NovelToon NovelToon

Mafia Penyejuk Hati

bab 1

GUYS AKU TAKUT SAMA KALIAN YANG MAMPIR HANYA SETENGAH PERJALANAN, KALIAN PASTI BAKAL SALAH PAHAM SAMA CERITA INI KALAU BACA CUMA SETENGAH JADI PLEASE BGT BACA SAMPAI AKHIR AGAR TIDAK MENIMBULKAN KESALAH PAHAMAN

saat itu vira sedang latihan menembak dibelakang rumah dengan balutan kain yang menutupi wajah cantiknya dan tentu saja dengan balutan pakaian yang memenuhi standar latihan

tak lama ayahnya datang untuk melihat bagaimana perkembangan anak semata wayangnya. pada saat itu vira sedang membidik sasarannya dan

Dorr!!

tepat mengenai sasaran

prok,,,, prok,,,, prok

"anak ayah semakin lama semakin hebat ya" ucap yang baru datang

Vira menengok "ayah, sejak kapan disini?"

"ayah baru datang sayang" ucap delon lembut

"ada apa ayah?" tanya vira memfokuskan pandangan ke arah bidikan

"ayah hanya ingin,,,," delon tidak melanjutkan kalimatnya namun menyerang vira secara tiba tiba

vira dengan cepat kilat menangkis tangan ayahnya lalu menyerang kembali dengan melayangkan tendangan ke wajah delon,,, saat delon lengah dengan tendangan vira, vira langsung memukul keras perut delon dengan tangannya

"aawww viraa, ayah hanya menguji kemampuan mu, kenapa harus membalas ayah dengan keras" ucap delon meringis kesakitan

"aduh ayah maaf vira refleks, mana yang sakit yah" ucap vira panik

"ayah baik baik saja, lebih baik sekarang kamu masuk sholat sepertinya udah azan tadi" kata delon

"mm baik ayah, vira masuk dulu ya nanti vira minta tolong bunda ngobatin ayah" ucap vira merasa bersalah

setelah sholat, vira masih disibukkan dengan layar laptopnya untuk melihat informasi tentang perkuliahan karena tahun ini adalah kelulusan vira dari SMA, dan memilih untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi

"viraa turun makan siang nak" teriak riska tiba tiba dari meja makan sambil menyiapkan makanan

"iya bunda" jawab vira hampir tak terdengar

tak lama kemudian vira keluar dari kamar dengan pakaian biru muda tertutup tak lupa dengan balutan cadar yang menambah keanggunan vira

"sayang mau kemana? udah rapi gitu" sapa riska

"vira ingin keluar membeli buku bunda, ayah boleh ya karena vira harus belajar untuk masuk ke perguruan tinggi" jawab vira sambil memakan makan siangnya

"baiklah hati hati ya nak" ucap ayahnya dengan lembut

beberapa menit kemudian vira dan keluarga nya selesai makan siang dan langsung pamit untuk membeli buku

ditengah perjalanan vira melihat beberapa orang aneh yang memasuki komplek rumahnya namun vira menghiraukan dan melanjutkan perjalanannya

sesampainya toko buku vira memilih buku yang ingin dibelinya dan langsung membayar

tak lama vira kembali kerumahnya, namun tak jauh dari rumahnya vira melihat segerombolan orang sedang menyiksa ayah dan bundanya,,, entahlah apa sebabnya namun orang itu tidak segan menendang ayah dan bundanya tanpa memandang fisik

"ayaahh, bundaa!!" teriak vira dari kejauhan dan mendekat

"vira lari nak lariii" teriak delon namun vira menghiraukan perintah ayahnya dan tetap mendekat

"bunda, ayah ada apa? kenapa mereka memukul ayah?" ucap vira menangis melihat bunda dan ayahnya yang sudah lebam dan berdarah

"ini putri mu, tepat sekali kau harus bertanggung jawab atas kelakuan ayah mu karena telah berani mencuri sejata ku" ucap pria itu tajam

"tidak, ayah ku tidak mungkin mencuri" jawab vira masih memegang kedua orang tuanya

"hahaha tidak mungkin? lalu mengapa seluruh bukti mengarah ke ayah mu hah?" teriak pria itu

vira terkejut karena baru pertama kali mendapat perlakuan kasar dari seseorang

"vira cepat lari dari sini, disini tidak aman nak, cepat!!" perintah delon sudah tidak berdaya

