Nathan Dean Elkanah Prakoso
( Sang Pemimpin yang Kuat)
Seorang direktur perusahaan yang bergerak dibidang Resort Architect Design Art. Berusia 30 tahun. Mempunyai seorang istri yang cantik dan menawan. Ishana Hanasta Kyra yang artinya Wanita kaya dan terhormat serta Penguasa. Ishana adalah seorang mantan model international yang memilih menjadi wanita karier yang memiliki beberapa toko butik terkenal. Berusia 28 tahun.
Biduk rumah tangga mereka telah terjalin selama 5 tahun dan dari pernikahan itu mereka memiliki seorang putra buah cinta mereka. Feivel Gevariel Harrison Prakoso yang artinya Kekuatan yang berasal dari Tuhan. Berusia 4 tahun.
Di usianya yang terbilang masih muda Nathan telah memperoleh kesuksesan dan kemapanan hidup. Pada usia 23 tahun Nathan mendapat penghargaan sebagai salah satu dari 10 Pengusaha Muda Sukses versi majalah Bussines Men, dan masuk dalam daftar 100 Pengusaha Muda Berpengaruh versi majalah Economic and Bussines Magazine.
Di usia yang ke 25 tahun, dia memilih untuk menikah dengan kekasihnya Ishana yang baru berusia 23 tahun, seorang model cantik international dan merupakan putri dari seorang pengusaha kaya raya yang dikenal dengan bisnis raksasanya di tanah air, Big Giant Hanasta Group.
Ishana rela melepaskan kariernya sebagai model profesional demi menikah dengan kekasih pujaan hatinya. Bahkan Ishana tidak menunda-nunda keinginannya untuk segera memiliki momongan. Maka lahirlah seorang putra yang tampan perpaduan dua bibit unggul. Feivel atau biasa dipanggil Eivel tergolong anak yang cerdas. Di usianya yang masih sangat belia, 4 tahun Eivel memiliki IQ diatas rata-rata anak normal. Memiliki pemikiran yang sangat dewasa, pendiam tetapi punya empati dan peduli yang tinggi terhadap orang lain.
Otak yang cerdas dan wajah yang tampan memang diwarisi dari perpaduan antara ketampanan dan kepintaran Sang Ayah dan garis kecantikan yang sempurna dari sang Ibu. Maka terciptalah wajah tampan nan mempesona serta kecerdasan yang mendekati sempurna dalam diri seorang Eivel.
Fredella Geya Ayana. (Gadis Lembut Pembawa Damai ).
Berusia 25 tahun. Seorang gadis sederhana yang memiliki aura kecantikan dari dalam dengan senyuman yang manis. Sehari-harinya bekerja menjaga toko bunga dan souvenir milik keluarganya di sebuah Desa Wisata yang kecil namun cukup terkenal karena sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Nama Desa kecil itu adalah " Desa Sejuta Pelangi" .
Disebut Desa "Sejuta Pelangi ", karena Desa itu adalah sebuah daerah yang dikelilingi perbukitan hijau yang menghasilkan aneka warna dan ragam berbagai jenis bunga. Di Desa itu terdapat perkebunan bunga yang cukup luas milik masyarakat setempat.
Ketika tiba musim semi tiba, bunga-bunga itu akan mekar bersamaan dengan aneka warnanya yang meriah dan cantik. Warnanya yang cantik dan beragam seakan membentuk gugusan pelangi di daratan. Sangat indah dan mempesona. Karena keindahannya itu dinamailah Desa itu dengan sebutan Desa "Sejuta Pelangi".
Freya, nama panggilan gadis itu, Fredella Geya Ayana. Tinggal bersama dengan Ibu dan Kakak angkatnya. Pada waktu berumur 10 tahun Freya dan kedua orang tua kandungnya mengalami kecelakaan mobil saat sedang liburan ke Puncak. Ayah dan ibu kandungnya meninggal di tempat. Sedangkan Freya berhasil selamat atas kehendak dan mukjizat Tuhan. Sang Maha Kuasa masih menghendaki Freya untuk tetap hidup.
Freya yang tidak memiliki keluarga lain, akhirnya di asuh oleh Nyonya Hermawan sahabat ibunya saat sekolah dan kuliah. Kala itu Nyonya Hermawan merasa kasihan dan simpatik melihat keadaan Freya yang hidup sebatang kara. Dan kebetulan Nyonya Hermawan hanya memiliki seorang putra saja, Gamaliel Hermawan. Sedangkan suaminya sudah lama meninggalkan dunia ini, kembali kepada Sang Penciptanya.
Maka Nyonya Hermawan mengangkat Freya menjadi putri angkatnya. Gamaliel yang juga merindukan seorang adik perempuan sangat senang karena akhirnya bisa memiliki seorang adik perempuan dan menyambut kehadiran Freya dengan sangat gembira dan antusias sebagai anggota baru di dalam keluarganya.
Freya sangat beruntung mendapat keluarga yang sangat menyayanginya dengan sepenuh hati, sehingga dia tidak merasa kekurangan kasih sayang. Bahkan Freya diperlakukan dengan manja layaknya seorang putri. Dan kakak angkatnya Gamaliel sangat begitu menyayanginya. Sehingga dia bersikap possesif dan protektif terhadap Freya.
