Di sebuah kedai kopi.
Kirey merasa risih. Pria berwajah polos dengan sebuah buku novel di tangannya itu dari tadi terus memperhatikannya. Ia memutusakan berjalan mengikuti nadira, temannya dimeja sebelah.
Tapi kirey semakin di buat kesal karena pria itu mengikuti langkahnya, "Boleh minta nomor hpnya kak ?" Akhirnya pria itu memberikan diri berbicara juga. "Pria yang aneh." Batin kirey.
Baru saja ia akan menjawab, namun suara gaduh dari depan kedai mengalihkan perhatiannya.
"Troy!" Astaga pria itu lagi. Troy adalah mantan kirey, ini sudah masuk minggu ketiga setelah putus dari kirey, dan troy masih tetap kekeh ingin mempertahankan hubungan mereka.
Troy dengan sikapnya yang menyebalkan, sekarang sedang membuat drama. Ia memeluk kaki kirey sambil memohon agar hubungan mereka kembali balik lagi.
Kirey yang merasa kesal mencoba menarik kakinya agar terlepas dari tangan troy, namun troy memeluk kakinya terlalu erat.
Hingga pria tadi datang lagi. Dan tanpa kirey duga, pria itu menarik troy pergi dari tempat. Yang anehnya troy tidak menolak. "Kamu tau siapa pria itu?" Tanya kirey kepada nadira, di jawab gelengan kepala tak tau oleh sahabatnya.
'"Hai, boleh duduk disini?" Tanya si pria itu datang lagi. Tanpa menunggu jawaban, pria tersebut langsung duduk lalu mulai membuka sebungkus nasi kemudian memakannya makanannya.
"Jadi boleh minta nomor hpnya kak?" tanya pria itu lagi
"Hay bocah bicaralah yang sopan." Entah kenapa kirey merasa kesal. Di lihat dari tampangnya pria di depannya itu terlihat seperti pria muda, jadi ia pikir tak sopan sekali anak ini mencoba mendekatinya.
"Siapa yang kamu panggil bocah? Sean anggara, call me sean. Your number please" Pria bernama sean itu menggerlikan matanya genit.
"Jadi apa hubunganmu dengan si troy?bukannya menjawab, sean malah tertawa. Tawa sean membuat kirey terpesona selama beberapa saat, kirey akui tawa sean sangat terlihat manis. "Hari ini aku belum mencintaimu, tidak tau besok." Ucap sean ambigu.
"Apasih, hahaha" Kirey akhirnya ikut tertawa. Entah bagaimana, ia tiba-tiba saja terpesona dengan daya tarik sean. Gadis berusia 19 tahun itu berfikir tidak ada salahnya jika ia sedikit membuka diri.
Mereka mulai melakukan percakapan. Kirey akhirnya tau kalau sean adalah sepupunya troy dan hal yang memalukan baginya ketika ia tau ternyata sean jauh lebih tua 5 tahun darinya.
.
Jam menunjukkan pukul 2 pagi. Anak-anak muda masih memenuhi kedai kopi. Beberapa sedang asik berbincang sedangkan beberapa terlihat sibuk dengan ponsel atau laptop mereka.
Suasana kembali menjadi gaduh saat troy datang kembali dengan membawa sebuah tas. ia lalu membanting tas itu didepan kedai, sambil berteriak-teriak tidak jelas. "Awas kamu sean tunggu pembalasanku"
"Apa maksudnya ini troy?" Tanya kirey bingung.
"Tidak usah munafik perempuan j*lang, kamu memang cocok dengan penghianat ini!" Seru troy sambil menunjuk sean lalu berbalik berjalan pergi.
Jika kalian kalian pikir kirey akan diam saja, tentu saja tidak. Dengan gerakan capat ia meraih tangan troy, menghentikan langkah pria itu. Dan tak kalah cepat dengan langkahnya tadi, kirey menampar troy kuat.
"Berhentilah bermain drama! Kamu pikir kamu sedang syuting sekarang? Jika otakmu tak ada isinya, setidaknya mulutmu sedikit terdidik." Bentak kirey. Inilah alasan ia tidak ingin kembali lagi dengan troy, sikap dan mulutnya sangat kasar dan tidak seperti orang terpelajar.
