BERONDONG IDOL
Kisah Coco dan Idolanya
Akhirnya hari ini datang juga! Aku mendengar bocoran informasi penting dari Rahmi alias reseller yang menjual merchandise official dari toko daring Korea langgananku. Dia mengatakan bahwa sebentar lagi bias-ku akan pulang ke kampung halamannya!
Tentu saja aku bersemangat karena tempat tinggal ku dengan bias-ku itu satu daerah. Dengan penuh perencanaan, aku mencari informasi sebanyak-banyaknya kapan bias idolaku itu datang ke bandara. Dengan begitu aku bisa melihatnya secara nyata!
Informasi dari Rahmi tidak perlu diragukan lagi. Aku begitu mempercayainya. Pasalnya, kami berdua menjadi begitu dekat karena memiliki bias dari grup idola yang dibawahi oleh salah satu agensi yang termasuk dalam The Big Three di Korea Selatan. Boyband itu bernama Shinus. Aku pun sudah bergabung di fandom Shinus yang disebut Venus sejak SMP.
Rahmi
Aku nggak menyangka kalau sudah tujuh tahun kamu bias-in Banana. Apa nggak bosan?
Coco
Heh, bagaimana kamu bisa bilang begitu?!!! Hati Banana akan merasa sakit mendengar perkataanmu itu!
seruku sambil melirik ke setiap poster yang menampilkan visual Banana berderet di dinding kamarku.
Coco
Haruskah aku bilang di antara ketujuh member Shinus kalau Teekyung itu visualnya yang paling kurang menarik?
Rahmi
Gyaaa kenapa kamu bilang begitu?!! Teekyung itu punya sisi visual yang berbeda daripada yang lain tahu! Dia juga leader yang mampu membimbing member dengan baik. Setiap penampilannya selalu membuatku takjub!
Coco
Iya iya deh. Aku bercanda. Eeng..kalau boleh dibilang, begitu juga dengan Banana. Dia adalah maknae terimut dan memiliki kepribadian baik kepada member dan fans-nya. Sebelum ia debut, aku sudah mengikuti perjalanan hidupnya melalui acara reality show keluarga di televisi saat ia masih di sekolah dasar. Yah, walaupun hanya sebatas menontonnya di televisi, aku merasa cukup mengenalnya. Banana itu penyayang hewan, ramah, senyumannya menenangkan hatiku. Ada kalanya saat ia menangis karena merindukan ayahnya, aku jadi ikut merasakan kesedihannya.
Rahmi
Orang tuanya berpisah ya?
Coco
Setahuku dari acara itu, ibunya single parent. Banana masih sulit beradaptasi di Korsel bersama dengan ibunya. Ia hidup bersama keluarga ibunya disana.
Rahmi
Aku baru tahu loh! Kamu tidak pernah menceritakannya padaku maupun saat di fan club.
Coco
Kesulitan yang dialaminya di lingkungan sekitar Banana juga pernah terjadi padaku saat kelas enam esde. Kamu tahu kan kak Lattesia?
Rahmi
Kakakmu! Kakakmu yang cantik itu dan minggu depan yang akan segera menikah itu kan?
Coco
Tuh kan! Kamu ajah bisa bilang kalau kak Lattesia itu cantik.
Coco
Jadi dulu kami itu satu sekolah. Dia dikenal sebagai primadona sekolah. Cewek yang cantik dan pintar. Tanpa sadar para guru dan teman-teman banyak yang membandingkan kami berdua. Dulu tubuhku agak gemuk dan nilaiku di sekolah pas-pas an. Sedangkan kak Lattesia berbanding terbalik denganku. Padahal ortu ku ajah nggak sebegitunya. Teman-teman yang pada awalnya mengira aku sepintar kakakku, berbalik jadi menjauhiku. Aku menjadi terasing. Tidak ada yang mau duduk sebangku denganku. Aku pun menjadi anak yang penyendiri dan pemalu.
Coco
Saat aku melihat kehidupan Banana yang juga cukup sulit beradaptasi dengan lingkungannya disana, membuatku memiliki kesamaan dengannya. Tapi siapa sangka, dia malah terus-menerus berusaha keras agar bisa berbaur di lingkungannya. Ia belajar bahasa Korea setiap hari dengan ibu, kakek, neneknya. Dia terus-menerus bertanya pada guru tentang pembahasan apa yang tidak dia ketahui di kelas. Dia juga terus berupaya mengobrol dengan teman-teman yang walaupun bahasa koreanya masih belepotan. Aku merasa kagum dan terinspirasi olehnya.
Coco berusaha menahan getaran suaranya. Ia hampir saja menangis. Rahmi pun mengusap punggung Coco dengan lembut, berusaha menenangkannya.
Rahmi
Jadi akhirnya kamu melakukan seperti apa yang Banana lakukan?
