🍂🍂🍂🍂🍂🍂
#Rumah Utama.
Embun yang baru bangun langsung melepas pelukannya dari sang suami. Pernikahan yang sudah menginjak hampir 5 tahun itu bagai baru beberapa bulan saja karna keduanya tak pernah di recoki anak-anak yang ia lahirkan dari rahimnya sendiri.
Embun dan Keanu memiliki tiga putra kembar yang menggemaskan. Semuanya sangat pintar dalam berbagai hal termasuk berceloteh.
Jangan tanyakan rupa mereka karna semua hampir mendekati sempurna.
"Bang, aku liat anak anak dulu ya" bisik Embun di telinga kanan suaminya yang polos tanpa apapun di balik selimut.
"Hem, iya" sahut Keanu masih dengan kedua mata terpejam.
Embun keluar kamar mewahnya setelah membersihkan dan merapihkan diri. Ia bergegas ke kamar orangtuanya dulu untuk melihat si tengah.
Ceklek.
"Bubun.... aku syudah mahandi dooong" teriak bocah tampan tersebut sambil berjingkrak senang dengan tangan masih di gandeng oleh Samudera sebab keduanya baru saja keluar dari kamar mandi.
"Anak pintar, pakai baju sama Mhiu ya. Bubun mau liat kakak-kakakmu dulu" pesan Embun.
"Wokeh" sahut si bungsu seraya mengacungkan ibu jarinya.
Embun tersenyum simpul, ia bergegas ke kamar Tuan dan Nyonya besar Rahardian untuk melihat si sulung yang di urus papAy juga MiMoynya
Ceklek
"Sayang, kok belum bangun?" bisik Embun pada si selung yang malah mengeratkan pelukan pada papAynya.
"Acih atuk akuuuuuu" jawabnya menggumam.
"Diajakin bercanda terus, jadi bobonya malem" timpal Hujan yang kadang kesal dengan cekikikan dua pria beda generasi itu saat sebelum tidur.
"Kebiasaan ih, besok malam bobo sama Bubun ya"
"Nda, kakak mu bubu sama papAy yaaaa" tolak nya sambil memohon pada Air.
"Ya sudah, sekarang bangun lalu mandi. Bubun mau lihat adikmu dulu pasti dia sudah datang"'
Ya, anak anak kedua Embun dan Keanu sejak kemarin memang menginap di rumah Abah Eninnya yang tak lain adalah mertua Embun sendiri. Si tengah yang tak bisa jauh dari Rendra itu akan merengek jika di tinggal pulang dan akan gusar jika menginap karna akan selalu ingat kedua saudara kembarnya dan itu membuat semua orang di dua keluarga serba salah menghadapinya
Embun turun dari lantai dua langsung menuju ruang tengah, dari suara cekikan yang ia dengar Embun yakin jika putranya itu sudah datang.
"Sayang--" panggil Embun pada si tengah.
"Bubuuuuuuun. Aku tanen ih" ucapnya yang berhambur memeluk wanita yang melahirkannya tiga tahun lalu itu.
"Hem, Bubun kira kakak gak nginep"
"Inep, bobo sama Abah ayun-ayun" jawabnya sambil bertepuk tangan senang.
Embun menyalami Rendra yang sedari tadi tersenyum simpul menyaksikan drama ibu dan anak tersebut karna mengingatkannya pada Keanu.
"Abi, kita sarapan sama-sama ya. Umma kenapa gak di ajak?"
"Abi mau sekalian ke toko, pagi ini ada banyak barang masuk dan keluar" jawab Rendra yang sambil bangun dari duduknya untuk berpamitan.
"Aku panggil kan Bang Nunu dulu ya kalau gitu"
"Tak perlu, Abi sangat buru-buru sekali. Salam untuk semua termasuk si sulung dan si bungsu."
"Baik, Bi."
Rendra menciumi semua wajah cucu laki-lakinya sebelum pergi, kasih sayang pria paruh baya itu benar-benar tak terbatas untuk ketiga cucunya yang sangat menggemaskan.
"Assalamu'alaikum, ganteng"
"Walakum calam Abah kiyeeen" sahut si tengah sambil melambaikan tangan usai mencium takzim punggung tangan Rendra.
Embun pun membawa putranya tersebut kembali keatas menuju kamarnya untuk membangunkan Keanu.
Ceklek
"Wah, kalian sudah di sini?" ucap si tengah saat kedua saudaranya berada diatas ranjang.
"Sini-sini, Ayah nda pakai baju loooooh"
Mendengar hal itu si tengah langsung berlari kearah ranjang untuk bergabung.
