Namanya Dara Asmarani, seorang gadis kecil yang sekarang baru mempunyai ayah baru.
"Sayang, mulai sekarang dia adalah ayahmu, namanya ayah Rusdi." ucap wanita bernama Sri. ibu dari Dara Asmarani.
Terkadang Dara tidak bisa memikirkan apa yang ada di otak ibunya itu, di usianya yang masih 10 tahun Dara sudah berganti Ayah sebanyak tiga kali.
"Selamat malam, Paman." ucap Dara yang sudah menyapa Ayah barunya tersebut.
Pak Rusdi menatap gadis kecil yang akan menjadi anak tirinya tersebut. "Anak baik..," ucap pak Rusdi yang menyentuh rambut Dara.
"Beri salam sama ayah Rusdi." pinta Bu Sri.
Dara tidak mengeluarkan sepatah kata pun, gadis berusia 10 tahun itu hanya menganggukkan kepalanya.
"Sudahlah, Sri. kamu jangan terlalu memaksanya, dia ini masih kecil. kita jalani Apa yang perlu kita jalani, jangan terlalu memaksanya." ucap Pak Rusdi.
Bagaimana mungkin gadis kecil itu selalu dipaksa menerima Ayah baru dari ibunya, Entah berapa kali Bu Sri menikah, pak Rusdi adalah suami ketiga dari Bu Sri.
"Jika kamu menjadi Ayahku, maka ayah akan menjadi Ayahku Berapa lama?" tanya Dara dengan pertanyaan yang begitu polos.
Tentu saja gadis kecil itu menanyakan hal itu, dia selalu dipaksa oleh ibunya untuk memanggil Ayah barunya dengan sebutan ayah. Bu Sri adalah seorang wanita yang mempunyai masa lalu yang kelam, dia terjerumus pada kehidupan gelap setelah kematian orang tuanya. mempunyai Putri di usia muda membuat Bu Sri semakin frustasi, Bu Sri yang bekerja diskotik membuat Dara selalu dipanggil Anak Tanpa Ayah.
Dara selalu menangis, meratapi kehidupan yang selalu membuatnya putus asa. Untung saja gadis kecil itu selalu berpikir positif dan menjalani kehidupan dengan penuh canda tawa.
** Satu bulan kemudian **
Sudah satu bulan ini Pak Rusdi tinggal di rumah Bu Sri, pria itu bekerja sebagai tukang bangunan yang ada di salah satu proyek. "Kamu sedang apa, Dara?" tanya Pak Rusdi kepada Dara.
"Lagi buatin Bapak kopi." jawab Dara.
"Nggak usah Dara, bapak bisa buat sendiri." jawab pak Rusdi.
"Aku sudah biasa buatin kopi Pak, jadi Bapak nggak usah khawatir." ucap Dara yang terlihat begitu pawai dalam hal pekerjaan dapur. Pak Rusdi menatap bocah kecil tersebut, tangannya begitu cekatan. raut wajah yang begitu sedih dapat dilihat oleh Pak Rusdi.
"Nanti Dara pulang pukul berapa?" tanya Pak Rusdi.
"Memangnya kenapa Pak?" tanya Dara balik.
"Nanti kalau kamu pulang Bapak jemput." ucap Pak Rusdi.
"Jangan Pak, Bapak jangan jemput Dara ke sekolah." jawab Dara yang terlihat menundukkan kepalanya. Dara bukannya tidak mau dijemput oleh pria yang baru menjadi suami ibunya itu, namun darah takut jika dirinya dan Pak Rusdi diejek sebagai Ayah baru dari anak tak ber ayah.
"Sini Dara." ucap Pak Rusdi.
Dalam diam Dara mendekati Ayah tirinya tersebut. "Memangnya kenapa Dara tidak mau dijemput Bapak, apa Dara malu punya bapak seperti bapak ini?" tanya Pak Rusdi kepada Dara. dengan cepat darah menggelengkan kepalanya, gadis kecil itu menatap Pak Rusdi dengan tatapan mata yang begitu sedih.
"Jangan pak, kalau bapak menjemput darah nanti bapak dikatain sama teman-teman Dara." jawab Dara.
"Memangnya kenapa?" tanya Pak Rusdi dengan suara yang lembut.
"Kalau bapak menjemput Dara, nanti teman-teman Dara akan bilang kalau bapak itu menjadi bapak anak rak ber ayah." jawab Dara.
DEG...