"tidak ayah, vira tidak mungkin meninggalkan kalian seperti ini" ucap vira

"vira sayang waktu kita hanya tinggal 5 menit, pergi vira pergii!!" teriak bunda nya

tiba tiba salah satu pengawal yang baru datang mendekati pria itu dan membisikkan sesuatu yang berhasil membuat pria itu sedikit kesal

"ayo pergi, waktu kita sudah tidak banyak" ucap pria itu bergegas meninggalkan vira dan orang tuanya

"tuan muda, tolong bawa putri ku bersama mu, tolong tuan" ucap delon memohon sambil menangis

"tidak ayah tidak, vira tidak akan meninggalkan ayah dan bunda" ucap vira merengek

tanpa berpikir pria itu meraih lengan vira dan langsung memasukkannya ke dalam mobil,,, tentu saja vira melawan namun kekuatan nya tidak sebanding dengan pria itu

pria itu melihat sekilas ke arah kedua orang tua vira yang sedang menyatukan kedua tangannya tanda terimakasih

5 menit kemudian

'dduuuaaaarrrrrrr!!!' suara ledakan sangat besar hingga telinga vira sakit saat mendengar nya

"ayaaaah, bundaaaaa!!" teriak vira dari dalam mobil ketika mengetahui suara ledakan tersebut tepat didalam komplek rumahnya

bab 2

"turun, turunkan aku!!" teriak vira

"bodoh, kau akan turun dan menghampiri ayah dan ibu mu yang sudah terpanggang hidup hidup lalu kau akan jejak mereka? jangan gila" ucap pria itu tajam

vira membisu dan masih menangis dalam balutan cadar biru mudanya

"hey kau tidak susah bernafas menangis dengan wajah tertutup?" tanya vino jengkel melihat vira tidak membuka penutup wajahnya sejak tadi

"tidak, kain ini tidak untuk dibuka, kain ini akan terus seperti ini" ucap vira tertunduk masih memikirkan kedua orang tua nya

"ck terserah kau saja" ucap vino dingin

melihat tangannya tidak lepas dari vino, vira merasa risih

"tuan, bisa tolong lepaskan tangan anda" ucap vira

"memangnya kenapa? aku hanya ingin memastikan kau tidak melompat keluar dan mati konyol seperti kedua orang tua mu" ucap vino menyanggah

"tidak tuan, saya tidak senekat itu, mohon lepaskan tangan saya tuan" tutur vira sambil berusaha melepaskan dirinya

"baiklah tapi jangan pernah berniat untuk kabur" ancam vino

vira lagi lagi membisu saat vino sudah melepas tangannya, vira masih memikirkan kedua orang tuanya, vira tidak menyangka kebahagiaannya akan lenyap begitu saja

tak lama vira berpikir akan pergi kemana, sedangkan uang didalam tasnya tinggal beberapa lembar

"tuan, turunkan saya disini saja" ucap vira memecah keheningan

"apa? turunkan? melepas mu saja tidak akan pernah apalagi menurunkan mu disini, hey ingat lah ayah mu melakukan kesalahan besar terhadap ku, aku tidak bisa membalasnya dan aku akan membalas semua kesalahan ayah mu pada ku" ancam vino

"tuan saya yakin ayah saya tidak melakukan itu, ini pasti salah faham tuan" ucap vira memohon

"diam atau aku akan merobek mulut jika berbicara lagi" ucap vino dingin sambil memejamkan matanya

tak lama kemudian vino dan vira sampai disebuah gerbang yang menjulang tinggi,, vira sedikit terpesona saat mulai memasuki area tersebut, pasalnya terdapat bunga mawar biru yang menghiasi seluruh taman dan terdapat air mancur ditengah tengah bunga mawar itu

"woow" ucap vira tanpa sadar

"itu bunga mawar adik ku, dia sendiri yang menanamnya" ucap vino seakan tau maksud vira

vira hanya menganggukkan kepala dan kembali melihat taman bunga itu

"adik ku cacat,, dia terkena tembakan saat disandra oleh para musuh, jadi jangan menatapnya dengan tatapan iba saat kau bertemu dengannya" ucap vino lagi

lagi lagi vira hanya mengangguk. tak lama mereka sampai didepan rumah mewah yang sangat besar mungkin 5 kali lipat dari ukuran rumah vira

vino membuka pintu mobil dan keluar namun tidak dengan vira, dia masih diam membisu didalam mobil

"apa aku harus menggunakan kekerasan agar kau bisa berdiri dan berjalan? atau kau mau aku mematahkan kedua kaki mu" ancam vino dengan tatapan membunuh

"ba,,, ba,,, baik tuan" ucap vira terbata bata lalu keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu utama

