Pada masa pemerintahan dinasti Xin, peperangan antar suku untuk menunjukkan setiap eksistensi dari kekuatan mereka masing - masing sering terjadi.
Dimana yang kuat akan selalu menindas yang lemah, sehingga akan berkuasa atas mereka.
Zaman dimana wilayah yang diperintah langsung oleh negara adalah wilayah dalam sukunya sendiri.
Sedangkan untuk suku - suku yang berada dibawah pemerintahan negara Xin, mereka memiliki pemerintahan yang mandiri, yaitu para kepala suku mereka yang mengatur sendiri pemerintahan diwilayah suku mereka.
Terhadap negara Xin, mereka hanya bernaung dibawahnya dan berkewajiban untuk membayar upeti sebagai tanda untuk saling menghormati.
Dinasti tersebut terbentuk dari gabungan berbagai suku - suku yang telah ditaklukkan oleh suku Xin sendiri, sehingga digabungkan dan menjadi satu negara, yaitu negara Xin.
Pada masa itu, aturan yang mereka gunakan adalah setiap pengganti atau pewaris dari seorang penguasa adalah pewaris tersebut haruslah yang memiliki kebijaksanaan serta memiliki kemampuan yang paling tinggi.
Namun aturan tersebut kini mulai berubah, yaitu mewariskan kekuasaan dari seorang ayah kepada anaknya atau kepada orang yang mempunyai hubungan darah atau keluarga dekat.
Setelah 400 tahun kemudian, pada era yang dipimpin oleh Xia Jie sebagai generasi ke - 13 dari dinasti Xin, dirinya sudah tidak lagi memperdulikan penderitaan rakyat dan hanya menikmati hidupnya dengan berfoya - foya.
Pada saat itulah kedamaian di wilayah kerajaan Xin mulai terganggu.
Dimana suku yang satu mulai melakukan penyerangan terhadap suku yang lain.
Disaat itu pula, mulai terbentuk suatu kelompok yang sering melakukan perampokan terhadap para pedagang yang berdagang ke kota - kota yang berada di dalam wilayah kekuasaan negara Xia.
***
Di salah satu hutan yang terletak di antara wilayah kota Qian dan juga kota Shu yang termasuk wilayah kekuasaan suku Youminshi.
Terdengar dentingan bunyi pedang dan juga senjata lainnya saling bersahut - sahutan yang disebabkan dari pertarungan kedua kelompok yang berbeda.
Salah satu kelompok terlihat seperti rombongan pedagang.
Sedangkan kelompok yang satunya lagi terlihat seperti para perampok, karena pakaian yang mereka gunakan terlihat berantakan.
Terlihat seorang pria yang berusia tiga puluh lima tahun sedang menghadapi seorang pria yang berusia kurang lebih empat puluh lima tahun.
Pria yang berusia tiga puluh lima tahun itu bernama Xue Yuan.
Sedangkan pria bertubuh kekar dengan jenggot serta kumisnya hampir memenuhi seluruh wajahnya itu, belum di ketahui identitasnya.
Sebab pria itu bersama dengan kelompoknya langsung menyerang rombongan Xue Yuan dengan panah.
Saat itu sudah ada beberapa anggota dari Xue Yuan yang tewas karena terkena anak panah yang di lepaskan oleh anggota kelompok yang menyerang tersebut.
Dan setelah selesai melepaskan anak panah kearah rombongan Xue Yuan, mereka pun segera melancarkan serangan secara langsung atau serangan jarak dekat.
Kini kelompok Xue Yuan masih tersisa 22 orang saja, yang didalamnya juga adalah kepala pedagang yang dikawal oleh Xue Yuan.
Pedang yang memiliki ketajaman di kedua sisinya itu terus menyerang kearah tubuh pria kekar yang menjadi incarannya.
Namun serangan pedang milik Xue Yuan masih bisa di bendung dengan golok yang berada di tangan lawannya.
Dentingan akibat pertemuan kedua senjata tajam itu pun terus terdengar.
Setelah keduanya bertukar ratusan jurus, kini posisi pria kekar itu mulai merasa tersudut.
Terlihat sudah ada dua goresan yang terdapat di tubuh lawan Xue Yuan.
"Sial! Ternyata kemampuan ilmu pedang milik keluarga Xue ini benar - benar sangat sulit untuk di tandingi".
"Sepertinya aku terus dipaksanya untuk melakukan tindakan bertahan saja".
