Friday Morning.
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang, di dalam sebuah kamar kecil yang penuh kehangatan itu terdengar suara tangis yang cukup kuat sehingga membuat Alyssa terbangun mendengar tangisan dari putranya itu.
“Baby husss jangan menangis, mommy here” ucapnya menenangkan sambil mengelus pelan kepala putranya itu.
“Mommy” sapa putranya itu sembari mengangkat tangan kecilnya yang lucu.
“Are you hungry baby? Mau mam sayang?” tanya Alyssa pada putra kecilnya itu.
“Mam” ucap putranya itu mengulang kata-katanya.
Nicholas Wang, itu adalah nama lengkap putranya. Sosok ayah? Tidak ada dan mungkin untuk selamanya putranya Nico hanya memiliki dirinya saja. Sudah cukup untuk semua rasa sakit yang ia terima dari pria itu, ia sangat berterima kasih dan bersyukur karena pria itu tidak ada di hidupnya dan putranya.
Kevin Alison, saat pertama Alyssa mengetahui tentang kehamilannya dengan segera ia memberitahukan kepada Kevin yang saat itu masih menjadi kekasihnya namun tanggapan yang ia dapat pria itu sangat mengejutkan dan di luar ekspektasinya.
Kevin secara terang-terangan menolak kehadiran bayi mereka bahkan dengan tegasnya mengusulkan untuk menggugurkan saja kandungan tersebut, Alyssa tidak mungkin menuruti keinginan gila Kevin karena itu ia memutuskan untuk tetap memiliki bayinya tersebut.
Dan karena keputusannya itu jugalah yang membuatnya kehilangan sosok ayah untuk putranya dan juga keluarganya yang sudah tidak menganggap dirinya sebagai putri mereka. Semua hal itu terlalu berat untuk seorang wanita seperti Alyssa terlebih saat itu ia masih berusia 22 tahun bisa di bilang usia itu ia belum sepenuhnya menjadi wanita dewasa.
Sudah dua tahun ia tidak berhubungan dengan keluarganya dan Kevin secara tegas mengatakan melalui pengacaranya bahwa ia tidak akan bertanggung jawab karena ia tidak menginginkan kehadiran bayinya tersebut.
Meskipun banyak hal-hal sulit yang ia lalui selama ini tentu saja ada hal baik yang juga ia rasakan terlebih saat ia sudah memiliki Nico di sisinya, Nico benar-benar seperti malaikat untuknya bahkan tidak ada waktu untuknya bersedih karena Nico selalu membuatnya tersenyum bahagia.
Sejak ia memutuskan untuk pindah ke New York, ia bertemu dengan teman lamanya Calista. Saat pertama pindah ke New York ia cukup kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar namun dengan bantuan Calista semua menjadi sedikit mudah bahkan sampai saat ini pun sahabat baiknya itu selalu membantunya.
Alyssa bekerja di perusahaan majalah terkenal Elle karena kesibukan sehari-harinya Alyssa tidak lagi memusingkan masalah-masalah yang sedang ia hadapi, ia hanya fokus bekerja, menjaga bayinya yang saat itu belum lahir dan saat ia kesulitan akan ada Calista yang setia membantunya. Bahkan sampai saat ini ia berhasil bertahan dan hidup dengan bahagia karena itu ia tidak lagi membutuhkan pria di dalam hidupnya.
Setelah Alyssa dan Nico selesai sarapan mereka mulai untuk melakukan kegiatan mereka masing-masing tetapi sebelum itu Alyssa mengantarkan Nicholas terlebih dahulu ke tempat penitipan anak. Dari Apartemen mereka membutuhkan waktu sepuluh menit ke tempat penitipan anak dan sepuluh menit lagi ke tempatnya bekerja, Alyssa sengaja memilih tempat tinggal yang tidak terlalu jauh dari rumah agar memudahkannya dan sangat kebetulan di arah jalan menuju perusahaannya terdapat penitipan anak.
