NovelToon NovelToon

Mengejar Cinta Casanova

Bab 1. Gadis delivery

Sebuah sepeda motor melaju di jalanan yang cukup ramai. Cukup cepat, tetapi terlihat, pengendaranya cukup ahli dan gesit. Sesekali dia melewati pengendara yang lain karena dia harus secepatnya mengantar pesanan pelanggan.

Motor itu berhenti disebuah toko makanan siap saji yang cukup terkenal. Pengendaranya turun dan melepaskan helm dengan perlahan. Rambutnya yang panjang dan diikat kepang kuda, serta aura wanita mandiri terpancar diwajahnya.

Namanya, Ainisha, gadis cantik dan sederhana yang bekerja sebagai seorang delivery makanan siap saji. Dengan gaji yang pas-pasan, dia menjalani profesinya dengan penuh ketekunan. Berharap semua berjalan lancar dan dia bisa menjalani hidup tanpa permasalahan yang berat.

Namun semua tidak sesuai harapannya. Sepulang kerja, Ainisha telah mendapati ayah dan ibunya ketakutan dibawah ancaman beberapa orang yang berbadan kekar dan terlihat sangar seperti penjahat.

Ainisha berlari ke arah ayah dan ibunya. Saat melihat wajah ayahnya bengkak dan berdarah seperti habis kena pukulan berkali-kali, Ainisha bertambah panik.

"Apa yang kalian lakukan pada ayahku!" teriak Ainisha.

"Oh, jadi kamu anaknya si tukang judi ini? Cantik juga," kata salah satu dari mereka.

Orang itu terlihat lebih berwibawa dan memakai pakaian yang sangat rapi. Dia adalah Ferdi, bos sekaligus pemilik tempat perjudian terbesar dikota J.

"Aini, pergilah!" teriak sang ayah.

Pak Ferdi memberi isyarat pada anak buahnya untuk menangkap Ainisha. Dua orang anak buah pak Ferdi bergerak cepat menangkap Ainisha yang tidak sempat lari.

"Lepaskan, lepaskan aku. Kalian ini siapa?" teriakan Ainisha yang tenggelam oleh suara tawa Pak Ferdi.

"Lepaskan anakku! Lakukan apa saja padaku, asal kamu lepaskan anakku," ucap ayah Ainisha memohon.

"Tidak bisa. Kalau kamu bisa membayar hutang kamu sekarang, kalian semua akan aku lepaskan. Cepat bayar sekarang!" gertak Pak Ferdi.

"Ayah, hutang apa? Ayah berhutang pada mereka?" tanya Ainisha.

Pak Harjo hanya menunduk dan terdiam mendengar pertanyaan putrinya. Dia sudah pernah berjanji tidak akan berjudi lagi, apalagi berhutang pada rentenir. Gaji Ainisha sudah di habiskan untuk melunasi pinjaman Pak Harjo Sebulan yang lalu. Kini malah dia berhutang lagi karena kalah judi lagi.

"Ayo, jawab saja Harjo. Kalau kamu kalah berjudi dan berhutang 100 juta padaku," kata Pak Ferdi sambil tertawa.

"Aini, maafkan ayah, nak," ucap pak Harjo sedih.

"Ayah ...," Aini tampak kecewa.

Pak Ferdi menyuruh anak buahnya mengumpulkan mereka bertiga dan disuruh duduk dilantai. Disekitar mereka berdiri berjajar 5 anak buah pak Ferdi.

"Karena kalian tidak bisa membayar hutang, aku akan memenjarakan kamu Harjo. Disini, ada tanda tangan dan cap jempol kamu diatas materai sebagai bukti surat hutang yang tidak bisa kamu bayar. Aku pastikan kau akan dipenjara selama 5 tahun," kata Pak Ferdi mengancam.

"Jangan penjarakan ayah saya, pak. Beri kami waktu lagi untuk mengumpulkan uang untuk membayar hutang ayah," ucap Ainisha memohon.