Troy terlihat ingin membalas kirey, tangganya sudah terangkat tinggi. Namun belum sempat berbuat apa-apa, troy lebih dulu sudah di tarik pergi oleh anak-anak yang merasa terganggu dengan ulahnya.
"Aku minta maaf. Troy mungkin berfikir jika aku berusaha mendekatimu, tapi memang pikirannya tidak salah." Ucap sean sambil mengambil tasnya yang masih tergeletak di tanah.
Kirey yang masih fokus memikirkan troy tak mendengar apa ucapan sean barusan.
"Setelah ini kamu akan kemana?" Tanya kirey iba melihat sean dengan tasnya.
Sean hanya mengedikan bahu sebagai jawaban.
"Nad, boleh tidak sementara ini sean nginap di rumah kamu, di kamar depan dengan iki?" Kirey menghampiri nadira bertanya.
Nadira menatap kirey bingung. Tumben sekali sahabatnya yang jahat ini berbaik hati dengan orang, apalagi sean termasuk asing bagi kirey.
"Boleh, asal jangan lama-lama" jawab nadira akhirnya membawa juga.
Rumah nadira kebetulan hanya dia tempati dengan adiknya iki. Karena hal itu, rumahnya di jadikan sebagai tempat berkumpul dengan teman-temannya.
Kirey memeluk nadira senang. Sean akhirnya malam itu ikut pulang bersama dengan mereka berdua. Membutuhkan waktu sepuluh menit berjalan kaki dari kedai sampai rumahnya nadira.
Ketika mereka sampai di depan rumah, iki terlihat sedang duduk sambil menghisap rokok.
"Untuk sementara dia bakal nginap di sini " ucap nadira sambil menunjuk sean. "Tidurnya bareng di kamar kamu" Tanpa menunggu jawaban dari adiknya nadira berjalan masuk ke dalam rumah.
Kirey menyusul masuk. Kamar nadira dan iki bersebelahan dan masing-masing dari kamar tak kedap suara sehingga kirey dapat mendengar jelas percakapan sean dan iki.
Kelihatannya sean orang yang mudah bergaul, ini kali pertama dia bertemu iki, tapi dia bisa langsung menyesuaikan. Padahal iki terbilang orang yang cukup tertutup.
.
Jam menunjukkan pukul 11 siang. Dering ponsel membangunkan kirey dari tidurnya.12 panggilan tak terjawab dari mamanya membuat kirey yang tadinya berniat tidur lagi mengurungkan niatnya.
"Mati aku, mama pasti sudah ngamuk" Dengan gerakan terburu-buru tanpa sikat gigi atau cuci muka ia bergegas pulang.
"Dari mana saja kamu?" Tanya mama, ketika melihat kirey masuk rumah.
"Mampus aku." Gumam kirey "Biasa ma dari nadira hehe." Kirey sudah siap mendengar ocehan pagi ini.
"Astaga kamu itu, mama tidak pernah melarang kamu main, Tapi ingat waktu dan kewajiban. Piring masih kotor, ditambah belum ada makanan yang masak bla, bla..." Benar bukan jika mamanya akan mengomel.
Kirey yang tau adu mulut itu tidak akan ada ujungnya, memutuskan untuk segara beres-beres rumah. Mengabaikan mamanya yang masih terus merecos.
Jika kalian bertanya kenapa kirey bisa sebebas itu keluar hingga larut malam bahkan tidur di rumah orang padahal ia mempunyai rumah sendiri? Jawabannya adalah karena mamanya adalah tipe ibu yang tak mengekang pergaulan anaknya asalkan kirey tau batas dan tidak melanggar aturan.
Kirey memiliki satu adik laki-laki bernama tristan. Papanya, papa ian merupakan salah satu pengusaha perhiasan yang super sibuk. Beliau jarang sekali pulang rumah, dan jika sekali papanya pulang tidak pernah lama.
Sore harinya kirey pamit ke mamanya untuk pergi ke rumah nadira. Dengan cepat ia berlari keluar rumah karena takut mamanya kembali mengomel.
