...**Di Suatu malam di pemandian air panas di hotel bintang enam di Inggris, para mafia sedang menikmati malamnya. Seorang Bos mafia bernama Alberd yang memimpin sebuah geng besar di kota Inggris ini di temani beberapa wanita di kolam pemandian air panas. Tentunya dengan pengawal-pengawalnya. Tapi dari situlah semua berawal....
" Tugas kali adalah mengambil nyawa orang yang ada disini, hem coba aku lihat fotonya. Apakah orang yang sedang berendam di kolam itu adalah bos mereka, tapi nampaknya bukan dia yang menjadi target. Lalu akan kulihat lagi dan oh orang di pojokan yang sedang berjaga rupanya yang menjadi target malam ini, aku akan berjalan perlahan kesana saja. " Seorang Malaikat maut sedang menjalankan tugasnya untuk mencabut nyawa anak buah Albert.
...Dikarenakan kurang berhati-hati, malaikat maut itu terpleset saat berjalan di tepi kolam....
...[Suet]...
...[ jreb ]...
...Sabit dari malaikat maut yang terpleset itu menusuk Albert tanpa di sengaja dan Alberd pun Mati....
...[20.05]...
...[hari kamis]...
...[Tanggal 1 Desember 2022]...
...Seorang Bos Mafia dari gengster terbesar di Inggris mati karena serangan jantung yang mendadak. Atau lebih tepatnya bagi para Dewa adalah kesalahan malaikat maut karena tanpa sengaja menusuk jantungnya dengan sabitnya....
...[Cling]...
...Cahaya tiba-tiba muncul di mata Alberd saat membuka mata dan dia masih hidup, tapi sekitarnya kelihatan aneh karena daerah sekitar hanya hutan dan seperti asing sekali baginya, lalu dia teringat kalau dirinya sudah mati. Tapi kenapa masih bisa hidup kembali, Alberd berfikir tentang Anime yang bisa menghidupkan orang mati ke dunia lain, jangan-jangan dia telah di reinkarnasi kedunia lain....
"Uwoe, dewa yang di sana, kenapa aku bisa mati, dan ini pasti sebuah kesalahan, aku sedang berada di puncak kejayaanku sebagai Bos Mafia, lalu apa ini? " Alberd berteriak ke langit tapi tidak terjadi apa-apa.
...Kemudian ada cahaya silau yang sangat terang, Alberd membuka mata dan tidak tahu dia sedang berada dimana, di depannya ada orang tua dengan janggut putih panjang, dan di belakangnya ada orang yang membawa sabit besar di genggamannya, kemudian berjubah hitam....
"Hei namamu Alberd ya? kamu tahu sekarang ada dimana? oh iyah itu tidak penting kita sedang berada dimana, yang paling penting adalah aku ingin menyampaikan alasanku memanggilmu kesini. " Ucapan dari orang tua berjenggot panjang itu.
"oh, aku tahu, ini tempat Dewa dan aku telah di Reinkarnasi ke dunia lain dan sekarang kamu akan menjelaskan penyebab kematianku begitu kan? " Alberd seolah bisa baca pikiran.
"yah... bagaimana menjelaskannya karena sudah kamu jelaskan, jadi aku akan memberitahu penyebab kematianmu adalah ketidak sengajaan dari orang di belakangku, dia adalah malaikat maut yang akan mengambil nyawa anak buahmu, tapi karena dia kurang berhati-hati jadi dia terpeleset dan menusuk jantungmu sampai mati. " penjelasan yang blak-blakan dari orang tua ini, atau bisa kita sebut dia Dewa.
" Apa? ketidak sengajaan katamu, hah... aku harus menuntut ganti rugi darinya sekarang juga. atau kubunuh dia sebagai ganti dari nyawaku yang di hilangkannya. " Tidak heran jika dia bisa menjadi Bos Mafia karena keberaniannya ini, dan dia menuntut balik malaikat maut yang membunuhnya meski karena ketidak sengajaan, dia bahkan bilang akan membunuh malaikat maut itu kalau tidak memenuhi tuntutannya.
