Langit begitu cerah, akankah esok tetap seperti ini? ataukah akan datangnya hujan. Hujan yang selalu menghapus sedihku, hujan yang menghapus semua kenangan itu, hingga tak tersisa sedikitpun dan hanya ada sekelebat bayangmu didalam mimpiku. Aku ingin tetap mencintaimu walaupun itu semu, walaupun tampak tak nyata.
Alea menadahkan tangannya sambil menatap langit. Ia hirup oksigen dipagi hari dengan rakusnya. Sambil tersenyum pahit ia pun bergumam"Maafkan aku, aku harus melanjutkan hidupku".
Tokkk..tokkk..tokkk...
Alea bergegas membuka pintu kamarnya. Dilihatnya wanita paruh baya yang tengah menyunggingkan senyum manisnya.
"Sudah siap, sayang? mama tunggu kamu dibawah ya" ujar Regita.
"iya ma" ucap Alea pelan.
Jika disini kalian berfikir bahwa wanita yang baru saja berbicara pada Alea itu adalah ibunya, kalian salah besar.
Regita adalah calon mertua Alea. Alea hidup mandiri sebatang kara, karena sebuah kecelakaan diwaktu silam yang telah menewaskan keluarganya.
Flashback On:
9 tahun yg lalu
Dimana hari kelulusan SMA. Alea dengan penuh semangat dan bahagia, mengenggam surat yang dinyatakan lulus tersebut.
Belum lama kemudian ponsel Alea pun berbunyi.
"Halo ma" ujar Alea.
"Halo sayang. mama,papa dan Riko akan menjemput kamu sayang" ujar Karina.
"Benarkah ma? Akan ada acara apa?" ujar Alea tampak kebingungan.
"Hmmm... nanti akan mama ceritakan" timpal sang mama.
"Happy brithday kakak, apa kakak lupa hari ini adalah hari lahir kakak?" ujar Riko yg langsung menyerobot ucapan Karina.
"Riko.. misi kita gagal sayang. Bukankah kita hendak memberi kejutan untuk kakakmu?" tukas Bakri.
Karina pun terkekeh.
Alea menepuk jidatnya
"Oh iya , kakak melupakan hal tersebut. Terimakasih ya adikku sayang. Segeralah kesini, aku sudah tidak sabar menunggu" tukas Alea
Alea baru menyadari bahwa hari dimana dinyatakan bahwa ia lulus, bertepatan dengan bertambah usianya yang ke 17 tahun.
"Kakak... "
Alea menangkap sumber suara tepat dibelakangnya. Alea pun langsung membalikan badannya, dilihatnya lelaki berusia 7 tahun tersebut tampak berlari kecil ke arahnya, kemudian langsung berhambur kepelukannya.
"Selamat ulang tahun, kakak" ujar Riko sambil menyodorkan sebuah kado.
"Terimakasih adikku sayang" tukas Alea seraya tersenyum kemudian mengecup pipi gembul adiknya.
"Selamat ulang tahun sayang" ujar Karina dan Bakri.
"Terimakasih ma.. pa.." ucap Alea sambil tersenyum dan langsung menghambur kepelukan kedua orang tuanya.
"Baiklah, mari kita berangkat" tukas Karina antusias
"Benarkah ma? Yes! Oh ya tunggu sebentar, mana mungkin aku kesana dengan mengenakan seragam sekolah" ucap Alea.
"Tenang semuanya sudah mama siapkan. Kita tinggal berangkat. Nanti kau ganti pakaianmu saat di tolilet umum" ujar Karina.
Alea dan keluarganya pun bergegas masuk ke dalam mobil. Diperjalanan mereka berdendang ria bernyanyi bersama layaknya keluarga bahagia. Namun tiba-tiba saja Bakri menghentikan mobilnya.
"Ada apa, pa?" tanya Alea yang tampal terkejut saat papanya menghentikan mobilnya.
"Kamu ganti baju terlebih dahulu, disebelah sana ada toilet umum" tukas Bakri
"Kalau begitu, Aku menggganti baju dulu, mama, papa sama Riko tidak ikut turun juga?" tanya Alea
"Tidak sayang, kami tunggu dimobil saja, pergilah dan ganti bajumu" jawab Karina seraya tersenyum.
