NovelToon NovelToon

Pemuas Ranjang Sang Mafia

Awal Mula

"Sayang, aku ingin seminggu lagi kita menikah," ucap Daka sambil menatap Veni yang menutupi rambutnya dengan jaket yang ada penutup kepala dan memakai kaca mata hitam.

Veni sengaja menutupi rambutnya dengan menggunakan jaket yang ada penutup kepala dan memakai kaca mata hitam karena Veni adalah seorang artis dan dirinya tidak ingin ada wartawan yang diam - diam mengambil fotonya yang sedang makan di cafe yang biasa saja bersama kekasihnya karena bisa menghancurkan karir Veni yang seorang artis yang lumayan terkenal.

"Menikah?" tanya ulang Veni dengan wajah terkejut.

"Iya menikah," jawab Daka.

"Maaf honey, minggu depan aku ada jadwal syuting di negara S," ucap Veni.

"Bisakah kamu berhenti menjadi artis?" tanya Daka penuh harap.

Grep

"Maaf honey aku tidak bisa," jawab Veni.

"Apakah kamu mencintaiku?" tanya Daka sambil membalas genggaman Veni dengan sorot mata penuh permohonan.

"Tentu saja aku mencintaimu," jawab Veni.

("Seandainya kamu kaya aku lebih sangat mencintaimu tapi sayang kamu miskin hanya wajah yang tampan saja membuatku suka," ucap Veni dalam hati).

"Kalau begitu sebelum kamu pergi berikan mahkota berharga mu untukku," pinta Daka.

("Maaf dengan begini kamu tidak akan bisa lepas dariku jika kamu menyerahkan mahkota berharga mu karena jika kamu hamil aku akan menikah denganmu dan kamu berhenti menjadi seorang artis," ucap Daka dalam hati).

"Apa??? Kenapa harus menyerahkan harta berhargaku???" tanya Veni dengan wajah sangat - sangat terkejut.

"Jika memang kamu mencintaiku berikan harta berharga mu jika tidak aku akan melarang mu untuk pergi ke luar negri. Aku tunggu di hotel xxxx kamar 999 hari sabtu karena hari minggu kamu sudah pergi ke luar negri," ucap Daka dengan nada tegas dan dingin.

"Honey banyak duit?" tanya Veni dengan mata berbinar.

"Tidak, memangnya kenapa?" tanya Daka menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.

"Lalu kenapa bisa menyewa hotel bintang lima? Karena setahuku hotel itu sangat mahal dan para artis sering menginap di hotel itu, kalau tidak punya duit lalu bayarnya pakai apa? Pakai uangku?" tanya Veni dengan nada kesal sambil memandang rendah Daka.

"Kebetulan hotel itu milik sahabatku," ucap Daka berbohong karena sebenarnya milik dirinya sambil berdiri dan meninggalkan Veni sendirian di cafe tanpa memperdulikan tatapan sinis Veni dan juga tatapan merendahkan dirinya.

("Maaf untuk sementara aku tidak akan mengungkapkan siapa aku sebenarnya tapi jika kita menikah barulah aku akan memberitahukan mu siapa aku sebenarnya," ucap Daka dalam hati sambil berjalan ke arah parkiran motor karena Daka sangat menyukai naik motor dari pada mobil).

"Si*l ... Si*l ... Aku harus mencari cara agar harta berhargaku tidak aku berikan ke Daka karena aku tidak mau hamil karena Daka adalah pria miskin. Dari pada menikah dengan pria miskin lebih baik menikah dengan pemilik hotel xxxx yang katanya terkenal dengan kekayaannya tapi sayang matanya selalu ditutupi oleh topeng dan sulit untuk didekati oleh semua gadis atau pun wanita," ucap Veni sambil berfikir dan mengetuk meja dengan menggunakan jari - jarinya yang lentik.

"Oh ya aku kan punya kakak kembar yang sangat mirip denganku hanya saja tidak pernah suka dandan tapi aku akan merubahnya agar Daka tidak curiga," ucap Veni sambil menjentikkan ke dua jarinya ketika dirinya menemukan ide jahat.

