Hidupku benar-benar telah hancur, sehancur-hancurnya, Ku pikir setelah bebas dari jeruji besi yang mengurungku selama 12 tahun itu, aku bisa kembali ke kehidupan normal ku sebelum terperangkap di jeruji besi yang dingin itu. Tetapi saat aku baru saja kembali bertemu dengan hiruk-pikuk dunia luar, sebuah mobil Van hitam melaju kencang ke arah tempatku berdiri yang sedang memperhatikan lalu-lalang kendaraan di jalan.
Malang memelintir nasibku, mungkin karena aku malas bergerak saat di dalam penjara, menjadikan repleks diriku sangat turun drastis. Tanpa sempat menghindar apalagi teriak, tubuhku terlanjur kejepit antara bumper depan mobil dengan dinding bangunan toko di belakangku berdiri. Hanya teriakan histeris orang-orang yang kudengar terakhir kalinya sebelum mataku memejam selamanya.
Dan secara menakjubkan, aku terbangun di tubuh seorang wanita rupawan dengan penampilan yang sulit di lukiskan dengan kata-kata keindahannya. Mata violet nya membuatku termangu di depan cermin, seakan-akan tersedot kedalam jurang penuh jebakan. Ingatan demi ingatan pemilik tubuh silih berganti berputar di dalam pikiranku, kepala rasanya seperti akan pecah saat ingatan-ingatan jahat nan busuk si pemilik tubuh semasa hidupnya.
Di akhir ingatan sang pemilik tubuh, aku mengetahui jika saat ini aku berada di dalam sebuah novel romansa fantasi, yang dimana aku, maksud ku tubuh ini, berperan sebagai tokoh antagonis yang hanya beberapa kali di sebutkan dalam novel yang berjudul "Lelahnya Sang Putri". Masih bisa di syukuri lah karena aku merasuki tubuh ini, karena kemalangan nasibnya tidak terlalu buruk dibandingkan penjahat lainnya di novel ini.
"Ceklek!! krieettt..." pintu berderit terbuka
Seorang laki-laki entah tua atau muda yang jelas rupanya sangat jelek, dengan tubuh penuh lemak di badan yang besar tinggi itu serta wajahnya yang berminyak dan penuh jerawat, walaupun masih ada guratan-guratan tegas di wajah gempal yang mengerikan itu.
"Istriku!" panggil laki-laki itu
Aku yang merasa sejak tadi sendirian di kamar mewah ini, hanya bisa celingak-celinguk mencari keberadaan orang lain. Belum sempat aku menyimpulkan situasi, laki-laki yang seperti babi hutan itu segera memeluk ku dengan erat. Wah kacaulah sudah pikiranku, sampai-sampai aku merasa lemas dan tidak sanggup hidup lagi saat laki-laki itu membelai rambut ku.
"Syukurlah, kamu baik-baik saja!" katanya penuh kecemasan sebelum bergegas melepaskan pelukan "Ma,maafkan aku istriku! A,aku terlalu senang melihatmu bangun... Istriku!" kaget babi hutan, maksud ku laki-laki itu saat aku kembali jatuh pingsan
"Air! Aku perlu air!" gumamku saat kembali sadar
"Cepat bawakan air kemari..." pintanya pada seorang pelayan yang segera bergegas mengambil air minum
Dalam sekali nafas, aku menghabiskan semua air yang ada di dalam gelas "Huahhh..." lega ku setelah meneguk air melalui tenggorokan yang terasa kering
"Ma,maafkan aku istriku, aku akan pergi sekarang..." Katanya melangkah pergi meninggalkan ku dengan para pelayan
Aku baru ingat jika ternyata tubuh ini sudah memiliki suami, pantas saja setiap adegan yang kuingat selalu ada laki-laki jelek seperti babi, eh ternyata dia adalah suami dari tubuh ini. Nama dari tubuh baruku ini adalah Alexa, lebih tepatnya Duchess Alexa De Flanthefus, sedangkan laki-laki yang seperti babi hutan barusan adalah suamiku Duke Philips De Flanthefus. Bangsawan terkaya di seluruh kekaisaran Agenias, lebih tepatnya kekaisaran dunia ini.