Itu membuat semuanya menjadi efisien karna jika ada hal-hal mendesak terjadi tidak butuh waktu yang lama untuknya tiba di penitipan anak maupun di rumah atau jika ada pekerjaan mendadak tidak butuh waktu lama untuknya tiba di kantor.
Setelah tiba di tempat penitipan anak Alyssa mengantarkan Nicholas hingga di depan ruangannya, ia mencium putra kesayangannya itu penuh kasih sebagai ucapan selamat tinggal dan ia juga mengingatkan anaknya untuk tidak nakal dan tidak rewel agar tidak menyusahkan penjaga lainnya. Setelah mengucapkan perpisahan Alyssa kembali melanjutkan perjalanannya menuju kantor dan ia pun menghubungi sahabat baiknya itu dan tak butuh waktu lama panggilan itu sudah tersambung.
‘Hello My beauty Chloe’ sapa Calista dari seberang sana
Alyssa tersenyum semringah mendengar sapaan Calista kepadanya ‘Hei Cal, how are you?’
‘I’m pretty good, sekarang sedang bersiap-siap untuk melakukan pemotretan’ ucapnya.
‘Oh that was good, perayaannya akan di laksanakan besok bukan?’
‘Yas gurl, itu akan di mulai jam dua belas. Tapi tidak ada perayaan yang mewah hanya perayaan kecil-kecilan saja dan hanya kerabat dekat saja yang di undang’ ucap Calista tertawa kecil.
‘Oke, aku akan menghadirinya besok bersama Nico. See you tommorow’
‘See you sweet gurl’
Calista menikah dengan kekasihnya, mereka satu SMA dan telah bersama selama delapan tahun dan mereka memiliki seorang gadis kecil bernama Zara yang besok akan berusia empat tahun. Zara sangat manis dan Calista adalah seorang fotografer profesional. Alyssa dan Calista sering bekerja bersama dan tentu saja pekerjaannya saat ini tidak mungkin ia dapatkan jika bukan karena Calista yang merekomendasikan dirinya ke perusahaan majalah terkenal Elle.
Calista benar-benar berjasa baginya di kehidupan pribadi maupun dalam dunia kerja ia membantu sangat banyak sejak pertama kali pindah ke New York dari masa kehamilan bahkan setelahnya hingga saat ini.
***
Pekerjaan Alyssa berjalan dengan lancar dan cepat sekarang saatnya untuk menjemput Nicholas dari tempat penitipan anak. Begitu sampai Alyssa langsung masuk ke dalam penitipan hingga berada di depan ruangan Nico berada, terlihat bahwa putra kecilnya itu sedang berlatih berjalan dan Nico yang melihat ibunya dengan cerianya meneriaki menyapa dirinya.
“Mommy, Mommy” sapa Nicholas dengan posisi berdiri dan hampir saja tersungkur jika Alyssa tidak dengan sigap menangkap putranya itu.
Fenomena yang sangat mengejutkan “Hello baby, mami sangat merindukanmu” ucap Alyssa memeluk dan mencium gemas putranya itu.
Mereka mengucapkan selamat tinggal pada penjaga hari ini dan mereka pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju pusat perbelanjaan mencari hadiah untuk si cantik Zara dan beberapa bahan dapur yang sudah habis.
Begitu sampai di pusat perbelanjaan agar tidak merepotkannya Alyssa menempatkan Nicholas di dalam kereta bayi jadi lebih mudah untuknya memilih belanjaan. Zara si cantik itu sangat menyukai putri-putri disney terutama Elsa dan Belle tapi itu terlihat cocok untuknya karena sangat cantik.
Alyssa memutuskan untuk membeli beberapa istana mainan, boneka, aksesoris dan beberapa gaun indah. Alyssa tersenyum manis saat melihat gaun-gaun tersebut karena itu terlihat sangat pas dan indah jika di kenakan oleh Zara, Zara sudah seperti anak baginya jadi ia tidak ragu-ragu untuk membelikan hadiah untuk Zara.