"selamat datang tuan, silahkan masuk" ucap beberapa pelayan dengan menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat

"ikut aku" titah vino

namun saat vino berjalan masuk, vira masih diam tanpa bergerak bak patung

"apa kau ingin aku benar benar mematahkan kaki mu?" tanya vino kesal

"tidak tuan, saya akan ikut dengan anda"

ucap Vira mendekat

vira teus mengikuti langkah vino meskipun ia tidak tahu diajak kemana

bab 3

"masuk" ucap vino dingin sambil membuka pintu salah satu kamar

"baik tuan, terimakasih" tutur vira sopan

"ini semua tidak gratis, ayah mu masih memiliki kesalahan pada ku" ucap vino dengan seringai licik dan langsung menutup pintu

didalam kamarnya vira melihat lihat suasana kamarnya yang dipenuhi dengan cat berwarna hitam dan merah, namun vira tidak terlalu memperhatikan warnanya karena ukuran kamar yang ia tempati saat ini jauh lebih besar dari kamarnya dahulu

"subhanallah ternyata sangat luas" ucapnya sambil melepas kain penutup wajah dan memperlihatkan wajah manisnya seketika

"vira cepat keluar dan ki,,,,,ta" vino memotong kalimatnya sendiri karena melihat kecantikan yang luar biasa yang dimiliki vira

seketika vira langsung mengambil cadarnya dan langsung memakainya kembali

"keluar, aku akan memperkenalkan mu dengan adik ku, ingat jangan pernah pandang fisik nya" ucap vino dengan nada tegas

vira hanya mengangguk dan mengikuti vino dari belakang. tak lama mereka sampai dikamar lina, adik angkat dari vino

"lina perkenalkan ini vira, teman baru mu" ucap vino

lina hanya memandang vira dengan tatapan kosong, dia juga tidak mengerti mengapa gadis itu menggunakan kain penutup diwajahnya

"hay lina aku vira, senang bertemu dengan mu" ucap vira lembut sambil mengulurkan tangannya

namun lina tidak bergeming sama sekali. vira melihat vino sekilas lalu kembali menatap lina

"lina aku dengar kau sendiri yang menanam bunga mawar biru itu? kau sangat hebat karena bunga itu tumbuh subur, kau tau aku sering menanam bunga itu halaman rumah ku tapi tetap layu dan mati. boleh aku belajar dengan mu bagaimana cara menanamnya?" tutur vira sembari tersenyum

lina mulai tersenyum mendengar ucapan vira, seakan tertancap sebuah nyawa dalam jiwanya

"bisakah? oh aku sangat senang,,, eits aku tidak ingin penolakan karena aku sudah mencari pawang bunga untuk mengajari ku menanam bunga mawar itu tapi hasilnya tetap saja mati, kau tau lina uang bunda ku hampir habis karena aku terus membeli bibir bunga mawar itu,,, ibu ku hampir memecat ku menjadi anaknya karena terlalu banyak menghabiskan uang" tambah vira lagi dengan wajah kesal saat dia mengingat bundanya mengatakan itu

kali ini lina tertawa terbahak bahak mendengar tuturan vira yang menurutnya lucu, dan vino sendiri baru kali ini melihat lina tertawa karena terakhir kali ia tertawa sebelum kakinya lumpuh

"hey kau kenapa? kau senang bunda ku akan memecat ku menjadi anaknya?" ucap vira pura pura kesal

"tidak kak vira, aku tertawa karena kau bodoh" ucap lina dan kembali tertawa

"hey hey bahkan kau juga mengatakan aku bodoh? asal kau tau aku sangat pintar, otak ku bisa menampung segala macam ilmu termasuk ilmu hitam, jadi kau jangan meledek ku seperti itu atau aku akan merubah mu menjadi tikus kecil" ucap vira

mereka berdua pun tertawa bersama, entah mengapa lina sangat mudah akrab dengan vira walaupun dia masih merasa aneh karena penutup wajah yang digunakan vira.. vino merasa lega karena akhirnya lina mau berbicara dengan seseorang

"lina ini sudah malam aku ada urusan didalam kamar, boleh aku pergi?, aku akan kesini besok pagi dan menagih janji mu yang akan mengajari ku menanam bunga mawar" ucap vira sambil mengelus rambut lina

"baik, kalian berdua pergilah, mulut ku juga sudah lelah bicara dengan mu" ucap lina mengejek

"tidur lebih awal" ucap vino yang dari tadi hanya diam dan memperhatikan lina

lina hanya mengangguk dan mereka pun keluar

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!