"Prangg..." tiba-tiba seorang pelayan tidak sengaja memecahkan gelas kaca yang di bawanya setelah tersandung oleh gaun pelayan nya
"Ma,maafkan saya nyonya, saya bersalah... Mohon ampuni saya nyonya, saya adalah tulang punggung keluarga..." mohon nya sambil bersujud dengan membentur-benturkan kepala sendiri ke lantai
"Adegan yang sangat klise" gumamku lirih hingga membuat semua pelayan yang ada di kamar ikut bersujud meminta ampun
"Ampuni kami nyonya..." kata mereka serempak
"Nyo, nyonya, ampunilah mereka, karena mereka hanya melakukan kesalahan kecil yang fatal..." Kata seorang pelayan yang agak tua yang sejak tadi selalu berada di sisiku setelah aku sadar dari pingsan mendadak
Aku hanya menatapnya, namun reaksinya terlalu berlebihan karena tiba-tiba dia ikut meminta ampun "Kalian membuatku pusing, keluar kalian semua..."
"A,ampuni saya nyonya... jangan pecat saya nyonya..."
"Aku tidak suka mengulangi apa yang ku katakan..." Kesalku dengan tegas
Para pelayan merangkak keluar kamar setelah kukatakan dengan tegas jika aku tidak suka mengulangi apa yang ku katakan. Hanya Pelayan tua bernama Betna ini saja yang masih duduk bersimpuh di samping ranjang tempatku berada.
"Berdiri lah Betna!"
"Terimakasih atas kemurahan hati anda nyonya!" Betna segera berdiri
Dari ingatan yang ada, Betna ini adalah pelayan yang dulunya mengasuh Duke Philips suamiku. Sifatnya yang tenang dan keibuan, membuat Duke Philips memberikan Betna padaku, lebih tepatnya istri Duke yang sekarang adalah aku. Sudah 5 tahun Betna menjadi pelayan bagiku di mansion ini, karena memang usia pernikahan kami sudah menjalani tahun yang ke 5. Dan selama itu pula Alexa yang dulu tidak pernah menganggap Duke Philips sebagai suaminya, Alexa hanya menganggap Duke Philips sebagai kantong uang yang mudah di kendalikan.
Karena memang Duke Philips sangat mudah di kendalikan, Sebab Duke Philips adalah salah satu penggemar Alexa sang putri Count paling cantik di kekaisaran, bahkan ratu kekaisaran ini pun kalah cantik dengan Alexa. Dulu Alexa sempat dipinang oleh kaisar dan di janjikan posisi permaisuri, Tapi karena Alexa yang tidak menyukai jika ia di kendalikan malah menerima lamaran dari grand Duke kakek dari Duke yang sekarang, untuk Philips yang waktu itu masih seorang tuan muda penerus keluarga Duke Flanthefus.
Karena lamaran yang tidak pernah terbayangkan akan di terima itulah, menyebabkan Grand Duke yang sudah tua terlalu senang hingga, kehabisan nafas dan berakhirlah hidupnya. Karena Philips adalah penerus satu-satunya keluarga Duke Flanthefus, maka setelah keduanya menikah Philips di nobatkan sebagai Duke yang baru. Kejelekan Duke Philips memang sudah ada sebelum keduanya menikah, tapi karena Alexa yang merasa kepepet saat itu ya mau tidak mau menerima lamaran dari keluarga yang berpengaruh sekaligus keluarga terkaya di seluruh kekaisaran.
"Sepertinya aku tidak bisa malas-malasan seperti yang kuharapkan di dunia ini..." gumamku lirih saat memikirkan ada babi hutan yang harus dilatih agar menjadi singa
Mungkin harapanku terlalu berlebihan, tapi setidaknya kuharap setelah Philips menurunkan berat badannya, wajahnya juga bisa membaik walaupun sedikit. Minimal sampai aku tidak merasa jijik lagi saat bertatapan dengannya. Baru saja bebas dari penjara, sekarang tau-tau udah punya suami aja mana belum sempat merasakan makanan di dunia luar penjara lagi. Malang sekali nasib jiwa ini.
Hari kembali berlalu dengan santai perlahan-lahan menyembuhkan diriku yang ternyata baru sadar setelah 5 hari lamanya terbaring sakit di kamar, akibat terlalu kelelahan menghadiri pesta. Alexa memang maniak pesta, karena hanya di tempat pesta dia bisa membanggakan kekayaan suaminya dan menindas bangsawan kecil dengan kata-kata penuh arti. Selama 3 hari penuh aku berada di dunia ini sebagai Duchess Alexa, kerjaan ku hanya tidur, makan, minum teh dan menikmati cemilan di dekat jendela sambil menatap taman bunga di depan mansion.
