NovelToon NovelToon

ARGALA

Awal

Langkah kaki beberapa orang menggema di koridor sekolah 'Kencana Jaya' semua murid langsung menyingkir saat tau siapa yang berjalan dengan angkuh melewati banyak siswi yang menjerit tertahan karena pesona sang badboy 'Kencana Jaya'.

Argala Satria Prayuda. Si badboy yang kejam dan tak punya hati. Si tampan yang dijuluki pangeran es karena sikap dinginnya terhadap semua orang. Tak ada ekspresi kecuali ekspresi datar dan tatapan tajam yang selalu Arga tunjukkan.

Anak pertama dari  pasangan Alex Prayuda dan Sania Prayuda, memiliki adik manis usia 16 tahun beda satu tahun dengannya yang bernama Anggika Putriana Prayuda atau lebih dikenal dengan nama Ika.

Anak pengusaha ternama di ibukota tak membuat Arga harus bersikap goodboy untuk menjaga image sang ayah. Begitu juga sang ayah yang membebaskan sang anak untuk berbuat sesukanya asal tidak merugikan diri sendiri dan orang lain itu jika masih tahap wajar.

...-*-...

Pandangan nya menyapu keseluruh lingkungan baru yang beberapa menit lalu ia pijak, sekolah baru yang akan menjadi awal baru kisah cinta remajanya dimulai.

Arshila Ananda Maharani gadis pendiam pindahan dari Jawa Tengah itu melangkah memasuki halaman sekolah barunya untuk dua tahun kedepan. Menghela nafas berat Shila melangkahkan kakinya melewati koridor yang terdapat banyak siswa-siswi yang menatapnya penasaran.

Hingga teriakan dari seorang siswa yang berlari sembari berkata

"Woy kak Arga lagi berantem di lapangan indoor!" Teriaknya dan seketika itu semua berlari entah kemana.

Shila masih diam dengan tatapan tak tau apa-apa. Sedikit tersentak saat tiba-tiba ada yang menarik tangannya untuk mengikuti siswa-siswi yang berlari tadi.

Saat sampai di pintu lapangan indoor Shila dapat melihat banyak orang berkumpul atau lebih tepatnya mengerubungi sesuatu. Shila menoleh ke samping nya dan melihat sosok gadis imut yang menarik nya tadi.

Gadis itu sepertinya merasa diperhatikan ia pun menengok dengan cengiran yang menambah kesan imutnya.

"Sorry. kita belum kenalan...gue Dinda Putriana, kelas XII IPA 1.." ucap Dinda dengan senyum manis.

"Gue Arshila Ananda Maharani... Murid baru." Jawab Shila sembari membalas jabatan tangan Dinda.

"Lo anak baru? pantes gue baru liat Lo." Sahut Dinda sambil menatap wajah manis Shila.

"Woy berdiri jangan di depan pintu dong!" Teriakan memekakkan telinga itu membuat Dinda dan Shila menoleh.

Dengan cepat Dinda menarik Shila masuk dan membiarkan sosok yang berteriak tadi lewat. Shila menatap sosok yang lewat didepannya dengan satu alis terangkat saat melihat tatapan menilai orang yang kini berdiri di depannya.

Dengan ekspresi berfikir orang itu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti dan bergumam sesuatu yang tidak jelas.

Shila menggaruk pelipisnya dengan ekspresi bingung, menatap punggung sosok tadi.

Dinda kembali menarik tangan Shila supaya lebih dekat dengan kerumunan yang terus berteriak tak jelas.

Kini Shila dan Dinda melihat dengan jelas perkelahian dua manusia. Satu orang tengah menghajar orang satunya yang  tak membalas pukulan demi pukulan yang diterima nya. Shila meringis ngilu saat melihat banyak darah pada tubuh orang yang dihajar. Hingga Shila dapat melihat sosok yang tadi menatapnya mendekat.

"Pak Bos?" Ucap sosok tadi menepuk pundak seseorang yang dipanggil pak bos.

Seperti nya sosok yang dipanggil pak bos itu tidak mengindahkan panggilan dari sosok yang menatap Shila tadi.

"Arga?! Bokap Lo ada disini!" Ucapnya lagi membuat gerakan menghajar itu berhenti. Sosok yang bernama Arga itu menegakkan tubuhnya dengan nafas tak beraturan. Meludah kesamping dan menatap sengit orang yang kini terkapar tak berdaya.