"Tidak bisa. Kami sudah tidak percaya lagi dengan kalian."

"Aku berhutang karena tipuan kalian. Hutang aku tidak sebesar itu," kata pak Harjo.

"Namanya juga hutang, tentu ada bunganya. Ya kan, ya kan?"jawab Pak Ferdi sambil terkekeh.

"Cepat, bawa laki-laki itu kekantor polisi. Biar tahu rasa, menginap di penjara!" perintah Pak Ferdi.

"Tunggu, jangan bawa ayahku. Kalian jahat," teriak Ainisha.

"Jangan bawa suamiku. Lepaskan!" ucap ibu Semi sambil menangis.

Namun, mereka hanya mendengar perintah dari pak Ferdi. Anak buah pak Ferdi menjalankan tugasnya masing-masing. Satu orang memegangi Ainisha, satu orang lagi memegangi ibunya. Sedangkan dua orang menarik tubuh sang ayah hendak dibawa ke mobil. Satu orang lagi bertindak sebagai sopir.

Ainisha berusaha berontak dan menginjak kaki anak buah pak Ferdi dengan kuat. Dia bisa terlepas dan kini mencoba membantu sang ibu. Akan tetapi, pak Ferdi dengan cepat mengeluarkan sebuah pisau dan ditodongkan ke wajah ibunya.

"Berhenti bertingkah anak manis, jika tidak ingin melihat pisau ini menyayat wajah ibumu," ucap pak Ferdi dengan wajah kesal.

Ainisha terdiam, dia ingin bergerak menendang dan memukul pak Ferdi dan anak buahnya. Akan tetapi, niatnya dibatalkan karena melihat pisau yang dipegang pak Ferdy mulai menggores sedikit wajah ibunya hingga mengeluarkan darah. Ibunya berusaha menahan sakit dan membuat hati Ainisha sangat sedih dan marah.

"Cukup, jangan sakiti ibuku," ucap Ainisha parau.

"Baiklah. Mengingat kamu sangat berbakti pada kedua orangtuamu, aku beri kamu satu kesempatan untuk menunjukan rasa baktimu dengan membantu mereka," kata pak Ferdi sambil mengelap pisaunya yang terkena darah ibunya.

"Katakan, apakah anda akan membebaskan ayah dan ibu saya?" tanya Ainisha penuh harap.

"Tapi ada syaratnya. Kamu harus mau melakukan satu misi untukku."

"Misi, misi apa?"

"Membatalkan pertunangan anakku dengan kekasihnya."

"Apa?"

"Buat tunangan anakku, meninggalkannya. Buat dia jatuh cinta padamu. Atau lakukan apapun asal mereka bisa berpisah."

"Bukankah seharusnya anda senang karena anak anda bertunangan?"

"Laki-laki itu seorang Cassanova yang sudah terkenal di kota ini. Aku tidak akan membiarkan hidup putriku hancur ditangannya. Putriku akan sangat menderita jika menikah dengannya karena tidak menutup kemungkinan dia bisa selingkuh dengan banyak wanita."

Ainisha berpikir sejenak, memisahkan mereka berarti dia harus bertindak sebagai pelakor. Apa bisa dia melakukannya?

"Bagaimana, jika kamu menolak, ayahmu akan segera dipenjara hari ini juga. Kamu tidak ada waktu untuk berpikir terlalu lama. Putuskan sekarang, aku memberimu waktu 5 menit. Setelah 5 menit, kamu masih tetap diam, jangan salahkan kami jika kami akan membawa ayahmu segera ke kantor polisi."

Ainisha bingung, dan dia menatap ayah dan ibunya bergantian. Keputusannya hari ini, akan menentukan masa depan keluarganya. Jika dia menerima, dia bakalan menjadi wanita jahat yang memisahkan dua orang yanga saling mencintai. Jika dia menolak ayahnya akan masuk penjara dan akan menderita.