Seperti yang saat ini kulakukan, aku kembali bersantai di dekat jendela dengan berbagai macam jenis camilan enak dan di temani dengan susu caramel. Awalnya aku sedikit sulit untuk bersikap di kediaman ini, karena Alexa yang asli terlalu kejam pada para pelayan. Tapi setelah pusing-pusing memikirkan hal tersebut, akhirnya aku memilih untuk diam dan membiarkan wajah dingin ini yang bertindak.
"Ternyata sudah sore" gumamku menatap langit yang mulai berwarna merah kejingga-jinggaan
"Apakah nyonya ingin jalan-jalan di taman?" tanya Betna yang mungkin mendengar gumaman ku
"Tidak! Aku sedang malas keluar..." Walaupun mereka tidak membuatku mengulang perkataan yang sama dalam satu hari, tapi para pelayan ini selalu membuatku mengatakan hal yang sama setiap harinya
"Akan saya tuangkan lagi nyonya!" Betna segera menuangkan teh ke dalam cangkir yang sudah kosong di tanganku
Aku masih menatap dunia luar, saat tiba-tiba aku melihat Duke Philips turun dari kereta kuda dengan sebungkus camilan manis, sepertinya, ditangan. Lalu di ikuti oleh berkarung-karung lagi cemilan manis di belakangnya. Aku yang melihat mulutnya yang mengunyah para cookies manis itu dengan menjijikkan tanpa sadar menggebrak meja dan bangkit berdiri dari kursi, hingga membuat para pelayan ketakutan.
"Dasar Bani itu masih saja tidak sadar dengan kondisi tubuhnya sendiri..." geramku marah dan bergegas keluar kamar
Dengan langkah cepat aku keluar dari kamar untuk pertama kalinya setelah menggantikan jiwa Alexa di tubuh ini. Rasanya geram gimana gitu, melihat Philips datang dengan membawa berkarung-karung cookies, padahal koki di kediaman ini pun tidak kekurangan waktu untuk memanggang cookies. Ternyata bukan hanya Alexa yang boros, tetapi Philips juga boros walaupun untuk membeli makanan.
Saat Kaki ku melangkah memasuki ruang tengah, ku dengar kepala butler memarahi Philips yang membeli camilan dari luar lagi dalam jumlah banyak. Butler yang mengkhawatirkan kondisi kesehatan Philips terdengar sangat kesal saat menegur Philips yang lagi-lagi, katanya memborong camilan di pasar.
"Tuan... Bukankah Anda sudah berjanji untuk tidak membeli cemilan secara berlebihan lagi di pasar... Walaupun saya tau kalau tuan akan menghabiskan semuanya, tetapi Anda juga harus menjaga kesehatan anda..."
"Sepertinya hari ini kau menjadi semakin cerewet..." katanya dengan mulut yang mengeluarkan remah-remah cemilan yang sedang di kunyah nya
"Saya cerewet, karena tuan selalu mengingkari janji anda untuk yang satu ini!" geram butler meremas tangannya sendiri
"Selamat sore nyonya!" sapa kesatria yang selalu menemani Philips di sampingnya
"Istriku! Bagaimana kondisi tubuhmu? Apakah kamu ingin pergi jalan-jalan?" Katanya sambil membersihkan mulut dan tangan dari remah-remah cemilan
"Kepala butler! Singkirkan semua karung-karung makanan itu.. Bagikan saja kepada rakyat jelata! Dan anda, mari kita bicara sebentar!" Kataku segera melangkah menuju sebuah ruangan yang entah kenapa terasa familiar
"Ada apa istriku?" tanya nya heran saat kami sudah ada di sebuah ruangan yang ternyata ruang tamu yang di bagian lain kediaman ini
"Saya dengar anda akan berpartisipasi dalam perang kekaisaran kali ini?"
"Maaf, aku tidak sempat bilang padamu istriku... Aku pikir lebih baik kau tidak usah tau mengenai masalah kecil seperti ini!"