"Baru kali ini aku melihat orang yang menuntut malaikat maut, tapi tidak apa-apa, aku akan bertanggung jawab atas kelalainnya karena menjalankan tugas tersebut, kamu sendiri sudah tahu dihidupkan kembali, tapi kali ini namamu bukan Alberd lagi, namamu kali ini Faramis, dan untuk mengganti kerugian yang kamu alami, kamu diberi kemampuan dapat mengendalikan semua elemen sihir, ilmu berpedangmu sudah aku setting menjadi tidak tertandingi, dan satu kemampuan lagi yang istimewa sebagai hadiah, yaitu kemampuan tekad yang dimana kamu bertekad untuk bisa, maka akan meningkatkan kemampuan yang kamu asah, ini bersifat universal pada kemampuan apapun di dunia barumu nanti. " Di tengah-tengah penjelasan Faramis menyela.
"apa maksudmu dengan pedang dan sihir? apakah di dunia yang akan kutinggali akan ada sihir disana? oh iya namaku sekarang Faramis ya? terdengar aneh tapi keren. " Faramis sedikit bingung dengan keadaannya sekarang.
"Hem mungkin akan terlihat membingungkan jika dijelaskan, maka kamu nanti akan melihat sendiri dunia yang akan kamu huni, dan tolong maafkan dia! " Dewa merunduk memintakan maaf untuk malaikat maut itu.
"Hem, sepertinya akan ada petualangan yang seru, hei malaikat maut, aku memaafkanmu kali ini, kalau kau ceroboh lagi dalam pekerjaanmu nantinya, aku akan memecatmu. ingat itu baik-baik. " Faramis mengancam malaikat maut.
" yah... sepertinya waktu kita sudah habis, dan masalah kali ini kuanggap selesai, kamu bisa kembali ke dunia itu sekarang. "
...[Cling]...
...Cahaya terang kembali menyilaukan mata Faramis, setelah dia sadar dia berada di bawah pohon yang rindang....
"Hem, sepertinya benar kalau aku telah hidup kembali, lalu aku harus ngapain sekarang, hadeh.... " Faramis bingung.
...[Tiba-tiba!]...
...[Kiyaaaahhh]...
...Terdengar teriakan seorang wanita dan Faramis langsung mencari asal suara itu....
"Hahaha, ayo bersenang-senang dengan kami sebentar nona cantik... uh... imut sekali.... " sekelompok bandit sedang memojokkan seorang gadis.
"uwoe.... Tindakan kalian membuat jiwa laki-lakiku menggelegar. " Faramis berdiri tegap dengan lengan di pinggangnya.
...[Dez!]...
...[duak!]...
...[suet!]...
...[Klepek-klepek]...
...Para bandit di bantai oleh Faramis sendirian....
"Oh te-terimakasih tuan, Maaf bisa tahu namamu tuan? " Gadis itu kagum setelah di selamatkan Faramis.
"uwoe, dia ini? telinga panjang menguncup, wajah imut-imut, kulit mulus, apakah dia Elf, di dunia ini ada Elf?" Faramis mengamati Gadis itu.
"Eh maaf, aku belum memperkenalkan diri, Aku Silvana, aku adalah Elf. Lalu tuan siapa? " Gadis itu menjulurkan tangannya.
"Aku Al, eh Faramis, orang-orang biasa memanggilku Komandan, jadi kenapa mereka melakukan ini padamu? " Faramis memegang tangan Silvana dan membantunya bangkit.
"Eh anu, mungkin karena aku ingin di jadikan budak oleh mereka, karena harga jual budak apalagi bangsa Elf sangat tinggi." penjelasan dari Silvana menjadi awal perkenalan mereka berdua.
...Jadi disini ada sistem perbudakan yang juga merupakan hal wajar bagi para bangsawan disini....
