Kerajaan Ringstar berada dipinggir daerah Dyfed dan Powys didaratan Eropa utara. Kedua daerah ini sekarang disebut sebagai Wales bagian dari kerajaan Inggris Raya. Tanahnya subur dimusim panas tapi dimusim dingin sangatlah dingin apalagi ketika salju telah turun kebumi. Namun dari semenjak dahulu kala rakyat didaerah itu makmur. Selain sebagai petani mereka juga ahli dalam membuat pedang dan baju perang yang terbuat dari bahan besi.
Rajanya saat itu bernama King Owoun, dikenal sebagai raja yang bijaksana dan kaya raya. Putrinya bernama Princes Nara yang terkenal akan kecantikannya dan sering disebut rakyatnya bak seperti jelmaan dewi Kahyangan.
Banyak para Raja dan pangeran berlomba lomba untuk mempersuntingkan princes Nara tapi King Owoun sudah kadung berjanji kepada seorang Raja yang bernama Ihira seorang raja Gwyned diutara untuk menikahkan putrinya, Princes Nara. Putra raja Ihira bernama Prince Bana. ia dikenal sebagai pangeran perkasa penerus tahta King Ihira.
Sebuah perjanjian nikah yang sebetulnya tidak disetujui oleh Princes Nara sendiri dari semenjak awalnya. Selain Princes Nara tau bahwa kebiasaan Prince Bana adalah berjudi dan mabuk, Bana juga dikenal sebagai playboy. Sudah banyak kejadian buruk yang diceritakan dari mulut kemulut bagaimana ia sering menghamili gadis gadis desa dan membunuhnya ketika Bana sudah mulai bosan. Berarti ia adalah putra mahkota yang bengis.
Namun raja Owoun selalu membujuk princes Nara agar ia mau dinikahkan dengan keturunan kerajaan utara itu. Raja Owoun tau bahwa kerajaan utara mempunyai kedekatan dengan kerajaan Viking. Maka apabila ia bisa mendekatkan dirinya dengan kerajaan utara semuanya akan menjadi aman. Dalam arti kata lain, apabila itu terjadi maka kerajaan Viking tidak akan mengganggu ketentraman kerajaan Ringstar. Maklum saja, kerajaan Viking sangat terkenal dengan seringnya melakukan penyerangan secara brutal.
"Percayalah anakku..semua ini demi keselamatan kita, kerajaan dan rakyat Ringstar" ucap sang raja.
"Tapi papa..Bana adalah figur yang tidak baik dan suka mabuk mabukan aku tidak suka papa!" protes Nara kepada ayahnya.
"Papa rasa..ia akan berubah ketika memasuki jenjang perkawinan apalagi ketika kelak kau melahirkan anak, pasti ia akan menjadi baik..papa waktu muda dulu juga demikian, tapi lihatlah..papa sekarang menjadi seorang yang bijaksana"
Selain Nara tidak suka dengan Bana sebetulnya ia juga sudah menjalin asmara dengan seorang pemuda. Ia bukan dari kalangan ningrat dan kaya, ia adalah putra dari seorang mantan perdana mentri yang karena usianya sudah menua ia memohon pensiun. Seorang mantan perdana menteri yang sangat jujur dan pekerja keras.
"Lupakan Jaka, ia bukan dari golongan ningrat dan bukan juga seorang pangeran..ia tidak pantas menjadi penerus kerajaan ini. Kelak kita memerlukan segala kekuatan dalam memimpin kerajaan ini..Dan menyatukan kerajaan Ringstar dan kerajaan dari utara itu akan memperluas kekuatan kita" ujar sang raja dengan penuh keyakinan.
Nara tidak bisa berkata apa apa..sabda raja sangatlah penting, ia hanya seorang Princes yang hanya bisa mengikuti kemauan dan kehendak baginda raja meskipun itu adalah ayahnya sendiri.
☆☆☆☆
"Jaka sayangku..jadi itulah yang papa katakan padaku..aku bingung dan tidak tau apa yang harus kulakukan..padahal cintaku sudah kuserahkan sepenuhnya untukmu" ucap Nara dengan sedih, air matanya menestes dipipinya yang merah.
Jaka mendekatkan wajahnya dan memberikan ciuman kebibir Nara, ia juga mengapus tetesan air mata yang membasahi pipi Nara. Diangkatnya dagu kekasihnya dan berkali kali ia mendaratkan ciuman mesra.