Coco
Ya enggaklah! Aku tetap dikucilkan dan nilai-nilaiku semakin menurun. Tapi aku menjadi lebih tidak peduli dengan anggapan orang terhadapku. Sejak tahu Banana debut di Shinus, aku hampir pingsan. Dengan sekuat tenaga aku menabung untuk mendukungnya. Aku menyablon kaos dengan logo Shinus dan membeli berbagai merchandise Shinus kepadamu! Begitulah akhirnya aku bertemu denganmu yang juga suka Shinus dan masuk fandom Venus bersama!
Rahmi memutar bola matanya. Ia mengira kisah hidup Banana dapat menginspirasi hidup Coco. Walaupun begitu, ia merasa bersyukur karena Coco yang sekarang menjadi lebih ceria daripada Coco yang ditemuinya pertama kali.
Banana, bukan?
Sudah satu minggu berlalu, aku masih belum menemukan informasi kapan sebenarnya Banana datang ke Indonesia. Tidak ada yang tahu. Pikiranku menjadi buntu.
Lattesia
Kamu kenapa, dek? Kok sedari tadi melamun?
Aku pun tersadar saat kak Lattesia menepuk pundakku. Apa yang aku pikirkan? Hari ini kan hari bahagia kakakku. Seharusnya aku memikirkan betapa bahagianya kakakku hari ini. Mungkin aku bisa kesampingkan dulu pemikiranku tentang Banana.
Coco
Eh, nggak apa-apa kok, kak. Kakak pasti gugup ya? Wuih, siapa nih yang sebentar lagi ijab qabul hehee..
Lattesia
Iya, dek. Gugup banget!
serunya sambil tersenyum lebar.
Kupegang kedua tangan kak Lattesia. Dingin. Dia pasti merasa gugup sekali.
Lattesia
Umm, dek. Sebenarnya ada yang ingin kakak ceritakan tentang..
Lattesia
Tentang idolamu. Tentang berbagai merchandise yang kamu kumpulkan selama ini.
Coco
Kakak nggak bilang aku boros kan? Itu kan cara aku untuk mendukung Shinus. Aku mengagumi mereka juga karena suka sama usaha mereka & mv-nya, terutama aku paling suka usaha mereka dari masuk trainee sampe debut itu perjuangan banget. Apalagi Banana..
Lattesia
Iya kakak tahu itu. Ini tentang Banana.
potong kak Lattesia cepat.
Coco
Banana? Ada apa dengan Banana, kak?
Lattesia
Ada yang harus kamu tahu kalau Banana itu...
Rahmi
Co, ayo! Sekarang kita antar kak Lattesia ke ruang tamu untuk ijab qabul.
Rahmi segera mendampingi kak Lattesia yang sudah berdiri duluan. Sementara aku masih tercenung mendengar perkataan kakak yang belum selesai.
Aku pun terhenyak dan berusaha untuk berkonsentrasi penuh dengan acara hari ini.
'Ah, mungkin tadi kak Lattesia ingin mengatakan kabar angin kalau Banana akan mengeluarkan album solonya? Atau.. apa ya? Ah! Masa bodoh! Coco, ayo fokus dengan acara hari ini!'
Dengan segera ku gandeng tangan kak Lattesia. Kami bertiga segera berjalan perlahan menuju ruang tamu. Disana sudah ada penghulu, keluargaku, dan keluarga dari mempelai pria. Setelah kak Lattesia duduk di samping kak Willard, calon mempelai pria, penghulu segera memulai acaranya.
Namun tiba-tiba terdengar suara langkah kaki seseorang yang baru saja memasuki rumah dengan tergopoh-gopoh. Kami semua menoleh secara serentak. Siluet bayangannya mulai terlihat jelas. Sosok seorang pria berjalan memasuki ruangan sambil mengenakan jas hitamnya. Kemudian dia tersenyum sembari mengatupkan kedua tangan memberi salam. Dia duduk di sebelah keluarga kak Willard.
Ku amati cowok itu masih mengenakan kacamata hitam dan masker. 'Tidak sopan,' pikirku. Mungkin karena merasa kuamati sedari tadi, dia mulai melepas kacamatanya. Ternyata benar! Dia melihat ke arahku dan menyapaku dengan menundukkan kepalanya. Wajahnya, postur tubuhnya.. tampak tidak asing bagiku. Tapi mirip siapa ya?
Aku terkejut saat Rahmi menyenggolku.
Coco
Iya, Rahmi. Aku nggak melamun kok. Itu tuh aku tahu..pak penghulunya sudah mulai...
bisikku kemudian. Tapi Rahmi malah menyenggolku lagi. kali ini lebih keras!
bisikku lagi. Kali ini dengan nada sedikit jengkel.
Kulihat Rahmi membelalakkan matanya ke depan, membuatku ikut melihat apa yang membuatnya seperti itu. Mulutku langsung menganga. Tangan kami saling berpegangan dengan kuat.
Seorang cowok yang kini sudah melepaskan maskernya juga, kini sedang tersenyum kepada kami berdua. Mungkin ia menyadari bahwa kami mengenalnya. Tetapi apa mungkin itu 'dia'??? Aku hampir tidak mempercayainya!!!!
Rahmi
Co, aku bakalan pingsan nih. Dia mirip banget dengan..
