melihat seorang wanita yang tengah menusuk-nusuk pipi nya dengan telunjuk kecil nya.
"Ada apa?" tanya Mark datar.
"Maaf..kita kenalan nya nanti saja karena aku membutuhkan bantuan mu sekarang juga..ini gawat" ujar Nelsy dengan raut serius.
Mark merubah raut wajah nya menjadi serius juga karena dia melihat wajah Nelsy yang tampak serius.
"Katakan" ujar Mark.
"Aku.. Aku butuh pembalut" ucap Nelsy serius menatap Mark.
Gubrakkk.....
Setelah di buat serius kini Mark di buat jatuh sejatuh jatuh nya oleh wanita mungil di depan nya ini.
"A..apa.. pembalut?" tanya nya sekali lagi.
"Iya tuan aku membutuhkan barang itu secepat nya.. Aku sudah tidak tahan lagi" ujar Nelsy mengangguk cepat.
"Ck.. Aku pikir kau sedang terancam bahaya atau apa ternyata ck.. mengganggu waktu ku saja kau" ujar Mark merah padam namun masih menahan kekesalan nya.
"Ck marah nya nanti saja sekarang berikan pembalut untuk ku dulu" ujar Nelsy juga kesal karena bisa saja darah haid nya berceceran.
"Aku tidak punya" jawab Mark santai.
"Yaaaakkk..carilah atau minta pada pelayan mu di sini mereka pasti punya..cepat lah bisa-bisa nanti berceceran dimana-mana" ujar Nelsy sedikit ngegas karena pria di depan nya ini menyebalkan.
"Baiklah" akhirnya Mark pasrah dan menghubungi salah satu pelayan untuk membawakan pembalut yang mereka miliki.
Selama menunggu Mark duduk santai dengan mata masih memicing memperhatikan tingkah Nelsy yang bolak balik.
"Bisakah kau duduk saja?" ujar Mark datar.
"Jika aku duduk maka darah nya bisa mengotori sofa mu tuan menyebalkan" ucap Nelsy ketus menjelaskan.
"Terserah kau saja" Mark memilih diam sambil masih memperhatikan Nelsy yang masih bolak balik entah melakukan apa.
Tak berapa lama kemudian pintu di ketuk..Mark membukakan pintu dan melihat seorang pelayan tengah berdiri di depan pintu kamar nya.
"Permisi tuan..saya membawakan pesanan anda" ujar pelayan itu menyerahkan satu bungkus pembalut di kantong plastik hitam.
"Hm" jawab Mark singkat dan menutup pintu nya.
Mark menyerahkan pembalut itu pada Nelsy dan langsung di terima oleh Nelsy dengan cepat lalu masuk kedalam kamar mandi.
Mark menatap datar Nelsy yang meninggalkan nya tanpa berkata apa-apa..cih wanita itu benar-benar mengabaikan nya setelah mendapatkan apa yang di inginkan nya.
Mark kembali ke sofa dan duduk..dia membuka ponsel nya melihat jam di layar ponsel milik nya.
Pukul 4 pagi..ck dasar pengganggu kecil.
Tak berapa lama setelah masuk ke kamar mandi pintu kamar mandi itu terbuka lagi dan tampak kepala menyembul sedikit ke luar.
"Tuan..hehe maaf bisakah aku meminjam em..itu__" belum selesai Nelsy berucap Mark sudah memotong nya.
"Apa?" tanya Mark cepat masih datar.
"Itu tuan..em.. bagaimana ya..bisakah aku meminjam ****** ***** mu karena punya ku sudah kotor terkena darah haid ku" ujar Nelsy tak berani menatap Mark saking malu nya.
Mari sedikit terkejut namun masih dengan ekspresi datar nya.
"Kau yakin?" tanya Mark menyeringai.
"Tuan hilangkan dulu seringai nya sekarang aku butuh itu sesegera mungkin" ujar Nelsy yang tak takut akan seringaian milik Mark.
Mark sedikit jengkel dengan sikap berani tak kenal takut wanita itu..lagi dan lagi Mark menghembuskan nafas nya pelan..dia pasrah meladeni wanita itu karena dia merasa sama saja seperti sedang meladeni diri nya.
Ya sedikit mirip dirinya sendiri.
