NovelToon NovelToon

My Guardian Angel (The Dust Of Love)

Chapter 1. Shiny and Young

***

Action!!!

Pintu kamar motel no. 18 terbuka, seorang wanita muda ..., bukan ..., lebih tepatnya seorang gadis muda 20 tahunan memakai gaun pendek, duduk melipat kaki di atas sofa dalam ruangan tersebut. Rambut cokelat berkilau, riasan wajah tipis natural disertai polesan lipstik nude tampilkan wajah yang begitu cantik menawan. Ia segera berdiri ketika melihat siapa yang datang. Tersenyum gembira.

Si pria matang berparas tampan dan maskulin, segera menutup pintu di belakang dan terpana sesaat, mengagumi keindahan dan kepolosan yang begitu memikat. Tatapan mata memuja.

“Serena ....”

“Ya, Dad. This is me. Aku tak tahan melihatmu bersama Mommy pagi tadi.”

“Ya, aku tahu. Tetapi, kamu harus tahu bahwa ini sangat berbahaya. Jika, Hana tahu kita bertemu diam-diam di sini."

"Aku tak peduli lagi. Aku sangat kecewa karena kamu menikahi Ibuku setelah berjanji akan bersamaku," seru si gadis berkaca-kaca.

"Maafkan aku," sahut si pria dekati Serena, tersenyum lembut luluhkan hati wanita muda di hadapannya yang dimabuk cinta. "Kamu sangat cantik hari ini, Serena.”

Si gadis melangkah di atas kaki-kaki jenjang menempel di dinding lemparkan pandangan dingin, berpose menantang. Pakaian minim, lampu redup dan binar matanya segera memancing sang pria mendekat. Keduanya saling menghapus celah, mengikat gelora kuat. Tak butuh waktu lama. Mereka kemudian pindah ke ranjang.

Memeluk gadis muda erat dan mengucapkan banyak janji manis, keduanya kemudian saling menatap, membangun chemistry.

Namun, tiba-tiba ....

Brakk!!!

Pintu motel terbuka lebar, seorang wanita berdiri di ambang pintu. Gurat wajah tak percaya, sangat kecewa, terluka, silih berganti kemudian berakhir murka.

“Mommy?” guman wanita muda bernama Serena seakan bersiap menerima amukan.

“Hana?" Giliran sang pria berseru.

“Inikah tingkah kalian di belakangku? Suami dan Puteriku sendiri?”

Langkah-langkah panjang, si wanita yang baru datang bernama Hana, hampiri ranjang dan pegangi selimut. Kekuatan penuh menarik benda itu tapi ditahan erat oleh Serena.

“Honey?!”

“Berani sekali ..., Serena?!”

“Aku juga mencintainya, Mom! Aku lebih dahulu menemukannya, tetapi Mommy mencurinya dariku dan menikahinya!”

Hana sangat murka, naik ke ranjang tanpa melepas sepatu. Sang pria coba halangi, tetapi si wanita, Hana, adalah istri si pria layangkan tamparan keras pada suaminya kemudian berhasil meraih Serena dan tamparan sekuat tenaga.

PLAK!!!

Si gadis menjerit kesakitan.

“Mommy?!”

“Honey ... Please dengarkan penjelasanku!”

“Penjelasan?” tanya Hana melotot marah, suara sumbang.

Menggeram murka, lepaskan sepatu dalam gerakan sangat cepat dan menampar Serena gunakan sol sepatu, cukup keras untuk tinggalkan jejak. Jeritan kesakitan kembali terdengar.

Cut! Cut! Cut!

***

Seruan kencang sang Sutradara diikuti beberapa orang kru segera berlarian tunggang-langgang menerobos property dan cameraman yang bertugas, datangi artis muda yang meringis kesakitan.

“Arumi, kamu baik-baik saja? Ijinkan aku lihat wajahmu!” Miguel Paulo, pemeran Daddy juga kekasihnya di drama, ulurkan tangan hendak memeriksa.