Saat ia ingin memilih gaun terakhir Alyssa terperanjat kaget saat seseorang tiba-tiba berlari ke arahnya dan dengan tidak sengaja menabraknya.
"Ah maafkan saya" ucap Alyssa dengan cepat.
"Tidak, tidak. saya yang minta maaf karena tidak melihat jalan saya" ucap pria itu.
Arah pandangan pria itu jatuh pada Nicholas yang berada di kereta bayi dan dia tersenyum manis menatap Nico.
"Handsome little boy" ucap pria itu.
Nicholas menampilkan tawanya mendengar ucapan pria itu dan Alyssa yang melihat itu tersenyum menyetujui ucapannya "Yeah, dia sangat tampan" ucapnya.
"Sekali lagi aku minta maaf karena jalan tidak lihat-lihat sampai menabrakmu" ucap pria itu lagi dengan sopannya.
"It's okay, aku juga minta maaf. Aku sudah menghalangi jalanmu" ucap Alyssa lalu berpamitan pada pria itu
"Um kalo begitu kami pamit duluan sebelum my little monster menangis kelaparan" sambung Alyssa tertawa kecil sehingga mengundang tawa pria itu juga.
"Kau harus bergegas" ucap pria itu "Bye handsome boy" ucap pria itu pada Nico dan membuat Nico tertawa.
"Sekali lagi maafkan aku" ucap Alyssa sebelum ia benar-benar pergi dari sana
"No. Semua ini kesalahanku karena tidak melihat jalan Mrs..." ucap pria itu menggantung
"Alyssa" ucap Alyssa
"Oh yeah, nice too meet you.. Maaf untuk yang terjadi hari ini" ucap pria itu lagi.
Jujur saja pria itu sangat tampan terlebih lagi dia terlihat sangat sopan, jika ia adalah Alyssa yang dulu mungkin ia akan jatuh cinta pada pria itu tetapi kembali pada prinsipnya 'No Man Needed'
Hari telah berganti dan saat ini Alyssa terlihat sedang memasukkan beberapa paperbag ke dalam bagasi mobilnya setelahnya ia pun mengeluarkan Nicholas dari kereta bayinya dan menempatkan putra kecilnya itu di kursi penumpang dengan pengaman khusus bayi.
Pagi ini Nicholas terlihat sangat sensitif tapi meskipun begitu Nico tetap terlihat sangat menggemaskan karena sudah mulai menunjukkan ekspresi-ekspresi lainnya. Hari ini Nicholas tidur dengan tenang bahkan saat bangun pun ia tidak menangis tetapi meskipun ia sudah cukup tidur dia tetap terlihat lelah.
Setelah merasa tidak ada yang tertinggal Alyssa melajukan mobilnya ke rumah Calista sesuai janji kemarin hari ini mereka akan merayakan ulang tahun Zara, gadis kecil itu sudah berusia empat tahun rasanya baru kemarin ia menggendong Zara yang masih mungil dan menggemaskan tak terasa bayi mungil itu tumbuh dengan cepat.
Tak lama kemudian mereka pun tiba di rumah Calista dengan cepat ia menekan bel rumah tersebut karena ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan yang lainnya dan tak butuh waktu lama pintu itu pun terbuka dan terlihat Zara yang menyambut Alyssa dan Nicholas penuh ceria.
“Hai Zara sayang, Happy Birthday!” ucap Alyssa bahagia saat melihat wajah ceria Zara
“Terima kasih Aunty” ucap gadis kecil itu yang kemudian matanya terfokus pada paperbag yang ada di tangan Alyssa.
Alyssa tersenyum geli melihat Zara “This is for you Zara, Selamat ulang tahun” ucapnya lagi.
“Yeayyyy! THANK YOU SO MUCH AUNTY” ucap Zara gembira
“Zara persilahkan mereka masuk” ucap seseorang yang ada di belakang Zara “Hai Chloe, Hello Nico” sapa pria itu yang tak lain tak bukan adalah suami Calista, Anthony.