"Apakah anda bercanda? Bagaimana bisa anda ikut berpartisipasi dalam perang dengan kondisi tubuh yang seperti ini... Apakah anda ingin membuat saya menjadi seorang janda?" geramku karena melihat lemak di perutnya yang bergoyang akibat gerakan kecil tubuhnya
"I,istriku... Ku pikir kau tidak akan peduli walaupun aku mati digigit anjing sekalipun, tapi ternyata..." katanya dengan wajah terharu
"Berhentilah bersikap kekanak-kanakan..."
"Maafkan aku istriku, tetapi aku bersikap seperti ini hanya padamu..."
"Maka dari itu berhentilah... Dan mulai sekarang saya akan mengurus semua yang akan anda makan, karena biar bagaimanapun anda harus menurunkan berat badan dan harus sangat diharuskan untuk memusnahkan lemak-lemak itu."
"I,istriku... Aku berjanji akan kembali dengan selamat..."
"Siapa juga yang mengijinkan anda ikut perang... Anda kan bisa mengirimkan selusin kesatria dan pembunuh bayaran sebagai ganti keikutsertaan anda dalam perang... Walaupun anda berhasil diet dalam 3 bulan ini, tetap saja mustahil untuk selamat dalam perang" aku semakin geram dengan lemaknya yang semakin bergoyang-goyang akibat tubuhnya yang bergetar menahan haru
"Baiklah, aku akan mendengarkan apa yang di katakan oleh istriku!"
"Hahhh... Anda membuat saya tidak yakin..."
"Apapun yang istriku perintahkan akan ku turuti dengan mempertaruhkan nyawanya ini!" katanya berlagak ala sumpah kesatria
"Kalau begitu, diet ini akan di mulai dari sekarang..."
Sebelum aku memaki lemak yang ada di tubuhnya itu, aku segera mengakhiri pembicaraan singkat ini. Di luar ruangan ternyata kepala butler dan para pelayan terciduk sedang menguping pembicaraan barusan olehku saat membuka pintu, dan telinga mereka semua menempel di pintu.
"Sepertinya akhir-akhir ini aku bersikap terlalu lembut, sehingga kalian mulai berani menguping pembicaraan majikan kalian!"
"Pengawal! Potong telinga mereka yang..."
"Berhenti... Hah! Potong telinga kata anda?" Aku menatap para pelayan yang segera berlutut "Berikan saja hukuman yang tidak menumpahkan darah untuk mereka... Dan untuk kepala butler, aku sendiri yang akan menentukan hukuman mu, ikuti aku!"
"Terimakasih banyak nyonya!" semua pelayan yang menguping barusan bersujud sebagai ketulusan rasa terimakasih
"Dan berhentilah bersujud setiap kali meminta maaf ataupun berterimakasih, karena aku bukan Tuhan kalian!" kataku tegas karena kebiasaan bersujud ini terjadi karena sikap Alexa yang dulu
Philips yang penasaran dengan apa yang ingin kulakukan pada kepala butler, mengikuti kami kembali ke dalam ruangan. Dia duduk diam di bagian ujung sofa, niatnya hendak sambil memakan cemilan di atas meja, tapi segera kutarik cemilan itu sebelum habis di lahapnya.
"Hukuman untukmu adalah Kau harus membantuku menurunkan berat badan tuan Duke dalam waktu 3 bulan, oh tidak 2 bulan tubuh itu sudah harus sesuai dengan yang kuinginkan... Kalau jelek minimal tidak berlemak banyak begitulah kan bisa!" gumamku lirih di kalimat akhir
"Ya? Maksud nyonya saya harus membantu tuan menurunkan berat badan?" tanya kepala butler dengan tatapan tidak yakin setelah melirik ke arah Philips
Aku sangat mengerti dengan tatapan serta rasa tidak percaya diri dari kepala butler ini, tapi walaupun hal itu mustahil, setidaknya aku harus berusaha. Turun setengah nya saja dari bobot berat badannya saat ini, aku sudah bisa bernafas lega, walaupun harapannya sangatlah kecil untuk hal itu terjadi.
"Istriku aku pasti bisa memenuhi harapanmu itu!"
"Baiklah, kalau begitu rencana ini dimulai dari sekarang... Kepala butler, jangan sediakan cemilan apapun mulai hari ini kepada tuan Duke."
"Baik nyonya!"
"Ta,tapi bukankah itu terlalu kejam... Baiklah aku akan menuruti apa kata istriku!"