“Tak masalah, Tuan Paulo. Aku baik-baik saja!” tolak Arumi.

“Penelope berlebihan,” keluh Miguel Paulo gelengkan kepalanya.

“Penelope, Anda berlebihan! Please, stop improvisasi,” tegur sutradara gusar pada artis senior pemeran Hana, Penelope Jhonson.

Penelope melambai malas. “Percayalah, rating episode ini akan naik drastis. Para wanita pendukung protagonis akan menikmati pembalasan untuk sakitnya pengkhianatan. Aku ikuti naluri wanita sakit hati. Script writer tak begitu detail kembangkan emosi di scene ini. Satu tamparan terlalu tanggung. Lihat saja nanti. Kamu akan panen hasilnya, Chris Evans.”

“Tetapi, kamu bisa melukai second lead! Jangan coba-coba bermain di luar scenario. Apalagi sampai berlebihan emosional dan terlalu keras berekperimen.”

Arumi Chavez, pegangi pipi mulus memerah bekas tamparan tangan juga sepatu. Ingin hati menjambak rambut senior yang jadi Mommy tirinya di serial drama on going untuk sebuah channel Televisi swasta. Setelah semua kesakitan ditimbulkan, sang senior sama sekali tak minta maaf. Bad attitude.

“Anda baik-baik saja, Nona Arumi? Apakah yang terakhir itu ada dalam naskah?”

Leona, asisten pengganti untuk Arumi hampiri sang artis muda, yang menahan marah di atas ranjang, kibaskan selimut dan memakai kemeja sebab ia hanya gunakan topless berenda. Arumi amati wajah di cermin, turun dari ranjang. Leona segera ambilkan mantel tebal. Mereka syuting di dalam ruangan ber-AC dingin dan keras.

“Apa kamu merasa sakit, Arumi?” tanya Penelope prihatin.“Maafkan aku, tak bisa hindari emosi dalam adegan ini.”

“Aku tak tahu, Anda harus sekejam ini pada junior Anda, Nyonya Penelope Jhonson? Aku bisa menuntut Anda atas kasus kekerasan,” Arumi mengangkat bahu, menjawab dengan angkuh. Arumi menaruh respek tinggi dan mengidolakan Penelope Johnson yang cantik, berwibawa dan sangat hebat di layar kaca. But, well, tak semua yang kamu lihat di layar kaca itu sehebat terjemahan matamu. Penelope Jhonson di luar ekspetasi. Bengis dan tak bermoral.

“Oh ayolah, Nona! Ini bagian dari trik agar rating kita melejit dan mendapat skor tinggi.”

“Tentu saja, sekali ini aku lepaskan Anda. Terima kasih untuk kerja keras dan pengabdian Anda yang berlebihan,” sahut Arumi memakai sepatu ketsnya. “Aku rasa drama ini akan membuat Anda meraih penghargaan sebagai aktris terbaik dan melangkah di red carpet dengan kehebatan sejati.”

“Terima kasih untuk doanya, Nona Muda. Kamu juga akan menerima banyak sanjungan, Arumi. Prediksiku, kamu akan dapatkan banyak tawaran bagus setelah ini.”

"Ya, tentu kalau aku selamat dari heels sepatu Anda."

Arumi Chavez, model dan aktris remaja yang sedang naik daun. Rupawan, muda dan bersinar, Arumi memenuhi syarat- syarat absolut sebuah relativitas keindahan seorang gadis; hampir melewati standar kecantikan dari segi bentuk, keseimbangan, dan proporsi seorang gadis idola. Dengan outer beauty paras jelita, elok dan molek ..., Arumi yang tinggi, kurus, putih, dan pirang, wajah tanpa pori-pori, asimetri, anggun ..., “sepenuhnya” sempurna tanpa cela.