“Hai Nio. Say hai, Nico” ucap Alyssa sembari menghadapkan Nico yang ada di gendongannya ke arah Anthony namun Nico hanya diam kembali bermalas-malasan di pundak Alyssa.
“Aw Nico. Sorry Nio, dia benar-benar sensitif pagi ini” keluh Alyssa
“Haha that was cute Nico, ayo masuk” ucap Anthony dan mereka pun memasuki rumah Calista.
"Dimana orang tuamu?" tanya Calista pada Antony
“Mereka sudah pulang, kau sedikit terlambat Chloe” ucap Antony menggoda Alyssa
Alyssa memasang wajah sedihnya “Huh i know, Nico benar-benar rewel pagi ini. Entah apa yang terjadi dengannya dia tidak membiarkanku pergi dari sisinya” ucap Alyssa
Anthony tertawa “Haha it’s okay to be late. Kemarilah” ucap Calista
Saat itu bel kembali berbunyi “Sepertinya itu tamumu sayang” ucap Calista pada suaminya.
Antony berjalan menuju depan untuk menyambut tamunya meninggalkan Alyssa dan Calista bersama.
“Apa yang terjadi pada little boy?” tanya Calista pada Alyssa
Alyssa menghela nafasnya “Aku juga tidak mengerti kenapa hari ini moodnya jadi sangat jelak. Padahal ia sudah tidur sangat lama tetapi ia tetap terlihat lelah dan menjadi sangat sensitif” jelasnya.
“Lalu bagaimana denganmu?” tanya Calista lagi yang menjurus pada Alyssa
“Aku? Tentu semua baik-baik saja” ucapnya
Calista menggelengkan kepalanya “Tidak, tidak. Bukan itu maksudku. Apa kau sudah menemukan pria baru?” tanyanya.
Alyssa menghela nafasnya kasar mendengar pertanyaan itu “You know me, Cal” ucapnya tersenyum tipis, beda dengannya Calista justru menatapnya penuh kekhawatiran.
“Apa dia baik-baik saja? Dia kembali tertidur, kuharap saat terbangun moodnya sudah kembali baik dan ceria lagi. Aku sangat khawatir melihat Nico bersikap seperti ini” ucap Alyssa lagi dan Calista pun mencoba menenangkannya.
Calista menyeringai lalu mengatakan sesuatu yang membuat Alyssa terperanjat kaget mendengarnya “Mungkin saja Nico butuh teman bermain. So Alyssa, cobalah untuk mencari pria baru. Kau cantik dan sempurna pasti banyak pria yang akan mengantri jika kau ingin atau kau bisa melakukan one night stand” ucapnya.
Alyssa membelalakkan matanya “Cal Stop it! Itu tidak mungkin dan bersama Nico sudah cukup bagiku” tegasnya.
“One night stand? Untuk siapa?” sambung seseorang yang suaranya terasa tidak asing di telinga Alyssa.
Alyssa perlahan memutar badannya untuk melihat siapa pemilik suara yang terasa tidak asing di telinganya itu, ia cukup kaget saat melihat sosok pria yang kemarin ia temui di pusat perbelanjaan kini berada di hadapannya lagi.
“Oh sepertinya kita bertemu lagi handsome boy” ucap pria itu saat melihat Nico “And, hello Mrs. Alyssa” sapanya.
Bukan hanya Alyssa yang kaget dengan kehadiran pria yang secara tidak sengaja ia temui kemarin itu, Calista dan Anthony juga kaget tidak menyangka bahwa keduanya sudah kenal satu sama lain.
“Apa kalian dekat?” tanya Calista to the point
Alyssa menggeleng pelan lalu pria itu menjawab pertanyaan Calista “Kita secara tidak sengaja bertemu kemarin saat sedang mencari hadiah untuk Zara”
Anthony memperkenalkan pria itu pada Alyssa begitu juga sebaliknya, nama pria itu adalah Eric Zayn Yuan seorang CEO di teman dekat Anthony.