Pak Rusdi tersentak dengan kata-kata yang diucapkan oleh bocah kecil tersebut. "Apa Dara selalu dikatai seperti itu?" tanya Pak Rusdi.
Dara terdiam, kemudian Pak Rusdi menanyakannya kembali. "Apa Dara selalu dikatai seperti itu sama teman-teman, Dara?" tanya Pak Rudi yang membuat Dara menganggukkan kepalanya.
"Ayah Dara yang dulu tidak tahan sama ibu karena ibu selalu pulang malam, bahkan mereka sangat kesal saat di cemooh oleh orang-orang menjadi ayah dari anak tak ber ayah." ucap Dara sambil menundukkan kepalanya. gadis kecil itu selalu sedih saat mengingat kata-kata yang diucapkan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.
"Lihat Bapak, darah." minta Pak Rusdi.
Dara mengangkat wajahnya, menatap pria yang mungkin usianya 40 tahun tersebut.
"Apa Dara malu punya bapak seperti bapak ini?" tanya Pak Rusdi.
Dara menggelengkan kepalanya tanda kalau gadis kecil itu tidak malu.
"Apakah darah malu punya bapak yang pekerjaannya tukang bangunan?" tanya Pak Rusdi.
Dara kembali menggelengkan kepalanya.
"Dengarkan Bapak baik-baik, Dara. bapak akan selalu menjadi ayahmu sampai kapanpun, Bapak tidak akan meninggalkan Dara apapun yang terjadi." ucap pak Rusdi.
"Dulu suami ibuku selalu bilang seperti itu, tapi kemudian mereka pergi dan tak pernah kembali." ucap Dara dengan raut wajah yang begitu sedih dan nada bicara yang begitu berat.
Pernikahan pertama Bu Sri gagal karena keluarga dari sang ayah tidak menyetujui pernikahan putranya dengan seorang wanita yang bekerja di diskotik. pernikahan kedua sang suami pergi karena sering melihat Bu Sri bersama pria yang ada di diskotik.
Perbincangan 2 orang berbeda usia itu membuat siapapun yang mendengarnya begitu sedih. "Kamu berangkat pakai sepeda ya?" tanya Pak Rusdi.
Dara menganggukkan kepalanya.
"Kamu sudah dikasih Ibu uang saku?" tanya Pak Rusdi.
Dara menganggukkan kepalanya, namun pria itu sedikit tidak percaya dengan kata-kata yang diucapkan oleh Dara.
"Coba bapak lihat mana uang saku mu?" tanya Pak Rusdi.
Dengan enggan Dara mengeluarkan uang saku yang ada di kantong bajunya.
"Coba bapak lihat uang saku Dara, " pinta pak Rusdi kembali.
Dara mengeluarkan uang dari saku bajunya, uang kertas dengan nominal dua ribu rupiah.
"Ini uang untuk apa, Dara?" tanya Pak Rusdi.
"Itu uang Dara, Pak." jawab Dara.
"Dua ribu?" tanya Pak Rudi.
Dara menganggukkan kepalanya, setelah mendengar jawaban dari Dara Pak Rusdi benar-benar selalu tersentak dengan kondisi anak tirinya tersebut. selembar uang senilai 10.000 dikeluarkan oleh Pak Rusdi.
"Mulai sekarang kalau kamu berangkat ke sekolah bapak yang akan memberikan uang saku." ucap pak Rudi yang kemudian memberikan uang tersebut.
"Tidak Pak, tidak usah." ucap Dara .
"Uang dua ribu itu untuk apa? uang itu tidak bisa dibuat membeli apapun, membeli es teh saja tidak cukup." ucap Pak Rusdi.
Dara hanya bisa makan gorengan sebanyak satu biji atau minta air putih di kantinnya sekolah, kehidupan Dara benar-benar begitu menyedihkan. seorang anak kecil yang tidak pernah diberi perhatian oleh ibunya sama sekali.
Ada sedikit kebahagiaan di hati Dara saat Pak Rusdi memberikan dia perhatian, namun Dara takut jika tiba-tiba orang yang memberikan dia perhatian itu akan pergi dan tak pernah kembali lagi.
Seketika Dara memeluk Pak Rusdi, bocah kecil itu terlihat mengatakan sesuatu di telinga Pak Rusdi "Jadilah bapakku selamanya." ucap Dara yang membuat Pak Rusdi kembali terkejut.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- my little wife
- Janji di bawah rembulan
- Isteri kesayangan tuan besar
- ku balas pengkhianatan mu
- Mawar hitam berduri
- I love you uncle Bastian
** Pengenalan tokoh **
* DARA ASMARANI *
gadis muda yang hidupnya selalu menderita, mempunyai seorang ibu yang pekerjaannya menjadi penyanyi di salah satu diskotik ternama.