"Sayangku..apapun yang akan terjadi aku tetap mencintaimu..aku yakin satu saat kita akan bertemu dan bersama sama membangun keluarga yang bahagia, camkan itu sayang..Namun titah baginda raja memang tidak bisa kita elakkan.."
Mendengar itu Nara memeluk kencang tubuh kekasihnya dan membenamkan kepalanya didada Jaka yang bidang.
"Aku akan menyimpan cintamu didadaku sebaik mungkin, biarlah dia mendapatkan tubuhku tapi dia tidak akan bisa mendapatkan cintaku"
Angin dingin diawal musim salju itu terdengar menderu deru bahkan sempat beberapa kali menghembus kearah dua pasangan muda yang sedang dimabuk asmara.
Jaka mengangkat kerah bajunya dan ia juga meninggikan kerah baju Nara. Dengan penuh kasih sayang disisirnya rambut kekasihnya dengan jari jarinya.
"Aku ingin lari dari semua ini! Aku muak dengan segalanya..lebih baik aku lari masuk kehutan dan tinggal bersamamu ketepi telaga Swanbirn yang indah itu..ayo bawa aku lari dari duka ini" Pinta Nara dengan penuh harapan. Ia sudah nekat untuk keluar dari semua ini. Kedua matanya menatap penuh pengharapan.
Namun dengan tenang Jaka mengatakan...
"Dinda tersayang Nara..apabila aku sanggup, mungkin kamu sudah aku larikan dari dulu ketika pertama kali aku bertemu denganmu..Tapi, aku bukan siapa siapa, kami keluarga kecil yang hanya ingin hidup sedamai mungkin. Apa yang akan terjadi apabila aku melarikanmu ? Mereka akan memburu kita dan juga keluargaku sampai kelubang semut. Mungkin aku tidak apa apa tapi, untukmu selain akan mendapat marahan, sumpahan bahkan mungkin penjara..dan aku tidak mau kamu sengsara karena diriku"
Jaka menarik napas panjang, begitu juga Nara..
"Aah biarlah aku dipenjara!"
"Jangan sayang..jangan kamu katakan itu..dengarkan aku, kita akan bersama sama selamanya, ingat itu..saat ini ikuti saja keinginan baginda raja, aku yakin kita akan bersatu..Hari sudah sore sebentar lagi malam akan datang..ayok kita pulang, aku akan ikuti kudamu dari belakang"
Jaka kemudian memeluk Nara dan mengangkatnya keatas kuda putihnya. Ketika Nara diatas tiba tiba ia menarik kerah baju Jaka sehingga laki laki itu mendekat. Nara langsung mencium bibir Jaka.
☆☆☆☆
Kira kira jarak 20 meter sebelum pintu gerbang istana Ringstar, Jaka membiarkan kuda Nara berjalan.
"Hai Princess!"
Nara membalikkan tubuhnya.
"Kutunggu besok jam 4 ditempat biasa"
"Baik kesatriaku yang tampan!" ucapnya sambil melepaskan cium jauh dengan tangannya.
"Prajurit jaga! buka pintu Princess Nara akan masuk!" teriak seorang penjaga dari atas benteng gerbang.
Seketika itu juga pintu kayu berukuran raksasa terbuka pelan pelan. Terlihat 6 penjaga bertubuh besar dan berotot mendorong pintu dibuka.
"Terima kasih paman" ucap Nara sambil melepaskan senyumnya kepada para penjaga gerbang.
Ketika kuda putih Nara berjalan masuk dan menjauh, salah seorang penjaga berkata..
"Aku sangat yakin Princess kita adalah titisan dewi, kecantikan dan tutur karanya sangat sangat halus dan terdengar seperti seruling"
"Seumpama Princess memintamu menjadi suaminya kira kira kamu mau?" ucap seorang penjaga lainnya sambil tersenyum.
"Itu seperti kejatuhan bulan! Tapi kalau aku dipilih menjadi suaminya, yang pertama tama aku lakukan, kau jadi kepala keamanan seluruh negeri ini!"
"Benarkah itu kawan? ucapan adalah janji! ingat itu!" jawab temannya.
"Pastilah..kau kan sahabatku..ayo tutup pintu ini sebelum kita kena marah kepala prajurit..tuh dia melotot terus diatas"
"Ah dia juga naksir hehe..meskipun matanya jereng tapi dia ga bisa liat gadis cantik berjalan didepannya pasti kepalanya miring haha..OK ayok huuup!!"