Eric dengan rasa ingin tahunya kembali ke topik awal yang membuatnya menjadi penasaran “Um so, apa yang kalian maksud dengan one night stand?” tanya belum sempat Alyssa membuka mulutnya Calista terlebih dahulu menjawabnya
“Aku hanya mengatakan padanya untuk bersenang-senang, meskipun sudah punya bayi setidaknya ia harus memikirkan dirinya juga tidak hanya bayinya saja” jelas Calista
“Cal stop it! Bukankah aku sudah mengatakan kalo aku-“ ucapan Alyssa terhenti karena Calista memotong pembicaraannya.
“Yayaya.. kau tidak butuh pria karena sudah ada Nico di sisimu” ucap Calista yang terlihat bosan dengan kata-kata itu “Coba kau pikirkan. Nico tidak selamanya menjadi bayi saat dia sudah beranjak dewasa, dia akan memiliki kehidupannya sendiri dan sudah pasti dia akan meninggalkanmu” sambungnya.
Alyssa tau pasti itu tapi ia tidak ingin terlalu memusingkan hal itu dan Nico tidak mungkin dewasa dengan cepat, waktu masih panjang pikirnya. Tidak ingin ambil pusing Alyssa menghentikan Calista itu dan mengalihkan pembicaraan.
“Stop it Cal. Mari rayakan ulang tahun Zara daripada harus membahas hal-hal seperti itu” ucapnya.
Calista menghela nafasnya kasar karena setiap kali dia membahas hal ini Alyssa selalu menghentikannya “Oke-oke, ayo tempatkan Nico di kamar tidur Zara” ucapnya karena tidak mungkin Alyssa menggendong Nico sepanjang acara terlebih putra kecilnya itu sedang terlelap.
Kedua wanita itu berjalan menuju lantai atas di perjalanan Alyssa menghentikan langkah Calista karena pertanyaannya yang membuat sahabatnya itu terperanjat kaget.
“Apa kau hamil, Cal?” tanya Alyssa tiba-tiba.
Calista kaget dan menjadi gugup “T-tidak, apa yang kau katakan” ucapnya tertawa kaku
Alyssa menggelengkan kepalanya “Hanya saja kau terlihat berbeda dari biasanya” ucapnya karena sedari tadi ia cukup banyak memperhatikan Calista
Calista tertawa canggung “Bagaimana kau bisa mengatakan hal seperti itu” ucapnya
“Kau terlihat berbeda. Sejak pertama kami datang kau tidak menyambut Nico karena biasanya kau selalu menggendong, bermain dan mengangkat tinggi Nico. Dan saat berjalan kau terlihat lebih berhati-hati jadi kupikir mungkin kau sedang hamil” jelasnya.
Calista menghela nafasnya kasar “Ya itu benar, sepertinya aku tidak bisa menipumu” keluhnya.
“Kenapa di sembunyikan?” tanya Alyssa lagi
“Kata dokter kehamilan ini berisiko tinggi sama seperti terakhir kali aku mengandung Zara dan dokter juga mengatakan padaku untuk tidak terlalu berharap pada kehamilan ini” ucapnya Calista yang menjadi murung.
“Karena itu aku menyembunyikannya, aku tidak bisa mengatakan pada Anthony. Dia sangat menantikan aku hamil lagi jika aku mengatakan lalu kehilangannya mungkin Anthony akan kecewa. Aku akan menunggu sedikit lebih lama lagi, jika dokter sudah mengatakan aman aku akan memberitahu Anthony dan yang lainnya” ucapnya lagi.
Calista menatap Alyssa dan menangkup kedua tangan sahabatnya itu “Jadi sampai saat itu tiba, aku mohon rahasiakan hal ini bersamaku. Aku akan mengatakannya jika semua sudah baik-baik saja” pintanya dan tentu saja dengan senang hati Alyssa menuruti keinginan sahabatnya itu.