Pria bertubuh kekar itu menggerutu karena saat ini dirinya telah memiliki luka sayatan akibat serangan pedang milik Xue Yuan.
Kecepatan serangan pedang Xue Yuan mulai tidak bisa di antisipasi oleh lawannya.
Seakan pergerakan golok lawannya terlihat mulai melambat karena tidak bisa lagi mengimbangi kecepatan pedang yang di mainkan oleh Xue Yuan.
Memang jika dilihat dari senjata yang keduanya miliki, sudah bisa dipastikan bahwa pedang milik Xue Yuan memiliki kelebihan untuk bergerak cepat.
Sedangkan golok milik lawannya itu memiliki kelebihan yaitu suatu tenaga atau gempuran yang sangat kuat.
Sehingga Xue Yuan terus mengandalkan kecepatan serangan pedangnya untuk mengalahkan lawannya tersebut.
Sebaliknya bagi lawan Xue Yuan, pria bertubuh kekar itu hanya bisa sesekali memberikan serangan balasan dengan menggunakan kekuatan ekstra yang dia miliki saat menebas Xue Yuan dengan goloknya.
Melihat kondisi pemimpin mereka yang sudah terluka serta sudah dalam situasi terdesak, salah satu anggotanya pun langsung memberikan isyarat kepada rekan - rekannya yang lain untuk melepaskan anak panah kearah Xue Yuan.
Xue Yuan yang saat itu berniat untuk bisa secepatnya menyelesaikan pertarungan dengan lawannya yang dia hadapi, tidak menyadari terhadap ancaman yang sedang mengincarnya tersebut.
Keempat anggota perampok itu pun segera melepaskan empat buah anak panah yang diarahkan ke tubuh Xue Yuan.
Melihat keselamatan Xue Yuan sedang terancam, bangsawan Shang yang adalah kepala pedagang yang di kawal oleh Xue Yuan pun segera melesat untuk menghalau keempat anak panah tersebut dengan pedangnya.
Tring...tring...tring...clep
Tiga buah anak panah mampu untuk di halau oleh pedang bangsawan Shang.
Namun sebuah anak panah masih lolos dan mengenai tubuh pria itu.
Konsentrasi Xue Yuan pun langsung terganggu di saat dirinya melihat bahwa tubuh bangsawan Shang Shu telah terjatuh ke tanah.
"Tuan Shang Shu!". Teriak Xue Yuan sambil mendekat dan segera memeluk tubuh bangsawan tersebut.
"Tuan Shang Shu! Bagaimana keadaanMu? Bertahanlah, aku pasti akan menyelamatkanMu". Ujar Xue Yuan disaat mengetahui sosok yang dilindunginya itu kini telah terluka oleh anak panah yang dilepaskan musuh mereka.
Di saat konsentrasi Xue Yuan sedang terganggu, pria berbadan kekar yang menjadi lawannya pun segera memanfaatkan situasi tersebut.
Golok yang berada di tangannya pun segera di ayunkan secara vertikal untuk membelah tubuh Xue Yuan menjadi dua bagian.
Serangan tersebut dilihat oleh bangsawan Shang yang saat ini sudah terbaring di pelukan Xue Yuan.
Dengan kekuatannya yang tersisa, Shang Shu dengan cepat segera menarik pakaian bagian belakang tubuh Xue Yuan agar bisa menggantikan posisi tubuhnya untuk membendung serangan golok tersebut sambil mengangkat pedang miliknya.
Traaang
Bunyi yang dihasilkan akibat golok milik lawan Xue Yuan bertemu dengan pedang bangsawan Shang.
Xue Yuan yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari bangsawan Shang, hanya bisa melihat keadaan tubuh pria yang di kawalnya itu.
Meskipun serangan golok itu masih sempat di tangkis oleh pedang milik bangsawan Shang, akan tetapi pedang bangsawan Shang tidak cukup kuat untuk menghentikan serangan golok tersebut.
Pedang milik bangsawan Shang patah menjadi dua bagian.
Sedangkan serangan golok pria bertubuh kekar itu masih tetap menerjang ke tubuh bangsawan Shang sehingga tercipta luka besar yang menganga di tubuh bagian depan bangsawan Shang.
Meskipun Xue Yuan merasa sangat sedih melihat kondisi tubuh bangsawan Shang, namun karena situasinya yang tidak bersahabat, sehingga pria itu pun segera menyerang lawannya dengan jurus pedangnya.