"Lo selamat kali ini! Dan inget kalau Lo masih muncul dihadapan gue nyawa Lo taruhannya!" Ucap Arga dengan nada dingin penuh ancaman.

Gala mengedarkan pandangannya ke sekeliling  hingga tatapan nya bertemu dengan tatapan mata indah milik Shila.

Shila menahan napas sejenak saat melihat tatapan tajam sosok dengan pakaian urakan, keringat yang membasahi wajahnya dan tangannya yang terluka. Seketika Shila bergidik ngeri saat melihat darah yang ada pada tangan sosok yang di panggil pak bos tadi.

Tubuh Shila menegang kala melihat senyum miring dari Gala. Dengan cepat-cepat Shila menjauh dari kerumunan orang-orang. Belum sepenuhnya pergi dari lapangan indoor tubuh Shila menegang saat mendengar suara dengan panggilan tak asing itu.

"Lama tidak berjumpa Arshi." Sapaan dengan nada dingin itu membuat tubuh Shila membeku bukan hanya Shila bahkan semua murid yang menyaksikan itu terdiam dengan pikiran masing-masing tanpa mengucapkan sepatah kata.

Dengan kaku Shila membalikkan tubuhnya menatap sosok Arga yang menampilkan senyum miring. Semua pasang mata menatap antara Arga dan Shila.

"A-Arga?" Balas Shila menatap takut pada sosok didepannya.

Arga berjalan mendekati Shila dengan tangan penuh luka.

"Syukurlah kamu tidak lupa dengan ku sweety." Ucap Arga dengan kekehan yang menurut Shila dan yang lainnya menyeramkan.

Tak ingin mendapat masalah Shila mencoba menghindar tetapi tangannya lebih dulu dicekal oleh Arga dengan kuat.

"Lepas!" Ucap Shila mencoba melepas cekalan tangan itu.

"Tidak untuk kedua kalinya sweety! karena mulai sekarang aku akan selalu ada di samping mu." balas Arga kemudian menarik Shila mendekat dan memeluk Shila dengan erat.

Membuat semua orang tercengang, karena baru pertama kali melihat pangeran es memeluk cewek selain adiknya Ika.

"Arshila Ananda Maharani, jangan harap kamu bisa menghilang dari pandangan ku lagi."

Shila meringis dan merutuki takdir nya yang harus sesial ini bertemu dengan masa lalunya.

Hukuman Arga

Shila duduk dengan gelisah hingga tanpa sadar dia meremas rok abu-abunya hingga kusut.

Didepan Shila ada pria paruh baya yang Shila ketahui adalah kepala sekolah, di sebelah kepala sekolah ada satu pria lagi seumuran dengan sang kepala sekolah dengan pakaian formal yang terlihat mahal dan mewah.

Sedangkan disamping Shila ada sosok yang Shila hindari selama bertahun-tahun Argala atau lebih dikenal dengan sebutan Arga.

Shila merutuki nasibnya yang harus bertemu kembali dengan orang dari masa lalunya. Awalnya Shila akan pergi namun dengan lancangnya Arga menarik tangan nya kesini. Saat memasuki ruangan semua mata menatap ke arahnya. Dengan ekspresi bertanya siapa sosok yang digandeng oleh Arga itulah yang di pikiran Shila.

"Kau lihat kak, anak mu membuat ulah lagi." Ucap sang kepala sekolah kepada pria yang duduk disebelahnya yang sedari tadi menatap Shila dengan intens.

"Aku tau." Jawab pria itu lalu menghela nafas berat mengalihkan pandangannya kepada Arga.

"Arga papa sudah berapa kali bilang jangan buat ulah! Kamu sudah mau lulus, fokus dengan belajar dan nilai mu! Jika mama mu tau kamu berkelahi maka kamu akan dihukum!" Ucap pria itu.

"Mama ngga akan tau kalau papa ngga cerita." Balas Arga datar.

Benar-benar tidak sopan!

"Jika kamu masih bersikap semaunya papa akan kirim kamu ke luar negeri tinggal dengan kakek!" Ucap pria yang diketahui sebagai papa Arga.