Akibat perlakuannya yang istimewa itu membuat Freya sulit untuk didekati oleh teman-temannya cowok. Beberapa pemuda yang mencoba mendekatinya pasti akan mundur dengan teratur karena takut akan sosok Gamaliel. Tak sedikit yang tertarik dan terpesona dengan penampilan Freya yang cantik dan sederhana. Tapi sebelum mendekati gadis itu mereka harus berhadapan dahulu dengan Sang kakak yang bahkan lebih protektif dari pada seorang bodyguard. Gamaliel tidak akan membiarkan pria-pria itu mendekati Freya semudah itu.
Jangan pernah berbuat sedikit pun untuk menggoda atau mengganggu ataupun sekedar bercanda, jika tidak ingin hidupmu berakhir di rumah sakit.
Itulah sebabnya dia usianya yang sudah menginjak 25 tahun, Freya masih menyandang status Jomblo. Belum pernah merasakan apa yang namanya jatuh cinta bahkan untuk sekedar berpacaran dengan lawan jenis. Namun Freya masih menemui sahabat-sahabat terbaik yang selalu setia menemaninya dalam suka maupun duka. Aura, Arabell, Benita, dan Emma serta Chandara satu-satunya teman lelaki yang dekat dengannya. Mereka telah berteman sejak jaman SMP. Mereka sekolah di sekolah yang sama.
Freya adalah seorang gadis yang berbakat dalam bidang seni. Melukis, merangkai bunga dan mahir mendesain ruangan dengan rangkaian bunga yang indah. Freya selalu menghabiskan waktunya melukis dan belajar merangkai bunga sembari menemani Ibu angkatnya berjaga di toko bunga dan souvenir milik keluarga angkatnya, Keluarga Hermawan.
Beberapa lukisannya juga dipajang di toko tersebut dan sering kali mendapat pesanan dari para pelanggan atau pembeli yang singgah di toko mereka.
Sebagai gadis yang jujur, polos dan sederhana, Freya tidak pernah bermimpi ataupun membayangkan jika kelak dia akan bertemu dengan seorang pria tampan bak pangeran dalam cerita dongeng-dongeng 1001 malam. Karena baginya kebahagiaan adalah tinggal bersama dengan Ibu dan Kakak angkatnya untuk seumur hidupnya. Namun siapa dapat menyangka rencana Tuhan telah diatur dalam hidupnya.
Perjumpaannya dengan sosok pria tampan ternyata telah diatur oleh Sang Penguasa Hidup dan didukung oleh semesta. Mengubah kehidupannya dan kisah percintaannya. Untuk pertama kalinya dalam hidup Freya, dia merasakan yang namanya jatuh cinta. Jatuh cinta kepada seorang pria yang membuatnya benar-benar mengerti apa itu arti mencintai?
Merasakan bagaimana rasanya menyayangi seseorang yang begitu istimewa di dalam hatinya? Mengubah mimpi-mimpinya yang dulu tak pernah terpikirkan olehnya. Hanya saja dia tidak tahu dan tidak menyadari apakah cintanya itu benar atau salah?
Karena pria yang dicintainya itu adalah seorang pria yang telah menjadi milik orang lain. Hati dan raga pria itu telah dimiliki oleh wanita lain. Pria itu adalah seorang suami yang sangat dicintai oleh istrinya dan seorang ayah yang sangat menyayangi anaknya.
Seandainya saja Freya tahu siapa pria yang dicintainya itu, mungkinkah dia tidak akan menaruh hati kepadanya? Seandainya saja Freya mengetahui sejak awal status pria yang dikaguminya itu, mungkinkah Freya akan berusaha menjaga hatinya untuk tidak jatuh cinta kepadanya?
Namun siapa yang bisa menolak jika hati sudah terlanjur mencinta. Siapa yang bisa menghentikan ketika hati telah menemukan tempat untuknya berlabuh. Bukankah cinta adalah anugerah dari yang Maha Kuasa? Mungkin sudah terlambat untuk menghentikan rasa cinta jika hati telah benar-benar mencintai ketika disaat itu pula kebenaran baru terungkap.
Ketika kebenaran telah terungkap tentu saja akan ada rasa sakit yang menyesakkan dada, menusuk hingga kedalam relung jiwa. Meski cintanya terbalas tetapi cinta itu tidak lagi utuh karena cinta itu telah terbagi dengan cinta yang lain.
Kebenaran tetaplah kebenaran, dan kenyataannya jika sang pujaan hati telah menjadi milik orang lain tidak dapat diingkari. Karena tidak mungkin baginya untuk merebut kekasih orang lain yang telah lebih dulu dicintai dan mencintai orang lain.
Tak mungkin juga bagi si pria untuk memilih satu diantaranya karena sulit baginya untuk memilih salah satunya yang bisa melukai hati yang lainnya,tetapi juga tak mungkin memiliki keduanya. Bukanlah kesalahannya jika dirinya mencintai dua wanita sekaligus meski dalam waktu yang berbeda.