Lawannya pun masih bisa menghindari serangan pedang Xue Yuan dengan melangkah mundur.
Xue Yuan tidak mengendorkan serangannya.
Pria itu dengan beringasnya melepaskan jurus - jurus andalannya agar bisa melukai lawan yang berada didepannya itu.
Kini tubuh pria kekar yang menjadi lawannya telah di penuhi luka sabetan pedang milik Xue Yuan.
Keempat anggota perampok pun tidak membiarkan situasi itu.
Mereka pun terus berjalan mendekati Xue Yuan sambil melepaskan anak panah ke arah tubuh Xue Yuan.
Kini konsentrasi Xue Yuan pun terganggu dengan serangan anak panah yang menghujam ke arahnya.
Melihat keadaan Xue Yuan yang dalam keadaan terdesak, seorang bawahannya pun segera menuju ke tempat dimana keempat anggota perampok itu berada untuk menyerang mereka.
Namun upaya bawahan Xue Yuan sedikit terlambat.
Kini ditubuh pria itu sudah terdapat dua anak panah yang tertancap.
Meskipun demikian, Xue Yuan tidak menghentikan serangannya kepada pria bertubuh kekar tersebut.
Dan karena begitu banyak luka sabetan pedang milik Xue Yuan di tubuh lawannya, sehingga pria bertubuh kekar itu hanya bisa diam dan tidak bisa melakukan apa - apa lagi disaat Xue Yuan memenggal kepalanya.
Bersamaan dengan itu, dua buah anak panah juga tertancap ditubuh Xue Yuan.
Keempat anggota perampok bersama rekan - rekannya yang lain yang saat itu masih hidup, segera melarikan diri disaat kepala pimpinan mereka telah di penggal oleh Xue Yuan.
Sedangkan beberapa anggota lainnya yang sudah terluka, segera dihabisi oleh bawahan Xue Yuan yang saat itu hanya tersisa 15 orang.
Mereka pun segera pergi mendekat untuk melihat kondisi Xue Yuan dan juga kondisi bangsawan Shang.
~Bersambung~
Saat para bawahan Xue Yuan mendekat, mereka pun segera mengangkat tubuhnya serta segera membaringkannya di salah satu gerobak yang mereka miliki.
Sedangkan bangsawan Shang Shu sendiri kini nyawanya sudah tidak tertolong lagi.
Para bawahan Xue Yuan pun segera memberikan pertolongan pertama bagi pemimpin mereka agar bisa terselamatkan.
Namun jarak yang akan mereka tempuh dari tempat tersebut hingga tiba di kota Yin masih berjarak 30 kilo meter lagi.
Jarak itu termasuk sangatlah jauh untuk ditempuh mengingat Xue Yuan yang sudah berada dalam keadaan kritis tersebut.
Sehingga saat masih ditengah perjalanan, akhirnya Xue Yuan menghembuskan nafas terakhirnya.
Kini jasad keduanya berada di satu gerobak yang sama.
Rombongan tersebut kini melanjutkan perjalanan mereka untuk kembali ke kota Yin dengan hati yang sedih.
***
Klan Xue adalah salah satu klan yang berasal dari suku Shang, sebuah klan yang didirikan oleh keluarga bangsawan aristokrat yang bernama Xue Jian.
Suku Shang sendiri berasal dari wilayah di bagian Timur negara Xin.
Xue Jian adalah patriark atau kepala keluarga pertama yang memimpin Klan Xue.
Pada masa disaat Xue Jian hidup, yang lemah akan selalu ditindas oleh yang kuat dan hal itu masih berlaku hingga saat ini.
Karena Xue Jian adalah seorang pendekar yang sangat di segani pada masanya, sehingga dia mendirikan klan Xue agar klan - klan, suku - suku, perguruan ilmu bela diri serta sekte - sekte yang ada, tidak akan dengan mudah untuk menyinggung keluarga keturunannya.
Xue Jian juga pernah menjabat sebagai seorang jenderal di negara Xin.
Dan karena jasanya yang mampu merebut kota - kota yang di kuasai oleh suku bar - bar yang berada di sebelah utara wilayah negara Xin, sehingga dirinya dijadikan penguasa kota Yin oleh raja Xin.
Kota Yin sendiri terletak di bekas wilayah suku Sanmiao yang telah dikalahkan oleh negara Xin.