"Gak! Arga gak mau!" Ucap nya berteriak membuat Shila yang tadi tersenyum tipis terkejut dan menoleh ke arah Arga yang menatap dirinya marah.

Apa salahnya? Batin Shila.

"Jika papa tetep ngirim Arga ke luar negeri, lebih baik Arga pergi dari rumah!" Ucap Arga lalu meraih tangan Shila dan menyeretnya keluar mengabaikan rasa hormat kepada sang kepala sekolah dan sang papa.

"Berhenti Arga!" Ucap Shila dengan sedikit teriak.

Tidak peduli jika suaranya mengganggu murid lain yang saat ini sedang malaksanakan proses belajar.

Arga berbalik dengan tatapan datarnya pada Shila. Membuat Shila menahan nafas sejenak, membuat jarak beberapa langkah dari Arga . Melihat itu Arga menarik tangan Shila yang masih digenggam nya mendekat hingga tubuh mereka hampir bersentuhan jika tangan Shila tidak menahannya.

"Lepasin tangan gue!" Ucap Shila mencoba berani dengan menampilkan wajah datar.

"Terus Lo bakal pergi menjauh dari gue?!" Ucap Arga dengan nada membentak.

"Tangan gue sakit!" ucap Shila mencoba melepaskan genggaman tangan mereka.

Arga menatap Shila datar lalu mendorong Shila hingga tubuh nya membentur dinding.

"Aukhhh!" Ringis Shila merasakan sakit dipunggung nya.

"Gila ya Lo!" Ucap Shila berteriak kepada Arga.

Arga mengukung tubuh Shila dengan kedua tangannya agar Shila tak kabur. Masih dengan ekspresi datar Arga menatap Shila.

"Luka itu belum seberapa dengan luka yang Lo tinggalin buat gue!" Ucap Arga.

"Ga itu masa lalu, cinta monyet Ga! Kita masih remaja labil mending Lo lupain gue! Kita udah sama-sama dewasa buat ngulang masa lalu yang gak penting! " Ucap Shila membuat ekspresi di wajah Arga berubah lebih menyeramkan bahkan tubuh Arga mengeluarkan aura membunuh.

"Arga!" Teriak Shila tertahan karena tiba-tiba Gala mencekiknya.

"Gue bakal pastiin Lo narik kata-kata Lo itu! Gak penting!? It's oke! Selamat datang di neraka dunia Arshi!" Ucap Arga dengan nada dingin setelah nya menghempaskan tubuh Shila ke lantai.

Shila menahan sakit bersamaan dengan meraup udara sebanyak-banyaknya.

Shila menatap tubuh Arga yang menjauh dengan tatapan datar. Ia bertekad akan melawan Arga dengan segala cara.

Ashila bangkit dan berjalan menuju ruang guru untuk menanyakan kelasnya. Sembari memegang lehernya yang pasti akan meninggalkan bekas karena Arga mencekiknya kuat.

Melihat jam tangannya ia meringis pelan saat waktu masuk sudah berlangsung sejak 30 menit yang lalu.

"Bodo amat telat yang penting masuk dulu." Gumam Shila kesal.

...*_*...

Shila berdiri dengan ekspresi datar menatap satu persatu teman barunya. Teman? Shila tidak yakin itu karena saat ia masuk ia langsung di sambut dengan bisik-bisik yang membuat telinga Shila panas.

Guru yang tadi mengajar tersenyum lembut pada Shila dan mempersilahkan Shila memperkenalkan diri.

"Nama gue Arshila Ananda Maharani... panggil gue Shila.... Pindahan dari Jawa Tengah." Ucap Shila cuek lalu menatap sang guru.

"Oke. Perkenalannya cukup, kamu bisa duduk di bangku kosong dekat dengan Naufal." Ucap sang guru membuat sosok Naufal segera angkat tangan.

Shila berjalan dan duduk di bangku dekat dengan jendela. Pembelajaran dilanjutkan hingga bel istirahat berbunyi.

Dengan malas Shila melipat kedua tangannya dan menyembunyikan wajahnya disana.

"Lo gak ke kantin?" Tanya Naufal tiba-tiba.

Shila yang akan memejamkan matanya tak jadi dan kini menatap Naufal dengan satu alis terangkat.

