Pagi sudah datang namun matahari masih enggan menampakkan sinar terangnya.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu menyadarkanku dari tidur lelap yang baru saja melingkupiku
"Salsa!!! Bangun sayang ini sudah pagi nanti kamu telat! " suara mama terdengar didepan kamar.
Namun aku masih malas membuka mata
"Salsa..... Bangun!!!" teriak mama terdengar melengking bagai petir disiang bolong yang tak mendapat respon dariku, mataku seketika terbuka lebar karena suara lengkingan itu menusuk sampai kegendang telinga.
"OMG mama....., iya Salsa sudah bangun! " ujarku kesal.
Ku hempaskan selimut kesembarang tempat dengan kesal, sambil melirik jam yang ternyata sudah hampir jam 08:00
Menyadari itu aku bergerak cepat.
***
Namaku Salsa Olivia 18 tahun, aku masih seorang Siswi SMA , kata orang aku sedikit keras kepala namun tetap cantik, Masa remajaku adalah masa yang sangat berharga dan paling indah, mengenal cinta itu sudah biasa namun bagaimana jika sudah harus bersuami Di umur yang masih muda? Ini semua karena perjodohan konyol yang dilakukan oleh orang tuaku.
Memikirkannya saja membuatku frustasi namun aku tak bisa menolaknya, Namanya Kevin Pratama orang yang dipilih oleh orangtuaku yang bahkan bertatap muka, mengenalnya saja aku tak pernah.
Keberuntungan atau kesialan biar waktu yang menjawabnya
Karena masalah itu membuatku hampir menjadi gila, namun untunglah aku mempunyai sahabat yang mampu mengembalikan senyumanku
Mereka The Crazy Squad terdiri dari aku sendiri, Dita, Lena, willy, dan David mereka berempat membuatku lebih nyaman berada disekolah daripada dirumah tetapi sebentar lagi akan menjadi perpisahan paling berat bagiku Bagaimana tidak kelulusan sudah ada didepan mata, dan itu akan terjadi 1 bulan kemudian.
***
Disekolah, aku cs sangat terkenal bukan karena nama squadnya yang crazy namun karena kecantikan dan ketampanan dari teman-temanku, kami berlima bukanlah sekelas, aku,dita dan lena sekelas sedangkan David Dan Willy tetangga kelasku tetapi keakraban kami layaknya saudara beda rahim.
Misalnya saja David dan Willy, ketika jam istirahat telah tiba mereka bukannya berkumpul dengan teman sekelasnya masing-masing tetapi malah kekelasku kemudian mengajak kami bertiga kekantin untuk makan bersama.
"Kita ke kantin yuk! " ajak Willy.
"Kenapa lo kesini tiap hari? ini kan bukan kelas lo!, nggak malu apa" ketus Dita
"Ya terserah gue lahh Dita...! ". lanjut Willy membuatku tersenyum, namun Willy menyadarinya.
"Sal..., lo kenapa senyam-senyum sendiri? " seru Willy sembari menatapku.
pertanyaan itu membuatku sedikit gugup.
"A-anu gue lapar!" ucapku dengan nada yang sedikit tinggi.
"Ha?, apa hubungannya senyum sama lapar sal?" tanyanya balik
"Hubungannya erat banget gaes disaat kita senyum-senyum sendiri mungkin itu karena memikirkan orang yang kita sukai, dan hal itu membuat kita bisa lapar!". jawab Lena.
"Apasihhh lo Lena, ada-ada aja deh, Dasar bucin!" seru .
"Tau nihh terLena". cibir Dita sambil menggeleng pelan
"Ihhh nama gue LENA bukan terLENA, awas lo ubah-ubah nama gue, nanti mulut lo gue gunting! " teriaknya.
"Sudahlah kalian jangan berdebat lagi, ini bukan forum diskusi, berdebat itu tidak akan membuat kalian kenyang jadi lebih baik kita kekantin aja" ujar David memotong pembicaraan.
"Nahh usul yang baik!" lanjutku.
Sesampainya dikantin ada seorang cewek cantik menyenggol Willy.
"Akhhhh"
"Ehhh maaf-maaf kak aku tidak sengaja!"
"Ternyata adek kelas yahh, iya dehh ngakpapa!" ujarnya dengan mengedipkan sebelah mata
"Sekali lagi maaf ya kak!"
"Iya-iya, lo cantik juga ya!" ucapnya menggoda dengan sedari tadi memandangi cewek tersebut.
"Ehhh aku duluan ya kak!" mendengar itu adek kelas tersebut merasa risih dan langsung pergi meninggalkan kami.