Kota yang menjadi pusat suku Sanmiao sendiri terletak di kota Zhongyuan, yaitu berjarak 190 km dari kota Yin.
Jabatan sebagai penguasa kota itu juga sebagai bagian dari strategi raja Xin agar Xue Jian menjadi tembok pertahanan pertama jika mendapat serangan dari suku bar - bar yang pernah di usir oleh Xue Jian.
Setelah sudah dua ratus tahun berlalu, klan Xue masih tetap menjadi penguasa di kota Yin, akan tetapi situasi saat ini tidak lagi sama dengan situasi disaat Xue Jian menjadi penguasa kota Yin.
Sebab saat itu segala sesuatu yang berkaitan dengan kota Yin, semuanya diatur sendiri oleh klan Xue.
Sedangkan untuk saat ini, meskipun klan Xue masih tetap sebagai penguasa di kota Yin, namun masalah politik dan urusan pemerintahan diatur oleh klan Chen yang berasal dari Suku Wei dan untuk urusan perekonomian diatur oleh klan Shang yang juga berasal dari Suku Shang sama seperti klan Xue.
Klan Xue saat ini memang masih terlihat sangat berkuasa, karena klan merekalah yang mengurus masalah pertahanan dan keamanan di kota Yin.
Dengan kata lain, klan Xue yang memegang kendali atas semua pasukan yang ada.
Atau dengan kata lain, klan Xue memiliki pasukan yang lebih banyak dari pasukan yang dimiliki oleh dua klan lainnya.
Untuk pasukan yang dimiliki oleh kedua klan lainnya, itu pun diluar pengawal pribadi dari keluarga inti, pasukan yang mereka miliki hanyalah berjumlah 250 orang saja yang bertugas untuk menjaga kediaman kedua bangsawan tersebut.
Klan Chen sendiri memiliki tanggung jawab untuk menentukan peningkatan kekuatan pasukan kota Yin dan juga memberikan nasihat kepada penguasa kota Yin dalam melakukan setiap tindakan demi kemajuan kota itu.
Sedangkan klan Shang memiliki tanggung jawab untuk mendanainya.
Dengan demikian, ketiga klan tersebut saling ketergantungan antara satu dengan yang lain dan harus bekerja sama demi kemajuan kota Yin.
Namun karena tradisi turun temurun untuk menjadi seorang penguasa itu di tentukan dengan kekuatan serta kemampuan ilmu bela diri dari seseorang, sehingga kedua klan itu juga secara diam - diam mulai berlomba - lomba juga untuk menghasilkan jenius ilmu bela diri di klan mereka.
Karena seperti biasanya para generasi muda dari kedua klan itu tidak terlalu memfokuskan diri mereka untuk berlatih ilmu bela diri, sehingga sampai saat ini tidak ada jenius muda ilmu bela diri yang lebih baik dari jenius muda milik klan Xue yang di hasilkan oleh kedua klan tersebut.
Hal itu karena para generasi muda kedua klan tersebut masing - masing hanya memfokuskan diri mereka untuk belajar mendalami ilmu politik dan pemerintahan serta ilmu perdagangan dan ekonomi.
Berbeda dengan klan Chen, klan Shang sendiri tidak terlalu berambisi untuk menjadi penguasa kota Yin, sebab klan Xue juga berasal dari suku yang sama dengan klan Shang.
Saat ini, dari generasi klan Chen, mereka telah memiliki seorang jenius meskipun hanyalah berada di peringkat kedua, namun hal itu sangat menggembirakan bagi mereka.
Dan dia adalah wakil komandan pasukan Chen Bian, yang adalah orang kedua setelah Xue Yuan.
Jika tidak ada Xue Yuan, sudah bisa di pastikan Chen Bian yang akan menjadi kandidat terkuat penguasa kota berikutnya.
Sehingga hal itu patut untuk diperhitungkan serta diwaspadai oleh dua klan lainnya.
Karena secara otomatis, jika Chen Bian menjadi penguasa kota Yin, klan Chen akan memegang dua fungsi sekaligus, yaitu pertahanan dan keamanan meski pun tidak secara langsung, serta politik dan pemerintahan.
Klan Xue saat ini di pimpin oleh orang terkuat, yaitu Xue Beng, menggantikan patriark terdahulu yang sudah terbunuh dalam pertempuran melawan suku bar - bar di sebelah utara kota Yin.