Ternyata sesampainya ia tak ada orang di rumah itu. Nadira dan iki masih di kampus. jangan tanya kenapa kirey tidak ke kampus? yah benar karena dirinya tidak kuliah.Kirey memutuskan untuk istirahat setahun dari jenjang pendidikan.
Ketika hendak melewati kamar depan, bertepatan dengan sean juga keluar. "Hari ini aku sudah mencintaimu" ucap sean tiba-tiba. Pria itu lalu menarik tangan kirey kedalam kamar, jantung kirey berpacu sangat cepat.
"Apa yang kamu lakukan?" Panik kirey bertanya.
"Tidak ada, hanya ingin ngobrol denganmu" ucap sean
"Ini tidak baik, sebaiknya kita duduk berbicara di luar. Takutnya ada orang yang datang melihat,lalu salah faham." Ucap kirey.
Cup
Kirey memegang keningnya yang habis di cium sambil menatap tajam sean "Apa-apaan itu? tidak sopan" Hardiknya kesal.
"Kamu mau jadi pacar aku?" Ucap sean tanpa memperdulikan kirey yang terlihat marah. Ia menatap kirey intens.
Sean hampir terkekeh melihat kirey yang langsung menjadi diam. Kerutan di dahi kirey terlihat jelas sedang berfikir. Padahal sean hanya iseng saja. Namun anggukan kepala dari kirey membuat sean terkejut luar biasa.
Sean terkekeh. Entah apa yang ada dalam pikiran laki-laki itu? Sean memeluk kirey erat. Ia lalu mengangkat wajah kirey memposisikan sejajar dengan wajahnya, kemudian menempelkan bibirnya ke bibir kirey.
Kirey cukup kaget, namun tubuhnya tak dapat ia gerakan sehingga ia hanya bisa diam. Ia memang pernah beberapa kali berpacaran namun ini merupakan first kissnya.
Berbeda dengan kirey yang shock. Sean yang melihat kirey diam saja berfikir jika gadis di depannya itu tak akan menolaknya. Karena itu sean mencoba memasukan lidahnya, namun mulut kirey tertutup rapat.
Tak kehabisan cara, sean mulai ******* bibir kecil kirey secara pelan. Dan tanpa di duga, kirey malah membalas. Kirey belajar dengan cepat sehingga meraka kini tengah asik berciuman.
Rupanya sean tak merasa puas. Tak hanya berciuman, ia mulai memasukan tangannya ke dalam baju kirey. Meremas dua gunung rata gadis itu.
"Ini sudah tidak benar." Batin kirey. Sekuat tenaga ia mendorong sean agar menjauh.
"Maaf aku kelepasan, kamu terasa manis." Ucap sean beralasan.
Sean lalu menarik tangan kirey keluar dari kamar. Mereka duduk berbincang depan teras rumah, seolah-olah tidak terjadi apa-apa tadi."
"Ada apa denganku? Aku menyukai sentuhannya. Terasa nyaman, dan menenangkan." Batin kirey.
.
.
Keesokan harinya
Siang terik di awal bulan maret. Setelah memasak menu makan siang ikan goreng balado dan sayur capcay kesukaannya, tak lupa sambal kacang. Kirey membungkus makanan itu untuk di jadikan makan siang, yang rencananya akan dia antarkan untuk sean.
Melewati dua lorong penghubung antara rumahnya dan rumah nadira, kirey berjalan sambil bersenandung ria. setelah sampai di halaman depan rumah nadira dia langsung membuka pintu.
"Mungkin nadira sedang di kampus" Pikirnya ketika beberapa memanggil tapi tak ada sahutan. Ia lalu berjalan hendak menuju kamar sean yang ada di depan.
"Hai manis, what this is?" Tanya sean sambil menunjuk rantang yang dibawa kirey. ia berdiri depan pintu dengan hanya mengenakan celana pendek selutut tanpa mengenakan baju. Memperlihatkan 6 garis otot perutnya, melihat itu membuat kirey menelan ludah susah payah.
"Ini makan siang, ayo kita makan." Ajak kirey sambil berjalan masuk duluan kembali kedalam rumah, Pikiranya mereka akan makan bersama di dapur.