"labih cepat lebih baik, kak" ujar Riko dengan polosnya.
"iya sayang" timpal Alea.
Alea pun bergegas mengambil tas yang berisi pakaiannya dan menuju toilet.
Setelah berganti pakaian Alea bergegas menuju mobil, dilihatnya adik kecilnya melambai-lambaikan tangannya didalam mobil sambil tersenyum.
Alea berlari kecil menghampiri mobil yang dinaiki keluarganya tersebut.
Namun tak disangka, sebuah truk melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi dan melenceng dari jalurnya, kemudian menabrak mobil yang dinaiki keluarganya.
Terjadilah sebuah kecelakaan beruntun yg menewaskan banyak orang termasuk papa, mama, dan adiknya menjadi korban kecelakaan tersebut.
Alea langsung terduduk ditanah. Seketika kakinya menjadi lemas, rasa tak sanggup untuk berdiri lagi. Keluarganya tewas didepan matanya. Tangisnya pun pecah bersama dengan turunnya hujan.
Dimana hari yang istimewa itu ia harus kehilangan keluarganya
Flashback Off
Tbc
.
.
.
Terimakasih telah membaca novel saya, maaf jika ada banyak kesalahan dibagian cerita, karena saya masih pemula.
Silahkan berikan kritik dan sarannya, tapi jangan terlalu pedas ya karena saya orangnya mudah down😅
like dan comment yah. salam manis Ryn😊
IG; ayasakaryn24
Alea keluar dari kamarnya dengan balutan dress maroon selutut, sopan namun anggun.
Ia menuruni anak tangga selangkah demi selangkah.
Dilihatnya mama Regita dan papa Reksa menyambutnya, serta anak laki-laki yang umurnya tidak jauh dengannya. Siapa lagi kalau bukan Alviro, lelaki yang akan dijodohkan dengannya.
"Silahkan duduk sayang" ujar Regita dengan senyum ramahnya.
"Dia anak papa, yang pernah papa ceritakan padamu" tutur Reksa
"Hai.. Aku Alea. Senang bertemu denganmu" Alea tersenyum ramah seraya mengulurkan tangannya.
Akan tetapi uluran tangan Alea tidak ditanggapi oleh Alviro. Alviro hanya memandang sekilas dengan tatapan dinginnya. Alea pun nampak malu-malu menarik kembali tangannya.
"Maafkan Alviro ya nak. dia memang seperti itu. Namun, ia orang yang baik" ucap Regita.
"Hmmm.. iya tidak masalah ma. Aku mengerti"jawab Alea sambil tersenyum.
Di ruang makan tersebut suasana nampak sedikit tegang, hanya terdengar suara denting sendok dan piring.
Reksa dan Regita sesekali melirik ke Alea dan Alviro. Dilihatnya Alviro yang tampak tidak nyaman, sedangkan Alea yang hanya sibuk dengan makanannya.
"Ehmm.. Kami berencana untuk menikahkan kalian bulan depan" ujar Reksa membuka suara
"Apa?!" Alviro dan Alea terkejut.
"Pa, bagaimana mungkin papa mengambil keputusan secepat itu. Aku belum siap pa!" ujar Alviro dengan intonasi yang sedikit tinggi.
"Kau sudah berumur nak, sudah waktunya kamu untuk menikah" timpal Reksa.
"Aku tahu pa, tapi tidak dengan dijodohkan. Aku akan menikahi wanita yang aku cintai" tukas Alviro
"Dimana wanita yang kau maksud? Papa sudah lama menantikannya, namun apa? hasilnya tetap nihil. Jika kau ingin papa mewariskan perusahaan padamu, kau harus tetap menikahi Alea. Namun jika tidak, papa akan memberikannya ke tangan Alea!" ujar Reksa dengan tegas.
Alea terkejut saat mendengar penuturan dari Reksa, sedangkan Alviro menatap Alea dengan tatapan nanar dan pergi meninggalkan meja makan.