Namun semesta telah mengaturnya sedemikian rupa dan telah menentukan bagaimana akhir dari kisah cinta anak-anak manusia ini. Hanya Tuhan dan semesta yang mengetahui kebenaran sebuah cinta yang sejati dan merestui segala yang akan terjadi dalam hidup manusia.
Fredella Geya Ayana, tepat di bulan ke tiga, hari yang ke tujuh di tahun ini, merayakan hari kelahirannya. 25 kalender telah dilaluinya, 25 purnama telah dilewatinya dan selama itu pula banyak peristiwa yang telah dialaminya dan dirasakannya. Pengalaman terpahit dalam hidupnya adalah peristiwa 15 tahun yang lalu saat usianya baru 10 tahun, ayah dan ibunya telah kembali kepada sang penciptaNya karena kecelakaan mobil yang merenggut nyawa keduanya.
Freya yang selamat dalam peristiwa tersebut Haruskah kehilangan memorinya tentang kedua orang tuanya. Dia hanya bisa mengingat di hari kecelakaan dia diajak oleh kedua orang tuanya untuk pergi liburan ke puncak. Naas di tengah perjalanan mobil yang mereka tumpangi mengalami tabrakan dengan sebuah truck dari arah yang berlawanan. Sopir Truck Fuso yang mengemudi sambil mengantuk karena kelelahan menabrak mobil keluarga Freya. Mobil yang dikendarai oleh sang ayah hancur remuk karena hantaman keras yang tak dapat dihindari.
Ayah dan Ibu meregang nyawa di TKP, dan ajaibnya sebuah mukjizat Tuhan terjadi Freya selamat dari peristiwa tersebut. Melihat kondisi mobil yang rusak parah sangat diragukan jika ada penumpang yang masih selamat. Freya pun dirawat oleh Nyonya Clarissa Hermawan, sahabat ibunya saat sekolah dulu. Freya pun diangkat menjadi putri dalam keluarga Hermawan.
Hari ini Freya genap berusia 25 tahun. Ibu dan kakak angkatnya sudah mempersiapkan sebuah pesta kejutan yang sederhana sesuai dengan karakter Freya, untuk merayakan hari ulang tahunnya. Setiap tahunnya mereka selalu merayakannya. Meski sederhana namun penuh dengan sarat makna kebahagiaan. Dan moment ini adalah salah satu moment yang membahagiakan dalam hidup Freya.
Di Pesta kejutan kali ini, Ibu dan kakak angkatnya telah menyiapkan Pesta yang istimewa untuk Freya. Seperti biasanya Freya sibuk di toko melayani para customer dan wisatawan yang datang berkunjung ke desa itu. Toko bunga dan souvenir milik keluarga Hermawan sudah cukup terkenal di daerah itu dan selalu dijadikan rekomendasi bagi para pengunjung. Ada yang langsung tertarik dan membeli bunga atau pun souvenir lainnya atau hanya sekedar melihat-lihat keindahan bunga-bunga maupun lukisan yang dipajang di dalam toko.
Tak sedikit dari mereka tertarik dengan lukisan Freya dan berminat membelinya.
Keramahan dan kecantikan Freya sudah sangat dikenal oleh para pengunjung maupun para wisatawan itu. Bahkan mereka yang baru pertama kali datang begitu terkesan dengan sikap dan karakter Freya yang ramah, lembut dan penuh bersahaja.
Tutur bahasanya yang santun, membuat orang yang mendengarnya damai dan teduh. Sehingga nama Freya terkenal dari mulut ke mulut dan membuat mereka yang mendengarnya menjadi penasaran ingin berkunjung dan bertemu langsung dengan sosok tersebut.
Itulah sebabnya toko mereka selalu ramai dengan para pengunjung maupun wisatawan. Setiap kali setelah bertemu langsung dengan Freya mereka akan memberi kesan yang sangat positif.
" Gadis itu cantik dan ramah ya!
" Suara gadis itu lembut dan merdu sekali!
" Wah, gadis itu seperti malaikat yang turun dari surga !
"Sepertinya gadis itu cocok jadi menantu idaman!
Berbagai kata pujian dan sanjungan ditujukan kepada Freya meski Freya tidak mendengarnya sama sekali. Sekalipun dia mendengarnya tidak menjadikannya sombong atau angkuh. Hatinya tetap merendah dan tak lupa bersyukur untuk semua itu.
Memang tak dapat disangkal jika kesederhanaan, keramahan dan kelembutan hati seorang Freya mampu membius setiap mata yang memandang padanya. Bukan karena kecantikan fisik semata, melainkan karena aura kecantikan dari dalam hati dan jiwanya.
Waktu sudah menunjukkan senja hari. Freya bersiap-siap merapikan toko. Memperhatikan hal-hal penting sebelum menutup toko dan meninggalkannya dengan aman. Setelah semua dirasa aman baru dia pulang ke rumah dengan tenang.
Biasanya sang Ibu selalu bersama-sama dengannya. Dan sang kakak bertugas menjemput mereka. Tapi kali ini dia harus sendirian. Ibu dan kakaknya sibuk di tempat lain. Dengan menenteng tas hitam kecil di kedua bahunya, Freya berjalan menyusuri sore menuju halte Bus Mini-Trans. Kegiatan yang cukup menghibur baginya, merasakan suasana pedesaan yang tenang dan tentram. Jauh dari keriuhan keramaian kota.