"Aku tinggal mengajak kakak kembarku ke hotel xxxx dan mengajak makan dan minum karena merayakan aku mau syuting ke luar negri terlebih kakakku sangat polos dan bodoh jadi pasti percaya dengan apa yang aku katakan," sambung Veni sambil tersenyum jahat.

Selesai berbicara sendiri, Veni meninggalkan cafe tanpa memperdulikan tatapan aneh karena tadi Veni berbicara sendirian. Veni berjalan ke arah parkiran mobil dan sampai di mobil Veni mengendarai mobil menuju ke mansion milik ke dua orang tuanya hingga dua puluh menit kemudian Veni sudah sampai di mansion.

Dua orang bodyguard yang berjaga membuka pintu gerbang mansion dan Veni pun masuk ke dalam dengan menggunakan mobil hingga sampai di garasi mobil Veni baru menghentikan mobilnya dan memarkirkan mobil miliknya yang lumayan mahal dari pada punya kakak kembarnya.

"Silahkan masuk nona," sapa dua orang bodyguard sambil membuka dua pintu utama.

Veni hanya diam tidak menjawab sapaan dua bodyguard milik orang tuanya malah berjalan dengan angkuh sedangkan dua bodyguard tersebut sudah terbiasa dengan sikap sombong dan  sifat angkuh Veni yang tidak mau berdekatan dengan orang yang lebih rendah darinya.

Berbeda terbalik dengan kakak kembarnya yang bernama Venisa yang sangat sopan, suka tersenyum dan membalas sapaan mereka.

"Kak Venisa" teriak Veni ketika berjalan menuju ke arah ruang keluarga.

"Sebentar," jawab Venisa yang sudah selesai memasak.

Venisa menghembuskan nafasnya dengan perlahan menghadapi sikap adik kembarnya kemudian meminta tolong pelayan untuk menata masakannya di meja makan sambil melepaskan celemek nya dan diberikan ke pelayan untuk di cuci.

Venisa berjalan ke arah ruang keluarga hingga dirinya melihat adik kembarnya sedang memijat keningnya sambil duduk di sofa.

Venisa duduk di samping adik kembarnya kemudian menatapnya sambil tersenyum karena Venisa tahu kalau adik kembarnya ada masalah dan membutuhkan dirinya untuk membantunya.

"Ada apa Veni?" tanya Venisa.

"Minggu depan aku mau pergi keluar negri karena ada syuting selama satu bulan jadi kakak aku tinggal sendirian di mansion," ucap Veni menjelaskan.

"Mommy dan daddy juga pergi ke luar negri dan sekarang kamu juga pergi keluar negri masa kamu tega ninggalin kakak sendirian?" tanya Venisa dengan wajah kecewa.

"Maaf kak karena syuting ini sangat penting bagiku untuk membuatku semakin terkenal di seluruh dunia terlebih banyak artis yang ingin menginginkan peran ini tapi hanya aku yang berhasil masuk menjadi pemeran utama wanita," jawab Veni.

"Baiklah tapi yang terpenting kamu bisa jaga diri dan jangan mengikuti pergaulan bebas karena setahu kakak kebanyakan para artis melakukan pergaulan bebas. Ingat pesan mommy dan daddy untuk selalu menjaga kehormatan kita karena kehormatan itu yang kita berikan untuk suami kita nantinya terlebih mommy dan daddy sudah mempercayai kita jadi jangan merusak kepercayaan orang tua kita," ucap Venisa panjang lebar.

("Huh ... cerewet mirip mommy, awas aja kamu kak aku berikan kakak pelajaran yang tidak akan kakak lupakan seumur hidup kakak. Aku ingin tahu setelah kejadian itu apa kakak masih bisa memberikan aku nasehat?" tanya Veni dalam hati sambil menahan kesal terhadap kakak kembarnya).

"Iya kak, aku mengerti," jawab Veni sambil tersenyum palsu.

"Baguslah kalau kamu mengerti," ucap Venisa.

"Oh ya kak, hari sabtu bagaimana kalau kita makan di restoran xxxx sebagai ucapan syukuran karena aku syuting di luar negri?" Tanya Veni penuh harap.

"Lebih baik uangnya di simpan saja, kan makan di retoran xxxx terkenal dengan harga paling mahal," jawab Venisa.