...---☆☆☆☆---...
Hari ini hari minggu pagi, hampir semua warga Ringstar berbondong bondong datang ke gereja yang letaknya tidak jauh dari istana kerajaan.
Nampak King Owoun dan princes Nara didampingi 2 tentara istana berjalan menuju kegereja. Semua yang berpapasan dengan rombongan kecil itu berhenti dan menundukkan badan mereka. Hari minggu selalu menjadi hari yang bahagia dimana mereka bisa langsung bertatap muka dengan raja mereka yang baik hati dan juga putrinya yang sangat jelita itu.
Para pemuda mengenakan baju terbaiknya dan mencoba memberikan senyum yang menawan, berharap agar sang putri raja akan membalas senyuman mereka.
Namun ditengah tenagh kerumunan itu ada 2 sosok priya yang memperhatikan dari balik jendela sebuah penginapan yang letaknya tidak berapa jauh dari gedung gereja.
"Malam ini akan ada pertemuan penting, kita harus hadir..karena besok malam kita akan bergerak..semua pasukan siap?" tanya salah satu dari pengintai itu.
"Semua sudah beres, bahkan aku dengar Gunther wakil raja kita akan hadir juga"
"Bagus! ayo kita ikut masuk ke gereja..eh jangan lupa lepaskan tali ikat tanganmu..bahaya kalau mereka melihat kelompok kita ada disini"
"Oh ya hampir lupa!" Laki laki itu melepaskan ikatan pergelangan tangan yang berwarna kuning. Itu adalah ciri khas kelompok sayap kiri kerajaan Rheys. Kelompok sayap kiri adalah grup pendobrak pertama apabila peperangan akan berkobar.
Kedua orang itu bergegas keluar dari penginapan dan berjalan Ber iring iringan dengan warga lainnya menuju gedung gereja yang megah itu.
"Halo..saya tidak pernah liat kalian disekitar sini..dari luar kota?" tanya pastor yang menyambut didepan gereja.
"Selamat pagi pastor, kami pedagang dari Powys kebetulan hari minggu tidak ada acara, kami ingin bersama sama dengan King Owoun sembahyang" ucap salah satunya.
"Wah! Puji Tuhan! Silahkan silahkan masuk!" ucap pastor.
Mereka menginjakkan kaki mereka masuk kedalam gereja. Seketika mereka masuk kedalam mereka terkejut melihat keindahan ruang dalam gereja. Begitu indah dan keren, berbagai macam kaca berwarna warni menghiasi jendela jendela besar. Kala tertimpa sinar matahari pagi, kepingan kaca berwarna menghasilkan pantulan cahaya yang indah menyinari seisi ruangan altar gereja. Seakan sebuah sinar cahaya kahyangan turun kebumi.
"Wow! indah sekali!..hehe sayang harus kita bumi hanguskan!"
"Sst udah ga usah dibahas! ikuti apa yang mereka perbuat saja"
☆☆☆☆
Mereka tidak sadar, sepasang mata sedang memperhatikan gerak gerik mereka. Ada yang aneh dari 2 orang asing itu.
Ia bergegas kearah seorang anak kecil yang bertugas sebagai pengumpul tabung donasi.
"Psst sini kamu" bisiknya. Anak kecil itu menghampiri pastor.
"Pastor Ludwig ada apa?" tanya anak itu.
"Coba kamu sodorkan tabungmu ke 2 orang yang duduk dekat King Owoun"
"Baik pastor" anak itu bergegas kearah 2 orang asing itu dan sambil tersenyum ia menyodorkan tabung.
"Eh maaf nak saya tidak bawa wang hari ini..yang lain dulu saja ya" ucap salah satu dari ke 2orang itu.
Anak kecil itu berjalan dan kembali kearah pastor.
"Bagaimana?" tanya sang pastor
"Katanya dia tidak bawa wang pastor"
"Oh gitu baiklah" jawab sang pastor. Ia bingung juga, kenapa orang asing jauh jauh kedaerah sini tapi tidak membawa wang? umumnya setiap orang pasti ada wang dihari minggu.
Ia duduk didekat pintu masuk gereja dan terus mengamati gerak gerik orang asing itu. Sesuatu ada yang tidak beres, tapi ia tidak menemukan tanda apa apa..hanya nalurinya saja yang mengatakan sesuatu aneh pada penampilan mereka.