Memiliki popularitas meroket setelah bintangi sebuah drama family. Ia kemudian ditawari banyak proyek, mulai dari iklan, film dan drama.

Alih-alih memilih salah satu proyek yang ditawarkan, Arumi memilih casting serial drama yang menurutnya sangat menantang. Drama berjudul “Bittersweet Married” diangkat dari kisah nyata seorang desainer berusia 42 tahun dan sang Puteri 20 tahun yang jatuh cinta pada pria yang sama setelah kematian sang suami kemudian menikahi pria tampan tersebut yang ternyata kekasih puterinya. Ketika akhirnya ia lolos casting, Arumi segera menyesali keputusan, tetapi ia tak mungkin mengundurkan diri.

"Arumi kita masih perlu re-take...." Chris Evans tergopoh-gopoh hampiri Arumi.

"No, aku harus segera pulang. Aku harus pergi ke sekolah besok pagi. Itulah mengapa aku hanya ingin long take dan susah payah menghapal dialog, Tuan Evans."

Berada satu frame dengan Penelope dan secara tak langsung menerima kebencian penggemar protagonis, pertanda, ia berhasil mainkan karakter Serena. Namun, jika Penelope terus improvisasi dan menyakitinya, ia tak yakin akan bertahan hingga proyek Bittersweet Married berakhir.

"Arumi, ayolah!"

Arumi bangkit dari duduk sementara Leona berdiri di belakang memikul banyak perlengkapan.

"Tuan Evans, ini terakhir kali Nyonya Jhonson bersikap kelewatan saat kita sedang long take. Jika Anda tak peringatkan dirinya, Anda bisa cari talent lain gantikan aku jadi kekasih Daddy."

***

Tinggalkan komentarmu ya...

Chapter 2 : Where is Him?!

Jam delapan menjelang matahari terbenam ketika Arumi Chavez hendak tinggalkan lokasi syuting.

"Arumi Chavez!" panggil Penelope Jhonson.

Arumi berbalik dengan malas.

"Yes, Mam?!"

Para fans berkumpul di depan lokasi syuting menunggunya untuk minta tanda tangan dan semangatinya. Beberapa dari mereka bahkan bawakan sesuatu.

Di dunia maya, ia diserang oleh anti-fans yang tak bisa bedakan bahwa ia sedang berakting sebagai karakter antagonis yang menyebalkan. Banyak akun menyerangnya secara pribadi. Beruntung para fans bentengi dirinya. Mereka adalah sesuatu berharga baginya.

Arumi menarik napas panjang saat Penelope semakin dekat.

"Maafkan aku soal tadi ..., aku keterlaluan!"

"Tidak mudah," sahut Arumi jelas-jelas kesal. "Aku bisa undurkan diri dan kita lihat apakah pemeran pengganti bisa ambil alih peran ini? Anda bisa penuhi ambisi, Anda."

"Aku terlalu menghayati karakter Hana. Maaf ya."

Penelope tidak terlihat sungguh-sungguh menyesal. Arumi tebak, Penelope mungkin gelisah sebab kecerobohan Penelope bisa buat drama Bittersweet Married kehilangan rating ketika peran Serena diganti.

Penelope menarik napas kuat.

"Aku harap ini yang terakhir kali, Nyonya Penelope."

Arumi yakin Penelope paham peringatan ini. Arumi berasal dari keturunan Diomanta. Kekayaan dan ketenaran dinasti bisa hancurkan Penelope Jhonson dalam sekali remas.

"Apa keinginanmu?"

"Aku menolak satu frame dengan Anda, Mam! Kita tak perlu re-take, aku yakin Chris Evans dapatkan scene tadi untuk episode selanjutnya."

"Aku sungguh menyesal, Nona."

Berbalik pergi pada fans yang segera menjerit-jerit memanggil namanya. Arumi tersenyum ladeni sebentar karena beberapa dari mereka adalah admin yang mengelola fans page miliknya bahkan ia miliki fanboy yang sangat antusias pada-nya.