"Sebentar aku ambilkan" ujar Mark menuju lemari pakaian nya dan mengambilkan CD milik nya.
Mark memberikan cd milik nya kepada Nelsy dan langsung di ambil oleh Nelsy kemudian Nelsy menutup pintu kamar mandi dengan cepat tanpa perduli ekspresi kesal di wajah Mark.
"Wanita itu ck..sialan huhh" umpat Mark kesal karena di abaikan lagi oleh Nelsy.
Mark duduk di sofa dengan sambil memainkan ponsel nya..dia menunggu sekitar 30 menitan..akhirnya Nelsy keluar dari kamar mandi dengan sudah terlihat segar meski baju yang di kenakan nya masih sama.
"Huhhh segar sekali" ujar nya tersenyum merasa tubuh nya segar setelah mandi.
"Sudah?" tanya Mark dengan tatapan datar nya dan minim ekspresi.
"Hehe..maaf tuan sebelum nya terimakasih atas bantuan nya dan juga maafkan kelakuan ku yang mungkin membuat mu kesal dan jengkel..em bolehkah aku pinjam ponsel mu aku butuh menghubungi seseorang untuk menjemput ku" ujar Nelsy meminta maaf dan berterimakasih juga minta bantuan nya lagi.
"Hm" balas Mark singkat dan memberikan ponsel nya pada Nelsy.
"Terimakasih" ucap Nelsy berterimakasih dan mulai mengetik beberapa angka di layar ponsel itu.
Tak berapa lama kemudian sambungan telefon terhubung..Nelsy mulai berucap dengan seseorang di seberang telefon.
"Halo Nichole ini aku Nelsy" ujar Nelsy pada Nichole.
".........."
"Ck jangan di bahas sekarang..jemput aku di__sebentar......tuan ini daerah mana?" tanya Nelsy yang belum tau di daerah mana dia berada.
"Daerah xxx" jawab Mark masih datar.
"Terimakasih....halo Nichole jemput aku di daerah xxx nanti kau telefon saja jika sudah dekat ponsel ku raib entah dimana" ujar Nelsy pada Nichole.
"........"
"Ck jangan berpikir yang aneh-aneh..aku tidak semurah itu sialan" ujar Nelsy kesal entah karena omongan Nichole yang mana hingga membuat nya jengkel dan kesal.
"........"
"Baiklah..jangan lama"
Telefon terputus.. Nelsy mengembalikan ponsel nya pada Mark..dia duduk di samping Mark..tak ada gurat takut atau apapun di wajah nya,dia nyaman-nyaman saja di dekat Mark.
"Terimakasih atas bantuan nya.. Aku harus kembali" ujar Nelsy pada Mark berterimakasih.
"Hm" jawab Mark singkat padat dan datar.
"Ck bisakah kau tak menjawab hanya dengan ham hem saja..menyebalkan sekali sih hidup mu" ujar Nelsy kesal karena hanya ham hem saja yang Mark berikan sebagai jawaban nya.
#
#
"Sebenar nya si tengil itu kemana sih..awas saja jika macam-macam" ujar seorang pria yang hendak menjemput saudara nya yang entah keluyuran kemana.
Pria itu adalah Nichole kakak dari Nelsy..sudah berkali-kali Nichole mengingatkan Nelsy agar berhati-hati dan jangan pulang terlalu malam tapi memang dasar gadis tengil itu.
Nelsy tak pernah menurut karena biasa nya dia keluar dengan Genie dan Grace dan pulang pun selalu bersama-sama tapi hari ini entah lah dia ingin sekali menjitak gemas kepala adik nya itu.
Orangtua nya tak di negara ini melainkan di negara M..mereka tengah menikmati masa-masa tua mereka di negara dimana kedua orangtua nya bertemu.
Nichole selalu menjadi kakak sekaligus orangtua bagi Nelsy yang masih labil..adik nya itu suka sekali berkeliaran dengan kedua wanita di keluarga nya.
Sampailah Nichole di salah satu rumah megah yang dia yakini adalah rumah orang kaya..tak perduli kaya atau apalah itu dia hanya akan menjemput adik tengil nya dan membawa nya pulang untuk dia beri pelajaran.
"Aku sudah di depan keluarlah" ujar Nichole pada orang di seberang telefon.
