"Dor dor dor dor,dor dor dor dor..."
Dimalam hari,dijam yang dimana semua orang sedang asyik terlelap.Tapi berbeda dengan orang-orang yang saat ini sedang berada disebuah pelabuhan yang tidak terlalu luas tapi juga tidak terlalu kecil itu,orang-orang tersebut terus melakukan aksi saling tembak-menembak sedari 20 menit yang lalu,tanpa henti.
"Tuan,awas,,,,,,"
"Dor dor dor..."
Belum sempat anak buahnya menyelesaikan kalimat kaget sekaligus khawatirnya tersebut, karena melihat melihat Tuannya yang tiba-tiba muncul diantara mereka dan beberapa orang musuh yang sedang membidik kepala Tuannya mereka pada saat ini.
Tapi Tuan mereka telah lebih dulu menembak beberapa orang yang tersisa tersebut,dengan puluhan tembakan dan 2 buah pistol saja,karena setiap timah panas yang telah ia tembakkan, sangat jarang tidak mengenai sasarannya.
Lihatlah,padahal yang tersisa masih terhitung puluhan musuh tapi Tuan mereka telah berhasil menembaki mereka dalam beberapa kedipan mata dan menit saja.Bahkan Tuan mereka mengisi peluru kedua pistol itu dengan gerakan yang begitu lincah,hingga mereka semuapun hanya mendapatkan beberapa giliran menembak saja.
Bahkan bisa dikatakan,semua tembakan Tuan mereka memang hampir selalu tepat sasaran. Walaupun mereka semua tahu kalau Tuan mereka sangat jarang akan terluka disetiap penyerangan yang telah terjadi,tapi tetap saja, mereka semua tetap akan mengkhawatirkan keselamatannya Tuan arrogan mereka ini.
Hal tersebutpun berhasil membuat mereka menghela napas lega,dan mereka segera berjalan mendekat kearah Tuan mereka.
Dan ada juga yang segera berjalan kearah depan sana,untuk menyeret beberapa musuh mereka tadi yang masih bernyawa,untuķ dihadapkan kepada Tuan mereka.
"Tuan..." yang mendekat,langsung memanggil.Walaupun mereka tahu kalau Tuan mereka sangat ahli dalam hal tersebut,tapi perasaan mereka selalu merasa khawatir kalau Tuan mereka akan terluka,dan itu memang benar-benar tulus dari dalam lubuk hati mereka.
Padahal hal seperti ini cukup mereka saja yang mengatasinya walaupun tadinya mereka semua memang mulai kewalahan karena tidak adanya persiapan dan kurangnya anggota,tapi untungnya Tuan mereka segera membantu mereka.
"Kenapa kalian bisa ceroboh sekali,hah?" tanya Willy,dengan nada tinggi,kesal dan wajah marahnya,sambil menyimpan kembali pistolnya kesamping pinggangnya.
Malam ini,anak buahnya sedang melakukan transaksi senjata ilegal.Tadinya ia berniat ingin pergi bersenang-senang disalah satu club miliknya saja.
Tapi ia malah merasakan firasat buruk,dan benar saja,ia langsung mendengar suara tembaksn beruntun saat ia baru saja sampai disini tadi.
Karena ia selalu menganggap persaudaraan antara dirinya dan semua anak buahnya yang memang selalu setia itu sebagai keluarganya, iapun langsung membantu tanpa berpikir panjang lagi.
"Maafkan kami,Tuan..." jawab semua bawahannya secara serentak,sambil menunduk bersalah.
Mereka kurang waspada,hingga membuat mereka terjebak oleh musuh mereka tadi,tapi sekarang semuanya sudah diselesaikan oleh Tuan mereka dengan cepat dan baik.
"Lain kali,kalian harus berhati-hati.Kejadian seperti ini,tidak boleh sampai terulang lagi. Apakah kalian mengerti?" pesan Willy dengan nada dan wajah tegasnya,sambil menyimpan pistol keduanya dan menatap satu persatu anak buahnya,hingga tatapannya berhenti pada beberapa anak buahnya yang sedang membawa musuh yang sudah tidak berdaya tersebut kehadapannya.
"Baik,Tuan..." jawab mereka semua secara serentak lagi,mereka merasa sangat beruntung karena memiliki seorang majikan yang begitu perhatian dan selalu memikirkan keselamatannya mereka semua,walaupun ekspresi senyum tulusnya jarang terlihat tapi mereka semua tahu kalau Tuan mereka sangat menghargai nyawanya mereka semua.
"Tuan,ternyata mereka dari geng King Latina..." beberapa anak buahnya langsung melapor dan menendang beberapa musuh tidak berdaya tersebut kehadapannya Tuan mereka saat mereka bisa melihat jelas tato pertanda kalau mereka benar-benar adalah geng King Latina, sebelum Tuan mereka kembali merasa kesal karena kecerobahannya mereka tadi.
"Cih,mereka lagi" Willy langsung berdecih kesal dan juga berkata kesal,sambil menatap kesal kearah beberapa anak buah dari geng King Latina tersebut.
Padahal geng miliknya yang telah dikenal dengan nama Cosa Nostra,kekejamannya sudah tersebar dimana-mana tapi ternyata mereka masih saja berani menganggunya.Mereka benar-benar ingin mati,pikirnya...
"Bereskan mereka semua,dan tidak boleh biarkan ada satupun yang hidup.Dan jangan lupa,kirimkan beberapa kepala mereka kepada Tuan mereka,sebagai hadiah dari keberanian mereka..." perintah Willy dengan nada dingin dan wajah tegasnya,lalu ia langsung berjalan pergi dari sana,setelah ia sudah mendengar jawaban serentak dari anak buahnya tersebut.
"Baik,Tuan..." jawab mereka semua,sambil menatap punggung lebar Tuan mereka yang mulai menjauh dari pandangannya mereka.
Jam sudah menunjukkan hampir jam 12 malam,didalam salah satu club malam yang terkenal disana,Willy baru saja selesai membersihkan diri.
Club tersebut adalah salah satu dari 6 club yang telah menjadi miliknya selama beberapa tahun ini,dan ia juga memiliki sebuah perusahaan yang lumayan besar.
Perusahaan manufaktur atau makanan miliknya, walapun tidak terlalu besar tapi tetap yang termasuk diurutan yang terkaya dan disegani, dan juga memiliki beberapa anak cabang.
