🍁 Happy Reading 🍁
Tak.. Tak.. Tak..
Derap langkah sepatu pria terdengar nyaring di lobi hotel.
"Alfred, apa jadwal ku setelah ini?" Tanya Dave pada asisten pribadinya. Mereka baru saja selesai meeting dengan direktur dan manajer Winstone Hotel. Hotel yang tak lain dan tak bukan adalah milik Dave Winstone.
"Tidak ada Tuan." Jawab Alfred.
"Baguslah. Kalau begitu, kita pulang ke mansion sekarang juga." Perintah Dave.
"Baik Tuan."
Sesampainya di teras lobi, mereka pun langsung masuk ke dalam mobil Alphard hitam yang sudah menunggu kedatangan mereka.
"Paman Axel, kita langsung pulang ke mansion." Ucap Alfred pada supir pribadi Dave.
"Baik Tuan." Balas Paman Axel.
Paman Axel pun melajukan mobil-nya pergi dari area hotel menuju mansion.
Sedangkan di kursi bagian belakang, Dave langsung memejamkan matanya.
Maklum saja sudah satu minggu ini dia melakukan inspeksi mendadak ke semua hotel, resort dan kafe yang ia miliki yang tersebar di berbagai daerah di Negara B.
Karena ada laporan kalau ada beberapa hotel-nya di lakukan untuk transaksi perdagangan wanita dan transaksi narkoba dan pastinya ada andil orang dalam.
Tidak ingin citra bintang lima hotel, resort dan kafe-nya menjadi tercemar, maka dari itu Dave pun langsung turun tangan memeriksa satu persatu hotel, resort dan kafe-nya yang tersebar di berbagai daerah.
🍁🍁🍁
Tiga puluh menit kemudian.
Kini mobil Alphard yang di kendarai Paman Axel pun tiba mansion.
"Tuan.. Tuan Dave, kita sudah sampai." Ucap Alfred membangunkan Dave.
"Eugh..." Lenguh Dave sambil mengerjapkan matanya.
"Apa kita sudah sampai mansion?" Tanya Dave yang belum sepenuhnya sadar.
"Iya Tuan." Jawab Alfred.
Dave pun membuka pintu mobil.
"Besok jemput aku seperti biasa. Jangan telat dan jangan terlalu cepat. Kau paham Al?!" Ucap Dave mengingatkan asistennya sebelum ia turun dari mobil.
Maklum saja, Alfred baru tiga bulan bekerja dengan Dave. Asisten pribadi Dave yang lama, yakni Ayah Alfred, telah pensiun dan di gantikan oleh Alfred.
Dan selama tiga bulan bekerja dengan Dave, Alfred selalu datang lebih cepat dari jam yang sudah ditentukan Dave, yakni pukul delapan. Tapi begitu Dave meminta Alfred untuk tidak datang terlalu cepat, Alfred malah datang pukul setengah sembilan.
"Iya Tuan, saya paham." Jawab Alfred.
Dave pun turun dari dalam mobil dan berjalan memasuki mansionnya.
Sedangkan Alfred, dengan diantar Paman Axel, dia pulang ke apartemen-nya yang jaraknya tidak jauh dari mansion Dave.
"Selamat sore Tuan." Sapa Paman Felix, kepala pelayan mansion.
"Mmm..." Balas Dave seadanya sambil mendaratkan bokongnya di sofa.
Dan setelah Dave duduk di sofa, pelayan pria pun membuka-kan sepatu Dave.
Di mansion, tidak ada satupun pekerja-nya wanita, semua laki-laki. Mulai dari supir, tukang kebun, pelayan di bagian dapur, pelayan di bagian laundry, pelayan di bagian cleaning servis dan penjaga mansion semuanya laki-laki.
"Apa malam ini ada menu makan malam khusus yang ingin Tuan Dave makan?" Tanya Paman Felix.
"Tidak ada. Siapkan saja menu yang sudah aku susun untuk satu minggu ini." Jawab Dave.
"Baik Tuan, saya mengerti." Jawab Paman Felix.
Setelah melepas sepatu dan menggantinya dengan sendal rumah, Dave pun berdiri dari tempat duduknya lalu pergi ke kamarnya dengan menggunakan lift.
Sesampainya di dalam kamar, Dave pun langsung membuka pakaiannya satu persatu sampai dirinya polos, kemudian masuk ke dalam kamar mandi dengan membawa ponselnya.