"Meski aku adalah mantan bos mafia, tapi tentang perbudakan aku tidak bisa Terima ini, mereka di paksa bekerja tanpa upah itu merupakan sebuah tindakan yang tidak bisa di maafkan." Hati Faramis sedang membara membakar semua kebenciannya.
"Uwoe sekarang hal yang pantas bagi kalian ini apa ha...? sekarang aku akan merampas semua barang kalian sebagai ganti rugi atas apa yang terjadi kali ini, uwoh kalian memiliki kendaraan yang di tarik oleh kuda ya, wah ada makanan juga di grobaknya, sekarang aku ambil ini, dan aku meminta uang eh maksudku apa ya, mungkin benda berkilau di kantung kalian, cepat berikan padaku! " Faramis merampas barang-barang bandit itu.
"Eh tuan, apa mereka akan baik-baik saja setelah semua barang mereka anda ambil? " Silvana meminta di sisakan sesuatu untuk mereka makan supaya tidak mati kelaparan di perjalanan pulang mereka.
...Faramis memberikan beberapa roti dan buah untuk bekal mereka pulang. Silvana ikut dengan Faramis, meski Faramis sendiri tidak tahu mau kemana karena dia baru di hidupkan di dunia ini dan tidak tahu tempat atau daerah disini. Jadi ibarat kalau kamu tersesat di jalan maka kamu akan terus tersesat. Mungkin itu kata-kata mutiaranya**....
...**Setelah berjalan cukup lama dengan kereta kuda, Faramis berfikir untuk menanyakan mau kemana selanjutnya....
"Woe, kau ingin kemana sekarang?" Faramis sedikit kaku bertanya karena dia berhati-hati kalau salah bicara Silvana bisa tahu kalau dia bukan dari dunia ini.
"Hem ... bukankah kita akan ke ibukota? menurutku kau sedang mengarah kesana karena jalan ini akan menuntun langsung ke Ibukota. " Jawaban yang lempeng dari Silvana.
"O-oh iya aku sedang menuju ke Ibukota. " Faramis mencoba menyesuaikan.
...[Padahal aku sendiri tidak tahu mengarah kemana, huft ... .]...
...Untung Silvana menjawab begitu jadi Faramis tidak perlu repot-repot mencari alasan....
"Oh iya, ini pertama kalinya aku ke ibukota, adakah tempat yang ingin kamu tuju di ibukota? " Pertanyaan yang tepat dari Faramis.
"Hem... aku sebenarnya ingin ke ... Akademi Sihir, aku ingin melihat kesana, katanya satu bulan lagi akan di adakan seleksi masuk jalur beasiswa bagi murid yang berprestasi, karena di Akademi Sihir selain orang yang berprestasi tidak bisa masuk dari kalangan masyarakat. Hanya Bangsawan yang bisa masuk kesana. "
...Jelas sekali tatanan Strata Sosial di negeri ini. Terlalu membedakan kasta....
"Hem ... aku akan mengikutimu sementara waktu, karena aku sedang bosan berada di hutan terus. " Faramis akhirnya mengikuti Silvana dan tujuannya.
...Karena bagi Faramis memiliki teman sangat menguntungkan baginya yang tidak tahu apa-apa tentang dunia ini....
...Setelah melalui pemeriksaan masuk ibukota, Faramis dan Silvana akhirnya sampai di Ibukota....
"Hem ... aku merasakan hawa keberadaan yang aneh dari bangunan tinggi disana. " Faramis melihat istana kerajaan.
"Oh ada apa Komandan? Oh itu istana kerajaan Arcane. suatu hari aku ingin kesana. " Ucapan polos dari Silvana.
"Oh jadi itu istana kerajaan ya, indah sekali. Woe apa kamu lapar? ayo kita cari makan! " Setelah dipikir Faramis harus tahu nilai mata uang yang dimilikinya, jalan satu-satunya yang terlintas adalah dengan membelanjakannya.
...Setelah berkeliling Ibukota, Faramis dan Silvana tiba di Akademi Sihir....
"Jadi ini tempat dimana perbedaan status terlihat jelas. Hah, ingin kubantai orang-orang di dalam sana. " wajah Faramis berubah setelah melihat Akademi Sihir.