"Hahah (tertawa terbahak-bahak), Rasain loh, emang enak godain cewek terus?, lo itu udah terkenal playboy disekolah ini, jadi cewek manapun sudah tidak akan bisa terpengaruh lagi sama gombalan konyol lo! " ketus Dita sedangkan aku hanya diam sambil sedikit tersenyum.
"Masa sihhh, bukannya cewek-cewek pada kabur karena tidak tahan melihat ketampanan gue ya?" Willy mengibaskan rambutnya.
"Dasar Narsis!" jawabku
"Hahahh iya dehhh nyonya Salsaku, gue nggak akan lakuin itu lagi, karena kalau Salsa yang bilang, gue pasti diam heheh"
Entah mengapa melihatnya tersenyum jahil membuatku ingin tertawa.
"Apasihh, gue nggak suka ya, lihat lo tersenyum kayak gitu, kayak orang aneh tau". ujarku.
"Salsa.... tersenyum itu bisa meluluhkan hati seseorang loh" ucap Lena.
"Diamlah Lena.., lo ini cuma bisa ngebucin terus ya!!! ". gertak Dita.
"Hati gue ini rapuh banget Dita serapuh kerupuk, gue nggak tahan jika di gertak! you no!! " kata Lena yang kemudian dibekap mulutnya oleh Dita.
"Diamlahh Lenaku sayang!"
"Kalian ini tidak hanya dikelas, dikantin juga masih mau berdebat ya?" tutur David membuat kami semua diam membisu.
"Lebih baik cari tempat duduk dulu, baru berdebat!" lanjutnya
***
Pengenalan tokoh:
Salsa Olivia
Pengenalan tokoh :
*The Crazy squad*.
Pengenalan tokoh:
Namanya Dita 19 tahun dia lebih tua dariku , meskipun biasanya dia bersikap kasar tetapi dia penuh perhatian.
Dia Lena seumuran denganku orangnya Sangat Ceria, dia pernah punya pacar tetapi ditinggal pas sayang-sayangnya dan itulah yang membuatnya menjadi bucin (budak cinta) hobinya membaca komik dan jika dia sudah terhanyut maka dia akan melupakan segalanya
Ini Willy 19 tahun karena karismanya Dia mendapat julukan pangeran disekolah, namun dia mempunyai hobi yaitu menggoda dan menggonta-ganti cewek hingga banyak yang mengatainya playboy tingkat dewa
Nama dia David babang tampan yang satu ini bukan hanya tampan dan cute tetapi karena sikap lemah lembutnyalah yang membuat kaum hawa meleleh.
Persahabatanku dengan mereka yang terjalin sudah hampir menginjak 3 tahun yaitu selama SMA.
Tanpa kusadari seiring berjalannya waktu, aku merasa ada rasa yang tersirat untuk Willy, yang kebetulan kami adalah tetangga rumah dan kami sering pulang bersama, entah perasaan ini kapan datangnya.
Mungkin benar kata orang kalau saja dalam sebuah persahabatan yang terjalin antara 2 orang yang berkelainan jenis itu pastinya akan timbul sebuah rasa, dan itulah yang mungkin kurasakan saat ini.
Dan walaupun dia terkenal playboy dan aku sudah mengetahuinya sejak lama tetapi aku juga terpana dengan ketampanannya.
Hal Ini membuatku gila, setiap dia berada didekatku, aku merasa gugup dan jika dia punya pacar baru atau menggoda cewek lain, aku merasa sangat kesal dengannya.
Mungkin inilah yang dinamakan cemburu. Tapi apa hakku untuk cemburu? Sedangkan dia menganggapku hanyalah seorang sahabat.
"Ehhh kita duduk disitu aja!" Ujar Willy dengan menunjuk kesalah satu meja yang tampak kosong, dan membuat kami mengangguk.
"Silahkan duduk nyonya Salsaku!" aku kaget seketika dia menarik kursi itu untukku, layaknya seorang pasangan yang sangat perhatian dengan kekasihnya.
"Lo jangan goda gue dehh, gue nggak suka!"
Willy seketika terdiam tatkala mendengar ucapanku, sangat terlihat jelas diwajahnya rasa kecewa.
Ada apa dengannya?
"Sal!, lo nggak boleh kayak gitu!, di tolak itu sakit lohh" jawab Lena.
"Ya udah.., gue nurut!" aku terduduk kupandangi lagi wajahnya, senyumnya sekarang merekah, membuatku ikut tersenyum juga, entah apa maksud dibalik senyumannya itu.