Katanya, laki-laki itu seorang Cassanova, jadi dia tidak akan terlalu merasa bersalah. Bahkan dia bisa dikatakan menyelamatkan putri pak Ferdy dari kesalahan memilih pasangan.

"Bawa, laki-laki itu pergi!" teriak pak Ferdi setelah lebih dari 5 menit, Ainisha tidak memberi jawaban.

"Tunggu. Saya terima tawaran anda, Pak."

"Bagus, lepaskan dia. Mari kita bicara bisnis," kata pak Ferdi pada Ainisha.

Pak Harjo dan Bu Semi saling berpelukan. Mereka sangat ketakutan hari ini. Mereka kali ini terbebas dari pak Ferdi, tetapi kini giliran putri mereka yang harus menanggung kesalahan pak Harjo.

"Ambil dokumen yang ada didalam mobil dan pulpen!" perintah pak pada salah satu anak buahnya.

Tidak lama kemudian, pria itu sudah datang membawa dokumen dan pulpen. Selembar kertas perjanjian dan sebuah amplop besar berisi identitas laki-laki yang harus dia rayu dan foto putri dari pak Ferdi sendiri.

Ainisha menanda tangani surat perjanjian tersebut sebagai syarat pelunasan hutang sang ayah. Surat perjanjian itu otomatis berakhir, saat Ainisha berhasil memisahkan putri pak Ferdi dengan tunangannya. Ini menjadi rahasia antara Ainisha dan pak Ferdi. Dan Resia, putrinya tidak boleh tahu jika Ainisha wanita suruhan ayahnya.

Lalu apa yang akan di lakukan Ainisha untuk bisa menjalankan tugasnya?

Bab 2. Aksi Ainisha

Ainisha menatap dokumen yang diberikan Pak Ferdi kepadanya. Ainisha masih tidak percaya jika dirinya sudah terikat dalam sebuah perjanjian. Perjanjian yang akan membawa dirinya menjadi orang yang paling dibenci. Karena dia harus berperan sebagai pelakor.

Sambil menghela nafas, Ainisha membuka amplop berisi dokumen tentang pria yang harus dia goda beserta tunangannya. Perlahan dilihatnya sebuah foto wanita yang sangat cantik, namanya Resia. Gadis berkulit bersih, bermata sipit dan terlihat sangat seksi. Disampingnya, sosok pria dengan wajah tampan dan berhidung mancung. Namanya, Haikal. Pria itu tampak begitu sempurna, seperti sosok idola Ainisha dalam angan-angannya.

Ainisha kemudian membaca data pribadi Haikal. Dia ternyata seorang CEO sebuah perusahaan properti besar di kota B. Perusahaan itu tempat kak Tama bekerja. Kak Tama adalah kakak senior Ainisha saat di SMA dulu. Untungnya Ainisha kenal baik dengan kak Tama, jadi ada sedikit harapan bagi Ainisha untuk mendekati Haikal.

Tapi, apakah Haikal akan bisa jatuh cinta padanya? Gadis yang tidak ada cantik-cantiknya, agak tomboy dan terlihat kampungan. Semua tidak ada yang tidak mungkin. Ainisha menyemangati diri sendiri untuk tetap melanjutkan rencananya.

Ainisha merasa lebih aman, merencanakan dan menjalankan sendiri semua rencananya untuk menghindari terbongkarnya rencana Ainisha terhadap Haikal. Karena rahasia yang diketahui satu orang lain, maka akan ada 2, 3 atau 4 orang lainnya.

Keesokan harinya, Ainisha berangkat bekerja seperti biasanya. Ainisha bekerja sebagai seorang delivery go food di sebuah toko makanan yang cukup terkenal di kotanya.

Anisa berangkat ke tempat kerjanya dengan menggunakan sepeda. Kedatangannya hanya untuk meminta izin tidak masuk kerja untuk memulai aksi menjalankan rencananya. Karena Ainisha sudah mendapatkan bocoran bahwa hari ini Haikal akan mengadakan rapat penting di luar kantor.