Untuk apa Dave membawa ponselnya ke kamar mandi? Apa Dave ingin berendam di bathub sambil mendengarkan musik? Atau Dave ingin berendam sambil menelpon kekasihnya?
Atau....
🍁🍁🍁
Bersambung...
...Jangan lupa FAV dan dukung novel terbaru Miss ini dengan memberikan LIKE, HADIAH dan VOTE....
...🙏🙏🙏...
🍁 Happy Reading 🍁
Sesampainya di dalam kamar mandi, Dave langsung masuk ke bilik mandi lalu membuka video yang ada di ponselnya. Video pasangan yang sedang olahraga ranjang.
Meski desas-desus mengatakan kalau Dave adalah penyuka sesama jenis karena Dave anti wanita, tapi sesungguhnya Dave adalah laki-laki normal yang memiliki hasrat dengan wanita, hanya saja ia tidak mau menggunakan tubuh wanita untuk melampiaskan hasratnya. Makanya sampai umurnya yang sudah menginjak 35 tahun, Dave belum juga menikah.
Ia hanya melampiaskan hasratnya bersama Tante Scarla sambil menonton video porn. Baginya itu sudah cukup memuaskan.
"Ssh.. ah.. ssh.. ah..." Des*ah Dave sambil memijat timun Libanon-nya dan sambil menonton adegan ranjang pasangan yang ada di dalam ponselnya. Meski tidak pernah berhubungan intim dengan lawan jenis, tapi Dave tahu bagaimana cara menggunakan timun Libanon-nya hingga sampai memuntahkan lendirnya.
Tak sampai sepuluh menit, pijatan yang tadinya lembut lama kelamaan semakin cepat dan kasar. Dan..
"Aaargh..." Erangan panjang keluar dari mulut Dave saat timun Libanon-nya memuntahkan lendir beningnya.
Setelah semua lendir timun-nya keluar, barulah Dave menyalakan keran shower dan mulai membersihkan tubuhnya.
🍁🍁🍁
Setelah lima belas menit berada di kamar mandi, Dave pun keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya lalu berjalan menuju meja rias untuk mengeringkan rambutnya terlebih dahulu.
Setelah selesai mengeringkan rambutnya, bukannya pergi keruang ganti untuk memakai pakaiannya, Dave malah berjalan menuju ranjang lalu membuka handuknya kemudian naik ke atas ranjang dengan tubuh yang masih polos. Ia ingin mengistirahatkan tubuhnya sejenak dari penatnya bekerja.
Sudah satu minggu tubuhnya ia forsir untuk bekerja dan hari ini ia ingin mengisi daya tubuh-nya sebentar saja sambil menunggu Paman Felix memanggilnya untuk makan malam.
Tak sampai sepuluh menit, Dave pun terbawa ke alam mimpi.
...** Alam mimpi Dave **...
"Mama.. Mama..." Teriak Dave kecil saat hendak mengejar Mama-nya yang keluar dari rumah.
Dave kecil tidak tahu apa yang terjadi pada orangtuanya hingga Papa-nya mengusir Mama-nya dan sang Mama pun keluar dari rumah.
Sesampainya di depan pintu, Papa Dave langsung menahan tubuh mungil Dave agar tidak mengejar Mama-nya.
"Mama.. jangan tinggalkan Dave, Mama... Dave mau ikut Mama." Teriak Dave sambil meronta minta di lepaskan.
Mama Dave memutar tubuhnya.
"Jaga diri mu baik-baik Malaikat kecil ku." Hanya itu kata-kata yang terucap dari bibir sang Mama sebelum dirinya masuk ke dalam taksi yang sudah menunggu-nya.
Dan setelah mengatakan satu kalimat itu, Mama Dave pun masuk ke dalam taksi. Tak lama taksi pun keluar dari halaman rumah.
Melihat taksi melaju, barulah Papa Dave melepaskan Dave.
"Mama....." Teriak Dave sambil mengejar taksi yang di naiki sang Mama.
Tapi sayang, sekuat apapun Dave kecil berteriak dan sekencang apapun Dave kecil berlari, Dave tidak bisa mengejar taksi yang di naiki sang Mama.
Mama Dave benar-benar pergi meninggalkan Dave kecil yang masih berusia tujuh tahun bersama sang Papa.
Dan mulai hari itu Papa Dave menggantikan peran sang Mama.