"Nahhh kalian mau pesen apa?, hari ini kalian bisa bebas makan apa aja, biar gue yang traktir!" lanjut David membuat kami berempat bahagia kegiragan.
Kebetulan David ini tidak hanya tampan, namun dia juga anak seorang pejabat kaya raya, jadi dia punya dompet tebal yang senantiasa menjadi bank berjalan kami.
"Ya ampun nihh orang memang sahabat gue yang luar biasa baiknya!" ucap Dita dengan memukul lembut pundak David
"Gue pesen coto! " lanjutnya.
"Bakso dehh" ujarku.
"Gue sama, kayak nyonya Salsaku. heheh" ucap Willy.
"Apaan nyonya-nyonya.. lo kira gue ini sudah jadi mak-emak dipanggil nyonya? dan kenapa lo harus pesan yang sama kayak gue? "
"Terserah gue dong hihi (cengingisan) "
"Kalau lo Lena? mau pesan apa? " tanya David.
"Kalau gue mau pesen hatinya!" ucap Lena bucin.
"LLenaaaa lo mau makan, apa mau begitu terus?" jawab David yang geram dengan Lena.
"Tau nihhh terLena!!!, taunya cuman ngebucin doang!" ketus Dita
"Hahah maaflaahh gue kan cuman bercanda doang, ohh gue pesen kayak Dita coto juga!".
"Oke kalian tunggu disini, biar gue kekasirnya dulu! " David berdiri melangkah pergi menuju kasir.
"Sal!, gue mau nanya sesuatu sama lo, boleh nggak? "
"Tanya apa Will?" tanyaku sedikit memutar wajah kesamping karena yang duduk disampingku sekarang adalah Willy.
"SSebelumnya lo nggak pernah yang namanya pacaran kan?" tanyanya membuatku tercengang.
"Hmmmkk, kenapa lo nanya soal itu?"
"Kalau misalnya gue nembak lo, lo bakal terima gue nggak?" hal tersebut membuatku gugup, namun kulihat, Lena dan Dita yang duduk didepanku tertawa terbahak-bahak.
"Hahahah, sal jangan percaya sama nih orang, kkalau lo percaya bisa-bisa nanti lo botak!" ucap Dita.
"Nahh betul banget tuhh, Sal!, nihh orang , playboynya udah terkenal sejagad raya, jadi lo jangan sampai termakan gombalannya!" lanjut Lena.
"Kalian berdua, siapa yang suruh kalian bicara? kalian ini kayak lalat aja sihh, Diamlah.., gue ngomongnya sama Salsa, kenapa kalian yang jawab!" Willy sedikit kesal dengan mereka.
"Bagaimana Sal, lo mau kan? " tanyanya penuh harap
"Gue.... " aku memalingkan wajah menghindari tatapannya, kulihat Dita dan Lena terus menggelengkan kepala memberi isyarat agar aku tak menerimanya.
"......... " tak ada suara yang mampu ku ucapkan hanya kebisingan dari siswa lain yang memecah sedikit keheningan.
"Wahhh kalian lagi bahas apaan nihh?" Tanya David yang datang secara tiba-tiba mengejutkan kami.
"Lohh kok gue nggak dijawab, gue datang, kalian jadi diam semua, Dan kenapa kalian kayaknya gugup ya! , lagi gosipin gue? "lanjutnya
Huffff aku menarik nafas, sembari menatap kearah mereka yang hanya diam membisu
Bahkan ketiga sahabatku tak ingin menjawab pertanyaan David.
"Kita gugup karena lapar, lo sihh ditungguin dari tadi tapi lama banget" ucapku berusaha memecah keheningan.
"Ohhh gitu ya, maaf tadi antri banget pas lagi mau bayar!"
Beberapa menit kemudian pesanan kami datang 3 coto dan 2 mangkok bakso untukku dan Willy
Aku memandangi bakso yang kini tepat berada didepan mataku, dengan perasaan gugup, aku mencoba mengambil botol cabe yang ada dihadapan Willy.
Aku memegang botol tersebut, dan langsung menuangkan isinya dengan sangat keras kedalam mangkuk baksoku.
"Ehhhh sal!, itu cabenya udah banyak banget lo? " ujar Willy yang sedari tadi memandangiku menuang sausnya.
"Nanti bbisa-bisa lo jadi sakit perut! " Dirampasnya botol cabe itu dari genggamanku.
"Gue udah biasa makan yang pedas, jadi terserah guelahh, siniin botolnya! " aku mencoba merebut kembali botol tersebut namun dia menepis tanganku.
"Udahlah Sal, Willy itu bener, nanti lo sakit perut jadi jangan coba-coba dehh" ujar David membuatku menghentikan tanganku yang masih berusaha bergulat dengan Willy.