Coco
Ba.. Baa.. Bbb.. Ba.. BANANAAA?!!!
jeritku kemudian. Secara bersamaan seruanku serentak dengan suara anggota keluarga yang juga berseru 'SAHHHH!!!!!'
Mimpi yang Terasa Nyata
Usai acara ijab qabul, kami semua makan bersama. Kak Lattesia langsung ku tarik ke dalam kamar. Sementara Rahmi masih bengong melihat sosok cowok yang mirip dengan Banana dari jauh.
Coco
Ada cowok yang mirip sekali dengan Ba.. ba.. ba..
Ku anggukkan kepala dengan penuh kebingungan. Kak Lattesia malah tertawa. Apa ada yang salah dengan perkataanku?
Lattesia
Masa kamu nggak mengenalinya, dek? Orang itu memang Banana.
Sontak aku terkejut dengan perkataan kak Lattesia. Aku menjadi agak bingung kenapa dia bisa berbicara sesantai itu? Ini Banana loh!
Coco
TUNGGU! WAITTT.. Apa aku sedang bermimpi, kak?!!
Willard
Nggak sama sekali kok..
Coco
Kak Willard, sejak kapan ada disitu???
Willard
Sejak kamu heboh membicarakan tentang cowok yang mirip Banana..
Kak Willard malah menertawaiku. Aku jadi ingin secepatnya hilang di telan bumi saking malunya.
Lattesia
Sayang, kamu sudah makan?
Willard
Belum. maunya makan disuapin sama kamu.
Coco
Idih, kalian berdua tuh pasangan yang bikin geli. Sudah ah, aku mau makan dulu!
Willard
Eitts, sini kakak kenalin dulu sama cowok yang mirip Banana.
Aku segera menolak ajakannya, namun kak Willard sudah menggandengku dan menyeretku sampai ruang tamu. Kak Lattesia malah diam saja sambil menyunggingkan senyum. Di ruang tamu terlihat Rahmi tengah mengobrol dengan seseorang yang mirip dengan Banana. Wajah Rahmi begitu cerah.
Willard
Khem! Ini nih cewek yang ingin ku perkenalkan..
Banana
Oh, Hai! Kamu kan...
Rahmi langsung memegang tanganku dengan kuat sambil tersenyum lebar. lantas ia berbisik.
Rahmi
Dia beneran Banana!!!! Bias kamu!
Kepalaku kosong. Mataku mulai berputar-putar. Hampir saja tengkuk kaki ku melemah. Namun masih ku tahan.
Banana
Kamu bilang begitu jadi inget lagu banana ala ala minions. Ba.. Ba.. Ba ba na na.. banana aa.. potato naaa..
Astajim! Dia malah nyanyi pakai suara minion lagi!!!!
Banana
Iya aku Banana. Tapi kamu panggil aku Bana seperti biasanya ajah dong. Banana kan nama panggungku.
Banana
Oh ya, kata kak Willard, kamu ngefans sama aku ya?
Banana, kenapa kamu bicara informal padaku? Apa ini benar-benar mimpi?
Rahmi
Eh, iya! Banget! Coco juga Venus loh!!! Dia sudah ngefans banget dan mendukungmu selama 7 tahun! Akhirnya mimpi Coco kesampaian juga!
Rahmi
Coco ingin sekali bertemu secara langsung denganmu. Ingin foto bersama juga! Bahkan jauh-jauh hari Coco sudah mencari tahu dimana kam..
Tanganku langsung membungkam mulut Rahmi. Aku langsung tertawa dengan canggung.
Coco
ha ha ha... Rahmi terlalu banyak bicara ya...
Sial! Kak Willard malah menikmati adegan ini. Ia ikut-ikutan tertawa dengan tanpa berdosa. Banana mendekatkan tubuhnya ke arahku hingga berjarak hanya beberapa senti.
Rasanya aku gugup sekali. Jantungku berdebar tidak karuan. Terus saja berdetak dengan kecepatan maksimal.
Banana
Jadi selama ini kamu tidak mengenalku? Yah, sayang sekali! Padahal aku ini lebih ingin dikenal sebagai musuh bebuyutan sih daripada idolamu...
Aku mengerutkan kening tidak mengerti. Kepalaku terasa berputar-putar lagi. Ku kerjakan mata berkali-kali agar masih berada di tingkat kewarasan.
Coco
Aku sudah tidak tahan lagi! Banana! aku nggak tahu ini nyata apa nggak! Tapi aku ingin bilang kalau selama ini kamu panutanku! Ada banyak pelajaran moral yang ku ambil darimu! Aku Coco! Coco! Coco!!!! Ingat namaku kan sekarang? Terima kasih karena sudah hadir di mimpiku. Aku.. boleh peluk nggak???!!!!
Entah apa yang merasukiku hingga bersikap agresif padanya. Aku sudah tahu bahwa ini hanya mimpi. Jadi biarkan aku memeluknya sebentar. Sebentar saja.
Ku peluk sekarang juga ya! HAAPPPP!!!!!
Aku berhasil memeluk Banana hingga memejamkan mata dan tak sadarkan diri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!