Setelah mendapat izin dari bos di tempat kerjanya, Ainisha bergegas menuju perusahaan tempat Haikal bekerja dengan meminjam motor sahabatnya. Dengan memakai pakaian hitam dan jaket warna hitam juga serta menutup mukanya dengan masker, dia mulai bergerak ke arah tempat parkir mobil.

Dengan sabar dia menunggu Haikal keluar dari mobil dan menunggu sampai tempat parkir perusahaan Haikal sepi. Setelah itu, dia berusaha menghindari CCTV yang ada di tempat parkir untuk bisa menjalankan aksinya menggembosi ban mobil Haikal.

Dengan susah payah, Ainisha akhirnya berhasil melakukan pekerjaannya dengan baik. Dengan kembali menghindari CCTV, Ainisha bak pencuri kelas kakap, keluar dari area parkir. Dia pergi dengan sepeda motornya ke arah toilet umum untuk berganti pakaian. Anisha kembali dengan pakaian biasa dan memacu sepeda motornya ke jalan yang akan dilewati mobil Haikal.

Tidak berapa lama, tampak mobil Haikal melaju dijalan yang sudah Ainisha perkirakan sebelumnya. Ainisha segera melaksanakan rencana selanjutnya dengan berpura-pura, lewat di tempat itu dan berhenti tepat di dekat mobil Haikal yang mogok.

"Kak Tama, ada yang bisa aku bantu?" tanyanya pelan.

"Ainisha…apa kabar? Lama tidak bertemu," kata Tama balik bertanya.

"Baik Kak. Iya, lama tidak bertemu. Kak Tama tinggal dikota ini juga?"

"Iya. Tapi baru baru sebulanan saja. Perusahaan tempatku kerja buka cabang baru di sini."

"Hmm, gitu ya."

"Ainisha, aku boleh minta bantuanmu?" tanya Tama.

"Boleh-boleh, Kak. Bantuan apa?" tanya Ainisha penuh semangat.

"Tolong antarkan Bos aku ke tempat rapat."

"Bos nya Kak Tama? Apa tempatnya jauh?" tanya Ainisha sambil mengerutkan dahinya.

"Nggak terlalu jauh, sekitar satu kilometer dari sini. Aku tulis dulu alamatnya. kamu sudah terbiasa berkeliling mengantar pesanan, pasti tahu tempat yang aku maksud."

Tama mengambil kertas dan pulpen dari dalam mobil. Dia menuliskan alamat sebuah hotel berbintang tempat Bos nya akan melakukan pertemuan hari ini. waktunya juga sudah tidak banyak lagi, jika terlambat, sebuah proyek besar akan hilang.

"Ini alamatnya. Tolong bantu, tadi mau panggil taksi, tapi takut terlambat kalau harus menunggu."

"Iya, Kak Tama. Ainisha tahu jalan pintas bebas macet dan bisa lebih cepat sampai di tujuan," kata Ainisha penuh semangat.

Tama membuka pintu mobil belakang

dan berbicara sebentar dengan orang yang ada didalamnya. Yang pastinya, dia adalah Bos yang Tama maksud.

Seorang laki-laki tampan dan bertubuh tinggi, keluar dari dalam mobil.

Pancaran auranya sangat terlihat jelas. Dia benar-benar terlihat seperti seorang Bos besar yang ada di drama-drama. Ainisha tertegun melihat Haikal yang ternyata lebih tampan dari fotonya.

Apakah ini cinta pada pandangan pertama?

"Ainisha, aku titip bosku. Semoga selamat sampai tujuan," ucap Tama memberi semangat.

"Siap, aku berangkat. Silahkan Bos," ucap Ainisha.