5 menit berlalu. Tidak ada tanda-tanda sean akan menyusul dirinya.
Kirey memutuskan berjalan kembali ke kamar depan, ia mengernyit melihat pintu kamar yang telah tertutup padahal tadinya terbuka. Sebelum masuk, ia terlebih dulu mengetok pintu kamar tersebut.
"Kamu sedang apa? ayo makan siang dulu." Ucap kirey dari depan pintu. Ia melihat sean sedang asik berbaring, sambil membaca buku. Kirey berjalan mendekat mengambil buku tersebut dari genggaman sean.
"Ayo makan dulu." Kirey manatap sean jengkel.
Bukan sean namanya jika langsung menurut. Ditariknya tangan kirey agar dapat duduk disampingnya. Posisi yang merugikan untuk kirey, pasalnya sekarang mereka berada dalam satu ranjang yang sama.
"Mau makan di dapur atau makan yang di kamar?" sean tersenyum mesum, persis seperti buaya lapar.
Kirey yang merasa terancam dengan pertanyaan tersebut, bangkit berdiri memasang sikap waspada. "Makan di dapur." Tegas kirey.
Sean kemudian bangkit berdiri dengan langkah cepat, membuat kirey mundur beberapa langkah sampai terhenti di pojokan kamar. "Aku maunya makan yg dikamar dulu."
Setelah itu, tiba-tiba sean kembali mulai mencium bibir kirey dengan intens. beberapa saat kirey hanya diam saja, sampai sean melepas ciumannya.
"Lihat mata aku, ini akan menyenangkan kamu akan menyukainya." Bujuk rayu sean sambil kembali ingin mencium kirey.
"Kamu tidak usah macam-macam." Cicit kirey sambil mendorong sean agar menjauh. Kirey mencoba bersikap waras karena ia merasa tak akan menolak ajakan sean nantinya.
Tapu nampaknya sean tidak perduli dengan tanggapan kirey. Sean kembali ******* bibir gadis itu.
Deg, deg...
Mereka berciuman bibir tak lama karena sean mulai mencium leher kirey. Ciumannya turun terus hingga hampir sampai dada, sementara tangan leon bergerak ke sana kemari, meremas di segala arah. Tangannya baru berhenti ketika sampai di atas segitiga bermuda milik kirey.
Sebelum sean dapat melanjutkan kegiatannya. Kirey lebih dulu tersadarkan, ia ingat dengan mamanya dengan cepat merubah posisi dari berbaring menjadi duduk. Menghentikan hal buruk yang hampir saja terjadi.
Plak.
Satu tamparan keras berhasil mengenai pipi sean. Tamparan tersebut bukan karena ia marah dengan tindakan sean namun karena ia menyalahkan dirinya sendiri karena menikmati setiap yang sean berikan. Kirey mulai menangis.
Sean hanya diam mematung, tak menyangka akan mendapat sebuah tamparan. Tamparan itu juga secara tak langsung menyadarkan dia dari tindakannya barusan.
Suasananya mulai berubah canggung. Sean menyadari kesalahannya. Ia kemudian memeluk kirey dengan erat, sambil mengucapkan kata maaf dan kalimat penenang seraya menyeka air mata gadis itu.
Sean mencium puncak kepala kirey sambil berbisik, "Aku mencintai kamu." Sean kemudian memandang wajah kirey lekat- lekat sambil berulang kali mengucap kata maaf dan berjanji tak akan mengulangnya lagi.
Kirey juga menatap sean. Dalam pikirannya saat ini, ia merasa cukup bimbang dengan perasaan dan jalan pikirannya sendiri sebab tidak merasa marah atas perilaku sean padanya. Jika tadi orang lain, sudah di pastikan. Bukannya tamparan saja, melainkan akan mendapatkan bogem mentah darinya.
Kirey tidak tau harus berbuat apa, pikirannya seakan-akan tidak berada pada tempatnya. Untuk ukuran remaja, kirey memang masih terbilang tidak pernah melakukan pelanggaran yang berbau dewasa. Bagi kirey ini pertama kalinya.
Sean masih diam tanpa melakukan apapun, ia hanya memeluk kirey selama beberapa saat. Menatap kirey dengan tatapan teduh penuh sayang. Entah tatapan itu benar atau tidak? Hingga keduanya tertidur.