Pemandangan alam desa yang masih alami. Meski bangunan perumahan sudah tergolong modern. Karena sebagai daerah wisata, pemerintah telah memajukan pembangunan di daerah itu agar lebih tertata rapi dan menarik. Lampu-lampu hias berwarna-warni menghias sepanjang jalan pedestrian menambah suasana meriah di desa itu. Sehingga banyak wisatawan yang tertarik untuk mengunjunginya dan menikmati moment-moment indah di desa "Sejuta Pelangi".
Hanya butuh waktu 10 menit, Freya tiba di kediaman keluarga Hermawan. Lampu hias berwarna-warni tampak berkelap-kelip di setiap sudut halaman dan ruang di dalam rumah itu. Freya bisa merasakan aura-aura kejutan istimewa. Ibu dan kakaknya pasti telah bekerja keras untuk mempersiapkan pesta kejutan di hari ulang tahunnya ini.
Setiap tahun dia selalu mendapatkan kejutan yang berbeda. Membuat Freya selalu penasaran. Pernah di hari ulang tahunnya sebelumnya sang kakak memberi kejutan dengan seluruh masyarakat desa memberinya ucapan selamat ulang tahun di setiap sudut pintu rumah mereka.
Pernah juga sang Ibu memberinya kejutan dengan memberinya gaun seorang princess. Sepanjang hari itu dia diperlakukan layaknya seorang putri, tidak boleh melakukan pekerjaan apapun bahkan dia dilayani layaknya putri raja.
Dengan semangat dan hati yang penasaran sekaligus bahagia, Freya melangkahkan kakinya menemui kebahagiaan yang sudah menunggunya di dalam dan dari orang-orang yang begitu mencintai dan menyayanginya dengan sepenuh hati.
Freya memegang gagang pintu, memutarnya perlahan dan pintu terbuka pelan-pelan, Lalu...
" Surprise.........!!!! Ibu dan kakaknya berdiri di balik pintu sambil memegang kue ulang tahun bernyala menyambut kedatangan Freya.
Freya yang sudah hafal persis kejutan tersebut tetap saja selalu terkejut dan merasa bahagia serta antusias. Baginya kedua pribadi ini adalah harta kebahagiaannya yang tak dapat dinilai dengan harta apapun di dunia ini dan tidak akan pernah bisa tergantikan.
Dan semua itu adalah anugerah yang terindah dan terbesar dari Tuhan dalam hidupnya. Meski dia telah kehilangan kasih sayang kedua orang tua kandungnya tetapi Tuhan telah memberinya dengan kebahagiaan yang lain yang tak kurang dari kebahagiaan kedua orang tuanya.
Malam itu mereka bertiga merayakan kebahagiaan bersama-sama. Dan sebagai puncak dari kebahagiaan tersebut adalah Ibu dan kakaknya telah menyiapkan sebuah hadiah yang istimewa untuk Freya. Sebuah amplop putih yang diberikan oleh sang kakak kepada Freya.
Freya tidak bisa menebak kira-kira hadiah apa yang bisa dimasukkan ke dalam amplop. Freya menerima amplop dari tangan sang kakak. Dipandanginya sekilas dan kemudian dibukanya dengan rasa penasaran. Dua buah tiket pp ke kota Z dan sebuah voucher menginap di hotel berbintang lima.
Freya yang terkejut sekaligus bingung, mengapa tiba-tiba Ibu dan kakaknya memberinya hadiah tiket pesawat dan voucher menginap di hotel berbintang selama 5 hari penuh. Ibu dan kakaknya mengerti akan gurat kebingungan sekaligus penasaran yang tersirat di wajah Freya.
" Sayang, Ibu dan kakakmu sudah lama merencanakan hal ini. Kamu butuh suasana baru karena selama ini kamu selalu berada di tempat ini dan tidak pernah kemana-mana. Karena itu Ibu dan kakak mu membeli tiket pesawat supaya kamu bisa pergi liburan.! ucap sang Ibu memberi penjelasan sekaligus menjawab rasa penasaran dalam pikiran Freya.
Freya hendak menyampaikan sesuatu tetapi langsung Di potong oleh sang kakak.
" Tidak ada kata penolakan. Kamu tidak perlu khawatir tentang apapun. Soal toko, tentang Ibu atau tentang apapun tidak perlu kamu pikirkan atau risaukan. Kakak dan Ibu akan mengurusnya dengan baik. Tugasmu hanya pergi berlibur dan menikmati hari-hari liburmu dengan menyenangkan.!"
Freya pun tidak dapat membantah atau menolak perkataan sang Ibu dan kakak. Lagi pula tiket sudah ada di tangan tidak mungkin dikembalikan lagi. Ibu dan kakaknya pasti sudah bersusah payah untuk membelikan tiket yang terbilang cukup mahal untuknya pergi berlibur.
Selama ini Freya memang selalu berkutat dengan pekerjaannya di toko. Tidak pernah menuntut untuk dirinya sendiri. Freya pun terharu dengan hadiah yang diberikan oleh Ibu dan kakaknya kali ini. Rasa bahagia, haru, senang, gembira bercampur aduk dalam hatinya saat ini.