"Apa kamu mengatakan sesuatu? " Silvana mengagetkan lamunan Faramis.
"O-o-oh tidak apa-apa, ayo kita lihat tempat lainnya. " Untung Silvana tidak dengar ucapan Faramis.
Satu bulan berlalu dan kini Akademi Sihir telah membuka pendaftaran bagi siswa berprestasi.
"Selama satu bulan aku telah mempelajari konsep sihir yang di ajarkan oleh Silvana, dan banyak hal yang kupelajari darinya, mungkin ini akan menjadi langkah awalku membongkar kejanggalan di kerajaan ini. " Faramis melamun lagi
...Setelah satu bulan di Ibukota, Faramis melihat banyak kejanggalan dari kerajaan ini, terutama para Bangsawan dan orang-orang Istana yang terlalu membebani pajak yang tinggi pada masyarakat kecil dan pedagang....
...[Untuk peserta seleksi masuk Akademi kami persilahkan mengikutinya dengan tertib. Selamat berjuang. "...
...Yang pertama adalah ujian pemakaian sihir dasar. Faramis tidak mengalami sedikitpun dengan masalah ini. Kemudian ujian menyerang memakai senjata, disini ada sedikit kendala....
"Uwoe para Rakyat jelata, aku adalah kakak kelas kalian yang hebat, ayo bermain denganku dan tunjukkan kemalangan kalian. huehehehe. " Salah satu orang yang menjadi Penguji keahlian berpedang yang sombong.
...Penilaian yang tidak wajar di alami oleh peserta, baik secara mental dan serangan yang merusak mental para peserta. Namun, tiba giliran Faramis....
"Oh ... kau terlihat sedikit ahli dalam memakai senjata ya anak kampungan ... hahaha, ayo kita lihat kamu dapat bertahan sampai mana. Hehe. " Senyuman penuh kejijikan terpancar.
...Faramis tidak membalas kata-kata nya, karena baginya tidak elegan jika harus membalas kata-kata tidak bernilai dari sosok yang tidak punya wibawa seperti itu....
...[Slash ... ]...
...[criing ... .]...
...[Tling-tinggi-ting.]...
...Pedang Penguji itu patah di tebas Faramis....
"Hah, apa-apan ini, aku minta tanding ulang, tidak mungkin Rakyat jelata membuatku kalah seperti ini. " Omelan yang tidak terlalu bermakna, tiba tiba ... .
...Dengan cepat Faramis berlari dan menghantam Penguji itu....
...[Gubrak ... .]...
...Dengan keadaan pedang Faramis yang dihadapkan ke leher Penguji itu akhirnya si Penguji menyerah, tapi saat Faramis berbalik dan berjalan....
"Sambaran petir.... " Penguji itu menggunakan Sihir penyerangan ke Faramis.
"Anti Magic aktif. " Faramis mengaktifkan teknik Anti Magic untuk menangkal serangan tiba-tiba itu.
"Sudah-sudah, siapa yang menyuruh kalian menggunakan Sihir di uji coba berpedang ini?, sudah aku ganti Pengujinya." Seorang sepertinya guru di Akademi Sihir ini menghentikan.
...**Suara hati guru itu. **...
...[Apa itu tadi? Bukankah anak itu sedang menggunakan Anti Magic, bahkan dari sekian guru disini tidak ada yang bisa menggunakannya, dan lagi, pedang dari lawannya di patahkan dan dibuat tumbang dengan begitu cepat. Siapa anak ini sebenarnya?]...
"Wah komandan hebat sekali tadi, dan itu sihir apa yang di gunakan? aku bahkan tidak mengajari itu? " Silvana bertanya heran.
"hehehe, itu cuma variasi dari penggabungan sihir. " Faramis mengelak.
...**Suara hati Faramis.**...
...[Untung aku bisa beralasan, kalau aku berbicara kalau itu sihir ciptaanku pada orang yang lebih mengerti sihir, aku akan kerepotan menjawabnya nanti. ]...