* BASTIAN BASKORO *
adik dari Pak Rusdi seorang pria yang bekerja menjadi arsitek desainer grafis juga dosen muda di salah satu universitas.
* DIRGA RAMADHAN *
pengusaha muda sekaligus Putra pengusaha kaya yang begitu baik kepada dara.
* FERDY TIO *
kakak kelas darah seorang pria yang selalu menatap darah dari jauh, Ferdi selalu terpesona dengan kesederhanaan yang dimiliki oleh Dara.
* NITA RAMITA *
gadis muda yang lebih tua dari darah tidak pernah menyukai darah yang selalu pandai bergaul dengan orang-orang yang di sekelilingnya.
* PAK RUSDI *
suami ketiga dari Ibu Dara begitu baik kepada Dara, bahkan menganggap Dara sebagai putrinya. selalu membimbing Dara dan bersama Dara hingga dewasa.
** Nex **
* Satu minggu kemudian **
"Dara!" Panggil Pak Rusdi yang sudah menjemput Dara di sekolahnya.
"Bapak?" Dara yang terkejut kemudian berlari mendekati Pak Rusdi.
"Jangan lari, nanti kamu jatuh loh." ucap Pak Rusdi yang kemudian mendekati Dara.
"Bapak kok jemput Dara, apa bapak nggak kerja?" tanya Dara kepada Pak Rusdi.
"Hari ini kan Bapak libur, masa kamu lupa." jawab Pak Rusdi yang kemudian mengusap rambut Dara. tatapan lembut ditunjukkan oleh Pak Rusdi kepada anak tirinya tersebut. pak Rusdi tidak mempunyai anak sama sekali, karena hal itu pria tua itu menganggap Dara sebagai putrinya.
"Pak, Hari ini Bapak beneran libur?" tanya Dara.
"Memangnya kenapa? Apa kamu mau jalan-jalan?" tanya Pak Rusdi yang terlihat menatap Dara yang ingin mengatakan sesuatu.
"Iya pak." jawab Dara.
"Memangnya kamu mau ke mana?" tanya Pak Rusdi kembali.
"Ini loh Pak, ada tugas sekolah yang sulit banget, aku tidak bisa." jawab Dara.
"Lalu?" tanya Pak Rusdi.
"Bisa tidak nanti Bapak bantu Dara mengerjakan PR Dara, kalau tidak dikerjakan nanti Dara disuruh berdiri di lorong kelas lho, Pak." ucap Dara dengan nada suara yang begitu sedih.
"Tenang saja, nanti bapak bantu kamu mengerjakan tugas." ucap Pak Rusdi yang kemudian meminta Dara untuk segera naik motornya.
Teman-teman Dara menatap Dara yang sedang dibonceng oleh ayah sambungnya tersebut, salah satu teman Dara tentu saja menatap temannya tersebut.
"Lihat Dara sekarang punya Bapak lagi." ucap teman Dara.
"Diam, jangan menghina seperti itu. kasihan Dara tidak pernah mempunyai kebahagiaan." ucap teman darah yang lain.
Terkadang teman-teman Dara selalu menghina Dara karena tidak mempunyai ayah, bahkan jika mempunyai Ayah pun hanya dalam hitungan 2 tahun 4 tahun atau hitungan berapa bulan mereka akan pergi.
Saat berada di rumah terlihat Dara menatap rumahnya. "Ibu belum pulang ya Pak?" tanya Dara.
"Belum." jawab Pak Rusdi.
Sudah 3 hari ini Bu Sri tidak pulang ke rumahnya, entah ke mana Wanita itu pergi hingga membuat Pak Rusdi menggelengkan kepalanya.
"Pak, maaf ya Jika Ibu seperti itu." ucap Dara sembari menundukkan kepalanya.
"Kenapa Dara yang meminta maaf?" tanya Pak Rusdi.
"Maaf ya Pak karena ibu selalu pergi, sedangkan bapak yang mengurus Dara." ucap Dara dengan suara yang begitu sedih.
"Dara kan putri Bapak, kenapa Bapak tidak boleh mengurus Dara. Memangnya Dara tidak ingin sama Bapak?" tanya Pak Rusdi kembali.
"Mau Pak, kalau boleh Bapak jadi Bapak Dara terus." ucap Dara yang terlihat menatap wajah Pak Rusdi dengan tatapan mata yang berkaca-kaca.