Kirey terbangun ketika mendengar suara nadira memanggil-manggil namanya. Ia tidak ingin ketahuan menjalin hubungan dengan sean, akhirnya bangkit lalu berjalan keluar kamar. Meninggalkan sean yang masih terlelap tidur.
"Siang semua." sapa nadira dengan suara cemprengnya, "Apa ini?" Tanyanya lagi dengan nada curiga sambil menunjuk ke arah leher kirey.
Kirey terdiam sambil memegang lehernya, namun begitu ia menerima cermin kecil yang nadira berikan. Mata kirey membulat sempurna melihat tanda merah kehitaman di lehernya. Untung saja tanda itu hanya satu, sehingga ia bisa beralasan jika di gigit semut.
Untung saja nadira mempercayai. Dan untungnya cuman ada nadira hari ini, ia tak tau jika ada teman-temannya yang lain. Sudah pasti ia akan segera ketahuan.
"Ayo ke rumahku." Kirey mengajak nadira. Ia tak ingin sahabatnya itu bertemu dengan sean untuk sementara.
"Baiklah. Tunggu sebentar aku mandi dulu."
Kirey bernafas lega. Tapi tak lama ia kembali panik mendengar suara ami dan telix dari arah depan. Dengan cepat ia lari masuk ke dalam kamar nadira, mengambil sweter lalu memakainya dengan tergesa.
Ami adalah seorang perempuan asal sunda, dia teman kampus nadira yang sekarang merambat jadi temannya kirey juga. Sedangkan telix merupakan sahabat kirey dan nadira dari bangku Sekolah Menengah pertama.
Ami merupakan seorang perempuan multiplayer. Pecandu minuman, rokok dan **** bebas. Tidak jauh berbeda dengan telix. Itulah kenapa kirey cepat-cepat menutup lehernya, ke dua mahluk itu pasti akan langsung tau begitu melihat tanda merah tersebut.
Suara ribut ami ternyata dapat membangunkan sean dari tidurnya. Pria itu nampak berjalan mendekat ke arah kirey, hendak mencium keningnya. Kirey mencubit paha sean kuat sambil menggerlikan matanya menunjuk ke arah teman-temannya.
Sean meringis kesakitan, mengantuknya langsung hilang saat itu juga. "Maaf." Ucap sean tanpa suara. p
Pria itu berbicara dengan hanya menggerakkan bibirnya.
"Hallo cinta-cintaku. Wah, siapa si tampan ini?" Ami datang dengan gaya centilnya mencolek pipi sean. Sementara telix hanya menatap sean sekilas, lalu berjalan ke dapur.
"Sepupunya d*demit troy, menginap sementara disini." Jawab nadira yang baru selesai mandi.
Para perempuan mengikuti telix ke belakang. Mereka berempat makan bersama, sedangan sean masih di ruang tengah, sibuk dengan novelnya.
Telix masih menambah seporsi piring makannya masih menambah seporsi piring lagi. Kirey masuk terlebih dulu ke kamar nadira meninggalkan ami yang sedang mencuci piring dan nadira membersihkan meja bekas mereka makan.
Setelah tadi di omeli ami karena langsung masuk kamar, tanpa membantu beres-beres. Ke tiga gadis itu kini sedang tertawa terpingkal-pingkal, karena sedang menonton acara komedi dari salah satu stasiun televisi.
Hingga menjelang sore, kirey dan nadira bergegas menuju rumah kirey. Sedangkan ami pamit pulang ke rumahnya.
Mereka melawati halaman depan rumah. Sean masih sibuk dengan bukunya, sementara telix dengan sebatang rokok sambil fokus menatap layar hp.
Para gadis itu pamit pergi pada mereka berdua.
Telix dengan gaya andalannya, sekilas melirik dan mendapati sean menatap kirey dengan tatapan berbeda. Sebagai pria telix faham arti tatapan itu.
"Jangan macam-macam, kalau cuman main-main mending jauhi dia." Ancamnya sambil melihat kepergian tiga gadis itu.
Sean hanya tak menjawab hanya membalas ucapan telix dengan tersenyum.