"Aku ikut bahagia untukmu"
Alyssa dan Calista kembali ke meja makan dan saat tiba di sana Alyssa mendengar sebuah nama yang sangat tidak ingin dia dengar, sangat tidak terduga bahwa ia akan mendengar nama itu lagi setelah dua tahun melupakannya.
“Kau tau, ayahku memintaku untuk bekerja sama dengan Kevin Alison tetapi aku sangat tidak menyukainya. Dia benar-benar bocah yang menjengkelkan dan terlihat seperti orang yang tidak mengetahui apa pun tentang bisnis” keluh Eric pada Anthony.
Ruangan itu seketika hening setelah mendengar nama yang tidak boleh di sebut jika sedang bersama Alyssa “Maka jangan lakukan itu” tegas Anthony dengan dinginnya.
Alyssa sudah seperti adik perempuan bagi Anthony dan ia sangat protektif dan menjaga Alyssa begitu juga dengan Nico dan ia akan menjadi tidak rasional jika sudah bersangkutan dengan Alyssa maupun masa lalu Alyssa.
Eric menjadi bingung melihat sekitarnya dan Anthony yang seketika menjadi dingin “Aku hanya memberitahu padamu dan ya aku juga memikirkan untuk tidak setuju dengan permintaan itu” ucapnya memasang raut wajah kebingungan.
“Apa kalian pernah bekerja sama dengannya? Atau kalian mengenalnya?” tanya Eric.
Calista melihat ke suaminya lalu melirik ke arah Eric sedangkan Alyssa hanya berdiam diri saja tidak ingin ikut campur tentang hal itu “Ingin makan sekarang?” tanya Calista mengubah topik pembicaraan.
“Ya itu ide bagus tapi aku hanya ingin tau tentang dia, jika kalian mengenalnya kalian bisa mengatakan padaku. Maksudku aku memang tidak menyukainya tapi kalian terlihat seperti membencinya” ucap Eric dengan keingintahuannya, ia tetap membahas itu padahal tidak satu pun dari mereka yang ingin.
Calista dan Anthony menatap ke arah Alyssa karena saat ini hanya Alyssa yang berhak untuk berbicara jika ia ingin, jika tidak maka bukan hanya Alyssa mereka berdua pun harus tutup mulut. Alyssa menganggukkan kepalanya memberi izin pada Anthony untuk mengatakannya, mungkin mereka harus mengatakannya agar rasa keingintahuan Eric terpenuhi lagi pula tidak akan jadi masalah besar baginya karena ia tidak akan bertemu lagi dengannya.
Dan mungkin ada baiknya jika Eric mengetahui hal tersebut terlebih mereka akan melakukan bisnis bersama “Dia tidak berurusan langsung denganku tetapi dengan keluargaku-“ ucap Anthony ragu-ragu karena ia tidak tahu harus mulai dari mana.
Calista menghela nafasnya kasar ia terlihat tidak sabar dan akhirnya ia pun menceletuk “Kau tau, bajingan gila itu menghamili sahabatku dan tidak bertanggung jawab bahkan memintanya untuk menggugurkan saja kandungannya. Yang lebih parahnya lagi ia menggunakan pengacaranya untuk memperjelas bahwa ia tidak akan bertanggung jawab dan jangan mencarinya jika terjadi sesuatu pada kandungannya” ucapnya yang tiba-tiba terbawa emosi mengingatnya.
Sepertinya Eric mengetahui bahwa sahabat yang di maksud Calista itu adalah Alyssa.
“Kalau begitu aku tidak akan bekerja sama dengannya” ucap Eric, ia terlihat berpikir sebelum kembali berbicara “Tetapi Nico, dia tidak terlihat seperti dia?” tanyanya pada Alyssa.