☆☆☆☆
"Ayah..kenapa tidak kegereja hari ini? ini hari minggu ayah, King Owoun pasti hadir" tanya Jaka kepada ayahnya yang sedang sibuk membereskan pot bunga yang kini telah menjadi kering karena musim dingin.
"Aku sebetulnya kurang enak badan Jaka..kamu sendiri tidak kesana? Biasanya ada King pasti ada princesnya" balas sang ayah sambil tersenyum.
"Hehe tidak ayah..aku mending duduk dengan ayah disini, kecuali kalau ayah pergi aku akan ikut tapi kalau tidak ga apa apa kita ngobrol aja"
"Kalau begitu..sini duduk dekat ayah..ada sesuatu yang jarus ayah katakan..ini penting"
Jaka menghampiri ayahnya dan mengambil tempat duduk.
"Jaka, sesuatu akan terjadi diwilayah kita..ayah dapat bocoran dari beberapa pembesar kerajaan"
"Oh ada apa ayah?"
"Paglia, si tukang kembang yang orang Itali itu beberapa hari yang lalu datang kesini dan memberitahukan sebuah rahasia. Rahasia yang sangat menghawatirkan. Istana akan dihancurkan oleh sekelompok orang dan princes akan dibunuh!" ucap ayahnya dengan wajah serius menatap kearah anaknya.
"Princes akan dibunuh?!" ucap Jaka kaget.
"Sebaiknya kamu menyiapkan kudamu dan pergi beritahukan kepada kekasihmu itu..ayo cepat sebelum terlambat!"
"Aku berangkat sekarang!"
"Tunggu! ini baru gossip..jadi kamu beritahukan dengan gaya yang tenang..jangan membuat gaduh, yang paling penting selamatkan princes."
Jaka langsung keluar dan ia menyiulkan sebuah suara yang melengking. Tidak lama dari balik rumah gudang berlari seekor kuda hitam.
"Rexy! cepat sini!" ucap Jaka kepada kuda hitamnya. Kuda itu dengan gembira menganggukkan kepala.ya beberapa kali dihadapan Jaka.
"Rex! kita keistana sekarang! Princes dalam bahaya!" Jaka loncat dengan sigap keatas punggung Rexy dan memacunya kearah jalan menuju istana Ringstar.
Jantungnya berdebar, ia kaget mendengar cerita ayahnya. Kelompok manakah yang berani mengusik kerajaan Ringstar? Selama ini yang ia ketahui kerajaan mempunyai 3 lapisan penjaga istana hanya orang gila yang berani mendobraknya.
☆☆☆☆
Seteĺah melalui telaga Swanbirn dan pinggiran sungai Tresh ahirnya ia memasuki area gereja, ia tau Raja dan princes pasti disana pada hari minggu ini.
Ia melepaskan kudanya dekat ditempat penambatan kuda.
"Rex, dengar..jangan kemana mana..tetap disini..tunggu panggilanku..ngerti?"
Kepala kuda itu menganggukkan beberapa kali.
Sambil melangkah kearah gereja ia mulai memikirkan bagaimana caranya memberitahuan pada kekasihnya.
Kini ia sudah berada didepan gereja, ia bisa mendengar nyanyian koor anak anak gereja, sebentar lagi kardinal akan maju kepodium me.berikan ceramah.
Pintu gereja ia buka pelan pelan dan melangkah masuk. 2 anak kecil penjaga pintu mempersilahkan masuk. Saat itu pastor Peter yang sedang mengamati ke 2 orang asing melihat kedatangan Jaka langsung berdiri dan bergegas kearahnya.
Pastor Peter langsung menggandeng tangan tangan kanan Jaka membawanya keluar gedung gereja.
"Pastor saya ada berita oenting dari ayah" bisiknya.
"Ayo kita bicara diluar, sepertinya aku tau" ucap pastor Peter.
Pastor Peter dan keluarga Jaka memang mempunyai hubungan khusus, ia adalah salah satu teman lama ayahnya dulu waktu sang ayah masih menjabat sebagai perdana menteri.
"Berita apa Jaka? Sebab sayapun ingin mengucapkan satu dua patah kata" katanya dengan tidak sabar.
Jaka menoleh kekiri dan kekanan kemudian berpaling kearah wajah pastor.
"Jangan disini..ayuk kebawah pohon sana"
...---☆☆☆☆---...