"Jangan kelamaan" ujar nya sekali lagi sebelum menutup telefon nya.
Telefon terputus dan Nichole keluar dari mobil..dia bersandar di depan mobil nya dengan menatap rumah di depan nya.
Tatapan nya kian menajam ketika melihat sang adik benar-benar keluar dari rumah itu di sertai seorang pria tampan di sebelah nya.
"Kakak" panggil Nelsy berlari dan memeluk Nichole.
Cetakkkk...
"Arkhh ka sakit..ck kebiasaan" ujar Nelsy merasakan sentilan di kening nya.
"Sedang apa di sini hah?" tanya Nichole datar menatap tajam adik tengil nya.
"Ck jangan berpikir aneh-aneh..aku di bantu dia ketika ada 3 pria bajingan yang hendak menyeret ku" ujar Nelsy menjelaskan garis besar masalah nya.
"Benarkah..kau tidak membohongi ku?" tanya Nichole memicing.
"Ck sudah ayo pulang..em tuan terimakasih atas bantuan nya..saya permisi" ujar Nelsy berpamitan pada Mark.
Mark hanya mengangguk dengan masih menampilkan wajah datar nya menatap Nelsy dan Nichole.
Nichole pun mengucapkan terimakasih dengan raut datar sama seperti Mark..kemudian dia dan Nelsy pergi dari rumah Mark.
Mark menatap kepergian wanita yang bahkan dia tidak tau nama nya dengan raut tak terbaca..entah lah apa yang sedang dia pikir kan.
Mark memilih masuk kedalam rumah nya dan menuju kamar nya..dia menatap ranjang yang sudah kosong lalu membaringkan tubuh nya di tempat dimana Nelsy tak sadarkan diri sebelum nya.
Skip......
"Kau hutang penjelasan pada ku gadis tengil" ujar Nichole tanpa menoleh pada Nelsy.
"Ck sudah lah nanti saja jika sudah di rumah akan aku ceritakan semua nya..sekarang aku mengantuk biarkan aku tidur" ucap Nelsy memejamkan mata nya yang terasa berat.
Nichole tak menjawab dia hanya berdehem dan masih menatap jalanan..hingga tak berapa lama kemudian mereka telah sampai di halaman kediaman keluarga Richard.
Ya Bastian dan Arny beserta anak-anaknya tinggal di rumah kediaman utama Richard..tentu atas permintaan Laura sepupu Bastian ayah dari Nelsy dan Nichole.
Sebelum nya tuan Jonathan sudah berpesan agar Bastian mau menempati kediaman utama keluarga Richard karena Laura sudah memiliki rumah sendiri dengan suami nya yaitu Rey.
Alhasil mau tidak mau Bastian menurut saja dan tinggal di rumah itu setelah berdebat kecil dengan Laura sepupu nya meski tak ada hubungan darah di antara mereka.
Perdebatan mereka bukan masalah serius hanya perdebatan menyuruh Bastian untuk menempati rumah mendiang orangtuanya karena dia sendiri tidak bisa menempati nya.
Itu lah hebat nya Keluarga Wilson dan keluarga Richard yang tak memandang status bahkan ikatan darah.. Erick dan Nila saja di berikan rumah keluarga Wilson untuk mereka tempati meski Erick adalah anak angkat dari tuan Wilson dan istri nya.
Sementara Bastian pun sama dia di perlakukan layak nya keluarga kandung tak ada perbedaan di antara mereka.
"Nelsy bangun..kita sudah sampai" ujar Nichole membangunkan adik tengil nya.
"Ngantuk ka gendong" Nelsy tak membuka mata nya dan bergumam.
"Ck.. merepotkan sekali sih" mau tak mau Nichole menggendong Nelsy hingga sampai di kamar.
Nichole meletakkan Nelsy perlahan di ranjang kamar Nelsy dan meninggalkan nya setelah membenarkan selimut di tubuh Nelsy.
"Kau berat juga gadis tengil..ck" ujar Nichole berlalu menuju kamar nya.
Nichole sampai di kamar nya dan berbaring di ranjang empuk milik nya.
"Aku seperti pernah melihat wajah pria itu tapi dimana..ck dia sangat minim ekspresi" ujar Nichole menerka-nerka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!