"Boleh. Gue laper." Ucap Shila lalu menggandeng tangan Naufal sebagai petunjuk arah karena ia tidak tau seluk beluk sekolah barunya. Meskipun tindakan nya itu membuat heboh teman sekelas mereka.

Langkah Shila terhenti begitu juga dengan Naufal Karena ia melihat sosok Arga dengan beberapa temannya berjalan menuju ke arahnya. Shila panik dan takut dengan segera ia menarik tangan Naufal dan lari menjauh dari Arga sebelum iblis itu melihat dirinya.

"Shil?! Shila? Kenapa lari sih?!" Ucap Naufal ditengah-tengah aksi larinya mengikuti Shila.

Mereka berdua berhenti di lorong yang sepi hingga ada tulisan UKS.

Shila tak menjawab melainkan menarik tangan Naufal masuk ke dalam UKS.

"Lo kenapa sih?" Ucap Naufal bingung.

"Ada iblis Fal." Jawab Shila sembari mengatur nafasnya.

"Iblis?" Ucap Naufal dengan ekspresi bingung dan bertanya kepada Shila.

"Arga." Sahut Shila membuat Naufal mengernyitkan dahinya.

"Arga siapa? Setahu gue disini cuma ada satu orang yang punya nama Arga. Yaitu kak Argala." Ucap Naufal sembari duduk di salah satu brankar UKS.

"Tuh tau!" Sahut Shila lalu duduk di kursi dekat meja dokter.

Shila melihat-lihat Rungan UKS yang sepi tak ada penjaga sama sekali.

BRAK!!

suara pintu UKS yang dibuka dengan kasar membuat Shila dan Naufal kaget sekaligus terkejut melihat sosok Arga berdiri dengan ekspresi datar menahan amarahnya. Dibelakang Arga ada dua orang, entah siapa.

"Kak Arga? Bikin kaget gue aja Lo!" Ucap Naufal sambil mengelus dadanya membuat Shila menatap Naufal dengan ekspresi bertanya.

Arga diam bergeming dan menatap tajam ke arah Shila. Sedangkan Naufal udah ngobrol asik dengan kedua teman Arga. Mereka sangat akrab membuat Shila merasa ada yang aneh.

"Naufal, sepupu gue." Ucap Arga tepat di telinga Shila membuat gadis itu terkejut dan sedikit menjauh karena wajahnya sangat dekat dengan wajah Arga.

"Mencoba kabur dari gue?" Ucap Gala dengan nada rendah begitu menyeramkan.

"Hukuman apa yang cocok buat Lo!?" Tanya Arga lalu menyeret tangan Shila dengan kasar meninggalkan ketiga laki-laki yang saat ini mengikuti mereka dengan berjalan santai.

Shila malu benar-benar malu karena dirinya ditatap sekaligus di buat bahan gosip oleh murid karena melihatnya di tarik paksa oleh Gala. Hingga Shila melihat sebuah ruangan dengan keadaan gelap.

Tidak Shila tidak mau masuk kesana Karena Shila benci tempat gelap. Shila menggeleng dengan kuat dan mencoba melepaskan tangannya yang digenggam kuat oleh Gala.

"Gak Ar, gak! Gue gak mau masuk kesana!" Ucap Shila dengan wajah takutnya.

Tidak ada Shila cuek seperti waktu ia tinggal di Jawa Tengah, di ibu kota ini hanya ada Shila yang penakut terhadap Argala. Sifat Shila 180° sangat berbeda.

Tanpa menghiraukan ucapan Shila, Arga mendorong tubuh Shila dan mengunci pintu nya membuat Shila berteriak histeris meminta dibukakan pintu nya.

"Lo akan didalam sampai jam istirahat kedua gue bakal buka pintunya!" Ucap Arga lalu pergi meninggalkan tempat itu bersama dengan teriakan Shila minta tolong.

"Itu gak papa kak?" Ucap Naufal kepada Arga yang berjalan disampingnya.

"Ga. Makasih udah melaksanakan tugas dengan baik. Tiket liburan bulan depan bakal gue siapin." Ucap Arga lalu berlalu dengan kedua temannya meninggalkan Naufal yang menatap pintu ruangan dimana Shila berada.

Bunyi hp milik Naufal berbunyi dan ia segera melangkah pergi begitu membaca pesan dari orang yang tadi mengirim pesan.