Baru saja Jaka ingin bicara kepada pastor Peter, tiba tiba datang 10 orang berkuda dengan kecepatan diatas rata rata, kalau dilihat dari penampilan pakaian mereka bukan orang biasa apalagi 9 orang yang mengikuti memakai pakaian lengkap dengan pedang, tombak dan perisai.
"Siapa mereka pastor?" tanya Jaka.
"Oo..itu adalah Prince Bana dari utara. Dialah yang dicalonkan baginda King Owoun sebagai suami Princess Nara"
"Oh itu rupanya..ada apa gerangan kesini dihari minggu?" tanya Jaka lagi.
"Saya juga kurang tau..keliatannya akan ikut misa minggu..oke biarkan tidak apa apa asa anak anak yang akan menyambut..cepat ceritakan"
"Ayah mendengar desas desus diantara teman temannya yang ia percaya bahwa sebentar lagi istana akan diserang segerombolan orang..bahkan beritanya mereka akan bumi hanguskan semuanya dan menculik Princess Nara!"
"Haah?! gila! kebetulan ini didalam gereja ada 2 orang asing yang pergerakannya mencurigai..ketika diminta sumbangan gereja mereka bilang tidak punya wang, padahal mereka bilang mereka adalah pedagang..dan saya lihat dari tadi mereka seperti orang yang belum pernah masuk ke gereja" ucap pastor Peter.
Pastor melirik kearah 10 orang berkuda yang sudah turun dari kuda kudanya dan berjalan kearah gereja.
"Sebentar..saya akan menyambut mereka dulu..setelah misa kita akan bicara lagi, kamu apabila tidak akan ikut misa sebaiknya tunggu di rumahku, pintu tidak dikunci..kamu duduk didalam"
"Baik pastor, terima kasih" Jakapun jalan dan pastor mendekati para penumpang kuda.
☆☆☆☆
Ini kali ke 2 ia memasuki rumah pastor Peter, pertama kali waktu ia berumur 10 tahun dibawa oleh ayahnya mengunjungi rumah pastor Peter. Ternyata setelah sekian tahun rumah ini masih sama dekorasi dalamnya. Ditengah tembok rumah berjejer lukisan lukisan para uskup dan diatas lukisan tergantung sebuah salib Yesus menghiasi dinding.
Jaka berdiri dari kursi dan menghampiri beberapa lukisan berukuran kecil yang berposisi berdiri dengan rapih diatas sebuah dreswar. Ia kaget melihat sebuah lukisan seorang laki laki tua dibawahnya ada sebuah guratan tangan bertuliskan nama, Gustav Reydnor nama ayahnya. Selama ini ia tidak tau bahwa ayahnya seorang pelukis.
Sambil menunggu selesainya misa minggu Jaka tidur tiduran disebuah bangku kayu.
Lewat 2 jam kemudian ia mendengar suara orang berbicara diruang depan. Ia langsung bangkit dan menuju kearah ruang depan. Ia terperanjat melihat princes Nara disana sedang memasuki rumah didampingi pastor Peter.
Tanpa aba aba Nara berlari dan memeluk kekasihnya, Jakapun tidak mau kalah ia langsung menubruk Nara. Keduanya berpelukan dengan mesra. Pastor Peter sebetulnya sudah tau hubungan mereka, tapi inilah pertama kali ia menyaksikan mereka saling bermesraan pas didepannya.
"Ceritakan..ceritakan apa yang akan terjadi?" tanya Nara tidak sabar.
"Pastor..mari kita semua duduk..saya akan jelaskan sekali lagi"
Mereka bertiga duduk dibangku panjang dan Jaka mulai bercerita. Pastor juga ikut bercerita tentang adanya 2 orang asing yang ada disana ditambah dengan keanehan bahwa prince Bana tiba tiba muncul.
"Dimanakah Prince Bana sekarang?" tanya Jaka.
"Aneh..ia hanya ikut hadir dalam misa minggu dan kemudian pamit kepada King Owoun untuk melanjutkan perjalanan. katanya ia ingin melakukan perburuan dihutan lindung kita..aneh musim dingin mau cari apa?" ucap Nara.
"Hmm..pastor, ini saatnya kita beritakan kepada baginda raja. Saya mencium bau tidak enak disekitar kita..sebelum terlambat" ujar Jaka.