Xue Beng sendiri memiliki seorang anak laki - laki yang dua tahun lebih tua dari Xue Yunlei yang bernama Xue Zhao.
Sifat Xue Zhao sangat sombong serta selalu bertindak semena - mena terhadap orang yang tidak dia sukai.
Hal itu karena Xue Zhao adalah jenius muda di klan tersebut yang berarti jenius muda di kota Yin.
Xue Yunlei pun sering di bully oleh Xue Zhao jika keduanya bertemu.
Tidak hanya Xue Zhao, tetapi saat Xue Yunlei bertemu dengan sesama anggota klannya, dirinya juga selalu di bully dan selalu di sebut sebagai sampah di keluarga atau klan itu, sebab Xue Yunlei tidak bisa untuk berkultivasi semenjak kecil.
Walau pun saat masih kecil, dia selalu di ajarkan oleh ayahnya jurus - jurus dasar ilmu bela diri tangan kosong dan juga ilmu pedang, namun Xue Yunlei sendiri tidak ada apa - apanya jika di bandingkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh generasi muda klan Xue yang seumuran dengannya.
Itu disebabkan karena Xue Yunlei tidak bisa berkultivasi.
Sehingga meskipun kelebihan yang dia miliki itu, bisa dengan cepat menguasai setiap gerakan jurus yang dilihatnya dalam sekali lihat.
Akan tetapi hal tersebut tidak bisa membantunya untuk menjadi salah satu jenius di klan tersebut.
Dikarenakan dirinya tidak bisa bersaing dengan generasi muda lainnya yang telah memiliki tingkat kultivasi.
Tubuh Xue Yunlei memang sudah siap untuk berkultivasi, sebab dia terus melakukan teknik pembentukan tulang dan otot yang di ajarkan oleh ayahnya semenjak dia kecil.
Hal itulah yang selalu di lakukan olehnya saat tidak memiliki kesibukan apa pun.
Xue Yuan sendiri sudah beberapa kali membawa Xue Yunlei untuk mengatasi permasalahannya yang tidak bisa berkultivasi itu kepada beberapa tabib yang dia kenal.
Namun setiap pemeriksaan dan juga pengobatan yang dilakukan oleh para tabib itu, tidak membuahkan hasil.
Dan karena di dunia mereka saat itu akan sangat memalukan serta tidak aman bagi seseorang yang tidak memiliki kultivasi yang tinggi.
Sehingga membuat Xue Yuan tetap berusaha agar putra satu - satunya itu bisa untuk berkultivasi.
Sebab yang kuat akan selalu menindas yang lemah.
Namun usaha Xue Yuan pun kini sudah tidak bisa dilanjutkan lagi, karena telah terbunuh ditengah perjalanan saat kembali ke kota Yin.
Di klan Xue sendiri tidak ada yang ingin berteman dengannya.
Baik itu sepupu terdekatnya mau pun sepupu jauhnya sekali pun.
Kini usia Xue Yunlei sudah 9 tahun, dan jika mengingat usianya itu, sebenarnya dia sudah bisa untuk menjadi murid resmi di dalam klannya itu.
Namun hal itu tidak perlu lagi dipikirkan olehnya, karena dirinya tidak memiliki kualifikasi untuk mendaftar menjadi seorang murid resmi klan Xue.
Murid resmi juga terbagi menjadi tiga kelompok atau tiga tingkatan yaitu Murid Luar, Murid Dalam dan Murid Utama.
Murid utama adalah para murid jenius yang sudah memiliki kultivasi sebagai seorang pendekar di Ranah Ahli.
Murid dalam adalah murid yang sudah mencapai kultivasi di Ranah Dasar tingkat delapan dan sembilan.
Sedangkan murid luar adalah murid yang memiliki kultivasi di Ranah Dasar tingkat lima.
Namun mereka masih disebut sebagai murid junior di dalam klan, sehingga masih ada murid senior, tetua biasa, tetua tingkat tinggi dan juga patriark yang berada diatas tingkat mereka.
Biasanya kebanyakan anak - anak yang berada di setiap klan, sejak kecil sudah di ajarkan dasar - dasar ilmu bela diri, dan jika sudah berusia 5 tahun, mereka sudah mulai di latih beberapa gerakan serta teknik dari satu atau dua jurus yang di miliki oleh orang tua mereka.
Sehingga saat berusia 9 tahun, mereka sudah siap untuk mengikuti ujian agar menjadi murid resmi di dalam klan mereka tersebut.