Matanya sampai berkaca-kaca karena menahan haru kebahagiaan. Dipeluknya kedua insan yang sangat dicintainya itu. Dalam dekapan yang penuh kehangatan dan kasih sayang mereka saling berbagi kebahagiaan.
Disaat Freya sedang larut dalam kebahagiaan bersama dengan dua orang kesayangannya itu, lalu tiba-tiba muncul pasukan heboh yang sepertinya sejak tadi bersembunyi di dalam rumah.
" Happy birthday Freya manis.! teriak sahabat-sahabat terbaiknya. Aura si tomboy, Arabell si tulalit, Chandara jagoan satu-satunya, Bonita si perfeksionis dan juga Emma Si paling teliti.
" Kalian kok ada disini juga? tanya Freya yang juga terkejut melihat kehadiran para soulmate nya yang heboh sekampung itu.
" Iya dong, masa kamu bahagianya sendirian aja. Kami juga pengen dong! jawab Aura.
Lalu Emma menimpali perkataan Aura.
" Kamu salah Ra, Freya kan nggk sendirian ada Tante sama Kak Gama juga!
Aura menunjukkan wajah cuek juga kesel mendengar Emma memperbaiki perkataannya.
" Kami juga ingin merayakan hari ulang tahun kamu dong Frey.! ucap Arabell tanpa mempedulikan perbedaan pendapat antara Aura dan Emma.
Sudah menjadi kebiasaan mereka untuk saling mengkritik tetapi tetap saling mendukung dan menyayangi.
Kemudian Chandara pun berkata,
" Sebagai sahabat terbaik kami pasti akan selalu hadir untuk kamu.!
Bonita dan Emma mengangguk mengiyakan perkataan Chandara.
Malam ini mereka merayakan hari ulang tahun Freya dalam kegembiraan dan suka cita. Tertawa, menari, dan bernyanyi . Meluapkan kebahagiaan di hari yang istimewa. Berbagi suka cita dan kegembiraan dengan orang lain akan lebih bermakna dari pada hanya menikmatinya seorang diri.
Freya dan orang-orang terkasihnya melewatkan malam ini dengan perasaan yang bahagia.
Karena sudah disepakati bersama, maka selama Freya berlibur, Kakak Gama yang akan membantu ibu di toko. Tiket pesawat bertanggal 2 hari kedepan tapi Ibu sudah terlihat sibuk menyiapkan keperluan yang akan Freya bawa selama liburan. Seolah-olah Freya adalah anak kecil yang masih bergantung pada orang tuanya.
" Ibu, Freya kan cuman liburan doang bukan pindah rumah. Jadi Freya nggk butuh barang-barang itu semua! protes Freya pada Ibunya itu.
" Ibu sudah cek tempat liburan kamu. Katanya cuaca disana saat ini sangat dingin, kamu butuh pakaian hangat, kaos kaki, sarung tangan, topi hangat bla... bla.... bla....! ucap Ibunya dengan penuh perhatian.
" Hemmm! jawab Freya dengan pasrah.
" Kamu kan sensitif dengan cuaca dingin sayang! tambahnya lagi.
Layaknya seorang Ibu yang penuh perhatian dan kasih sayang kepada anaknya.
Freya pun memeluk Ibu angkatnya itu. Kasih sayang wanita itu bahkan melebihi kasih sayang seorang ibu kandung.
" Ibuku sayang, sekarang itu lagi musim panas, Freya nggk perlu bawa itu semua ! ucapnya dengan manja.
Ibunya tersenyum sambil dipeluknya Freya dengan penuh cinta dan keibuan.
"Terima kasih ya Bu. Aku sayang Ibu! balas Freya kemudian. Hatinya diliputi rasa haru, wanita paruh baya itupun ikut terharu.
Hari H keberangkatan, pagi-pagi sekali Ibu angkat Freya sudah sibuk di dapur menyiapkan makanan sarapan untuk Freya. Ibunya itu masih saja memperlakukannya seperti anak kecil padahal usianya sudah 25 tahun. Bahkan sudah saatnya untuk menikah dan menjadi seorang ibu.
Freya yang muncul dari balik dan melihat ibunya itu dengan segala kesibukannya, memeluknya dari belakang. Rasa sayang dan kagumnya pada wanita itu tidak akan pernah habis. Dipeluknya dengan erat dan hangat sembari memejamkan matanya seakan enggan untuk melepaskannya.
" Ibu, terima kasih ya. Sudah menjadi Ibu yang baik untuk Freya. Dan Freya bahagia menjadi putri Ibu. Freya sayang Ibu, selamanya! bisik Freya dengan jujur dan tulus dari lubuk hatinya yang terdalam.
Kemudian diciumnya wajah Ibunya itu dengan kecupan-kecupan sayang. Gama yang baru bangun dan ikut bergabung, ketika melihat pemandangan yang indah itu membuat hatinya pun ikut mewek.
" Apaan sih nich, pagi-pagi sudah bikin drama melankolis.! ujarnya mencoba mengalihkan rasa haru dihatinya.
" Suka-suka dong, kakak cemburu ya! goda Freya.
