Berawal dari persahabatan 4 orang remaja, mereka saling mengenal sejak duduk di bangku menengah pertama, susah senang mereka hadapi bersama sampai masuk ke Universitas yang sama dengan mengambil jurusan yang berbeda.
MARIO ADI SAPUTRA
Sosok laki-laki yang baik, tegas, cuek, penyayang tapi juga gengsian. Dilahirkan dari keluarga kaya raya di kotanya. Ia kuliah di jurusan management bisnis untuk melanjutkan perusahaan orang tuanya.
RAYHAN ALFIANSYAH
Laki-laki yang paling perhatian tapi juga baperan diantara teman-teman yang lainnya, Ia tumbuh dari keluarga sederhana dan hidup bersama ibunya. Sehingga sedari kecil ia terbiasa menjadi pribadi yang mandiri dan penuh tanggung jawab.
NICOLAS LEO CANDRA
Si energik yang paling cerewet diantara semua teman-temannya, ia juga orang yang paling kepo dengan urusan orang lain.Berasal dari keluarga menengah membuat dia rendah hati, sosoknya yang humoris juga membuat persahabatan mereka semakin berwarna.
SHELIN DEA APRILIA
Satu satunya perempuan di antara mereka, Ia adalah sosok yang cantik, periang dan mudah bergaul sehingga membuatnya banyak disukai orang. Kuliah di jurusan seni menjadikan dia salah satu mahasiswi berprestasi dan juga banyak di dikenal di kalangan pria-pria keren di kampusnya.
***
Di sebuah Universitas ternama siang itu 3 laki-laki ganteng sedang makan dikantin sambil bersenda gurau.
"Dea mana sih, tumben jam segini belum nongol" Leo membuka pembicaraan.
"Mungkin dia lagi ada praktek, maklum kan anak seni.. " timpal Rayhan. Sedangkan Mario hanya mendengarkan obrolan mereka sambil mengotak atik ponselnya tanpa ikut berkomentar.Selang beberapa lama Dea berlari kecil menghampiri para sahabatnya.
"Hai.. sorry lama nunggu" ucap Dea ngos-ngosan lalu duduk di sebelah Mario.
"Kenapa lari-lari De.. santai aja kita gak bakalan ninggalin lo kok. "ucap Ray.
" Kelar kelas lo ada acara g De? "tanya Leo
" Belum tau sih.. emang ada apa? lo mau ngajakin gue kencan ya? "canda Dea.
" Sembarangan aja, bisa digorok gue ama si Rico cowok lo yang PlayBoy itu, ya gak Ray! " sinis Leo Menunjukkan ketidaksukaannya pada cowok sahabatnya itu.
" No coment gue" jawab Ray sambil nyengir.
"Yo lo kok diem aja dari tadi, kenapa sih? " tanya Dea sambil menggoyang bahu Mario, tapi yang ditanya hanya melirik sejenak dan melanjutkan aktivitas nya.
"Ih malah dicuekin" kesel Dea
"Udah deh De gak usah ngomong sama Mario kalau dia pas mode kek gini, gak bakalan dia dengerin ucapan lo" tawa Ray dan Leo bersama.
Mereka asyik bersenda gurau sampai tak terasa bel kelas berbunyi.
"Ok.. gue cabut duluan ya.. ada kelas" Mario beranjak lebih dulu.
Ketiga sahabatnya menatap heran.mereka heran kenapa hari ini Mario lebih pendiam dari biasanya.
"Gue langsung pulang ya.." ucap Dea
"Pulang bareng gue aja De.. kita kan searah" ajak Ray.
"Dia pulang bareng gue" sontak mereka bertiga menoleh ke asal suara tapi Leo dan Ray menatap tidak suka.
"Rico, kamu dah gak ada kelas? " tanya Kiran.
"Udah ayo pulang.." ucap Rico sambil menarik tangan Dea.
"Bisa lembut gak lo sama cewek! " bentak Ray
"Jangan ikut campur lo.. dia cewek gue" jawab Rico belagu.
"Brengsek lo.. dia sahabat gue" balas Leo lagi.
"Udah..udah.. gue gak papa kok" ucap Dea pada kedua sahabatnya." ya udah gue duluan ya.. dah.. "Dea dan Rico beranjak meninggalkan kantin.
" Sialan tu Rico, kapan si Dea itu sadar kalau cowoknya itu gak pantas buat diperjuangin" kesel Ray.
"Untung aja Mario gak ada tadi, coba kalau ada bisa mampus tuh dia."
"Udah ah ayo kita cabut" ajak Leo.
Rayhan dan Leo mengambil jurusan hukum, mereka ada kelas sehabis istirahat, begitupun dengan Mario.
***
Di kelas Management Mario adalah sosok yang paling di idolai cewek- cewek, wajahnya yang tampan dan tubuhnya yang ideal membuat dia banyak digandrungi,akan tetapi Mario tidak pernah dekat dengan perempuan kecuali Dea,Sikapnya dingin pada perempuan manapun.