Di wilayah kota Yin tersebut, dari ketiga klan besar yang menjalankan roda pemerintahan di kota itu, memiliki sebuah akademi untuk mendidik ketiga generasi muda dari ketiga klan tersebut.
Di akademi itu juga memiliki tiga kelas yang mengajarkan tiga jurusan ilmu yang berbeda.
Ketiga ilmu tersebut adalah ilmu bela diri yang di pimpin oleh klan Xue, ilmu politik dan pemerintahan di pimpin oleh klan Chen serta ilmu perdagangan dan perekonomian di pimpin oleh klan Shang.
Masing - masing jurusan itu dipimpin oleh setiap klan yang memiliki kelebihan di masing - masing jurusan.
Para generasi muda dari ketiga pilar kota Yin tersebut, selalu saling bersaing untuk menjadi paling terhebat dalam ketiga ilmu tersebut.
Dan setiap generasi muda dari ketiga klan akan melalui pendidikan dasar dari akademi itu.
Semuanya akan mendapatkan ilmu pengetahuan dari ketiga jurusan yang ada.
Sehingga setelah selesai mengikuti pendidikan dasar, para generasi muda akan di pindahkan ke jurusan yang sesuai dengan keahlian mereka masing - masing.
Xue Yunlei sendiri memiliki kemampuan diatas rata - rata.
Akan tetapi kemampuannya hanya di dua jurusan ilmu yang bukan menjadi keahlian utama klan Xue.
Sehingga dirinya diberikan pilihan oleh kepala akademi itu untuk memilih jurusan apa yang harus di ambilnya selain jurusan Ilmu bela diri.
Xue Yunlei pun akhirnya memilih jurusan ilmu politik dan pemerintahan sesuai dengan anjuran ayahnya.
Bangsawan Shang Shu sendiri adalah jenius didalam klan Shang dan memiliki seorang putri bernama Shang Mingmei.
Gadis itu sangat jenius dan memiliki paras yang cantik, selain Xue Yunlei, dialah yang menjadi salah satu murid yang di perintahkan oleh kepala akademi untuk memilih jurusan apa yang akan di pilihnya.
Namun gadis itu akan memilih satu diantara ketiga jurusan tersebut.
Sehingga gadis itu adalah satu - satunya dalam sejarah, siswa yang memiliki nilai tertinggi di tiga jurusan yang berbeda di akademi itu.
Meskipun berangkat dari keluarga yang memiliki kemampuan dibidang perdagangan dan ekonomi, namun Shang Mingmei tetap memilih jurusan ilmu bela diri.
Gadis itu berada di akademi ilmu bela diri yang terletak di klan Xue, sehingga di penuhi murid - murid dari klan Xue.
Sedangkan jumlah murid dari dua klan lainnya hanya berjumlah puluhan orang saja.
Sedangkan Xue Yunlei sendiri berada di akademi ilmu politik dan pemerintahan yang terletak di klan Chen yang juga di penuhi oleh para murid dari klan Chen.
Dan Xue Yunlei sendiri adalah murid pertama yang berasal dari klan Xue, sehingga dirinya selalu dikucilkan serta selalu dimusuhi oleh murid yang lain.
Walau pun Xue Yunlei belum memiliki kultivasi, namun karena sejak kecil dirinya sudah berlatih untuk meningkatkan kualitas otot dan tulangnya, sehingga Xue Yunlei masih bisa untuk menghadapi lawan yang memiliki kultivasi di Ranah Dasar tingkat tiga.
~Bersambung~
Kedatangan rombongan pedagang dari kota Yin langsung disambut dengan perasaan yang penuh tanda tanya oleh para prajurit yang berjaga di atas tembok kota serta prajurit yang berjaga di gerbang kota.
Hal itu karena jumlah iring - iringan yang sedang mendekati kota Yin itu sangat sedikit.
Tidak sesuai dengan jumlah rombongan mereka saat berangkat dari kota Yin.
Mereka hanya bisa mengenali kelompok yang sedang mendekat tersebut karena bendera klan Xue yang masih tetap berkibar.
Situasi tersebut segera dilaporkan oleh seorang prajurit kepada penguasa kota Yin dan juga kepada patriark dari kedua klan lainnya.
Para pemimpin klan pun segera bergegas menuju ke gerbang kota Yin untuk menyambut kedatangan rombongan pedagang kota mereka.
