NovelToon NovelToon

Menikah Dengan Pak Duda

Pulang ke Indonesia

...~Happy Reading~...

Nasya Andira

Namaku Nasya Andira, umurku saat ini sudah dua puluh tahun lebih sedikit. Hihihi, iya sedikit yang jelas umur ku belum ada dua puluh satu tahun. Sudahlah, tidak penting membahas soal umur, yang penting aku baik dan cantik juga menggemaskan, itu lah kata kata yang sering aku dengar dari kekasih ku.

Apakah kalian sudah memiliki kekasih? Tapi pasti pacar ku yang lebih unggul. Dia begitu tampan, gagah, baik, lembut dan penuh perhatian. Satu tahun lebih kami menjalani hubungan Long Distance Relationship atau biasa di katakan hubungan jarak jauh, tau kalian lebih sering menyebut nya LDR.

Satu tahun yang lalu, sebelum aku berangkat ke Korea untuk pertukaran mahasiswa, kami sempat bertunangan. Dan kami akan segera menikah saat kuliah ku selesai. Maksudku menyelesaikan pertukaran mahasiswa ini, bukan benar benar selesai kuliah hihihi, aku lucu kan.

Oke, kita kembali lagi ke topik pembicaraan. Saat ini, aku sedang berada di dalam pesawat menuju Indonesia. Aku seorang diri, hanya sendiri benar benar sendiri. Kedua sahabat ku yang ikut pertukaran memilih untuk stay terlebih dulu untuk beberapa saat. Laknat memang, karena aku di biarkan untuk pulang seorang diri, namun aku tak apa. Karena aku juga sudah sangat tidak sabar untuk segera bertemu kekasih ku dan juga anak anak ku.

Jangan heran darimana aku mendapatkan anak padahal aku masih Virgin. Karena memang kekasih serta calon suami ku adalah seorang duda. Apakah kalian sudah membaca kisah ku sebelum nya? Bagi yang belum, kalian bisa skip disini dan coba mampir ke kisah ku sebelumnya dengan judul “Belenggu cinta, Pak duda.”

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, kini akhirnya aku sudah tiba di bandara internasional Soekarno-Hatta. Dengan menarik napas panjang, aku berjalan dengan perlahan, mencari keberadaan orang yang sudah menunggu ku beberapa saat yang lalu. Sebenarnya, harusnya pesawat ku landing dua jam yang lalu, tapi karena ternyata sempat delay, jadilah aku telat datang, dan ternyata ketiga orang itu masih setia menunggu ku.

Lelah, penat dan semua kejenuhan ku selama di dalam pesawat, kini sirna sudah. Ketika aku melihat ketiga orang yang sangat aku sayangi dan cintai.

“Mommy!” suara teriakan yang sangat aku rindukan. Aku bisa melihat kedua anak laki laki dan perempuan itu langsung berlari ketika melihat kedatangan ku.

Tak berbeda dengan mereka, aku pun juga langsung berlari dan menghampiri nya, koper ku tinggalkan seketika agar aku bisa memeluk mereka. Hangat sekali, aku benar benar sangat merindukan mereka. Meskipun kami sering melakukan video call tapi rasanya sangat berbeda.

“Ryana kangen sama Mommy,” ucap gadis itu yang kini sudah duduk di bangku kelas tiga SD.

“Uhhh kalian manis banget sih. Mommy juga kangen sama kalian, cup, cup!” kata ku dan langsung ku cium kedua nya dengan begitu gemas. Aku melihat ke belakang anak anak untuk mencari bapak nya, tapi ternyata tidak ada. Padahal aku tadi jelas melihat keberadaan nya, namun kini hilang. Kemana dia? Batin ku.

Aku berdiri dan celingak celinguk, namun tiba tiba aku merasakan sebuah pelukan yang lebih hangat dari belakang.

“Mencari ku, hem?” bisik nya yang membuat ku kembali tersipu dan malu. Rupanya, laki laki itu tadi berjalan menghampiri koper yang ku tinggal di belakang.

“Gak mau peluk aku juga?” tanya nya masih dengan berbisik yang membuat ku sungguh semakin malu. Terlebih kini kedua anak anak di depan ku ikut tersenyum meledek ketika ayah nya berbisik di telinga ku sambil memeluk ku dari belakang.

.......

.......

.......

...Hola semua sahabat Mommy. Welcome dan selamat datang di kapal keduanya pak Duda. Untuk yang belum naik ke kapal pertama, silahkan singgah sebentar di judul "Belenggu Cinta, pak Duda" klik profil Mommy dan kalian akan nemu di barisan teratas....