"Wah hebat sekali Komandan, bisa ajari aku nanti? " Silvana menatap penuh harap.
"Eh ... e-t-to, iyah nanti akan kucoba ajari caranya. " Faramis bingung harus menerangkannya bagaimana nanti.
"Iiyyyeee, terimasih komandan ... ." Sambil memeluk Faramis.
...**Suara hati Faramis. **...
...[Aaaa, Aset Silvana menekakanku... Hem tapi ini hangat dan bertekstur. Hem ... .]...
...Wajah Faramis sedikit aneh sekarang, memerah dan yasudahlah....
"Pengumuman sebentar lagi, semoga kita bisa masuk Akademi bersama ya Komandan? " Pengaharapan Dari Silvana.
"Yah kuharap kita bisa bersama masuk kesana. "
...Setelah menunggu akhirnya nama orang yang masuk dalam Akademi terpampang di papan pengumuman, Dan di nomer satu Ada Faramis kemudian nomer dua ada Silvana dan terus sampai 20 peserta yang lolos dari banyaknya peserta yang mendaftar....
"Oh jadi cuma duapuluh orang yang terpilih ya, hem, ini akan menjadi minoritas disini dan tidak begitu menguntungkan. Tapi minoritas yang mendominasi bisa aku atur, hehehe. " Rencana Faramis kedepannya adalah mendominasi Akademi Sihir meski dia termasuk kaum minoritas disini.
...Seperti yang terlihat sebelumnya bahwa kebanyakan yang ada di Akademi merupakan anak para Bangsawan, dan jika melalui Strata Sosial yang ada, Faramis tidak diuntungkan karena berada di Strata paling bawah, jika Strata paling bawah hanya kelompok orang lemah, itu hanya akan terjadi sebuah penindasan, dan sepertinya Faramis sudah mengetahui tentang hal itu, tapi jika Strata paling bawah itu kuat, maka saat mereka bangkit, menggulingkan mereka yang ada di atas itu bukanlah hal yang sulit lagi, jadi Faramis akan menggunakan siasat mereka sebagai batu bumerang bagi mereka yang menciptakan Sistem ini**....
...Keberadaan Faramis menjadi sorotan tersendiri bagi para murid Akademi, pengajarnya bahkan sampai ke telinga Raja. dikarenakan baru tiga bulan di Akademi, Faramis sudah menguasai semua ilmu sihir dan tingkatan berpedang yang cukup lihai. Tapi ini mengundang bahaya tersendiri bagi Faramis....
...Di sebuah pohon yang rindang di Aula akademi, Faramis berbaring dan menikmati hari seperti biasanya. Tapi sekejap berubah saat ... ....
"Faramia, apa kau tidur?" Ucap Silvana
"Hah ... aku hanya memejamkan mata sebentar. " Faramis masih dalam keadaan menutup mata.
"Oh iya kamu di panggil Kepala sekolah untuk pergi ke ruangannya. " Silvana menggoyang-goyang tubuh Faramis.
"Ah nanti saja, paling juga tidak penting. Atau seperti kemarin, aku di suruh untuk mengajar teman-temanku sendiri karena aku dikira paling jago dalam sihir, dan lagian ngapain punya pengajar kok malah aku yang di suruh mengajar? Hah ... "Faramis dengan enggan pergi ke kantor Kepala sekolah.
"Tapi ini penting katanya ... ." Silvana masih memaksa.
" Ya sudah, ini bukan karena permintaan Kepala sekolah aku ke sana ini karena kamu. " Faramis menunjuk Silvana.
" Kok aku, eh kenapa? " Wajah Silvana memerah.
"Tidak apa-apa, aku benci mereka, tapi jika kamu yang meminta ya sudahlah, aku kesana. " Faramis akhirnya bangkit dan menuju ke ruangan Kepala sekolah.
"Eh tunngu ... aku ikut. " Silvana mengikuti Faramis di belakang.