Hanya saja,ia sangat jarang mengurus perusahaannya itu karena tidak begitu suka mengurus bisnis.Ia lebih suka mengurus tentang senjata,jadi semuanya ia serahkan kepada Asisten kepercayaannya.
Bawah pinggangnya masih belum memakai celana,hanya ditutup dengan handuk mandinya yang pendek itu saja,dadanya yang keras dan berbentuk tersebut juga terlihat begitu sempurna.
Ia segera mengeringkan rambut basahnya sambil menatap jam dinding,ternyata sudah hampir jam 12 malam,tapi ia belum merasa begitu mengantuk karena masih merasa kesal dengan kejadian jebakan yang anak buahnya dapatkan tadi.
Setelah 15 menit kemudian,Willypun sudah selesai memakai sepasang pakaian santai dan rambut yang sudah rapi kembali.Tapi walaupun ia hanya memakai pakaian santai,pesona dan aura kejamnya tidak berkurang sedikitpun.
"Sepertinya aku akan keluar saja,untuk melihat-lihat sebentar..." ia merasa kalau ia harus mencari seseorang untuk melampiaskan kekesalnya tersebut,atau mungkin sekedar untuk meminum sedikit bir saja.
Walaupun malam ini ia merasa sedikit lelah berkat penyerangan tiba-tiba tadi,tapi nyatanya ia tidak bisa tidur.
Tapi baru saja ia membuka pintu kamar pribadinya tersebut,dari arah luar pintu kamarnya,sesosok tubuh yang langsing dan juga seksi jatuh kedalam pelukannya begitu saja.
Untung saja,reflek ia segera menahan kedua kakinya dan menjaga keseimbangan tubuh kokohnya,hingga mereka berdua tidak perlu sampai jatuh keatas lantai.
"Tu Tuan,maafkan kelalaian kami..." beberapa bawahannya segera meminta maaf dan menunduk hormat,wajah tegasnya mereka tadi bahkan langsung terlihat berkeringat dingin saat mereka melihat permandangan tidak bagus tersebut.
Tadinya mereka ingin segera menangkap wanita seksi tersebut yang telah berani berjalan masuk kelantai pribadi milik Tuan mereka,tapi nyatanya langkah mereka terlambat beberapa langkah dari wanita seksi yang mereka kejar,yang sedang mabuk berat itu.
Dan tadinya wanita mabuk tersebut berniat ingin menerobos masuk kedalam ruang kamar Tuan mereka,dan Tuan mereka malah membuka pintu dari dalam terlebih dahulu,sehingga terjadilah permandangan yang sedang mereka khawatirkan tersebut.
"Jangan,jangan menarikku,aku ingin bersama Tuan kalian.Apakah kalian tidak tahu,kalau aku adalah wanitanya Tuan kalian..." 2 orang bawahan tersebut sampai langsung menghentikan tarik-menarik mereka barusan, sambil memperhatikan ekspresi wajah Tuan mereka yang mungkin bisa memberikan jawaban yang benar pada mereka.
"Kenapa kalian masih berani menarikku,apa aktingku kurang bagus?" lanjut wanita tersebut,ia bahkan menghempaskan tangan-tangan yang sedang menariknya tadi,lalu kembali memeluk erat tubuh kekarnya Willy.
Walaupun sedang mabuk dan bernada manja tapi nadanya masih terdengar jelas dipendengaran mereka,sedangkan bawahannya Willy,mereka hanya mampu berdiam diri dan menunggu perintah langsung dari Tuan mereka yang sedang mengernyit heran kearah wanita mabuk tersebut.
Mereka bahkan berpikir kalau sekarang mereka harus tertawa atau marah, saat mereka melihat tingkah dan cara bicaranya wanita tersebut yang terlihat bodoh karena sedang mabuk berat.
Sedangkan Willy,sedari wanita tersebut menjawab tadi,ia terlihat terus memerhatikan wajah kemerahannya wanita tersebut yang disebabkan karena sedang mabuk itu.
'Apa wanita ini sudah gila dan tidak takut mati?' beberapa bawahan yang ada disana,hanya mampu mengeluh didalam hati mereka dan terus menanti jawaban dari Tuannya dengan perasaan khawatir dan juga keringat dingin.
'Wanita ini berani juga...' Willy yang sedari tadi memperhatikan sikap mabuknya wanita tersebutpun,semakin mengernyitkan keningnya tapi kedua tangannya masih bergantung diudara.
"Apakah dia ini wanita penghibur? tanya Willy dengan nada serius dan wajah tegasnya,tanpa mengalihkan tatapannya dari wajah kemerahannya wanita yang sedang bermanja-manja didada kekarnya sedari tadi.
"Kami baru pertama kali melihatnya datang kesini,Tuan.Hanya kakaknya yang sering datang kesini,dan sepertinya adiknya ini masih belum begitu pengalaman tentang bagaimana caranya meminum yang baik,hingga membuat dia mabuk sampai seperti ini" jawab salah satu bawahannya yang ikut mengejar sampai kelantai atas tadi,karena ia telah memerhatikannya sedari wanita tersebut masuk kedalam bar ini tadi.
'Dasar...' Willy langsung merasa kesal saat ia mendengar jawaban dari bawahannya tersebut, ternyata wanita ini berlagak bisa minum,atau mungkin sengaja ingin menggodanya.
Lalu beberapa detik kemudian iapun tersenyum dingin sambil mengibaskan tangannya kearah beberapa bawahannya tersebut.
Beberapa bawahannya tersebutpun langsung mengerti dan berjalan pergi setelah selesai menunduk hormat kearah Tuan mereka,sambil melirik sekilas kearah wanita muda yang mabuk itu.
Walaupun mereka merasa agak kasihan dan tahu kalau wanita muda yang sama sekali belum berpengalaman itu akan mendapatkan akibat atas perbuatannya sendiri setelah ini,tapi mereka lebih memikirkan keselamatan mereka dari pada wanita tersebut.
Apa lagi saat mereka melihat senyum dinginnya Tuan mereka barusan,mereka berpikir kalau wanita tersebut sudah pasti akan berakhir menyakitkan.
Setelah mereka semua pergi...
"Apakah kamu benar-benaran sedang mabuk,hm?" Willy bertanya dengan dengan gumaman pelan sambil menahan rasa kesalnya dan juga menatap datar,dingin kearah wajah mabuk wanita tersebut yang masih sibuk berani bersandar manja didada kekarnya.