"Bun, tolong aku dong" rengek Keanu saat ia di serbu oleh ketiga bocah menggemaskan hasil keringatnya itu.
"Kan aku bilang, sebelum mereka datang Ayah harus udah mandi" jawab Embun.
"Kan cape banget bekas subuh nambah, Bun"
Si kembar masih saja cekikan sambil menarik selimut yang menutupi tubuh polos ayah mereka dan berhenti saat Embun memanggil nama ketiganya secara lengkap.
.
.
.
Angkasa Rahardian Lee Wijaya
Fajar Rahardian Lee Wijaya
Lintang Rahardian Lee Wijaya
Yuk ah, kita seru-seruan bareng si kembar, keh, 😘
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Jangan rebutan!" tegas Hujan yang kini suasana meja makan selalu saja seperti pasar pagi.
"Puna ku" rengek Lintang, ia si paling cengeng diantara kedua saudara kembarnya, mungkin karna bungsu dan juga menjadi kesayangan Phiunya.
"Pinjem, bentaaaaaaaaal aja" ucap Angkasa, si sulung yang paling aktif dan super jahil pada dua adiknya. Semua akan menahan emosi dan menambah rasa sabar jika sedang berusan dengan cicit sang Tuan Besar Rahardian.
Pletak..
Fajar, si tengah yang paling kalem dan baik hati itu malah membelah mainan yang menjadi rebutan kakak dan juga adiknya. Saudara kembarnya itupun sontak menoleh dengan tatapan kaget.
"Bisik, bantem mulu. Tuh udah ada dua. Jangan lebutan lagi ya" ujarnya yang dalam hitungan ketiga langsung membuat Lintang menangis kencang.
"Dia akal loooooh" adunya pada Samudera yang baru saja datang ingin sarapan.
"Siapa yang nakal?" tanya Sam.
"Noh, cucu na Abah" sahut Lintang sambil terisak.
Samudera membawa Lintang lebih dulu menjauh, akan butuh waktu berjam-jam untuk merayu bocah itu jika justru di abaikan.
"Gak harus di patahin jadi dua juga kan mainanya Lintang, adek mu jadi nangis" ujar Keanu.
"Bisik, Ayah. Bantem lagi, bantem lagi" jawab si tengah dengan santainya bahkan ia sudah lebih dulu menikamati sarapannya.
Berbeda dengan Angkasa, ia malah sibuk membenarkan mainan yang sudah rusak oleh adiknya tersebut.
"Ya apun, susah banet ya" keluh si sulung yang akhirnya beranjak kearah Air.
"Benelin, PAy"
"Gak usah, nanti beli baru aja"
Angkasa tentu langsung berjingkrak senang sambil bertepuk tangan.
"Mahu tiyum yang mana, pAy?" tawar Angkasa pada Air.
"Semua dong, di sini, sini, sini, sini" kekeh pria baya tersebut sambil menunjuk wajahnya dengan jari telunjuk. Hidupnya semakin bahagia sejak ada 3 pasukan menggemaskan di rumah utama.
Embun yang menoleh kearah Fajar terus mengusap lembut kepala anak keduanya itu. Sikapnya yang tenang dan cuek namun sigap selalu membuat wanita itu bangga di tengah pusingnya menghadapi Angakasa dan Lintang yang hampir setiap detik ada saja yang di debat kan.
Sarapan pagi yang selalu ramai itu berakhir saat Keturunan Kadal Jantan berlari kearah pintu utama untuk mengantar ayah mereka yang akan pergi ke kantor.
"Nanti sore kita pulang ke apartemen ya" ajak Keanu yang dengan cepat mendapat penolakan dengan cara menggelengkan kepala.
"Ayah aja yang puwang. Aku mau cini aja sama papAy" jawab Angkasa.
"Akuh juga, akuh juga, akuh juga, akuh juga! akuh juga mau ninih aja sama Phiu. Aku mau main emplot-emplot nanti mandi" sahut Lintang yang akan satu server dengan kakaknya jika sudah menolak pulang ke apartemen.
"Ya udah, Ayah sama Bubun sama Fajar aja" kata Keanu dengan percaya dirinya.
"Gak! aku mau sama Abah" tolak si tengah yang langsung membuat Tuan Muda Lee itu lemas seketika.
Embun yang tertawa hanya bisa mengusap pipi suaminya, ia tahu jika pria halalnya itu sedang kecewa dan sedih.
"Gak apa-apa, kita bisa liburan di akhir pekan ini. Anak-anak pasti senang" rayu Embun untuk membesarkan hati Keanu.
.
.
.