"Terserah lah, ayo cepeten, aku tinggal kamu nanti. " Faramis berlari.
"Eh ... tunggu pelan-pelan ... hiih ... " Silvana ikutan lari di belakang Faramis.
...Ruangan Kepala sekolah sepertinya ramai....
"Kepala sekolah, aku Faramis, apa aku boleh masuk, ya sudah kalau tidak boleh. " Faramis berbalik dan melangkah, tapi.
" Hemm ... ." Silvana dengan wajah cemberut.
"Iya-iya, aku masuk. " Faramis akhirnya masuk keruangan itu.
...Tidak seperti biasanya, di ruangan kepala sekolah banyak sekali pengajar yang berkumpul....
"Oh Faramis sudah datang ya, langsung saja ke intinya, sepertinya Raja mendengar kabar tentang salah satu murid akademi yang hebat. Dan beliau mencoba untuk lebih mengenalnya. " Sebelum Kepala sekolah selesai berbicara, di sela Faramis.
"Oh, aku tidak tertarik dengan Raja, ya sudah, aku kembali dulu. " Faramis mencoba melangkah pergi.
"Oe tunggu, ini ada kaitannya dengan nama baik Akademi, jadi ku mohon dengarkan sebentar. " Kepala sekolah mencoba menghentikan langkah Faramis.
"Ya sudah, janji ya sebentar saja. " Faramis mulai tidak tertarik arah pembicaraan ini.
"Iya, Raja memintamu untuk menemukan kucingnya yang hilang saat perjalanan dia kembali ke Kerajaan, dia meminta kamu menemukan dan membawanya kembali. Itu perintah Raja, jadi aku mohon dengan sangat atas nama baik Akademi untuk kamu menyetujuinya. " Kepala sekolah sedikit merunduk.
" Jadi bagaimana Silvana? Aku tidak peduli dengan Raja maupun nama baik itu, Menurutmu apakah aku harus menyetujuinya? " Faramis bertanya kepada Silvana.
"Ah kenapa aku? Ya menurutku itu langkah yang bagus bagi kita lebih dikenal Raja. " Silvana memberi penjelasan.
"Ya sudah jika itu berarti maumu, jadi kamu harus ikut bersamaku. " Faramis menepuk pundak Silvana.
"Oh jadi kalian setuju, untuk kali ini mungkin membawa teman tidak apa-apa, meskipun Raja meminta Faramis untuk sendiri saja, nanti aku akan mengirim surat ke Kerajaan, karena ini merupakan syarat dari Faramis. Dan besok akan disiapkan kereta kuda yang akan mengarah pada terakhir kali kucing Raja menghilang.
...Setelah Faramis keluar dari ruangan Kepala sekolah....
"Hah ... kasihan sekali anak itu. Seperti biasa, kalau ada anak berbakat dan bukan dari keluarga Bangsawan, Raja selalu membuat mereka menghilang. " Kepala sekolah memandang pintu keluar yang baru saja di lewati Faramis.
...Sementara itu ......
"Apa-apan mereka memintaku untuk hal yang tidak penting seperti ini, tapi bukankah ini sedikit aneh. Atau? Hahaha, ayo kita buktikan pada Raja konyol itu kalau dia sedang menantang mantan Bos mafia. Huahahaha. " Faramis tertawa.
"Eh ... Faramis kenapa? aku jadi takut kalau dia sedikit gila. " Silvana merasa ada yang tidak beres dengan Faramis.
"Tidak apa-apa Silvana, besok kita turuti kemauan Raja, dan hadiah apa yang disiapkan nya nanti, hehehe. " Faramis menunggu sebuah kejutan tak terduga.
...Keesokan harinya ... ....
"Hoah ... sepertinya aku harus bangun lebih pagi hari ini. " Faramis terbangun lebih pagi dari biasanya.
...Biasanya Faramis bangun telat dan masuk kelas telat, meskipun sudah di peringati oleh guru yang mengajar, tapi entah kenapa Faramis selalu menang saat berdebat, dan membuat guru itu terdiam....