"Ya udah, kamu mandi dulu setelah itu sholat. Bapak mau buat makan dulu, oke." ucap pak Rusdi.
"Jangan pak, biar Dara saja yang masak. Dara mau sholat dulu setelah itu masak buat bapak." ucap Dara.
"Sudah, jangan khawatir. kamu sholat dulu nanti tambah telat loh." ucap Pak Rusdi yang meminta Dara sholat.
Sekitar 15 menit kemudian Pak Rusdi berjalan memasuki pintu kamar Dara, langkah kaki Pak Rusdi terhenti ketika mendengar sebuah doa yang keluar dari mulut Dara.
"Ya Allah, apakah Dara boleh meminta sesuatu kepadaMu? Dara ingin selalu menjadi anak bapak Rusdi, Dara ingin bersama Bapak Rusdi walaupun dia bukan Bapak kandungku. ya Allah aku mohon kabulkanlah doa Dara, Dara tidak ingin meminta apapun, Dara cuma ingin Bapak Rusdi menjadi Bapak Dara selamanya sampai darah dewasa." ucap Dara yang kemudian menyelesaikan sholatnya.
Pak Rusdi yang mendengar doa Dara terlihat pria itu meneteskan air matanya, Pak Rusdi membuka pintu kamar Dara sedikit. pria itu menatap Dara yang melepas mukenanya.
"ya Allah.., berikanlah umurku panjang. Aku ingin membesarkan anak itu, tak mengapa dia Bukan anakku. Aku ingin menjadi seorang bapak, aku ingin mempunyai anak yang mencintaiku." guman Pak Rusdi dalam hati.
Dua orang yang berbeda usia itu nampak menggumankan doa mereka. Pak Rusdi mengusap air matanya, sesaat kemudian dia kembali ke dapur dan mempersiapkan makanan untuk Dara.
"Sudah selesai sholatnya, Dara?" tanya pak Rusdi.
"Sudah Pak." Jawa Dara.
"Ya sudah kalau gitu kita makan ya." ucap Pak Rusdi yang meminta Dara duduk.
Tatapan Mata Dara menatap makanan yang sudah dimasak oleh Pak Rusdi. "Maaf ya Dara, Bapak cuma bisa masak tempe goreng tahu goreng sama telur mata sapi dan telur dadar." ucap Pak Rusdi.
"Tidak apa-apa Pak, Alhamdulillah kita bisa makan." jawab Dara yang kemudian makan bersama dengan Pak Rusdi.
Suara canda tawa dari dua orang itu membuat kehidupan Pak Rusdi benar-benar begitu berarti.
"Mungkin Ibu pulang nanti malam atau besok." ucap Pak Rusdi.
"Dara tidak tahu Pak, ibu kadang jarang pulang. ini sudah biasa kok." ucap Dara yang terlihat tersenyum kepada Pak Rusdi.
Sebenarnya Pak Rusdi sudah mendengar desas-desus mengenai istrinya tersebut, Pak Rusdi terkadang di cemooh oleh tetangga tempat dia berada mengenai Bu Sri, Pak Rusdi tidak menghiraukan perkataan para tetangganya itu.
"Dara, nanti kamu mau ikut bapak nggak?" tanya Pak Rusdi.
"Mau ke mana Pak?" tanya Dara balik.
"Bapak mau mancing di kali, bapak mau cari ikan." ucap Pak Rusdi.
"Mau Pak, nanti Dara bantu Bapak." jawab Dara yang kemudian membersihkan piring yang habis dia pakai.
Pak Rusdi sudah bertekad akan hidup bersama dengan anak tirinya tersebut, dia tidak peduli apapun cemooan dari para tetangga.
"Dara." panggil pak Rudi.
"Iya Pak, Ada apa?" tanya Dara.
"Dara, jika Ibu tidak pernah pulang lagi apa Dara mau tinggal sama Bapak?" tanya Pak Rusdi yang begitu tiba-tiba hingga membuat Dara terdiam.
"Bapak tahu kalau bapak ini bukan bapak kandung kamu, tapi kalau Bapak Boleh minta maukah Dara menjadi anak bapak selamanya sama bapak sampai dewasa, kalau Bapak sudah tua Dara yang akan merawat bapak." ucap Pak Rusdi yang membuat Dara langsung meneteskan air matanya.