Ainisha memberikan sebuah helm berwarna pink kemudian mempersilahkan Haikal naik. Ainisha menahan tawa saat melihat pria itu mengenakan helm berwarna pink.

Setelah itu Ainisha segera menjalankan motornya dengan kecepatan sedang karena takut pria itu kaget jika dia langsung dengan kecepatan tinggi.

"Kita lewat jalan pintas, tapi jalannya agak rusak sedikit. Siap-siap pegangan saja Bos," perintah Ainisha.

Benar saja jalan yang dilewati, agak rusak hingga membuat pria itu mau tidak mau harus berpegangan pada pinggang Ainisha yang kecil. Entah kenapa, Ainisha merasa senang dan jantungnya berdegup kencang. Hatinya juga berdebar-debar saat tangan pria itu melingkar di pinggangnya.

Apakah aku benar-benar sudah jatuh cinta dengan Haikal?

Perasaan itu, tidak bisa dikendalikan oleh Ainisha. Akan tetapi, cinta yang tidak mungkin terbalas ini tidak boleh dibiarkan. Ainisha menghela nafas dalam. Menekan perasaan yang sempat muncul dan mengganggu konsentrasinya. Anggap saja, pria yang sedang duduk di belakangnya hanyalah seorang anak yang butuh pertolongan.

Ainisha pun tersenyum, karena bisa mengendalikan perasaannya. Dan dia kembali menjadi Ainisha si gadis delivery go-food yang tomboy.

Sampailah mereka di depan sebuah hotel mewah. Ainisha berhenti di depan hotel, dan memberi kesempatan pria itu untuk berterima kasih padanya.

"Tunggu saya di lobi," ucap Haikal sambil menyerahkan helm pada Ainisha.

"Sama-sama. Hai ...." Ainisha tidak bisa meneruskan kata-katanya.

Haikal bergegas masuk untuk segera

menemui kliennya. Sementara Ainisha bingung, apakah dia harus benar-benar menunggu Haikal di lobi atau langsung pulang saja. Setelah memarkir motornya, Ainisha menunggu Haikal di lobi hotel. Mungkin ada sesuatu yang ingin dia sampaikan padanya.

Setelah menunggu cukup lama, Haikal tampak keluar bersama beberapa orang dan mereka berpisah di lobi. Haikal melihat ke arah Ainisha dan mendekatinya.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih. Bagaimana kalau kita makan bersama sebagai ucapan rasa terima kasihku?" tanya Haikal.

Ainisha berpikir sejenak, dan berharap akan ada kemajuan atas usahanya mendekati Haikal. Ainisha setuju dan mereka pun makan bersama di restoran dekat hotel.

Ainisha sudah berharap terlalu banyak bahwa dia akan bisa menarik perhatian Haikal. Akan tetapi, ternyata Haikal sama sekali tidak tertarik padanya. Suasana tampak canggung dan malah membuat Ainisha merasa bodoh.

Bab 3. Penampilan dan karakter baru

Setelah merasa Haikal tidak akan pernah tertarik dengan penampilannya saat ini, Ainisha mencoba berpikir keras. Orang seperti Haikal, pastilah seleranya sangat tinggi. Seperti tunangannya saat ini, cantik dan seksi.

Untuk bisa menarik perhatian Haikal, Ainisha harus bisa menjadi wanita yang yang Haikal impikan. Wanita cantik, seksi dan lemah lembut. Ainisha berencana pergi ke salon untuk bisa merubah dirinya menjadi wanita yang baru dan cantik.

Sebelum Ainisha pergi ke salon, Ainisha menghubungi pak Ferdi untuk bertemu dan membahas rencana Ainisha selanjutnya. Ainisha juga ingin mencari tahu, kapan Haikal dan Resia akan pergi berdua. Sekaligus meminta uang untuk biaya pergi ke salon dan biaya membeli pakaian, sepatu, dan keperluan lainya untuk mendukung rencananya.