"Apakah wajahmu baik-baik saja?"

Salah seorang penggemar bertanya ketika kamera mereka menangkap wajah biru Arumi di atas make up yang mulai luntur.

"Ya, terjadi kecelakaan kecil saat syuting. Jangan cemas."

"Anda tidak diserang antifans-kan?" tanya mereka lagi khwatir.

"Tentu saja bukan, teman-teman. Aku kebetulan tak sengaja membentur sudut nakas di dalam ruangan syuting."

"Beritahu kami, jika Anda diserang," ujar seseorang di antara mereka.

"Bisakah Anda bertemu fans di waktu senggang?" tanya yang lain.

"Akan aku lihat jadwalku dan hubungi salah satu di antara admin. Terima kasih banyak sudah mendukung aku. Tolong kembali ke rumah dan belajar. Jangan buat orang tua kita cemas! Aku mencintai kalian."

"Semangat Arumi!"

"Ya, semangat untuk kalian juga. Terima kasih, banyak ya."

Arumi naik ke mobil bersihkan wajah dan hilangkan pesona Serena, gadis penggoda ayah tiri, Arumi merengus.

"Aku juga akan lakukan hal sama jika di posisi Hana, tetapi inikan cuma drama. Berani sekali lukai wajahku?" keluhnya pada kaca.

"Perlukah aku beritahu Nyonya Sunny? Aku perlu laporan padanya!"

"Tidak perlu, Leona. Kamu tahu, Aunty Sunny gangster sejati. Aku yakin riwayat Nyonya Penelope Jhonson akan berakhir."

"Mau kemana kita, Nona?” tanya Leona.

"Pulang," jawab Arumi pendek.

Arumi membaca naskah untuk scene berikutnya, berdoa Penelope berhenti gila. Arumi tak bersemangat oleh satu dan lain hal. Mungkin karena absennya seseorang dari sisinya? Dirinya bingung sendiri.

Menghela napas panjang ketika lewati wahana Dream Land. Ada cotton candy dan rumah berhantu, Super Scary Labyrinth of Fear. Tanpa sengaja tersenyum.

"Mengapa Anda tersenyum?" tanya Leona pergoki Arumi sedang kemerah-merahan di bawah redup lampu mobil. Arumi buru-buru berganti ekspresi wajah.

"Pasti sesuatu yang menarik?" Leona masih penasaran.

"Ya," sahut Arumi tak bisa menyimpan rahasia. "Aku pergi ke wahana dengan pengawalku karena senior yang aku suka pergi dengan gadis lain."

"Jadi, Anda mengajak Archilles Lucca, pengawal Anda karena senior Anda pergi dengan gadis lain?"

"Ya. Aku tak bisa cerita padamu."

"Oh ayolah, aku sangat penasaran."

"Dengan bodohnya, aku berpikir untuk buat seniorku cemburu. Kami pergi ke wahana dan main di rumah hantu."

Arumi menahan napas. Kenangan itu terlalu manis hingga darahnya nyaris berubah warna.

"Lalu?!"

"Aku dicium hantu di Super Scary Labyrinth of Fear. Itu ciuman pertamaku."

"What?! Hantu sungguhan? Apakah Archilles?! Ataukah hantu itu pacar Anda, Tuan Ethan Sanchez?"

Arumi terkekeh. "Ya. Saat itu, kami belum pacaran. Dia bersumpah tak akan jatuh cinta padaku meskipun dunia ini sisakan aku!"

"Orang bersumpah untuk dilanggar."

"Ya, kamu benar."

“Mau lewat depan kafe?!” goda Leona lihat gelagat Arumi. "Senior Anda sungguh remaja luar biasa."

"No!” seru Arumi gelengkan kepala kuat.