Kak Arga

Pergi dari sana! Dan jangan coba-coba membebaskan dia atau bokap Lo tau perbuatan paling fatal yang Lo lakuin.

Bertemu calon Mertua

Gadis pemilik wajah imut itu berjalan santai dengan dua botol air mineral di kedua tangannya. Berjalan santai menuju sebuah tempat sepi di dekat lab bahasa yang jarang dipakai. Langkah nya semakin dipercepat saat melihat sosok gadis lain sedang tertidur di bangku kosong.

"Shila, Bangun dulu!" Ucap nya pelan dengan menoel pipi Shila.

Shila membuka matanya dan dapat melihat dengan jelas wajah Dinda yang tepat disampingnya. Shila merubah posisi nya menjadi duduk memberikan ruang kosong kepada Dinda untuk duduk.

"Nih buat Lo." Ucap Dinda menyodorkan sebotol air mineral kepada Shila.

"Makasih." Ucap Shila lalu membuka tutup botol dan menegak nya hingga setengah.

"Lo bisa ke kurung di gudang kosong gimana ceritanya?" Ucap Dinda membuka obrolan.

"Arga." Jawab Shila datar.

"Ha?! Kak Arga?! Seriusan?" Tanya Dinda bertubi-tubi.

Shila hanya mengangguk dan menegak minum nya kembali. Tak ada percakapan lagi diantara keduanya. Hening. Sampai Shila dan Dinda mendengar suara langkah kaki mendekat.

"Dengar-dengar Arga a lagi nyari cewek yang tadi pagi bermasalah sama Dia deh." Ucap seseorang yang dapat didengar jelas oleh Dinda dan Shila yang kini bersembunyi di balik pintu lab prakarya entah sejak kapan terbuka.

"Hmm, antek-antek si Arga juga pada nyari tuh cewek." Balas sosok satunya yang pasti dua orang itu berjenis kelamin laki-laki.

"Berani bener tuh cewek nyari gara-gara sama Arga." Ucap sosok satunya lagi.

"Dah jangan ghibah aja, buka tuh pintu! Buku tebel gini berat!" Ucap sosok satunya.

Setelah dirasa tak ada suara obrolan lagi Shila menghembuskan nafasnya lega. Dinda langsung terduduk dilantai dengan kondisi tubuh yang seolah-olah lemas.

"Sial! Baru hari pertama masuk udah kena apes gini!" Gerutu Shila menendang salah satu kursi.

"Lo ada masalah apa sih La, sama kak Arga?" Kini pertanyaan Dinda membuat Shila terdiam.

Sekali lagi Shila menghela nafas dan menoleh ke arah Dinda yang sedang menunggu jawaban dari dirinya.

"Cuma cinta monyet aja kok, udah lama juga." Jawab Shila.

"Jadi Lo itu mantan nya kak Arga?!" pertanyaan heboh dari Dinda membuat Shila merotasi kan matanya.

"Cuma cinta monyet? Kayaknya ngga mungkin deh kak Gala sampai segitunya." Sahut Dinda setelah bisa mengendalikan reaksi heboh nya atas jawaban Shila.

"Gue juga ngga tau kenapa Arga sampai segitunya." Balas Shila dengan nada lirih menatap lantai.

"Jangan-jangan kayak di cerita ******* itu.." ucap Dinda dengan wajah cerah yang membuat Shila bingung.

"Itu yang si cowok terobsesi gitu sama si cewek." Lanjut Dinda seolah mengerti apa yang dimaksud oleh Dinda.

"Gila! Itu cuma di cerita fiksi. Ngga mungkin ada di dunia nyata." Bantah Shila.

"Siapa yang tau kalau sebenernya kak Arga punya penyakit psikopat atau ngga dia punya kepribadian ganda." Dinda berucap dengan nada heboh membuat Shila menatap datar gadis pemilik senyum manis itu.

"Lo balik ke kelas sana, sekalian izinin gue ke guru ya... Gue mau istirahat." Ucap Shila membuat Dinda melotot.

"Heh! Kita beda kelas ya!" Protes Dinda namun dihiraukan oleh Shila yang sudah merebahkan tubuhnya di atas kursi yang di satukan.

"Gila, udah molor aja tuh anak!" Gerutu Dinda lalu beranjak pergi meninggalkan lab prakarya.