"Aku tidak keluar duit kok, kebetulan salah satu produserku memberikan fasilitas untuk menginap dan makan di hotel xxxx," ucap Veni berbohong.

Kartu Akses

''Ayolah kakakku yang cantik," mohon Veni dengan menampilkan puppy eyes nya yang menjadi andalannya.

"Tapi restoran dan menginap di hotel xxxx kan memakai pakaian bagus dan mahal sedangkan kakak jarang membeli pakaian," ucap Venisa beralasan.

"Tenang saja, pakaian ku banyak kak nanti aku pinjamkan," ucap Veni sambil menggenggam ke dua tangan Venisa.

"Baiklah," jawab Venisa pasrah yang tidak tega menolak permintaan adik kembarnya.

Grep

"Terima kasih kak," jawab Veni sambil memeluk kakak kembarnya.

"Sama-sama," jawab Venisa sambil membalas pelukan adik kembarnya.

(Yes berhasil akhirnya kakak kembarku yang bo doh mau menuruti permintaan ku," ucap Veni dalam hati).

("Sekarang tinggal memikirkan bagaimana cara menjebak Daka agar Daka tidak curiga kalau kak Venisa bukan aku," ucap Veni dalam hati sambil melepaskan pelukannya).

Tidak berapa lama mereka melepaskan pelukannya kemudian Veni berdiri begitu pula dengan Venisa.

"Sekarang kakak istirahat nanti jam 7 malam kita pergi ke restoran xxxx untuk merayakan aku pergi ke luar negri," ucap Veni.

"Lho katanya pergi hari sabtu?" tanya Venisa dengan bingung.

"Hari Sabtu aku ingin istirahat di rumah karena besok Minggu aku sudah pergi ke luar negri. Jadi lebih baik malam ini saja kita pergi untuk merayakan kepergiaan ku untuk menggapai cita-cita ku menjadi seorang artis. Mumpung adikmu yang cantik ini libur." ucap Veni beralasan.

"Ok," jawab Venisa singkat.

("Untung kakakku tidak curiga dan percaya dengan apa yang aku katakan karena kalau hari Sabtu takutnya kak Venisa berubah pikiran jadi lebih cepat lebih baik dan sekarang tugasku menghubungi Daka untuk merubah jadwal," ucap Veni dalam hati).

Kedua gadis itupun berjalan menaiki anak tangga menuju ke kamar masing-masing untuk istirahat.

Di kamar Veni menghubungi kekasihnya dan panggilan pertama langsung di angkat.

("Hallo sayang, kangen ya?" goda Daka).

("Iya aku kangen," jawab Veni sambil memutar bola matanya dengan malas).

("Sama aku juga kangen," jawab Daka).

(Honey, bagaimana kalau malam ini kita melakukan hubungan suami istri?" tanya Veni penuh harap).

("Sebenarnya aku juga ingin malam ini dan karena kamu mengusulkan sekarang aku tidak akan menolaknya," jawab Daka).

("Baik, aku tunggu jam 8 malam ya," ucap Veni).

("Ok, tapi selama 4 hari kita menginap di hotel 🏨," ucap Daka).

("Ok," jawab Veni singkat).

("Oh ya honey, honey minum obat kuat ya biar kita melakukannya sampai sepuas-puasnya karena merayakan kepergian ku ke luar negri," pinta Veni).

("Kamu ternyata nakal ya," ucap Daka).

("Nakal sama kekasih yang paling tampan boleh donk," goda Veni sambil memutar bola matanya dengan malas dalam hatinya huek).

("Aku akan buat sayangku tidak bisa bangun," ucap Daka).

("Siapa takut," jawab Veni).

("Benar ya, aku tunggu," jawab Daka sambil tersenyum mesum).

("Oh ya hampir lupa kartu masuk kamar ada di resepsionis sayangku tinggal ambil," ucap Daka)

("Ok, kalau begitu aku ingin istirahat nanti malam kita bertemu," ucap Veni).

("Ok," jawab Daka singkat).

Tut Tut Tut

Sambungan komunikasi langsung diputuskan secara sepihak kemudian Veni melempar ponselnya di ranjang.