"Aku tidak mabuk,sayang.Aku hanya sedang merindukanmu,sayang" tapi baru saja Willy selesai bertanya,wanita mabuk tersebut malah menjawab sambil mendorongnya masuk kedalam kamar pribadinya tersebut hingga membuat kedua tangannya Willy yang masih mengudara tadi harus memeluk pinggulnya wanita tersebut dan juga mau tidak mau ikut melangkah mundur.
'Baiklah.Kalau memang itu maunya kamu,cantik' ucap Willy didalam hatinya dengan wajah tersenyum jahat,sambil mendorong pelan pintu kamarnya yang langsung terkunci.
Jarang-jarang dirinya memuji wanita,tapi karena wajahnya wanita mabuk tersebut memang terlihat cantik,imut dan juga menggoda.
Ditambah lagi dengan wajah memerah mabuknya itu,dan juga tubuh langsing yang seksi itu,kata cantik dari mulutnya yang untuk pertama kalinya dalam hidupnya itupun keluar begitu saja.
Apa lagi dengan tubuh langsing dan juga dress selutut yang dipakai oleh wanita ini terlihat begitu menggoda,hingga membuat pikiran nakalnya mulai bertebangan didalam kepalanya.
Tapi sebagai pria yang selalu waspada terhadap apapun,ia harus memastikan terlebih dahulu kalau wanita ini tidak sedang sengaja meggodanya atau mungkin saja memiliki sesuatu yang jahat untuk dirinya.
"Nona,apakah kamu begitu merindukan aku sampai tidak sabaran seperti ini?" tanya Willy dengan nada kesalnya karena sekarang tubuh kekarnya sudah terdampar diatas kasurnya sendiri,dan wanita ini juga langsung menindih dan membuka kancing kemejanya satu persatu.
"Tentu saja aku sangat merindukan kamu,sayang.Apakah kamu tidak merindukan diriku,hm? Sepertinya kamu memang tidak akan pernah merindukan diriku yang bodoh ini" jawab wanita tersebut dengan nada manja mabuknya tanpa menghentikan tangannya yang begitu sibuk membuka kancing kemejanya pria yang sebenarnya tidak ia kenal sama sekali.
Hingga kemeja yang tadi masih rapi,sekarang sudah terlepas semua,bahkan kemejanya telah terlepas dari tubuh kekarnya Willy dalam sekejab mata.
Willy masih belum bergerak,ia hanya terus memerhatikan pergerakan mabuknya wanita tersebut dari bawah sana dengan kening yang mengernyit heran dan kedua tangan yang terentang dikiri kanan kepalanya.
Ia tidak mampu berkata apa-apa selama beberapa detik karena baru kali ini ada wanita yang berani sekali mengambil inisiatif yang tidak pernah ia sukai ini,sekarang dirinya seperti sedang diperkosa oleh wanita saja.
"Erik sayang,apakah wanita itu lebih baik dari diriku? Ya,,,tentu saja wanita itu lebih baik dari diriku.Jika tidak,mana mungkin kamu akan berpaling dari diriku yang bod*h ini" lanjut wanita tersebut dengan nada kesalnya,sambil membelai pelan wajah tampannya pria yang ia sangka hanya halusinasinya saja.
Dan lebih parahnya lagi,ia menganggap kalau pria tampan yang ia sangka hanya halusinasinya itu adalah kekasihnya,salah tapi mantan kekasihnya yang baru saja mengkhianati cinta tulusnya pada beberapa jam yang lalu.
'Erik...' gumam Willy dengan nada pelannya, keningnya yang mengernyit heran tadi menjadi semakin menukik tajam kearah wajah mabuk memerahnya wanita tersebut.
'Ternyata wanita ini sedang dalam suasana patah hati,jadi minum hingga mabuk seperti ini.Lalu datang kekamarku,,,' Willy bergumam kesal didalam hatinya,tapi ia masih ingin melihat akan sejauh mana tingkah mabuknya wanita cantik ini akan berlanjut.
Ia tidak suka memanfaatkan,dimanfaatkan ataupun dijadikan sebagai pelampiasan dari wanita yang sedang patah hati ini,tapi ia tidak berniat ingin menghentikan gerakan wanita tersebut sedikitpun.
Lagi pula wanita ini sendiri yang telah berani mendekati dirinya terlebih dahulu,jadi iapun tidak keberatan jika ia harus bermain sebentar dengannya,dan sekalian untuk mengurangi rasa kesal dan lelahnya tadi.
Kedua tangannya yang merentang kesal tadipun mulai santai,dan telah beralih kebawah kepalanya dengan posisi menopang kepalanya.
Dan tatapan dinginnya juga mulai terlihat agak santai,ia juga dapat melihat jelas kalau kedua matanya wanita yang ada diatasnya saat ini terdapat berbagai luka dan kecewa.
"Iya,aku memang sangat bodoh.Aku bahkan begitu mempercayaimu kalau kamu akan setia untuk mencintaiku seorang saja,tapi ternyata kamu sama saja seperti pria-pria yang lainnya, brengsek dan tidak tahu malu" lanjut wanita tersebut sambil melepaskan dan melemparkan syalnya yang baru saja ia lepaskan itu kelantai begitu saja,hingga menampakkan leher jenjang mulusnya tersebut.
"Kenapa kamu tidak mau bersabar sedikit lagi,sampai kita menikah nanti.Jika saat itu sudah tiba,aku pasti akan memberikan semuanya dan termasuk milikku yang berharga itu padamu saat itu juga.Tapi ternyata kamu malah lebih memilih wanita j*l*ng itu dari pada diriku,sekarang aku akan membuatmu menyesal karena telah menduakan cintaku yang tulus ini" lanjut wanita tersebut lagi.
Ia dan Erik baru bersama selama sekitar 6 bulan tapi Erik semakin hari malah semakin genit terhadapnya,tapi tentu saja ia selalu berusaha untuk menolak semua usaha genitnya Erik,hingga tanpa ia sadari kalau ternyata Erik tidak menyukai sikapnya itu.
Dan ternyata pria yang sibuk mengejar dirinya dan ntah telah mengatakan berapa ratus ungkapan cinta padanya sebelumnya itu malah terlihat sedang bersama wanita lain dengan keadaan tanpa busana apapun didalam salah satu hotel yang berbintang 5,ia baru saja menangkap basah mereka tadi pagi secara tidak sengaja.