Meskipun ia sangat ingin melihat pacarnya yang sangat tampan dengan seragam kafe tetap saja ia pikirkan akibat.

“Jangan sampai Ethan melihatku seperti ini! Dia tak akan suka. Aku mungkin akan berhenti main drama.”

“Oh ayolah, Nona!”bujuk Leona, "Anda bisa jadikan dia mood-booster! Kita hanya lewat."

Arumi mengalah, siapa tahu ia berhenti galau setelah lewat depan kafe.

“Baiklah, aku hanya akan melihatnya sebentar. Tolong jangan ketahuan!”

"Sim (ya)."

Mobil memecah keramaian kota hampir pukul sembilan. Lampu-lampu dinyalakan. Mereka sampai di seberang kafe. Arumi hembuskan napas perlahan.

Pacarnya dalam kafe sedang sibuk di belakang counter ladeni pelanggan. Para gadis sepertinya mampir ke kafe hanya agar bisa menarik perhatian pacarnya.

“Bukankah dia sangat tampan?”Arumi berguman tanpa sadar.

“Ya ..., tak heran kafe selalu penuh antrian. Tetapi sepertinya seseorang datang berkunjung.”

Beberapa waktu kemudian sebuah motor matic berhenti di depan kafe.

Arumi paham maksud Leona. Gadis remaja berdarah campuran Eropa Asia, Sarah Jesicca turun dari motor menenteng sesuatu di tangannya. Sarah dan Ethan berada di klub sains termasuk kakak perempuan Arumi, Aruhi. Mereka adalah sekumpulan gadis-gadis jenius, sangat suka belajar bersama.

“Yakin hanya menonton? Tak ingin menyapa ke dalam? Siapa tahu mood Anda bisa berubah, Nona?”

Arumi terdiam. Sarah duduk di salah satu meja setelah satu lambaian. Mereka saling tersenyum satu sama lain.

“Ethan akan marah jika lihat pipiku bengkak."

"Tak apa biarkan Tuan Ethan bersama Sarah. Mereka sangat-sangat dekat."

"Mereka berteman baik, Leona. Mereka selalu bicarakan soal galaxy dan hal-hal tentang semesta. Di masa depan, Ethan mungkin jadi astronot dan pergi ke ruang angkasa."

"Bukankah Anda perlu kirimkan tugas pada Tuan Ethan?"

"Belum aku kerjakan."

"Mereka mungkin akan makan malam bersama," pancing Leona.

"Mereka hanya akan makan rumus-rumus eksata. Itu membuat mereka lebih kenyang dibanding sepotong croissant."

Leona terkekeh geli.

"Baiklah, seperti kata Archilles Lucca, Anda mulai bisa kendalikan emosi dalam diri Anda."

"Aku hampir 17 tahun. Mari kita pergi.”

Leona tak bisa memaksa. Mereka kembali merayap di jalanan, tinggalkan kafe termasuk pemandangan di dalamnya.

"Berapa lama kamu akan jadi asistenku?"

"Mengapa? Anda tak suka?"

Arumi sandarkan kepala. Meringis karena pipinya terasa sakit.

"Apakah Archilles sibuk?" tanya Arumi. "Aku terbiasa dengannya!"

Leona mengerti maksud Arumi. Leona dipanggil untuk jadi asisten Nona Arumi gantikan pengawal terlebih dahulu, Archilles Lucca.

"Ya ..., Archilles sedang bekerja untuk Paman Anda sementara waktu!"

"Lagi?"

"Ya."

"Apa ..., kamu tahu sesuatu? Archilles selalu datang saat aku panggil. Ini sudah hampir tiga Minggu sejak terakhir kali aku bisa menghubunginya."

Leona tampak ragu.

"Apa sesuatu terjadi pada pamanku? Apa jangan-jangan Ibuku memecat Archilles?"