"Dave, kalau kau mau menjadi laki-laki sukses, jangan pernah menghadirkan wanita dalam hidup mu! Karena wanita hanya akan membuat hidup mu hancur!! Mereka hanya akan menghambat cita-cita mu dengan rengekan-rengekan manja mereka. Apa kau paham little boy?" Ucap Papa Dave saat mereka hendak tidur malam.
Orang tua Dave berpisah karena Mama Dave yang selalu mengeluhkan Papa Dave yang tidak pernah punya waktu untuk anak-istrinya, bahkan hari weekend pun Papa Dave gunakan untuk bekerja.
Papa Dave adalah laki-laki yang sangat ambisius. Ia sudah memasang target untuk karirnya, maka dari itu Papa Dave selalu menghabiskan waktunya untuk bekerja, bekerja dan bekerja.
Dan itu lah yang membuat orangtua Dave selalu bertengkar, Mama Dave meributkan waktu weekend untuk family time, sedangkan Papa Dave selalu minta istrinya mengerti tentang target pencapaian karirnya.
Karena tidak ingin terus ribut dengan sang istri, suatu weekend Papa Dave pun mengalah dan mengikuti keinginan sang istri untuk family time. Tapi siapa sangka sepulangnya dari mereka berkreasi, Papa Dave mendapat kabar kalau bisnis yang perkembangannya sudah 65% merosot menjadi 30%.
Mendengar kabar itu, Papa Dave pun menyalahkan Mama Dave yang selalu merengek minta waktu family time. Mereka pun bertengkar hebat. Mama Dave yang sudah tidak tahan dengan sifat arogan dan ambisius suaminya pun memilih untuk keluar dari rumah. Sebenarnya Mama Dave ingin membawa Dave juga, tapi sayangnya Papa Dave melarang keras Dave ikut sang Mama.
Dan karena kata-kata Papa Dave itu lah, sampai sekarang Dave tidak pernah menghadirkan seorang wanita dalam hidupnya. Baik itu hanya untuk sekedar berpacaran atau untuk pelampiasan hasrat. Bahkan orang-orang yang bekerja dengan Dave pun semua Dave pilih laki-laki. Mulai dari pelayan, supir, asisten, penjaga rumah, semuanya laki-laki.
Meski begitu bukan berarti dia tidak menerima karyawan wanita untuk bekerja di perusahaannya.
Dan karena itu jugalah muncul desas-desus kalau Dave penyuka sesama jenis.
🍁🍁🍁
Bersambung...
...Jangan lupa FAV dan dukung novel terbaru Miss ini dengan memberikan LIKE, HADIAH dan VOTE....
...🙏🙏🙏...
🍁 Happy Reading 🍁
"Mama...." Teriak Dave sambil mendudukkan dirinya. Ia tersadar dari mimpi-nya.
Huh.. huh.. huh..
Suara nafas Dave yang terengah-engah saat ia sadar kalau dirinya hanya mimpi.
"Mama..." Lirih Dave sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Ia sangat merindukan Mama-nya, sejak keluarnya sang Mama dari rumah, dia tidak pernah lagi bertemu dengan Mama-nya. Mamanya menghilang bagai ditelan bumi.
Tok.. Tok.. Tok.
Tiba-tiba suara pintu kamar terketuk.
"Tuan, makan malam sudah siap." Teriak Paman Felix dari depan pintu kamar.
"Baik Paman." Jawab Dave sedikit berteriak.
Dave pun mengusap airmata-nya dan menata hatinya terlebih dahulu sebelum turun dari ranjang.
Dari luar Dave terlihat laki-laki yang otoriter dan arogan, tapi dari dalam hatinya sangat rapuh. Dia tidak pernah mau menunjukkan sisi lemahnya kepada siapapun.
Setelah hatinya telah tertata dengan baik, barulah Dave turun dari ranjang.
Dengan tubuh-nya yang polos, Dave pun berjalan menuju ruang ganti untuk memakai pakaiannya sebelum dirinya keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah.
🍁🍁🍁
Keesokan Paginya.
Pukul 07.00
Masih pukul tujuh, Alfred sudah berada di mansion Dave.
"Kenapa cepat sekali datangnya? Apa kau ingin di omeli lagi oleh Tuan Dave karena terlalu cepat datang?" Tegur Paman Felix.
"Hish.. jangan beritahu Tuan Dave lah Paman kalau aku sudah datang." Jawab Alfred.
"Tuan Dave belum bangun kan?" Tanya Alfred dan balas dengan gelengan kepala oleh Paman Felix.