Dan itu berhasil membuat dirinya kecewa dan sakit hati,apa lagi Erik adalah kekasih pertamanya dengan umurnya yang sudah 22 tahun pada tahun ini.
'Apa mungkin wanita ini masih perawan? Tapi tidak mungkin bukan...' Willy terlihat sedang bertanya-tanya pada dirinya sendiri dengan ekspresi penasaran diwajahnya,tapi lebih kuat ekspresi tidak percaya.
Karena dinegara sebesar ini belum pernah ada wanita yang ia temui,yang masih perawan. Semuanya telah lepas segel,dan yang ia percayai kalau dalam 10.000,mungkin hanya ada 1 yang masih bersegel.
Dan lihatlah wanita ini kalau masih bersegel, pasti wanita ini adalah wanita baik-baik,tapi tidak mungkin wanita baik-baik akan berani minum dan sembarangan memasuki ruangan pria sampai seperti ini bukan...
"Tapi jika dilihat-lihat,kenapa kamu malah lebih tampan dari pada mantan brengsekku itu,hm?" tanya wanita tersebut lagi,dengan nada yang semakin manja,sambil terus membelai wajahnya pria yang ia anggap tampan tersebut hingga tidak ada yang tidak ia sentuh dari wajah tampan tersebut.
'Wanita ini benar-benar...' Willy kembali merasakan kesal,baru kali ini juga ada wanita yang berani menyentuhnya seperti ini,sepertinya alkohol tersebut berhasil membuatnya semakin lama semakin gila dan stok kesabarannya hampir habis saat ini.
"Setelah dilihat-lihat lagi,kamu memang lebih tampan dari pada brengsek itu.Apakah kamu mau bermain bersamaku malam ini,aku yakin milikku pasti lebih baik dari pada wanita j*l*ng itu" lanjut wanita tersebut,ia juga telah menjauhkan kedua tangannya dari wajah tampannya Willy sebelum Willy sempat menangkap kedua tangannya yang telah berani menyentuh wajahnya itu.
"Hei,apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Willy dengan nada kesalnya saat ia melihat wanita tersebut malah sibuk membuka kancing dressnya,wanita didepannya ini benar-benar tidak tahu malu walaupun ia tahu pasti kalau itu karena berkat rasa mabuknya.
Dan karena model kancing dressnya yang memang agak kebawah sedikit,jadi hanya dengan tarikan kedua tangan kecilnya saja, dressnya telah berhasil ia lepaskan dengan cepat.
"Tentu saja aku ingin memperlihatkan kehebatanku diranjang padamu,dan pria brengsek itu pasti akan menyesal karena telah mengkhianati cintaku yang tulus ini" jawab wanita tersebut dengan nada yang terdengar serius dan tekad yang kuat sambil melempar dressnya kesembarang tempat,tapi tetap saja kalau orang yang sedang mabuk itu, perkataannya pasti tidak semuanya benar-benar serius karena mereka hanya sibuk dengan halusinasinya mereka saja.
Willy yang memang sudah selalu bersenang-senang dan akan mencari wanita jika ia menginginkannya,iapun menelan air liurnya beberapa kali,benda kenyal yang sedang menyembul tapi masih terbungkus rapi yang ada didepan wajahnya saat ini terlihat begitu menggoda jiwa lelakinya dan imannya mulai goyah saat ini.
Padahal tadinya ia berniat ingin melukai wanita tersebut dengan beberapa luka peluru atau ikatan pinggangnya dikulitnya wanita tersebut karena telah berani menggodanya,tapi sekarang sepertinya telah ia berubah pikiran.
"Baiklah jika memang itu maumu,jangan salahkan aku setelah ini semua selesai nanti..." ucap Willy dengan nada seraknya karena bendanya sudah mulai terbangun dibawah sana, ia langsung menarik pinggulnya wanita tersebut mendekat kedada kekarnya.
Ia bahkan langsung menerkam bibir merah meronanya wanita tersebut,dan karena memang sedang mabuk dan perasaannya dilanda dengan perasaan yang kacau,wanita tersebutpun langsung membalasnya menurut naluri hatinya.
Detik demi detik dan menit demi menit, pergelutan sepasang manusia yang telah dilanda oleh rasa n*km*t tersebut terus berlanjut hingga mereka berdua sama-sama tanpa busana sama sekali saat ini.
Saling menyentuh dan kedua bibir mereka juga tidak henti-hentinya saling membalas sedari tadi, suara-suara sesapan dan merdu yang n*km*tpun terdengar dari mulutnya sang wanita.
Dua buah gunung kenyal yang tidak terlalu besar tapi tidak bisa dikatakan kecil itu terasa begitu penuh ditelapak tangannya yang besar itu, hingga membuatnya tersenyum tipis senang dibalik ekspresi nikm*t diwajahnya itu,karena ia merasa puas dengan apa yang sedang ia remas itu,kedua gunung kembar itu memang pas dengan tipenya.
Ruangan pribadinya semakin lama suhunya terasa semakin panas,mereka berdua saling memberi napas,dan juga saling bergelut diatas kasur besar yang empuk tersebut.
Hingga beberapa menit kemudian...
"Mengapa kali ini terasa begitu sulit?" Willy menggeram kesal dengan gumaman pelannya,saat baru saja bendanya ingin menerobos masuk kedalamnya wanita tersebut, tapi malah terasa seperti ada yang menghadang dibawah sana.
"Bukankah biasanya langsung bisa masuk begitu saja,kenapa kali ini malah terasa begitu sulit dan jugaa,,semmpiittt.Apakah wanita ini benar-benar...?" gumaman pelannya Willy langsung perlahan berhenti saat ia mencoba untuk kedua kalinya,dan pikirannya melayang kekalimatnya wanita tersebut yang tidak ia percaya tadi.
"Ternyata wanita ini benar-benar masih perawan..." lanjutnya lagi,sambil memundurkan tubuhnya dengan tidak rela dan memperhatikan wajah menuntutnya wanita mabuk tersebut.
Ia memiliki prinsip dalam hidupnya,yaitu ia tidak akan meniduri wanita yang masih perawan. Selama ini ia hanya suka bersenang-senang saja tapi tidak suka menyakiti wanita yang masih perawan,ia bahkan juga tidak berniat untuk berhubungan serius dengan wanita manapun sama sekali karena ia hanya ingin bersenang-senang dengan caranya sendiri disisa hidupnya ini.