Fix, aku harus lembur semangat bikin anak ke empat, Bun.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Mau di bantuin gak, Bang 🤣🤣
Wadah kita nganggur nih 🤭 bisa lah di nego mau gaya apa.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Iyum deh, mangi loh, " ucap Lintang yang bicaranya belum selancar dua kakak kembarnya.
"Ini apa?" tanya Fajar.
"Buna Ee otok, " jawabnya sambil terkekeh.
"Apa? aku balu dengel. Kamu bohong yaaaaaa?" tuduh Angkasa pada si bungsu.
Lintang yang tak terima tentu langsung berkaca-kaca kedua matanya. Ia berlari masuk kedalam rumah mencari siapapun yang bisa menggendongnya saat ini.
"Loh, Lintang kenapa?" tanya Air saat melihat si bungsu terisak sedih.
"Noh, cucutnya na PapAy akal. Ntal Lilin bilang Phiu Lilin yaaaa, " adunya sambil merentangkan tangan.
"Lintang juga sama, cicitnya PaPay. Bukan cuma Angkasa, " jawab sang Tuan besar Rahardian.
"Nda, Lilin cucu mutnya Piyuuuuuuh" protesnya yang tak mau di samakan dengan kakak kembarnya yang memang jauh lebih dekat dengan pria baya tersebut.
Angkasa dan Fajar pun ikut masuk, tapi si sulung langsung merengut kesal saat melihat Lintang sedang di rayu papAynya.
"Adikmu di apain, Bang?"
"Abang Asha nda apa-apain kok" jawab Angkasa yang lalu menoleh kearah si tengah.
"Apa?, Aa nda tahu" sambung Fajar sambil menaikan sedikit bahunya.
Sudah sejak bayi Lintang memang sering menangis karna Angkasa, dua bocah itu jarang sekali akur sebab si sulung yang senang menggoda tapi meski begitu Angkasa tak pernah menyakiti kedua adiknya secara fisik yaitu memukul, mencubit apalagi mendorong hingga terjatuh. Angkasa sudah di didik untuk bertanggung jawab menjadi si paling besar oleh Keanu yang harus menjaga bukan melukai.
.
.
"Hari ini Aa nginep sama Abah ya" pinta Fajar pada Embun saat wanita cantik itu sedang memakaikan baju untuknya.
"Janji jangan nakal, bisa?"
"Bisa. Aa gak nakal. Abah sayang Aa loh" jawabnya penuh percaya diri yang malah membuat Embun tertawa saking gemasnya.
Ia harus rela dan pasrah saat tiga jagoannya itu lebih banyak menghabiskan waktu dengan para pria kesayangannya. Embun dan Keanu memang tak pernah keberatan, keduanya justru jadi lebih sering menikmati waktu berdua lebih banyak sambil menunggu berhasilnya proses anak ke empat dan seterusnya.
Selesai dengan si tengah, Embun mulai beranjak ke si bungsu selagi si sulung masih anteng dengan botol susunya.
"Lintang nanti malem bobo sama Bubun ya, Phiu mau keluar jadi Lintang gak boleh tunggu karna pulangnya pasti malam" pesan Embun.
"Ntal yang usap-usap sapa?" tanya Lintang karna itu adalah ritual wajibnya sebelum tidur.
"Ayah dong"
Lintang nampak berpikir sejenak, ia tahu jika Phiu nya memang sering keluar jika malam dan jarang sekali mengajaknya jika berurusan dengan pekerjaan. Mulai dari pertemuan dengan klien atau makan malam biasa bersama rekan bisnisnya.
"Aphi yang lama ya usap-usap nya" pinta Lintang yang akhirnya pasrah.
"Siap bos kecil" sahut Keanu yang tiba tiba datang mengagetkan.
Ketiga putranya pun langsung berhambur ke dalam pelukan Keanu dan jika sudah begini Embun akan menepi sebentar membiarkan sang suami menghabiskan waktu bersama para hasil keringatnya itu.
Keanu yang semakin sukses dalam dunia bisnis kadang terlampau sibuk dan banyak menghabiskan waktu di kantor tapi bukan berarti ia tak menyempatkan diri meski hanya lima menit melakukan video call jika ada sedikit waktu senggang.
"Ayah udah pulang? emang nih jam belapa?" tanya Angkasa yang duduk pangkuan sebelah kanan ayahnya.
"Jam 6, Kan biasanya memang pulang jam segini"
"Tapi udah gelap banet loh"
"Mau ujan" timpal Fajar yang sering mengalah hanya berdiri.
.
.
Ujan tuh MiMoy 'kan?
Awas di slepet Buaya loh, bininya di sebut 🤣🤣
like komennya yuk ramaikan 😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!