"Mau Pak, Dara mau jadi anak bapak, Dara mau selamanya jadi anak bapak sampai dewasa. mau merawat bapak sampai bapak tua." jawab Dara yang kemudian memeluk Pak Rusdi dengan begitu erat.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- my little wife
- Isteri kesayangan tuan besar
- ku balas pengkhianatan mu
- Mawar hitam berduri
- I love you uncle Bastian
** Dua tahun kemudian **
Hari ini adalah hari kelulusan Dara dari sekolah dasar, remaja berusia 12 tahun itu nampak melambaikan tangannya kepada sang ayah.
"Dara!" Panggil Pak Rusdi.
"Dara lulus, Pak. Dara lulus!!" seru Dara yang terlihat berlari ke arah Pak Rusdi yang ada di sekolah.
"Bagus Dara, Bapak seneng." jawa Pak Rusdi yang kamu kemudian memeluk Dara.
Sudah dua bulan ini Bu Sri tidak menampakkan dirinya, Entah di mana wanita itu dan kemana. kehidupan Pak Rusdi dan Dara berjalan seperti biasanya, walau seperti itu Pak Rusdi masih tinggal di rumah Bu Sri dan Dara.
"Setelah ini Dara mau sekolah di mana?" tanya pak Rusdi sambil tersenyum.
Dara yang mendapatkan pertanyaan dari ayah sambungnya itu nampak dia terdiam, darah takut untuk mengatakan keinginannya, maklumlah pria yang ada di depannya itu bukanlah ayahnya. syukur-syukur Pak Rusdi mau bersama Dara, mau menganggapnya anak dan mau berbagi kesedihan dengannya.
"Dara tidak tahu Pak, Memangnya bapak punya uang untuk menyekolahkan Dara?" tanya Dara dengan raut wajah yang sedikit sedih.
"Bapak kan setiap hari bekerja, darah. masak Bapak nggak punya uang, kamu tidak boleh menyerah kamu harus sekolah. Jika kamu tidak sekolah Bagaimana kamu ingin mencapai cita-citamu? kamu bilang kamu ingin jadi seorang dokter dan membanggakan Bapak." ucap Pak Rusdi yang membuat Dara tersenyum.
"Iya Pak, Dara mau jadi dokter, Dara mau jadi orang kaya. Dara mau membahagiakan Bapak." ucap Dara yang kemudian memeluk Pak Rusdi.
Langkah kaki ayah dan anak itu berjalan kembali ke rumah mereka, terlihat mereka tertawa begitu bahagia. wajah yang terlihat begitu bahagia itu membuat Dara benar-benar kehilangan kesedihannya. sekitar 1 jam kemudian Dara dan Pak Rusdi sudah sampai di rumah, tatapan mata mereka berdua dikejutkan dengan sesuatu yang ada di depan rumah itu.
"Pak, kok barang-barang pada dikeluarkan semuanya?" tanya Dara.
"Bapak juga tidak tahu, Dara. tadi rumahnya sudah bapak kunci kok." ucap Pak Rusdi.
"Tapi kok barangnya pada dikeluarkan ya Pak?" tanya Dara yang sedikit kebingungan.
Dengan tergesa-gesa Pak Rusdi dan Dara berlari ke arah rumah mereka, saat mereka sudah berada di rumah tatapan mata Dara dan Pak Rusdi menatap seorang wanita yang keluar dari ruangan itu.
"Ibu." ucap Dara yang melihat ibunya keluar dari rumah itu.
"Sekarang kamu pergi dari sini, rumah ini adalah milikku!!" seru Bu Sri yang berada di rumah itu.
"Ibu, ibu baru pulang?!" tanya Dara. gadis kecil itu benar-benar bahagia saat melihat ibunya sudah berada di sana. sudah 2 tahun ibunya tiba-tiba menghilang, hari ini tiba-tiba juga ibunya kembali. namun entah apa yang terjadi. Tiba-tiba Bu Sri langsung mengeluarkan barang-barang Pak Rusdi dari rumah tersebut.
"Bu, Kenapa barang-barang Bapak dikeluarkan?" tanya Dara kepada ibunya.
"Ibu sudah menikah lagi, sekarang bapakmu harus pergi dari sini." jawab Bu Sri.
pak Rusdi benar-benar sangat terkejut dengan perkataan yang diucapkan oleh istrinya tersebut. 2 tahun tiba-tiba menghilang tapi ketika dia kembali dia mengatakan kalau sekarang dia sudah menikah kembali.
"Apa-apaan kamu ini Bu, tiba-tiba menghilang sekarang kamu bilang sudah menikah. kamu ini seperti apa sih?!" seru Pak Rusdi.