Ia memiliki masa lalu yang menyedihkan,jadi ia tidak berharap kalau dirinya akan menikah suatu hari nanti.
Lagi pula hidupnya yang seperti ini menurutnya sudah begitu menyenangkan,jadi ia tidak perlu menambahkan beban dihidupnya lagi,dengan harus menikah.
"Kamu mau kemana? Kenapa kamu tidak melanjutinya,aku sangat menginginkannya sekarang" baru saja ia ingin bergerak turun dari kasurnya itu,lengannya malah ditarik dan disertai suara manjanya wanita mabuk tersebut.
Willy ingin melepaskan paksa tangannya,tapi wanita tersebut malah bangun dan langsung memeluknya dengan erat,hingga akhirnya ia menyerah dan kembali mencumbui wanita mabuk tersebut dengan nafas yang berat.
20 menit kemudian,karena pengaruh alkohol,Willy hanya perlu memberi sedikit gerakan jari dibawah dan remas-remasan dikedua gunung kembarnya dan juga cumbu-cumbuan nikm*t dibibir lunaknya hingga diseluruh tubuh mulusnya,wanita tersebutpun akhirnya berhasil dipuaskan dan tertidur pulas begitu saja.
"Wanita ini benar-benar menyebalkan" Willy benar-benar merasa sangat kesal,ia melirik sekilas kearah jari-jarinya yang telah dipenuhi lendir dan juga wajah lelapnya wanita tersebut yang masih terlihat merah berkat alkohol.
Bagaimana tidak,dirinya yang biasanya hanya perlu bersantai dan menunggu sang wanita yang akan memuaskan nafsu prianya.
Tapi apa yang terjadi tadi,malah ia yang harus memuaskan wanita yang sama sekali tidak ia kenal ini dengan kedua tangannya dan juga mulut tipis seksinya.
Walaupun ia dapat merasakan begitu manisnya tubuh wanita mulus tersebut tapi nyatanya bendanya dibawah sana masih tetap berdiri tegak sedari tadi,dan hal itu hanya demi untuk menjaga prinsip hidupnya supaya tetap utuh saja.
Ingin sekali ia memarahi wanita tersebut dan melemparnya ketengah jalan besar sana,tapi karena memikirkan benda yang masih bersegel itu,hatinya malah melunak tanpa ia sadari.
Tapi ia benar-benar tidak menyangka kalau ternyata wanita ini benar-benar masih perawan,selama ia bersenang"senang,baru kali ini pertamanyabia menemui yang bersegel seperti ini.
Bukan hanya bersegel rapat saja,tapi tubuhnya yang mulus,lengkungan tubuh yang sempurna, dan juga kedua gunung kembar yang besar padat itu berhasil membuat dirinya merasa puas dan begitu men*km*t*nya tadi,karena semua itu memang benar-benar sesuai dengan bentuk yang ia sukai.
"Sebaiknya aku harus segera menidurkan milikku ini dulu" lanjut Willy dengan ekspresi pasrah tidak berdaya diwajah tampannya,sambil menatap lemah kearah bendanya yang masih terlihat begitu tegak bersemangat.
Walaupun telah berumur 36 tahun pada tahun ini,tapi wajahnya masih terlihat begitu tampan dan mempesona,tidak kalah dari ketampanan yang dimiliki oleh pria muda yang masih berumur belasan.
Lalu iapun segera turun dari atas ranjangnya setelah selesai menghela napas berat yang begitu panjang,pertanda kalau ia begitu tersiksa saat ini.
Ia melangkah lebar kearah kamar mandi,dan mau tidak mau akhirnya ia memilih untuk berendam air dingin didalam sana selama 1 jam lamanya.
1 jam kemudian...
"Ceklek..." terdengar suara pintu kamar yang telah terbuka kembali,Willy berjalan pelan dari dalam sana dengan handuk kecil yang menutup bawahnya sebatas pinggang,sambil mengeringkan rambut basahnya,wajah tampannya juga sudah terlihat lebih baik dan segar dari pada wajah tersiksanya tadi.
"Cih..." ia kemudian berdecih kesal saat langkah kakinya berhenti tepat disampingnya kasur,ia melihat wajahnya wanita tersebut yang terlihat begitu tenang dan lelap dalam tidurnya, sementara dirinya harus menderita karena harus berendam air dingin ditengah malam seperti ini.
Baru kali ini ia berendam didalam air dingin karena wanita,dan karena rasa kesalnya tersebut,ia bahkan tidak berpikir ingin mencari wanita lain untuk memuaskan nafsunya tersebut.
Padahal jika ia menginginkan saat inipun,pasti tidak ada satupun wanita yang mampu menolak pesonanya,bahkan mereka semua akan rela antri untuk dirinya.
"****..." decihan kesal berubah menjadi umpatan kesal saat arah kedua mata segarnya turun lebih kebawah lagi,ia baru ingat kalau wanita tersebut masih dalam keadaan tanpa sehelai benangpun.
Iapun segera mengalihkan tatapannya kearah lain,kemudian kedua tangan besarnya segera menarik selimut dan menutupi tubuh polos indahnya wanita tersebut,bisa-bisa benda bawahnya yang baru saja tertidur itu akan terbangun lagi karena permandangan indah ini,dan ia pasti akan kembali menderita.
Setelah itu ia duduk disofa sana dengan gerakan dan wajah kesalnya,lalu ia kembali lanjut mengeringkan rambut basahnya,tapi kedua mata kesalnya tidak berhenti menatap wajah lelapnya wanita tersebut dalam diam.
Tanpa ia sadari kalau baru kali ini juga ia mengalah dan tidak mengusir paksa wanita yang telah berani membuatnya marah sampai seperti ini,apa lagi tadi tingkah lakunya wanita ini telah membuatnya begitu kesal sampai sedari tadi hingga sekarang masih belum mengurang sedikitpun.
30 menit kemudian...
Setelah menatap kesal selama 10 menit, sekarang Willypun telah selesai memakai pakaiannya yang lainnya,lalu ia berjalan keluar dari dalam ruangan pribadinya.
"Tuan..." panggil beberapa bawahannya yang memang sedang berjaga didepan pintu ruangannya,saat ia telah berjalan keluar.