" Cemburu sedikit. Kakak juga ingin dimanja dong. Masa Freya doang yang dimanja! balasnya dengan pura-pura merajuk.
Wanita itu pun membuka lengannya sambil tersenyum kepada putra kesayangannya itu. Lalu ketiganya saling berpelukan, meluapkan perasaan sayang dalam hati mereka masing-masing.
Satu koper hitam kecil dan tas ransel sudah siap dengan rapi. Freya juga terlihat cantik dan rapi dengan topi boater favoritnya yang semakin menambah kecantikan parasnya yang imut dan manis.
" Sudah siap berangkat kan! seru Gama.
Freya menjawab dengan anggukan dan senyuman manisnya.
" Oke, kita berangkat.! Diangkatnya koper dan tas milik Freya, dimasukkannya ke dalam bagasi mobil miliknya. Gama yang akan menghantar Freya ke bandara. Sedangkan ibunya memilih untuk tinggal di rumah saja. Beliau mengatakan tidak akan sanggup menahan air matanya nanti jika melihat Freya pergi jauh darinya. Yang ada dia akan menangis di bandara dan itu pasti memalukan sekali. Meski sebenarnya itu adalah hal yang biasa. Tapi lebih baik baginya untuk tinggal di rumah saja atau pergi ke toko saja seperti biasanya agar tidak terlalu kepikiran.
Dengan mobil mini cooper paceman grey milik sang kakak, Freya duduk manis di samping sang kakak yang mengemudikan mobilnya. Dan sang ibu melepas kepergian putri tersayangnya dengan hati yang sebenarnya tidak rela jika mereka harus berpisah meski hanya untuk beberapa hari saja. Dari jauh dia berdoa dalam hatinya demi keselamatan putrinya itu.
Mobil mini itu melaju dengan kecepatan minimum. Pesawat take off kira-kira 2 jam lagi. Jarak yang ditempuh dari rumah ke bandara hanya sekitar 45 menit jadi tidak perlu terburu-buru. Dalam perjalanan, Freya menikmati pemandangan alam yang menyegarkan mata. Kendaraan yang berlalu lalang cukup ramai karena bertepatan akhir pekan banyak wisatawan yang berkunjung.
Sang kakak pun memilih jalur lain yang sepi dari kendaraan. Dan hanya menambah waktu perjalanan kira-kira 20 menit. Jalur ini jarang dilalui kendaraan karena menambah jarak waktu perjalanan dan juga suasananya yang kurang diminati oleh para sopir. Seakan-akan ada aura mistisnya.
Tapi bagi Gama sebagai penduduk lokal, hal itu tidak terlalu berpengaruh baginya.
Sambil mendengarkan lagu " Andy Gramner" lewat pemutar musik, suasana perjalanan semakin menyenangkan. Sesekali Freya dan Gama berbincang-bincang santai.
Kira-kira 35 menit kemudian masih sepertiga perjalanan saat mereka sedang asyik bercerita, tapi Gama selalu fokus menyetir memperhatikan jalanan yang dilaluinya, mendadak menghentikan mobilnya yang membuat Freya sedikit terkejut. Pikirannya pun diliputi tanda tanya.
Ternyata di depan sana Gama melihat sebuah mobil mewah hampir saja masuk jurang. Mobil itu terlihat ugal-ugalan, melaju kencang dan zig-zag tak terkendali sama sekali, hingga akhirnya membelok ke tepi jalan menabrak pohon yang tumbuh disekitar jurang di lokasi itu.
Dalam sepintas Gama bisa menebak jika mobil itu pasti mengalami rem blong. Posisi mobil itu kini cukup berbahaya karena terlihat menggantung diantara dahan-dahan pepohonan yang kapan saja bisa patah.
Kondisi mobil itu cukup parah terutama bagian depan. Pintu sopir sebelah kanan terbuka karena daun pintunya terlepas akibat benturan yang sangat keras. Freya yang hanya melihat bagian akhir dari kejadian tersebut tak kalah terkejutnya. Mengingat dirinya pernah mengalami kecelakaan mobil dan meninggalkan trauma yang cukup mendalam dalam hatinya.
Gama segera keluar dari mobilnya dan berlari ke lokasi kejadian tersebut. Rasa kemanusiaannya menggerakkan hatinya untuk segera menolong orang yang ada di dalam mobil itu yang mungkin masih bisa diselamatkan. Melihat kondisi mobil yang parah bisa saja merenggut nyawa penumpang didalamnya. Tapi siapa tahu penumpang didalam sana masih hidup dan membutuhkan pertolongan.
Karena jalur ini jarang dilalui oleh kendaraan lain maka tak terlihat satupun kendaraan yang melintas ditempat itu. Dan entah kenapa mobil yang satu ini malah bisa tersesat dan melintasi jalur ini. Gama bahkan tak terpikirkan untuk menghubungi pihak yang berwajib. Dalam benaknya saat ini adalah menolong manusia yang ada didalam sana.
Dengan hati-hati Gama mendekat ke sisi kanan mobil untuk melihat keadaan si sopir terlebih dahulu. Mobil terlihat bergoyang pelan karena memang posisinya yang menggantung. Setelah lebih dekat Gama bisa melihat kondisi di sopir yang sangat terluka parah.