Alea hanya menatap punggung Alviro yang semakin menjauh. Terbesit rasa sakit yang lumayan menyesakkan dadanya. Sebenarnya ia terpaksa menjalani perjodohan ini karena Regita terlalu banyak membantunya.
Flashback On ;
Semenjak ditinggalkan oleh semua yang terkasih, Alea harus menghidupi dirinya sendiri dengan hanya bermodalkan ijazah SMA. Ia berkeliling mencari pekerjaan, namun hasilnya tetap nihil.
Dengan berjalan kaki Alea pulang. Haus dan lapar pun ia tahan, demi menghemat karena uang yang dia punya tidak cukup banyak. Sedangkan ia pun belum mendapatkan pekerjaan.
Tepat didepan gang rumahnya, tiba-tiba Alea mendengar suara wanita minta tolong.
Alea bergegas ke arah sumber suara tersebut. Dilihatnya wanita paruh baya tersebut berjalan terseok karena luka di kakinya.
"Ibu kenapa?" Alea menghampiri wanita tersebut.
Namun tiba-tiba saja wanita itu jatuh pingsan.
Alea pun langsung membawa wanita itu ke rumahnya.
Dengan cekatan, Alea mengobati luka wanita tersebut karena persediaan obat seadanya.
Belum lama kemudian wanita tersebut sadar.
"Saya ada dimana?" ucapnya.
"Ibu sudah sadar? ibu ada dirumah saya. Tadi ibu berteriak minta tolong dan tiba-tiba ibu pingsan, dan saya lihat kaki ibu terluka. Apa yang terjadi bu?" tanya Alea
Wanita itu terlihat malu, dan ia pun menceritakan kejadian yang ia alami tadi.
"Emmm.. saya hanya berjalan kaki menyusuri lorong, namun saya merasa takut. Lalu saya berlari dan tiba-tiba heels saya tersangkut" ujar wanita tersebut sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Alea pun tertawa mendengar hal tersebut.
"Terimakasih ya nak. Oh ya, namamu siapa?"tanyanya.
"Saya Alea bu" ucap Alea.
"Oh Alea, nama yang cantik. saya Regita." ujar wanita tersebut.
Regita melihat tumpukan map dan surat lamaran kerja di meja dekat tempat tidur Alea.
"Apa kau sedang mencari pekerjaan?" tanya Regita.
"Iya bu" ujar Alea singkat.
"Bagaimana jika kau bekerja di toserba milikku. Apa kau bersedia?" tanya Regita.
"Benarkah? dengan senang hati saya bersedia bu" ujar Alea dengan antusiasnya
"Baiklah mulai besok datanglah kesana. Ibu pamit pulang, takut jika suami saya khawatir karena saya pulang larut" tutur Regita.
Alea pun menganggukkan kepalanya.
"Oh ya, dimana keluargamu? apa kau tinggal disini sendiri?" tanya Regita.
Dengan berurai air mata, Alea pun bercerita tentang tragedi yang menewaskan keluarganya.
"Kalau begitu, anggap saya ibumu. Kamu bisa memanggilku mama, mama Regita?" ucap Regita dengan tersenyum.
"Terimakasih, mama Regita" sahut Alea membalas senyuman Regita.
Mulai dari situ hubungan mereka pun terjalin. Regita selalu memperlakukan Alea dengan baik, bahkan Alea pun ditawari kuliah oleh Regita namun Alea menolaknya.
Hal tersebut tentu membuat Regita kecewa. Alea membujuk Regita dengan berjanji, kelak apapun yang Regita tawarkan Alea akan menerimanya. Hingga pada akhirnya Regita menagih janji tersebut, dengan menawarkan harus bersedia menjadi menantunya. Mau tak mau Alea harus menepati janjinya
Flashback off
Tbc
Terimakasih sudah membaca😊
Jangan lupa like dan komen
Salam manis Ryn😊
Follow IG: ayasakaryn24
Alviro memandang kearah jalan dari gedung kantornya. Ia mengambil ponsel didalam sakunya, lalu menghubungi seseorang yang selalu ia tunggu kehadirannya.
"Halo.." ucap suara diseberang sana.
Suara yang selalu terdengar merdu ditelinganya, suara yang amat dirindukannya.