"Dan untuk sarapan, makan siang dan makan malam, sediakan saja makanan yang sehat seperti sayur-sayuran, untuk sementara ini tuan Duke dilarang memakan segala macam masakan daging... Dan tolong perhatikan teh yang di minum tuan Duke, laporkan semua hal jika tuan Duke diam-diam melakukan kecurangan..."
"Baik nyonya!"
"Dan bersiaplah, karena rencana kali ini akan menguras banyak tenaga dan energi anda tuan Duke, saya harap anda tidak akan sakit"
Setelah semua persiapan diet tuan Duke tersusun rapi dalam catatan kepala butler, rapat pun di akhiri. Karena sudah malam aku kembali ke kamar untuk istirahat lagi sambil menunggu waktu makan malam. Sambil menunggu waktu makan malam, aku kembali melanjutkan sulaman pada kain yang baru sepertiganya terbentuk. Sulaman tangan yang di buat oleh Alexa sebelum jiwanya kugantikan ini, memiliki motif abstrak seperti seekor binatang, tapi aku tidak memahami binatang apa yang ada di kain ini.
Dengan ingatan dan keahlian asli tubuh ini, aku mengreasikan sedikit gambar pola yang ada dengan sulaman ala-ala diriku. Tapi anehnya setelah semakin kesini kenapa malah terlihat seperti bentuk wajah babi. Apa karena gara-gara pikiran ku saat ini terus memikirkan lemak di tubuh Philips hingga pikiranku terkontaminasi oleh babi.
"Nyonya! Makan malam Anda sudah siap!" kata Betna sambil mendorong kereta makanan masuk ke dalam kamar
"Bagaimana dengan menu makan malam tuan Duke hari ini?"
"Dari yang saya dengar, katanya tuan Duke hanya menyentuh sedikit makanan di piring..."
"Apa yang tuan Duke makan?"
"Sayuran nyonya!"
Hari ini aku juga hanya sedikit menyentuh makan malam, karena kepalaku masih kepikiran lemak di tubuh babi, maksudnya Philips. Berbicara mengenai perang yang harus di ikuti Philips kali ini adalah, perang yang terjadi akibat pemberontakan kerajaan kecil yang telah di taklukkan kekaisaran. Di perang kali ini juga dalam novel aslinya akan ada sedikit drama tentang kisah cinta tentang para tokoh utama.
Dimana tokoh utama dalam novel ini adalah seorang wanita dari keluarga bangsawan Baron dengan seorang grand Duke termuda di kekaisaran yang di juluki pedang kematian. Dimana di setiap kisah romantis pasti ada orang ketiga, dan kebetulan orang ketiga yang menyukai tokoh utama wanita nya adalah pangeran di kekaisaran ini.
Dan aku sebagai salah satu tokoh antagonis di dalam novel, tentu saja mengenal semua penjahat di novel. Sedangkan tokoh jahat lainnya hanya mengenal sekilas, karena para tokoh antagonis hanya diciptakan untuk mempermanis jalan asmara para tokoh utama. Entah itu mau di dunia novel atau di dunia nyata, yang jelas di mana ada aku maka di situlah aku berperan sebagai pemeran utama bagi diriku sendiri.
Saat ini pihak kekaisaran dengan kerajaan kecil itu sedang berdiskusi dengan cara damai, mencoba untuk mempertimbangkan beberapa hal sebelum memulai perang. Perang di novel ini harus terjadi bagaimanapun alasannya, karena jika tidak maka Cerita dari alur novel asli akan berantakan. Di setiap kali ada bagian novel yang berantakan ada loop yang tidak terduga terjadi, Walaupun saat ini pihak kekaisaran masih bersiap-siap akan segala macam bentuk bahaya yang mengancam.
Aku menargetkan dalam waktu 2 bulan Philips sudah harus menurunkan berat badannya, bukan tanpa alasan. Tapi karena berpatokan pada cerita asli di novel yang akan terjadi perpecahan perang secara tidak terduga 3 bulan yang akan datang, dan sial nya Philips yang bertubuh gemuk ini akan berpartisipasi dalam perang. Hingga berakhir dengan kondisi tragis, karena ia pulang dengan tangan yang hanya tersisa satu, serta tubuhnya yang walaupun menjadi kurus tapi di penuhi oleh luka tebasan pedang dan panahan musuh.