"Rasanya ingin muntah mendengar suara Daka apalagi ngomongin kayak gituan. Maaf Daka aku tidak mau memberikan harta berhargaku cukup diwakilkan oleh kakak kembar ku saja yang memberikannya, kakak ku yang bodoh," ucap Veni sambil tersenyum jahat.

"Sekarang aku ingin istirahat karena nanti malam aku akan menjalankan rencana ku," ucap Veni sambil berbaring di ranjang.

Tidak membutuhkan waktu lama Veni tertidur dengan pulas sambil tersenyum bahagia karena rencana jahatnya sebentar lagi berjalan sesuai dengan yang diharapkan nya.

*****

Jam 18.00

Veni merias wajah kakaknya yang tidak pernah dandan setelah selesai Veni meminjamkan pakaiannya.

"Pakaiannya terlalu seksi," ucap Venisa.

"Memang seksi, aku juga pakaianku seksi kak," ucap Veni.

"Tapi kakak tidak terbiasa memakai pakaian seksi," ucap Venisa.

"Ayolah kak, khusus hari doank setelah itu tidak lagi," mohon Veni sambil menampilkan puppy eyes yang menjadi andalannya.

Venisa menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian mengangguk kan kepalanya membuat Veni tersenyum bahagia karena sudah berhasil membujuk kakak kembarnya.

Hingga satu jam lebih mereka sudah tampil cantik dengan memakai kacamata hitam agar orang tidak mengenalnya setelah selesai mereka pergi menuju ke hotel xxxx di mana Daka sudah menunggu Veni di kamar 999 sejak siang.

Singkat cerita kini mereka sudah sampai di hotel 🏨 xxxx mereka berjalan ke arah lobby di mana lobby tersebut sebagian digunakan untuk restoran.

Mereka berdua duduk agak pojok kemudian Veni memesan makanan dan minuman ke pelayan restoran. Sambil menunggu mereka mengobrol.

"Aku ingin ke toilet sebentar," ucap Veni.

"Ok, aku tunggu di sini," ucap Venisa.

Veni turun dari kursi sambil mengambil tasnya kemudian berjalan ke arah menuju toilet di mana ruangan untuk memasak tidak begitu jauh dari toilet.

"Kak, sini," panggil Veni sambil melambaikan tangannya ke arah salah satu pelayan sambil mengeluarkan bungkusan.

"Ada apa nona?" tanya pelayan restoran.

"Aku ingin minuman jus alpukat 🥑 di tambahkan dengan bungkusan ini," pinta Veni.

"Maaf nona, saya tidak berani," ucap pelayan restoran.

"Tenang saja ini ada tip buatmu," ucap Veni sambil membuka tasnya dan mengambil uang warna merah sebanyak dua puluh lembar yang sudah disiapkan dari mansion agar tidak perlu membuka dompet.

"Baik nona," jawab pelayan restoran tersebut sambil tersenyum bahagia karena mendapat kan rejeki nomplok.

Pelayan restoran tersebut menerima dua puluh lembar warna merah kemudian disembunyikan di kantongnya barulah menerima bungkusan tersebut.

"Berikan ke meja no 9," ucap Veni.

"Baik nona," jawab pelayan restoran tersebut.

Veni berjalan meninggalkan pelayan restoran tersebut menuju ke tempat di mana kakaknya menunggu.

("Huh ... Dasar kalau lihat duit langsung terima pekerjaan yang aku berikan. Lenyap deh uang 💸 ku dua juta tapi tidak apa-apa dari pada aku memberikan harta berhargaku ke pria miskin mendingan aku berikan ke orang yang lebih kaya dan bisa membuatku semakin terkaya dan terkenal," ucap Veni dalam hati).

"Maaf lama kak," ucap Veni sambil duduk saling berhadapan hanya dibatasi oleh meja.

"Tidak kok, santai saja," jawab Venisa.

Mereka kembali mengobrol hingga tidak berapa lama pesanan Venisa datang mereka langsung makan tanpa ada bicara sedikitpun hingga lima belas menit kemudian mereka sudah selesai makan dan minum.

Mereka kembali mengobrol hingga setengah jam obat perang sang yang dibubuhkan ke dalam minuman jus alpukat 🥑 mulai bereaksi.

"Kok tumben panas ya?" tanya Venisa sambil mengipasi wajahnya yang memerah.