"Halo Vi apakah kau mendengarku.." ulangnya lagi.
"iya Ara" ucap Alviro singkat.
"Ada apa Vi? terdengar dari caramu berbicara, sepertinya kau sedang ada masalah, ceritakan padaku" tanya Clara.
"Tidak sayang, aku hanya sedang merindukanmu saja" jawab Alviro berbohong.
"Bisakah kau berhenti menggombaliku?" tukas Clara.
Alviro pun hanya tertawa.
"Ara, jika aku ingin menikahimu bulan depan apakah kau bersedia?" tanya Alviro dengan serius.
"Sayang, bukankah sedari awal sudah ku katakan. Aku masih ingin fokus berkarir" jawab Clara.
"Kau bisa berkarir setelah menikah denganku Clara,aku janji tidak akan melarangmu" ujar Alviro.
"Tidak sayang, aku belum siap untuk menjalankan peranku sebagai seorang istri. Lagi pula mengejar karir setelah dan sebelum menikah itu rasanya tak sama" ucap Clara yang tak mau kalah.
Alviro tentu merasa tertusuk dengan jawaban Clara.
"Ada apa? Mengapa kau tiba-tiba saja membahas masalah pernikahan sayang. Bukankah sudah ku katakan bahwa aku belum siap untuk menikah" pertanyaan Clara bertubi-tubi seakan heran dengan tingkah Alviro
"Tidak ada apa-apa Ara, silahkan lanjutkan pekerjaanmu"ucap Alviro.
"Oke sayang" tukas Clara bersemangat.
"Ara, kau tahu bahwa aku sangat menyayangimu" ucap Alviro tulus.
"Iya Vi aku tahu, aku juga menyayangimu" tukas Clara.
Alviro langsung memutuskan sambungan telponnya.
"Ara, maafkan aku" gumam Alviro lirih.
Alviro menghembuskan nafas dengan kasar, ia tau jika sudah begini langkah apa yang harus ia ambil.
Alviro mengeluarkan ponselnya lagi, tanpa aba-aba pun ia langsung mengatakan keinginannya.
"Halo pa.. tetapkan tanggal pernikahanku, aku akan menikahi Alea" setelah mengatakan pernyataan tersebut, Alviro langsung mematikan sambungan telponnya.
Ia tau jika ia akan menikah tanpa adanya rasa cinta. Akan tetapi ia harus mengambil langkah tersebut. Keputusan yang dia ambil bukanlah karena jabatan yang ditawarkan oleh ayahnya, melainkan rasa sakit yang teramat dalam karena sebuah penantian.
Clara dan Alviro terpisah karena jarak, hal tersebut dikarenakan Clara yang ikut bersama orang tuanya di Kalimantan dan menetap disana. Sedangkan Alviro berada di Jakarta.
Sudah 3 tahun Alviro meminta untuk menikahi Clara. Akan tetapi Clara selalu menolaknya. Bukan dengan alasan tidak mencintainya, melainkan karena ia belum siap untuk menjadi seorang istri.
Clara memang selalu bernafsu dengan urusan karirnya, dan mengesampingkan urusan percintaannya dengan Alviro. Akan tetapi beda halnya dengan Alviro, ia ingin hidup bahagia bersama Clara dalam sebuah ikatan dan urusan karir bisa dikejar setelah menikah.
Tanpa Alviro sadari bahwa ia telah menitikkan air mata. Air mata bahagia, mengenang bagaimana ia menjalani hubungan selama 4 tahun bersama Clara, kenangan-kenangan manis yang selalu mereka ciptakan akan tetapi semua sirna.
Kepedihan yang ia rasakan karena harus melepaskan wanitanya.
Terkadang semua orang berfikir bahwa Alviro adalah lelaki yang tegas dan dingin, tanpa mereka ketahui letak sisi terlemahnya adalah Clara, karena Clara adalah wanita kedua yang paling penting dihidupnya setelah ibunya.
Tbc
Terimakasih sudah membaca, jangan lupa untuk rate bintang lima, like dan komen ya🤗 kasih vote seikhlasnya 😘
sampai jumpa di episode selanjutnya...
salam manis Ryn
follow IG: ayasakaryn24
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!