"Aku akan tidur di Apartemenku saja,dan jangan biarkan ada satupun pria yang masuk kedalam" Willy langsung memberi perintah yang tegas, tanpa menghentikan langkahnya.
Ia merasa kalau tadi saja dirinya begitu menderita, kenapa juga ia harus memberi para bawahannya untuk menikm*t* hal yang belum pernah ia rasakan itu,ini akan terasa begitu tidak adil bagi dirinya.
"Baik Tuan..." beberapa bawahannya tetap menjawab dengan cepat,walaupun merasa agak heran dengan sikap beda Tuan mereka malam ini.
"Dan satu lagi,besok pagi suruh pelayan wanita untuk mengantar sebuah pakaian yang baru untuknya.Ingat,harus pelayan wanita" Willy menghentikan langkahnya tanpa menolehkan kepalanya sedikitpun,ia menekan kata-katanya pada kalimat terakhirnya.
Ia teringat pakaian wanita tersebut yang mungkin saja telah berbau alkohol,tiba-tiba hati nuraninya sedikit tergerak dan merasa tidak tega tanpa ia sadari.
Setelah selesai bicara,lalu iapun kembali melanjutkan langkah lebar dan tegasnya untuk menuju kemobilnya dan pulang ke Apartemennya.
"Baik,Tuan..." jawab bawahannya secara serentak,mereka semua malah merasa semakin heran dan juga bingung dengan perubahan sikap Tuan mereka yang tiba-tiba ini,tapi mereka hanya mampu menelan semua rasa heran dan bingungnya mereka tersebut tanpa bisa dipertanyakan sedikitpun.
Kemudian mereka menatap punggung besarnya Tuan mereka dan pintu ruangan tersebut secara bergantian,sebanyak beberapa kali,lalu akhirnya mereka semua hanya mampu saling menatap bingung saja.
"Dring dring dring..." Willy baru saja mendudukkan bokongnya dikursi pengemudi,langsung terdengar suara nada dering panggilan yang masuk di HPnya,ia melihat beberapa detik nama kontak yang sedang memanggilnya itu.
Ternyata pria tua itu yang meneleponnya,iapun mengangkatnya sambil menebak-nebak apa lagi tujuannya pak tua itu sampai harus meneleponnya ditengah malam seperti ini.
"Hallo..." jawab Willy dengan nada malasnya, karena ia mulai merasa ngantuk.
"Apakah kamu sedang sibuk?" tanya Hendri dari seberang sana,Hery adalah mantan Tuan dan sekaligus sahabat baiknya yang telah berumur sekitar 40-50 tahun.
Mereka berdua telah bersama dengan melalui banyak hal pahit maupun manis dimasa lalu selama hampir 20 tahun lamanya,hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengundurkan diri pada 2 tahun yang lalu.
"Memangnya apa yang harus aku sibukkan pada tengah malam seperti ini?" tanya Willy balik dengan nada yang terdengar begitu malas dan ia berpikir jika sahabatnya ini meneleponnya pasti bukanlah hal yang baik untuknya,karena memang seperti itu biasanya.
"Bukankah kamu memang selalu sibuk disiang hari maupun dimalam hari seperti ini? Bahkan kadang-kadang suka sampai pagi harinya baru akan tidur" tanya Hendri lagi,dan Willy tidak bisa menyangkalnya,karena memang begitu kenyataannya.
Dirinya yang selalu bersikap waspada ini, kadang-kadang memang selalu akan mendapatkan serangan yang tiba-tiba dari para musuh pada tengah malam.Belum lagi dengan perkerjaan ilegal maupun yang legal yang ia miliki tersebut,kadang-kadang juga memang harus dikerjakan pada tengah malam.
"Tidak perlu berpura-pura sok perhatian denganku,kamu bisa langsung katakan saja" Willy yang malas bertele-tele,iapun berkata dengan nada santainya sambil memasukkan santai kunci mobil ketempatnya.
Hendripun langsung tertawa kecil diseberang sana,sahabat masa mudanya ini memang sangat mengerti dirinya.
"Kenapa aku sedang merasakan kalau kamu sedang merasa kesal saat ini,siapa yang telah berani membuatmu kesal,hm?" tanya Hendri dengan nada santainya,tapi terdengar seperti ejekan ditelinganya Willy.
"Kalau kamu tidak mau mengatakannya,akan aku tutup saja" rasa kesalnya Willy tadipun menjadi semakin kesal saja,tapi belum sempat ia menjauhkan HPnya,suara buru-buru sahabatnya itupun langsung terdengar ditelinganya.
"Baiklah,baiklah,aku akan mengatakan maksudku meneleponmu ditengah malam seperti ini" Hendri tidak mau sahabatnya ini menutup telepon mereka,iapun segera mengatakan niat sebenarnya.
Sebenarnya ia juga bukan sengaja ingin meneleponnya ditengah malam,hanya saja waktu di 2 Negara seperti mereka memiliki waktu yang sangat berbeda jauh.
Jadi sekarang ditempatnya sana baru saja jam 12 siang,ia juga baru selesai makan siang bersama keluarga
"Aku ingin kamu menjaga kedua putri kembarku selama beberapa tahun kedepan nanti,bisa dikatakan kalau kamu akan menjadi pengawal pribadi untuk kedua putriku nanti" lanjut Hendri dengan nada seriusnya,dan ia sudah bisa menebak bagaimana ekspresi wajah dan jawaban yang akan diberikan oleh sahabat baiknya ini.
"What? Tidak,tidak,aku tidak mau,kamu cari orang lain saja.Lagi pula perkerjaanku sangat banyak disini,jadi aku tidak memiliki banyak waktu untuk menjadi bawahanmu lagi" ucap Willy dengan cepat.
Hari itu pak tua itu telah menyuruhnya untuk menjaga putra kandung dan menantunya,ia tidak merasa masalah karena ia kenal baik dengan putra kandung sahabatnya itu,tapi tidak dengan wanita.
Tapi sekarang ia malah disuruh untuk menjaga kedua putri kembar dari istri kedua sahabatnya itu,tidak,ia tidak akan mau menurutinya kali ini,ia tidak mau mengambil resiko apapun.
Baginya wanita adalah makhluk yang paling merepotkan dan membingungkan,ia tidak mau mengambil resiko dan juga mencari kesulitan untuk dirinya sendiri nantinya.