Wajahnya penuh berlumur darah. Akibat benturan dan goresan serpihan kaca yang mengenai wajahnya. Gama pun mencoba melepaskan seatbelt yang menahan tubuh pria itu. Gama melirik ke dalam mobil melihat penumpang lainnya. Tapi hanya pria itu sendiri. Syukurlah, tidak ada korban lainnya.
Gama berusaha dengan cepat melepaskan tubuh pria itu. Karena tidak ada yang bisa menduga sampai kapan mobil itu bisa bertahan disana. Dan untungnya seatbelt nya mudah untuk dilepaskan. Gama pun segera menarik tubuh pria itu yang ternyata cukup berat. Untung saja selama ini Gama gemar berolahraga sehingga tenaganya cukup kuat.
Ketika Gama sudah memeluk tubuh pria itu dan hendak menariknya, goyangan mobil itu semakin kencang. Gama berhenti sejenak. menyeimbangkan tubuh agar tidak mengakibatkan kesalahan fatal yang bisa saja juga merenggut nyawanya.
Gama menarik napas sejenak, menghitung dalam hatinya membuat ancang-ancang sebelum melakukan aksinya mengangkat tubuh pria itu dari sana segera.
" satu, dua, tiga!
Gama segera menarik tubuh pria itu dengan sekuat tenaga dan akibat hentakan yang cukup keras membuat mobil itu kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjun bebas meluncur ke bawah jurang yang gelap tertutup pepohonan yang rimbun dan lebat..
Pada saat yang bersamaan, terdengar suara teriakan Freya dari kejauhan.
" Tidaaaaakkkk.....!!!
Freya yang ketakutan berlari kencang menuju ke arah mobil yang sudah tidak kelihatan lagi wujudnya. Sepintas lalu dalam benaknya terlintas bayangan jika sang kakak ikut terjatuh ke bawah jurang. Karena itu dia berteriak kencang ketika melihat mobil itu jatuh.
Dan ketika sudah mendekat, hatinya merasa lega melihat sang kakak yang terbaring diatas rerumputan sambil memeluk tubuh pria yang sekarat itu. Ternyata hanya mobil itu yang jatuh. Kakaknya berhasil keluar sambil menyelamatkan pria itu dengan tepat waktu.
" Kakak, kamu membuatku ketakutan setengah mati.! ucapnya dengan tubuh yang masih gemetaran karena ketakutan.
Gama pun bangkit sambil mengangkat tubuh pria itu yang menindih tubuhnya. Diletakkannya perlahan kemudian dia duduk sejenak mengatur napas dan menenangkan diri. Kejadian tadi sebenarnya cukup membuatnya sedikit shock. Terlambat sedikit saja dia pasti akan ikut terjun ke dalam jurang. Freya ikut duduk di samping kakaknya itu. Mengatur napasnya yang ngos-ngosan akibat berlari tadi.
" Frey, kamu bawa mobilnya kemari ya.! ucapnya dengan suara yang masih kelelahan.
" Iya Kak. Tapi bentar ya, Freya atur napas dulu. Freya capek lari tadi.! Gama mengangguk perlahan.
" Kak, kita tidak lapor polisi nggak? Tanya Freya kemudian.
Gama berpikir sejenak. Jika mereka lapor polisi, urusannya pasti ribet. Apalagi saksi dari peristiwa tersebut hanya mereka berdua. Ditambah prosedur penanganan masalah hukum seperti ini pasti akan memakan waktu yang lama. Jadi sepertinya tidak usah melapor dulu. Tunggu sampai pria itu sadar dan biarkan dia yang menceritakan peristiwa yang sebenarnya.
" Untuk sementara tidak perlu kita lapor. Kita bawa aja dulu ke rumah sakit. Menolong nyawa pria ini lebih penting untuk saat ini.!
Mendengar jawaban sang kakak, Freya langsung bangkit dan berjalan menuju mobil.
Freya yang tentu saja bisa menyetir mobil segera melakukan perintah kakaknya itu. Membawa pria itu dengan segera ke rumah sakit adalah hal yang penting untuk saat ini.
Gama pun berusaha mengangkat tubuh sekarat pria itu, dan memasukkannya ke dalam mobilnya. Lalu kemudian Freya melajukan si imut menuju rumah sakit terdekat agar pria itu segera mendapat pertolongan.
Kini tubuh itu terbaring di ranjang rumah sakit yang ada di desa itu. Karena rumah sakit daerah dan tergolong rumah sakit kecil, peralatan yang tersedia tentu seadanya. Namun meskipun demikian fasilitasnya cukup bagus dan pelayanannya cukup memuaskan.
Walau hanya rumah sakit kecil tapi tergolong masih bagus karena ada fasilitas UGD sehingga dalam keadaan darurat dapat segera ditangani dengan baik.
Gama dan Freya dengan sabar menunggui pria asing tersebut di luar pintu ruang UGD. Bertepatan saat itu masih ada dokter yang piket sehingga pertolongan dapat segera diberikan. Nampak rasa cemas dan gelisah tersirat di wajah mereka berdua. Padahal mereka sama sekali tidak mengenal siapa pria itu.