Alyssa menganggukkan kepalanya “Itu hal yang bagus, Nico benar-benar terlihat sepertiku aku sangat berterima kasih dan bersyukur untuk itu” ucapnya
“Tetapi kau tidak seharusnya memutuskan untuk tidak bekerja sama dengannya karena kisahku, aku bahkan bukan siapa-siapa untukmu. Jika itu baik untuk bisnismu maka lakukanlah” ucap Alyssa ia tidak ingin menjadi alasan sebagai penghambat bisnis orang lain bahkan ia dan Eric baru saja kenal.
Eric menggelengkan kepalanya “Memang benar kau bukan siapa-siapa untukku tetapi dari cerita itu sudah bisa di putuskan bahwa aku tidak akan bekerja sama dengannya” ucap Eric.
“Why?” tanya Alyssa tidak mengerti
“Jika dia tidak bisa bertanggung jawab pada tindakannya di kehidupan pribadi bagaimana aku bisa mempercayainya dalam hal bisnis?” tanya Eric pada Alyssa dan ya itu terdengar masuk akal “Lagi pula sejak awal aku tidak menyukainya, dia sangat menjengkelkan dan sombong” sambungnya.
Pembicaraan mengenai Kevin Alison berakhir begitu saja dan mereka pun mulai makan dan membahas banyak hal lainnya sedangkan Zara sedang bermain dengan bonekanya dengan tenang, tidak lama kemudian terdengar suara tangis yang berasal dari Nico.
Alyssa dengan cepat bangkit dari duduknya “Sepertinya Nico sudah bangun, aku akan mengambilnya terlebih dahulu” ucap Alyssa kepada yang lainnya.
“Sayanggg..hello baby” sapa Alyssa saat tiba di depan pintu kamar tempat Nico berada “Huss sayang mommy” ucapnya lalu menggendong Nico
“Ganteng mommy tidur nyenyak?” tanya Alyssa pada putranya itu
“Mommy” ucap Nico, bayi kecil itu terlihat lebih ceria dan bersemangat dari sebelumnya sepertinya ia sudah mendapatkan moodnya kembali.
Alyssa mengganti pokok Nico sebelum ia membawa anaknya ke bawah untuk bertemu dengan yang lainnya.
“Hallo everyone, lihatlah baby Nico sudah bangun” ucap Alyssa membuat Nico tertawa pelan “Nico sayang, say hai ke aunty Cal, Uncle Nio and Uncle Eric” sambungnya namun belum ada tanggapak dari Nico
Alyssa mengatakan satu kali lagi pada putranya itu untuk menyapa semuanya “Say hai sayang, say hai..”
“Hai” sapa Nico semua orang membalas sapaan Nico dan mereka juga terlihat gemas dengan Nico yang terlihat sangat imut saat bangun tidur.
“Bisakah kau menggendongnya sebentar? Aku ingin menyiapkan makanan untuknya” ucap Alyssa pada Anthony, ia sengaja meminta tolong pada Anthony karena ia khawatir jika harus meminta tolong pada Calista.
Sebelum Anthony menjawab permintaan Alyssa, Eric dengan cepat bertanya “Bolehkah aku yang menggendongnya?” pintanya.
“Um ya tentu saja boleh tapi jika Nico mau, dia sulit untuk dekat dengan orang baru” ucap Alyssa
Eric melambaikan tangannya pada Nico seperti perkenalan diri lalu saat ia memosisikan tangannya seperti ingin menggendong dan Nico terlihat sangat senang bahkan ia memberikan tubuhnya untuk di gendong oleh Eric.
Alyssa kaget tentu saja karena Nico sulit untuk berada di dekat orang baru bahkan saat baru pertama di penitipan anak dan belum mengenal penjaga di sana Nico selalu menangis tetapi ada apa dengan Nico hari ini, ia bahkan terlihat senang saat di gendong oleh Eric.
Calista bersorak gembira “Wow.. apa ini Nico” ucapnya tertawa pelan
Alyssa menyiapkan makanan Nico dan saat selesai ia ingin mengambil alih Nico dari Eric tapi sungguh mengejutkan karena Nico tidak ingin bersamanya.