Ainisha menemui pak Ferdi di kantornya. Ainisha agak takut juga jika pak Ferdi akan menolak permintaannya dan bertanya terlalu banyak tentang rencananya. Ainisha sama sekali tidak memiliki uang untuk bisa ke salon dan membeli semua keperluan untuk bisa menjalankan rencananya.

"Masuk," ucap pak Ferdi saat Ainisha mengetuk pintu kantornya.

"Selamat siang Pak," sapa Ainisha setelah masuk.

"Oh, Ainisha. Sudah datang, duduklah. Saya tidak akan meminta penjelasan apapun atas apa yang kamu rencanakan. Tetapi, saya hanya ingin melihat kesungguhan usaha kamu, untuk tetap menjalankan apa yang sudah kita sepakati."

"Tentu saja saya akan sungguh-sungguh berusaha dengan sekuat tenaga untuk bisa melaksanakan perintah Pak Ferdi," jawab Ainisha.

"Baik, aku percaya padamu. Sekalipun kamu berniat ingkar, dan berusaha mengelabuhi saya, aku akan tahu karena aku akan selalu mengawasi apa yang kamu lakukan. Dan kamu pasti tahu konsekuensinya jika kamu berkhianat. Soal uang tidak masalah. Berapapun yang kamu perlukan, kamu akan mendapatkannya," ucap Pak Ferdi sambil melihat Ainisha.

"Saya tidak akan berani ingkar dari tugas saya," kata Ainisha.

"Bagus. Uang akan segera aku transfer ke rekening kamu. Ingat, untuk melaporkan bagaimana perkembangan dari usahamu," kata Pak Ferdi. "Besok sore, Haikal dan Resia akan pergi berkencan di sebuah Cafe. Alamatnya akan aku kirim ke ponselmu. Aku pikir kamu perlu tahu itu, untuk membantu rencanamu."

"Terima kasih, Pak Ferdi. Informasi ini sangat membantu rencana saya. Saya permisi dulu, selamat siang," ucap Ainisha sambil tersenyum.

Ainisha meninggalkan kantor Pak Ferdi dengan perasaan lega. Uang sudah ditangan dan informasi kencan antara Haikal dan Resia sudah di ketahui. Tinggal melaksanakan rencananya saja.

Esok sorenya, Ainisha pergi ke salon untuk mulai merubah dirinya menjadi lebih cantik dan seksi. Butuh waktu cukup lama untuk bisa memoles wajah Ainisha, karena Ainisha sama sekali tidak pernah melakukan perawatan kecantikan dan tidak pernah pergi ke salon.

Ainisha menatap wajah cantik yang terlihat di dalam cermin. Hampir dia tidak percaya jika itu adalah dia. Ainisha yakin, Haikal maupun orang lain tidak akan mengenalinya sebagai Ainisha.

Selanjutnya, Ainisha merubah gaya rambutnya yang biasanya di kepang dua menjadi terurai dan di smoothing. Awalnya Ainisha ingin memakai rambut palsu, tetapi dia tidak akan merasa bebas dalam bersandiwara. Ainisha hanya cukup memberi sentuhan berbeda pada rambutnya yang kini terlihat indah dan lurus.

Hal terakhir yang dia lakukan adalah memakai pakaian yang seksi dan menawan. Ainisha sudah mempersiapkan pakaian yang akan di pakainya hari ini. Sebuah dress pendek berwarna hitam selutut dengan sepatu boot tinggi juga berwarna hitam.

Setelah dirasa cukup sempurna, Ainisha pergi ke sebuah cafe mewah yang sudah Ainisha ketahui alamatnya dari pak Ferdi. Ketika itu hari sudah menjelang sore. Ainisha mencoba menata hati dan pikirannya yang masih ada sedikit keraguan, akan keberhasilannya kali ini.

Sampai di cafe, Ainisha memastikan Haikal dan Resia sudah berada di sana. Dia meminta manajer cafe untuk request sebuah lagu dan Ainisha yang akan menyanyikan lagu tersebut. Sebuah lagu dengan judul 'My Heart Will Go On'. Sebuah lagu lawas yang terkenal pada masanya.