Leona tak menyahut. Arumi sibuk mencari sebab mengapa Archilles tak kelihatan beberapa Minggu ini. Coba hubungi nomer pengawal pribadinya. Mende**** ketika tak bisa terhubung. Arumi turun dari mobil tergesa-gesa dan masuk ke rumah.

"Apakah Ibu dan Aunty Sunny memecat Archilles? Aku tak akan jatuh cinta pada pengawalku? Ya Tuhan, apa yang ibu lakukan?"

Dua wanita yang sedang bicara serius di sebuah ruangan terperanjat lalu berpaling padanya. Mimik mereka terkejut.

"Arumi?! Ada apa, Nak?"

"Bisakah minta Archilles kembali? Aku punya setumpuk tugas akuntansi dan aku tak bisa mengganggu Ethan Sanchez saat ini."

"Arumi?! Ada apa denganmu? Kenapa wajahmu?" Adik perempuan Ibunya, Aunty Sunny bertanya lembut menyongsongnya datang. "Mengapa marah-marah?"

"Bawa Archilles kembali!"

"Archilles sedang bersama Paman Hellton."

"Ibu, tidak bohongkan?"

"Ibumu benar, Arumi. Pamanmu terjebak pertikaian dengan seseorang sebabkan Beliau sekarat. Archilles sedang bersamanya."

"Ibu dan Aunty akan beritahu aku, jika kalian berdua putuskan untuk berhentikan Archilles. Aku harus tahu."

"Tentu saja! Mengapa wajahmu membiru Arumi? Jawab pertanyaanku!"

***

Tinggalkan komentar, ya ....

Chapter 3. Inocènte

Holla, My Name is Archilles Lucca. Aku adalah punggawa kejahatan di waktu lampau, diberi nafas pengampunan dan berhasil jadi pengawal terlatih di masa ini.

Aku tak sebaik yang kamu pikirkan. Emm..., aku hanya berusaha jadi baik. Aku pikir, orientasi-ku tidak begitu jelas tetapi tujuanku pasti.

Aku akan ceritakan sedikit tentangku di chapter-chapter mendatang. Kamu perlu tahu kehidupanku sebelum secerah ini!

Saranku, jangan coba selami aku sebab kamu mungkin tak akan bisa menggapaiku.

Gaya rambut oleh : Nona Arumi.

Apakah kamu suka? Komentar di sini?

***

"Archilles Lucca!!! Bangun!!!"

Pekikan kecil bernada panik sangat mengganggu, diikuti guncangan pada bahu memaksa Archilles Lucca segera siuman. Mata ..., secepat mungkin terbuka.

Detik berikut, ia menangkap citra gadis tinggi semampai, berambut cokelat terang dan panjang, paras imut dan cantik sedang membungkuk di atasnya berusaha bangunkan dirinya.

Ya, indera penglihatan baru saja visualkan figur rupawan seorang Arumi Chavez Diomanta ..., artis belia- model remaja ..., dan majikannya saat ini.

Harusnya Archilles masih di ruang bawah tanah sebuah ruangan menjaga Tuan Hellton Pascalito yang terluka parah setelah dicurangi musuh mereka bernama Hedgar Sangdeto. Tetapi, gadis satu ini adalah keharusan. Sebelum Nona Arumi semakin menyebalkan, Sunny Diomanta paksa ia kembali.

"Archilles?! ¿Que estas haciendo? ¡despertar rápido!" (Apa yang kamu lakukan? Cepat bangun!)

Tubuh Archilles menegang oleh jamahan langsung tak sabaran pada lengannya. Suara Nona Arumi kalang kabut.

"Oh, mierda (oh, sial)." Archilles mengumpat dalam hati. Tubuhnya lekas menegang. Saraf para pria memang lebih sensitif di pagi hari. Sayangnya, Nona Arumi tak pahami itu.

Achilles Lucca, sadarlah. Gadis itu masih sangat belia.