"Mario" teriak Nadin saat Mario baru saja memasuki kelas, Mario hanya menoleh sekilas dan berlalu duduk di tempatnya.
"Ih cuek banget sih dia" kesal Nadin
"Sampai kapan lo ngejar- ngejar dia Din.. kayaknya tuh Do'i gak berminat sama lo" tawa Ana di ikuti Shelly.
"Sialan kalian.. bukannya suport malah bikin down. "
Mario memang sosok laki-laki yang patut menjadi idola cewek-cewek dikampusnya, selain parasnya yang rupawan, sosoknya yang ideal dan prestasi yang membanggakan menjadi daya tariknya selama ini.
Sore itu Dea mencari Mario ke kelasnya, tapi sebelum masuk ia dihadang oleh Nadin dan kawan- kawannya.
"Hei anak seni ngapain lo ke sini," tanya Nadin sambil mendorong bahu Dea.
"Apaan sih lo, gue mau ketemu Mario" jawab Dea ngegas.
"Ada perlu apa lo? Mario gak ada, dia udah pulang" ucap Nadin lagi.
"Bukan urusan lo, minggir" sentak Dea sambil menerobos masuk.
"Kurang ajar banget tuh cewek, mentang- matang cuma dia satu- satunya cewek yang bisa deket sama Mario aja belagu" umpat Nadin.
"Mario" teriak Dea saat melihat Mario berkumpul dengan teman-temannya, seketika segerombolan anak muda itu menoleh ke arah Dea.
"Lo udah di jemput Yo" senggol teman Mario
"Kalian sudah jadian ya? " tanya teman yang lain
"Apaan sih lo, Dea sahabat gue" jawab Mario sambil merapikan buku-buku nya dan dan beranjak menghampiri Dea.
"Ada apa De, tumben kamu nyusulin ke kelas" tanya Mario singkat.
"Lo udah selesai belum Yo? "
"Udah, ini dah mau pulang bareng anak- anak, kenapa? " tanya Mario khawatir.
"Yah.. gue ganggu acara lo dong, tadinya gue mau minta temenin cari buku" lirih Dea kecewa.
"Buku apa emangnya? " ayo aku anterin, "jawab Mario sambil merangkul bahu Dea. dan pemandangan itu membuat Nadin bertambah kesal.
" Emangnya anak-anak pada kemana? " tanya Mario saat mau melajukan motor sport nya.
"Gak tau, kayaknya udah pada pulang" jawab Dea.
Di perjalanan tidak ada obrolan bermakna cuma candaan-candaan biasa karena Mario tidak terlalu banyak bicara, hingga mereka sampai di salah satu pusat perbelanjaan.
"Mau cari buku apa sih De" tanya Mario melihat Dea memilih- milih buku.
"Buku buat project mata kuliah gue" jelas Dea tanpa menoleh.Saat sedang asyik memilih-milih buku Mario tidak sengaja melihat sosok yang ia kenali.
" Bukankah itu Rico, sama siapa dia? "gumam Mario.
" Ngomong apa sih Yo" Dea menoleh, tapi buru- buru Mario menghalangi pandangan Dea.
"Gak apa-apa kok, lanjut aja nyari bukunya," ucap Mario sambil melirik ke arah Rico yang beranjak pergi bersama seorang wanita.
"emmm..De gue ke toilet bentar ya.. lo tunggu disini dulu" pamit Mario.
"Ok, buruan ya"
Setelah pamit pada Dea Mario bergegas mengejar Rico, setelah lama ia cari akhirnya ia menemukannya.
"Rico.. " teriak Mario
Rico yang mendengar namanya dipanggil menoleh ke asal suara. "Mario"
"Brengsek lo" umpat Mario sambil menonjok muka Rico sampai meninggalkan jejak di sudut bibirnya. Rico yang mendapat serangan mendadak tidak dapat mengelak.
"Sayang kamu gak apa-apa" ucap wanita yang bersama Rico khawatir.
"Siapa dia Co..? jawab gue..brengsek.. jauhin Dea kalau lo hanya mau mainin dia.
Rico tersenyum sinis" kenapa memangnya, dia cewek gue.. lo gak usah ikut campur" tantang Rico. Mario yang mulai terpancing emosinya beranjak menghajar Rico dan terjadilah baku hantam yang tak terelakkan. tanpa mereka sadari Dea menyaksikan perkelahian itu dari kejahuan, ia berlari menerobos kerumunan orang-orang.
"Stop...! " teriak Dea
Seketika Mario dan Rico menghentikan perkelahian mereka dan menoleh ke sumber suara. Dea menatap mereka dengan dengan berkaca- kaca dan beranjak pergi.
"Urusan kita belum selesai" ancam Mario sambil menunjuk muka Rico
"De.. Dea tunggu" panggil Mario sambil mengejar Dea yang berjalan sambil menangis.Sampai di tempat yang agak jauh Dea menghentikan langkahnya.