Kenapa lagu itu yang Ainisha nyanyikan? Karena hanya lagu itu yang Ainisha kuasai dan hafal liriknya hingga akhir.

Mendengar lagu ini, orang pasti akan mengingat adegan romantis pemeran utama atau Rose sedang berdiri di ujung galangan kapal bersama sang kekasih. Ditambah suara merdu Ainisha membuat mereka terbuai dalam lantunan lagu tersebut.

Beberapa diantara mereka, terutama para cowok, terlihat penasaran dengan Ainisha. Gadis cantik dan seksi yang sedang duduk diantara para penabuh musik.

Sejak awal Ainisha mulai benyanyi, hati Haikal mulai gelisah. Jantungnya berdebar kencang, ditambah suara yang lembut mendayu-dayu membuat jiwanya berontak ingin mendekati Ainisha.

Haikal sangat terpesona dengan penampilan baru Ainisha. Gadis cantik dan seksi dan terlihat sangat menggodanya. Entah kenapa, setiap gerak gerik Ainisha mampu membuat Haikal tidak berkedip memandangnya. Ainisha seolah memiliki daya magnet yang mampu membuat hati Haikal terjerat.

Ainisha mencoba memandang Haikal yang ternyata sejak tadi juga sedang menatapnya. Senyum Ainisha merekah menambah ayu wajahnya. Jantungnya berdetak kencang ketika tatapan mereka bertemu. Terlihat senyum tipis Haikal menambah debaran jantung Ainisha.

Menjelang pertengahan lagu, Ainisha berdiri dan melangkah perlahan mengelilingi pengunjung cafe. Mereka berharap, Ainisha akan mendekati mereka dengan berteriak-teriak kecil. Ainisha berhenti tepat di meja Haikal sambil terus bernyanyi.

Ainisha mengulurkan tangan pada Haikal membuat membuat orang-orang histeris. Haikal meraih tangan Ainisha yang menariknya berdiri. Saat intro, Ainisha memperagakan adegan paling fenomenal dalam film Titanic. Ainisha menempatkan kedua tangan Haikal di pinggangnya sementara Ainisha merentangkan kedua tangannya sambil memejamkan mata.

"Haikal," panggil Resia pelan.

Resia sangat kesal melihat adegan mesra Ainisha dan Haikal bak sebuah drama. Sementara Haikal tak bergeming sama sekali. Dia ingin sekali marah, tetapi, malu dilihat banyak orang.

Begitu musik intro berganti, Ainisha kembali bernyanyi dan melepaskan tangan Haikal. Senyum manis sebagai ucapan terima kasih menghias bibir merah Ainisha. Haikal terus menatap Ainisha hingga Ainisha kembali ketempat duduknya.

"Haikal," panggil Resia lagi.

Haikal tidak mendengar panggilan dari Resia. Dia masih tidak bergeming dan tidak beralih pandangan dari Ainisha. Hal itu membuat Resia bertambah kesal.

"Haikal," Resia kembali memanggil, akan tetapi tidak juga membuat Haikal menoleh kearahnya.

Dengan perasaan kesal dan Marah, Resia pergi ke toilet. Sambil berjalan, dia melirik ke arah Ainisha yang semakin berani mengumbar senyum manisnya pada Haikal.

"Terima kasih," ucap Ainisha mengakhiri lagunya dan tepuk tangan riuh pengunjung cafe sore itu, membuat suasana tampak meriah.

Ainisha tersenyum saat melihat Resia melangkah pergi meninggalkan Haikal sendirian. Dengan penuh percaya diri, Ainisha turun dari kursinya dan melangkah dengan gemulai menuju meja Haikal.

Ainisha berhenti tepat di depan Haikal yang terus menatapnya tak berkedip.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!