"Ini surat perceraian kita, sekarang kamu pergi dari sini!!" seru Bu Sri.
"Ibu jangan seperti itu, dia bapakku!" seru Dara.
"Kamu bicara apa sih, Dara. dia itu bukan bapakmu!!" teriak Bu Sri.
Pak Rusdi benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan, ternyata kabar yang dikatakan oleh temannya itu ternyata benar adanya.
"Apa kamu memang mau seperti ini, Sri?" tanya Pak Rusdi.
"Tentu saja, kamu itu adalah orang tidak bisa kaya. dari dulu sampai sekarang kehidupanmu seperti ini terus, jadi tukang bangunan terus!" seru Bu Sri yang sudah membuang barang-barang pak Rusdi.
"Bu, kamu Jangan melakukan hal itu!" seru Dara.
"Kamu diam, Dara. Jangan banyak bicara." jawab Bu Sri.
"Sudahlah darah, ini yang diinginkan oleh ibumu." ucap Pak Rusdi.
"Tidak mau Pak, tidak mau. kalau bapak pergi dari sini aku ikut!" seru Dara sambil memegang tangan Pak Rusdi.
"Kamu jangan macam-macam, Dara. ke sini kamu!!!" seru Bu Sri yang kemudian menarik tangan Dara.
"Tidak mau Bu, tidak mau. aku mau ikut bapak saja!" seru Dara.
Pak Rusdi menatap Dara dengan tatapan mata yang begitu sedih, pria itu memeluk Dara dengan begitu erat.
"Kalau kamu mau ikut bapakmu, sana pergi! Ibu juga tidak akan kecewa kalau kau pergi, pergi sana biar kamu sekarang jadi gembel nggak punya rumah!!" teriak Bu Sri yang kemudian mengajak suami barunya itu untuk pergi dari sana.
Terlihat Pak Rusdi menatap rumah tersebut dengan tatapan mata yang begitu kosong. "Ayo pak, ayo kita pergi dari sini." ucap Dara.
"Apa kamu yakin mau ikut sama Bapak?" tanya Pak Rusdi.
"Nggak papa Pak, jadi gembel pun enggak apa-apa asal Dara sama bapak." ucap Dara yang terus memeluk Pak Rusdi.
Hati Pak Rusdi benar-benar begitu luluh, dua tahun hidup bersama anak tirinya itu membuat Pak Rusdi tahu bagaimana kehidupan. "Ya sudah kalau begitu, kamu ikut bapak ya. nanti Bapak mau ke tempat salah satu teman bapak." ucap Pak Rusdi.
"Ayo pak, ayo kita pergi dari sini aja." pinta Dara.
Langkah kaki kedua orang itu berjalan di antara Guntur yang mulai menggelegar, hujan turun memenuhi bumi seolah mengatakan kalau alam ikut sedih dengan apa yang terjadi pada Pak Rusdi dan Dara.
"Kita cari tempat untuk berteduh ya Dara, ini hujan nanti kamu sama bapak sakit." ucap pak Rusdi. dia mengajak Dara untuk berteduh di pos kamling yang ada di suatu tempat, tatapan mata Dara menatap Pak Rusdi. bocah kecil berusia 12 tahun itu memegang erat tangan Pak Rusdi.
"Jangan tinggalin Dara ya pak." ucap Dara yang membuat Pak Rusdi meneteskan air matanya.
"Seberat apapun bapak akan bersama kamu, Dara." ucap Pak Rusdi yang kemudian mengelus rambut Dara.
Di antara lebatnya hujan dan sambaran petir yang menggelegar, dua orang yang tidak ada hubungan darah itu saling menguatkan diri.
"Pak, memangnya rumah teman bapak itu ada di mana?" tanya Dara kepada Pak Rusdi.
"Nanti kita naik angkot, Setelah itu kita naik becak." ucap pak Rusdi.
"Lalu, udah sampai Pak?" tanya Dara.
"Tentu saja, masak habis naik angkot naik becak Lalu naik kereta, nggak lucu kan." ucap pak Rusdi yang membuat Dara tersenyum.
Setelah hujan reda pak Rusdi mengajak Dara untuk mencari angkutan umum, pria itu meyakinkan dirinya untuk membesarkan gadis muda yang sudah dibuang oleh ibunya tersebut.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- my little wife
- Isteri kesayangan tuan besar
- ku balas pengkhianatan mu
- Mawar hitam berduri
- I love you uncle Bastian
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!