Apa lagi ia harus senantiasa berada disekitarnya kedua wanita kembar itu,belum lagi,tentang respon semua bawahannya terhadap Tuan mereka yang kejam ini nantinya.
"Kalau kamu tidak mau,jangan salahkan aku kalau perusahaanmu yang disana akan menghilang begitu saja setelah ini" mau tidak mau ia harus menggunakan ancaman yang biasanya akan selalu ampuh ini,walaupun ia merasa ragu kalau kali ini akan berhasil juga seperti biasanya.
Terdengar helaan napas yang berat diseberang sana selama beberapa detik,sepertinya Willy sedang kembali mengontrol segala rasa kesalnya terhadap sahabatnya ini yang baik pada hal tertentu saja,dan tentunya selalu punya maksud tertentu dibalik kebaikannya itu.
"Kamu bisa menyuruh Mark,kenapa harus aku?" tanya Willy dengan nada kesalnya,ternyata rasa kesalnya tidak ingin menghilang sepenuhnya.
Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya ini,kenapa setiap kali ingin mencari penjaga untuk keluarganya,pasti akan mencari dirinya,padahal dirinya bukan seorang bodyguard tapi mafia kejam yang dikelilingi oleh banyak bawahan dan juga musuh.
"Jika Mark memang memiliki begitu banyak waktu,aku pasti tidak akan menghubungimu lagi" jawab Hendri dengan pura-pura bernada serius,dan Willy bukan orang yang bisa ia bohongi dengan mudah.
Tapi untungnya,Mark memang sangat sibuk belakangan ini,Willy pasti juga tahu kalau alasan yang ia katakan barusan ada benarnya juga.
"Cih,,,jadi maksudmu,aku memiliki banyak waktu yang kosong begitu? Apakah kamu mengira aku ini seorang pengangguran?" tanya Willy dengan nada sekesal-kesalnya,padahal dirinya sudah lama pensiun dari perkerjaan menjadi asistennya sejak lama,tapi kenapa sampai sekarang sahabatnya ini selalu saja menyulitkan dirinya dengan berbagai hal yang tidak ia sukai.
Kalau mau diibaratkan,mereka berdua seperti air yang dibelah tapi tidak akan bisa terpotong sedikitpun.Jika ini dulu,mungkin ia akan merasa sangat senang,tapi sekarang ia merasa kalau sepertinya pertemuan mereka berdua dimasa lalu adalah sebuah kesalahan yang disengajakan.
"Jika memang itu yang sedang kamu rasakan, lalu aku bisa berbuat apa?" tanya Hendri balik dengan nada santainya.
"Apakah kamu benar-benar tidak bisa bertahan hidup tanpa diriku,sahabatku?" tanya Willy dengan berusaha meredakan perasaan kesalnya lagi.
"Aku rasa,apa yang kamu katakan itu memang benar" jawab Hendri dengan nada tidak bersalahnya sedikitpun,lagi pula kali ini kedua putri kembar angkatnya itu memang harus memiliki seorang mafia yang seperti sahabatnya ini supaya tidak akan terjadi hal-hal yang tidak terduga nantinya,ia sangat mempercayai kemampuan sahabatnya ini sejak dulu hingga sekarang.
"Kalau begitu terserah apa yang ingin kamu lakukan,tapi apapun yang akan kamu lakukan nanti, aku tetap akan menolaknya" ucap Willy dengan nada seriusnya.
"Tut tut tut..." belum sempat Hendri membujuknya lagi,terdengar suara nada dering telepon yang telah ditutup oleh sebelah pihak.
"Pria ini benar-benar begitu keras kepala, padahal hanya perlu menjalankannya saja. Baiklah kalau begitu,sepertinya aku harus benar-benar melakukan apa yang telah aku katakan tadi.Aku ingin melihat,apakah dia masih akan menolaknya nanti?" Hendri bergumam pelan dengan senyum licik yang penuh makna baik diwajah tampan tuanya itu, sambil menekan beberapa no dilayar HPnya.
Sedangkan di Negara seberangnya,Willy terus saja menggerutu kesal hingga merasa lelah dan terdiam sendiri selama beberapa menit.
"Kenapa aku bisa memiliki sahabat licik seperti dia?" sepertinya Willy tidak ingin mengingat kembali bagaimana dirinya bisa sampai bertemu dengan Hendri dimasa lalu,pertemuan yang penuh dengan kenangan-kenangan yang nenyenangkan.
Padahal diawal telepon tadi Hendri juga sangat tahu dan berkata kalau dirinya sangat sibuk tapi kenapa barusan sahabat terbaiknya itu malah memaksakan keinginannya pada dirinya,padahal dia juga tahu jelas kalau dirinya tidak suka berdekatan dengan wanita manapun sejak dulu.
Beberapa menit kemudian...
"****,apa yang sedang aku pikirkan..." Willy kembali menggerutu dan mengumpat kesal sambil menggeleng-gelengkan pelan kepala untuk mengusirnya,saat bayangan indah tubuhnya wanita mabuk tadi kembali melintas diantara kekesalannya itu.
Iapun memasang kunci mobilnya dengan gerakan kesalnya,lalu melajukannya dengan sedikit cepat supaya ia bisa cepat sampai di Apartemennya,lalu ia bisa segera beristirahat diatas kasur empuknya yang ada di Apartemen sana.
Keesokan harinya...
Willy yang tadi malam tidur terlalu larut,hingga membuat dirinya masih tertidur pulas sampai sekarang,padahal matahari sudah begitu terik dan jam telah menunjukkan hampir pukul 9 pagi.
"Dring dring dring..." pada akhirnya nada panggilan teleponnya yang berhasil membangunkan dirinya yang masih berada didalam mimpi itu,ia meraba dan mengangkat teleponnya dengan perasaan kesalnya tanpa membuka kedua matanya karena masih terasa begitu ngantuk.
"Hal,hallo,Tuan..." panggil pria dari seberang sana,bahkan keningnya sudah mulai berkeringat dingin karena takut kalau dirinya telah menganggu istirahat Tuannya ini saat ini.
"Ada apa? Aku harap apa yang ingin kamu sampaikan ini,adalah berita penting..." tanya Willy dengan nada seraknya tapi masih tetap terdengar tegas,sambil mengucek pelan kedua mata ngantuknya,ia bisa langsung mengenal pemilik suara tersebut dengan mendengar suaranya saja.