Yang awalnya memang sudah jelek, sejak pulang dari perang walaupun menang wajahnya di gambarkan menjadi semakin jelek dan sikapnya yang bertambah kasar, semenjak kembali dari perang. Tapi anehnya ia masih saja bucin dengan Alexa yang saat itu sudah jelas-jelas selingkuh dan mengkhianati pernikahan mereka. Philips memang di gambarkan sebagai suami bucin di seluruh kekaisaran selain di kenal sebagai Duke paling kaya.
"Nyonya!" Panggil Betna saat halaman buku terakhir kubalik
"Ada apa?"
"Tuan muda Nails... Beliau meminta ijin untuk bertemu dengan anda"
Nails adalah Tuan muda yang pernah di kencani oleh Alexa beberapa bulan yang lalu. Saat itu Alexa telah mengakhiri hubungannya dengan tuan muda nails yang merupakan putra kedua Count Pilgub. Count Pilgub adalah sahabat dari ayahnya Alexa sendiri, tapi hubungan persahabatan keduanya hanya terjadi antara para orang tua.
"Apakah dia memberitahu tujuan kedatangannya kemari selain ingin bertemu denganku?"
"Tidak nyonya, tuan muda Nails hanya mengatakan jika beliau ingin bertemu dengan anda"
"Antar kan aku ke tempatnya sekarang"
Walaupun sebenarnya aku malas untuk bertemu dengan tuan muda Nails ini, tapi aku juga sedikit penasaran dengan wajah dari mantan kekasih Alexa satu ini. Karena di dalam novel sendiri hanya ada sedikit deskripsi tentang Nails, perannya memang sedikit banyak mempengaruhi alur cerita di novel.
Betna membawaku ke ruang tamu utama di kediaman ini, yang sepertinya sedang terjadi perselisihan kecil antara tuan muda Nails dengan seorang kesatria yang terlihat tidak asing. Setelah jarak di antara kami lumayan dekat, baru aku tau jika kesatria yang sedang berdebat dengan Nails di sana adalah salah satu kesatria yang sempat juga berhubungan dengan Alexa, dalam artian hanya sebagai pelarian dari kekesalan karena merasa tertekan melihat wajah Philips.
Wajah tuan muda Nails menurutku lumayan enak di pandang, karena tampilannya yang manis dan terasa segar. Tidak kalah dengan tampilan keren dan gagah kesatria yang sedang menahan kekesalan menghadapi tuan muda Nails yang bersikap sombong dan arogan.
"Nyonya duchess" sapa pelayan yang terlihat khawatir dengan situasi sekarang di antara keduanya
"Duchess Alexa" Panggil Nails yang segera mengalihkan perhatiannya padaku
"Saya akan menyiapkan teh dan camilan" kata Betna meninggalkan ruang tamu dengan para pelayan lainnya dan menyisakan kami berdua
"Alexa... Aku tau jika kedatangan ku kemari tidak sopan, tapi aku merindukanmu..."
Aku mengangkat tangan memintanya berhenti membual "Sebelum anda saya permalukan, lebih baik anda segera pergi dari sini" aku mengatakannya dengan senyum khas seorang Alexa
"Ta,tapi..."
"Dan ingat, anda tidak bisa bersikap lebih kurang ajar lagi mulai sekarang, saya adalah seorang Duchess yang sudah bersuami... Jika anda tidak menginginkan gosip tentang kebusukan tuan muda tersebar, maka perbaikilah panggilan tuan muda untuk saya!" kataku dengan tegas
Nails terdiam seperti sedang di sudutkan oleh kata-kata tegasku barusan "..." Nail membuka mulutnya hendak angkat bicara
"Pengawal! Antarkan tamu tidak di undang ini keluar!" kataku dengan lebih ketus dan berbalik meninggalkan ruang tamu
Nails yang tidak terima diusir sebelum sempat melakukan apa-apa, sempat memberontak saat para pengawal bersikeras menyeretnya keluar kediaman. Tapi berhubung dia masih memikirkan martabat bangsawan yang ada dalam darahnya, ia bersikap kooperatif dengan melangkah sendiri keluar dari kediaman. Kuharap dengan ini, Nails tidak mencari ataupun mencoba merekayasa sebuah ketidaksengajaan untuk bertemu denganku nantinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!