Walaupun masih belia, si gadis telah lakukan banyak hal provokatif untuk pancing-pancing dirinya meski dilakukan tanpa sengaja. Lihat saja sekarang! Ini masih pagi buta. Apakah Nona Arumi tak tahu bahwa ada sesuatu yang sangat disiplin di pagi hari begini?

"Archilles, kau mau aku gunting lehermu? Mengapa kau masih tidur jam segini?"

"Señorita Arumi, ¿qué pasa?" (Nona Arumi, ada apa?)

Archilles bangkit berdiri sedang Arumi Chavez refleks mundurkan langkah hingga ke pintu, kedapatan salah tingkah.

Archilles perhatikan tangan si gadis yang mengepal di sisi tubuh lalu raut merah tua sang majikan. Tidak heran, dirinya tanpa atasan, yakin penuh zona six pack berhasil buat si Nona Belia gelagapan.

Archilles sialan kau, apa yang kau pikirkan?

Gadis ini masih anak-anak.

"Nona ...?! Ada apa? Katakan padaku dengan jelas!"

"Aku tak mengerti, tetapi semua kuda berlarian keluar. Seseorang merusak pintu kandang kuda yang baru!"

"Baiklah, akan aku lihat!"

"Sekarang Archilles! Aku akan menunggu di luar. Apakah kamu harus tidur tanpa atasan? Itu tidak sopan! Bagaimana kalau ada yang melihat?"

"Maafkan aku, Nona!"

Nona Arumi keluar dan mengomel dari luar mess-nya. Archilles harus peringatkan si Nona tak boleh datang ke kamarnya lagi apalagi sampai menyentuhnya seperti tadi. Jika kepergok Nyonya Salsa Diomanta, Ibunda Nona Arumi, akhirnya tak akan bagus bagi mereka berdua.

Nyonya Salsa Diomanta punya pengalaman buruk dengan pengawal. Saat berusia 16 tahun, ia kabur bersama Ebenn Amarante, pengawal pribadinya hingga punya anak. Ayah Salsa Diomanta sangat murka, mengejar mereka. Ebenn berakhir dengan kecelakaan tragis. Saat bekerja pertama kali, ia telah diingatkan untuk tidak jatuh cinta pada majikannya.

Tentu saja. Meskipun sangat cantik dan menggemaskan, Nona Arumi masih gadis belia.

Sialan kau Archilles? Ada apa denganmu?

Lagipula, ia datang untuk bekerja dan kumpulkan uang. Ia akan berikan pada neneknya. Kehidupannya terencana dengan baik, Archilles Lucca, akan pergi ke biara selepas tenaganya tak dibutuhkan lagi.

"Archilles? Mengapa kamu hanya melamun? Kamu kembali kemari tapi jiwamu melayang-layang entah kemana!" seru Nona Arumi dari luar menengok ke dalam ruang tidur, tak sabaran.

Apakah tak ada pengawal lain di kediaman Diomanta?

Archilles begadang semalaman siapkan outline agar bisa ajari ilmu ekonomi untuk majikan yang terkenal sangat cantik tetapi juga sangat bodoh. Nona Arumi mengejar peringkat, setidaknya bukan 10 besar dari angka 100 agar tak permalukan sang pacar, Ethan Sanchez, yang sangat terkenal karena jenius.

Nona Arumi tergila-gila pada Ethan Sanchez dan mereka kemudian jadian. Walau demikian, Nona Arumi tak berhenti persuasif pada dirinya.

Mengapa kau gelisah, Brengsek? Bukankah dia cuma anak-anak?

Ikuti Arumi yang berlari-lari kecil, Archilles pergi ke kandang kuda, berdecak saat amati pintu kandang rusak dan lima ekor kuda berlarian kesana kemari. Seekor kuda yang paling bandel sedang berlari menuju kandang lamanya. Kuda itu pengaruhi teman-teman lain untuk berdemo.

"Di mana semua orang?" tanya Archilles.