"Apa kakak sakit? Kita istirahat sekarang saja," ucap Veni sambil turun dari kursi kemudian menarik tangan kakak kembarnya.

"Kakak tidak tahu tapi kakak tidak merasa nyaman," jawab Venisa sambil ikut turun dari kursi dan mengikuti langkah adik kembarnya.

Veni berjalan ke arah resepsionis dan meminta kartu akses agar bisa masuk ke dalam kamar 999.

Setelah diberikan kartu akses mereka berjalan ke arah lift. Veni menekan tombol lift paling atas setelah pintu lift terbuka mereka keluar dari ruangan persegi empat tersebut lalu mencari kamar 999.

"Ini kak kamar 999 tapi maaf kak, aku mau ke kamar mandi dulu tiba - tiba perutku mulas jadi kakak masuk saja," ucap Veni sambil memberikan kartu akses.

Aku di mana?

Tanpa curiga Venisa menggesek kartu akses tersebut ke arah pintu hingga terdengar suara klik tanda pintu terbuka kemudian Venisa masuk ke dalam kamar tersebut kemudian menutupnya dengan rapat.

"Kenapa panas banget ya?" tanya Venisa sambil melepaskan dress nya.

Setelah terlepas Venisa membuangnya secara asal dan berlanjut membuka bungkusan yang menutupi dua gunung kembarnya dan terakhir segitiga bermuda yang menutupi bagian privasinya.

Grep

"Sudah tidak tahan ya?" bisik Daka sambil memeluk Venisa tiba - tiba.

xxxxxxx Flash Back On xxxxxxx

Setelah Veni menghubungi Daka, Daka langsung pergi ke hotel xxxx dan menyiapkan semuanya.

"Pasti Veni, akan merasakan sakit yang teramat sangat jika pertama kali melakukan hubungan suami istri jadi aku membeli dupa perang sang agar kami sama-sama terbakar dan menikmatinya," ucap Daka sambil tersenyum mesum sambil membayangkan hubungan suami istri.

"Aku akan pasang empat dupa di setiap sudut pojok agar obatnya bisa berkerja dengan cepat," sambung Daka.

Daka mulai memasang dupa perang sang di setiap sudut pojok setelah selesai bersamaan pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang.

Daka berjalan ke arah pintu dan membukanya dan ternyata empat anak buahnya Daka datang sambil membawa dua belas paper bag pesanan Daka kemudian diberikan ke Daka setelah selesai Daka menutup pintu kamarnya.

"Aku akan menyusun dua belas steel pakaian untuk Veni termasuk lima lingerie untuk hari ke dua hingga hari ke enam karena kami akan melakukan hubungan suami istri selama enam hari agar Veni kelelahan dan tidak jadi pergi ke luar negri," ucap Daka.

Daka menyusun pakaian yang semuanya masih baru dan tentunya sangat mahal ke dalam lemari pakaiannya.

"Pakaianku dan pakaian Veni aku masukkan ke dalam satu lemari kebetulan lemari ku banyak yang kosong," ucap Daka.

"Aku akan menonton film blue dulu agar aku tahu titik sensitif wanita dan juga apa yang harus aku lakukan ketika Veni merasakan kesakitan ketika melakukan pertama kali hubungan suami istri," ucap Daka.

Daka duduk di ranjang kemudian mengambil ponselnya yang berada di meja kemudian menyetel video panas hingga selesai.

"Waduh, bikin adik kecilku jadi tegang dan tidak sabar menunggu kedatangan Veni," ucap Daka.

Setelah selesai berbicara Daka berjalan ke arah kamar mandi karena tubuhnya sudah mulai lengket. Selesai membersihkan tubuhnya Daka memakai jubah handuk dengan wajah segar.

Daka berjalan ke arah lemari untuk mengambil pakaian santai kemudian berbaring di ranjang karena tubuhnya lelah membuat Daka istirahat.

Hingga jam tujuh malam Daka mulai menyalakan dupa perang sang setelah selesai Daka mengikuti perintah Veni untuk meminum obat kuat.

"Aku akan minum obat kuat karena aku tidak tahu apakah aku kuat atau tidak ketika melakukan hubungan suami istri," ucap Daka sambil meminum obat kuat.