Beberapa hari berlalu semenjak kejadian itu, kirey merasa aneh karena sekarang sepertinya dia tamba mencintai sean.
Seolah tak kapok, dia kembali lagi siang ini akan pergi membawa bekal makan siang untuk sean.
"Sean, sean" Panggilnya berulang kali dari depan pintu kamar tapi tidak ada jawaban, kirey putuskan membuka pintu tapi mendapati kamar tersebut kosong.
Kelihatannya dirumah nadira sekarang tidak ada siapa-siapa selain dirinya, pasalnya ia tau sekarang jamnya nadira sedang kuliah.
Merasa bosan, ia memutuskan masuk kembali kedalam kamar iki sambil melihat-lihat. Kirey menemukan buku novel yang sering sean baca berada di bawah tempat tidur.
Dia kemudian membacanya, dan betapa kagetnya. Ternyata dia menemukan bahwa kata-kata romantis yang sering kali sean ucapkan, adalah kata-kata yang sean dapat dari buku novel ini.
Selang beberapa lama terdengar suara orang berbincang dari halaman depan, kirey keluar untuk melihat dan mendapati sean muncul sambil sedang berbincang dengan iki.
"Darimana kamu? ayo makan siang dulu, makannya sudah aku bawakan di dapur. Sekalian ajak iki juga" kata kirey, berjalan masuk kembali kedalam rumah.
"Abis cek kapal, mungkin besok aku sudah harus balik ke Kota A" jawab sean, sambil mengikuti langkah kirey.
"Balik?" tanya kirey bingung.
"Iya sayang, aku datang kesini karena urusan pekerjaan sekalian liburan"
"harusnya aku sudah harus balik dari dua hari yg lalu, tapi karna kamu. Aku baru bisa balik besok" jelas sean.
Kirey tak menjawab. malah langsung duduk menangis histeris, berpapasan dengan kedatangan telix, ami, dan nadira
"Kamu kenapa ki?" tanya ami dan nadira serempak, tapi dia yang ditanya malah semakin menangis.
Tak mendapat jawaban dari kirey, nadira menatap balik sean dan iki dengan mata mengisyaratkan untuk meminta kejelasan. Tapi keduanya diam saja.
Tiba-tiba sean maju kedepan, memeluk kirey. Ia mencium kepalanya dengan sayang, kemudian mendekatkan mulutnya ke telinga kirey berbisik sesuatu. Kirey perlahan mulai berhenti menangis.
"Bisakah ada yg menjelaskan apa yg terjadi" respon nadira yang bingung melihat tingkah aneh sahabatnya.
Berbeda dengan telix yang sekarang sedang menatap sean dengan pandangan tak suka, nadira kemudian menuntun kirey masuk kamarnya.
"Sebenarnya apa yg terjadi?" tanya nadira
"Sean akan balik besok"jawabnya
"Lalu apa hubungannya dengan kamu yang menangis? lalu apa-apaan pelukan tadi?" tanya ami, mencoba mengintrogasi.
Kirey kembali menangis "Aku sudah pacaran dengan sean dari beberapa hari lalu, dan sepertinya aku udah benar-benar jatuh cinta sama dia" cicit kirey.
Kemudian dia memberikan diri untuk bercerita jujur kepada teman-temannya, bagaimanapun mereka pasti akan tau juga.
"Bulsh*t, otak kamu taruh di mana bego, dia itu sepupunya troy. Sifatnya paling tidak akan beda jauh sama troy si bajingan itu" marah ami.
"Dia beda, aku bisa rasain kalau dia tulus" jawab kirey kekeh.
"Alah aku hafal betul watak pria kaya sean itu gimana ki, awas! jangan menyesal belakangan. Aku udah coba nasehatin kamu" kata ami memperingatkan.
"Sudah-sudah, yang ami bilang ada benarnya ki. Tapi kalau keputusan kamu begitu, aku hanya bisa mendukung" kata nadira menimpali.
"Aku balik rumah duluan, capek mikir" balas kirey tak ingin berdebat. Ia berjalan keluar kamar dengan cepat, melewati tiga pria yg duduk di halaman depan tanpa berkata apa-apa.