Bahkan Gama dan Freya sama sekali lupa akan tujuan mereka hari ini. Mereka tidak peduli lagi dengan rencana liburan yang sudah direncanakan dengan sedemikian rupa. Hati mereka yang begitu baik dan tulus ternyata lebih memikirkan keselamatan nyawa orang lain dibandingkan rencana liburan meski mereka pasti akan dirugikan karenanya.
Pesawat yang akan dinaiki oleh Freya, telah take off kira-kira 20 menit yang lalu. Dan nama Freya telah dipanggil berulang-ulang kali oleh petugas bandara namun Freya tak jua muncul sehingga akhirnya pesawatpun diterbangkan oleh sang pilot.
Nyonya Clarissa Hermawan nampak lari tergopoh-gopoh sepanjang koridor rumah sakit. Wajahnya terlihat takut, cemas dan khawatir. Setelah mendapat telvon dari Freya memberitahukan jika mereka sedang berada di rumah sakit, wanita paruh baya itu langsung mencari ojek dan bergegas menuju rumah sakit.
Nyonya Hermawan langsung memeluk Freya dari belakang setelah dilihatnya Freya yang sedang berdiri sambil memandangi pintu ruang UGD.
" Kamu nggk papa kan sayang!? suaranya terdengar serak karena rasa takut dan cemas.
Freya langsung mengenali suara itu, dia kemudian berbalik dan membalas pelukan ibunya itu.
" Freya nggk papa kok Bu.! jawab Freya menenangkan hati sang Ibu yang dilanda kecemasan dan ketakutan.
Gama pun turut mendekat, lalu dipeluknya juga tubuh ibunya itu.
"Kami baik-baik saja kok Bu. Kami tidak apa-apa! ucapnya juga untuk menenangkan hati ibunya itu.
Mendengar perkataan kedua anaknya itu ada kelegaan dalam hatinya, tersirat lewat senyuman diwajahnya. Dia bersyukur dalam hati karena kedua buah hatinya itu baik-baik saja.
Lalu Gama mengajak sang ibu duduk di bangku yang ada di sepanjang koridor rumah sakit itu kemudian menceritakan peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Hati wanita itu pun kini lebih tenang sekaligus penasaran dengan sosok pria yang diceritakan oleh Gama. Pria yang diselamatkan oleh kedua anaknya itu sangat beruntung karena ditemukan oleh kedua anaknya. Ada rasa bangga dan senang ketika melihat anak-anaknya itu ternyata berhati mulia.
Nasehat dan ajarannya selama ini tidaklah sia-sia. Menolong orang lain disaat kesulitan itu lebih penting dan ketika menolong seseorang janganlah mengharapkan balasan apapun. Jangan memikirkan untung ruginya terlebih dahulu karena Tuhan yang akan membalasnya kelak.
Kira-kira 2 jam lamanya akhirnya pria itu dikeluarkan juga dari ruang UGD. Meski pria itu masih dalam keadaan koma, tidak sadarkan diri, menurut hasil pemeriksaan dokter keadaannya sudah stabil dan telah melewati masa kritis.
Si pria itu dipindahkan ke ruang rawat untuk pemeriksaan lanjutan. Mengingat kondisi pasien yang masih perlu perawatan intensif sehingga belum diijinkan untuk dibawa pulang. Dan dengan kata lain mereka harus bersedia menjaga dan merawat si pria itu sampai sembuh. Setidaknya sampai dia sadarkan diri dan bangkit dari tidurnya.
Satu minggu telah berlalu, si pria itu masih juga belum sadarkan diri. Akhirnya dengan keputusan bersama, mereka sepakat membawanya pulang ke rumah keluarga Hermawan dan merawatnya di rumah saja. Karena tidak mungkin meninggalkan pria itu begitu saja di rumah sakit.
Dan juga terlalu ribet jika harus menjaganya di rumah sakit mengingat mereka juga harus bekerja. Tapi anehnya semenjak kecelakaan itu hingga saat ini tak ada satupun berita yang melaporkan tentang hilangnya seseorang. Baik di televisi, internet ataupun media lainnya.
Pria ini seakan berasal dari planet asing yang tidak memiliki keluarga ataupun kenalan. Tapi tidak mungkin dia tidak memiliki siapapun di dunia ini. Setidaknya teman atau sahabat jika seandainya dia tidak memiliki keluarga sama sekali.
Jika dilihat dari penampilannya ketika pertama kali ditemukan oleh Gama dan Freya, terlihat pria itu adalah orang berada. Pastilah dia punya kenalan, rekan kerja atau pacar dan istri mungkin. Setidaknya dia pasti punya pembantu atau karyawan.
Terkecuali jika dia memang manusia yang tidak bersosialisasi dengan orang lain, atau tidak disukai oleh banyak orang karena sifatnya yang buruk dan jahat barangkali. Mereka hanya bisa berandai-andai saja.
Si pria itu di tempatkan di kamar Freya yang ada di lantai atas. Sedangkan Freya untuk sementara tidur bersama ibunya. Karena kamar mereka bersebelahan jadi lebih mudah untuk diawasi.
Tak pernah terpikir oleh Freya jika kehadiran pria asing itu di dalam rumahnya akan mengubah jalan cerita hidup cintanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!