"Aku datang kesini cepat-cepat karena aku ingin numpang sarapan dulu Paman." Ucap Alfred mengatakan alasan kenapa dia datang cepat padahal sebelumnya sudah diingatkan Dave untuk datang tepat waktu.
"Hish.. dasar kau ini!! Makanya cepat-cepat kau menikah agar ada yang menyiapkan sarapan mu!!" Jawab Paman Felix.
"Baru tiga bulan bekerja sudah Paman suruh aku menikah! Aku ingin menjadi orang sukses dulu baru menikah. Ya setidaknya punya rumah, mobil dan tabungan satu miliar dulu lah." Balas Alfred.
"Cih.. sudah sana sarapan!" decih Paman Felix.
Alfred pun langsung berjalan menuju dapur untuk mengambil sarapan yang sudah tersedia namun belum dihidangkan ke meja makan.
Baru saja Alfred hendak masuk ke dapur, tiba-tiba mereka mendengar suara teriakan Dave dari lantai atas.
"Paman Felix... Tolong aku!!! Siapa pun tolong aku!!" Teriak Dave.
Mendengar Dave meminta pertolongan, sontak Alfred dan Paman Felix pun berlari keluar dari ruang makan.
Sesampainya di depan kamar Dave, Alfred pun memutar handle pintu kamar, tapi ternyata pintu kamar di kunci dari dalam.
"Cepat dobrak!" Perintah Paman Felix.
"Tapi aku belum sarapan Paman, aku tidak punya tenaga." Jawab Alfred.
"Dasar bocah tengik! Kenapa lah Harold meminta mu untuk menggantikan-nya!" Dumel Paman Felix.
Harold adalah Ayah Alfred. Asisten pribadi Dave sebelum Alfred.
Mau tidak mau Paman Felix yang turun tangan sendiri membuka pintu kamar Dave.
BRAAK..
Setelah beberapa kali percobaan, akhirnya pintu kamar Dave pun terbuka.
Paman Felix dan Alfred pun langsung berlari memasuki kamar Dave.
"Tuan Dave.." teriak Paman Felix saat melihat Dave tersungkur di pinggir ranjang sambil memegangi kepalanya.
"Aaakh.. Paman, tolong aku. Kepala ku sakit sekali, penglihatan ku berputar setiap aku membuka mata." Teriak Dave.
Paman Dave dan Alfred pun membantu Dave untuk naik kembali ke ranjang.
"Apa yang kau lihat? Cepat hubungi dokter Bryan!!" Omel Paman Felix karena Alfred malah termangu melihat Dave yang sedang kesakitan.
"Ah iya, maaf Paman." Jawab Alfred yang baru tersadar.
Alfred pun mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi dokter Bryan, dokter pribadi Dave.
Tak sampai setengah jam, dokter Bryan pun datang lalu memeriksa kondisi Dave.
Setelah lima belas menit melakukan pemeriksaan, dokter Bryan pun keluar dari dalam kamar Dave.
"Jadi sakit apa sebenarnya Tuan Dave, dokter?" Tanya Paman Felix.
"Diagnosa saya Tuan Dave hanya terkena vertigo. Apa akhir-akhir ini Tuan Dave kurang tidur? Stress atau makan tidak teratur?" Tanya dokter Bryan.
"Iya dok. Sudah satu minggu ini pola makan dan istirahat Tuan Dave tidak beraturan karena harus turun tangan langsung menginspeksi hotel-hotelnya karena ada aduan yang tidak mengenakkan tentang hotel-hotelnya." Jawab Paman Felix.
"Pasti Tuan Dave juga sangat stress." Timpal dokter Bryan.
"Saya sudah memberikan obat vertigo untuk Tuan Dave. Tolong ingatkan Tuan Dave, setelah kondisinya lebih baik, harap melakukan cek kesehatan bulanan. Sepertinya sudah dua bulan Tuan Dave tidak melakukan cek kesehatan." Ucap dokter Bryan.
"Baik dok." Jawab Paman Felix.
Dokter Bryan pun pamit pulang. Setelah dokter Bryan pamit pulang, Paman Felix pun berjalan menuju dapur untuk mengambil sarapan untuk Dave dan membawa sarapan itu ke kamar Dave.
🍁🍁🍁
Bersambung...
...Jangan lupa FAV dan dukung novel terbaru Miss ini dengan memberikan LIKE, HADIAH dan VOTE....
...🙏🙏🙏...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!