...Semoga kalian bisa menikmati pemandangan dan lika liku dalam perjalanan menuju pelabuhan terakhir......

Ah i ya, ini judul kamar sebelumnya ya. Jadi jangan lupa mampir di Sana dulu 🥰🥰🥰

Menjemput kekasih

...~Happy Reading~...

Adnan Bimantara

Hari yang ku tunggu tunggu akhirnya sudah tiba. Tanpa terasa sudah satu tahun lebih kami menjalani hubungan jarak jauh. Tak apa, aku tidak ingin terlalu mengekang nya. Tapi aku juga selalu memantau keberadaan nya.

Nasya Andira, satu nama yang selalu ku sebut di setiap malam ku menjelang tidur. Berharap mimpi itu akan hadir untuk menemani malam malam ku. Hari ini, dia akan kembali ke Indonesia. Saat aku mendapatkan notif bahwa pesawat nya akan akan berangkat hari ini aku sudah sangat bersemangat untuk bertemu dengan nya.

Selama kami menjalin hubungan jarak jauh, dia selalu melarang ku setiap kali ingin menyusul nya. Dia tidak ingin konsentrasi nya terganggu karena kedatangan kami yang nantinya akan berujung membuat nya kembali menangis seperti saat perpisahan saat dia berangkat.

Huh, mengingat saat itu aku jadi ingin tertawa. Dia terus menangis di sepanjang perjalanan menuju bandara dan juga di pesawat juga terus menangis. Tak hanya Nasya yang menangis, namun kedua anak anak ku juga ikut menangis tidak ingin berpisah dengan calon ibu mereka.

Hari hari yang kami lalui pun awalnya sangat berat. Terlebih kedua anak ku yang sangat kehilangan, namun perlahan dan pasti kami bisa berdamai untuk bersabar. Kami berpisah bukan untuk selamanya. Namun pergi untuk bertemu lagi. Kata Nasya, dia ingin merasakan rindu yang tak tertahan kan, dan benar saja ketika kini dia sampai di bandara dia langsung memeluk kedua anak ku dengan begitu erat.

Huh, sejujur nya aku sangat iri dengan Ryan dan Ryana. Aku pun juag ingin di peluk, karena aku sangat merindukan gadis ku. Tapi aku tidak ingin terlihat bucin, lagipula kenapa aku harus cemburu dengan anak ku sendiri. Aku pun menghela napas kasar ketiak melihat mereka berpelukan layaknya Teletubbies, aku memilih berjalan untuk mengambil koper yang di tinggalkan Nasya di belakang.

Demi untuk menyambut pelukan Ryan dan Ryana, Nasya sampai meninggalkan koper nya di belakang. Benar benar, calon istri ku itu semakin menggemaskan dan membuat kesal. Tapi aku sangat menyayangi nya, sangat mencintai nya dan aku tak sabar untuk menunggu hari pernikahan kita.

Delapan tahun lamanya aku menduda, tidak perlu ku perjelas kalian pasti sudah paham dengan apa yang ku maksud.

Baiklah, lupakan,...

Aku berjalan mendekati Nasya ketika melihat gadis itu terlihat bingung dan seperti mencari ku, dan dengan tiba tiba aku memeluk nya dari belakang.

“Mencari ku hem?” tanya ku berbisik di telinga nya. Ku lihat wajah nya memerah ia menundukkan kepala nya, dan aku yakin dia pasti sedang tersipu. Oh Tuhan , sangat menggemaskan.

Setelah pertemuan itu, kami segera menuju mobil. Seperti biasa, Ryan dan Ryana akan duduk di belakang, dan Nasya yang di depan. Akhirnya setelah sekian lama, kursi depan ada yang menduduki selain Yoga.

Saat aku mengarahkan mobil ku menuju perumahan ku, ternyata Nasya menolak dan menggelengkan kepala.

“Kenapa?” tanya ku mengerutkan dahi.

“Nasya gak mau pulang ke rumah mas Adnan. Ke kosan ku yang dulu aja ya? Sebelum kita menikah, Nasya gak mau tinggal sama mas Adnan dulu,” katanya dengan perlahan mungkin takut membuat ku tersinggung.

“Yaahhh!” Terdengar suara helaan kecewa dari arah kursi belakang, tapi aku tersenyum dan menganggukkan kepala.

“Kamu gak mau tinggal disini? Baiklah,” ujar ku tersenyum, lalu segera memutar setir menuju suatu tempat.

...~To be continue.......

Penthouse

...~Happy Reading~...

POV Author baik ...