Kirey masih tak dapat menerima tentang kepulangan sean.
.
.
.
Jam menunjukkan pukul 12 malam lebih setelah sean mengatakan tentang kepulangangannya, semenjak itu kirey langsung menghilang dari tadi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda dia akan muncul.
Malam ini basecamp ramai oleh anak-anak selain ami, nadira, iki dan juga telix ada beberapa anak lainnya yang tak terlalu sean kenal.
Sean juga tak mencoba untuk terlalu membaur karena bagi dia keberadaannya di sini hanya untuk kirey.
"Nad, kirey kemana? tidak kelihatan dari sore?" tanya sean mencoba mencari tau dari nadira.
"Dirumahnya, paling dikit lagi paling datang. Nah itu dia" kata nadira sambil berdiri menghampiri gadis yang dari tadi siang hilang entah kemana.
Sean menoleh, lalu berjalan mendekati kirey mencoba berbicara sebentar tapi respon gadisnya hanya diam saja.
Tak abis cara dia meminjam gitar dari salah seorang pria yang dia ketahui teman dari telix, kemudian dia mulai memainkan gitar tersebut sambil menyanyikan salah satu lagu virgoun- starla.
Kutuliskan kenangan tentang caraku menemukan dirimu
Tentang apa yang membuatku mudah berikan hatiku padamu
Takkan habis sejuta lagu untuk menceritakan cantikmu
Kan teramat panjang puisi tuk menyuratkan cinta ini
Telah habis sudah cinta ini tak lagi tersisa untuk dunia
Karena telah kuhabiskan sisa cintaku hanya untukmu
..................
Bernyanyi sean sambil menatap mata kirey teduh, selesai menyayikan lagu tersebut sean mengajak kirey duduk didepan teras halaman rumah. Suhu terasa cukup dingin malam ini.
Sean yang merasakan hal itu memakaikan jaketnya untuk kirey mereka berdua lalu mulai mengobrol.
Dari kejauhan nadira dan telix memperhatikan.
"Lihat kirey terlihat bahagia" kata nadira yang sedang sibuk menulis sambil sesekali memperhatikan kirey dari kejauhan.
"Aku tidak menyukai pria itu, sekali liat, aku sudah bisa tau pria macam apa dia" kata telix.
"Sudahlah, entar kalau dia nyakitin kirey tinggal kamu pukul" kata nadira sambil tertawa.
"Haha aku hajar sampai dia tidak bisa tersenyum menyebalkan lagi" balas telix setuju.
Malam semakin larut, telix sudah lebih dulu pulang sedangkan iki sedang keluar rumah. nadira menghampiri kirey.
"Kamu tidur sini denganku kan" tanya nadira dengan mulut menguap.
"Dia tidur bareng denganku" jawab sean.
"Yasudah tidur di kamar iki saja, kayaknya dia sebentar lagi bakal keluar dan gak pulang malam ini. Tapi ingat jangan macam-macam" kata nadira sambil lalu berjalan meninggalkan sean dan kirey.
Nadira memang orang yang selalu tak mau ambil pusing dengan apa yg di lakukan teman-teman asalkan masih bisa di toleransi akan dia biarkan saja.
Mendapati izin dari tuan rumah sean lalu mengajak kirey masuk dalam kamar untuk istirahat.
Sekarang jam menunjukkan pukul 9 pagi di pelabuhan kapal, saat ini kirey sedang berbincang dengan sean yg sebentar lagi akan naik kapal karna kapal akan segera berangkat.
"Jangan nakal, aku pasti balik bulan depan" kata sean.
Kirey hanya menganggukkan kepala tak bersemangat.
"Hati-hati, sudah mending kamu pergi sebelum aku kembali menangis di sini dan malah membuat keributan" cicit kirey.
"Bulan depan kalau aku datang langsung ke rumah ketemu sama mama kamu, kalau di restuin. Kita menikah dan kita bisa melanjutkan yg kemarin tertunda" goda sean mengacak rambut kirey.
Kirey tetawa
Sean yg merasa kirey sudah cukup baik-baik saja lalu berbalik berjalan menuju kapal mereka kemudian berpisah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!