“Come on baby, waktunya makan” ucap Alyssa yang berniat untuk mengambil alih Nico dari gendongan Eric.
“No” ucap Nico mengeluarkan suara imutnya itu.
Alyssa membujuknya dengan suara yang lembut “Ayo sayang yuk, kita makan dulu nanti baru main lagi dengan Uncle. Oke sayang?” bujuknya.
Nico tetap kekeh tidak ingin bahkan ia memeluk erat leher Eric. Eric yang berada di tengah-tengah itu pun menawarkan diri untuk mencoba memberi makan pada Nico.
“Apa aku boleh memberinya makan?” tanya Eric pada Alyssa.
“Tentu tetapi itu akan sulit” ucap Alyssa
“Tidak masalah, aku hanya ingin mencobanya” pinta Eric
Eric mengambil alih piring makan Nico dan Alyssa mengambilkan kursi makan khusus bayi milik Zara semasa kecil yang masih di simpan untuk momen seperti ini jika Alyssa dan Nico berkunjung. Alyssa menggelengkan kepalanya tak percaya karena putra kecilnya itu mengikuti perintah Eric bahkan ia tersenyum gembira saat Eric menyuapinya.
Zara berlari turun dari kamarnya “Daddy Daddy” teriaknya
“Daddy aku ingin bermain dengan Katy, bolehkah aku pergi ke rumahnya?” pintanya memelas “Please daddy, please” mohonya.
“Yayaya daddy ya, please” ucapnya lagi, ia selalu bisa membujuk ayahnya.
Katy adalah anak tetangga mereka jadi Zara dan Katy sering bermain bersama dan tidak ada alasan untuk menolak permintaan gadis imut itu.
Anthony menghela nafasnya ia tidak bisa melarang putrinya jika sudah memohon seperti itu “Baiklah sayang, kau boleh bermain tapi jangan terlalu lama ya. Hanya satu jam” ucapnya.
Zara bersorak gembira “Yeayy! Thanks daddy. I love you daddy!” ucapnya dan berlari keluar
“Daddy, Dad, Daddy” ucap Nico mengulangi perkataan Zara.
Nico mengatakan hal itu sambil melihat ke arah Eric setiap kali berhasil mengatakan itu ia tersenyum ceria. Alyssa kaget dengan tingkah Nico, itu pasti sangat aneh bagi Eric dan ia kembali di buat kaget saat mendengar apa yang di katakan Eric setelahnya karena itu sangat sulit untuk dipercaya.
“Ya Nico, ini daddy” ucap Eric dengan santainya.
Setelah mengatakan hal itu Eric menatap Alyssa, ia tahu ini aneh tapi ia tidak tega jika harus merusak momen bahagia Nico “Maafkan aku, aku hanya tidak ingin merusak momennya” ucapnya.
Alyssa terdiam. Dia baru kemarin bertemu pria ini dan itu hanya sebentar saja lalu bertemu kembali di sini bahkan kurang dari tiga jam tetapi ia tidak merasa terganggu saat Nico menempel padanya bahkan memanggilnya ayah.
Bukan hanya Eric, Nico juga aneh. Dia yang biasanya tidak bisa dekat dengan orang asing atau pun orang baru, di ganggu sedikit aja ia sudah mulai risih dan merengek tetapi tidak masalah jika orang itu adalah Eric.
“It’s okay” ucap Alyssa ia tidak tau harus menanggapi situasi ini seperti apa.
Alyssa kembali memikirkannya. Ia tidak tahu bagaimana nanti cara memberitahukannya jika nanti ia tumbuh dewasa karena itu akan sulit untuknya di saat semua teman-temannya memiliki ayah dan ibu, ia hanya memiliki seorang ibu saja dan tanpa ayah.
Bagaimana cara menjelaskan ke anak kecil jika orang yang disebut ayah itu tidak menginginkannya?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!