Setelah hampir setengah jam obat kuat dan dupa perang sang mulai berkerja membuat tubuh Daka terasa terbakar terlebih tombak saktinya terasa sesak membuka Daka melepaskan seluruh pakaiannya dan diletakkan di keranjang kotor kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk mendinginkan tombak saktinya mengingat kedatangan Veni masih setengah jam lagi.

"Seharusnya tadi menyalakan dupa hari ini begitu pula dengan obat kuat," ucap Daka sambil menyalakan kran shower untuk mandi dingin.

"Masih menunggu setengah jam lagi," keluh Daka.

Hingga lima belas menit Daka mulai menggigil kedinginan tapi tombak saktinya belum juga mau tidur membuat Daka frustasi.

"Bagaimana ini, masih lima belas menit lagi," ucap Daka sambil mematikan kran shower.

"Apa aku bawa tidur saja," ucap Daka sambil mengambil jubah handuk.

Setelah selesai memakai jubah handuk Daka berjalan ke arah pintu kamar mandi dan membukanya hingga dirinya mendengar suara pintu kamarnya ada yang membukanya.

Daka melihat Venisa yang dikiranya Veni sedang melepaskan satu persatu pakaiannya dengan tubuh membelakangi Daka membuat Daka berjalan perlahan ke arah Venisa kemudian memeluknya dari arah belakang.

xxxxxxx Flash Back Off xxxxxxx

Deg

Deg

Jantung Venisa berdetak kencang sekaligus sangat terkejut karena ada seorang pria asing yang memeluknya membuat Venisa berusaha melepaskan pelukannya.

"Sayang, jangan takut ," bisik Daka di telinga Venisa.

Venisa yang sudah terkena obat perang sang yang diberikan oleh adik kembarnya di tambah dupa dari Daka membuat Venisa kehilangan akal sehatnya.

Merekapun melakukan hubungan suami istri hingga hampir satu jam lebih barulah keluar lahar dari tombak saktinya.

Daka sengaja memasukkannya ke dalam rahim Venisa yang dikiranya Veni agar segera hamil dan berhenti menjadi seorang artis.

Setelah beberapa saat Daka menarik tombak saktinya kemudian menggulingkan tubuhnya ke arah samping lalu memeluk tubuh polos Venisa.

Cup

"Terima kasih sayang, sudah memberikan harta berharga mu untukku," ucap Daka sambil menyelimuti tubuh polos Venisa.

Venisa hanya menganggukkan kepalanya sambil menyandarkan kepalanya di dada bidang Daka dan membalas pelukannya.

Tidak berapa lama Venisa tidur dengan pulas nya begitu pula dengan Daka. Namun dua jam kemudian obat perang sang kembali berkerja membuat Venisa membuka selimutnya dan menaiki tubuh Daka.

Daka yang masih tertidur dengan pulas merasa tubuhnya dinaiki membuat Daka memaksakan membuka matanya.

"Sayang, apa yang sayang lakukan?" tanya Daka.

"Maaf, aku ingin lagi dan sekarang biarkan aku yang memimpin," jawab Venisa.

Mereka kembali melakukan hubungan suami istri hingga terdengar suara merdu yang keluar dari mulut mereka hingga Venisa mendapatkan pelepasan untuk pertama kalinya.

"Honey, capek," ucap Venisa manja.

"Sekarang gantian aku yang memimpin," ucap Daka sambil membalikkan tubuh Venisa.

Merekapun kembali melakukan hubungan suami istri hingga akhirnya mereka mendapatkan pelepasan.

Cup

"Terima kasih sayang, aku sangat puas" ucap Daka sambil menyelimuti tubuh polos Venisa.

Venisa hanya menganggukkan kepalanya sambil menyandarkan kepalanya di dada bidang Daka dan membalas pelukannya. Tidak berapa lama Venisa tidur dengan pulas nya begitu pula dengan Daka.

Mereka melakukan hubungan suami istri sebanyak 5 kali setelah itu obat perang sang habis bersamaan mereka tidur dengan pulas nya hingga jam sembilan pagi Venisa perlahan membuka matanya.

"Aku di mana?" tanya Venisa sambil menatap sekeliling ruangan yang terasa asing baginya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!