...*_*...

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.15 gadis itu membuka matanya dan menatap kesekitar ruangan yang sedikit gelap. Merubah posisi menjadi duduk gadis itu memegang kepalanya yang terasa pusing.

"Sial! Gue masih di sekolah." Ucapnya lalu melihat jam tangannya dan ia kembali terkejut karena jam pulang sudah sejak tadi.

Shila segera beranjak meninggalkan lab prakarya menuju kelasnya untuk mengambil tasnya. Saat sampai dikelas ia merasa kesal karena tas nya sudah tidak ada melainkan sebuah kertas yang tertempel di atas meja nya dan selembar uang 100k.

"Tunggu hukuman dari gue, sweety! "

Shila meremas kertas itu lalu membuangnya sembarangan dan mengambil uang untuk ongkos pulangnya.

Meninggalkan kelas untuk pulang ke rumah, pasti nanti ia akan kena omel sang bunda. Shila berdoa semoga ayahnya sudah ada dirumah.

Sesampainya di rumah Shila tak mendapati sang bunda dan sang ayah melainkan selembar kertas yang ditujukan untuk nya yang bertuliskan pesan dari sang bunda.

Shila menghela nafas lega saat membaca pesan sang bunda yang berpesan agar mengunci pintu karena mereka mungkin pulang larut malam karena menghadiri acara perayaan ulang tahun perusahaan tempat ayah Shila bekerja.

Shila segera beranjak menuju kamarnya untuk mandi dan istirahat. Tubuhnya sangat lelah saat ini.

Butuh waktu 15 menit Shila menyelesaikan mandinya kini ia sudah bersiap-siap untuk menonton Drakor ditemani cemilan dan softdrink kapan lagi Shila bisa meminum minuman itu, jika bundanya tau maka Shila akan mendapatkan hadiah ceramah panjang lebar.

Saat asyik menikmati Drakor bel pintu rumah Shila berbunyi membuat Shila mengerutkan keningnya dan menatap jam yang kini sudah menunjukkan pukul 20.00.

Shila melangkah menuju pintu rumah nya dan membuka nya. Menatap datar sosok lelaki yang kini berdiri di depannya.

"Ngapain Lo kesini?!" Ketus Shila saat melihat Naufal.

Naufal yang mendengar nada ketus dari Shila merasa canggung dan bersalah.

"Gue mau nganter tas Lo." Ucap Naufal mengulurkan tas Shila.

Shila segera menerima tas nya dan mencari sesuatu. Tidak ada! Shila menatap Naufal sedangkan yang ditatap mengangkat alis seolah bertanya kenapa.

"Hp gue mana?!" Ketus Shila saat mendapati tampang cengo Naufal.

"Hp Lo? Gue ngga tau. Gue ngga buka tas Lo!" Sahut Naufal sewot karena merasa dituduh mencuri hp milik Shila.

"Lo kan yang balikin tas gue! Sekarang balikan hp gue!" Kekeh Shila menuduh Naufal.

"Gue cuma disuruh kak Arga ngembaliin tas Lo!" Ucap Naufal membuat Shila menggeram kesal.

Lagi, lagi, dan lagi Argala! Nama yang paling Shila benci saat ini.

"Makasih!" Ucap Shila lalu menutup pintu dengan kasar.

Naufal yang mendapatkan perlakuan tak sopan hanya menyumpah serapah dalam hati untuk Shila. Setelah nya ia meninggal kediaman Shila.

Di lain tempat Arga sedang duduk dengan suasana yang begitu membosankan bersama kedua orangtuanya dan adiknya. Sedangkan didepannya ada sepasang suami istri sepertinya rekan bisnis sang papa.

"Kau begitu sangat suka sayur ya?" Ucap Nania istri dari sosok yang duduk didepan papa Arga kepada Ika adik Arga.

"Diet Tante..jika aku terlalu gendut maka akan ada iblis yang mengolok ku." Ucap Ika melirik sinis ke arah Arga, sedangkan yang dilirik memutar bola matanya malas.

Nania tersenyum lembut mendengar ucapan anak perempuan yang duduk didepannya ini.

"Andai anak Tante suka sayur." Ucap Nania sedih, namun bibir nya tersenyum geli.