"Udah dong De capek nih aku" ledek Mario
Dea mencebik kesal sambil memukul dada Mario dan berhambur memeluknya.
"Udah.. g usah ditangisin, kan masih ada aku disini, " canda Mario membuat Dea tersenyum.
"kamu gak usah tangisin cowok kayak gitu, kamu udah dikelilingi cowok-cowok ganteng selama ini" Adit mengerlingkan matanya.
"Ih.. kepedean" Dea mengeratkan pelukannya.
Dea....
"Dea..kenapa kau begitu bodoh sampai tidak menyadari kalau kau ini sedang dipermainkan oleh Rico, andai kau tau aku tidak suka melihatmu menangis, apalagi karena laki-laki bodoh seperti Rico, " batin Mario sambil terus memeluk erat teman wanitanya itu.
Dea mendongak " Yo aku lapar" rengek Dea.
Mario tersenyum mencubit hidungnya" ya udah ayo kita makan" ajaknya
"Oh ya.. Kayaknya Nadin suka deh sama kamu! " ucap Dea di sela-sela makan mereka.tapi Mario hanya melihatnya sekilas tanpa menjawab apapun.
" Yo kamu dengar gak sih.. dia selalu sensi kalau ketemu sama aku" cemberut Dea.
"Kenapa? " tanya Mario
"Ya gak tau, mungkin aja dia cemburu sama aku"
Mario tertawa renyah" buat apa dia cemburu sama kamu, emang dia siapa aku" tegas Mario
"Ya namanya orang suka Yo.. gimana sih kamu! " kesel Dea. Mario hanya tersenyum kecil.
"Terus.. perasaan kamu sama aku gimana" tatap Mario serius. sejenak mata mereka bertemu dan Dea mengalihkan pandangannya.
"Apasih kamu, kita udah berteman lama Yo.. aku sayang sama kalian semua, kalian teman- teman terbaik aku, selalu ada buat aku, " lirih Dea sungguh-sungguh. Mario menghela nafas dalam.
"Andai kamu tau De aku sayang sama kamu lebih dari itu" batin Mario.
"Jadi selama kita bersama apa kamu gak pernah jatuh cinta sama aku, " gurau Mario
"Hah.. " Dea terlonjak" Yo jangan bercanda deh kalau gue baper beneran gimana? gue belum siap dihujat sama penggemar- penggemar centil kamu itu, apalagi si Nadin yang kayaknya ngebet banget sama kamu, " curhat Dea
" Tapi aku sukanya sama kamu gimana dong" canda Mario lagi.
"Ih.. ya udah ah makan aja, bercanda melulu kamu mah" Dea melanjutkan makannya.
" Aku serius De, aku sayang sama kamu meskipun gak bisa milikin kamu tapi aku janji akan selalu menjaga kamu" batin Mario.
"Yo kamu bener kan gak ada acara? "
"Emangnya kenapa? "
"Barangkali aja kamu udah mau ngedate sama fans-fans kamu kan" goda Dea
"Cukup De.. aku gak tertarik" cuek Mario
"Oke-oke aku tau Mario adalah cowok cuek yang gak mau kenal sama cewek-cewek selain Dea, benerkan" ucap Dea sok manis sambil mengedipkan matanya.Mario menatapnya serius.
"Ih jadi GR deh ditatap sama cowok terkece se fakultas bisnis"
"De.. cukup, abisin makanan kamu dan kita pulang." serius Mario.
"Iya-iya.. galak banget sih" tatap Dea dan Mario terkekeh geli.
"Aku gak tau kalau gak ada kalian sahabat-sahabat aku, kalian yang selalu suport aq, kalian juga yang selalu ada buat aku dan aku bersyukur untuk itu" senyum Dea mengembang berkaca-kaca.
"Udah selesai belum? " tanya Mario
"Udah, yuk cabut" jawab Dea
"Langsung pulang apa gimana? "
"Pulang aja Yo, gue gak mau ngerepotin lo" kekeh Dea
"Apa sih De, lo sahabat gue.. jadi gak usah sungkan.
" Ngomong-ngomong lo banyak bicara juga ya kalau lagi sama gue..tapi kenapa kalau lagi bareng yang lain lo irit bicara? " senyum Dea
" Masak sih.. itu pikiran lo aja kali, udah ayo pulang" Mario menarik tangan Dea dan merangkulnya. Sekitar jam 17.30 Mario sampai di rumah Dea.
"Mau mampir dulu gak? " tawar Dea
"Gak deh, kapan-kapan aja ya, ingat jangan berhubungan lagi sama si Rico brengsek itu! " ancam Mario serius.
"Iya.. diusahain" celetuk Dea lirih
"Eh.. kok di usahain sih" kesel Mario.
"iya.. iya.., udah sana pulang, makasih ya.. hati-hati dijalan" Dea melambaikan tangannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!