Terlihat ada puluhan gerobak yang berjalan secara beriringan.
Akan tetapi yang terlihat aneh bahwa beberapa orang terus membantu untuk mendorong gerobak - gerobak tersebut yang di tarik oleh beberapa ekor kuda.
Setelah rombongan itu telah dekat, air mata orang - orang yang melihat tanpa mereka sadari mulai menetes saat melihat terdapat puluhan tubuh manusia yang tergeletak dan memenuhi empat buah gerobak.
Mereka juga tidak menemukan keberadaan kedua sosok penting di dalam rombongan tersebut.
Para pemimpin klan yang awalnya berada diatas tembok kota, kini segera turun untuk menjemput rombongan tersebut saat sudah mendekat.
Dan akhirnya rombongan mereka pun tiba.
Orang - orang yang saat itu sedang mengantri untuk memasuki kota Yin langsung terkejut disaat melihat jasad puluhan manusia sedang tersusun rapih di atas keempat gerobak serta ada dua sosok tubuh yang terbaring kaku tak bernyawa lagi di salah satu gerobak.
Para patriark yang melihat kedua sosok tersebut tidak bisa lagi menahan kesedihan mereka.
"Adik! Siapa yang melakukan hal ini kepadaMu?". Kata - kata yang keluar dari mulut Xue Beng saat melihat adiknya yang kini sudah terbaring kaku tidak bernyawa lagi.
"Cepat katakan, siapa yang melakukan hal ini?". Tanya Xue Beng menatap seorang prajurit yang juga berasal dari klan Xue.
"Patriark! Kami diserang oleh para perampok saat kembali kesini". Jawab sosok yang ditanyai oleh Xue Beng.
"Dimana mereka? Aku harus memberikan perhitungan kepada mereka untuk membalaskan kematian adikKu!". Teriak Xue Beng dengan nada suara yang penuh emosi.
"Pemimpin perampok itu telah terbunuh juga saat bertarung dengan komandan Xue Yuan".
"Namun komandan Xue Yuan terkena panah yang dilepaskan oleh anggota perampok tersebut".
"Komandan Xue Yuan sediri meninggal saat ditengah perjalanan untuk kembali kesini".
Sosok itu kembali menjelaskan kepada Xue Beng.
Sedangkan patriark Shang Chiu kini hanya bisa bersedih melihat putranya yang kini sudah tidak bernyawa lagi.
Mendengar penjelasan dari salah satu prajurit yang selamat membuat emosi Xue Beng pun meredah.
Hal itu di sebabkan karena ternyata Xue Yuan bisa membunuh lawannya meskipun dirinya juga kehilangan nyawanya saat melindungi hasil dagangan mereka.
Xue Beng pun segera memerintahkan prajurit lainnya untuk membantu sisa prajurit dari rombongan itu untuk mengemasi barang - barang serta mengkremasi jasad para pengawal yang telah gugur dalam menjalankan tugas mereka.
Sedangkan untuk jasad Xue Yuan dan juga Shang Shu dibawah ke balai kota untuk di doakan sebelum dimakamkan.
Xue Yunlei dan juga Shang Mingmei pun di panggil oleh dua orang prajurit untuk segera menuju ke balai kota Yin.
Kedua bocah yang masih berusia sembilan tahun itu tidak mengetahui tujuan mengapa keduanya dipanggil.
Saat tiba di pintu gerbang balai kota, mata keduanya di suguhkan oleh pemandangan yang tidak menyenangkan.
Sebab hiasan - hiasan yang ada di pintu masuk balai kota adalah hiasan yang biasanya digunakan jika keluarga mereka dalam keadaan berduka.
"Ada apa ini? Mengapa disetiap pilar bangunan dan pintu gerbang semuanya dihiasi dengan hiasan seperti ini? Sebenarnya apa yang telah terjadi? Serta apa hubunganku dengan situasi ini?".
"Mengapa mereka memanggilku untuk datang ke balai kota? Apakah....". Xue Yunlei tidak melanjutkan gumamannya, namun remaja itu langsung berpikir tentang keadaan ayahnya yang dia ketahui akan pulang diwaktu yang sama.
Shang Mingmei yang melihat Xue Yunlei segera mendekatinya dan berkata.
"Mengapa kamu disini? Bukankah ini waktu belajar masih sedang berlangsung?". Tanya Shang Mingmei penasaran.