"Aku tak tahu, bukankah aku yang harusnya tanya padamu, di mana semua orang?" Nona Arumi melotot padanya dengan tampang masam.

"Masuklah ke dalam, Nona! Mereka (kuda) pasti protes dengan kenyamanan di kandang baru, mungkin sukai kandang lama. Mereka berubah agresif, Anda tak boleh dekat-dekat mereka."

"Aku ingin tenangkan, Vena!" sahut Nona Arumi menolak pergi, ingin bersama Vena, kuda miliknya. Merasa miliki kuda appaloosa putih berbintik-bintik yang mencuri perhatian dan sangat menggemaskan untuk dilihat, tetapi Nona Arumi sendiri tak pernah berkunjung ke kandang. "Kau tangkap Aorta dan tenangkan dia!" seru Nona Arumi.

Apakah semudah pikiran Si Nona menangkap kuda sedang marah?

"Sí (ya)."

Belum bertindak, Aorta, si kuda hitam legam dari jenis Morgan yang elegan dengan kaki kokoh dan tubuh kuat berotot berlari ke arah mereka. Mata Aorta sangat ekspresif saat melihat Archilles ... atau ... apakah ia tertarik pada Nona Arumi?

"Archilles?! Apa yang dilakukan Aorta?" tanya Nona Arumi panik.

"Datangi Anda, Nona! Sepertinya Aorta terpesona pada Anda!"

"Berani sekali kau Archilles! Aku akan tambahkan ketukan di kepalamu nanti! Catat ini! Oh tidak!"

"Aku akan menenangkan Aorta."

"Oh tidak," jerit Nona Arumi semakin panik saat Aorta datangi mereka. Tatapan Aorta sangat misterius hingga Nona Arumi ketakutan. Gadis itu bukannya berlari malah bersembunyi di belakangnya dan merangkul pinggangnya erat.

"Eh?! Nona, apa yang Anda lakukan?"

Apa lagi ini? Archilles mengeluh.

"Archilles? Mengapa Aorta menatap seperti itu padaku?"

Aorta keluarkan suara ringkikan kuda yang menggelegar, kibaskan ekor.

Nona Arumi menempel di sepanjang tulang belakangnya, Archilles sesak napas.

"Mengapa Aorta masih liar?" keluh Nona Arumi. Archilles mend*****, selamatkan aku dari tingkah Nona Arumi, Tuhan ya Tuhan. Di mana tahta-Mu?

"Em, Nona bukankah harusnya Anda berlari saja ke dalam rumah?" tanya Archilles hanya mampu bercakak pinggang. Ia akan ditendang setelah ini berkat Nona Arumi.

"Kamu bodoh Archilles? Berapa kecepatan kaki Aorta dibanding kecepatan kakiku?" Pelukan makin kencang.

"Tapi, Nona ... ?! Jika Nyonya Salsa melihat Anda memelukku, disangka Nyonya telah terjadi bencana di antara kita."

"Bencana?" Arumi meninggi. "Aku pacaran dengan Ethan Sanchez! Aku memikirkannya sepanjang waktu hingga keningku bersinar seperti inti tata surya. Bencana apanya?"

Archilles terpukau. Baru beberapa bulan pacaran dengan Ethan Sanchez, ruang otak Nona Arumi mulai berisi ilmu pengetahuan.

"Bukankah tugasmu lindungi aku?"

Archilles menghirup udara kuat-kuat. Dirinya berperang sengit.

Sudahlah, brengsek. Kau tak lihat Nona Arumi ketakutan? Ambil kesempatanmu! Jangan malu-malu!

Joder! (persetan) Joder! (persetan) Joder! (persetan!) Menyingkir dari pikiranku!

K**amu senang dipelukkan, brengsek? Akui saja! Buka saja topengmu!

Sh** Up!

***

Tinggalkan komentarmu ya! Apa pendapatmu tentang chapter ini?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!