"Dengar-dengar anak mu juga sekolah ditempat sekolah putra ku, bener bukan Surya?" Sahut Alex papa Arga dan Ika pada laki-laki yang duduk dihadapannya.

"Benar sekali pak, sesuai rekomendasi dari Anda. Hanya beda satu tahun dengan nak Arga." Ucap Surya melirik Arga yang kini menoleh padanya dengan kening berkerut.

'kenapa sangat formal?' batin Gala.

"Kalau boleh tau siapa namanya?" Tanya Alex kini menatap sang anak dengan tatapan datar.

"Shila, hari ini hari pertama dia masuk." Jawab Surya mampu membuat atensi Arga terpusat pada Surya.

"Shila?" Beo Arga membuat semuanya menoleh dan senyum tipis di bibir Alex terbit.

Arga menatap sang papa yang menyeringai kepadanya. Arga tau bahwa papanya sudah mencari tau tentang Shila.

"Arga kenal?" Kini Sania mama Arga bertanya.

Arga tersenyum miring ke arah papanya kemudian menatap sang mama " Shila pacar ku ma. " Jawab Arga membuat semuanya terkejut kecuali papa Arga yang menatap anaknya datar.

"Pacar?" Ucap Surya terkejut.

"Wah, ternyata putri mu mampu menarik perhatian anak ku Surya." Ucap Alex dengan ekspresi datar.

"Bagaimana bisa? Bahkan Shila belum pernah bertemu nak Arga." Pertanyaan dari Nania membuat Arga tersenyum tipis.

"Aku teman SMP Shila waktu di Jawa Timur Tante. Dan pada akhirnya kalian membawa nya pergi dari ku." Jawaban Arga membuat sepasang suami istri itu terdiam karena aura Arga yang begitu dingin.

Surya terdiam begitu dengan semuanya. Suasana seketika menjadi canggung dan dingin.

"Tak perlu canggung...aku benci situasi ini..jangan terlalu formal pada ku juga Surya... Meskipun kau karyawan ku, sebentar lagi kita akan  menjadi besan?" Ucap Alex membuat semua menatap nya.

'Karyawan?' Batin Arga dan tersenyum menyeringai tanpa diketahui semua orang.

"Aku berencana melamar putri mu untuk putra ku." Ucap Alex sekali lagi tidak menghiraukan keterkejutan semua orang kecuali Arga yang tersenyum miring.

'ah, sekali lagi papa memanjakan ku' batin Arga senang.

"Maaf pak... bukankah anak-anak masih sekolah, masa depan mereka masih panjang...dan ini bukan hak kita u- " Ucapan Surya terhenti saat mendengar bantingan sendok yang berasal dari Arga.

"aku setuju dengan papa...tidak ada salahnya bertunangan dulu.. setelah lulus kita bisa langsung menikah. " Ucap Arga santai.

"Mohon maaf pak...saya tidak bisa, karena ini masa depan putri saya bukan saya yang menentukan." Ucap Surya meraih tangan istrinya.

"Terimakasih untuk makan malam nya." Ucap Surya lalu pamit.

Langkah Surya terhenti saat mendengar perkataan Alex.

"Aku memberi mu waktu untuk berfikir sebelum bulan depan. Pikirkan baik-baik!" Ucap Alex santai.

Surya dengan tangan terkepal meninggalkan tempat itu membawa sang istri dan emosinya.

"Mereka pikir mereka siapa?! Ini masa depan putri ku! Mereka tidak berhak merusaknya!" Gumam Surya penuh emosi.

"Kalian apa-apaan?!" Teriak Sania marah.

"Ma, jangan teriak! Nanti tenggorokan mu sakit." Ucap Alex santai.

Sania menghela nafas panjang lalu menatap suami dan putra nya murka.

"Putra kita mencintai nya, apa-" ucapan Alex terhenti saat melihat Sania menatap nya dengan tajam.

"Kalian pulang lah lebih dulu, mungkin kami akan menginap disini!" Pinta Alex membuat kedua anaknya menghela nafas.

"Jangan membawa berita kalau aku akan memiliki adik lagi!" Ucap Arga lalu berlalu pergi diikuti adiknya.

"Aku tidak ingin punya adik!" Ketus Ika dengan kesal.

"Kita selesaikan masalah ini!" Putus Alex lalu menarik Sania mendekat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!