Xue Yunlei yang mendengar suara Shang Mingmei segera memalingkan wajahnya ke samping untuk melihat sosok gadis pemilik suara tersebut.
"Nona Mingmei, apakah kamu di panggil juga untuk menghadap penguasa kota?". Xue Yunlei tidak menjawab pertanyaan Shang Mingmei, melainkan segera melontarkan pertanyaan juga kepada gadis itu.
"Iya, apakah kau juga dipanggil untuk menghadap penguasa kota?". Jawab Shang Mingmei yang juga langsung balik bertanya.
"Iya, aku juga dipanggil untuk menghadap penguasa kota, tetapi mengapa hanya kita berdua yang dipanggil untuk menghadap?". Jawab Xue Yunlei sambil kembali melontarkan pertanyaan.
Mendengar pertanyaan yang kembali dilontarkan oleh Xue Yunlei, Shang Mingmei pun langsung berpikir tentang ayahnya dan ayah Xue Yunlei yang dia tahu sedang bersama - sama menjalankan tugas.
"Apakah ini berkaitan dengan ayahku dan juga ayahmu?". Ucap Shang Mingmei sambil menatap ke arah Xue Yunlei.
"Ayo kita lanjutkan saja perjalanan kita agar bisa mengetahui sebenarnya apa tujuan mereka memanggil kita berdua". Tutur Xue Yunlei mengajak Shang Mingmei.
Shang Mingmei sendiri jika dengan orang lain, dia tidak mau untuk berkomunikasi.
Namun dirinya akan banyak berkomunikasi jika sedang bersama Xue Yunlei.
Keduanya pun segera melangkah dengan cepat agar bisa mengetahui tujuan keduanya dipanggil.
Setelah semakin memasuki area balai kota, terlihat ada begitu banyak anggota dari ketiga klan sedang berdiri di alun - alun balai kota Yin.
Semuanya menggunakan pakaian berkabung berdasarkan suku mereka masing - masing.
Seorang prajurit yang melihat kedatangan kedua bocah itu segera menjemput dan mengantarkan keduanya untuk masuk ke aula utama balai kota.
"Tuan, sebenarnya ada apa ini? Mengapa ada begitu banyak orang yang berkumpul?". Tanya Xue Yunlei kepada prajurit yang mengantar mereka.
"Nanti kau akan mengetahuinya sendiri". Jawab sang prajurit.
"Tetapi apa tujuannya kami berdua dipanggil kesini?". Kini Shang Mingmei yang bertanya.
"Tidak lama lagi pasti kalian berdua akan mendapatkan jawabannya". Jawab prajurit itu lagi.
Keduanya pun saling menatap disaat mendengar jawaban dari prajurit itu, sebab menurut mereka berdua tingkah dan jawaban dari prajurit itu sangat mencurigakan.
Setelah melewati kerumunan orang yang berdiri, keduanya pun langsung bisa melihat kearah pintu masuk aula utama balai kota.
Terlihat para petinggi dari ketiga klan telah berada di dalam aula sambil menatap dua buah peti yang terletak tepat di depan mereka.
Mata Xue Yunlei mulai berkaca - kaca, bocah 9 tahun itu kini sudah bisa menebak tujuan sehingga dirinya dipanggil ke balai kota.
Hal yang sama juga dialami oleh Shang Mingmei, sebab gadis itu telah melihat ibunya yang juga sedang duduk menghadap ke peti tersebut dan sedang menangis.
Kedua bocah itu pun langsung berlari dan mendekati kedua peti mati yang ada.
Dan dugaan keduanya benar adanya, kedua sosok orang yang sangat mereka sayangi dan juga sosok yang sangat menyayangi mereka kini telah terbujur kaku tak bernyawa lagi.
"Ayah, mengapa bisa seperti ini? Apa yang sebenarnya telah terjadi?". Teriak Xue Yunlei disaat melihat ayahnya yang telah meninggal.
"Ayah, siapa yang akan menjagaku jika kau telah pergi meninggalkan aku".
Xue Yunlei terus melontarkan kata - kata untuk meluapkan rasa kehilangannya itu.
Begitu juga dengan Shang Mingmei, gadis itu pun terus menangis karena kepergian ayahnya.
Upacara penghormatan serta pemakaman kedua jenius di dua klan itu pun segera dilaksanakan.
Dan upacara itu dipimpin langsung oleh penguasa kota Yin Xue Beng.
~Bersambung~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!