"Tu,Tuan,ada sedikit masalah yang sedang terjadi diperusahaan sekarang" lapor pria yang ternyata Asisten pribadinya diperusahaannya tersebut.
"Apakah kamu tidak bisa berbicara lebih cepat lagi?" tanya Willy dengan nada tegasnya,sambil mengernyitkan keningnya dengan heran.
Biasanya Asistennya ini memang selalu saja akan menelepon beberapa kali setiap 1 bulan,tapi untuk melaporkan tentang keuntungan dan setiap perkembangan yang ada diperusahaannya itu,bukan tentang terjadi masalah yang seperti ini.
Ia mulai bertanya-tanya memangnya masalah apa yang bisa terjadi diperusahaannya itu,kedua matanya mulai terbuka pelan saat ia mengingat kembali percakapan antara dirinya dan sahabat liciknya malam tadi.
Mungkihkah?...
"Tuan,sekarang semua pemegang saham tiba-tiba saja menarik sahamnya kembali tanpa ingin mendengar bujukan dariku terlebih dahulu, termasuk Tuan Hendri.Mereka semua bahkan menjual semua sahamnya mereka kepada Tuan Hendri,hingga semuanya telah menjadi miliknya Tuan Hendri sekarang,dengan miliknya Tuan sendiri yang hanya tersisa 30 % saja.Tuan Hendri juga mengatakan padaku,jika Tuan tidak juga ingin menyetujui permintaan darinya tadi malam, maka Tuan Hendri akan menekan harga saham. Para pengusaha juga telah dilarang tegas untuk berkerja sama dengan perusahaan kita,atas perintah dan ancamannya Tuan Hendri.Jika hal itu benar-benar terjadi,maka kemungkinan besar perusahaan kita akan mengalami banyak kesulitan nantinya,Tuan..." Asistennya langsung melaporkan semuanya dengan satu tarikan napas saja,saat ia mendengar nada tegas dari Tuannya barusan.
Walaupun ia sedikit banyak juga mengetahui tentang hubungan baik antara Tuan Hendri dan Tuannya itu, tapi ia tidak begitu mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Tuan Hendri padanya tadi pagi karena tidak begitu jelas.Tapi untuk sekarang yang terpenting,Tuannya harus turun tangan, kalau tidak dirinya dan yang lainnya juga akan ikut sama-sama mengalami kesulitan karena hal tersebut.
"Tuan..." panggil Asistennya lagi dengan perasaan was-wasnya saat ia tidak mendengar jawaban apapun lagi dari Tuannya sana,ia hanya mendengar beberapa kali helaan napas berat dari Tuannya saja,takut-takut kalau Tuannya akan memarahinya sebentar lagi.
"Biarkan saja dulu..."perintah Willy dengan nada pelan dan tegasnya,setelah ia terdiam selama 15 menit.
"Tut tut tut..." kemudian terdengar suara nada telepon yang telah terputus,hingga membuat Asistennya langsung menghela napas lega tapi juga sekaligus merasa semakin bingung dan khawatir dengan keadaan yang sedang ia hadapai sekarang,tapi akhirnya ia hanya mampu menuruti kata-kata Tuannya saja.
Disebuah salah satu Apartemen mewah...
"Benar-benar keterlaluan,kenapa dia bisa setega itu padaku? Dan itu semua hanya demi putri kembarnya itu,benar-benar keterlaluan" Willy hanya mampu terus menggerutu kesal diatas kasurnya dengan posisi duduknya,sambil mengenggam erat HPnya.
Setelah ia selesai meredakan segala rasa kesalnya,iapun segera turun dari atas ranjangnya,lalu membersihkan dirinya selama 10 menit
Disalah satu Club terbaik sana,seorang wanita yang masih terlelap dengan keadaan tanpa busana itupun mulai terbangun dari mimpi indahnya.
"Hahhh!" wanita tersebut langsung menguap pelan saat ia baru saja terbangun,ia juga merentangkan kedua tangannya,lalu mengucek-ngucek pelan kedua mata ngantuknya.
"Sudah jam berapa sekarang? Sepertinya aku telat bangun lagi" ucap wanita tersebut dengan nada lemahnya,sambil mencari HPnya tapi ia tetap tidak berhasil menemukannya padahal biasanya ia hanya akan meletakkannya disamping kasurnya saja.
Dan yang lebih parahnya lagi,ia bahkan masih belum sadar kalau sekarang dirinya bukan berada di Apartemennya sendiri.
Beberapa menit kemudian...
"Oh my god,aku sedang berada dimana ini? Kenapa ruangannya terlihat agak berbeda dengan kamar Apartemen milikku?"lanjut wanita tersebut dengan nada dan wajah kagetnya,saat ia baru menyadari ruangan berbeda yang ia tempati saat ini.
"Dan apa ini? Kenapa,,,,,,? Apa yang telah terjadi padaku sebenarnya? Dan kenapa aku bisa Sampai berada didalam ruangan ini?" wanita tersebut hanya mampu bertanya dengan dirinya sendiri, sambil duduk memegang erat selimutnya saat ia baru menyadari kalau tubuhnya tanpa benang sehelaipun saat ini, kedua matanya juga kembali menyapu setiap sudut dan sisi ruangan tersebut.
Ia kemudian memijit pelan kepalanya yang tiba-tiba saja merasa pusing,ekspresi wajah kagetnya juga semakin kaget.
Ia terus berusaha untuk mengingat-ngingat tentang apa saja yang ia lakukan tadi malam,tapi ia mengingat tentang perselingkuhan yang dilakukan oleh Erik mantan kekasihnya tadi malam.
Setelah itu ia minum-minum dengan ditemani oleh kakaknya,dan meminta izin untuk kekamar mandi.
Tapi saat ia sudah berjalan hampir sampai dikamar mandi,kepalanya malah semakin lama terasa semakin pusing dan mulai berhalusinasi ntah kemana-mana, kemudian ia tidak mengingat apapun lagi.
"Apakah aku sudah tidak perawan lagi sekarang? Kenapa aku begitu bodoh? Seharusnya aku tidak datang ke Club untuk minum-minum tadi malam,hiks,hiks,hiks..." lanjut wanita tersebut lagi dengan nada sedihnya,sambil kembali memeriksa bawahnya dan sampingnya.
Tapi nyatanya ia tidak menemukan seorang pria atau siapapun yang ada diruangan tersebut, selain dirinya sendiri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!