"Nihh ambil aja punya gue , lagian gue sukanya yang pedes banget". Aku terdiam seketika kulihat dia menukar punyaku dengan punyanya, Dia sangat perhatian padaku hingga membuat rasa itu semakin hari semakin tumbuh begitu saja.
"Kenapa willy melakukan ini?, apa dia tidak tau, kalau semua ini membuat gue sangat gugup, bisa-bisa perasaan gue semakin dalam sama lo Will" batinku.
"Nggak perlu..., gue juga suka pedes kok!"
"Hahah lo nggak usah bohong lah Sal, terakhir kali kita makan di Warung waktu itu, kita makan ceker ayam pedes dan akhirnya kamu mondar-mandir di toilet" Willy mengatakan itu seolah ingin bercanda namun itu membuatku sangat malu, dia seakan melupakan ada Dita dan Len diantara kami.
"Hah.... jadi kalian pernah makan-makan di Warung tapi
nggak manggil kita? " ujar Dita tercengang dengan ucapan Willy.
"EEmangnya lo mau jadi obat nyamuk?" jawab Lena
"Diam lo terLena!!! "gertak Dita membuatnya diam.
"Ehhh waktu itu gue lagi mau aja makan ceker, nah kan willy paling dekat tuhh sama rumah gue, jadi kepaksa panggil dia aja heheh" jawabku sambil cengingisan.
"Ohh gitu.. Kirain ada apa! "
Beberapa menit kemudian makanan yang ada diatas meja tinggallah hanya sebuah mangkuk kosong.
"Arkkkk "
"Ihhh dasar Luhh Lena!!, jijik tau nggak!" ketus Dita dengan menaikkan pundaknya.
"Ini itu pertanda gue udah kenyang Dita sayangg~" jawab Lena.
"Owekkk lo alay banget Len! sumpah!!, gue pengen muntah dengarnya" gerutu Dita.
"Pengen muntahh? perlu gue ambilin kantong kresek? "
"Lena..., hari ini gue pengen banget makan orang lohhh.. "
"Berarti kamu vampir dong! "
"Itu mengisap darah gob*ok, bukan makan orang" cibir Dita
Brakkkkkkkk
"Diamm!!"
Seketika David memukul meja membuat Dita dan Lena berdebat lagi, merek langsung memakan baksonya seakan-akan terburu-buru. mungkin karena takut dengan bentakan David atau apa aku juga tidak tau.
Krinkkkkkk krinnkkkkkkk
Tanpa aku sadari bel istrihat sudah berakhir.
"Ehhh gue sama Willy duluan ya!, udah mau masuk soalnya! " ujar David.
"Bye bye" Willy melangkah pergi dengan melambaikan tangannya berjalan mundur menjauhi kami.
"Dasar!!! " cetus ku
"Ehhh sentar itu, bukannya kita mau belajar kimia ya? " tanyaku
"Ohhh ibu kimia yang jahat itu ya?" Tanya Lena.
"Wahhh ini nihh penyakit lo, disaat lo tidak tau nama gurunya, lo malah panggil dia dengan nama mata pelajarannya, dia punya nama Lenaaaaa, jadi bukan ibu kimia namanya!!" gerutu Dita kepada Lena.
"Hahah iya maaflahhh lagian gue lupa namanya he!"
"Namanya ibu Riska" jawabku
Kemudian aku, Dita, dan Lena menuju kekelas yang di ajarkan oleh ibu Riska yang merupakan wali kelas serta orang yang mengajar Mata pelajaran kimia di kelasku
Dia masih muda, dan baik hati jika diluar forum mengajar, tetapi lain halnya ketika dia sedang mengajar dia bagaikan iblis yang dengan senantiasa menjewer muridnya jikalau tidak bisa mengerjakan atau mengumpul tugas tepat Waktu.
Setelah mata pelajaran berakhir akhirnya bel yang sangat ditunggu-tunggu bagi kaum pelajar yang mau segera merebahkan diri melepas kepenatannya datang dan yahh itu adalah bel pulang
"Yey akhirnya bisa pulang jugaaaa" ucap Lena meloncat-loncat kegirangan.
"Woee Lenaa jangan lompat-lompat kayak bocah dehh luhh, sok dewasa dikit napa?" ketus Dita
"Hadehhh serasa yang gue lakuin itu semua salah ya dimata kalian ya? " ngambeknya.
"Baru nyadar luhh? " jawab Dita
"Ehhh udahlahh kalian jangan berantem lagi " ujarku berusaha menenangkan keduanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!