"Uwoe ... tukang tidur ... , bangun! Kita akan pergi pagi ini. " Teriak Silvana dari luar kamar Faramis yang ada di Akademi.
"Hah ... sedikit menyusahkan kalau mengajak Silvana, tapi aku juga tidak mau datang kesana sendirian, itu membosankan. " Faramis selesai dan keluar dari kamarnya.
...Sementara itu kereta kuda telah menunggu mereka berdua. Perjalanan memakan waktu sehari semalam. Saat diperjalanan mereka di hadang bandit yang berpenampilan tidak seperti bandit semestinya, dengan peralatan lengkap dan beberapa dari mereka memakai pakaian yang cukup bagus....
"Hahaha, berhentikan keretanya, dan penumpang di dalamnya untuk turun dan kubunuh. " Teriak Salah satu bandit.
" Hem ... sepertinya mereka mengincarku, oe Silvana, kau saja yang keluar! " Faramis menyuruh Silvana yang mengurus.
"Uowe, apa-apaan? Kenapa aku yang harus keluar dan menjadi tawanan bandit. hah ... harusnya kan kamu yang keluar dan melawan bandit-bandit itu, hem ... ." Silvana ngambek.
"Hah ... sudah kuduga kamu tidak mau keluar dan berkorban demi aku. Hah ... menyusahkan saja bandit ini. " Faramis keluar dengan tidak semangat.
"Hahaha, bunuh dia dengan cepat!" Salah satu bandit memerintah kawanannya.
"Explosion ... ." Faramis menggunakan sihir ledakan.
...[Duar ... ]...
...[Klepek-klepek-klepek.]...
...Semua bandit tumbang seketika....
"Hah ... selesai. " Sambil memberikan tangannya yang terkena debu, Faramis kembali masuk ke kereta kuda.
...Pengemudi kereta kuda hanya mlongo melihat aksi Faramis barusan....
...Malam begitu larut dan hari berlalu, sang mentari fajar mulai menampakkan diri....
"Hoah ... eh ... Kenapa dia tidur di pangkuan ku ya? " Faramis kaget melihat Silvana tidur di pangkuannya.
"Uwoe ... sudah pagi, bangun putri tidur ... " Silvana kaget dan langsung bangun.
"Eh ... kenapa kau ...? " Silvana kaget.
"Hah aku? Kau kan yang tidur, kenapa aku yang salah? " Faramis tidak mau ngalah.
"Hah, apa yang terjadi semalam ...? Hih, kau tidak berbuat yang tidak-tidak kan? " Silvana memandang Faramis dengan penuh curiga.
"Hah ... ."
...Setelah beberapa saat, kereta kuda berhenti di sebuah gua yang cukup rindang dan sepertinya tidak ada manusia yang pernah menjamahnya....
"Pus ... pus ... keluarlah! Aku punya ikan asin ini ... apa kau tidak lapar? Hah, tidak ada jawaban. " Faramis berteriak-teriak.
"Kenapa dengan dia, benar-benar kacau, aku akan pura-pura tidak mendengar saja. " Silvana melirik ke atas.
"Uwoe ... aku mendengarnya, lagian ngapain berisik, kau kan bisa bicara dalam hati. " Faramis memandangi Silvana.
...Saat mereka lebih dalam masuk ke gua betapa kagetnya Faramis melihat Naga hitam di dalamnya....
"Hah, hati-hati Faramis! ... nanti dia bangun ... , eh Faramis malah menghampiri naganya ... hah ... kenapa dengan orang ini?" Silvana bersembunyi di belakang bebatuan.
"Hem ... seekor naga ... gua jitak nih naga biar bangun. " Dan di jitaklah sang naga oleh Faramis.
...[plak.]...
...[gruammm.]...
...Naga hitam itu bangun....
"Siapa kau ini? Berani mengganggu tidurku? Apa kau ingin ku makan? " Naga hitam terbangun.
"Eh ... kenapa kadal ini bisa bicara?" Faramis kaget.