Pastor berdiri dan berjalan mondar mandir keliatannya ia sedang berpikir. Kemudian ia membalikkan tubuhnya menghadap kearah Jaka.
"Jaka! kamu pulang sekarang bawa ayahmu kesini..biarkan ayahmu yang utarakan berita itu kehadapan King Owoun, jangan kamu yang bicara maaf, kurang berbobot. Cepat lakukan panggil ayahmu. Princes Nara, saya antarkan anda sekarang kembali keistana. Kamu tunggu kita disana" Demikian kata pastor.
☆☆☆☆
Waktu Jaka memasuki pekarangan rumah ia melihat seekor kuda berwarna coklat dan putih..Wah sukurlah! Paglia sedang bertandang kerumah, sebaiknya aku ajak sekalian. Pikirnya.
Laki laki tegap itu melepaskan kudanya dihalaman rumah dan masuk kedalam rumah.
"Hai Buongiorno! bagaimana kabarmu Jaka?" ucap Paglia.
"Baik terima kasih, kebetulan sekali anda ada disini saya akan bicarakan sesuatu"
"Oh ada apa?" tanya Paglia.
"Tadi saya bertemu dengan pastor Peter dan juga Princess Nara dirumah pastor Peter"
"Oh apa kabar dengan pastor, dia kawan lama saya" ucap sang ayah.
Jaka mengambil kursi dan duduk bethadapan dengan mereka.
"Ada sesuatu yang penting harus kita setujui sekarang ini juga. Jadi sesuai cerita anda tentang akan adanya penyerangan keistana, atas perintah ayah, saya langsung berangkat kesana dan disana bertemu dengan Pastor sekaligus Princess Rana. Pastor menyarankan agar ayah berangkat bersama saya untuk melaporkan akan is yang beredar..Nah kebetulan Paglia ada disini sebagai pencetus cerita itu sebaiknya ikut juga agar King Owoun percaya..bagaimana?"
"Oh jadi menurut pastor begitu ya..baik saya akan kesana dan kamu ikut juga Paglia supaya laporan itu meyakinkan" ucap ayahnya Jaka dan langsung berdiri bersiap siap.
☆☆☆☆
Hari sudah menuju siang namun matahari masih males untuk menampakan dirinya. Sekitar area istana masih remang remang ditutupi kabut tebal.
Jaka, ayahnya Gustav dan Paglia berjalan menuju kegerbang istana. Seorang kepala penjaga gerbang yang umurnya sudah cukup tua ingat akan wajah Gustav. Dengan cekatan ia turun tangga dari atas benteng gerbang.
"Hai prajurit! cepat bantu buka pintu gerbang, diluar ada bekas perdana menteri datang!" Teriak sang kepala gerbang.
3 prajurit jaga mendengar perintah langsung menarik kunci gerbang yang terbuat dari besi yang beratnya cukup lumayan itu.
Gustav dan putranya beserta Paglia tersenyum, ternyata mereka masih ingat. Ini suatu yang membanggakan.
"Mister Gustav! wah wah sudah sekian tahun ahirnya saya menyaksikan sosok mantan oerdana menteri yang melegenda itu! Silahkan masuk keistana!" ucap sang kepala prajurit.
Gustav mendekat dan menepuk pundak sang kepala.
"Saya terharu anda masih ingat wajah tua saya..apa kabarnya?" ucap Gustav.
"Sehat! masih sanggup untuk maju kemedan peperangan dimanapun!" jawabnya tegas dengan sikap berdiri tegak.
"Akan saya utarakan kepada baginda raja bahwa ia mempunyai seorang kepala prajurit yang kokoh dan setia..terima kasih kawan!"
"Silahkan masuk, saya akan antarkan sampai gerbang dalam" Sang kepala langsung naik keatas punggung kudanya dan bergerak kedalam.
"Hai kepala penjaga siapa namamu?" tanya Gustav.
"Saya Hendri degritz" ucap laki laki tua yang nampak gagah itu.
"Baik..akan saya ingat namamu, suatu saat aku membutuhkan bantuanmu"
"Siap!"
Iring iringan kuda bergerak mendekati gerbang dalam istana dimana ada 6 penjaga pintu berdiri dengan rapih.
"Mohon ijin masuk! saya membawa bekas perdana menteri negeri ini untuk bertemu dengan baginda King Owoun!"
"Mohon tunggu disini..saya akan lapor kepada kepala penjaga"
...---☆☆☆---...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!