Beberapa saat setelah Adnan memutar setir kemudinya, kini mobil yang di tumpangi nya mulai memasuki sebuah kawasan apartemen yang cukup elit di kawasan Jakarta. Nasya sedikit mengerutkan dahi ketika baru menyadari bahwa Adnan bukan mengantarkan nya ke kosan tempat nya dulu, melainkan malah ke sebuah apartemen.

“Kenapa kesini?” tanya Nasya dengan bingung mulai membuka suara.

“Aku tahu, kalau kamu tidak akan mau untuk tinggal di sana. Makanya, aku sudah siapin ini dari jauh jauh hari,” jawab Adnan tersenyum, “Ayo turun.” Ajak nya, lalu ia segera turun, dan membukakan pintu untuk Nasya dan anak anak secara bersamaan.

“Ryana mau disini saja sama Mommy, boleh?” ucap Ryana ketika turun dan melihat pemandangan nya yang cukup bagus, karena di halaman utama terdapat sebuah taman bermain yang cukup luas, hingga membuat anak kecil merasa betah di sana.

“Boleh,” jawab Nasya langsung tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

“Ryan juga mau!” rengek Ryan yang langsung memepet Nasya dengan begitu manja.

“Sekalian saja kalau begitu, Dady juga tinggal disini!” imbuh Adnan menghela napas nya dengan berat.

“No!” seru Nasya dan dua R secara bersamaan, hingga membuat Adnan seketika langsung mendelik.

“Ayo Sayang, kita masuk!” ajak Nasya dan langsung menggandeng kedua calon anak nya ke dalam.

“Memangnya kamu tahu, dimana letak unit kamu hem? Kenapa mendahului ku?” kata Adnan berdecak dan sedikit cemburu dengan kedekatan Nasya dengan anak anak nya.

“Oh iya lupa, hehe,” ucap Nasya terkekeh lalu ia menghentikan langkah untuk menunggu Adnan yang masih berjalan dengan begitu santai nya.

“Daddy lama banget sih!” kata Ryana sedikit berseru dengan memanyunkan bibir kesal.

“Tau tuh, daddy lama. Mungkin karena faktor U,” imbuh Ryan hingga membuat nasya langsung tak kuasa menahan tawa nya.

“Ya sudahlah kalau begitu kalian masuk saja sendiri sana. Daddy mau pulang!” kata Adnan berpura pura merajuk karena secara tidak langsung putra nya, mengatai nya tua.

“ya sudah sana pulang. Ayo Mom, kita masuk!” ucap Ryan nampak acuh dan menggandeng Nasya segera memasuki loby.

Adnan pun langsung mendengus dan menghela napas nya kasar. Karena akan percuma, mau bagaimana pun dia bersikap, maka anak anak nya tetap akan berpihak kepada calon mommy nya. Meskipun merasa kesal, namun Adnan juga menyunggingkan senyum simpul nya, kini ia benar benar bahagia karena pada akhirnya Nasya sudah kembali bersama nya.

“Baiklah ayo masuk!” kata Adnan mengalah dan langsung menggandeng tangan putri nya, hingga kini mereka berjalan sambil bergandengan tangan dengan Nasya dan Ryana di tengah dan Ryan serta Adnan di samping kanan dan kiri.

“Lantai berapa?” tanya Nasya ketika mereka sudah memasuki lift.

“Coba tebak,” kata Adnan tersenyum.

“Yang jelas, antara satu sampai tiga empat puluh!” jawab Nasya mendengus.

“Itu namanya bukan menebak!” kata Adnan dengan gemas dan langsung mencubit hidung Nasya.

“Masss!” seru Nasya dengan nada merengek, yang membuat Adnan justru merasa semakin gemas di buatnya.

Setelah beberapa saat, kini Adnan dan Nasya sudah sampai di lantai tujuan. Lantai empat puluh, yakni puncak tertinggi. Sungguh, Nasya di buat takjub luar biasa bahwa ternyata kini dirinya akan tinggal di sebuah penthouse. Nasya tidak tahu, berapa banyak uang yang di keluarkan oleh Adnan untuk membeli penthouse itu, dan entah mengapa tiba tiba Nasya merasa sedikit takut.

“Mas, kamu yakin, ini—“ gumam Nasya langsung berhenti ketika merasakan sebuah lengan kekar tengah memeluknya dari belakang.

Kini keduanya masih berada di ambang pintu, sementara kedua anak yang tak lain adalah Ryan dan Ryana langsung berlari dan berjelajah melihat seluruh isi Penthouse tersebut.

...~To be continue... ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!