"Hah ... kadal? Kau tidak bisa lihat kalau aku ini Naga hah ... ?" Naga hitam itu sedikit emosi.
"Hah ... mungkin aku harus membunuhmu untuk membuatmu diam. " Pandangan Faramis berubah menjadi sedikit kejam.
"Hah ... Naganya bangun dan Faramis akan di makan ... aduh gimana ini? haduh ... ." Silvana panik.
...[buurrrr.]...
...Api hitam mencuak dari moncong sang Naga....
"Uwoe ... Silvana? Apa kau bawa jagung? Aku mau bikin jagung bakar ini, api yang pas ... " Faramis meloncat dan melihat Silvana.
" O-woe ... kau bisa mati terkena api itu ... " Silvana marah-marah.
"Kau orang bodoh yang akan mati karena kecerobohanmu membangunkanku ... "
...[Buurrr.]...
...[pLak! ]...
...Sinaga di jitak oleh Faramis lagi....
"Hoah ... penghinaan macam ini?" Naga itu benar-benar marah kali ini.
" Hem ... sepertinya aku harus sedikit berusaha. " Tiba-tiba Faramis sudah berada di belakang Naga itu.
...Faramis menarik ekor Naga dan di lemparnya Naga itu ke dinding-dinding gua....
...[Gubrak.]...
...[ Brell ... .]...
Si Naga dibuat babak belur oleh Faramis.
"Dan sekarang kita akan melakukan kontrak. Aku sebagai majikanmu, dan kau harus bersedia akan itu. " Faramis mengulurkan tangannya di atas kepala naga dan membuat kontrak dengan sang Naga.
"Hah ... aku akan melayanimu tuan, kau terlalu kuat, jika di teruskan nanti aku yang akan mati. " Naga bersedia menjadikan Faramis majikannya.
"Hah selesai ... aku dapat peliharaan baru ... ye ... ." Faramis meloncat gembira.
"Apa-apan ini ... ? Kenapa kau malah menjadikannya hewan peliharaanmu? " Silvana marah-marah lagi.
"Lagian dia kan imut ... jadi ya gitu ... ." Alasan yang tidak bisa di terima Silvana.
" Hah ... dia kan seekor naga ... bagaimana kau akan ke kota membawa kadal raksasa ini ...? " Silvana meraco.
" Hem ... sepertinya akan sulit. " Faramis mencoba berfikir.
" Hah ... kenapa dengan kau ini? Hah ... sudahlah. " Silvana menyerah meraco.
"Maaf tuan, aku bisa berubah wujud jika tuan mau, aku bisa berubah menjadi sosok manusia. " Naga itu bersinar dan berubah menjadi sosok gadis imut dan cantik.
"Uwo ... keren sekali ... imut sekali ... . Dan yang paling penting dia tidak memakai baju ... " Faramis gembira.
...[duak ... ! ]...
...Kelapa Faramis di jitak Silvana....
"Aduh ... sakit ... ." Faramis terbaring terjitak Silvana.
"Kalau kau bisa berubah menjadi sosok manusia, seharusnya kau juga harus berpakaian juga atau akan menjadi masalah nantinya, sekarang aku akan bawakan baju ganti untukmu.
" Silvana memberikan baju ganti pada naga yang telah berubah jadi manusia itu.
"Siapa namamu? " Silvana bertanya pada Naga itu.
"Namaku Firo. " Naga itu bernama Firo, dan untuk di ketahui ternyata dia seorang wanita.
"Kalau begitu, perkenalkan, namaku Silvana, dan tuanmu itu bernama Faramis. " Silvana menerangkan.
"Lagian aku sudah tahu namanya dari sistem kontrak tadi. Dan sekarang kita akan membuat rencana bahwa kita telah terbunuh oleh Naga di dalam gua. Dan kita selidiki maksud dari Raja diam-diam. Aku tidak tahu maksud dari orang itu menyelakaiku, aku yakin belum pernah bertemu dengannya. Dan itu membuatku penasaran. " Rencana rancangan Faramis.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!